Anda di halaman 1dari 11

FILSAFAT ILMU

MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu : Murisa Zinira, S.Th.I, M.A, M.A

Di Susun Oleh Kelompok 1 :


Mohammad Haqqul Wafiq (2018080031)
Muhammad Luthfil Hakim (2018080029)
Muhammad Haydar Hakim (2018080022)

ILMU QURAN DAN TAFSIR

FAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN

JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2018

1
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah, merupakan satu kata yang sangat pantas kami


ucapkan kepada Allah Swt karena bimbinganNya kami bisa menyelesaikan
sebuah makalah yang berjudul “ PENGERTIAN FILSAFAT ILMU”.

Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikan ucapan terima kasih


yang tak terhingga kepada teman-teman yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada Ibu Maurisa Zinira, S.Th.I,
M.A, M.A selaku dosen mata kuliah filsafat ilmu yang telah memberikan
kesempatan kepada kami untuk menuliskan makalah ini.

Saya menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan pada makalah


ini dikarenakan keterbatasan kami dalam mempelajari filsafat ilmu. Oleh
karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun untuk kemajuan ilmu pengetahuan ini.

Terima kasih , semoga makalah ini biasa bermanfaat bagi kita semua.

Wonosobo, 29 September 2018

Penulis

2
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................ 1
KATA PENGANTAR ................................................................................ 2
DAFTAR ISI ............................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 4
A. Latar belakang .................................................................................. 4
B. Rumusan masalah ............................................................................. 4
C. Tujuan masalah . ............................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 5

A. Pengertian filsafat ............................................................................. 5


B. Pengertian ilmu ................................................................................ 6
C. Fungsi filsafat .................................................................................... 7
D. Hubungan ilmu dan filsafat dalam sejarah ........................................ 8

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 10


A. Kesimpulan ....................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 11

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebelum memasuki pengkajian tentang filsafat, kita perlu membatasi dulu
apa pengertian filsafat itu. Dengan demikian, kita dapat memahami karakteristik
asarnya, serta mengerti tema-tema filosofis yang nantinya akan kita temui di
sepanjang pembahasan makalah ini.
Namun hal ini bukanlah pekerjaan yang mudah, karena istilah filsafat
tidak dapat dipahami secara utuh sebelum kita mengetahui ruang lingkup kajian
dan persoalan-persoalan yang ditanganinya. Di samping itu, para filsuf sendiri
mempunyai pandangan yang berbeda mengenai arti, objek, metode, tujuan dan
nilai filsafat. Pendefinisian filsafat tidak akan mudah dilakukan sekarang akan
tetapi dengan segala kekurangan dan keterbatasan, kami akan kemukakan
beberapa arti dan fugsi dari kata filsafat.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian filsafat ?
2. Apa Pengertian ilmu ?
3. Apa Fungsi filsafat ?
4. Bagaimana Hubungan ilmu dan filsafat dalam sejarah ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian filsafat.
2. Untuk mengetahui pengertian ilmu.
3. Untuk mengetahui hubungan ilmu dan filsafat.
4. Untuk mengetahui fungsi filsafat.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Filsafat
Secara etimologis, istilah filsafat merupakan padanan kata falsafah
(Bahasa Arab) dan philosophy (Bahasa Inggris) yang dari asal Bahasa Yunani
philosophia. Kata philosopia adalah kata majemuk yang terdiri dari dua kata
philos dan sophia. Kata philos berarti cinta (love) atau sahabat, dan spphia berarti
kebijaksanaan (wisdom), kearifan, dan pengetahuan. Sehingga secara etimologis,
kata filsafat berarti “love of wisdom” atau cinta kebijaksanaan, cinta kearifan,
cinta pengetahuan, atau sahabat kebijaksanaan, sahabat kearifan dan sahabat
pengetahuan.
Menurut sejarah istilah philosophia pertama kali digunakan oleh
Pythagoras (sekitar abad ke-6 SM). Ketika diajukan pertanyaan kepadanya,
“apakah anda termasuk orang yang bijaksana?”. Dengan rendah hati Pythagoras
menjawab, “Saya hanya seorang philosophos, pecinta kebijaksanaan” (love of
wisdhom), atau dalam sumber lain, Phitagoras menjawab, “Saya hanya orang
yang mencintai pengetahuan”. Jawaban Pythagoras ini sebagai reaksi terhadap
kaum shopis, yakni sekelompok cendekiawan yang menggunakan hujan-
hujannya untuk mengalahkan lawan-lawan debatnya.
Lebih dari itu, kaum sophis menjajakan kepandaiannya untuk mengambil
untung dari lawan-lawan debatnya atau masyarakat yang diajarinya dengan
menarik bayaran tertentu. Ditangan kelompok ini, kata sophis (arif) kehilangan
arti aslinya dan kemudian menjadi seseorang yang menggunakan hujjah-hujjah
yang keliru untuk mengalahkan lawan dialognya. Lepas dari siapa yang
menyebut pertama kali istilah philosophia atau filsafat, yang jelas pada masa
Socrates dan Plato istilah tersebut sudah cukup popular.
Dalam memahami apa sebenarnya filsafat, kita tidak cukup hanya
mengetahui asal usul dan arti istilah yang digunakan, melainkan juga harus

