Anda di halaman 1dari 11

PERTUMBUHAN

GROWTH

Hendra Willy (C24160072)*

Manajemen Sumberdaya Perairan


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Institut Pertanian Bogor
2018

Abstrak
Salah satu dari beberapa ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang.
Pertumbuhan pada makhluk hidup dapat dinyatakan pada pertambahan ukuran sel, baik
berupa peningkatan panjang tubuh maupun pertambahan bobot. Pertumbuhan pada
organisme akuatik khususnya ikan dapat dinyatakan dengan panjang atau bobot. Tujuan
praktikum pertumbuhan untuk mengetahui pengaruh faktor yang dijadikan perlakuan
(lingkungan, pakan, jenis, dan ukuran ikan) terhadap pertumbuhan. Praktikum
dilaksanakan pada hari Rabu, 2 - 11 Mei 2018 pukul 09.00-12.00 WIB bertempat di
Laboratorium Fisiologi Hewan Air, Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Metode yang digunakan
dalam praktikum pertumbuhan adalah metode eksperimen dengan model Rancangan
Acak Faktorial (RAF). Hasil Perlakuan yang berbeda pada masing-masing akuarium
terhadap faktor metode pemberian pakan dan jenis ikan berpengaruh terhadap
pertumbuhan ikan nila dan ikan patin. Ikan nia memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi
dengan dibandingkan dengan ikan patin, dengan pertumbuhan optimum pada ikan nila
yaitu FR 7% dan pada ikan patin FR 10%.

Kata kunci : pertumbuhan, pakan, bobot

Abstract
One of the few characteristics of living things is growing and developing. Growth
in living things can be expressed in increasing cell size, either in the form of increased
body length or weight gain. Growth in aquatic organisms especially fish can be expressed
by length or weight. The purpose of the growth practicum to determine the effect of
factors being treated (environment, feed, species, and size of fish) on growth. Praktikum
was held on Wednesday, 2 - 11 May 2018 at 09.00-12.00 WIB held at the Water Animal
Physiology Laboratory, Department of Aquatic Resources Management, Faculty of
Fisheries and Marine Sciences, Bogor Agricultural University. The method used in the
growth lab is an experimental method with Randomized Factorial Design (RAF) model.
Different treatment result in each aquarium on feeding method factor and fish type have
an effect on the growth of tilapia fish and catfish. Fish nia have higher growth compared
to catfish, with optimum growth in tilapia FR 7% and FR 10% catfish.

Keywords : growth, feed, weight

PENDAHULUAN
Pertumbuhan merupakan atau berdasarkan ukuran. Selain itu
perubahan ukuran sel meliputi ukuran dapat diartikan sebagai bertambahnya
panjang maupun volume atau berat pada senyawa kimia seperti karbohidrat,
jangka waktu tertetu, pengertian tersebut lemak, protein, vitamin, dan mineral
merupakan pengertian secara biometric (Yusuf et al. 2014). Terdapat beberapa

*Kelompok V (Ratih Pratiwi)


