Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

TRANSFORMATOR INSTRUMEN

DI SUSUN OLEH :

AGUS MUNANDAR
105 82 1406 14

FAKULTAS TEKNIK | TEKNIK ELETRO

UNIVERSITAS MUHAMMADIAH
MAKASSAR
2016/2017
KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Rasa syukur patut kita panjatkan kehadirat allah swt yang telah mengijinkan dan
memberi nikmat kemudahan dalam menyusun dan menulis makalah TRANSFORMATO
INSTRUMEN.

Hal yang paling mendasar yang mendorong penulis untuk menyusun makalah ini
adalah salah satu tugas dari SISTEM PROTEKSI, untuk mencapai nilai yang memenuhi
syarat perkuliahan.

Pada kesempatan ini kami semua mengucapkan banyak terimakasih yang tak
terhingga atas bimbingan dosen dan semua pihak sehingga makalah ini dapat saya selesaikan
dengan baik.

Penulis menyadari bahwa keseluruhan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
penulis memohon maaf sebesar-besarnya apabila masih terdapat kekurangan dalam
penulisannya

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

penulis
TRANSFORMATOR INSTRUMEN

A. PENGERTIAN

Transformator instrument berfungsi untuk mencatu instrument ukur (meter) dan

relai serta alat-alat serupa lainnya. Transformator ini terdapat dua jenis yaitu

transformator arus (CT) dan transformator tegangan (PT).Transformator instrument

yang berazaskan induksi terdiri dari inti (core) dan kumparan (winding). Inti berfungsi

sebagai jalannya fluxi magnit sedangkan kumparan berfungsi mentransformasikan

arus dan tegangan. Kumparan primer dan sekunder dapat lebih dari satu kumparan.

N1 / N2 = V1/ V2 = I2 /I1

Dimana :

N1 : Jumlah lilitan primer

N2 : Jumlah lilitan sekunder

V1 : Tegangan primer

V2 : Tegangan sekunder

I1 : Arus primer

I2 : Arus sekunder

Yang termasuk dalam trafo-trafo pengukuran adalah:


 Trafo arus (CT)

 Trafo tegangan (PT/CVT)

 Gabungan trafo arus dan trafo tegangan (combined current transformer and

potential transformer)

Fungsi trafo pengukuran (CT/PT/CVT) adalah:

 Mengkonversi besaran arus atau tegangan pada sistem tenaga listrik dari

besaran primer menjadi besaran sekunder untuk keperluan sistem metering dan

proteksi.

 Mengisolasi rangkaian sekunder terhadap rangkaian primer.

 Standarisasi besaran sekunder, untuk arus 1 A, 2 A dan 5 A, tegangan 100,

100/√3, 110/√3 dan 110 volt

Pada prinsipnya transformator banyak digunakan disekitar rumah tangga,

perkantoran dan lain-lain sebagai suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

menaikkan tegangan (Step up) atau penurun tegangan (Step down) dan juga sebagai

peralatan untuk menstabilisasikan tegangan (Stabilizer). Dengan dioperasikannya

tranformator melayani bebannya maka akan terjadi dua arah fluksi pada inti yaitu

pada sisi primer dan sisi sekunder, kedua arah fluksi tersebut mempunyai arah yang

berlawanan yang secara vektoris saling mengkompensasi, tetapi di dalam inti akan

terjadi tingkat saturasi medan magnit, yang bearti inti besi telah mencapai tingkat titik

jenuh yang sesaat oleh fluksi medan. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap inti besi

yang membuat inti besi tidak mampu lagi menampung fluksi medan, dengan demikian

akan terpengaruh terhadap pembangkitan tegangan.


Transformator dipakai untuk mencatui rangkaian tegangan alat penunjuk, dan rele

pengaman. Batas dasar dari trafo tegangan adalah perbandingan transformasi dan

bebannya, dalam hal ini jumlah beban diberikan oleh alat yang tersambung.

Pengaruh – pengaruh yang ada pada transformator tegangan

– perubahan tegangan

– frekuensi

– arus sekunder (VA)

– power faktor sekunder

B. KONTRUKSI TRANSFORMATOR INSTRUMEN

Trafo arus digunakan pada jaringan transmisi atau jaringan distribusi dalam sistem

ketenagalistrikan karena beberapa hal, yaitu:

 Memiliki kemampuan insulasi untuk memisahkan tegangan tinggi dengan

tegangan rendah.

 Memiliki kemampuan untuk mengkonversi arus yang sangat besar menjadi arus

yang lebih kecil sehingga bisa dikoneksikan dengan alat ukur atau proteksi

 Memungkin standarisasi arus yang digunakan untuk keperluan pengukuran atau

proteksi.

