Anda di halaman 1dari 11

APLIKASI JACKLINEDEX DALAM RANGKA EFISIENSI

PENGGUNAAN BAHAN PELEDAK


DI PT. DAHANA (PERSERO) JOBSITE PT. CIPTA KRIDATAMA
KABUPATEN BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Yustinus Hendra Wiryanto1), Muhamad Ridho2)


Dosen dan Mahasiswa2) Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
1)

Abstrak : Untuk mendapatkan recovery dan fragmentasi yang baik diperlukan teknik
pengeboran dan peledakan yang benar.Salah satu pertimbangan adalah efisiensi
penggunaan bahan peledak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses
pengeboran dan peledakan, dan menganalisis perbandingan teknik konvensional dan
teknik jacklinedex dalam membandingkan powder factornya atau penggunaan
sejumlah bahan peledak dalam membongkar batuan.Dalam penelitian ini disajikan
perbandingan teknik konvensional dan teknik jacklinedex yang memanfaatkan
airdeckuntuk mengurangi jumlah bahan peledak yang digunakan. Hasil penelitian
menunjukkan peranan JackLineDex dalam efisiensi bahan peledak akan tetapi untuk
recovery ada kekurang 5,33-7,13 % jika dibandingkan dengan teknik konvensional.

Kata Kunci : jacklinedex, recovery, fragmentasi, powder factor

PENDAHULUAN merupakan beberapa hal yang harus


Latar Belakang dilakukan untuk mencapai suatu
keberhasilan diatas.
Dalam pembongkaran batuan Kegiatan peledakan memerlukan
terdapat batuan yang memiliki kekerasan bahan peledak sehingga mampu
yang berbeda-beda. Di dalam ilmu menghasilkan suatu reaksi tertentu. Bahan
pertambangan terdapat cabang ilmu yang peledak yang dimaksud adalah bahan
mempelajari tentang peledakan dan peledak kimia, yaitu suatu campuran yang
permasalahannya yaitu teknik peledakan. sengaja dibuat agar dapat meledak untuk
Peledakan merupakan salah satu tujuan tertentu, terdiri dari bahan-bahan
metode pembongkaran batuan atau bahan berbentuk padat dan cair atau campuran
galian, terutama untuk material yang keduanya, yang apabila terkena suatu aksi
memiliki kekerasan relatif keras. Kegiatan seperti panas, berbenturan, gesekan, atau
peledakan yang digunakan pada dunia ledakan awal akan beraksi dengan
pertambangan dikatakan berhasil apabila kecepatan tinggi membentuk gas yang
target produksi terpenuhi, aman, menimbulkan efek panas dan tekanan yang
penggunaan bahan peledak secara efisien, sangat tinggi.
diperoleh batuan yang rata, tidak ada over Penelitian dilakukan pada PT.
break, over hang, toe, stump, dan juga Dahana (Persero) yang merupakan Badan
dampak minimum terhadap lingkungan (fly Usaha Milik Negara (BUMN) yang
rock, getaran, kebisingan, gas beracun dan berkecimpung dibidang industri bahan
debu). Penentuan geometri, pola dan juga peledak. Perusahaan ini merupakan salah
rangkaian peledakan yang sesuai

