Anda di halaman 1dari 37

STATISTIK KEPERAWATAN

Statistic Deskriptif

Macam Statistik
untuk analisa
data
Statistik Parametris
Statistik Inferensial
Statistik Non Parametris

A. Statistik Deskriptif
Adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana
adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau
generalisasi. Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian
data melalui tabel, grafik, diagram, modus, mean, median, dan presentase.

B. Statistik Inferensial
Adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan
hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini akan cocok digunakan bila
sampel diambil dari populasi yang jelas, dan teknik pengambilan sampling
diambil secara random. Contohnya seperti Uji T, Uji Chi Square, Uji
Wilcoxon, Uji Mann Whitney, Spearman rank.

1) Statistik Non-Parametris
Statistik ini digunakan pada skala ordinal dan nominal, data sampel tidak
berdistribusi normal (jika datanya interval atau rasio).

a) UJI CHI SQUARE


Chi square adalah salah satu uji komparatif dan uji hubungan non
parametrik yang dilakukan pada 2 variabel. Jika uji hubungan klik
Contigency Coefficient. Kedua variabel adalah NOMINAL.
Pengambilan Keputusan

Page 1 of 37
a. Jika nilai Asymp. Sig. < 0,05 , maka terdapat hubungan yang
signifikan antara baris dan kolom.
b. Jika nilai Asymp. Sig. > 0,05 , maka tidak terdapat hubungan
yang signifikan antara baris dan kolom.

Soal 1:
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan
antara pemberian makanan tambahan dini dengan pertumbuhan
berat badan bayi di Puskesmas YY. Untuk itu dipilih responden
bayi usia 4 bulan dan ibu bayi. Ibu bayi diberi kuesioner dan bayi
ditimbang berat badannya. Adapun variable dalam penelitian ini
a. Pemberian makanan tambahan
Kategori :
 Pemberian makanan tambahan dini yaitu bila ibu
memberi makan pada bayi selain ASI dan PASI seperti
makanan lumat sebelum berusia 4 bulan
 Pemberian makanan tambahan sesuai usia yaitu
pemberian makanan selain ASI dan PASI di atas usia 4
bulan
Skala Pengukuran : Nominal

b. Pertumbuhan berat badan bayi


Kategori :
 Pertumbuhan berat badan bayi normal yaitu bila berat
badan bayi berada di garis hijau KMS
 Pertumbuhan berat badan bayi tidak normal yaitu bila
berat badan bayi di atas atau di bawah garis hijau KMS
Skala Pengukuran : Nominal
Data hasil pengukurann terhadap ibu dan bayi dapat
dilihat pada Tabel 1.
Kode Pemberian makanan tambahan
1 = Pemberian makanan tambahan dini

Page 2 of 37
0 = Pemberian makanan tambahan sesuai usia
Kode Pertumbuhan berat badan bayi
1 = Pertumbuhan berat badan bayi normal
2 = Pertumbuhan berat badan bayi tidak normal
Tabel 1.
Data Responden Ibu dan Bayi di Puskesmas YY
Jenis Pendidikan Pemberian Pemberian
Usia Pertumbuhan
No Kelamin Terakir ASI makanan
Ibu BB bayi
bayi Ibu ekslusif terlalu dini
1 L 29 SMA Tidak ASI Sesuai umur Tidak Normal
2 L 22 SMP ASI Sesuai umur Normal
3 L 24 SMA Tidak ASI Sesuai umur Tidak Normal
4 L 21 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
5 L 28 PT Tidak ASI Dini Tidak Normal
6 L 28 PT ASI Dini Normal
7 L 26 PT Tidak ASI Sesuai umur Normal
8 L 25 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
9 L 22 SMA Tidak ASI Sesuai umur Tidak Normal
10 L 29 PT ASI Sesuai umur Normal
11 L 32 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
12 L 28 SMA Tidak ASI Sesuai umur Normal
13 L 27 PT Tidak ASI Dini Normal
14 L 27 PT Tidak ASI Dini Tidak Normal
15 L 26 SMA ASI Sesuai umur Normal
16 L 23 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
17 L 24 SMA Tidak ASI Sesuai umur Normal
18 P 23 SMP ASI Dini Tidak Normal
19 P 35 PT Tidak ASI Sesuai umur Tidak Normal
20 P 24 PT Tidak ASI Sesuai umur Normal
21 P 29 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
22 P 22 SMA Tidak ASI Dini Normal

