Anda di halaman 1dari 5

Karangan Asli

Serum blood urea nitrogen (BUN) sebagai penanda


independen kematian di rumah sakit pada penderita
infark miokard akut ST elevasi tanpa reperfusi dini

Hilfan Ade Putra Lubis, Tawanita Brahmana


Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara,
Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik, Medan

Abstrak
Pendahuluan : Disfungsi ginjal dikaitkan dengan prognosis kardiovaskular yang buruk, termasuk kondisi ACS, dan secara
rutin dinilai dengan klirens kreatinin, serum kreatinin, atau laju filtrasi glomerulus (eGFR). Namun, tes ini tidak dapat menilai
perubahan akut pada disfungsi ginjal secara adekuat. Tingkat BUN dan BUN/rasio kreatinin, dapat memberikan informasi
tambahan mengenai fungsi ginjal.
Menentukan apakah BUN serum abnormal dan rasio BUN/kreatinin pada pasien dengan STEMI akut terkait dengan faktor
risiko lain dan kegunaannya sebagai prediktor kematian dalam perawatan.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian kohort prospektif dengan sampel pasien STEMI akut tanpa terapi reperfusi awal (n=
43). BUN tinggi (> atau • 25 mg/dl) dan peningkatan rasio BUN/kreatinin (> atau • 5) dinilai pada masuk.
Hasil : Tingkat insidensi peningkatan BUN dan rasio BUN/kreatinin adalah 18.6% dan 9.3%. Tidak ada hubungan yang
signifikan antara BUN tinggi dan faktor risiko terkait (seks P = 0.57, hipertensi P = 0.49, diabetes P = 0.61, dan
hiperkolesterolemia P = 0.05). Penelitian ini juga menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara peningkatan rasio
BUN/kreatinin dan faktor risiko terkait (seks P = 0.66, hipertensi P = 0.6, diabetes P = 0.11, hiperkolesterolemia P = 0.25). Tidak
ada peningkatan yang signifikan dari kematian dalam perawatan pada pasien dengan BUN tinggi (P = 0.10) atau meningkat
BUN/kreatinin (P = 0.47). Kesimpulan : Peningkatan BUN dan BUN/kreatinin rasio pada waktu pasien masuk bukan merupakan
prediktor independen kematian dalam perawatan dalam penelitian ini.
Kata kunci : BUN; kreatinin; STEM!; kematian dalam perawatan

70
Abstract
Introduction : Renal dysfunction has been associated to adverse cardiovascular outcomes, including in the setting of ACS,
and has been routinely assessed with estimated creatinine clearance, serum creatinine or an estimated glomerular filtration
rate (eGFR). However, these assays do not adequately assess acute changes in renal dysfunction. BUN level and
BUN/creatinine ratio, may provide supplemental information regarding to renal function.
Determine whether abnormal admission serum BUN and BUN/creatinine ratio in subjects presenting acute STEMI associated
to other risk factors and whether they could be a predictor of inhospital death
Methods : It was a prospective cohort study of patients presenting acute STEMI without early reperfusion therapy (n = 43)
included. Elevated BUN (> or • 25 mg/dl) and elevated BUN/creatinine ratio (> or • 5) were assessed on admission. Results :
The incidence rate of elevated BUN and BUN/creatinin ratio were 18.6% and 9.3%. There was no significant relationship
between elevated BUN and related risk factors (sex P = 0.57, hypertension P = 0.49, diabetes P = 0.61 and
hypercholesterolemia P = 0.05). This study also showed no significant relationship between elevated ratio BUN/creatinine and
related risk factors (sex P = 0.66, hypertension P = 0.6, diabetes P = 0.11, hypercholesterolemia P = 0.25). No significant
increases of inhospital death found in patients with either elevated BUN (P = 0.10) or elevated BUN/creatinine ratio (P = 0.47).
Conclusion : Elevated BUN and BUN/creatinine ratio on admission are not an independent predictors of inhospital death in
this study.
Key word : BUN; creatinine; STEM!; hospital death

