Anda di halaman 1dari 6

PRODUKSI UBIN KERAMIK PT ARWANA CITRA

MULIA Tbk
Oleh:
Julya Helende Zulfah (NIM: 08031381520070)
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Sriwijaya
E-mail : leajulya1098@gmailcom

I. PENDAHULUAN
PT Arwana Citra Mulia Tbk (Arwana) adalah perusahaan terbuka yang
bergerak dibidang industri keramik. Produk keramik yang diproduksi oleh
Arwana sendiri telah memiliki sertifikasi SNI, dan berbagai operasionalnya telah
memenuhi standar ISO. Arwana memiliki lima pabrik yang terletak di lima lokasi
yang berbeda. Plant I dan Plant II masing-masing berlokasi di Pasar Kemis,
Tanggerang, dan Cikade, serang disiapkan untuk melayani keramik di bagian
barat Indonesia. Plant III dan Plant V yang masing-masing berlokasi di Gresik dan
Mojokert, Jawa Timur, yang dimaksudkan untuk melayani di bagian timur
Indonesia. Sedangkan Plant IV yang terletak di Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera
Selatan, khusus ditujukan untuk melayani pasar keramik di pulau Sumatera bagian
selatan. Masing-masing pabrik Arwana memproduksi keramik dengan spesifikasi
desain, pola dan motif tertentu, serta telah terhubung dengan jaringan pemasaran
yang luas. Dalam hal pemasaran, anak perusahaan Arwana yaitu PT Primagraha
Keramindo, memegang peranan sebagai distributor tunggal yang membawahi 46-
sub distributor yang hampir tersebar diseluruh kota di Indonesia. Ubin keramik
adalah lempeng tipis yang terbuat dari lempung/tanah liat dan atau material
anorganik lain, biasanya digunakan untuk melapisi dinding atau lantai pada
umumnya dibentuk dengan cara ekstruksi (A) atau dipress/ditekan (B) pada suhu
ruang, tetapi dapat juga dibentuk dengan proses lain (C), kemudian dikeringkan
dan sesudah itu dibakar pada suhu yang cukup untuk memperoleh sifat-sifat yang
diinginkan; ubin dapat diglasir (GL) atau tanpa glasir (UGL), tidak mudah
terbakar dan dipengaruhi cahaya. Klasifikasi ubin berglasir untuk lantai
berdasarkan ketahanan abrasinya
1. Kelas 0, ubin berglasir yang termasuk pada kelas ini tidak disarankan
untuk ubin lantai.

1
Universitas Sriwijaya
2. Kelas 1 yaitu penutup lantai pada area untuk keperluan berjalan dengan
alas kaki bersol lembut atau kaki telanjang tanpa goresan pengotor
(contoh: kamar mandi, kamar tidur yang tidak terhubung langsung
dengan luar)
3. Kelas 2 yaitu penutup laintai pada area untuk keperluan berjalan dengan
las kaki bersol lembut atau alas kaki normal yang jarang sekali goresan
pengotor (contoh: dapur dan ruang depan)
4. Kelas 3 yaitu penutup lantai pada area yang digunakan untuk berjalan
denga alas kaki biasa yang pada umumnya sedikit goresa pengotor
(contoh: dapur, ruang tengah, koridor, balkon)
5. Kelas 4 yaitu pentup lantai pada area berjalan yang sering dilewati
dengan goresan pengotor sehingga kondisinya lebih merusak
dibandingkan kelas 3 ( contoh: jalan masuk, dapur komersial, hotel,
ruang pameran dan ruangan penjualan)
6. Kelas 5 yaitu penutup lantai yang digunakan untuk lalu lalang yang
padat dengan pejalan kaki yang membawa pengotor dan menyebabkan
goresan, sehingga kondisinya paling merusak (contoh:tempat umum
seperti pertokoan, bandara, hotel, tempat umum untuk pejalan kaki atau
industri).

II. PEMBAHASAN

Keramik Arwana diintegrasikan ke dalam bahan bangunan untuk rumah


tempat tinggal seta bangunan kantor. Spesifikasi keramik Arwana telah
memperoleh pengakuan dari sgi kualitas dengan diraihnya sertifikat Standar
Nasional Indonesia (SNI) pada tahun 2009. PT Arwana Citra Mulia ini telah

termasuk di daftar perusahaan ubin yang tersertifikasi SNI, dengan No. SNI ISO

2
Universitas Sriwijaya
13006:2010 dengan merk dagang Arwana pada 07 mei 2013. Syarat mutu umum:
Persayaratan karakteristik untuk penggunaan yang berbeda harus berdasarkan
metode uji ISO 10545-2

Syarat mutu khusus, meliputi sifat-sifat fisik dan kimia yang harus sesuai dengan
metode uji ISO10545-16. Penandaan dan Spesifikasi ubin keramik:

 Penandaan
Ubin dan / atau kemasannya harus mencantumkan penandaan sebagai berikut :
 Logo dan / atau merk dagang pemanufaktur dan negara asal;
 Tanda untuk menunjukkan kualitas pertama;
 Jenis ubin yang mengacu pada Lampiran yang sesuai Standar
Nasional ini;
 Ukuran nominal dan ukuran kerja, modul (M) atau non modul;
 Keadaan permukaan, berglasir (GL) atau tidak berglasir (UGL).

