PENDAHULUAN
A. Latar belakan
Tujuan utama dari ilmu olahraga dan aktifitas fisik adalah untuk
memperoleh sebuah pemahaman tentang perilaku. Sejak kepribadian merupakan
sebuah abstraksi atau konstruksi hipotesis dari atau tentang perilaku
(Martens,1975 di dalam buku Foundations of Sport And Exercise Psychology,
edition karangan Weinberg), maka tidaklah mengejutkan bila secara historis
kepribadian merupakan salah satu isu yang paling populer dan secara luas dibahas
dalam psikologi olahraga.
1
media ini (pendidikan). Untuk itu kajian olahraga secara potensial dan aktual
dapat menjadi rujukan yang efektif bagi pembentukan watak kepribadian dan
karakter masyarakat. Di samping itu juga dapat sebagai wahana pengembangan
kualitas SDM yang sehat, mandiri/mampu bekerjasama, bertanggung jawab dan
memiliki sifat kompetitif yang tinggi. Selain itu juga penting dalam
pengembangan identitas, nasionalisme, dan kemandirian bangsa. Olahraga yang
dikelola secara profesional akan mampu mengangkat martabat bangsa dalam
percaturan internasional.
Di dalam olahraga dikenal adanya istilahfair play. Dalam kode fair play
tersebut terkandung makna bahwa setiap penyelenggaraan olahraga harus dijiwai
oleh semangat kejujuran dan tunduk pada tata aturan, baik yang tersurat maupun
tersirat. Setiap pertandingan harus menjunjung tinggi sportivitas, menghormati
keputusan wasit/juri, serta menghargai lawan, baik saat bertanding maupun di luar
arena pertandingan. Kemenangan dalam suatu pertandingan, meski penting, tetapi
ada yang lebih penting lagi, yaitu menampilkan keterampilan terbaik dengan
semangat persahabatan. Lawan bertanding sejatinya adalah juga kawan bermain.
Tidaklah diragukan bahwa pendidikan olahraga adalah wahana yang sangat
ampuh bagi persemaian karakter dan kepribadian anak bangsa apabila
dikembangkan secara sistematis sekaligus merupakan topik yang menarik untuk
di bahas dalam tugas makalah ini.
B. Rumusan masalah
1. Apa Faktor-faktor pembentuk kepribadian dan sikap.
2. Bagimana Teori sikap dalam berolaraga
3. Bagimana perkembangan dan perubahan sikap dalam berolaraga.
C. Tujuan
1. Untuk memahamidefenisi kepribadian dan sikap
2. Untuk mengetahui faktor-faktor pembentuk kepribadian dan sikap
dalam olahraga
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
perbedaan ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, warna mata, rambut,
bentuk badan, serta ciri personal dan sosial.
d. Lingkungan
Situasi dan kondisi di sekitar individu yang memengaruhi proses
sosialisasi dapat dibedakan atas lingkungan alam, lingkungan
kebudayaan, serta lingkungan sosial. Lingkungan alam meliputi
keadaan iklim, tanah, flora, fauna, dan sumber daya di sekitar
individu. Lingkungan kebudayaan meliputi cara hidup masarakat ym
tempat individu itu hidup. Kebudayaan ini mepunyai aspek materiil
(rumah, perlengkapan hidup, dan hasil-hasil teknologi lainnya) dan
aspek nonmateriil (nilai-nilai pandangan hidup dan adat istiadat).
Lingkungan sosial adalah pengaruh manusia lain dan masyarakat di
sekitarnya dan dapat membatasi proses sosialisasi serta memberi
stimulasi terhadap perkembangannya. Kondisi lingkungan tersebut
memang tidak menentukan secara mutlak, tetapi membatasi dan
sosialis memengaruhi proses asi manusia. Selain itu, kita juga
menolak kebenaran determinisme geografi dan determninisme
ekonomi mengenai peranan kondisi geografi dan ekonomis terhadap
proses sosialisasi individu.
e. Motivasi
Motivasi adalah kekuatan-kekuatan dari dalam diri individu yang
menggerakkannya untuk berbuat ses dibedakan menjadi dua yakni
dorongan dan kebutuhan.
