Anda di halaman 1dari 5

SGD TOPIK 3&4 Maevani

1. Bagaimana mekanisme pulpa menangani radang (mengacu pada fungsi pulpa)?

Jawab :

2. Jelaskan dan gambarkan perbedaan pulpcapping direct, indirect dan pulpotomy!

Jawab : Pulpa capping adalah aplikasi selapis atau lebih material pelindung atau bahan untuk perawatan
diatas pulpa yang terbuka, misalnya kalsium hidroksida yang akan merangsang pembentukan dentin
reparative (Harty dan Oston, 1993) . Macam-macam Pulp capping

a. Indirect Pulp Capping ( Pulpa capping secara tidak langsung )


Indirect Pulp Capping adalah perawatan pada pulpa yang masih tertutup lapisan dentin tipis karena karies
yang dalam. Pada teknik ini obat-obatan yang digunakan tidak berkontak langsung dengan pulpa.Pulp capping
tidak langsung memerlukan lebih dari dua kali kunjungan. Indirect pulp capping dirasa lebih memberi hasil
yang diharapkan dari pada metode direct pulp capping. Dilakukan bila pulpa belum terbuka, tapi atap pulpa
sudah sangat tipis sekali, yaitu pada karies profunda. Agar perawatan ini berhasil jaringan pulpa harus vital
dan bebas dari inflamasi. Biasanya atap kamar pulpa akan terbuka saat dilakukan ekskavasi. Apabila hal ini
terjadi maka tindakan selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau tindakan yang lebih radikal lagi
yaitu amputasi pulpa (Pulpotomi).

b. Direct Pulp Capping ( Pulpa capping secara langsung )


Direct Pulp Capping adalah perawatan sekali kunjungan. Direct Pulp Capping juga digunakan dalam contoh di
mana ada pembusukan yang mendalam mendekati pulpa tapi tidak ada gejala infeksi. Direct Pulp Capping
menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan langsung ke jaringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh
terkontaminasi oleh saliva, kalsium hidroksida dapat diletakkan di dekat pulpa dan selapis semen Zinc Okside
Eugenol dapat diletakkan di atas seluruh lapisan pulpa dan biarkan mengeras untuk menghindari tekanan pada
daerah perforasi bila gigi direstorasi. Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik
jika membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa disekitar daerah terbuka harus vital
dan dapat terjadi proses perbaikan.
Keuntungan Direct Pulp Capping antara lain :
1.Mempertahankan ketuhan dan vitalitas pulpa.
2.Memperbaiki dan penutup pulpa yang terbuka
3.Menghemat waktu perawatan.
4.Mempertahankan fungsi gigi.
Prosedur Perawatan Pulpa Capping:
1. Siapkan peralatan dan bahan. (Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril.)
2. Isolasi gigi (Selain menggunakan rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan kapas dan saliva ejector,
jaga posisinya selama perawatan.)
3. Preparasi kavitas (Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm (yaitu kira-
kira 0,5 mm kedalam dentin). Pertahankan bor pada kedalaman kavitas dan dengan hentikan intermitten
gerakan bor melalui fisur pada permukaan oklusal.)
4. Ekskavasi karies yang dalam (Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula dengan
menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut ke arah pulpa. Jika pulpa vital dan bagian yang terbuka tidak
lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat dilakukan pulp capping.)
5. Berikan kalsium hidroksida (Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian kavitas yang dalam
termasuk pulpa yang terbuka dengan pasta kalsium hidroksida.)
Sumber : Andlaw, R. J .Perawatan Gigi Anak.1992.Jakarta : Widya Medika Baum,Philips,Lund. Buku Ajar
Ilu Konservasi Gigi. 1997. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Pulpotomi adalah pengambilan jaringan pulpa vital bagian korona gigi dengan pulpa terbuka karena
karies yang sebagian meradang, diikuti dengan peletakan obat-obatan yang tepat di atas pulpa yang terpotong,
yang dapat membantu menyembuhkan dan mempertahankan vitalitas gigi. Kemudian dilakukan penumpatan
permanen. Pulpotomi dapat dipilih sebagai perawatan pada kasus yang melibatkan kerusakan pulpa yang
cukup serius namun belum saatnya gigi tersebut untuk dicabut. Pulpotomi juga berguna untuk
mempertahankan gigi khususnya pada anak-anak.
Pembagian pulpotomi gigi sulung
Pulpotomi dapat dibagi 3 bagian yaitu:
1. Pulpotomi vital
Pulpotomi vital atau amputasi vital adalah tindakan pengambilan jaringan pulpa bagian koronal yang
mengalami inflamasi dengan melakukan anestesi, kemudian memberikan medikamen di atas pulpa yang
diamputasi agar pulpa bagian radikular tetap vital. Pulpotomi vital umunya dilakukan pada gigi sulung dan
gigi permanen muda. Pulpotomi gigi sulung umunya menggunakan formokresol atau glutaraldehid.
2. Pulpotomi devital/ mumifikasi (devitalized pulp amputatio)
Pulpotomi devital atau mumifikasi adalah pengembalian jaringan pulpa yang terdapat dalam kamar
pulpa yang sebelumnya di devitalisasi, kemudian dengan pemberian pasta anti septik, jaringan dalam saluran
akar ditinggalkan dalam keadaan aseptik. Untuk bahan devital gigi sulung dipakai pasta para formaldehid.
3. Pulpotomi non vital/ amputasi mortal.
Pulpotomi non vital (mortal) adalah amputasi pulpa bagian mahkota dari gigi yang non vital dan
memberikan medikamen/ pasta antiseptik untuk mengawetkan dan tetap dalam keadaan aseptik. Tujuan dari
pulpotomi non vital adalah untuk mempertahankan gigi sulung non vital untuk space maintainer.
Keuntungan dari pulpotomi
a. Dapat diselesaikan dalam waktu singkat 1 – 2 kali kunjungan
b. Pengambilan pulpa hanya di bagian korona hal ini menguntungkan karena pengambilan pulpa di bagian
radikular sukar, penuh ramikasi dan sempit
c. Iritasi obat – obatan, instrumen perawatan saluran akar tidak ada
d. Jika perawatan ini gagal dapat dilakukan pulpektomi