Page 3 of 37
23 P 32 PT ASI Sesuai umur Normal
24 P 20 SMA Tidak ASI Sesuai umur Normal
25 P 27 PT Tidak ASI Dini Tidak Normal
26 P 27 SMP Tidak ASI Dini Tidak Normal
27 P 38 SMA Tidak ASI Sesuai umur Normal
28 P 28 SMA Tidak ASI Dini Tidak Normal
29 P 25 SMA ASI Sesuai umur Normal
30 P 27 PT Tidak ASI Dini Tidak Normal

Berdasarkan data yan telah diperoleh pada Tabel 1, terdapat langkah-


langkah sebagai berikut :

1) Uji Statistik Deskriptif


 Pilih Analyze Descriptive Statistics Frequencies.

 Lalu masukkan variabel ke tabel variable(s). Klik Statistics,


ceklist Mean, Median, Minimum, dan Maximum,
kemudian klik Continue dan klik OK.

Page 4 of 37
 Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, maka
diperoleh hasil output dibawah ini :

Page 5 of 37
KESIMPULAN DESKRIPTIF CHI SQUARE :

Berdasakan output SPSS diketahui bahwa sebagian


besar responden memiliki bayi laki-laki sebanyak 56,7%,
dan rata-rata umur Ibu yang menjadi responden adalah 27
tahun. Selain itu dapat diketahui juga pendidikan terakhir
ibu adalah rata-rata SMA dengan persentase sebanyak 53%.

Page 6 of 37
Selanjutnya dapat dilihat bahwa rata-rata ibu yang
memberikan ASI kepada bayi hanya sekitar 23,3% kepada
bayi.

2) Statistik Inferensial (UJI CHI SQUARE)


 Pilih Analyze Descriptive Statistics Crosstabs

 Setelah itu, pindahkan 1 variabel ke row dan lainnya ke


column.
 Klik statistics Chi Square & Contigency Coefficient
Continue.
 Klik OK

Page 7 of 37
 Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, maka
diperoleh hasil output dibawah ini :

Page 8 of 37
KESIMPULAN INFERENSIAL CHI SQUARE :
 Dari hasil analisa data dapat diketahui bahwa 15 bayi
yang mendapatkan makanan tambahan dini, ada 12
bayi (40%) diantaranya mengalami pertumbuhan BB
tidak normal. Sedangkan dari 15 bayi yang mendapat
makanan tambahan sesuai usia ada 4 bayi (13,3%)
yang mengalami pertumbuhan badan tidak normal.
Sehinga dapat diketahui bahwa pemberian makanan
tambahan dini berhubungan dengan pertumbuhan BB
bayi di Puskesmas YY.
 Dari perhitungan SPSS diperoleh sig. = 0,003 < 0,05 ,
maka terdapat hubungan antara pemberian makanan
terlalu dini dengan pertumbuhan BB bayi di Puskesmas
YY.
 Pemberian makanan terlalu dini berhubungan dengan
pertumbuhan BB bayi di Puskesmas YY dengan
KORELASI KUAT dengan r = 0, 471.

Page 9 of 37
b) UJI SPEARMAN RANK
Korelasi spearman rank digunakan untuk mencari hubungan atau
untuk menguji signiikan hipotesis asosiatif bila masing-masing
variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal. Tujuannya 1) melihat
tingkat kekuatan hubungan 2 variabel, 2) melihat arah ubungan 2
variabel, 3) melihat apakah hubungan tersebut tentang signifikan
atau tidak.

Pengambilan Keputusan
a. Jika Sig. (2-tailed) < 0,05 , maka ada hubungan yang
signifikan antar variabel.
b. Jika Sig. (2-tailed) > 0,05 , maka tidak ada hubungan yang
signifikan antar variabel.

Soal 2 :
Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio dengan tingkat
kecemasan pasca imunisasi polio pada anak di Posyandu DD
tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang
mempunyai Balita yang berada di Posyandu DD sebanyak 130
orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik Simple
Random Sampling dan diperoleh sampel sebanyak 37 orang.
Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Pertama,
kuesioner tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi polio yang
dibuat oleh peneliti berdasarkan teori imunisasi polio. Kedua,
kuesioner tingkat kecemasan ibu pasca imunisasi polio, dan
diperoleh data pada Tabel 2.