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 9


satu perusahaan yang merupakan industri Perlu dipahami bahwa energi yang
strategis Indonesia. sedemikian besar itu bukan merefleksikan
jumlah energi yang memang tersimpan di
Maksud dalam bahan peledak begitu besar, namun
kondisi ini terjadi akibat reaksi peledakan
Maksud penelitian ini adalah untuk yang sangat cepat, yaitu berkisar antara
mengetahui proses pengeboran dan 2500-7500 meter per detik (m/detik).
peledakan dan membandingan dua teknik Sifat-sifat fisik bahan peledak adalah
konvensional dan jacklinedex dalam suatu kenampakan nyata dari sifat bahan
efisiensi penggunaan bahan peledak untuk peledak ketika menghadapi perubahan
mendapatkan hasil yang terbaik. kondisi lingkungan sekitarnya, yaitu antara
lain :
Tujuan  Densitas yaitu angka yang menyatakan
perbandingan berat per volume.
Tujuan dari penulisan makalah ini  Sensitifitas adalah sifat yang
untuk: menunjukkan kemudahan inisiasi bahan
1. Mengetahui tahapan pengeboran. peledak atau ukuran minimal booster
2. Mengetahui tahapan peledakan. yang diperlukan.
3. Mengetahui isian bahan peledak teknik  Ketahanan terhadap air (water
konvensional dan JackLineDex. resistence)
4. Mengetahui peranan JackLineDex  Kestabilan kimia (chemical stability)
dalam rangka efisiensi penggunaan  Karakteristik gas (fumes characteristic)
bahan peledak di PT. Dahana (Persero).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kegiatan Peledakan
KAJIAN PUSTAKA
Peledakan dan Bahan Peledak Kegiatan peledakan dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu faktor rancangan yang
Peledakan merupakan kegiatan tidak dapat dikendalikan dan faktor
pemecahan suatu material (batuan) dengan rancangan yang dapat dikendalikan.
menggunakan bahan peledak atau proses A. Faktor Rancangan yang tidak dapat
terjadinya ledakan. dikendalikan
Bahan peledak adalah suatu bahan Faktor-faktor dalam rancangan
kimia senyawa campuran berbentuk padat, peledakan yang tidak dapat
cair, atau campurannya yang apabila diberi dikendalikan adalah faktor-faktor yang
aksi panas, benturan, gesekan atau ledakan tidak dapat dikendalikan oleh
awal akan mengalami suatu reaksi kimia kemampuan manusia, hal ini
eksotermis sangat cepat dan hasil disebabkan karena prosesnya terjadi
reaksinya sebagia atau seluruhnya secara alamiah.yang termasuk faktor-
berbentuk gas disertai panas dan tekanan faktor ini adalah karakteristik massa
sangat tinggi batuan, struktur geologi, pengaruh air,
Panas dari gas yang dihasilkan reaksi dan kondisi cuaca. (Jimeno, 1995)
peledakan tersebut sekitar 4000°C. B. Faktor Rancangan yang dapat
Adapun tekanannya, menurut Langerfors dikendalikan
dan Kihlstrom (1978), bisa mencapai lebih Faktor-faktor dalam rancangan
dari 100.000 atm setara dengan 101.500 peledakan yang dapat dikendalikan
kg/cm2 atau 9.850 MPa dengan energi per adalah faktor-faktor yang dapat
satuan waktu yang ditimbulkan sekitar dikendalikan oleh kemampuan
25.000 MW atau 5.950.000 kcal/detik. manusia.Faktor-faktor yang dapat
dikendalikan yaitu arah dan kemiringan

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 10


lubang ledak, pola pengeboran, pola Dimana B = burden (ft), De = diameter
peledakan dan bentuk hasil peledakan, bahan peledak (inci), 𝜌𝑒 = berat jenis
arah peledakan, bahan peledak. bahan peledak dan 𝜌𝑟 = berat jenis batuan
Spasi ditentukan berdasarkan sistem delay
Geometri Peledakan yang direncanakan yang kemungkinannya
adalah :
Geometri peledakan merupakan  Instantaneous single-row blastholes
suatu cara perhitungan mengenai kegiatan 𝐻+2𝐵
𝐻 < 4𝐵 → 𝑆 = ; H = tinggi jenjang
peledakan yang ditujukan supaya kegiatan 3
𝐻 > 4𝐵 → 𝑆 = 2𝐵 ; H = tinggi jenjang
peledakan dapat bekerja secara optimum.
 Sequenced single-row blastholes
Perhitungan tersebut didapat berdasarkan
𝐻 + 7𝐵
percobaan-percobaan kegiatan peledakan. 𝐻 < 4𝐵 → 𝑆 =
8
𝐻 < 4𝐵 → 𝑆 = 1,4𝐵
 Stemming (T) :
- Batuan massif, T = B
- Batuan berlapis, T = 0,7 B
 Subdrilling (J) = 0,3 B