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 70


Hilfan Ade Putra Lubis, dkk

PENDAHULUAN HASIL
Tabel 1. Data karakteristik klinis dari subjek penelitian
Gangguan fungsi ginjal telah lama dihubungkan dengan
Data demografi Data deskripsi
major adverse cardiac event (MACE). Penelitian sebelumnya
oleh McCullough et al, Dossetor et al, Conte et al, dan Aronson Usia, mean (SD) tahun 53 (SD 7.42)
menunjukkan bahwa penilaian fungsi ginjal sebaiknya dengan Jenis kelamin, n (%) :
menggunakan estimasi kreatinin klirens, serum kreatinin, Laki-laki 39 (90.7%)
estimasi laju filtrasi glomerulus dan serum Blood Urea Nitrogen Wanita 4 (9.3%)
(BUN).1-4 BMI, mean (SD) kg/m2 23.49 (SD 3.29)
Factor resiko, n (%) :
BUN adalah produk akhir dari metabolisme protein yang
Merokok 39 (90.7%)
disintesa didalam hati, dan disekresi hampir 75% melalui
Hipertensi 24 (55.8%)
ginjal tanpa mengalami perubahan molekul.5 Diabetes Mellitus tipe 2 7 (16.3%)
Kadar normal BUN didalam darah bervariasi berdasarkan Data Laboratorium
usia, sedangkan rasio BUN /kreatinin normalnya adalah 12 Hb, mean (SD) gr% 14.6 (SD 2.16)
mg/dl. Peningkatan kadar BUN didalam darah bukan hanya Hematokrit, mean (SD) % 42.5 (SD 6.2)
dipengaruhi oleh fungsi ginjal.6 Leukosit, mean (SD) mm3 15326.9 (SD 4860.9)
Penelitian sebelumnya lebih banyak membahas hubungan Trombosit, mean (SD) mm3 293744.1 (SD 286978.5)
antara BUN dengan gagal jantung, dan menunjukkan bahwa Gula darah, mean (SD) mg% 177.9 (SD 95.0)
dijumpai korelasi yang bermakna diantara peningkatan BUN Kolesterol total, mean (SD) mg/dL 177.3 (SD 45.8)
dengan angka mortalitas, tetapi hanya sedikit studi yang me- Trigliserida, mean (SD) mg/dL 159.3 (SD 75.5)
LDL, mean (SD) mg/dL 113.2 (SD 37.8)
neliti hubungan peningkatan BUN dengan angka mortalitas
BUN, mean (SD) 18.6 (SD 11.4)
pada infark miokard akut.7
Ureum, mean (SD) 39.9 (SD 24.5)
Pada keadaan infark miokard akut sering diikuti oleh Kreatinin, mean (SD) 1.3 (SD 0.8)
gangguan fungsi ginjal yang terjadi oleh karena gangguan Rasio BUN/Kreatinin, mean (SD) 14.5 (SD 6.73)
hemodinamik dan aktivasi neurohormonal yang menyebabkan Lokasi Infark, n (%) :
peningkatan kadar BUN didalam darah yang dikorelasikan Anteroseptal 13 (30.2%)
dengan peningkatan angka kerjadian MACE.8 Anterolateral 5 (11.6%)
Anterior ekstensif 5 (11.6%)
METODE Inferior 11 (25.6%)
Inferoposterior 5 (11.6%)
Desain penelitian ini merupakan studi kohort prospektif Right Ventricle 2 (4.7%)
Inferoposterior & RV 1 (2.3%)
dan dilakukan terhadap penderita STEMI akut dibawah 48
Inferoposterolateral 1 (2.3%)
jam yang tidak mendapat terapi reperfusi dini dalam rentang
MACE in hospital, n (%) 7 (16.3%)
waktu Mei 2011 hingga Desember 2011. Pengambilan Kematian, n (%) 7 (100%)
sampel dilakukan pada saat pasien dirawat di CVCU Reinfarction, n (%) 0 (0%)
Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan. Stroke, n (%) 0 (0%)
Populasi penelitian adalah penderita STEMI akut
dibawah 48 jam yang tidak dilakukan terapi reperfusi dini.
Populasi terjangkau adalah penderita STEMI akut dibawah Kejadian peningkatan kadar BUN dijumpai lebih banyak
48 jam yang tidak dilakukan terapi reperfusi dini yang di pada laki-laki,yaitu sebanyak 7 orang (87.5%) dibandingkan
rawat di CVCU RS H Adam Malik Medan. dengan perempuan sebanyak 1 orang (12.5%), tetapi secara
Sampel adalah populasi terjangkau yang memenuhi statistika tidak bermakna dengan P = 0.1, sedangkan kejadian
kriteria inklusi dan eksklusi. peningkatan rasio BUN terhadap kreatinin dijumpai pada laki-
Kriteria inklusi adalah pasien dengan STEMI akut laki sebanyak 4 orang (100%) dan perempuan tidak dijumpai
dibawah 48 jam yang tidak dilakukan reperfusi dini, rentang peningkatan rasio BUN terhadap kreatinin, tetapi secara
umur 40 hingga 70 tahun, tidak dalam periode hamil, kadar statistika tidak dijumpai hubungan yang bermakna dengan P =
Hb >10 gr/dl, dan setuju untuk ikut serta dalam penelitian. 1.
Kriteria eksklusi adalah penderita yang sedang mengkon- Sebanyak 10 (23.3%) orang dengan BMI yang
sumsi obat kortikosteroid, penderita dengan riwayat perdara- meningkat sebanyak 6 kasus (18.8%) mengalami
han saluran cerna, penderita dengan riwayat gagal ginjal peningkatan kadar BUN dan yang tidak mengalami
kronik, dan penderita dengan terapi diet protein tinggi. peningkatan BUN sebanyak 4 kasus (36.4%) tetapi secara
statistika tidak bermakna dengan P = 0.25 dan 4 kasus
(36.4%) dengan rasio BUN terhadap kreatinin yang
meningkat dan yang tidak mengalami peningkatan rasio
BUN terhadap kreatinin sebanyak 10 kasus (23.3%), tetapi
secara statistika tidak bermakna dengan P = 0.25.

71 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 46 • No. 2 • Agustus 2013


Serum blood urea nitrogen (BUN) sebagai penanda independen kematian di rumah sakit
pada penderita infark miokard akut ST elevasi tanpa reperfusi dini

Sebanyak 39 (90.7%) orang dengan faktor resiko merokok bermakna dengan P = 0.1, dan peningkatan rasio BUN
dijumpai peningkatan kadar BUN sebanyak 8 kasus (100%) terhadap kreatinin pada studi ini tidak dijumpai, dan 7
dan 31 kasus (88.6%) dengan kadar BUN yang normal tetapi kasus (17.9%) tidak dijumpai peningkatan rasio BUN
secara statistika tidak bermakna P = 0.1 dan 4 kasus (100%) terhadap kreatinin tetapi secara statistika tidak bermakna
dengan rasio BUN terhadap kreatinin yang meningkat dan dengan P = 1.
yang tidak mengalami peningkatan rasio BUN terhadap
kreatinin 35 (89.7%). tetapi secara statistika tidak bermakna Tabel 2. Data karakteristik subjek penelitian normal dan
dengan P = 0.25. mengalami peningkatan BUN dan Rasio BUN terhadap
Sebanyak 24 (55.8%) orang dengan faktor resiko kreatinin dan yang normal.
hipertensi dijumpai peningkatan kadar BUN sebanyak 5 Parameter Nilai BUN Nilai BUN Nilai Rasio Rasio Nila
kasus (62.5%) dan yang tidak mengalami peningkatan normal tidak normal P BUN/Kr BUN/Kr i P
normal tidak normal
kadar BUN sebanyak 19 kasus (54.3%), tetapi secara Jenis kelamin, n (%) :
statistika tidak bermakna dengan P = 0.10, dan 2 kasus Laki-laki 32 (91.4) 7 (87.5) 0.1 35(89.7) 4(100)
(50%) dengan rasio BUN terhadap kreatinin yang 1
Wanita 3 (8.6) 1 (12.5) 4(10.3)
meningkat dan yang tidak mengalami peningkatan rasion 0(0)
BUN terhadap kreatinin sebanyak 22 kasus (56.4%), tetapi BMI, n (%)
secara statistik tidak bermakna dengan P = 1. Normal 7 (63.3) 26 (81.3) 7(63.3)
26(81.3)
Sebanyak 7 (16.3%) orang dengan faktor resiko diabetes Obesitas 4 (36.4) 6 (18.8) 0.25 4(36.4)
melitus tipe 2 dijumpai peningkatan kadar BUN sebanyak 1 6(18.8) 0.25
kasus(12.5%) dan yang tidak mengalami peningkatan BUN Merokok, n (%) 31 (88.6) 8 (100) 0.1 35(89.7) 4(100)
1
sebanyak 6 kasus (17.1%) tetapi secara statistika tidak ber- Hipertensi, n (%) 19 (54.3) 5 (62.5) 0.10 22(56.4%) 2(50.0) 1
makna dengan P = 0.1. dan 2 kasus (50%) mengalami DM, n (%) 6 (17.1) 1 (12.5) 0.1 5(12.8) 2(50)
penigkatan rasio BUN terhadap kreatinin dan 5 kasus (12.8%) 0.11
Dislipidemia, n (%) :
tidak mengalami peningkatan rasio BUN terhadap kreatinin TC 12 (34.3) 0 (0) 0.082 12(30.8) 0(0)
tetapi secara statistika tidak bermakna dengan P = 0.11. 0.563
Sebanyak 12 (34.3%) orang dengan faktor resiko dislipi- LDL 7 (20) 0 (0) 0.315 7(16.3) 0(0)
1
demia (total cholesterol) yang mengalami peningkatan kadar TG 17 (48.6) 3 (37.5) 0.704 20(51.3) 0(0)
BUN pada studi ini tidak dijumpai dan yang tidak mengalami 0.11