3. Gigi goyang merupakan salah satu kontra indikasi pulpotomy, kenapa?

Jawab :

4. Jelaskan indikasi dan kontra indikasi pulpotomy dan pulpektomy pada gigi sulung.
Jawab :
Indikasi Pulpotomi Gigi Sulung
Secara umum Indikasi perawatan pulpotomi adalah perforasi pulpa karena proses karies atau proses mekanis
pada gigi sulung vital, tidak ada pulpitis radikular, tidak ada rasa sakit spontan maupun menetap, panjang akar
paling sedikit masih dua pertiga dari panjang keseluruhan, tidak ada tanda-tanda resorpsi internal, tidak ada
kehilangan tulang interradikular, tidak ada fistula, perdarahan setelah amputasi pulpa berwarna pucat dan
mudah dikendalikan (Budiyanti, 2006). Selain itu indikasinya adalah anak yang kooperatif, anak dengan
pengalaman buruk pada pencabutan, untuk merawat pulpa gigi sulung yang terbuka, merawat gigi yang apeks
akar belum terbentuk sempurna, untuk gigi yang dapat direstorasi (Bence, 1990, Andlaw dan Rock, 1993).

Secara terperinci, untuk masing-masing jenis pulpotomi adalah sebagai berikut.


a. Pulpotomi Vital
1) Gigi sulung dan gigi tetap muda vital, tidak ada tanda – tanda gejala peradangan pulpa dalam kamar
pulpa.
2) Terbukanya pulpa saat ekskavasi jaringan karies / dentin lunak prosedur pulp capping indirek yang
kurang hati – hati, faktor mekanis selama preparasi kavitas atau trauma gigi dengan terbukanya pulpa.
3) Gigi masih dapat dipertahankan / diperbaiki dan minimal didukung lebih dari 2/3 panjang akar gigi.
4) Tidak dijumpai rasa sakit yang spontan maupun terus menerus.
5) Tidak ada kelainan patologis pulpa klinis maupun rontgenologis.
b. Pulpotomi Devital
1) Gigi sulung dengan pulpa vital yang terbuka karen karies atau trauma.
2) Pada pasien yang tidak dapat dilakukan anestesi.
3) Pada pasien yang perdarahan yang abnormal misalnya hemofili.
4) Kesulitan dalam menyingkirkan semua jaringan pulpa pada perawatan pulpektomi terutama pada gigi
posterior.
5) Pada waktu perawatan pulpotomi vital 1 kali kunjungan sukar dilakukan karena kurangnya waktu dan
pasien tidak kooperatif.
c. Pulpotomi Non-vital
1) Gigi sulung non vital akibat karies atau trauma.
2) Gigi sulung yang telah mengalami resorpsi lebih dari 1/3 akar tetapi masih diperlukan sebagai space
maintainer.
3) Gigi sulung yang telah mengalami dento alveolar kronis.
4) Gigi sulung patologik karena abses akut, sebelumnya abses harus dirawat dahulu.

Kontraindikasi Pulpotomi Gigi Sulung


Secara umum kontraindikasi pulpotomi adalah sakit spontan, sakit pada amlam hari, sakit pada perkusi,