Powder Factor (PF)

Powder Factor (PF) didefinisikan


menurut teori R.L.Ash, sebagai
perbandingan jumlah bahan peledak yang
dipakai dengan volume peledakan dalam
satuan kg/m3.Karena volume peledakan
dapat pula dikonversi dengan berat, maka
Gambar 1. Geometri Peledakan pernyataan PF bisa pula menjadi jumlah
bahan peledak yang digunakam dibagi
Dari gambar tersebut dapat dijelaskan berat peledakan atau kg/ton.Hubungan
bagian-bagian dari geometri peledakan matematis antara bahan peledak terhadap
dengan menggunakan sistem jenjang. jumlah batuan yang diledakkan. Ada 4
B : Burden cara dalam menyatakan powder factoryaitu
L : Tinggi Jenjang :
J : Subdrilling  Berat bahan peledak per volume batuan
PC : Powder Column yang diledakkan (kg/m3)
T : Stemming  Berat bahan peledak per berat batuan
B’ : Burden Semu yang diledakan (kg/ton)
S : Spacing  Volume batuan per berat bahan peledak
H : Hole Depth (m3/kg)
Rancangan menurut C.J. Konya,  Berat batuan per berat bahan peledak
burden dihitung berdasarkan diameter (ton/kg)
lubang ledak, jenis batuan dan jenis bahan Secara umum, powder factor dapat
peledak yang diekspresikan dengan dihubungkan dengan unit hasil produksi
densitasnya. Dengan rumus sebagai pada operasi peledakan.Dengan powder
berikut : factor dapat diketahui konsumsi bahan
1 peledak yang dipakai untuk menghasilkan
𝜌𝑒 3
𝐵 = 3,15 𝑥 𝐷𝑒 𝑥 [ ] sejumlah batuan.
𝜌𝑒 Dari pengalaman harga powder
factor pada operasi penambangan, dengan
batuan yang relative solid berkisar antara

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 11


0.30 – 0.60 Kg/m3. Untuk powder factor darilubangledakan.Airdeckditempatkandi
dirumuskan dengan : lokasi-lokasiyang sering
𝐸 disebutsebagaiatas, tengahdan
𝑃𝑜𝑤𝑑𝑒𝑟 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 (𝑃𝐹 ) = bawahdeckmasing-masing.
𝑉
PF = Powder Factor (kg/m3)
E = Jumlah bahan peledak yang Definisi Fragmen dan Fragmentasi
digunakan (kg)
V = Volume batuan yang Fragmen merupakan suatu ukuran
3
akandiledakkan (m ) setiap bongkah batuan hasil peledakan.
Sedangkan fragmentasi adalah suatu
Air Deck proses yang menghasilkan fragment atau
ukuran setiap bongkah batuan setelah
Kehadiran celah udara peledakan. Pemecahan batuan yang
memungkinkan ledakan gas produk untuk menghasilkan fragment batuan pada
bergerak dan memperluas ke celah udara, peledakan dimulai sebelum massa batuan
dengan demikian menurunkan tekanan mengalami pergerakan
awal lubang bor. Gelombang kejut Tingkat fragmentasi batuan hasil
terombang-ambing dalam lubang bor, peledakan sangat penting dalam menilai
berinteraksi juga saling berasal dari kolom keberhasilan dari suatu kegiatan
atau dasar lubang. Interaksi yang berulang peledakan, bongkaran batuan yang
mengakibatkangenerasi diperkuat kejutan memiliki ukuran seragam lebih diharapkan
pertama dan selanjutnya memungkinkan daripada bongkaran batuan yang banyak
gelombang kejut untuk beraksi atas batuan berukuran bongkah.Untuk tujuan tertentu
sekitarnya untuk jangka waktu lama ukuran fragmentasi yang besar atau
(Mel'Nikov dan Marchenko 1971; Fourney bongkah terkadang diperlukan, misalnya
et al . 1981; Moxon et al. (1993). disusun sebagai penghalang (barrier)
Dalam peledakan dengan air ditepi jalan tambang. Tingkat fragmentasi
decking, adanya udara di air yang seragam akan menambah
deckmemainkan peran penting dalam produktivitas, mengurangi keausan dan
memperoleh keuntungan. Selama ledakan, kerusakan peralatan sehingga menurunkan
udara awalnya diam dan pada suhu dan biaya pemuatan, pengangkutan, dan proses
tekanan normal. Materi Udara dalam selanjutnya, dalam beberapa pekerjaan
kondisi fisik seperti hampir tidak ada juga akan mengurangi secondary blasting.
reaksi terhadap hasil ledakan yang
memiliki suhu dan tekanan sekitar 3-4 Fragmentasi Batuan
yang lebih tinggi besarnya.
Produk ledakan yang mentransfer Fragmentasi batuan hasil peledakan
beberapa energi ke udara dengan menekan merupakan salah satu petunjuk untuk dapat
dan memanaskannya. Namun, jika udara mengetahui keberhasilan dari suatu
menjadi seperti energik ledakan awal, peledakan selain powder factor.Karena
fraksi ditransfer pada yang paling dalam apabila dalam suatu peledakan, powder
urutan satu seperseribu energi disimpan factor tercapai tetapi tidak menghasilkan
(Liu dan Katsabanis 1996). fragmentasi batauan yang diinginkan,
Ukuran dan lokasi air deck adalah maka peledakan tersebut belum bisa
dua parameter penting dalam teknik ini. dikatakan berhasil.
Air deck dapat ditempatkan dalam sebuah Hubungan antara ukuran rata-rata
lubang ledakan di tiga lokasi fragmentasi batuan dan penggunaan bahan
berbedayakni, di bagian atas bahan peledak pervolume batuan terbongkar telah
peledak, di tengah kolom peledak dan di dikemukakan oleh Kuznetsov (1973),
bagian bawah persamaannya sebagai berikut :

