Technogine 2019
Technogine 2019
JUDUL KARYA :
EFALCON-WD
(EFRISA FLIGHT AND AUTOPILOT CONTROLLER WITH WEATHER
DETECTION)
Disusun oleh:
Ahsinu Wahyu Utomo G. A (2210161059/Angkatan 2016)
Abdi Alghifara Felinanda (2210151001/Angkatan 2015)
Febby Ronaldo (2210161032/Angkatan 2016)
TIM EFRISA
POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA
SURABAYA
2019
i
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
Gambar 1.1 Perbandingan Prakiraan Awal Musim Hujan 2018/2019 ............ 1
1.2 Rumusan masalah ..................................................................................... 3
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 3
BAB 2...................................................................................................................... 4
DASAR TEORI ...................................................................................................... 4
2.1 Penelitian Terkait...................................................................................... 4
2.2 Flight Controller ....................................................................................... 4
Gambar 2.1 Contoh flight controller NAZE32 ............................................... 4
Gambar 2.2 Sensor Gyroscope ........................................................................ 4
Gambar 2.3 Sensor magnetometer .................................................................. 5
Gambar 2.4 Sensor barometer ......................................................................... 5
2.3 Ground Control Station ............................................................................ 6
Gambar 2.5 Contoh Ground Control Station denan perangkat PC / Laptop ... 6
Gambar 2.6 Ilustrasi GCS Android ................................................................. 7
Gambar 2.7 Contoh pemberian perintah misi dan setting konfigurasi............ 7
2.4 Logika Fuzzy ............................................................................................ 7
Gambar 2.8 Sistem Logika Fuzzy ................................................................... 8
BAB 3...................................................................................................................... 9
DESKRIPSI............................................................................................................. 9
3.1 Perancangan Sistem .................................................................................. 9
3.1.1 Perancangan Sistem Flight Controller .................................................. 9
Gambar 3.2 Diagram blok wahana pesawat .................................................. 10
Gambar 3.5 Struktur Diagram fuzzy ............................................................. 11
Gambar 3.6 fungsi keanggotaan fuzzy .......................................................... 11
ii
Gambar 3.7 Derajat keanggotaan fuzzy ........................................................ 12
Gambar 3.8 Struktur Diagram ....................................................................... 13
Gambar 3.9 Rancangan Sistem Komunikasi ................................................. 14
Gambar 3.10 Flowchart sistem monitoring UAV ......................................... 15
3.2 Pengujian dan Analisa Sistem ................................................................ 15
3.3 Perencanaan Pengembangan .................................................................. 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
jauh, pengiriman barang, penyemprotan pupuk pertanian hingga pemantauan
mesin pabrik berukuran besar melalui udara, dan untuk keperluan militer.
Sedangkan di Indonesia penggunaan teknologi UAV umumnya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan multimedia seperti pengambilan foto dan perekaman video.
Dibeberapa bidang juga digunakan untuk memantau daerah perbatasan, wilayah
perhutani dan pemetaan wilayah.
Dalam penelitian pengendalian UAV terdapat dua permasalahan yang
penting yaitu Flight Controller dengan fitur System Autopilot dan Ground Control
Station. Flight Controller adalah kumpulan dari berbagai komponen elektronika
dan sensor yang berfungsi untuk menjaga wahana tetap seimbang dan dapat
terkendali. System Autopilot adalah sistem yang memungkinkan wahana terbang
secara autonomus melewati way point (titik-titik koordinat yang kita inginkan).
Dalam system autopilot di Flight Controller tersebut diperlukan kontrol kestabilan
dengan cara mengoreksi gerakan dari wahana menggunakan PID, sehingga
wahana dapat terbang secara stabil dan dapat menyelesaikan misi sesuai dengan
yang diinginkan. Indonesia sendiri masih belum memiliki produk flight controller
produksi dalam negeri dan masih bergantung dengan produk luar negeri.
Selain sistem Flight Controller, aplikasi monitoring Ground Control Station
(GCS) juga tidak kalah penting. Salah satu pengembangan yang dilakukan saat ini
adalah untuk meningkatkan kegunaan GCS. Dalam melakukan monitoring dan
memberikan instruksi masukan GCS berperan penting untuk memberikan
kemudahan bagai pengguna untuk mengendalikan perangkat UAV. Software
aplikasi GCS yang sudah ada saat ini dan terus dikembangkan adalah produk dari
Ardupilot yaitu Mission Planner dan produk dari Multiwii yang juga bekerjasama
dengan EZ-GUI. Aplikasi GCS tersebut kebanyakan masih dijalankan pada
platform Personal Computer (PC) dan untuk platform android hanya digunakan
untuk perangkat UAV pabrikan yang tidak dapat dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Pengembang dari dalam negeri masih terbatas pada penelitian.