faktor yang memepengaruhi METODOLOGI
pertumbuhan pada makhluk hidup. Waktu dan Tempat
Faktor-faktor tersebut di antaranya Praktikum dilaksanakan pada
adalah faktor internal dan faktor hari Rabu, 2 – 11 Mei 2018 pukul 09.00-
eksternal. Praktikum perumbuhan yang 12.00 WIB bertempat di Laboratorium
dilakukan terfokus pada organisme Fisiologi Hewan Air, Departemen
akuatik berupa ikan nila dan ikan patin. Manajemen Sumberdaya Perairan,
Pada ikan, faktor internal yang Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
berpengaruh adalah stadia ikan. Stadia Institut Pertanian Bogor
benih memiliki pertumbuhan yang lebih
tinggi dibandingkan dengan stadia Alat dan Bahan
lainnya, karena sel-sel ikan membelah Alat-alat yang digunakan pada
secara maksimal pada stadia tersebut. praktikum adalah plastik pakan, kertas
Hal yang berpengaruh terhadap laju label, timbangan, akuarium, koran
pertumbhan tersebut adalah asupan bekas, selotip kecil, mistar, gayung,
pakan yang diteria oleh ikan. Sedangkan ember, aerator, alat tulis, dan gelas cup.
faktor eksternal yang berpengaruh Bahan-bahan yang digunakan dalam
adalah kualitas air. Kualitas air yang praktikum adalah ikan patin, ikan nila,
optimum akan mendukung pertumbuhan pakan buatan (pellet), dan air kolam
ikan. Departemen Manajemen Sumberdaya
Ikan yang digunakan dalam Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
praktikum pertumbuhan adalah ikan Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
patin dan ikan nila. Ikan patin
merupakan salah satu ikan konsumsi dan Rancangan percobaan
ikan yang sangat popular dan banyak Metode yang digunakan dalam
digemari oleh berbagai kalangan. Ikan praktikum pertumbuhan adalah metode
patin memiliki dua warna dominan yaitu eksperimen dengan model Rancangan
warna hitam dan putih. Ikan patin Acak Faktorial (RAF). RAF merupakan
merupakan salah satu jenis ikan air rancangan percobaan yang
tawar yang pemeliharaan dapat mengkombinasikan semua faktor-faktor
dilakukan pada akuarium (Windarto et al yang mungkin berpengaruh pada
2013). Meskipun termasuk ikan yang percobaan. Faktor-faktor pada
sangat aktif dalam berenang, ikan patin praktikum ini adalah jenis ikan dan
tidak dapat bertahan dalam ruang yang metode pemberian pakan.
sempit dan terbatas. Ikan patin
membtuhkan filtrasi yang cukup untuk Rumus RAF
menjaga kelangsungan hidupnya.Selain Yijk=μ+αi+βj+(αβ)ij+εijk
ikan patin, terdapat ikan nila yang
digunakan sebagai uji pertumbuhan dengan i = 1,2…,a; j = 1,2,…,b; c =
dalam praktikum. Ikan nila berhasil 1,2,…,r
dibudidayakan sebagai ikan konsumsi
maupun ikan hias. Permintaan akan ikan Keterangan :
patin cukup tinggi, sehingga produksi Yijk = pengamatan pada satuan
benih maupun pembesaran ikan tersebut percobaan ke-k yang memperoleh
cukup tinggi. kombinasi perlakuan taraf ke-i
Tujuan praktikum pertumbuhan dari faktor Adan taraf ke-j dari
untuk mengetahui pengaruh faktor yang faktor B
dijadikan perlakuan (lingkungan, pakan, Μ = mean populasi
jenis, dan ukuran ikan) terhadap αi = pengaruh taraf ke-i dari faktor A
pertumbuhan. B j = pengaruh taraf ke-j dari faktor B
(αβ)ij = pengaruh taraf ke-i dari faktor
A dan taraf ke-j dari faktor B

*Kelompok V (Ratih Pratiwi)


εijk = pengaruh acak dari satuan Efisiensi pemberian Pakan (EPP)
percobaan ke-k yang memperoleh 𝐵𝑡 + 𝐷 − 𝐵𝑜
kombinasi perlakuan ij 𝐸𝑃𝑃 = 𝑥100%
𝐹

Prosedur Kerja Feeding Conversion Rate (FCR)


Praktikum pertumbuhan 𝐹
𝐹𝐶𝑅 = 𝑥100%
menggunakan lima perlakuan pada 𝐵𝑡 + 𝐷 − 𝐵𝑜
pemeliharaan ikan patin dan ikan nila.
Pertama, disiapakan dua buah akuarium Growth Rate (GR)
dan diisi dengan air kolam dengan tinggi 𝐿𝑡 − 𝐿𝑜
𝐺𝑅 =
20 cm dengan aerasi yang telah 𝑛
terpasang dengan sempurna. Ikan patin
dan ikan nila disiapkan sebanyak lima Produksi = Biomassa akhir-biomassa
ekor kemudian ditimbang bobot dan
diukur panjangnya. Ikan yang telah Keterangan :
dilakukan sampling dimasukkan ke SGR = Laju pertumbuhan spesifik
dalam akuarium yang telah disiapkan. SR = Laju kelangsungan hidup
Hari pertama pemelihaarn ikan tidak FCR = Laju konversi pakan
diberi pakan. Hal tersebut bertujuan GR = Laju pertumbuhan
selain aklimatisasi, yaitu untuk EPP = Efisiensi pemberian pakan
mensterilkan kondisi perut agar tidak Wt = Bobot rata-rata akhir ikan
terdapat pakan jenis lain yang Wo = Bobot rata-rata awal ikan
berpengaruh terhadap hasil pengamatan Bt = Bobot total akhir ikan
Hari kedua pemeliharaan diberi pakan Bo = Bobot total awal ikan
dengan Feeding Rate (FR) yang D = Berat ikan yang mati
berbeda-beda, di antaranya adalah 5%, Δt = Selisih waktu
7%, 10%, 12%, dan ad satiation atau Nt = Jumlah ikan pada akhir
sekenyangnya. Ikan patin dan ikan nila pengamatan
dipelihara selama satu minggu dengan No = Jumlah ikan pada akhir
jadwal pemberian pakan dilakukan tiga pengamatan
kali dalam sehari. Hari terakhir F = Jumlah total pakan yang
pemeliharaan ikan dilakukan sampling dihabiskan
untuk mengetahui ukuran akhir ikan Lt = Panjang akhir ikan
setelah pemeliharaan selama praktikum. Lo = Panjang awal ikan
n = Jumlah ikan
t = Waktu pemeliharaan
Analisis Data
Spesific Growth Rate (SGR)
𝑡 𝑊𝑡 HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑆𝐺𝑅 = [ √ − 1] × 100% Perlakuan yang berbeda pada
𝑊𝑜
masing-masing akuarium terhadap
faktor metode pemberian pakan dan
Survival Rate (SR) jenis ikan menghasilkan data yang
𝑁𝑡 disajikan dalam beberapa tabel dan
𝑆𝑅 = 𝑥100%
𝑁𝑜 grafik pertumbuhan. Berikut parameter
pertumbuhan ikan nila dan patin dengan
perlakuan FR yang berbeda.