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 12


𝑉 0.8 0.17 𝐸 −0.63 Tahapan pengeboran di PT. Dahana
𝑋 = 𝐴 .( ) .𝑄 ( ) (persero) secara umum meliputi:
𝑄 115
X = Ukuran rata-rata material (cm)  preparation (persiapan lokasi), yaitu
A = Faktor batuan pada lokasi telah ditentukan akan
V = Volume batuan terbongkar per dilakukan pembersihan lokasi dengan
lubang (m3) menggunakan dozer Caterpillar D9r
Q = Jumlah bahan peledak per lubang atau dengan dozer Caterpillar 6r
(m3) membuat lokasi menjadi rata.
E = Relatif weight strength ANFO (100)  pemasangan titik, yaitu pemasangan
titik dilakukan dengan menggunakan
Teknik Konvensional dan JackLineDex meteran panjang dengan membentuk
segitiga yang sebelumnya telah ditarik
Konvensional yaitu suatu bentuk garis lurus dan kemudian memberikan
sifat untuk hal-hal yang normal, biasa, dan tanda/titik bor.
mengikuti cara yang diterima secara  pengeboran, yaitu melakukan
umum. Teknik konvensional dalam pengeboran dengan mengikuti titik-titik
penentuan isian bahan peledak yaitu yang telah diberikan. Alat bor yang
dengan isian lubang hanya diisi bahan digunakan adalah Sandvik D245s
peledak dan stemming, tanpa ada sebanyak 2 buah dengan diameter 7 7/8
penambahan yang lain. inchi. Dengan arah pengeboran lubang
JackLineDex merupakan terapan tembak menggunakan pengeboran tegak
maupun pengembangan dari teknik air dan pola selang-seling (staggered
deck yang dilakukan oleh PT. Cipta pattern).
Kridatama.JackLineDex memanfaatkan  sounding (pengukuran kedalaman
udara seperti air deck pada lubang ledak) yaitu pengukuran lubang
umumnya.JackLineDex mendapatkan ledak yang telah melewati tahap
kolom udara pada lubang menggunakan pengeboran. Sounding dilakukan untuk
tongkat kayu (jack) dan plastik liner (line). mengetahui kedalaman lubang ledak.
Tujuan dibuatnya JackLineDex yaitu untuk Alat sounding menggunakan meteran
mengurangi penggunaan bahan peledak yang ujungnya diberikan pemberat dan
dan fragmen hasil peledakannya tetap kemudian dicatat dan diberi tanda
sama. Dengan menggunakan JackLineDex
maka penggunaan bahan peledak Tahapan Peledakan
berkurang, dengan ini biaya yang
dikeluarkan untuk bahan peledak dapat Peledakan merupakan kegiatan yang
berkurang juga. bertujuan memecahkan suatu material
(batuan) dengan menggunakan bahan
HASIL DAN PEMBAHASAN peledak atau proses terjadinya ledakan.
Tahapan Pengeboran Tujuan dari peledakan itu sendiri
yaitu untuk mempermudah pengambilan
Kegiatan dari pengeboran lubang material keras yang tidak bisa dilakukan
tembak bertujuan untuk membuat lubang dengan free digging maupun ripping. Pada
isian bahan peledak untuk kegiatan hasil akhirnya hasil dari peledakan
peledakan. ditentukan berhasil atau tidaknya dari alat
Pada dasarnya prinsip pengeboran apa yang mengambil dan
lubang tembak itu sendiri adalah untuk pengangkutannya.
mendapatkan kualitas lubang tembak yang Tahapan peledakan di PT. Dahana
tinggi yang dihasilkan melalui pengeboran (persero) secara umum meliputi :
yang cepat dan dalam posisi yang tepat.  primming, yaitu perangkaian antara
detonator dengan dinamit. Detonator