adanya pembengkakan, fistula, mobilitas patologis, resorpsi akar eksternal patologis yang luas, resorpsi
internal dalam saluran akar, radiolusensi di daerah periapikal dan interradikular, kalsifikasi pulpa, terdapat pus
atau eksudat serosa pada tempat perforasi, dan perdarahan yang tidak dapat dikendalikan dari pulpa yang
terpotong (Budiyanti, 2006). Selain itu, kontraindikasinya adalah pasien yang tidak kooperatif, pasien dengan
penyakit jantung kongenital atau riwayat demam rematik, pasien dengan kesehatan umum yang buruk,
kehilangan tulang pada apeks dan atau di daerah furkasi (Kennedy, 1992; Andlaw dan Rock, 1993).

Secara terperinci, untuk masing-masing jenis pulpotomi adalah sebagai berikut.


a. Pulpotomi Vital
1) Rasa sakit spontan.
2) Rasa sakit terutama bila diperkusi maupun palpasi.
3) Ada mobiliti yang patologi.
4) Terlihat radiolusen pada daerah periapikal, kalsifikasi pulpa, resorpsi akar interna maupun eksterna.
5) Keadaan umum yang kurang baik, di mana daya tahan tubuh terhadap infeksi sangat rendah.
6) Perdarahan yang berlebihan setelah amputasi pulpa.
b. Pulpotomi Devital
1) Kerusakan gigi bagian koronal yang besar sehingga restorasi tidak mungkin dilakukan.
2) Infeksi periapikal, apeks masih terbuka.
3) Adanya kelainan patologis pulpa secara klinis maupun rontgenologis.
Indikasi Pulpektomi Gigi Sulung
1. Pulpektomi di indikasikan pada gigi sulung dengan diagnosa pulpitis irreversibel atau nekrosis pulpa.
2. Mahkota gigi masih dapat direstorasi.
3. Dalam gambaran radiografi terdapat resorpsi akar kurang dari sepertiga apikal masih diindikasikan untuk
perawatan pulpektomi.
4. Gigi sulung dengan peradangan pulpa yang meluas namun akar dan tulang alveolar bebas dari resorpsi
patologis sehingga jaringan periodontal masih sehat.
5. Gigi sulung dengan adanya abses periapikal.
6. Perdarahan yang berlebihan pasca perawatan pulpotomi atau pulpotomi yang tidak
berhasil.
7. Kerusakan jaringan periradikular yang minimal sehingga tidak terdapat kegoyongan
gigi.
Kontraindikasi Pulpektomi Gigi Sulung
1. Resorpsi patologis akar eksternal yang melibatkan lebih dari sepertiga apikal.
2. Gigi dengan mahkota yang sudah tidak dapat di restorasi.
3. Keterlibatan jaringan periradikular dari gigi sulung yang meluas ke bagian tooth bud dari gigi permanen.
4. Resorpsi internal yang berlebihan.
5. Pasien dengan penyakit sistemik seperti penyakit jantung bawaan, hepatitis, atau leukemia.
6. Pasien yang mengkonsumsi kortikosteroid jangka panjang dan mengalami gangguan sistem kekebalan.