Dari paparan dalam latar belakang ini, maka kami mencoba membuat
prototype sistem kendali UAV yang mampu difungsikan untuk melakukan
pemantauan cuaca dengan mengambil data suhu dan kelembapan yang kemudian
akan diolah untuk memberikan informasi kemungkinan cuaca yang akan terjadi
dengan berjudul “EFALCON-WD (EFRISA Flight and Autopilot Controller with
Weather Detection)” yang terdiri dari dua sistem utama yaitu sistem deteksi cuaca
pada flight controller dan sistem monitoring serta tampilan informasi ground
control station. Penelitian protype sistem ini mengutamakan ke aslian
pengembangan produk dalam negeri, dengan harapan alat ini akan terus mampu
mendukung perkembangkan teknologi UAV dalam negeri sehingga tidak
bergantung pada teknologi luar negeri sebagai wujud kemandirian bangsa dalam
perkembangan teknologi dunia.
2
1.2 Rumusan masalah
Permasalah yang diangkat dalam pemgembangan alat ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana mengetahui suhu dan kelembapan serta memperkirakan cuaca
yang terjadi pada suatu wilayah ?
2. Bagaimana merancang flight controller yang mendukung fungsi
pemantauan cuaca ?
3. Bagaimana merancang ground control station untuk menampilkan
informasi kondisi wahana UAV dan kondisi cuaca ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan prototype produk ini adalah membuat sebuah sistem
pemantauan dan deteksi cuaca dengan memanfaatkan teknologi UAV melalui
pengembangan sistem avionik yang terdiri dari flight controller dan ground
control system.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dar produk ini, diantaranya:
a. Sebagai salah satu dukungan dalam pengembangan teknologi UAV dalam
negeri untuk mewujudkan kemandirian bangsa.
b. Sebagai salah satu alternatif pilihan dalam mengetahui kondisi cuaca pada
wilayah tertentu secara spesifik seperti dalam lingkup desa ataupun
kecamatan,
3
BAB 2
DASAR TEORI
2.1 Penelitian Terkait
2.2 Flight Controller
Flight controller adalah otak dari pesawat tanpa awak. Flight controller ini
membaca sinyal-sinyal dari sensor dan melakukan kalkulasi untuk memerintahkan
UAV bergerak sesuai keinginan. Adapun berikut ini adalah penjelasan dari
masing-masing bagian :
1. Processor
Processor adalah unit utama yang menjalankan firmware autopilot dan
melakukan semua perhitungan. Sebagian besar flight controller memiliki
prosessor 32bit yang lebih powerfull dari prosessor 8bit
4
3. Compass/Magnetometer
Sensor kompas atau secara umum disebut magnetometer adalah sensor
yang mengukur gaya magnetik selayaknya kompas dalam artian umum.
Sensor ini penting untuk UAV berjenis multirotor karena accelerometer
dan gyro tidak dapat menunjukkan arah UAV tersebut terbang, sedangkan
pada fixed wing lebih mudah karena hanya terbang pada satu arah saja.
4. Barometer
Barometer adalah sensor tekanan yang berfungsi untuk mengukur
ketinggian UAV. Semakin tinggi kita dari permukaan bumi, maka tekanan
akan semakin rendah. Sensor ini sangatlah sensitif.
5
GPS sering kali diletakkan diluar UAV sehingga “terlihat” dari satelit
untuk mendapatakan sinyal yang solid.
7. Sensor DHT-21
Merupakan sensor yang mampu membaca suhu dan kelembapan. Kedua
parameter ini nantinya yang akan di olah sehingga flight controller mampu
mengolahnya untuk mengetahui perkiraan cuaca yang akan terjadi.
8. Telemetry
Modul telemetry adalah alat yang mengirimkan dan menerima data
melalui sinyal radio. Salah satu berada di darat dan salah satunya
terpasang pada pesawat.