peningkatan BUN sebanyak 12 kasus (34.3%) tetapi secara Kematian dalam-
perawatan, n (%) 4 (11.4) 3 (37.5) 0.1 7(17.9) 0(0)
statistika tidak bermakna dengan P = 0.082) dan tidak 1
dijumpai peningkatan rasio BUN terhadap kreatinin pada studi
ini, dan yang tidak mengalami peningkatan rasio BUN Ket: BMI: Body Mass Index; BUN: Blood Urea Nitrogen; TC:
terhadap kreatinin sebanyak 12 kasus (30.8%) tetapi secara Total Cholestrol; LDL: Low Density Lipid; TG: Trigliserida
statistika tidak bermakna dengan P = 0.56.
Sebanyak 7 (16.3%) orang dengan faktor resiko DISKUSI
dislipidemia (LDL) yang mengalami peningkatan kadar BUN Angka kejadian peningkatan BUN pada studi ini adalah
pada studi ini tidak dijumpai dan yang tidak mengalami pening- 16.2% dan angka kejadian peningkatan rasio BUN
katan BUN sebanyak 7 kasus (20%) tetapi secara statistika terhadap kreatinin pada studi ini adalah 9.3%.
tidak bermakna dengan P = 0.31. dan yang mengalami Beberapa faktor resiko klinis yang dianggap berperan
peningkatan rasio BUN terhadap kreatinin pada studi ini tidak serta dalam meningkatkan BUN dan rasio BUN terhadap
dijumpai dan yang tidak mengalami peningkatan rasio BUN kreatinin ternyata tidak menunjukkan hubungan yang
terhadap kreatinin sebanyak 7 kasus (16.3%) tetapi secara bermakna dalam peneletian ini.
statistika tidak bermakna dengan P = 1. Kemungkinan yang mendasari hal ini adalah kurang
Sebanyak 20 (46.5%) orang dengan faktor resiko dislipi- besarnya sampel dan periode follow up yang relatif singkat,
demia (trigliserida) 3 kasus (37.5%) dijumpai peningkatan sehingga menyulitkan untuk menilai apakah BUN atau rasio
BUN, dan 17 kasus (48.6%) tidak dijumpai peningkatan BUN BUN terhadap kreatinin merupakan faktor independen pada
tetapi secara statistika tidak bermakna dengan P : 0.704. kejadian MACE pada pasien-pasien dengan STEMI akut
dan yang mengalami peningkatan rasion BUN terhadap dibawah onset 48 jam yang tidak mendapat terapi reperfusi
kreatinin pada studi ini tidak dijumpai, sedangkan yang tidak dini.
mengalami peningkatan rasion BUN terhadap kreatinin di Hasil studi ini berbeda dengan penelitian penelitian besar
jumpai 20 kasus (51.3%) tetapi secara statistika tidak sebelumnya, seperti pada penelitian oleh Aronson et al,
bermakna dengan P = 0.11. yang menyatakan bahwa umur, jenis kelamin, hipertensi dan
Sebanyak 7 orang (16.3%) yang mengalami MACE sela- diabetes, kreatinin klirens, dislipidemia merupakan faktor
ma perawatan di rumah sakit dijumpai 3 kasus (37.5%) yang yang dihubungkan dengan peningkatan BUN.6
mengalami peningkatan BUN dan 4 kasus (11.4%) yang tidak Penelitian lain oleh Ostfeld et al, yang menunjukkan
mengalami peningkatan Bun tetapi secara statistika tidak bahwa usia, BMI, merokok, dislipidemia, kreatinin klirens,
hipertensi dan diabetes melitus di korelasikan dengan