1. Dorongan adalah keadaan tidak seimba dal individu karena
am diri pengaruh dari ng dalam dan luar dirinya. Dorongan itu
memengaruhi dan engarahkan perbuatan individu dalam
mencapai adaptasi atau keseimbangan. Pada diri individu
terdapat dorongan makan, minum, dan menghindarkan diri
dari bahaya yang mengancamnya.
2. Kebutuhan adalah dorongan yang telah ditentukan secara
personal, sosial, dan kultural. Kebutuhan-kebutuhan manusia
yang penting, antara lain kebutuhan bebas dari rasa takut,
4
kebutuhan bebas dari rasa bersalah; kebutuhan untuk bersama
dengan orang lain; kebutuhan untuk berprestasi; kebutuhan
akan afeksi; kebutuhan untuk turut serta mengambil
keputusan mengenai persoalan-persoalan yang menyangkut
dirinya, kebutuhan akan kepastian ekonomis; kebutuhan akan
terintegrasinya sikap, keyakinan, dan nilai nilai. Melalui
proses aksi, reaksi, dan interaksi maka kelima faktor yang
menjadi dasar kepribadian manusia akan memengaruhi proses
sosialisasi.
B. Teori sikap dalam berolaraga
Ada banyak penjelasan mengenai sikap dalam ilmu psikologi.
Sikap memiliki banyak sekali pengertian karena banyaknya pendapat-
pendapat yang berbeda menurut para ahli. Sikap biasanya selalu
terarahkan pada suatu hal ataupun suatu objek. Sikap mungkin saja
terarahkan pada sebuah benda ataupun orang, namun juga pada peristiwa,
lembaga, normal, nilai, lembaga, serta lain sebagainya. Ada beberapa
pengertian sikap menurut para ahli pada olahraga, antara lain adalah:
5
C. Perkembangan dan perubahan sikap dalam berolaraga
Olahraga mengajarkan pada seseorang akan kedisiplinan, jiwa
sportivitas, tidak mudah menyerah, mempunyai jiwa kompetitif yang tinggi,
semangat bekerja sama, mengerti akan adanya aturan, berani mengambil
keputusan. Pendek kata,olahraga akan membentuk manusia dengan
kepribadian yang sehat. Ini relevan dengan pemikiran Baron Piere de
Coubertin, penggagas Olympiade modern bahwa tujuan olahraga terletak
pada fungsinya “as the unique school of moral perfection, and as the means
for the acquisttion and formation and formation of strong personality, good
character and noble sentimens, only men with these moral virtues can be
useful member of society”
Olahraga juga membina manusia menuju kesempurnaan seperti
tercermin dalam motto. Citius,Altius,Fortius,telah diakui dunia sebagai
Gerakan Olympiade (Olympic Movement). Citius,sesungguhnya tidak hanya
diartikan sebagai lebih cepat atau tercepat, seperti terekam pada prestasi
seorang atlet dalam berlari. Namun makna sesungguhnya menunjukkan
kualitas mental seseorang yang mampu mengambil keputusan lebih cepat
atau lebih cerdas. Makna altius,bukan dalam pengertian lebih tinggi atau
tertinggi mencapai prestasi, misalnya lompat tinggi atau lompat galah dalam
atletik, namun merujuk pada moral yang lebih luhur atau muliai.
Beberapa hasil riset terkait dengan pengaruh aktivitas olahraga
terhadap beberapa dimensi psikologis.