6
Gambar 2.6 Ilustrasi GCS Android
Selain itu GCS juga dapat memberikan perintah misi pada UAV, pada
penelitian ini perintah yang dikirimkan adalah konfigurasi perubahan nilai
parameter PID dan perintah navigasi otomatis. Perintah navigasi otomatis didapat
dari Waypoint yang telah ditetapkan oleh pengguna melalui interface GCS.
Waypoint akan menjadi penentu arah tujuan yang akan dilalui oleh UAV. Data
perintah yang dikirim berupa titik koordinat garis bujur dan garis lintang tujuan.
7
informasi yang ambigu, samar – samar, atau tidak tepat. Sedikit banyak, fuzzy
logic menyerupai pembuatan keputusan pada manusia dengan kemampuannya
untuk bekerja dari data yang ditafsirkan dan mencari solusi yang tepat.
Fuzzy logic pada dasarnya merupakan logika bernilai banyak (multivalued
logic) yang dapat mendefinisikan nilai diantara keadaan konvensional seperti ya
atau tidak, benar atau salah, hitam atau putih, dan sebagainya. Penalaran fuzzy
menyediakan cara untuk memahami kinerja dari sistem dengan cara menilai input
dan output sistem dari hasil pengamatan.
Secara umum, fuzzy logic adalah sebuah metodologi "berhitung" dengan
variabel kata-kata (linguistic variable), sebagai pengganti berhitung dengan
bilangan. Kata-kata yang digunakan dalam fuzzy logic memang tidak sepresisi
bilangan, akan tetapi lebih familiar dengan intuisi manusia. Manusia bisa
langsung "merasakan" nilai dari variabel kata-kata yang biasa dipakai dalam
kehidupan sehari-hari.
8
BAB 3
DESKRIPSI
3.1 Perancangan Sistem
Pembuatan produk ini terbagi atas beberapa tahap yang harus dilalui. Tahapan
tersebut diantaranya adalah seperti yang digambarkan pada blok diagram berikut:
Pembuatan EFALCON-WD
9
Sensor berfungsi untuk mengukur ketinggian. Sensor DHT-21 berfungsi untuk
mengetahui suhu dan kelembapan area yang dilalui oleh perangat UAV. Keluaran
dari sistem ini pada pesawat adalah servo yang menggerakkan aileron untuk
gerakan roll, elevator untuk gerakan pitch dan rudder untuk gerakkan rudder,
kemudian motor untuk menggerakkan throttle.
Aileron dan elevator sebagai akuator untuk menjaga kestablian lateral dan
longitudinal pesawat terbang. Metode yang digunakan untuk menjaga kestabilan
adalah kontrol PID dengan Direct Cosine Matrix (DCM) untuk menggabungkan
nilai dari akselerometer dan giroskop.
10
Sistem pemantauan suhu dan kelembaban serta perkiraan cuaca juga
diproses oleh flight controller dengan mengakses sensor DHT-21. Sensor tersebut
akan membaca suhu dan kelembapan yang kemudian akan diproses menggunakan
fuzzy rule untuk menentukan perkiraan cuaca yang akan di informasikan.
Logika
Suhu fuzzzy Hujan lebat
Kelembapan Gerimis
Titik embun Berawan
Panas
Sangat panas
0
0 1
Gambar 3.6 fungsi keanggotaan fuzzy
11
Jika input Hujan lebat, maka fuzzy input akan bernilai >0, input≤ 0,25; jika
input Gerimis, maka fuzzy input akan bernilai>0,25 ,input≤ 0,50; jika input
bernilai Berawan maka fuzzy input akan bernilai >0,50, input≤ 0,75; jika input
bernilai Panas maka fuzzy input akan bernilai >0,25, input≤ 1; jika input bernilai
Sangat Panas maka fuzzy input akan bernilai 1.
12
terhadap output monitoring cuaca nantinya. Agar rule tersebut bisa digunakan
maka nilai bobot yang masih dalam bentuk nilai crips harus difuzifikasi menjadi
nilai probabilitas antara 0 sampai 1.