The Journal of Medical School, University of Sumatera Utara | 72


peningkatan kadar BUN.9
Studi ini juga tidak mampu menunjukkan bahwa BUN dan
rasio BUN terhadap kreatinin merupakan independen faktor
pada angka kejadian MACE, hal ini berbeda dengan beberapa
penelitian sebelumya, Levey et al juga menunjukkan bahwa
peningkatan kadar BUN telah dihubungkan dengan
Serum blood urea nitrogen (BUN) sebagai penanda independen kematian di rumah sakit
Hilfan Ade Putra Lubis, dkk pada penderita infark miokard akut ST elevasi tanpa reperfusi dini

keluaran yang jelek pada pasien-pasien dengan sindroma concentration in azotemia. Ann Intern Med.
koroner akut.7 1966;65:1287- 99.
Penelitian lain yang mendukung argumen ini dilakukan 5. Suwaidi JJ, Reddan DN, Williams K. Prognostic impli-
oleh Kirtane et al, menunjukkan bahwa peningkatan BUN cations of abnormalities in renal function in patients with
merupakan prediktor outcomes yang jelek pada pasien acute coronary syndromes. Circulation. 2002;106:974-
pasien dengan sindroma koroner akut.10 80.
6. Aronson D. Serum blood urea nitrogen and long term
KESIMPULAN mortality in acute ST-elevation myocardial infarction.
Peningkatan BUN dan Rasio BUN terhadap kreatinin International Journal of Cardiology. 2008;127:380-5
pada penelitian tidak menjadi prediktor independen kematian 7. Levey AS, Bosch JP, Lewis JB, Greene T, Rogers N,
selama perawatan rumah sakit. Sehingga dibutuhkan Roth D. A more accurate method to estimate
penelitian dengan jumlah sampel yang besar dan durasi glomerular filtration rate from serum creatinine: a new
yang lebih panjang. prediction equation. Ann Intern Med. 1999;130:461-70.
8. Gibson CM, Pinto DS, Murphy SA, et al. Association of
DAFTAR PUSTAKA creatinine and creatinine clearance on presentation in
1. McCullough PA. Interface between heart disease and acute myocardial infarction with subsequent mortality.
renal dysfunction: from association to action. ACC Curr J Am Coll Cardiol. 2003;42:1535-43.
J Rev. 2003;12:20-4. 9. Ostfeld R, et al. The association of Blood Urea
2. Conte G, Canton AD, Terribile M, Cianciaruso B, Di Minno Nitrogen levels and coronary artery disease. The
G, Pannain M, et al. Renal handling of urea in subjects Einstein Journal of Biology and Medicine. 2010:3-6.
with persistent azotemia and normal renal function. Kidney 10. Kirtane AJ, Leder DM, Waikar SS, et al. Serum blood
Int. 1987;32:721-7. urea nitrogen as an independent marker of subsequent
3. Aronson D, Mittleman MA, Burger AJ. Elevated blood mortality among patients with acute coronary syndromes
urea nitrogen level as a predictor of mortality in patients and normal to mildly reduced glomerular filtration rates. J
admitted for decompensated heart failure. Am J Med. Am Coll Cardiol. 2005;45:1781-6.
2004;116:466-73.
4. Dossetor JB. Creatinemia versus uremia: the relative
significance of blood urea nitrogen and serum creatinine

73 | Majalah Kedokteran Nusantara • Volume 46 • No. 2 • Agustus 2013

Anda mungkin juga menyukai