Untuk memenuhi tujuan tersebut, maka trafo arus dirancang sedemikian rupa

sehingga mampu bertahan terhadap tegangan tinggi dan arus yang sangat besar di sisi

primer.
1. Bahan atau Materi Trafo Arus.

Penelitian dan pengembangan yang terus-menerus terhadap material yang

mampu menahan beda potensial yang tinggi menyebabkan perubahan material

penyusun utama komponen insulasi.

Dibawah ini ada sejarah penggunaan materi pembuatan trafo arus tegangan tinggi

atau menengah yang dikutip dari “Instrument Transformers, Technical

information and application guide, ABB”.

a. Butyl Rubbers

Digunakan pada tahun 1970 sebagai media insulasi untuk tegangan tinggi ( 5 ~

34.5kV).

b. Cycloaliphatic Epoxies

Cycloaliphatic epoxy (CEP) diperkenalkan pertama kali di akhir tahun 1970-

an sebagai insulasi di luar ruangan karena kemampuan bertahan yang baik

terhadap kelembaban, radiasi sinar matahari, polusi lingkungan dan kimia.

Kekuatan mekanisnya sangat baik dan sifat dielectricnya sangat diinginkan.

c. Aromatic Polyurethanes

Aromatic polyurethane (PUR) elastomers adalah media insulasi yang sangat

ekonomis untuk peralatan elektrik. Terdapat sekitar 14 jenis PUR yang sukses

dipasaran untuk aplikasi yang luas, termasuk trafo instrumentasi. 13 jenis

diantaranya disebut konvensional karet.


d. Hydrophobic Cycloaliphatic Epoxy

Di awal tahun 2000’an, Penyedia resin memperkenal versi hydrophobic dari

CEP dan disebut Hydrophobic Cycloaliphatic Epoxy (HCEP) ke pasaran.

Material ini memiliki ketahanan yang lebih baik, sedikit aktivitas buangan

sehingga lebih sedikit kerusakan permukaan yang akan menambah usia

transformer.

Terdapat standar international maupun nasional yang mengatur batasan

minimum kemampuan insulasi berdasarkan tegangan maksimum dari sistem

dimana trafo tersebut ditempatkan.

Tabel1 dibawah ini adalah batasan kemampuan insulasi berdasarkan tegangan

maksimum sistem.

Tabel1. Kemampuan Insulasi Trafo Arus Berdasarkan Standar IEC60044-1


Tabel1 Insulasi berdasarkan standar IEC60044-1 yang banyak digunakan di

eropa, termasuk Indonesia (PLN).

Dibawah ini adalah tabel kemampuan insulasi yang diatur oleh standar IEEE

atau ANSI C57.13 tahun 2008

Tabel2. Kemampuan Insulasi Trafo Arus Berdasarkan Standar C57.13 tahun 2008

Tabel2. Kemampuan insulasi berdasarkan standar ANSI C57.13 2008 yang

banyak digunakan di Amerika, termasuk pertambangan di Indonesia.


Secara garis besar, standar internasional mengatur batas kemampuan minimal

insulasi pada beberapa bagian, yaitu:

 Kemampuan insulasi antara belitan primer dengan belitan sekunder dan

ground

 Kemampuan insulasi antar belitan primer jika tapping dilakukan pada sisi

belitan primer

 Kemampuan antara belitan sekunder dengan grounding

 Kemampuan insulasi antar inti sekunder apabila trafo mengandung lebih dari 2

inti.

2. Kemampuan Hantar Arus.

Salah satu tujuan digunakannya trafo arus pada jaringan transmisi dan

distribusi adalah untuk keperluan pengukuran arus dan proteksi. Karena besarnya

arus yang mengalir pada jaringan transmisi atau distribusi, maka pada umumnya

trafo arus dibuat menggunakan batang tembaga (bus bar) yang besar.

Gambar di bawah adalah konstruksi dari sebuah trafo arus tegangan menengah

yang terdiri dari dua buah inti. Inti atau core yang pertama untuk tujuan

pengukuran, sedangkan inti atau core yang kedua untuk tujuan proteksi.
Gbr1. Struktur Dalam Trafo Arus

Sebuah Trafo arus terdiri dari beberapa komponen, yaitu:

a. Batang Penghantar Primary (Primary Bus Bar)

Sebuah trafo arus biasanya terdiri dari sebuah belitan primer dengan dimensi

yang besar. Hal ini disebabkan karena sebuah trafo arus dirancang untuk

dialiri arus yang besar. Dalam kondisi tertentu, biasanya rasio dibawah 1000A,

sebuah trafo arus dapat dirancang memiliki rasio ganda yang diatur dari sisi

primer atau biasa di kenal dengan istilah primary changeable.

b. Inti atau Core


Trafo arus bisa mengandung satu atau lebih inti core, tergantung dari

kebutuhan aplikasinnya. Masing-masing dari inti trafo tersebut adalah bebas

dan tidak tergantung atau saling mempengaruhi antara inti yang satu dengan

inti lainnya.

c. Belitan Sekunder.

