Makalah Askep Hidrosefalus
Makalah Askep Hidrosefalus
PENDAHULUAN
1
disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid dengan darah sesudah
terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien memperkembangkan tanda
dan gejala – gejala peningkatan ICP)
c. Hidrosefalus Bertekan Normal (Normal Pressure Hidrocephalus)
Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan kompresi
jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan intrakranial
biasanya normal, gejala – gejala dan tanda – tanda lainnya meliputi ;
dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini berhubungan
dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau thrombosis
1.3 Tujuan
2
6. Dapat memahami dan mengerti epidemologi hidrosefalus
7. Dapat memahami dan mengerti etilogi dari hidrosefalus
8. Dapat memahami dan mengerti penggolongan klasifikasinya
9. Dapat memahami dan mengerti pemeriksaan diagnostik yang akan
dilakukan pada pasien hidrosefalus
10. Dapat memahami dan mengerti pengkajian hidrosefalus
11. Dapat memahami dan mengerti diagnosa keperawatan, intervensi dan
rasional
12. Dapat memahami dan mengerti Asuhan keperawatan pada pasien
hidrosefalus
3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
4
Hidrocepalus adalah akumulasi cairan serebrospinal dalam
ventrikel cerebral, ruang subarachnoid, atau ruang subdural (Suriadi,2006)
2.2.2 Infeksi
2.2.3 Neoplasma
2.2.4 Perdarahan
5
ventricular. Pada klien dengan garis sutura yag berfungsi atau pada
anak – anak dibawah usia 12 – 18 bulan dengan tekanan intraranialnya
tinggi mencapai ekstrim, tanda – tanda dan gejala – gejala kenaikan
ICP dapat dikenali. Pada anak – anak yang garis suturanya tidak
bergabung terdapat pemisahan / separasi garis sutura dan pembesaran
kepala.
2.3.2 Hidrosefalus Komunikan( Tipe berhubungan ) :
Kegagalan absobsi cairan serebro spinal.
Jenis ini tidak terdapat obstruksi pada aliran CSF tetapi villus
arachnoid untuk mengabsorbsi CSF terdapat dalam jumlah yang
sangat sedikit atau malfungsional. Umumnya terdapat pada orang
dewasa, biasanya disebabkan karena dipenuhinya villus arachnoid
dengan darah sesudah terjadinya hemmorhage subarachnoid (klien
memperkembangkan tanda dan gejala – gejala peningkatan ICP)
2.3.3 Hidrosefalus Bertekan Normal (Normal Pressure Hidrocephalus)
Di tandai pembesaran sister basilar dan fentrikel disertai dengan
kompresi jaringan serebral, dapat terjadi atrofi serebral. Tekanan
intrakranial biasanya normal, gejala – gejala dan tanda – tanda lainnya
meliputi ; dimentia, ataxic gait, incontinentia urine. Kelainan ini
berhubungan dengan cedera kepala, hemmorhage serebral atau
thrombosis, mengitis; pada beberapa kasus (Kelompok umur 60 – 70
tahun) ada kemingkinan ditemukan hubungan tersebut.
6
tiba / akut dan dapat juga selektif tergantung pada kedudukan penyumbatan.
Proses akut itu merupakan kasus emergency. Pada bayi dan anak kecil sutura
kranialnya melipat dan melebar untuk mengakomodasi peningkatan massa
cranial. Jika fontanela anterior tidak tertutup dia tidak akan mengembang dan
terasa tegang pada perabaan.Stenosis aquaductal (Penyakit keluarga /
keturunan yang terpaut seks) menyebabkan titik pelebaran pada ventrikel
laterasl dan tengah, pelebaran ini menyebabkan kepala berbentuk khas yaitu
penampakan dahi yang menonjol secara dominan (dominan Frontal blow).
Syndroma dandy walkker akan terjadi jika terjadi obstruksi pada foramina di
luar pada ventrikel IV. Ventrikel ke IV melebar dan fossae posterior
menonjol memenuhi sebagian besar ruang dibawah tentorium. Klein dengan
type hidrosephalus diatas akan mengalami pembesaran cerebrum yang secara
simetris dan wajahnya tampak kecil secara disproporsional.
Pada orang yang lebih tua, sutura cranial telah menutup sehingga membatasi
ekspansi masa otak, sebagai akibatnya menujukkan gejala : Kenailkan ICP
sebelum ventrikjel cerebral menjadi sangat membesar. Kerusakan dalam
absorbsi dan sirkulasi CSF pada hidrosephalus tidak komplit. CSF melebihi
kapasitas normal sistim ventrikel tiap 6 – 8 jam dan ketiadaan absorbsi total
akan menyebabkan kematian.
7
Konsekuensi tiga mekanisme di atas adalah peningkatan tekanan
intrakranial(TIK) sebagai upaya mempertahankan keseimbangan sekresi dan
absorbsi. Mekanisme terjadinya dilatasi ventrikel cukup rumit dan
berlangsung berbeda-beda tiap saat selama perkembangan hidrosefalus.