 KETERANGAN PRODUK
 hasil uji yang diperoleh sesuai ISO 10545-17;
 Kelas abrasi untuk ubin berglasir.

3
Universitas Sriwijaya
 SPESIFIKASI
 Metode pembentukan;
 Lampiran pada Standar Nasional ini mencakup kelas tertentu dari
ubin;
 Ukuran nominal dan ukuran kerja, modul (M) atau non modul;
 Keadaan permukaan ; berglasir (GL) atau tidak berglasir (UGL).

CONTOH
Ubin ekstrusi presisi, SNI ISO 13006:2010, Lampiran A
AI M25 cm x 12,5 cm (W 240 mm x 115 mm x 10 mm) GL
Ubin ektrusi alami, SNI ISO 13006:2010, Lampiran A
AI 15 cm x 15 cm (W 150 mm x 150 mm x 12,5 mm) UGL

III. PROSES PRODUKSI


Tahapan produksi ubin keramik dibagi menjadi dua tipe, yaitu single firing
dan double firing. Perbedaan kedua proses ini adalah, proses double firing
dibagi menjadi tujuh tahap. Yaitu body preparation, pressing, biscuit
firing, glaze preparation, glaze application, glost firing dan sorting and
packing. Sedangkan pada proses single firing, proses produksi tidak
melalui biscuit firing, melainkan langsung ke tahap glaze application.
Berikut akan dijelaskan sedikit mengenai tahapan produksi keramik lantai
dengan metode single firing.
 Body preparation, mengubah bahan baku awal menjadi bentu powder,
yang merupakan bahan baku pembuatan keramik.
 Pressing, tahapan setelah body preparation yang bertujuan membuat
biscuit tile dari powder yang telah diproduksi di awal. Namun, tile yang
masih bentukan dari powder, sehingga kekuatannya ,asih belum sempurna
karena masih banyak mengandung air.
 Glaze preparation , persiapan alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat
motif atau hiasan permukaan tile. Hal yang harus dipersiapkan diantaranya
adalah englobe, yang berfungsi untuk menyatukan badan keramik dengan
glasur, penahan air agar tidak tembus kebagian depan, mencegah tile
lengket pada roller saat pembakaran glasur, yang mana merupakan bahan
pelapis keramik dan menjadi warna dasar keramik. Pasta, digunakan untuk
member warna pada cetakan motif yang digunakan.

4
Universitas Sriwijaya
 Glaze application, pengaplikasian bahan-bahan yang telah disiapkan
dalam proses glaze preparation.
 Gloss firing, proses adalah proses pembakaran keramik, yang telah
diaplikasikan dengan glasur atau glaze di dalam roller. Temperature dan
lama pembakaran akan sangat mempengaruhi spesifikasi produk keramik
yang diproduksi. Bahan bakar yang digunakan untuk proses ini adalah gas
alam cair yang dialirkan melalui pipa, tetapi terlebih dahulu disaring agar
tidak ada kotoran yang masuk ke dalam roller.pembakaran tile dilakukan
dari dua arah, yaitu dari atas dan bawah.
 Sorting and packing, proses inspeksi produk terakhir sebelum produk
dikirim ke konsumen dan pasar. Pada proses ini tidak lagi dilakukan
pembenaran produk, melainkan hanya pelaporan jika terjadi defect yang
terlalu fatal untuk terjadi pada produksi selanjutnya.
Peningkatan produk jual keramik yang terus-menerus dan memberlakukan standar
ketat terhadap penyortiran barang dengan cara melakukan sitem QA barang jadi,
yaitu QA melakukan sampling akhir produk untuk lebih memastikan bahwa
barang yang dikirim telah memenuhi standar produk yang telah ditentukan.

DAFTAR PUSTAKA

SNI ISO 13006:2010, Ubin Keramik-Definisi, Klasifikasi, Karakteristik Dan


Penandaan.
Sirait, G. https://www. Academia.edu/pembuatan lantai keramik akses tanggal 28
november 2018 pukul 20:45.

SIH 23929.1:2015, Industri Ubin Keramik.

5
Universitas Sriwijaya
6
Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai