Anda di halaman 1dari 9

PAKET PENYULUHAN DAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KEHAMILAN RESIKO TINGGI

A. TOPIK
Kehamilan Resiko Tinggi
B. LATAR BELAKANG
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang dapat menyebabkan ibu hamil dan bayi
menjadi sakit atau meninggal sebelum kelahiran berlangsung (Indrawati, 2016). Berdasarkan
penelitian Gery (2009) disebutkan bahwa lebih dari 90% kematian ibu disebabkan komplikasi
obstetrik, yang sering tidak diketahui saat kehamilan. Kebanyakan komplikasi itu terjadi pada
saat atau sekitar persalinan. Banyak ibu yang tidak dikategorikan beresiko ternyata
mengalami komplikasi. Faktor yang dapat menyebabkan komplikasi kehamilan meliputi:
Riwayat medis dan pembedahan, Riwayat Obstetri, Riwayat ginekologi dan usia ibu.
Berdasarkan hasil dari beberapa penelitian tentang kehamilan resiko tinggi oleh
Wijayanti (2011) menunjukkan bahwa wanita hamil yang memiliki faktor risiko meliputi usia
>35 tahun, primi muda, primi tua, anak terkecil <2 tahun, tinggi badan < 145 cm, kehamilan
ganda, kehamilan hidramnion dan pernah operasi lebih berisiko 2, 8 kali (hampir 3 kali lipat)
mengalami komplikasi kehamilan dibandingkan wanita hamil yang tidak memiliki factor
risiko. Penelitian yang dilakukan Hapsari (2013) bahwa resiko terjadinya preeklampsia/
eklampsia pada kelompok usia > 35 tahun lebih besar dibandingkan dengan kelompok usia
<20 tahun dengan demikian terdapat hubungan yang bermakna antara usia ibu hamil beresiko
dengan kejadian preeklampsia/ eklampsia.
Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) tahun 2015 mengatakan
bahwa angka kematian ibu (AKI) di Negara-negara ASEAN masih jauh lebih tinggi yaitu
Indonesia 98%, Vietnam 62%, Thailand 227%, Brunei 166% dan Malaysia 256%. Angka
kematian ibu (AKI) di Indonesia saat ini masih tinggi jika dibandingkan dengan Negara-
Negara tetangga. Dari data tersebut jika angka kehamilan beresiko tinggi hanya di fokuskan
di wilayah pulau jawa, maka angka kejadian kehamilan resiko tinggi tertinggi adalah provinsi
jawa timur dan jawa barat (33,0%) dan diikuti jawa tengah (31,0%) Riskesdas(2017).
Berdasarkan data Profil Kesehatan Provinsi Jawa tengah tahun 2016 menunjukkan bahwa ibu
yang hamil beresiko tinggi 79,3%.
C. TUJUAN
a. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan peserta penyuluhan
mampu memahami dan mengerti tentang apa yang dimaksud dengan Kehamilan Resiko
Tinggi.
b. Tujuan khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit diharapkan pesesrta penyuluhan
mamou memahami dan mengerti tentang:

a. Definisi Kehamilan Resiko Tinggi


b. Kriteria Kehamilan Resiko Tinggi
c. Batasan Faktor Resiko Kehamilan Resiko Tinggi
d. Faktor Penyebab Terjadinya Kehamilan Resiko Tinggi
e. Penegakan Diagnosa Kehamilan Resiko Tinggi
f. Komplikasi Yang Ditimbulkan Kehamilan Resiko Tinggi
g. Penatalaksanaan Yang Bisa Dilakukan Pada Kehamilan Resiko Tinggi
h. Pencegahan Pada Kehamilan Resiko Tinggi
D. SASARAN
Seluruh pasien dan keluarga yang berkunjung di Puskesmas Polowijen.
E. METODE PENYULUHAN
1. Presentasi
2. Diskusi
3. Tanya jawab
F. MEDIA
1. Leaflet
2. Power point
3. Lcd

Pelaksanaan dan kontrak waktu penyuluhan


No Kegiatan penyuluhan Waktu Respon

1. Pembukaan: 5 Menjawab salam


menit
1. Mengucapkan salam. Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri
3. Menyampaikan topik pembahasan Mendengarkan
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan
Mendengarkan dan memberi
5. Melakukan kontrak waktu
pesetujuan