Page 10 of 37
Tabel 2
Data Ibu di Posyandu DD yang menjadi Sampel Penelitian
Umur Jumlah Tingkat Tingkat
No
(tahun) anak kecemasan pengetahuan
1 21 1 Rendah Rendah
2 25 1 Rendah Rendah
3 26 1 Sedang Sedang
4 21 1 Sedang Rendah
5 30 3 Rendah Tinggi
6 22 1 Rendah Tinggi
7 19 1 Sedang Sedang
8 23 1 Sedang Sedang
9 36 4 Rendah Sedang
10 32 3 Rendah Tinggi
11 21 1 Rendah Tinggi
12 20 1 Rendah Sedang
13 29 2 Sedang Rendah
14 23 2 Rendah Tinggi
15 35 3 Sedang Sedang
16 24 1 Sedang Sedang
17 32 3 Rendah Tinggi
18 26 2 Sedang Sedang
19 28 2 Rendah Sedang
20 23 1 Sedang Sedang
21 29 1 Rendah Tinggi
22 30 1 Sedang Sedang
23 38 4 Rendah Tinggi
24 25 1 Rendah Tinggi
25 20 1 Rendah Tinggi
26 23 1 Rendah Tinggi
27 24 1 Sedang Rendah

Page 11 of 37
28 20 1 Rendah Tinggi
29 22 1 Rendah Tinggi
30 27 2 Sedang Rendah
31 24 1 Rendah Tinggi
32 28 2 Rendah Tinggi
33 25 1 Rendah Tinggi
34 22 1 Sedang Sedang
35 35 2 Tinggi Rendah
36 32 3 Sedang Rendah
37 24 1 Sedang Tinggi

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 2, terdapat langkah-


langkah sebagai berikut :

1) Uji Statistik Deskriptif


 Pilih Analyze Descriptive Statistics
Frequencies.

Page 12 of 37
 Lalu masukkan variabel ke tabel variable(s). Kemudian
ceklist Mean, Median, Maximum, dan Minimum,
kemudian klik Continue dan klik OK.

 Setelah melakukan langkah-langkah tersebut, maka


diperoleh hasil output dibawah ini :

Page 13 of 37
KESIMPULAN DESKRIPTIF SPEARMAN RANK :
Berdasarkan output SPSS diketahui bahwa sebagian besar
resonden memiliki 1 anak sebanyak 23 orang dan rata-rata
umur ibu yang menjadi responden adalah 23 tahun dan 24
tahun. Selain itu, dari output SPSS dapat dilihat juga bahwa
sebagian rata-rata tingkat pengetahuan ibu tentang
imunisasi polio berada pada stase tinggi dengan persentase
sebanyak 45,9% yang mana tingkat kecemasan ibu pasca

Page 14 of 37
imunisasi polio pada anak berada di stase rendah dengan
persentase sebanyak 56,8%.

2) Statistik Inferensial (Uji Spearman Rank)


 Pilih Analyze Correlate Bivariate.

 Kemudian pindahkan variabel ke kolom variables, lalu


ceklist Spearman dan klik OK.

Page 15 of 37
 Setelah melakukan langkah-langkah diatas, maka
diperoleh hasil output SPSS dibawah ini :

KESIMPULAN INFERENSIAL SPEARMAN RANK :

 Dari hasil analisa data dapat diketahui bahwa 37 ibu


yang melakukan imunisasi polio pada anak, ada 16 ibu
yang tidak cemas pasca imunisasi polio dengan tingkat
pengetahuan yang tinggi
 Dari perhitungan SPSS diperoleh sig. = 0,000 < 0,05 ,
maka ada hubungan antara tingkat pengetauan ibu
tentang imunisasi polio dengan tingkat kecemasan ibu
pasca imunisasi polio pada anak di Posyandu tahun
2017.

Page 16 of 37
c) WILCOXON (Uji Tanda)
Digunakan untuk menganalisis DATA BERPASANGAN karena
adanya dua perlakuan yang berbeda. Wilcoxon digunakan bila
DATA TIDAK BERDISTRIBUSI NORMAL. Selain itu uji
wilcoxon digunakan pada data skala ORDINAL (dengan data
berpasangan).