5
memerhatikan konsep dan definisi yang diberikan oleh para filsuf menurut
pemahaman mereka masing-masing. Akan tetapi, perlu dikatakan pula bahwa
definisi yang diberikan par filsuf tidak selalu sama. Bahkan, dapat dikatakan
setiap filsuf memiliki konsep dan definisi sendiri-sendiri yang berbeda dengan
filsuf lainnya. Karna itu, ada yang mengatakan bahwa jumla konsep dan definisi
filsafat itu sebanyak jumlah filsuf atau ahli filsafat itu sendiri.
Secara terminology atau istilah, terdapat banyak definisi tentang
pengertian filsafat. Beragamnya definisi filsafat menunjukkan bahwa manusia
memiliki kebebasan untuk memilih sudut pandang (point of view) dalam
memikirkan filsafat. Bahkan, perbrdaan sudut pandang ini diusahakan untuk
dapat saling melengkapi. Karena setiap sudut pandang pasti memiliki kekurangan
atau kelemahan.1

B. Pengertian Ilmu
Ilmu berasal dari bahasa Arab, yakni “ilm” yang diartikan pengetahuan. Kata
“ilm” dalam bahasa arab menggunakan tiga huruf, yaitu huruf ‘ain, lam dan
miem. Menurut Muhammad (1984:34), tiga huruf itu mempunyai makna
tersendiri, yakni :
1. Huruf ‘ain bentuknya didepan ibarat mulut yang posisinya yang selalu
terbuka, menandakan bahwa mencari ilmu pengetahuan itu tidak akan pernah
kenyang. Seorang yang berilmu akan terus mencari pembenaran-pembenaran
ilmiah untuk semua yang dipikirkannya. Setiap hari ilmu digunakan manusia
untuk meningkatkan derajat hidupnya.
2. Huruf lam sesudah ‘ain panjangnya tidak terbatas. Boleh menjulang sampai
kelangit dan menjangkau cakrawala yang nun jauh disana. Itu pertanda
bahwa mencari ilmu tidak mengenal batas usia. Semua berhak
melakukannya, bahkan sejak buaian ibu hingga masuk ke liang lahat; dan

1
Ali maksum, Pengantar filsafat, Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA , 2008, hlm :25-26

6
3. Huruf terakhir adalah huruf miem, yang meletakkan diri didasar, menunduk
pertanda kefakiran ilmunya. Artinya, meskipun ilmu pengetahuan telah
menjulang tinggi, seorang yang ‘alim harus rendah hati bagaikan ilmu padi,
makin berisi makin tertunduk, tawadhu’.2

C. Fungsi Filsafat
Sejauh mana filsafat dapat memenuhi harapa-harapan manusia, itulah
fungsinya. Sebagai mana disebutkan bahwa manusia telah memiliki qodrat
berfikir, maka cara berfikir manusiapun mengalami perubahan dari suatu kurun
waktu ke kurun waktu berikutnya, seiring dengan perubahan-perubahan yang
menyangkut dasar-dasar kehidupan manusia dan masyarakat. Manusia telah
mengalami lompatan-lompatan dahsyat dalam bidang sains dan teknokogi
(imptek).
Pada sisi lain, kemajuan-kemajuan menakjubkan yang dicapai oleh iptek
menjadikan manusia resah dan menghadapi problema hidup yang akut, sebab
kemajuan iptek sering tidak dibarengi dengan kemajuan yang sama di bidang
spiritual dan moral. Dari sinilah kemudian pengetahuan tidak menyatu dengan
nilai, kekuatan tidak menyatu dengan kebijakan. Manusia berada dalam keadaan
dilimatis; intelektualitas dan moralitasnya terombang-ambing tanpa terkendali.
Kondisi ini telah membuktikan ketidaksamaan (disharmoni) dalam individu dan
masyarakat sehingga membuat manusia menderita dan kesepian.
Manusia telah memperoleh kekuatan besar dengan ipteknya, dan telah
pula mencapai taraf kehidupan yang mudah dan serba ada. Tetapi, pada saat yang
bersamaan, ia mengalami kegelisahan dan ketidak bermaknaan dalam kehidupan.
Ia semakin tersaing dengan dirinya sendiri, lingkungan sosialnya, dan bahkan
dengan tuhannya.