5. Sebutkan pelaksanaan pulpotomy dan pulpektomy pada gigi sulung.


Jawab :
Prosedur Perawatan Pulpotomi
Prosedur pulpotomi meliputi pengambilan seluruh pulpa bagain korona gigi dengan pulpa terbuka karena
karies yang sebagaian meradang, diikuti dengan peletakkan obat-obatan tepat di atas pulpa yang terpotong.
Setelah penempatan obat, selanjutnya dapat dilakukan penumpatan permanen. Pada gigi sulung, prosedur
pulpotomi dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan (Budiyanti, 2006).
Pada gigi sulung, prosedur pulpotomi dapat dilakukan dalam satu kali kunjungan jika dibantu dengan
penggunaan anastesi lokal. Dalam hal ini tekniknya merupakan amputasi pulpa vital (Kennedy, 1992). Prinsip
dasar perawatan endodontik gigi sulung dengan pulpa non vital adalah untuk mencegah sepsis dengan cara
membuang jaringan pulpa non vital, menghilangkan proses infeksi dari pulpa dan jaringan periapikal,
memfiksasi bakteri yang tersisa di saluran akar (Mathewson & Primosch,1995).
Langkah-langkah perawatan pulpotomi vital formokresol satu kali kunjungan. (1). Ekskavasi karies, (2).
Buang atap kamar pulpa, (3). Buang pulpa di kamar pulpa dengan ekskavator, (4). Pemotongan pulpa di orifis
dengan bor bundar kecepatan rendah, (5). Pemberian formokresol selama 5 menit, (6). Pengisian kamar pulpa
dengan campuran zinc oxide dengan formokresol dan eugenol, (7). Gigi yang telah di restorasi

Pulpektomi dilakukan dengan beberapa prosedur :


- Untuk gigi sulung vital 1 kali kunjungan.
- Untuk gigi sulung non vital beberapa kali kunjungan.
- Teknik pulpektomi disebut partial atau total tergantung penetrasi instrumen saluran akar.

Bahan pengisi saluran akar :


- ZnO eugenol
- Kalsium hidroksid

Syarat bahan pengisi saluran akar gigi sulung :


- Dapat diresorpsi sesuai kecepatan resorpsi akar.
- Tidak merusak jaringan periapikal.
- Dapat diresorpsi bila overfilling.
- Bersifat antiseptik.
- Bersifat hermetis dan radiopak.
- Mengeras dalam waktu yang lama.
- Tidak menyebabkan diskolorasi.

Hal – hal yang harus diperhatikan pada perawatan pulpektomi :


- Diutamakan memakai file daripada reamer.
- Memakai tekanan yang ringan untuk menghindari pengisian saluran akar yang berlebihan (overfilling).
- Diutamakan sterilisasi dengan obat – obatan daripada secara mekanis.
- Pemakaian alat – alat tidak sampai melewati bagian apikal gigi.

6. Sebutkan perbedaan pulpcapping direct dan indirect.

Jawab : Perbedaan pulp capping direct dan pulp capping indirect

1. Seluruh dentin karies dihilangkan

2. Pulpa terbuka

3. Perawatannya hanya satu kali kunjungan

4. Bahan basis yang digunakan adalah Ca(OH)2 1. Hanya dentin tepi yang karies disingkirkan

5. Pulpa tidak terbuka

6. Perawatannya lebih dari dua kali kunjungan

7. Bahan basis yang digunakan adalah seng fosfat eugenol (OSE)

Anda mungkin juga menyukai