Pengambilan Keputusan
a. Jika nilai Sig. < 0,05 , maka H0 diterima H1 ditolak.
b. Jika nilai Sig. > 0,05 , maka H0 ditolak H1 diterima.

Soal 3 :
Seorang peneliti ingin mengetahui apakah terdapat pengaruh
senam lansia terhadap kadar gula darah pada Lansia di BPLU QQ.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah pre-post one group
test. Pengambilan darah dilakukan sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan senam lansia. Responden berjumlah 18 orang
yang diberikan perlakuan berupa senam lansia secara rutin 3 kali
dalam 1 minggu. Data mengenai kadar gula responden dapat
dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3
Data Pre-Post Kadar Gula Responden
No Pre Post
1 Hipoglikemik Hiperglikemik
2 Hipoglikemik Normal
3 Hipoglikemik Normal
4 Normal Normal
5 Normal Hiperglikemik
6 Normal Hiperglikemik
7 Normal Normal
8 Hiperglikemik Normal

Page 17 of 37
9 Hiperglikemik Hiperglikemik
10 Hiperglikemik Hiperglikemik
11 Hiperglikemik Hiperglikemik
12 Hiperglikemik Hiperglikemik
13 Hiperglikemik Hiperglikemik
14 Hiperglikemik Hiperglikemik
15 Hiperglikemik Hiperglikemik
16 Hiperglikemik Hiperglikemik
17 Hiperglikemik Hiperglikemik

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 3, terdapat langkah-


langkah sebagai berikut :

 Pilih Analyze Nonparametric test Legacy


Dialog 2 Related Samples

 Pindahkan kedua variabel hasil ke kolom test paired list


Wilcoxon
 Pilih Option Descriptive Continue
 Klik OK

Page 18 of 37
 Setelah melakukan langkah-langkah diatas, maka
diperoleh hasil output SPSS dibawah ini :

Page 19 of 37
KESIMPULAN INFERENSIAL WILCOXON :
Hipotesis penelitian :

H0 = tidak ada pengaruh senam lansia terhadap kadar gula


darah pada lansia

H1 = ada pengaruh senam lansia terhadap kadar gula darah


pada lansia

Dalam hasil output SPSS diperoleh P = 0,096 > 0,05 , maka


H0 diterima artinya tidak ada pengaruh senam lansia
terhadap kadar gula darah pada lansia di BPLU QQ.

d) MANN WHITNEY (UJI U)


Uji ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan dua sampel yang
tidak berhubungan atau berpasangan satu sama lain. Data skala yang
digunakan adalah Nominal dan Ordinal.

Pengambilan Keputusan
a. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) < 0,05 maka terdapat
perbedaan yang signifikan antar variabel.
b. Jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) > 0,05 maka tidak terdapat
perbedaan yang signifikan antar variabel.

Soal 4 :
Peneliti ingin mengetahui perbedaan pemberian ASI ekslusif dan
ASI non Ekslusif dengan perubahan berat badan bayi di
puskesmas RR. Untuk itu peneliti mengambil sampel dengan
teknik total sampling, dimana jumlah populasi sama dengan
jumlah sampel, yaitu sebanyak 38 orang. Pengumpulan data

