HARITA GROUP
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Teori
Air tanah yang banyak mengandung CO 2 berasal dari udara dan tumbuh-
tumbuhan akan menghancurkan olivin. Penguraian olivin, magnesium,
besi, nikel dan silika ke dalam larutan cenderung untuk membentuk
suspensi koloid dari partikel-partikel silika yang sub-mikroskopik. Di dalam
larutan, besi akan besenyawa dengan oksida dan mengendap sebagai feri-
hidroksida. Akhirnya endapan ini akan menghilangkan air dengan
membentuk mineral-mineral seperti karat, yaitu goetit (FeO 9OH), hematite
(Fe2O3) dan kobalt dalam jumlah kecil. Jadi besi oksida mengendap dekat
dengan permukaan tanah, sedang magnesium, nikel, silika tertinggal di
dalam larutan selama larutan masih asam. Tetapi jika dinetralisasi karena
adanya reaksi dengan batuan dan tanah, maka zat-zat tersebut akan
cenderung mengendap sebagai hydrosilikat.
Unsur nikel tidak terdapat pada proses ini karena unsur nikel hanya
sebagai impurities yang tidak mengalami reaksi. Unsur nikel hanya
mengalami pemisahan dan pengumpulan akibat proses hydrothermal.
Proses selanjutnya adalah laterisasi; akumulasi oksida besi dan alumina,
sedangkan silika dan komponen lain mengalami leaching.
Pada pelapukan kimia, air merupakan pelarut supergen yang baik, akan
menguraikan mineral yang tidak stabil (olivin, piroksen) pada batuan
ultrabasa menghasilkan Fe, Mg, nikel yang larut dan silika.
1
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
Adanya erosi air tanah asam dan erosi di permukaan bumi akan mengubah
mineral-mineral yang telah diendapkan. Zat tersebut dibawa ke tempat yang
lebih dalam. Selanjutnya diendapkan, sehingga terjadi pengayaan pada bijih
nikel. Kandungan nikel pada zat terendapkan akan semakin bertambah
banyak, dan selama itu magnesium tersebar pada aliran tanah. Dalam hal ini
proses pengayaan bersifat komulatif.
Proses pengayaan dimulai dari suatu batuan yang mengandung 0,20 % nikel,
sehingga akan menghasilkan 1,05 % bijih nikel. Keadaan ini merupakan suatu
kadar nikel yang sudah marketable. Waktu yang diperlukan untuk proses
pengayaan tersebut beberapa juta tahun. Bijih nikel pada endapan laterit yang
mempunyai kadar paling tinggi terdapat pada dasar zona pelapukan dan
diendapkan pada retakan-retakan di bagian atas dari lapisan dasar (bedrock).
Perlu ditambahkan bahwa endapan nikel laterit terletak pada lapisan bumi
yang kaya akan besi. Pembagian sempurna dari besi dan nikel ke dalam zona-
zona yang berbeda, tidak pernah ada.
Pengayaan besi dan nikel terjadi melalui pemindahan magnesium dan silika.
Besi dalam material ini paling banyak berbentuk mineral ferrioksida yang pada
umumnya membentuk gumpalan (disebut limonit). Di mana endapan nikel
tersebut ditunjukkan dengan adanya jenis limonite tersebut atau sebagai
“nickel ferrous iron ore”.
2
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
TABEL 1
ELEMEN MAYOR DAN MINOR PADA BATUAN BEKU
Endapan laterit nikel pada umumnya sangat tidak teratur baik bentuk,
penyebaran horizontal atau vertkal maupun sifat-sifat fisis dan komposisi
kimianya. Secara umum lapisan dikenal sebagai :
3
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
Zona Limonite
Warna : coklat kemerahan, coklat kekuningan, merah
Kekerasan : lunak – sedang
Diameter : halus - sedang
Diskripsi :
- Kadar nikel yang relatif lebih tinggi dari lapisan
pertama (1 - 2 % Ni + Co)
- Terlihat adanya mineralisasi yang kuat
- Cenderung homogen
- Sifat-sifat yang lebih poros dan plastis. Tingkat
elastisitas lebih tinggi dibandingkan dengan yang lain
- Sering dijumpai fragmen batuan asal, seperti silika
- Kehadiran laterite dengan campuran fragmen
tersebut di atas dapat merupakan perselingan dengan
yang cenderung homogen
- Mineral utama pada zona ini goetit (FeOH) dan
mineral lempung seperti kaolin
- Mineral sedikit pada zona ini adalah mineral-mineral
oksida seperti MnOx, AlOx, magnetit dan cromit
- Silika lebih sering dijumpai
- Dikenal dengan “low grade ore” atas, yang kadang-
kadang dapat dianggap sebagai lapisan ekonomis
(sebagai campuran)
- Gradasi ke arah zona saprolite dapat dilihat dari
perubahan warna menjadi coklat kekuningan, coklat
kehijauan atau hijau
Zona Saprolite
Warna : coklat kekuningan, coklat kehijauan, kuning kehijauan
Kekerasan : sedang - keras
Diameter : sedang - kasar
Diskripsi :
- Kadar nikel rata-rata tinggi (2 – 3 % Ni + Co) dan
biasanya merupakan lapisan bijih yang banyak
mengandung urat-urat garnierite dan crysopras
- Cenderung homogen
- Sering dijumpai fragmen batuan asal, seperti silika