2. Penyajian materi: 15 Menjawab


menit
1. Mengkaji pengetahuan awal peserta Mendengarkan dan
tentang topik awal peserta yang akan di memperhatikan
sampaikan
2. Menyampaikan materi tentang:
a. Definisi Kehamilan Resiko Tinggi
b. Kriteria Kehamilan Resiko Tinggi
c. Batasan Faktor Resiko Kehamilan
Resiko Tinggi
d. Faktor Penyebab Terjadinya Kehamilan
Resiko Tinggi
e. Penegakan Diagnosa Kehamilan Resiko
Tinggi
f. Komplikasi yang ditimbulkan
Kehamilan Resiko Tinggi
g. Penatalaksanaan yang bisa dilakukan
pada Kehamilan Resiko Tinggi
h. Pencegahan pada Kehamilan Resiko
Tinggi
3. Evaluasi 5 Bertanya
menit
1. Memberikan kesempatan pada peserta Menjawab
untuk bertanya
2. Menanyakan kembali pada peserta
tetang materi yang telah diberikan
4. Penutup 5 Mendengarkan, menjawab
menit salam
1. Menyimpulkan materi
2. Memberi salam penutup
G. EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Peserta hadir ditempat penyuluhan
b. Penyelenggara dilakukan di Puskesmas Polowijen pengorganisasian
penyelenggaraan dilakukan 3 hari sebelumnya
c. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum penyuluhan
selesai
2. Evaluasi proses
Masing-masing anggota tim bekerja sesuai tugas dan aktif dalam penyuluhan 50%
dari yang hadir

3. Evaluasi hasil
Peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan oleh penyuluh
sesuai dengan tujuan khusus, yaitu peserta dapat:

a. Definisi Kehamilan Resiko Tinggi


b. Kriteria Kehamilan Resiko Tinggi
c. Batasan Faktor Resiko Kehamilan Resiko Tinggi
d. Faktor Penyebab Terjadinya Kehamilan Resiko Tinggi
e. Penegakan Diagnosa Kehamilan Resiko Tinggi
f. Komplikasi Yang Ditimbulkan Kehamilan Resiko Tinggi
g. Penatalaksanaan Yang Bisa Dilakukan Pada Kehamilan Resiko Tinggi
h. Pencegahan Pada Kehamilan Resiko Tinggi
LAMPIRAN MATERI
A. DEFINISI
Kehamilan resiko tinggi adalah kehamilan yang akan menyebabkan terjadinya
bahaya dan komplikasi yang lebih besar baik pada ibu maupun pada janin dalam
kandungan dan dapat menyebabkan kematian, kecacatan, ketidaknyamanan dan
ketidakpuasan. Faktor resiko yang banyak ditemukan yaitu komplikasi obstetric, saat
persalinan atau pasca persalinan. Untuk menghadapi kehamilan resiko tinggi maka upaya
yang sebaiknya dilakukan yaitu sikap proaktif dengan upaya promotif dan preventif.
B. KRITERIA KEHAMILAN RESIKO
1. Kehamilan Resiko Rendah (KRR)
Kehamilan resiko rendah dimana kehamilan ibu tanpa adanya masalah atau faktor
resiko dengan skor 2. Persalinan dengan kehamilan resiko rendah dapat dilakukan
secara normal dengan ibu dan bayi sehat, tidak di rujuk dan dapat ditolong oleh
bidan.
2. Kehamilan Resiko Tinggi (KRT)
Kehamilan resiko tinggi dengan skor 6-10, adanya satu atau lebih penyebab masalah
kehamilan baik dari faktor ibu ataupun janin. Kategori kehamilan resiko tinggi
memiliki resiko kegawatan tetapi tidak darurat.
3. Kehamilan Resiko Sangat Tinggi (KRST)
Kehamilan resiko sangat tinggi dengan skor ≥ 12, adanya dua atau lebih faktor resiko
meningkat dan memerlukan ketepatan waktu dalam melakukan tindakan rujukan
serta pertolongan persalinan yang memadai. Kategori kehamilan resiko sangat tinggi
merupakan resiko terbanyak penyebab kematian maternal.
C. BATASAN FAKTOR RESIKO
a. Ada Potensi Gawar Obstetri (APGO)
1) Primi muda, ibu hamil usia ≤ 16 tahun. Alat reproduksi belum siap, rahim dan
panggul yang masih kecil, sehingga menyebabkan gangguan janin.
2) Primi tua
a) Lama perkawinan ibu ≥ 4 tahun dan mengalami kehamilan pertama setelah
pernikahan dan pasangan tidak menggunakan alat kontrasepsi KB
b) Ibu hamil usia ≥ 35 tahun mudah terserang penyakit, kemungkinan
menyebabkan komplikasi pada janin (BBLR, cacat bawaan). Komplikasi
dapat terjadi pada ibu seperi pre-eklamsia, mola hidatidosa, abortus.
3) Primi tua sekunder, ibu hamil dengan jarak persalinan sebelumnya ≥ 10 tahun.
4) Anak terkecil ≤ 2 tahun, kondisi rahim belum kembali seperti semula dan ibu
dalam proses menyusui. Komplikasi yang mungkin terjadi yaitu perdarahan
setelah bayi lahir, BBLR. Jarak kehamilan ≤ 2 tahun dan ≥ 5 tahun kemungkinan
mengalami komplikasi persalinan.
5) Multigrande ibu yang mngalami persalinan sebanyak 4 kali atau lebih.
Komplikasi yang mungkin terjadi seperti anemia, kurang gizi dan kendornya
dinding rahim. Hal tersebut dapat menyebabkan kelainan letak janin, persalinan
lama, perdarahan pasca persalinan, dan rahim robek pada kelainan letak lintang.
Grandemultipara ibu yang melahirkan > 6 kali.
6) Ibu hamil usia ≥ 35 tahun. Ibu hamil pada usia ini dapat terjadi komplikasi
ketuban pecah dini (KPD), hipertensi, partus lama, dan perdarahan post partum.
7) Tinggi badan (TB) ≤ 145 cm, komplikasi yang mungkin terjadi yaitu panggul
sempit, ketidak sesuaian janin dan jalan lahir
8) Ibu hamil dengan riwayat obstetric seperti keguguran, meninggal dalam
kandungan, lahir tidak cukup umur, lahir mati, lahir hidup kemudian mati ≤ 7
hari.
9) Persalinan yang lalu dengan tindakan persalinan dibantu oleh alat bantu seperti
vakum, transfusi saat proses persalinan, operasi sectio caesar.
b. Ada Gawat Obstetri (AGO)
Beberapa penyakit ibu hamil yang di kategorikan sebagai gawat obstetri yaitu
anemia, malaria, penyakit TBC, jantung, diabetes millitus, HIV/AIDS,
toksoplasmosis, pre eklamsia, gemeli, hidramnion, serotinus (UK >42 minggu), Intra
Uteri Fetal Deat (IUFD) janin tidak terasa dalam 12 jam, letak sungsang.
c. Ada Gawat Darurat Obstetri (AGDO)
Adanya ancaman nyawa ibu dan janin yaitu perdarahan antepartum, pre
eklamsia atau eklamsia.
D. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA KEHAMILAN RESIKO
1) Faktor Non Medis
a. Ketidaktahuan tentang bahaya kehamilan resiko
b. Pendidikan rendah
c. Adat istiadat, tradisi dan kepercayaan
d. Status gizi yang kurang
e. Sosial ekonomi yang rendah
f. Kesadaran untuk pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
g. Keterbatasan fasilitas dan sarana kesehatan
2) Faktor Medis
a. Penyakit ibu dan janin
b. Kelainan obstetrik
c. Gangguan plasenta dan tali pusat
d. Komplikasi janin
e. Penyakit neonatus dan kelainan genetik
E. PENEGAKAN DIAGNOSA KEHAMILAN RESIKO
1) Melakukan anamnesis yang intensif
2) Melakukan pemeriksaan penunjang :
a. Pemeriksaan laboratorium
Tes darah dilakukan diawal kehamilan untuk mengetahui apakah terinfeksi virus
dan kadar HCG tinggi yang beresiko bayi dengan down syndrom.
b. Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG untuk mendeteksi kelainan janin seperti bibir sumbing atau
anggota tubuh yang tidak berkembang, dan kelainan konginetal
c. Pemeriksaan Alfa Fetoprotein (AFP)
Kadar Maternal serum alfa fetoprotein (MSAFP) yang tinggi menunjukkan
adanya cacat pada batang saraf seperti spina bifida, anencephali (batang otak
tidak lengkap), lahir premature atau BBLR.
F. KOMPLIKASI KEHAMILAN RESIKO
1) Komplikasi Pada Bayi
a. Bayi lahir belum cukup bulan
b. Bayi lahir dengan berat lahir rendah (BBLR)
c. Janin mati dalam kandungan
2) Komplikasi Pada Ibu
a. Keguguran (abortus)
b. Persalinan tidak lancar
c. Perdarahan sebelum dan sesudah persalinan
d. Ibu hamil / bersalin meninggal dunia
e. Kejang
G. PENATALAKSANAAN KEHAMILAN RESIKO
1. Pemeriksaan penunjang USG
2. Pengawasan intensif oleh dokter / bidan untuk mengatur frekuensi pemeriksaan
Antenatal Care (ANC)
3. Pengelolaan kasus oleh tim ahli untuk mempertimbangkan dilakukannya pengakhiran
kehamilan atau tidak
4. Penanganan terhadap pasien dengan kehamilan resiko berbeda-beda sesuai dengan
penyakit yang sudah diderita sebelum hamil dan penyakit yang di derita saat hamil
H. PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO
1. Skrining/deteksi dini adanya faktor resiko secara pro/aktif pada semua ibu hamil
2. Edukasi pada keluarga tentang persiapan kehamilan, waktu kehamilan
3. Rutin pemeriksaan Antenatal Care (ANC)
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2007). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Irianto, K. (2015). Kesehatan Reproduksi. Bandung : Alfabeta.
Sihombing, N. Saptarini, I. & Putri, D. (2017). Determinan Persalinan Normal di Indonesia.
Jurnal Kesehatan Reproduksi Vol. 8, 63-70.
Wiknjosastro. (2009). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wiknjosastro. (2008). Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Anda mungkin juga menyukai