Telemetry
Transreceiver
433 MHz
Android app
Telemetry
Transreceiver Ground Control
Station
13
Perangkat UAV Ground Control Station
Pada gambar 3.9 media komunikasi antara GCS dengan UAV terdiri dari
dua jenis yaitu radio telemetry dan jaringan lokal. Radio telemetry akan berperan
secara full duplex yang artinya kedua perangkat bisa berperan sebagai transmitter
maupun receiver. Perangkat UAV pertama-tama akan mengirimkan informasi
kondisi dari UAV yang berisi data GPS (Longitude, Latitude dan Altitude), data
sensor IMU/Gyro (Roll, Pitch, dan Yaw), dan data kondisi baterai. Data yang
dikirimkan akan diterima oleh GCS secara update berdasarkan kondisi UAV.
Kemudian informasi yang didapat akan ditampilkan secara grafik pada aplikasi
GCS android. Untuk data keluaran navigasi waypoint yang digunakan untuk
memberikan perintah misi, pengguna akan menentukan titik lokasi yang di
inginkan melalui tampilan map pada aplikasi android. Setelah selesai ditentukan
aplikasi android akan mengirimkan data Waypoint kepada perangkat UAV.
Untuk komunikasi jaringan lokal, protocol yang digunakan adalah
protocol UDP karena penggunaan protocol ini dirasa memiliki kecepatan yang
lebih memumpuni untuk pengiriman data streaming video. Perangkat action
camera akan dipasangkan pada UAV dan aplikasi GCS android akan memanggil
alamat protocol yang tertera pada kamera.
14
Gambar 3.10 Flowchart sistem monitoring UAV
Pada gambar 3.10 sistem monitoring akan mulai aktif ketika aplikasi
android sudah terkoneksi dengan fligh controller. Ketika sudah terkoneksi, data
informasi akan mulai diterima secara berurutan mulai dari sensor GPS untuk
mengetahui lokasi, kemudian sensor IMU untuk mengetahui posisi terbang,
sensor arus untuk mengetahui kondisi baterai dan action camera sebagai media
streaming video. Setelah itu data akan terkonfirmasi jika sudah diterima dengan
menampilkannya pada layar aplikasi GCS, jika data tidak terkirim maka layar
aplikasi GCS akan menampilkan informasi bahwa tidak ada data yang diterima
dan menginstruksikan agar dilakukan koneksi ulang. Monitoring perangkat UAV
pada GCS ini akan terus berjalan hingga terputusnya koneksi antara kedua
perangkat. Setiap informasi yang didapat nantinya akan dijadikan sebuah data
histori, sehingga bisa menjadi bahan evaluasi jika dilakukan proses maintenance.
15
d. Pengujian sistem ground control station
16
DAFTAR PUSTAKA
[1] Baidhowi, M. Lukman, 2017, “Integrated Board and Library ARM Cortex M4
with Open Source IDE for Mobile Robot”, Paper jurnal IEEE, Department
Informatics and Computer Engineering, Electronic Engineering Polytechnic
Institute of Surabaya
[2] Bagheri, Shahriar, 2014, “Modeling, Simulation And Control System Design
For Civil Unmanned Aerial Vehicle (UAV)”, Master’s Thesis, Department
Of Applied Physics And Electronics, Ume˚A University
[3] Faizan. A. Warsi, D. Hazry, S. Faiz Ahmed, M. Kamran Joyo, M. Hassan
Tanveer, 2013“Roll Angle Stabilization of Fixed-wing UAVs in occurrence
of noises by using PID with EKF controller”, Jokull Journal Vol 63, No.
9;Sep 2013
[4] Purwanto E. B., 2013, “Pemodelan Dan Simulasi Sistem Kendali Proportional
Integral Derivative Untuk Kestabilan Dinamika Terbang Unmanned Aerial
Vehicle”, Majalah Sains dan Teknologi Dirgantara Vol. 8 No. 2 Juni 2013.
[5] Hayajneh Mohammad, Melega Marco, Marconi Lorenzo, "Design of
Autonomous Smarthpone Based Quadrotor, and Implementation of
Navigation and Guidance System," The Hashemite University, Zarqa,
University of Bologna, Bologna, 2018.
[6] Espen Oland, Rune Schlanbusch, Raymond Kristiansen, "Underactuated
Waypoint Tracking of a Fixed-Wing UAV*," Narvik University College,
Narvik, Norway, 2013.
[7] Taufik Sulkhan Ahmad, "Sistem Navigasi Waypoint pada Autonomous Mobile
Robot," Universitas Brawijaya, Malang, 2016.
[8] Ginting Pujianta Adovan, "Ground Control Station pada Sistem Quadcopter,"
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2016.
17
18
19
20
21