Dilatasi ini terjadi sebagai akibat dari :
8
dengan penonjolan putih mata yang tidak biasanya.
Tampak adanya dsitensi vena superfisialis dan kulit kepala menjadi tipis serta
rapuh.
Uji radiologis : terlihat tengkorak mengalami penipisan dengan sutura yang
Teripsah-pisah dan pelebaran vontanela. Ventirkulogram menunjukkan
pembesaran pada sistim ventrikel . CT scan dapat menggambarkan sistim
ventrikuler dengan penebalan jaringan dan adnya massa pada ruangan
Occuptional.
Pada bayi terlihat lemah dan diam tanpa aktivitas normal. Proses ini pada tipe
communicating dapat tertahan secara spontan atau dapat terus dengan
menyebabkan atrofi optik, spasme ekstremitas, konvulsi, malnutrisi dan
kematian, jika anak hidup maka akan terjadi retardasi mental dan fisik.
2.6 Epidemiologi
2.7 Etiologi
9
terdapat dalam suatu sistem, yakni sistem internal dan sistem eksternal. Pada
orang dewasa normal jumlah CSS 90-150 ml, anak umur 8-10 tahun 100-140
ml, bayi 40-60 ml, neonatus 20-30 ml dan prematur kecil 10-20 ml. Cairan
yang tertimbun dalam ventrikel 500-1500 ml (Darsono, 2005).
10
menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian
atau total.
2.8 Klasifikasi
11
kronik berupa imopressio digitate dan erosi prosessus klionidalis
posterior.
2.9.2 Transimulasi
2.9.4 Ventrikulografi
12
sulit, dan mempunyai risiko yang tinggi. Di rumah sakit yang telah
memiliki fasilitas CT Scan, prosedur ini telah ditinggalkan.
2.9.5 Ultrasonografi
2.10 Pengkajian
2.10.1 Anamnesa.
1) Insiden : kelaliran denga hidrosefalus terjadi pada 5,8 bayi
dai 10.000 kelahiran hidup
13
Hidrosefalus dengan spinabifida terdapat kira-kira 3-4 bayi dari
1000 kelahiran hidup
Type hidrosefalus obstruksi terdapat 99 % kasus pada anak-anak.
2) Riwayat kesehatan masa lalu:
Terutama adanya riwayat luka / trauma dikepala atau infeksi di
sebral
3) Riwayat kahamilan dan persalinan :
Kelahiran yang prematur
Neonatal meningitis
Perdarahan subaracnoid
Infeksi intra uterin
Perdarahan perinatal,trauma/cidera persalinan
2.10.2 Pemeriksaan Fisik
Biasanya adanya myelomeningocele, penguran lingkar kepala
(Occipitifrontal)
Pada hidrosefalus didapatkan :
Tanda – tanda awal :
o Mata juling
o Sakit kepala
o Lekas marah
o Lesu
o Menangis jika digendong dan diam bila berbaring
o Mual dan muntah yang proyektil
o Melihat kembar
o Ataksia
o Perkembangan yang berlangsung lambat
o Pupil oedema
o Respon pupil terhadap cahaya lambat dan tidak sama
o Biasanya diikuti : perubahan tingkat kesadaran, opistotonus
dan spastik pada ekstremitas bawah
o Kesulitan dalam pemberian makanan dan menelan
14
o Gangguan cardio pulmoner
Tanda-tanda selanjutnya :
o Nyeri kepala kepala diikuti dengan muntah-muntah
o Pupil oedema
o Strabismus
o Peningkatan tekanan darah
o Heart lambat
o Gangguan respirasi
o Kejang
o Letargi
o Muntah
o Tanda-tanda ekstrapiramidal/ ataksia
o Lekas marah
o Lesu
o Apatis
o Kebingungan
o Sering kali inkoheren
o Kebutaaan
2.10.3 Pemeriksaan Penunjang
a) Skan temograsfi komputer ( CT-Scan) mempertegas adanya
dilatasi ventrikel dan membantui dalam memgidentifikasi
kemungkinan penyebabnya( Neoplasma, kista,malformasi
konginetal atau perdarahan intra kranial )
b) Fungsi ventrikel kadang digunakan untiuk menukur tekanan intra
kranial menghilangkan cairan serebrospinal untuk kultur (aturan
ditentukan untuk pengulangan pengaliran).
c) EEG : untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
d) Transluminasi : Untuk mengetahui apakah adanya kelainan dalam
kepala
e) MRI : ( Magnetik resonance imaging ) : memberi informasi
mengenai stuktur otak tanpa kena radiasi
15
2.11 Diagnosa keperawatan, Intervensi dan rasional
16
dapat kebutuhan. mempersiapkan
mengerti keluarga dalam
Jelaskan secara
tentang merawat
rinci tentang
penyakit penderita.
kondisi
anaknya.
penderita, Keluarga dapat
Tidak terjadi
prosedur, terapi menerima
peningkatan
dan seluruh
TIK dengan
prognosanya. informasi agar
kriteria :
Ulangi tidak
– Tanda vital
penjelasan menimbulkan
norma, pola
tersebut bila salah persepsi
nafas efektif,
perlu dengan
reflek cahaya
Untuk
contoh bila
positif,tidak
menghindari
keluarga belum
tejadi
salah persepsi
mengerti
gangguan
Klarifikasi
kesadaran, Keluarga dapat
kesalahan
tidak muntah mengemukakan
asumsi dan
dan tidak perasaannya.
misskonsepsi
kejang.