*Kelompok V (Ratih Pratiwi)


Tabel 1 Hasil pengamatan beberapa parameter pertumbuhan ikan nila dan patin dengan
perlakuan FR yang berbeda
Jenis Parameter
Pakan Perlakuan
Ikan SGR FCR GR EPP Yield
FR 5% 7,7859 18,7500 0,0400 0,05333 0,40000
FR 7% 18,4815 1,4576 0,2500 0,68606 9,48000
Nila FR 10% 9,3837 3,1458 0,0800 0,31788 4,80000
FR 12% 13,8324 3,1429 0,1960 0,31818 5,60000
Pakan Atsatiation 12,2814 2,0761 0,1680 0,48166 7,84000
Buatan FR 5% 1,8430 1,4453 0,1700 0,69188 4,94000
FR 7% 10,7623 1,9315 0,1700 0,51773 5,16000
Patin FR 10% 12,8619 1,5872 0,0340 0,63004 6,17000
FR 12% 12,3452 11,4791 0,4000 0,08711 6,22000
Atsatiation 4,9668 10,0685 0,4000 0,09932 0,73000

Berdasarkan tabel 1 dapat menghasilkan nilai parameter yang


diketahui bahwa terdapat perbedaan besar. Pada ikan patin nilai parameter
pemberian FR yang berbeda pada ikan terbesar seperti SGR pada perlakuan FR
nila dan ikan patin menghasilkan 10%, FCR pada perlakuan FR 12%, GR
beberapa parameter yang beragam. Pada pada perlakuan FR 12% dan atsatiation,
ikan nila nilai parameter terbesar seperti EPP pada perlakuan FR 5%, dan yield
SGR pada perlakuan FR 7%, FCR pada pada perlakuan FR 12%. Perlakuan FR
perlakuan FR 5%, GR pada perlakuan 12% lebih dominan yang menghasilkan
FR 7%, EPP pada perlakuan FR 7%, dan nilai parameter yang besar. Adapun
yield pada perlakuan FR 7%. Perlakuan grafik laju pertumbuhan (SGR) pada
FR 7% lebih dominan yang ikan nila dan patin sebagai berikut.

20.0000

15.0000
SGR

10.0000

5.0000

0.0000
FR 5% FR 7% FR 10% FR 12% Atsatiation
Perlakuan pakan
Nila Patin

Gambar 1 Grafik laju pertumbuhan spesifik (SGR) ikan patin/nila

Berdasarkan gambar 1 dapat nilai SGR terbesar berada pada FR 7%,


diketahui bahwa perbandingan sedangkan ikan patin hanya unggul di
parameter SGR pada ikan nila dengan FR 10%. Dari gambar 1 dijelaskan pula
ikan patin. Ikan nila lebih dominan perbedaan yang cukup jauh pada FR 55,
dalam nilai SGR daripada ikan patin dan 7%, dan atsatiation pada ikan nila.

*Kelompok V (Ratih Pratiwi)


Adapun grafik laju pertumbuhan ikan (GR) ikan nila dan patin sebagai berikut.