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 13


yang digunakan bermerek ‘DAYADET’ ditentukan terlebih dahulu inisiasi awal
menggunakan delay 500 ms dengan (initiation point atau IP), inisiasi awal
panjang 6 m, 9 m, 12 m dan 15 m. disambungkan dengan jalur control.
Sedangkan untuk Dinamitnya Setelah control telah ditentukan dan
menggunakan ‘DAYAGEL Magnum’ dirangkai kemudian menentukan sayap
seberat 1 kg/pcs. dan perangkaiannya.
 Untuk perangkaian primer, detonator  final check, yaitu pengecekan terakhir
dimasukkan kedalam dinamit dari sebelum dilakukan peledakan yang
bawah yang kemudian dililitkan cub- meliputi pengecekan lubang-lubang
nya ke DAYAGEL. Waktu yang tidak ada yang amblas, rangkaian
diperlukan rata-rata untuk single deck surface telah terpasang dan tersambung
dengan kedalaman rata-rata 8,7 meter semua sesuai dengan rencana
yaitu 10,67 detik sedangkan waktu yang  pengamanan sebelum peledakan, yaitu
diperlukan rata-rata untuk double deck pengamanan terlebih dahulu sebelum
dengan kedalaman rata-rata 13,65 meter kegiatan peledakan berlangsung yang
yaitu 14,53 detik. dilakukan oleh blast control dengan
 charging, yaitu Pengisian ANFO memastikan setiap unit dan manusia
kedalam lubang ledak. Charging telah berada dijarak yang aman
dilakukan setelah bahan peledak primer  pemeriksaan pasca peledakan, yaitu
masuk kedalam lubang ledak. pengisian pemeriksaan setelah peldakan oleh
ANFO dilakukan dengan menggunakan blaster. Blaster dengan cara mengecek
ANFO Truck yang disalurkan melalui ke lokasi peledakan untuk memastikan
hose atau pipa. hasil dari peledakan, hal-hal yang
Waktu yang diperlukan rata-rata untuk diperhatikan dari pemeriksaan meliputi
single deck dengan kedalaman rata-rata asap (fumes), fragmentasi batuan dan
8,7 meter yaitu 47,13 detik sedangkan gagal ledak (missfire). Dan pada tahap
waktu yang diperlukan rata-rata untuk peledakannya hal yang dapat
double deck dengan kedalaman rata-rata diperhatikan yaitu terjadinya fly rock
13,65 meter yaitu 123,93 detik. atau tidak.
 stemming, yaitu penutupan atau
penyumbatan lubang ledak. Stemming Teknik Konvensional dan JackLineDex
dilaksanakan jika bahan peledak primer
dan ANFO telah berada didalam Dalam peledakan terdapat beberapa
lubang. Alat yang digunakan untuk teknik untuk isiannya. Salah satu teknik
stemming yaitu tongkat dan cangkul. yang banyak digunakan yaitu teknik
Material cutting dimasukkan kedalam konvensional. Teknik konvensional ini
lubang ledak dengan menggunakan menggunakan isian didalamnya hanya
cangkul dan dipadatkan dengan dengan bahan peledak dan stemming.
menggunakan tongkat. Dengan teknik ini penggunaan bahan
Waktu yang diperlukan rata-rata untuk peledak pada aplikasi dilapangan biasanya
single deck dengan kedalaman rata-rata separuh dari kedalaman lubang ledak. Hal
8,7 meter yaitu 43,4 detik sedangkan ini menjadikan penggunaan bahan peledak
waktu yang diperlukan rata-rata untuk cukup banyak. Namun ada teknik lain
double deck dengan kedalaman rata-rata yang dapat memangkas penggunaan bahan
13,65 meter yaitu 67,6 detik. peledak yaitu AirDeck.
 tie up, adalah perangkaian antar lubang Teknik Air deck memanfaatkan
ledak. Untuk delay surface yang udara yang ditutup sebagai pengganti
digunakan bermacam-macam yaitu 17 bahan peledak. Salah satu penerapan
ms, 25 ms, 42 ms, 67 ms dan 109 ms teknik air deck yang terdapat di PT.
dengan panjang cub 12 meter. Diawal Dahana (Persero) yaitu JackLineDex.

