5
Analisis Kestabilan Lereng di Pit Pajajaran … Arin Chandra Kusuma
menyebabkan ada beberapa lereng yang longsor dan Dari hasil perhitungan dan pembobotan tiap-tiap
mungkin lereng yang saat ini stabil dapat parameter RMR, didapatkan bobot RMR total untuk
dioptimalkan lagi. setiap lokasi penelitian yang dapat dilihat pada Tabel
2.
PT. TTN memiliki lokasi kegiatan penambangan
Tabel 2. KlasifikasiMasa Batuan Setiap Lokasi
bijih emas terletak di Propinsi Sulawesi Utara, di
Penelitan Bedasarkan RMR
dalam wilayah administrasi Kecamatan Likupang
Lokasi Penelitian
Timur, Kabupaten Minahasa Utara dan Kecamatan Parameter
SLP 1 SLP 2
Ranowulu, Kotamadya Bitung pada1030’6” – Nilai
1039”15” Lintang Utara dan 124052’36” – Kuat Tekan 25 - 50 50 - 100
(Mpa)
Batuan Utuh
125008’28” Bujur Timur. Bobot 4 7
Rock Qualiy Nilai (%) 98,27 % 98,96 %
2. ANALISIS Desitination(RQD
) Bobot 20 20
Pembobotan Parameter Rock Mass Rating
Nilai (m) 0,5033 0,662
Rock mass rating (RMR) merupakan salah satu Jarak Kekar
Bobot 10 15
metode yang digunakan untuk mengklasifikasikan Kemenerusa
massa batuan di setiap lokasi penelitian. Pada tahap n 3-10 m, Kemenerusa
Kekasaran
ini hasil pengukuran di lapangan terhadap parameter- permukaan
lebar bukaan n 3-10 m,
parameter RMR seperti kuat tekan batuan utuh, rock 5-32 mm, lebar bukaan
, spasi, dan
Kondisi Kekar slightly 5-35 mm,
quality designation (RQD), spasi bidang diskontinu, tingkat
rough, dan rough, dan
kondisi bidang diskontinu, dan kondisi umum air pelapukan
moderately fresh.
tanah pada bidang diskontinu diberikan bobot sesuai weathered.
dengan klasifikasi massa batuan rock mass rating Bobot 11 16
Kondisi
system (Bieniawski, 1989). Penentuan nilai kuat umum
Lembab Kering
Air Tanah
tekan batuan utuh berdasarkan ISRM 1981 karena Bobot 10 15
PT. TTN tidak pernah melakukan pengeboran coring Bobot 55 73
secara utuh, sehingga tidak memiliki data kuat tekan RMR Kelas III II
batuan utuh. Deskripsi Fair Rock Good Rock
6
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
SLP 1 25 50 25 1 98 51
SLP 2 50 68 25 1 406 62
7
Analisis Kestabilan Lereng di Pit Pajajaran … Arin Chandra Kusuma
Analisis Kestabilan Lereng (sedang). Dilihat dari besarnya nilai RQD yaitu
Analisis kestabilan lereng dilakukan terhadap lereng sebesar 98,27 %, maka kualitas batuannya adalah
tunggal dan lereng keseluruhan pada lereng SLP 1 excelent (sangat baik).
dan lereng SLP 2. Berpedoman pada kondisi massa
Kemenerusan bidang diskontinu pada lereng SLP 1,
batuan yang ada, kemudian dilakukan perhitungan
secara umum kemenerusannya 3-10 meter termasuk
nilai faktor keamanan untuk berbagai tinggi dan
ke dalam medium persistence (kemenerusan sedang).
kemiringan (lihat Tabel 8). Dalam analisis ini,
Kebanyakan dari bidang diskontinu terisi oleh
perhitungan nilai faktor keamanan menggunakan
material pengisi yang keras dengan tebal isian 5-32
persamaan Hoek et al, 1971 dengan kondisi lereng
mm.