0.5000
0.4000
0.3000
GR

0.2000
0.1000
0.0000
FR 5% FR 7% FR 10% FR 12% Atsatiation
Perlakuan pakan
Nila Patin

Gambar 2 Grafik laju pertumbuhan ikan (GR) ikan patin/nila

Berdasarkan gambar 2 dapat nilai GR terbesar dan perbedaan terbesar


diketahui bahwa perbandingan pada FR 12% dan atsatiation. Ikan nila
parameter GR pada ikan nila dengan hanya unggul pada FR 7% dan 10%.
ikan patin. Ikan patin lebih dominan Adapun grafik efisiensi pemberian
dalam nilai GR daripada ikan niladan pakan (EPP) pada ikan niladan ikan
patin adalah sebagai berikut.

0.80000

0.60000
EPP

0.40000

0.20000

0.00000
FR 5% FR 7% FR 10% FR 12% Atsatiation
Perlakuan pakan
Nila Patin

Gambar 3 Grafik efisiensi pemberian pakan (EPP) ikan patin/nila

Berdasarkan gambar 3 dapat Pertumbuhan merupakan perubahan


diketahui bahwa perbandingan ukuran sel meliputi ukuran panjang
parameter EPP pada ikan nila dengan maupun volume atau berat pada jangka
ikan patin. Perbedaan terjauh berada waktu tertetu, pengertian tersebut
pada FR 5% dari ikan patin, ikan patin merupakan pengertian secara biometric
dan nila memiliki nilai terbesar yang atau berdasarkan ukuran. Selain itu
sama yaitu pada FR 5% dan 7%, nilai dapat diartikan sebagai bertambahnya
pada EPP pada kedua ikan saling senyawa kimia seperti karbohidrat,
mendominasi. lemak, protein, vitamin, dan mineral
(Yusuf et al. 2014).

*Kelompok V (Ratih Pratiwi)


Faktor lain selain feeding rate Pada ikan nila perlakuan FR 5,
adalah jenis pakan yang diberikan pada 7, 10, 12% dan atsatiation yang memilki
ikan patin dan ikan nila. Pakan yang parameter pertumbuhan yang baik pada
diberikan adalah pakan buatan. FR 7% sedangkan pada ikan patin
Berdasarkan analisis yang telah memilki pertumbuhan yang baik pada
dilakukan, pakan buatan lebih memiliki FR 10%. Sesuai menurut Asma et al.
pengaruh dibandingkan dengan pakan (2016) FR yang optimum pada
buatan (Wahyudi 2008) pertumbuhan ikan adalah 5 – 10%.
Growth Rate (GR) adalah Pertumbuhan ikan nila lebih
pertumbuhan bobot rata-rata maupun cepat di bandingkan ikna patin
panjang rata-rata ikan perhari dari awal berdasrkan data yng diperoleh. Pada
ditebar hingga saat sampling terakhir ikan nila grafik pertumbuhan dari
pada akhir masa pemeliharaan perlakuan FR 5, 7, 10, 12% dan
(Supriyantini et al. 2007). Manajemen atsatiation berfluktuatif, namun
pemberian pakan yang baik akan berdasarkan data ikan nila memilki
sebanding dengan pertumbuhan yang pertumbuhan optimum pada FR 7%,
ditunjukkan oleh ikan tertentu. Kondisi pada ikan patin semakin tinggi FR
tersebut juga dipengaruhi oleh lama semakin tinggi laju pertumbuhannya, di
pemeliharaan. Pertambahan bobot dan FR 10% paling tinggi dan kemudian
panjang rata-rata pada masing-masing menurun di FR 12% dan atsatiation.
secara umum akan berbanding lurus Menunjukkan bahwa ikan patin memilki
dengan lama pemeliharaan (Arief et al. pertumbuhan optimum pada FR 10%.
2014).
Specific Grow Rate (SGR)
adalah laju persentase pertambahan nilai KESIMPULAN
bobot ikan per satuan waktu. SGR Hasil Perlakuan yang berbeda
merupakan salah satu parameter parsial pada masing-masing akuarium terhadap
yang digunakan untuk mengukur sejauh faktor metode pemberian pakan dan
mana pertumbuhan ikan pada periode jenis ikan berpengaruh terhadap
tertentu. Ikan akan mengalami tingkat pertumbuhan ikan nila dan ikan patin.
critical standing crop yaitu titik di mana Ikan nia memiliki pertumbuhan yang
menujukan tingkat laju pertumbuhan lebih tinggi dengan dibandingkan
maksimal pada ikan baik GR maupun dengan ikan patin, dengan pertumbuhan
SGR (Rosalina 2014). Sehingga pada optimum pada ikan nila yaitu FR 7%
kondisi tertentu ikan mengalami dan pada ikan patin FR 10%.
pertumbuhan yang terhenti atau semakin
melambat. SARAN
Feed Convertion Rate (FCR) Pemeliharaan dan pemberian
adalah nilai konversi pakan yang pakan yang dilakukan pada akuarium
diberikan pada ikan untuk menghasilkan harus sesuai dengan FR yang telah
1 kg daging ikan. Efesiensi Pemberian ditentukan agar hasil yang didapatkan
Pakan (EPP) merupakan berbanding menjadi maksimal. Pada praktikum
terbalik dengan nilai FCR. EPP yang selanjutnya diharapkan dapat
tinggi menunjukkan semakin efisiennya menggunakan ikan jenis lain atau ikan
pakan yang diberikan pada ikan tersebut yang memiliki SGR lebih tinggi agar
(Suryaningrum 2014). Efisiensi pertumbuhannya dapat diketahui secara
Pemberian Pakan (EPP) merupakan signifikan
indikator yang menentukan efektivitas
pakan yang diberikan pada ikan. EPP
ikan pada tahap pendederan pada tahap DAFTAR PUSTAKA
pembesaran dapat dikatakan efisien Arief M, Fitriani N, Subekti S. 2014.
karena data sampling yang diperoleh Pengaruh pemberian probiotik
lebih dari 70% (Aquarisita et al 2012).