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 14


JackLineDex memanfaatkan udara yang  memegang ujung liner block yang telah
terdapat didalam lubang. JackLinerDeck diikat. Pastikan pada bagian bawah
menggunakan tongkat kayu (Jack) dan liner block sisi yang telah dilipat keluar.
plastik (Liner) sebagai pemberi tepat untuk  Kemudian melepaskan pegangan pada
udara. liner block sehingga jatuh kedalam
lubang ledak.
Teknik Konvensional pada Aktivitas  Setelah itu memasukkan material tanah
Pengisian Bahan Peledak dengan diameter bongkah 5 s/d 10 cm
kemudian memasukkan sedikit cutting
Pada teknik konvensional bahan peledak pemboran.
dimasukkan sepeti biasa dengan isian  Setelah jack dan liner block tertutup
setengah dari lubang ledak. Dimana pada oleh hasil cutting kemudian mengisi
saat charging, ANFO yang dimasukkan ANFO dengan pengurangan udara dari
kedalam lubang yaitu separuh dari JackLineDex.
kedalaman lubang ledak dan kemudian
separuhnya yaitu stemming.
Perbandingan Penggunaan Teknik
Konvensional Dengan Penggunaan
Penggunaan JackLineDex pada
JackLineDex
Aktivitas Pengisian Bahan Peledak
Hasil Powder Factor (PF) yang
Penggunaan JackLineDex bertujuan untuk
berbeda antara teknik konvensional dengan
mengurangi penggunaan bahan peledak
JackLineDex. Powder Factor berbeda
dengan memberikan ruang udara.
dikarenakan banyaknya isian bahan
Langkah-langkah pelaksanaan
peledaknya berbeda dan banyaknya
JackLineDex yaitu :
volume BCM yang diledakkan. Dengan
 mempersiapkan plastik liner dengan
terjadinya selisih Powder Factor (PF)
ukuran lebih kecil dari diameter lubang
maka terjadi juga selisih recovery antara
ledak. Potong plastik liner sepanjang 60
teknik konvensional dengan JackLineDex.
cm. Kemudian ikat plastik liner dengan
Untuk mengambil ukuran batas yang
simpul mati pada jarak 20 cm dari
tercover yaitu menggunakan ukuran 80
ujung plastik. Setelah diikat balik
cm. Pada periode minggu 1 (rata-rata per
plastik sehingga yang dalam menjadi
tanggal 26 hingga 3) pada teknik
diluar dan sebaliknya.
konvensional dengan Powder Factor (PF)
 mempersiapkan jack dari kayu yang
0,204 kg/m3 menghasilkan recovery 60,47
diameternya 25% dari diameter lubang
%.
ledak dan kekuatannya bisa menahan
liner block dan material diatasnya.
Pastikan ukuran jack lebih panjang 20
cm dari panjang yang direncanakan.
 mengisi liner block dengan material
cutting pemboran sepanjang 20 cm dan
pastikan ujung liner block lainnya telah
diikat kencang.
 memasukkan jack secara tegak dan
perlahan, kemudian lepaskan sehingga
jack jatuh kedalam dasar lubang.