Berikan Untuk
kesempatan mengetahui
keluarga untuk secara dini
bertanya. peningkatan
Observasi ketat TIK
tanda-tanda
Penurunan
peningkatan
keasadaran
TIK
menandakakan
Tentukan skala
adanya
coma
peningkatan
17
Hindari TIK
pemasangan Mencegah
infus dikepala terjadi infeksi
Hindari sedasi sistemik
18
2.12 Asuhan Keperawatan
a) Pengkajian
b) Pemeriksaan fisik
19
Rasional :
Untuk mengetahui secara dini peningkatan TIK
Tentukan skala tingkat kesadaran
Rasional :
Menurunnya kesadaran menunjukkan adanya tanda-tanda adanya
peningkatan TIK.
Ajari keluarga mengenai tanda-tanda peningkatan tekanan intra
kranial
Rasional :
Keluarga dapat berpartisipasi dalam perawatan anaknya
Kolaborasi
Rasional :
Dapat mencegah atau mempercepat proses penyebuhan penyakit.
4) Evaluasi
S : Orang tua mengatakan anaknya belum sadar
O : kesadaran apatis, tidak ada mual dan muntah,tidak gelisah
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan sesuai rencana
Diagnosa keperawatan no.2
Resiko terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan
berhubungan dengan kerusakan kemampuan untuk mencapai tugas
perkembangan
Data obyektif: Peningkatan ukuran lingkar kepala yang
abnormal,paralisa,bedres total.
Data subyektif : Orang tua mengatakan anaknya tidak dapat melakukan
aktivitas seperti anak normal lainnya.
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
Tindakan keperawatan :
Observasi tanda dan gejala gangguan perkembangan secara dini
Rasional :
20
Akan mengetahui secara dini kelainan atau penyimpangan darikeadaan
normal
Membantu mempercepatan proses penyembuhan.
Evaluasi :
S : Orang mengatakan anaknya tidak dapat beraktifitas seperti biasa
O : Anak dalam keadaan bedres total, kepala membesar.
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan sesuai rencana( persiapan tindakan operasi )
Sistem Perkemihan
Tidak ditemukan adanya masalah atau kelainan,namun dalam
keadaan sekarang pasien dalam keadaan apatis sehingga kebiasaan BAK
dan BAB tidak dapat terkontrol.
Diagnosa keperawatan :
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan kerusakan neuromuskular
Data obyektif : Pasien BAB dan BAK diatas tempat tidur, Paralisa
Data Subyektif: Orang mengatakan anaknya tidak dapat bangun dari tempat
tidurnya
Tujuan :
Perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri.
Tindakan keperawatan :
Kaji kemampuan dan tingkat kekurangan untuk melakukan kebutuhan
sehari-hari
Rasional :
Membantu dalam mengantisipasi atau merencanakan pemenuhan kebutuhan
secara individual
Identifikasikasi kebiasaan BAB dan BAK sebelumnya
Rasional :
Mengkaji perkembangan program latihan.
Libatkan keluarga dalam perawatan
Rasional :
21
Keluarga memahami tentang pentingnya pemenuhan BAB dan Bak dalam
perawatan
Evaluasi :
S : Orang mengatakan anaknya BAK dan BAB selalu dibantu
O : Pasien dalam keadaan bedres total
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan sesuai rencana.
Sistem Pencernaan
Diagnosa keperawatan
Resiko terhadap kekurangan volume cairan yang berhubungan
muntah sekunder akibat peningkatan TIK
Data Obyektif : Pasien muntah, kesadaran apatis,terpasang infus RL 16
x/menit, bibir tampak kering
Data subyektif : Orang mengatakan anaknya tidak mau minum sejak 2hari
yang lalu
Tujuan :
Tidak terjadi kekurangan volume cairan dalam tubuh dengan kriteria :
Pasien tidak haus, mau minum, bibir tidak kering
Tindakan keperawatan:
Observasi ketat intake dan output
Rasional :
Menentukan data dasar dari pada cairan tubuh
Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium
Rasional :
Mengkaji hidrasi dan keefektifan / kebutuhan intervensi
Berikan cairan infus sesuai pesanan
Rasional :
Mempertahan volume sirkulasi cairan dalam tubuh
Evaluasi
S : Orang mengatakan anaknya muntah-muntah sejak jam 05.00 tanggal 9-
4-2002
22
O : Pasien terpasang infus RL 16 x/menit makro, panas ( 38 C), bibir tampak
kering
A : Masalah teratasi
P : Dilanjutkan sesuai rencana
23
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hidrochepalus komunikan
Hidrochepalus non-komunikan
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Whaley and Wong ( 1995 ), Nursing Care of infants and children, St.Louis
: Mosby year Book
25