- Perselingan antara laterite dengan batuan asal
(biasanya berukuran boulder) sering dijumpai di zona
ini
- Semakin ke arah bawah terlihat adanya gradasi
ukuran butir menjadi lebih kasar
4
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
Zona Bedrock
Warna : hitam keabuan, hitam kehijauan, hijau tergantung
komposisi batuan asal
Kekerasan : sedikit lapuk - keras
Diameter : kasar
Diskripsi :
- Lapisan ini sudah tidak penting karena kadar nikel
sudah mulai rendah
- Komposisi terdiri atas dunit, peridotit atau batuan
ultrabasa lainnya
- Pada bagian atas sering dijumpai zona fracturing
yang terisi oleh mineral silikat seperti garnierite,
serpentin, crysopras atau mineral silikat lainnya
- Kondisi bedrock yang fresh dan massif dijumpai pada
bagian bawah dengan zona fracturing tersebut di
atas
- Mineral utama adalah olivin an piroksen
- Mineral sedikit adalah hornblende dan biotit
- Mineral tambahan adalah cromit dan mineral sulfide
5
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
3. Diskripsi Mineral
6
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
Nama : PERIDOTIT
Warna : Hijau terang - gelap
Tekstur : Granular, xenomorphic olivin, interstitial piroksen,
kadang poikilitik, fanerik
Struktur : Masif
Komposisi :
- olivin
- piroksen
- cromit
Nama : DUNIT
Warna : Hijau terang
Tekstur : Granular, xenomorphic, fanerik
Struktur : Masif, med fine grain
Komposisi :
- olivin
- cromit
- magnetit
Nama : SERPENTINIT
Warna : Hijau tua - hitam
Tekstur : lamellar dengan berzona
Struktur : Masif
Komposisi :
- serpentin dalam vein (chrysotil)
- asbestos
- talk
- cromit
7
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
BAB 2
PEMETAAN
1. Regional
Tempat yang baik untuk mencari endapan nikel adalah bila kondisi
topografinya menguntungkan, misalnya pada dataran, lembah yang luas,
daerah perbukitan kecil atau di antara lembah-lembah yang dalam.
Kemudian jika batuan tersebut tersingkap, mudah dikenali bahwa batuan
tersebut adalah ultrabasa.
8
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
a. Kegiatan studio
9
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
Test pit
- Lubang test pit dengan ukuran 100 x 80 cm
- Pengambilan conto dilakukan pada dua sisi yang berhadapan
dengan dimensi lebar 20 cm dan dalam 4 cm
- Conto diambil per meter dan di-quartering hingga berat 3 kg,
dengan disertai conto setangan
- Perlakuan sample setelah pekerjaan test pit serupa dengan
perlakuan auger
2. Semi-Detail
Pada tahapan ini dapat dilakukan apabila hasil analisa conto soil dan
evaluasi tahap eksplorasi regional telah dilakukan.
Pekerjaan berupa pengambilan conto soil di antara titik bor regional yang
menunjukkan anomali (perapatan). Dilakukan pengukuran topografi untuk
daerah yang beranomali guna perhitungan cadangan .
10
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
11
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
b. Pemboran
Menggunakan pemboran portable rig
Kedalaman maksimum pemboran 25 meter
Pemboran dengan sistim full coring
Conto ditempatkan di dalam corebox dengan panjang 1 meter,
terdiri dari 5 lajur
Untuk menghindari kontaminasi, corebox dilapisi plastik sebelum
penempatan conto dan dicuci setiap selesai pengantongan conto
Core recovery minimal 90% per lubang. Apabila nilai core recovery
kurang, dianjurkan untuk re-drill pada lokasi yang ditentukan oleh
logger
Pihak pemboran menyertakan laporan perpancingan langsung di
lapangan dan akan ditandatangani oleh logger pada saat
penyetopan pemboran
Stop atau penghentian pemboran sepenuhnya menjadi tanggung
jawab logger
Core dalam kondisi tidak terkontaminasi saat pemboran maupun
proses pengeluaran conto
Penyusunan core disesuaikan dengan kedalaman pemboran.
Apabila terjadi pengembangan core, maka conto tetap disusun
berdasarkan kedalaman
Penempatan lokasi bor harus sesuai dengan titik yang telah
ditentukan
Pergeseran titik bor tidak lebih dari 50 cm, dan wajib
dikoordinasikan dan seijin logger
Core hasil reaming dibuang
Pemisahan boulder (per meter conto) dengan diameter ≥ 25 cm,
apabila kenampakan secara megaskopis boulder tersebut merubah
kadar saprolite
Pengawasan pengeboran dilakukan oleh geologist atau asisten
geologist
Tidak dianjurkan untuk mengadakan pemotongan lereng pada
rencana titk bor saat pembuatan lokasi bor
Diwajibkan untuk menjaga kebersihan lokasi pemboran dari
sampah tak terurai (plastik, kertas, dll)
12
Konsepsi dan Pemetaan Nikel
Training Center
HARITA GROUP
c. Diskripsi logging
3. Detail
13
Konsepsi dan Pemetaan Nikel