2
Beni Ahmad Saebani, Filsafat ilmu, Bandung : CV.PUSTAKA SETIA, 2009 hlm :35

7
Menghadapi kenyataan tersebut, filsafat bertugas untuk meluruskan
kembali tujuan sains dan teknologi yang tercabut dari akar metafisisnya. Maka
dari itu filsafat akan memaknai kembali landasan sains dan teknologi baik pada
tataran epistemology, ontology, maupun akseologisnya. Jika hal ini tidak
dilakukan, bias dipastikan manusisa kehilangan tujuan, arah, makna, dan
kemerdekaannya. Oleh karena itu, filsafat harus meluruskan kembali muatan
moral dan nilai bagi landasan bangunan sains modern.
Filsafat memberikan kepada manusia keinsafan dan pandangan jauh
kedepan serta arti pentngnya hidup. Filsafat berfungsi sebagai upaya
menjernihkan kepercanyaan pokok yang pada akhirnya menentukan tekanan
perhatian yang ada pada dasar karakter.
Secara ringkas dapat disebutkan bahwa fungsi filsafat adalah untuk
menyelamatkan manusia dari kesesatan hidup menghadapi pengaruh-pengaruh
kemajuan dan gaya hidup materialisme; melepaskan kungkungan kegelisahan
dan ketidakbermaknaan (unmeaning purpose of life).3

D. Hubungan Ilmu dan Filsafat dalam Sejarah


Pada awalnya, filsafat mencakup lapangan pembahasan ilmu, karena
filsafat dipahami sebagai setiap usaha yang dilakukan oleh akal untuk sampai
kepada pengetahuan. Kita bisa mencermati kajian-kajian Aristoteles untuk
membuktikan bahwa filsafat dalam pandangannya adalah pengetahuan manusia
dalam arti yang paling luas. Trend ini secara umum dapat kita lihat pada filusuf-
filusuf Yunani dan Muslim. Ibnu Sina dari kalangan filusuf Muslim misalnya.
Dia menggabungkan filsafat dan ilmu kedokteran. Dia juga merupakan seorang
musikus dan politisi, disamping sebagai ahli logika dan filsafat ketuhanan.

3
Op. Cit, hlm :25-26

8
Akan tetapi, perkembangan pengetahuan manusia membuat sebagian
lapangan ilmu pengetahuan menjadi spesifik dan independen. Hal itu diikuti oleh
kecenderungan seorang pemikir untuk memilih lebih dari satu lapangan
pengetahuan. Oleh karena itu, term filsafat menjadi tumpang tindih dengan term
ilmu. Descartes –misalnya- telah menggabungkan antara filsafat alam dengan
ilmu. Dia memasukkan fisika, mekanika dan kedokteran kedalam ilmu-ilmu
filsafat. Newton, yang mempunyai jasa besar dalam meletakkan dasar-dasar ilmu
alam modern, tidak membedakan antara ilmu alam dengan filsafat.4

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara etimologis, istilah filsafat merupakan padanan kata falsafah (Bahasa
Arab) dan philosophy (Bahasa Inggris) yang dari asal Bahasa Yunani philosophia.
Kata philosopia adalah kata majemuk yang terdiri dari dua kata philos dan sophia.
Kata philos berarti cinta (love) atau sahabat, dan sophia berarti kebijaksanaan
(wisdom), kearifan, dan pengetahuan. Sehingga secara etimologis, kata filsafat berarti
“love of wisdom” atau cinta kebijaksanaan, cinta kearifan, cinta pengetahuan, atau
sahabat kebijaksanaan, sahabat kearifan dan sahabat pengetahuan.

4
Fu’ad Farid isma’il & Abdul Hamid Mutawali, Cara mudah belajar filsafat, Jogjakarta : IRCiSoD,2012,
hlm :37-38

9
Filsafat memberikan kepada manusia keinsafan dan pandangan jauh kedepan
serta arti pentingnya hidup. Filsafat berfungsi sebagai upaya menjernihkan
kepercanyaan pokok yang pada akhirnya menentukan tekanan perhatian yang ada
pada dasar karakter.
Secara ringkas dapat disebutkan bahwa fungsi filsafat adalah untuk
menyelamatkan manusia dari kesesatan hidup menghadapi pengaruh-pengaruh
kemajuan dan gaya hidup materialisme; melepaskan kungkungan kegelisahan dan
ketidakbermaknaan (unmeaning purpose of life).

10
Daftar Pustaka

Maksum,Ali, 2008, Pengantar filsafat, Jogjakarta:AR-RUZZ MEDIA.


Saebani, Bani Ahmad, 2009. Filsafat ilmu,Bandung : CV.PUSTAKA
SETIA.
Farid isma’il Fuad & Mutawali,Abdul Hamid, 2012. Cara mudah belajar
filsafat, Jogjakarta : IRCiSoD.

11

Anda mungkin juga menyukai