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 15


Tabel 1 Hasil Recovery Periode I Bulan Maret

DTH(1) PF Recover
Nomor Tanggal BCM
(Kg) (Kg/Bcm) (%)
1 26-Feb-16 8353.0 49632 0.168 54.57
2 27-Feb-16 - - - -
3 28-Feb-16 5945.1 41433.6 0.143 52.03
4 29-Feb-16 4222.0 26992 0.156 53.45
5 1-Mar-16 5934.1 41248 0.144 52.01
6 2-Mar-16 - - - -
7 3-Mar-16 13482.3 75296 0.179 56.06
Rata-Rata 7587.3 46920.3 0.158 53.62
1)
Down The Hole = Banyaknya bahan peledak yang masuk kedalam lubang ledak

Tabel 2 Hasil Recovery Periode I Bulan Agustus

DTH PF Recover
Nomor Tanggal BCM
(Kg) (Kg/Bcm) (%)
1 26-Jul-16 4830.9 27462.4 0.176 55.98
2 27-Jul-16 12387.1 49031.5 0.253 67.26
3 28-Jul-16 - - - -
4 29-Jul-16 8759.2 36092 0.243 66.86
5 30-Jul-16 3566.1 17376.8 0.205 57.44
6 31-Jul-16 5888.1 31298.4 0.188 58.0
7 1-Aug-16 - - - -
8 2-Aug-16 13469.3 69715.1 0.193 61.6
9 3-Aug-16 5271.2 31509.8 0.167 56.04
Rata-Rata 7738.9 37498.0 0.204 60.47

Tabel 3 Hasil Recovery Periode II Bulan Maret

DTH PF Recover
Nomor Tanggal BCM
(Kg) (Kg/Bcm) (%)
1 4-Mar-16 14416.9 102176 0.141 51.53
2 5-Mar-16 9047.7 41862.4 0.216 64.19
3 6-Mar-16 3542.1 21804.8 0.162 53.84
4 7-Mar-16 6438.2 35808 0.180 55.80
5 8-Mar-16 - - - -
6 9-Mar-16 8564.8 24522.5 0.349 63.72
7 10-Mar-16 10736.0 68268.8 0.157 53.24
Rata-Rata 8790.9 49073.8 0.201 57.05

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 16


Tabel 4 Hasil Recovery Periode II Bulan Agustus

DTH PF Recover
Nomor Tanggal BCM
(Kg) (Kg/Bcm) (%)
1 4-Aug-16 6949.3 33723.75 0.206 60.78
2 5-Aug-16 8650.4 43197 0.200 60.39
3 6-Aug-16 - - - -
4 7-Aug-16 12700.6 58943.25 0.215 63.23
5 8-Aug-16 - - - -
6 9-Aug-16 15805.4 73121.25 0.216 62.91
7 10-Aug-16 5977.9 26583.75 0.225 64.56
Rata-Rata 10016.7 47113.8 0.213 62.38

