MODUL 2
GEOREFERENSI
Tanggal : 24 September 2018
1. Pendahuluan
1.1 Tujuan Praktikum
• Praktikan dapat melakukan georeferensi pada suatu peta dengan metode add control point
• Praktikan dapat melakukan georeferensi pada suatu peta dengan metode mencocokan
tanda alam
Sistem referensi koordinat adalah sistem (termasuk teori, konsep, deskripsi fisis
serta standard dan parameter) yang digunakan dalam pendefinisian koordinat dari suatu
atau beberapa titik dalam ruang (Abidin, HA 2001). Pada umumnya, di Indonesia ada
dua jenis sistem koordinat yang lazim digunakan yakni Sistem Koordinat Geografis
(Geographic Coordinate System), dan UTM (Universal Transverse Mercator). Kedua
sistem koordinat tersebut menggunakan datum global WGS (World Geodetic System)
84. Datum global merupakan salah satu pendekatan dalam membuat permukaan bumi
mendekati ellips esempurna. Dalam kenyataannya, bumi kita ini tidaklah berbentuk
ellipse secara utuh. Oleh karena itu, diperlukan beragam pendekatan untuk membuat
permukaan bola bumi (titik ketinggian nol) mendekati ellipse supaya sistem koordinat
bisa diterapkan.
• Georeferensi
Georeferensi merupakan cara untuk memperoleh posisi koordinat yang tepat di perukaan
bumi dari data raster (Baca Pengertian Data Raster) dengan mengisi secara manual koordinat-
koordinat yang terdapat pada peta yang di Georeferensi. Data raster sendiri dapat diperoleh dari
BRAINY SIMBOLON (15115096) GD4101 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS KE-2
foto udara, citra satelit dan peta hasil scanning. Proses Georeferensi sendiri biasanya dilakukan
dari data raster yaitu peta hasil scanning. Terdapat dua cara dalam proses Georeferencing di
ArcGIS, yang pertama dengan menempatkan titik control pada suatu garis perpotongan lintang
dan bujur kemudian untuk memasukan nilai koordinatnya, klik kanan pada titik control tersebut,
lalu pilih input X and Y atau Input DMS of Lon and Lat. Akan tetapi cara tersebut cenderung
akan menghasilkan RMS Error yang cukup besar, tergantung dari tingkat ketelitian saat
menempatkan titik control. Kemudian cara yang kedua adalah dengan menempatkan titik control
pada peta kemudian memasukan nilai koordinat titik control tersebut dengan menggunakan titik
acuan yang sebelumnya telah di buat. Cara ini lebih mudah dari cara yang pertama, dan hasil
RMS Error akan lebih kecil.
BRAINY SIMBOLON (15115096) GD4101 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS KE-2
2. Pembahasan
2.1 Langkah Kerja
Dengan memasukkan nilai titik koordinat control
• Buka aplikasi ArcMap, lalu klik add data, pilih “kertamulya.tif”.
• Selanjutnya ubah sistem referensi menjadi WGS 1984. (Klik kanan pada layers
properties).
• Kemudian tambahkan 4 titik control yang tersebar di keempat sisi peta beserta
koordinatnya. Selanjutnya cek hasilnya melalui Table link.
BRAINY SIMBOLON (15115096) GD4101 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS KE-2
• Setelah dilakukan georeferensi kemudian save data raster tersebut. Klik kanan pada layer
“Kertamulya.tif”DataExport Data. Ganti filename serta output directory yang
diinginkan, sisanya biarkan default. Lalu klik Save.
• Buat project baru pada Arcmap, lalu add data “jabar.jpg” dan “jawabali.ti
f”
• Pada toolbar georeferencing, pilih layer “jabar.jpg” sebagai objek yang akan kita
• Lakukan pencocokan objek tersebut minimal sebanyak 4-5 titik. Lalu lihat
2.2 Analisis
Dalam praktikum kali ini kami melakukan proses georeferensi pada sebuah citra
dengan menggunakan 2 metode. Pada metode pertama yaitu control point, dilakukan
dengan cara menentukan nilai-nilai koordinat peta yang sesuai dengan posisi
sebenarnya dengan memperhatikan jenis koordinat peta yang digunakan.
Selanjutnya pada metode kedua dengan mencocokan objek alam yang sama terhadap
sebuah peta yang koordinatnya sudah dianggap benar. Hal ini dapat menyebabkan
adanya sumber kesalahan seperti kurangnya keakurasian dari koordinat acuan,
dimana errornya akan semakin besar jika nilai skala pada peta besar. Kemudian
sumber kesalahan lainnya adalah disebabkan oleh kesalahan manusia itu sendiri,
BRAINY SIMBOLON (15115096) GD4101 SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS TUGAS KE-2
dimana ketika melakukan penentuan titik yang berhimpit pada perpotongan garis
GRID terjadi kekeliruan atau kurang teliti.
Georeferencing dilakukan bisa dengan 4-5 titik saja karena untuk mengikatkan
peta terhadap sistem referensi tanah atau global. Dimana semakin banyak titik yang
akan diikatkan, maka semakin bagus pula kualitas dari data yang kita peroleh
terhadap nilai koordinat global tersebut.
3. Penutup
Kesimpulan
Daftar Referensi