Belitan sekunder biasanya terbuat dari kawat enamel yang disesuai

kemampuan dari arus nominal yang mengalir pada kumparan priber.

Beberapa parameter yang terkait dengan dimensi atau ukuran batang primer

adalah:

 Kemampuan menyalurkan arus nominal secara terus-menerus. (I cth)

 Kemampuan menyalurkan arus short circuit ketika terjadi gangguan sistem,

termasuk didalamnya arus dinamik (Ith dan Idyn).

C. JENIS-JENIS TRAFO INSTRUMEN

1. Transformator arus

Current Transformer atau yang biasa disebut Trafo arus adalah tipe instrument

trafo yang didesain untuk mendukung arus yang mengalir pada kumparan

sekunder sebanding dengan arus bolak-balik yang mengalir pada sisi primer.

Secara umum Trafo ini digunakan untuk mengukur dan melindungi rele pada

industri atau perkantoran yang memakai tegangan tinggi di mana trafo ini

mempunyai fasilitas pengukuran yang aman dalam mengukur jumlah arus yang
besar begitu juga dengan tegangan yang tinggi.

Disamping penggunannya untuk mengukur arus, trafo ini juga dibutuhkan untuk

pengukuran daya dan energi, trafo arus juga dibutuhkan untuk pengukuran daya

dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi. Kumparan primer trafo arus

dihubungkan secara serie dengan jaringan atau peralatan yang akan diukur

arusnya, sedangkan kumparan sekunder dihubungkan dengan peralatan meter dan

rele proteksi.

Trafo ini bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat. Trafo arus untuk

tujuan proteksi baisanya harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus

pengenalnya. digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper

lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika arus yang mengalir pada

tegangan rendah dan besarnya dibawah 5 amper, maka pengukuran dapat

dilakukan secara langsung sedangkan untuk arus yang mengalir besar, maka

harus dilakukan pengukuran secara tidak langsung dengan menggunakan trafo

arus (sebutan untuk trafo pengukuran arus yang besar). Disamping itu trafo arus

berfungsi juga untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele

proteksi.

Cara kerja dari trafo arus ini: Jika pada kumparan primer mengalir arus I1,

maka pada kumparan primer akan timbul gaya gerak magnet sebesar N1 I1. gaya

gerak magnet ini memproduksi fluks pada inti.

Fluks ini membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan sekunder. Jika

kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I2.

Arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder.
 Pengaruh – pengaruh yang ada pada transformator arus

 impedansi beban

 frekuensi

 sudut phasa sekunder

a. Jenis-Jenis Transformator arus

Dalam pemakaian sehari-hari, trafo arus dibagi menjadi jenis-jenis

tertentu berdasarkan syarat-syarat tertentu pula, adapun pembagian jenis

trafo arus adalah sebagai berikut :

 Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Kumparan Primer

 Jenis Kumparan (Wound)

Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah, burden yang

besar, atau pengukuran yang membutuhkan ketelitian tinggi. Belitan

primer tergantung pada arus primer yang akan diukur, biasanya

tidak lebih dari 5 belitan. Penambahan belitan primer akan

mengurangi faktor thermal dan dinamis arus hubung singkat.

 Jenis Bar (Bar)

Konstruksinya mampu menahan arus hubung singkat yang cukup

tinggi sehingga memiliki faktor thermis dan dinamis arus hubung

singkat yang tinggi. Keburukannya, ukuran inti yang paling

ekonomis diperoleh pada arus pengenal yang cukup tinggi yaitu

1000A.

 Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Rasio

 Jenis Rasio Tunggal


Rasio tunggal adalah trafo arus dengan satu kumparan primer dan

satu kumparan sekunder.

 Jenis Rasio Ganda

Rasio ganda diperoleh dengan membagi kumparan primer menjadi

beberapa kelompok yang dihubungkan seri atau paralel.

 Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Inti

 Inti Tunggal

Digunakan apabila sistem membutuhkan salah satu fungsi saja, yaitu

untuk pengukuran atau proteksi.