static dan jenuh. Lereng tunggal dinyatakan aman
apabila nilai faktor keamanan ≥ 1,2. Nilai Pembobotan klasifikasi massa batuan RMR 55
Tabel 8. menunjukkan bahwa batuan pada lereng ini masuk ke
Nilai Faktor Keamanan Lereng Tunggal dalam batuan kelas III yaitu fair rock. Dari
Faktor Keamanan pembobotan tersebut didapatkan nilai GSI sebesar 50
Tinggi (m)
8
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
15 15
m m
Faktor Keamanan
kestabilan lereng diabaikan karena di tempat 8
7
penelitian belum pernah dilakukan pengukuran 6
5
getaran tanah akibat peledakan. Kondisi jenuh dipilih 4
3
karena kondisi lereng jenuh merupakan kondisi 2
pesimis yang mungkin terjadi. Fa1
kt 0
a) Analisis Lereng Tunggal or 60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
Sudut Kemiringan Lereng Tunggal (...0)
Analisis kestabilan lereng dilakukan terhadap lereng Ke
tunggal, untuk lereng desain dan lereng aktual. a Gambar 6.Grafik Hubungan Antara Sudut
Lereng didesain dengan ketinggian jenjang 15 m, Kemiringan
m Lereng Tunggal pada SLP 1 terhadap
anNilai FK untuk Tinggi Lereng Tunggal 15 m.
lebar 5 m, kemiringan lereng 60° (Gambar 5.).
an
Lereng dinyatakan aman apabila nilai faktor
keamanannya ≥ 1,2. Lereng desain berada dalam 200
keadaan aman dengan faktor keamanan 15,39 untuk Lereng
SLP
2
lereng SLP 1 dan 185,02 untuk lereng SLP 2. 150
FK
Aman
100
50
0
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
0
Sudut Kemiringan Lereng Tunggal (... )
9
Analisis Kestabilan Lereng di Pit Pajajaran … Arin Chandra Kusuma
(jangkauan alat gali muat), untuk tinggi lereng 20 m Hal yang dipantau adalah adanya batu-batu
tidak memenuhi. menggantung pada permukaan lereng serta
kemungkinan terdapatnya crack pada lereng. Pada
b). Analisis Lereng Keseluruhan
crack yang terbentuk perlu dilakukan pengukuran
Analisis lereng keseluruhan dilakukan berdasarkan
terhadap lebar crack untuk mengetahui perpindahan
lereng keseluruhan yang sudah ada dilapangan. Pada
yang terjadi. Pengukuran tersebut dapat dilakukan
lereng keseluruhan SLP 1 tersusun atas 3 lereng
dengan memasangkan crackmeter pada crack yang
tunggal dan untuk lereng keseluruhan SLP 2 tersusun
terbentuk. Percepatan perpindahan dapat diketahui
atas 2 lereng tunggal (Gambar 8). Karakteristik
sehingga dapat meminimumkan resiko yang terjadi
massa batuan pembentuk lereng keseluruhan sama
terhadap kegiatan operasi yang berjalan.
dengan karakteristik massa batuan lereng tunggal.
b). Scaling
Scaling adalah tindakan untuk menghilangkan batu-
batu menggantung pada permukaan lereng
menggunakan peralatan seperti tongkat untuk
menjatuhkan batuan yang berpotensi jatuh. Scaling
yang dapat diterapkan pada lokasi penelitian ialah
dengan menggunakan alat berat yaitu
excavator.Excavator meratakan permukaan lereng
pada lereng yang baru terbentuk sehingga batu-batu
yang menggantung dapat dihilangkan.
a). Geometri Lereng b). Geometri Lereng
Keseluruhan Keseluruhan
SLP 1 SLP 2
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan,
Gambar 8.Geometri Lereng Keseluruhan maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu:
a. Massa batuan andesit di lereng SLP 1 termasuk
Lereng keseluruhan dinyatakan aman apabila nilai medium strong rock yang memiliki estimasi
faktor keamanannya ≥ 1,5. Lereng keseluruhan SLP 1 nilai kuat tekan uniaksial berkisar antara 25-50
berada pada kondisi aman dengan nilai faktor MPa dan masuk ke dalam batuan kelas III yaitu
keamanannya 1,65. Begitu juga lereng keseluruhan fair rockdengan nilai RMR 55. Nilai kohesi dan
SLP 2, berada pada kondisi aman dengan nilai faktor sudut gesek dalam pada massa batuan andesit di
keamanan 54,26. lereng SLP 1 sebesar 98 KPa dan 510.