1. Olahraga dan Konsep Diri (Self-concept)
Kebanyakan studi menyatakan bahwa ada hubungan yang positif
antara keterlibatan dalam olahraga dengan perkembangan identitas
remaja (Biddle, Salis,&Cavill,1998). Mereka yang terlibat aktif dalam
kegiatan olahraga menunjukkan tingkat kepercayaan diri (self-
confidence) yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak
terlibat. Ketika para remaja terlibat dalam olahraga kompetitif,
ternyata mereka juga menunjukkan konsep diri yang lebih positif
dibanding mereka yang tidak terlibat dalam olahraga kompetitif
6
(Brettscneider & Klimek,1998, Richartz & Brettscneider,1996).
Konsep diri yang tampak positif tampak tidak hanya dalam dimensi
fisik, tetapi juga sosial dan yang lebih surprise adalah pengaruhnya
pada perkembangan intelektual.
2. Kemampuan Mengatasi Stress (coping with stress)
Sebagaimana dimaklumi bahwa kehidupan remaja sangat rentan
terhadap persoalan-persoalan psiko sosial, seperti godaan terhadap
obat-obat terlarang, minuman keras, pergaulan bebas, dan penyakit
sosial linya. Hasil studi membuktikan bahwa remaja yang terlibat
dalam aktivitas fisik lebih memiliki ketahanan dan mampu mengatasi
stressor dari lingkunganya (Brinkhoff,1998)
3. Penyimpangan tingkah laku Remaja
Hasil studi Biddle, Sallis. & cavvill (1998) menyatakan bahwa remaja
yang aktif dalam olahraga penyimpangan tingkah lakunya lebih kecil
dibandingkan mereka yang tidak berpartisipasi dalam olahraga.
Meskipun demikian dalam studi tersebut juga dikemukakan bahwa
diantara beberapa cabang olahraga, mereka yang terjun dalam sepak
bola kasus penggunaan obat-obat terlarang lebih tinggi dibandingkan
cabang olahraga yang lain.
4. Integrasi Sosial
Umumnya anak-anak dan remaja yang tidak terlalu betah tinggal di
institusi-institusi sosial seperti rumah, sekolah, tetangga dan tempat
ibadah. Sebagian besar waktunya dicurahkan bersama teman dan
kelompoknya, sehingga terkesan eksklusif. Kegiatan olahraga
memberikan kesempatan yang baik bagi para remaja, baik pria dan
waniita untuk terintegrasi dalam jaringan sosial dan mengembangkan
kepercayaan sosial (social confidence). Studi yang dilakukan
Brettscneider (1999) menunjukkan bahwa remaja umumnya
membutuhkan interaksi dengan yang lain dan membutuhkan
dukungan sosial, tidak saja dari kelompoknya melainkan juga dari
7
BAB III
PENUTUP
A. kesimpulan
Dari uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa olahraga mampu
membentuk kepribadian dan sikap sesorang , melakukan olahraga secara
teratur dapat berpengaruh khusus terhadap kepribadian seseorang.
Kepribadian banyak dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan fisik secara teratur,
sesuai dengan bidang olahraga yang diminati atau ditekuni, seperti golf,
sepakbola, dan bulutangkis. Olahraga akan mempengaruhi aspek
kepribadian seseorang. Misalnya, dengan berolahraga, seseorang akan
mengembangkan sikap pantang menyerah, gigih, serta sikap membuka diri
terhadap lingkungan sosialnya karna mengajarkan pada seseorang akan
kedisiplinan, jiwa sportivitas, tidak mudah menyerah, mempunyai jiwa
kompetitif yang tinggi, semangat bekerja sama, mengerti akan adanya
aturan, berani mengambil keputusan.
B. Saran
Dalam berolahraga haruslah selalu ditanamkan jiwa sportivitas,
bertanggung jawab, nilai-nilai kejujuran. keuletan, semangat baja, dan
pantang menyerah ,karan,olahraga merupakan salah satu alternatif yang
dapat digunakan sebagai alat pembentukan karakter manusia, agar menjadi
pribadi yang lebih baik.
8
DAFTAR PUSTAKA