Anda di halaman 1dari 1

REFLEKSI DIRI Pendidikan Agama

Pada persentasi yang dilakukan pada minggu lalu, saya banyak belajar dari beberapa tokoh yang
dianggap mampu menginspirasi kehidupan beragama. Beberapa tokoh tersebut adalah Mahatma Gandhi, Nelson
Mandela, KH. Ahmad Dahlan, Santa Angela Merici, Romo Mangun, Santa Barnadetta, Albertus Soegijapranoto,
Saint Paul. Dari beberapa tokoh tersebut saya mendapatkan pelajaran terhadap kisah-kisahnya, bahwa mereka itu
berjuang bukan untuk dirinya melainkan juga untuk dirinya sendiri. Seperti yang saya ambil dari kisah KH. Ahmad
Dahlan yang dimana beliau sangat bertanggung jawab dan tidak putus asa dalam menyebarkan ajarannya.
Adanya sebuah ancaman pembunuhan, namun beliau tidak gentar dalam menyebarkan dakwah. Dan tidak
membeda-bedakan golongan tertentu. Serta kisah Mahatma Gandhi yang membela perekonomian Afrika selatan
dan menegakkan keadilan di tempat tersebut dan tidak lupa juga dengan kisah Romo Mangun yang memiliki
totalitas hidup yang tinggi dengan mengembangkan permukiman kali code serta membela masyarakat yang tinggal
di tempat itu.
Dan selain itu, yang dapat saya pelajari dari tokoh-tokoh tersebut adalah bagaimana mereka
mempertahankan kemanusiaan. Sebagai contohnya yaitu Mahatma Gandhi, beliau sangat anti dengan kekerasan.
Beliau sangat membela manusia-manusia yang tertindas terutama pada negara Afrika-selatan. Ajaran Mahatma
Gandhi tersebut mencerminkan sikap humanisme yang universal. Mahatma Gandhi juga juga dikenal dengan
toleransi terhadap agama dan kepercayaan lainnya. dan juga pada tokoh Nelson Mandela beliau anti-rasisme
karena kejadian yang dialami, beliau menjadi korban ketidakadilan dan kemudian menjadi penggerak keadilan.
Dan setelah suaranya terdengar beliau menjadi presiden dan meningkatkan ekonomi pada negaranya.
Saya juga mendapatkan pelajaran dari tokoh Santa Bernadetta, yang dimana sosok beliau sangatlah
tekun dan teguh hati selalu berpegang pada ajaran tuhan. Sikap yang suka tolong-menolong, rendah hati,
sederhana, dan sosok pribadi yang percaya akan mukjizat tuhan. Dan Santa Bernadetta juga sebagai pelindung
untuk orang sakit, penggembala, dan keluarga-keluarga yang miskin.
Tokoh Romo Mangun juga sangat menginspirasi karena sifat beliau yang humanisme, beliau sangat
memperhatikan rakyat kecil yang kesulitan, dan terlihat pada saat beliau mendampingi warga Kedungombo yang
memperjuangkan lahannya dari pembangunan waduk. Sosok beliau yang sangat menginspirasi banyak orang dan
termasuk para arsitek karena karya-karya beliau yang sangat mengutamakan nilai lokalitas Indonesia. Dengan
sifat yang humanisme tersebut juga diterapkan pada desain yang dibuatnya. Seperti mengutamakan kenyaman
masyarakat dan mendapatkan sebuah penghargaan di luar negri. Dalam hal ini juga dapat menginspirasi kita
bahwa dalam mendesain juga harus memperhatikan keadaan sekitar sehingga masyarakat setempat pun merasa
nyaman dengan desain yang kita buat. Jadi, tempat tinggal itu bukan hanya dihuni akan tetapi juga menciptakan
masyarakat setempat untuk bersosialisasi satu dengan lainnya.
Kisah hidup yang lainnya juga terdapat pada Soegija Pranata, pada kisahnya saya belajar cara dia
mempertahankan bangsa Indonesia dari serangan Belanda, beliau sangat nasionalis jadi apa yang terjadi pada bangsa nya
dapat mendorong beliau untuk mengambil suatu tindakan. Dan beliau tidak memandang suku, agama, atau asal mereka
yang intinya mereka berada di Indonesia. Tidak membedakan sbuah golongan, bersatu untuk mencapai suatu tujuan adalah
sifat dari Soegija Pranata yang dapat dicontoh. Sudah sangat jarang orang yang seperti beliau untuk sekarang ini karena
adanya suatu rasisme dan tidak adanya jiwa nasionalis dalam dirinya. Saling tolong menolong, menghormati sesama, serta
percaya akan ketuhanan yang dapat saya pelajari dalam segi agama pada Soegija Pranata. Tidak mudah baginya untuk
menerima salib mengemban tugas sebagai pribumi pertama yang menjadi Uskup Agung di masa perang awal kemerdekaan
sebagai seorang pemimpin umat sekaligus pejuang kemanusiaan. Saat meletus perang lima hari melawan Jepang untuk
mempertahankan kemerdekaan di Semarang (15-20 Oktober 1945), Soegija bertahan tidak meninggalkan kota meski cap
penghianat dialamatkan kepada mereka yang tidak mau mengungsi. Soegija menjadi salah satu mediator pada pertemuan
antara pemuda pejuang Indonesia dengan tentara Sekutu dan Jepang di serambi pastori Gedangan dan yang mendesak
dilakukannya gencatan senjata. Lewat Soegija, kita bisa melihat bahwa seorang pejuang tidak semata memanggul senapan.
Diplomasi politik lewat pidato untuk mendesak gencatan senjata maupun tulisan-tulisannya di media luar negeri tentang
kondisi sebenarnya yang terjadi di Indonesia berupa kecurangan dan kebengisan Belanda terhadap rakyat Indonesia masa
itu membuat mata dunia terbuka.
Dan kemudian juga pada kisah tokoh KH. Ahmad Dahlan, Yang saya pelajari dari sosok KH. Ahmad Dahlan adalah
caranya dalam memberi dakwah, beliau tidak putus asa dan terus melakukannya sampai dakwah beliau diterima oleh
masyarakat. Dan KH. Ahmad Dahlan selalu bertanggung jawab atas semua kebatilan yang ada di sekitarnya.

Arrazi Nozomi - 150116058

Anda mungkin juga menyukai