*Kelompok V (Ratih Pratiwi)


berbeda pada pakan komersial Mahalayu, Jawa Tengah. BTL.
terhadap pertumbuhan dan 9(1): 1 -7.
efisiensi pakan ikan lele Supriyantini E, Ambariyanto, Widowati
sangkuriang (Clarias sp.). I. 2007. Pengaruh pemberian
Jurnal Ilmaiah Perikanan dan pakan alami Tetraselmis chuii
Kelautan. 6(1): 49-53. dan Skeletonema costatum
Asma N, Mychlisin ZA, Hasri I. 2016. terhadap kandungan asam lemak
Pertumbuhan dan kelangsungan omega 6 (asam arakhidonat)
hidup benih ikan Peres pada kerang totok (Polymesoda
(Osteochilus vittatus) pada erosa). Jurnal Pasir Laut. 3(1) :
ransum harian yang berbeda. 46-60.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Suryaningrum F. 2014. Aolikasi
Kelautan dan Perikanan. 1(1): 1 teknologi bioflok pada
– 11. pemeliharaan benih ikan nila
Aquarista F, Iskandar, Subhan U. 2012. (Oreochromis niloticus). Jurnal
Pemberian probiotik dengan Manajemen Perikanan dan
carier zeolit pada pembesaran Kelautan. 1(1).
ikan lele dumbo (Clarias Windarto R., Adiputra Y.T.,
gariepinus). Jurnal Perikanan Wardiyanto, Efendi E. 2013.
dan Ilmu Kelautan. 3(4): 133- Keragaman karakter morfologi
140. antara Trichodina nobilis dan
Rosalina D. 2014. Analisis kelayakan Trichodina reticulata pada ikan
usaha budidaya ikan lele di komet (Carrasius auratus) .e-
kolam terpal di Desa Namang Jurnal Rekayasa dan Teknologi
Kabupaten Bangka Tengah. Budidaya Perairan.1(2).
Journal Marpari. 6 (1): 20-24. Yusuf DH, Sugiharto, Wijayanti GE.
Romdon S. 2010. Aklimatisasi benih 2014. Perkembangan post-larva
ikan patin (Pangasianodon ikan nilem Osteochilus hasselti
hypophthalmus) untuk persiapan C.V. dengan pola pemberian
penebaran ikan di Waduk pakan berbeda. Scripta
Biologica. 1(3) : 7-14.

*Kelompok V (Ratih Pratiwi)


LAMPIRAN

*Kelompok V (Ratih Pratiwi)


*Kelompok V (Ratih Pratiwi)
*Kelompok V (Ratih Pratiwi)
*Kelompok V (Ratih Pratiwi)

Anda mungkin juga menyukai