Page 20 of 37
menggunakan lembar observasi dan KMS. Data responden dapat
dilihat pada Tabel 4 :
Tabel 4
Data bayi yang menjadi Responden
Usia Pemberian Perubahan
No Jenis Kelamin
(bulan) ASI Berat badan
1 Laki-laki 2 Non Ekslusif Gizi lebih
2 Laki-laki 6 Non Ekslusif Gizi baik
3 Laki-laki 6 Non Ekslusif Gizi baik
4 Laki-laki 5 Non Ekslusif Gizi baik
5 Laki-laki 4 Ekslusif Gizi kurang
6 Laki-laki 5 Ekslusif Gizi baik
7 Laki-laki 6 Non Ekslusif Gizi baik
8 Laki-laki 2 Non Ekslusif Gizi lebih
9 Laki-laki 3 Ekslusif Gizi kurang
10 Laki-laki 6 Non Ekslusif Gizi baik
11 Laki-laki 5 Ekslusif Gizi baik
12 Laki-laki 4 Non Ekslusif Gizi baik
13 Laki-laki 4 Ekslusif Gizi kurang
14 Laki-laki 4 Non Ekslusif Gizi baik
15 Laki-laki 3 Ekslusif Gizi baik
16 Laki-laki 6 Ekslusif Gizi baik
17 Laki-laki 6 Ekslusif Gizi baik
18 Laki-laki 5 Non Ekslusif Gizi baik
19 Perempuan 2 Non Ekslusif Gizi baik
20 Perempuan 3 Non Ekslusif Gizi lebih
21 Perempuan 3 Ekslusif Gizi kurang
22 Perempuan 3 Ekslusif Gizi baik
23 Perempuan 3 Non Ekslusif Gizi baik
24 Perempuan 4 Non Ekslusif Gizi baik
25 Perempuan 4 Ekslusif Gizi baik
26 Perempuan 4 Non Ekslusif Gizi baik

Page 21 of 37
27 Perempuan 5 Ekslusif Gizi kurang
28 Perempuan 6 Non Ekslusif Gizi baik
29 Perempuan 2 Non Ekslusif Gizi baik
30 Perempuan 3 Non Ekslusif Gizi baik
31 Perempuan 1 Ekslusif Gizi baik
32 Perempuan 3 Non Ekslusif Gizi lebih
33 Perempuan 1 Ekslusif Gizi baik
34 Perempuan 2 Non Ekslusif Gizi lebih
35 Perempuan 4 Non Ekslusif Gizi lebih
36 Perempuan 1 Non Ekslusif Gizi lebih
37 Perempuan 5 Non Ekslusif Gizi lebih
38 Perempuan 5 Ekslusif Gizi kurang

Kode pemberian ASI : 1 = ASI ekslusif, 0 = Non Ekslusif


Kode perubahan BB : 1 = Gizi kurang, 2 = Gizi baik, 3 = Gizi
lebih

Berdasarkan data yang diperoleh pada tabel 4, terdapat langkah-


langkah sebagai berikut :

 Pilih Analyze Nonparametric test Legacy


dialogs 2 Independent Samples

Page 22 of 37
 Pindahkan perubahan BB ke kolom Test Variable List dan
pindahkan Pemberian ASI ke grouping variabel.
 Klik Define Group Ketik 0 pada grup 1 dan 1 pada
grup 2 Klik Continue
 Klik Options Descriptive Continue
 Pilih Mann Whitney U pada test type Klik OK

Page 23 of 37
 Setelah melakukan langkah-langkah diatas, maka
diperoleh hasil output SPSS dibawah ini :

KESIMPULAN INFERENSIAL MANN WHITNEY :


Dari hasil output SPSS yang diperoleh Asymp. Sig.(2-
tailed) = 0,000 < 0,05, maka terdapat perbedaan antara
pemberian ASI Ekslusif dan ASI non Ekslusif dengan
perubahan BB Bayi di Puskesmas RR.

2) Statistik Parametris
Statistik parametris memerlukan terpenuhi banyak asumsi. Asumsi yang
utama adalah data yang akan dianalisis harus berdistribusi normal.
Selanjutnya dalam penggunaan salah satu test mengharuskan data dua
kelompok atau lebih yang diuji harus homogen.

Page 24 of 37
a) UJI T BERPASANGAN
Adalah salah satu pengujian hipotesis dimana data yang digunakan
tidak bebas. Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang
berpasangan adalah objek penelitian dikenai 2 buah perlakuan yang
berbeda. Walaupun menggunakan objek penelitian yang sama,
peneliti tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari
perlakuan pertama dan data dari perlakuan kedua. Sering dikenal
untuk rancangan PRE-TEST.

Syarat uji t berpasangan adalah :


 Data berdistribusi normal
 Skala data interval/rasio
 Sampel diambil secara random.

Paired T test lebih ditujukan untuk menguji efektifitas suatu


perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang diinginkan.

Pengambilan Keputusan
a. Jika P atau Sig. < α = maka H0 ditolak/ H1 diterima
b. Jika P atau Sig. > α = maka H0 diterima/H1 ditolak

Soal 5 :
Peneliti meneliti meneliti apakah terdapat perbedaan kadar gula
darah sebelum dan sesudah senam diabetes pada pasien diabetes
mellitus tipe 2 di RS KK. Desain eksperimen yang digunakan
adalah the Pretest-Postest design tanpa grup control. Responden
diberikan pretest berupa dilakukan pengukuran gula darah dengan
menggunakan glucometer sebelum dilakukan senam. Kemudian
responden melalukan senam diabetes yang dipimpin oleh
instruktur senam. Senam diabetes dilakukan seminggu sekali
selama 3 minggu. Selanjutnya, dilakukan pengukuran gula darah.
Instrument penelitian yang digunakan adalah lembar observasi

Page 25 of 37
yang digunakan untuk mencatat hasil pengukuran gula darah
sebelum dan sesudah dilakukan senam diabetes. Hasil
pengukuran gula darah sebelum dan seudah senam dapat dilihat
pada Tabel 5.
Tabel 5
Data Responden di RS KK yang menjadi sampel penelitian
Usia Jenis Kadar Kadar
No Tipe DM
(tahun) Kelamin Gula Pre Gula Post
1 72 Laki-laki DM tipe 2 244 208
2 61 Laki-laki DM tipe 2 182 143
3 62 Perempuan DM tipe 2 232 214
4 63 Perempuan DM tipe 2 198 208
5 49 Perempuan DM tipe 2 171 237
6 59 Perempuan DM tipe 2 250 208
7 64 Perempuan DM tipe 2 171 130
8 74 Perempuan DM tipe 2 196 190
9 74 Perempuan DM tipe 2 245 182
10 58 Perempuan DM tipe 2 167 161
11 57 Perempuan DM tipe 2 162 143
12 70 Perempuan DM tipe 2 191 180
13 63 Perempuan DM tipe 2 249 208
14 59 Perempuan DM tipe 2 200 197
15 48 Laki-laki DM tipe 2 204 198

Berdasarkan data yang telah diperoleh pada tabel 5, terdapat


langkah-langkah sebagai berikut :
 Pilih Analyze Descriptive Statistics Explore

Page 26 of 37
 Masukkan variabel ke Dependent List
 Klik Statistic Ceklist Descriptive Continue

 Klik Plot Normality Plot with test Continue


 Klik OK

Page 27 of 37
 Setelah dilakukan langkah-langkah diatas, maka diperoleh
hasil output SPSS dibawah ini :

KESIMPULAN UJI NORMALITAS :


Hipotesis Penelitian :

H0 = distribusi data normal


H1 = distribusi data tidak normal

Pvalue sebelum : 0,064 > 0,05 = H0 diterima, data


berdistribusi data normal
Pvalue sesudah : 0,228 > 0,05 = H0 diterima, data
berdistribusi data normal

Page 28 of 37
Karena distribusi kedua data normal, maka uji T
berpasangan terpenuhi.

 Kemudian akan dilanjutkan dengan langkah-langkah Uji T


Berpasangan

 Pilih Analyze Compare Means Paired-Samples T


Test

 Klik kedua variabel Pindahkan kedua variabel ke


kolom paired varaible
 Klik Option, tentuukan confidence interval Continue
 Klik OK

Page 29 of 37
 Setelah dilakukan langkah-langkah diatas, maka diperoleh
hasil output SPSS dibawah ini :

KESIMPULAN UJI T BERPASANGAN:

Hipotesis penelitian Kadar Gula-Senam Diabetes

H0 = tidak terdapat perbedaan kadar gula sebelum dan


sesudah senam diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe
2

Page 30 of 37
H1 = terdapat perbedaan kadar gula sebelum dan sesudah
senam diabetes pada pasien diabetes mellitus tipe 2

Dari output SPSS diperoleh P = 0,048 < 0,05 , maka H1


diterima artinya terdapat perbedaan antara kadar gula
sebelum dan sesudah senam diabetes pada pasien diabetes
mellitus tipe 2 di RS KK.

b) UJI INDEPENDENT T TEST


Uji beda untuk mencari apakah perbedaan nilai rata-rata (mean)
bermakna antara 2 kelompok yang saling bebas. Skala data yang
digunakan adalah interval/rasio.

Syarat uji independent T test :


 Sampel saling bebas
 Skala data rasio/interval
 Data setiap kelompok berdistribusi normal
 Varians antar kelompok homogen.

Contoh :
Seorang peneliti ingin menganalisa perbedaan jus mentimun dan
15 responden kelompok jus tomat. diperoleh data sbb :
Tekanan darah pada kelompok yang mendapat jus mentimun
dengan kelompok yang mendapat jus tomat pada penderita
hipertensi di desa RR.

TD Kel. jus TD Kel. Jus


No. R
mentimun Tomat
1 150 132
2 140 130
3 130 152
4 130 160

Page 31 of 37
5 160 161
6 144 145
7 133 157
8 134 162
9 152 166
10 161 149
11 132 160
12 130 150
13 135 142
14 145 135
15 152 147

Kode 1 = Jus mentimun, 2 = Jus tomat

Berdasarkan data yang telah diperoleh pada tabel diatas,


terdapat langkah-langkah pengujian sebagai berikut :

1. UJI NORMALITAS
 Analyze Statistics Descriptive Explore

Page 32 of 37
 Masukkan Tekanan Darah ke dependent list dan Kel. jus
kedalam factor list
 Klik Plot Normality Plot with tests OK

 Setelah dilakukan langkah-langkah diatas, maka diperoleh


hasil output SPSS dibawah ini :

KESIMPULAN UJI NORMALITAS :

Dari hasil output SPSS diatas dapat diperoleh hasil :

Sig. Kel. Jus Mentimun 0,066 > 0,05, maka data


berdistribusi normal.

Sig. Kel. Jus Tomat 0,373 > 0,05, maka data berdistribusi
normal.

Page 33 of 37
2. UJI HOMOGEN
 Analyze Compare Means Independent-Samples
T test

 Pindahkan Tekanan Darah ke kolom Test Variable(s) dan


Kel. Jus kedalam grouping variable
 Klik Define Group klik 1 pada group 1, klik 2 pada
group 2 Continue
 Klik OK

Page 34 of 37
 Setelah dilakukan langkah-langkah diatas, maka diperoleh
hasil output SPSS dibawah ini :

KESIMPULAN UJI HOMOGEN :


Dari hasil output SPSS diatas, maka diperoleh hasil Sig.
0,095 > 0,05 artinya datanya homogen.

Page 35 of 37
KESIMPULAN UJI INDEPENDENT T TEST :
pada Uji Independent T Test diperoleh hasil output SPSS
Sig. (2-tailed) diperoleh hasil 0, 061 > 0, 05, H0 diterima,
artinya tidak terdapat perbedaan antara Tekanan Darah
pada kelompok yang mendapatkan jus mentimun dan
kelompok jus tomat pada penderita hipertensi di Desa RR.

Page 36 of 37
TENTANG PENULIS

Alvionita, dilahirkan di Pangkalan Bun, tepatnya


di Kecamatan Arut Selatan- Kalimantan Tengah
pada Hari Sabtu tanggal 30 November 1996. Anak
Pertama dari dua bersaudara pasangan dari Amien
& Anik Kadarsih. Penyusun menyelesaikan
pendidikan SD di SDN-1 Sidorejo Kecamatan Arut
Selatan pada tahun 2009. Pada tahun itu juga
penulis melanjutkan Pendidikan Menengah
Pertama di SMP Negeri 2 Arut Selatan, dan tamat
pada tahun 2012, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Atas di SMAN 3
Pangkalan Bun pada tahun 2012 dan selesai pada tahun 2015. Pada tahun 2015
penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi swasta, tepatnya di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Borneo Cendekia Medika Pangkalan Bun pada Program
Studi S1 Keperawatan. Pada saat SMP, penulis mengikuti kegiatan UKS dipercaya
sebagai ketua UKS.Pada saat SMA mengikuti ekstakurikuler PLH(Penyuluhan
Lingkungan Hidup). pada saat menjadi Mahasiswi mengikuti BEM di STIKEes
BCM Pada periode 2016-2018 sebagai Sekretaris Selain itu di HIMA Keperawatan
menjadi Devisi Usaha dan Dana, saat ini penulis masih mengemban ilmu di STIKes
BCM Pangkalan Bun tepatnya masih semester VI.

Page 37 of 37

Anda mungkin juga menyukai