 Inti Ganda

Digunakan apabila sistem membutuhkan arus untuk pengukuran dan

proteksi sekaligus.
 Jenis Trafo Arus Menurut Konstruksi Isolasi

 Isolasi Epoksi-Resin

Biasa dipakai hingga tegangan 110KV. Memiliki kekuatan hubung

singkat yang cukup tinggi karena semua belitan tertanam pada

bahan isolasi. Terdapat 2 jenis, yaitu jenis bushing dan pendukung.

 Isolasi Minyak-Kertas

Isolasi minyak kertas ditempatkan pada kerangka porselen.

Merupakan trafo arus untuk tegangan tinggi yang digunakan pada

gardu induk dengan pemasangan luar. Dibedakan menjadi jenis

tangki logam, kerangka isolasi, dan jenis gardu. Kelebihannya,

penyulang pada sisi primer lebih pendek, digunakan untuk arus

pengenal dan arus hubung singkat yang besar.


 Isolasi Koaksial

Jenis trafo arus dengan isolasi koaksial biasa ditemui pada kabel,

bushing trafo, atau pada rel daya berisolasi gas SF6. Sering

digunakan inti berbentuk cincin dengan belitan sekunder yang

dibelit secara seragam pada cincin dan dimasukkan pada isolasi,

dengan demikian terbuka jalan untuk membawa lapisan terluar

bagian yang di-ground keluar dari trafo arus

2. Trafo Tegangan

Trafo tegangan atau Potential Transformer (PT) adalah peralatan yang

mentransformasi tegangan sistem yang lebih tinggi ke suatu tegangan sistem

yang lebih rendah untuk kebutuhan peralatan indikator, alat ukur/meter dan

relai.

a. Prinsip kerja trafo tegangan adalah sebagai berikut:


Rangkaian Trafo Tegangan

Dimana:

a : Ratio transformasi

N1 > N2

N1 : Jumlah belitan primer

N2 : Jumlah belitan sekunder

E1 : Tegangan primer

E2 : Tegangan sekunder

Rangkaian Ekuivalen Trafo Tegangan

Dimana:

Im : Arus eksitasi / magnetisasi

Ie : Arus karna rugi besi

Trafo tegangan memiliki prinsip kerja yang sama dengan trafo tenaga

tetapi rancangan trafo tegangan berbeda yaitu:


 Kapasitasnya kecil (10 – 150 VA), karena digunakan hanya

pada alat-alat ukurrelai dan peralatan indikasi yang konsumsi

dayanya kecil.

 Memiliki tingkat ketelitian yang tinggi.

 Salah satu ujung terminal tegangan tingginya selalu ditanahkan.

b. Fungsi Trafo Tegangan

 Mentransformasikan besaran tegangan sistem dari yang tinggi ke

besaran tegangan listrik yang lebih rendah sehingga dapat digunakan

untuk peralatan proteksi dan pengukuran yang lebih aman, akurat dan

teliti.

 Mengisolasi bagian primer yang tegangannya sangat tinggi dengan

bagian sekunder yang tegangannya rendah untuk digunakan sebagai

sistem proteksi dan pengukuran peralatan dibagian primer.

 Sebagai standarisasi besaran tegangan sekunder (100, 100/√3, 110/√3

dan 110 volt) untuk keperluan peralatan sisi sekunder.

 Memiliki 2 kelas, yaitu kelas proteksi (3P, 6P) dan kelas pengukuran

(0,1; 0,2; 0,5; 1;3).

c. Jenis Trafo Tegangan

Trafo tegangan magnetik (Magnetik Voltage Transformer / VT)

Disebut juga Trafo tegangan induktif. Terdiri dari belitan primer dan

sekunder pada inti besi yang prinsip kerjanya belitan primer

menginduksikan tegangan kebelitan sekundernya.


Trafo tegangan kapasitif (Capasitive Voltage Transformer / CVT)

Trafo tegangan ini terdiri dari dua bagian yaitu Capacitive Voltage

ivider (CVD) dan inductive Intermediate Voltage Transformer (IVT).

VD merupakan rangkaian seri 2 (dua) kapasitor atau lebih yang berfungsi

sebagai pembagi tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah pada

primer, selanjutnya tegangan pada satu kapasitor ditransformasikan oleh

VT menjadi teganggan sekunder.


DAFTAR PUSTAKA

 http://ichsandi.blogspot.co.id/2010/04/transformator-instrument-berfungsi.html

 http://www.bloglistrik.com/2016/09/trafo-tegangan-pt.html

 https://trafoinstrumentasi.com/2015/06/21/bahan-dan-konstruksi-trafo-arus/

Anda mungkin juga menyukai