Tindakan Penunjang Kestabilan Lereng b. Massa batuan andesit pada lereng SLP 1
Kegiatan penggalian pada massa batuan dapat termasuk dalam strong rock yang memiliki
mengganggu kestabilannya. Pada lereng material estimasi nilai kuat tekan uniaksial berkisar
kompak, khususnya pada lereng batuan beku yang antara 50-100 MPa dan masuk ke dalam batuan
harus diperhatikan adalah terjadinya batu jatuh. Batu kelas II yaitu good rock dengan nilai RMR 73.
yang menggantung pada permukaan lereng dapat Nilai kohesi dan sudut gesek dalam pada massa
jatuh sewaktu-waktu yang dapat mengancam batuan andesit di lereng SLP 2 sebesar 406 KPa
keselamatan pekerja (manusia) dan peralatan yang dan 620.
digunakan. Untuk itu perlu dilakukan tindakan- c. Pada kedua lokasi, baik lereng SLP 1 dan lerng
tindakan penunjang kestabilan lereng. SLP 2 berpotensi terjadi longsor baji. Pada
lereng SLP 1 longsor baji mengarah ke N
a). Pemantauan Lereng 048oE. Sedangkan pada lereng SLP 2 longsor
Salah satu dari berbagai macam tindakan penunjang baji mengarah ke N 189oE.
kestabilan lereng yaitu pemantauan lereng. d. Lereng tunggal pada SLP 1 dan SLP 2, baik
Pemantauan dilakukan dengan pengamatan secara lereng desain maupun lereng aktual dalam
visual. Walaupun sederhana, tindakan pemantauan kondisi aman.
dengan pengamatan secara visual sangat penting e. Lebar lereng yang diterapkan sebesar 5 m tidak
dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar dapat diketahui memenuhi. Lebar lereng minimum yang
berbagai potensi ketidak-stabilan secara dini. memenuhi untuk tinggi 15 meter dan
Pengamatan secara visual dapat memberikan kemiringan 60o adalah 5,4 m. Sedangkan untuk
gambaran umum untuk mendeteksi terjadinya tinggi 15 m dan kemiringan 70o, lebar lereng
ketidak-stabilan. minimum yang memenuhi adalah sebesar 5,6 m.
Pengamatan secara visual dapat dilakukan oleh mine f. Lereng keseluruhan pada SLP 1 dan SLP 2,
geotechnical engineer dan anggotanya. Pengamatan dalam kondisi aman.
dilakukan secara rutin dan didokumentasikan 5. DAFTAR PUSTAKA
sehingga berbagai potensi bahaya dapat diketahui Amalia, Yasmina, 2013, “Penerapan Metode Kriteria
secara dini dan dapat dilakukan tindakan Runtuh Hoek & Brown dalam Menentukan
penanggulangan selanjutnya.
10
Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 1 Periode: Maret-Agustus 2015
Faktor Keamanan pada Analisis Kestabilan Kliche, Charles A., 1999, “Rock Slope Stabilty”,
Lereng di PT. Kaltim Batu Manunggal Sociaty for Mining, Metallurgy and
Kalimantan Timur”, Skripsi, Program Studi Exploration, inc., USA.
Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Mining Department, 2012, “Laporan Perkembangan
Mineral, UPN “Veteran” Yogyakarta. Kegiatan Penambangan”, PT. Tambang
Bieniawski Z. T., 1989, “Engineering Rock Mass Tondano Nusajaya, Minahasa Utara, Sulawesi
Clasifications”, John Wiley & Sons, Inc., Utara.
New York, U.S.A. Priest, S.D. Hudson, J.A, 1976, "Discontinuity
Brown E.T., 1981, “Rock Characterization Testing Spacings In Rock". International Journal of
and Monitoring”, ISRM Suggested Methods, Rock Mechanics and Mining Sciences &
Royal School of Mines, London. Geomechanics.
Hoek, E. and Brown, 1980, “Underground Wyllie, Duncan C. and Mah, C. W. 2004, “Rock
Excavation In Rock”, The Institution of Slope Engineering Civil and Mining 4th
Mining and Metallurgy, London. Edition”, Spon Press, 270 Madison Avenue,
Hoek, E. Torres, C. and Corkum, B., 2002, “Hoek- New York, USA.
Brown Failure criterion - 2002 edition”,
Vancouver, Canada.
11