Tabel 5 Hasil Recovery Periode III Bulan Maret

DTH PF Recover
Nomor Tanggal BCM
(Kg) (Kg/Bcm) (%)
1 11-Mar-16 13860.6 74374.4 0.186 57.52
2 12-Mar-16 9344.3 59788.8 0.156 53.14
3 13-Mar-16 9223.5 63366.4 0.146 51.65
4 14-Mar-16 6460.2 53209.6 0.121 49.33
5 15-Mar-16 8575.6 55526.4 0.154 52.77
6 16-Mar-16 - - - -
7 17-Mar-16 - - - -
Rata-Rata 9492.9 61253.1 0.153 52.88

Tabel 6 Hasil Recovery Periode III Bulan Agustus

DTH PF Recover
Nomor Tanggal BCM
(Kg) (Kg/Bcm) (%)
1 11-Aug-16 9194.5 45351.75 0.203 60.31
2 12-Aug-16 8225.1 40723.5 0.202 60.57
3 13-Aug-16 12756.6 64646.4 0.197 58.86
4 14-Aug-16 7813.9 42004.875 0.186 57.57
5 15-Aug-16 9078.7 41883.75 0.217 62.90
6 16-Aug-16 10681.0 54123.8 0.197 59.9
7 17-Aug-16 - - - -
Rata-Rata 9625.0 48122.3 0.200 60.01

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 17


Tabel 7 Hasil Recovery Periode IV Bulan Maret
DTH PF Recover
Nomor Tanggal BCM
(Kg) (Kg/Bcm) (%)
1 18-Mar-16 17238.0 108710.4 0.159 53.20
2 19-Mar-16 - - - -
3 20-Mar-16 10932.7 62908.8 0.174 53.30
4 21-Mar-16 5488.8 30497.6 0.180 56.08
5 22-Mar-16 11685.4 62335.2 0.187 55.43
6 23-Mar-16 - - - -
7 24-Mar-16 8399.0 43041.6 0.195 56.9
8 25-Mar-16 10418.6 70016.0 0.149 52.3
Rata-Rata 10693.7 62918.3 0.174 54.53

Tabel 8 Hasil Recovery Periode IV Bulan Agustus


DTH PF Recover
Nomor Tanggal BCM
(Kg) (Kg/Bcm) (%)
1 18-Aug-16 22542.0 105611.825 0.213 60.50
2 19-Aug-16 8545.6 44733.375 0.191 58.80
3 20-Aug-16 12824.4 61843.875 0.207 61.17
4 21-Aug-16 14972.8 78061.875 0.192 58.60
5 22-Aug-16 12850.4 72879 0.176 56.15
6 23-Aug-16 8977.9 44421.0 0.202 60.3
7 24-Aug-16 14846.0 70182.4 0.212 62.1
8 25-Aug-16 10576.2 44766.4 0.236 65.9
Rata-Rata 13266.9 65312.5 0.204 60.45

Untuk mengambil ukuran batas yang % sedangkan JackLineDex dengan Powder


tercover yaitu menggunakan ukuran 80 Factor (PF) 0,153 kg/m3 menghasilkan
cm. Pada periode ke-1 (rata-rata per recovery 52,88 %. Pada periode ke-4 (rata-
tanggal 26 hingga 3) pada teknik rata per tanggal 18 hingga 25) pada teknik
konvensional dengan Powder Factor (PF) konvensional dengan Powder Factor (PF)
0,204 kg/m3 menghasilkan recovery 60,47 0,204 kg/m3 menghasilkan recovery 60,45
% sedangkan JackLineDex dengan Powder % sedangkan JackLineDex dengan Powder
Factor (PF) 0,158 kg/m3 menghasilkan Factor (PF) 0,174 kg/m3 menghasilkan
recovery 53,62 %. Pada periode ke-2 (rata- recovery 54,53 %.
rata per tanggal 4 hingga 10) pada teknik Pada periode pertama, terlihat
konvensional dengan Powder Factor (PF) Powder Factor (PF) pada bulan Maret
0,213 kg/m3 menghasilkan recovery 62,38 lebih kecil dibandingkan dengan bulan
% sedangkan JackLineDex dengan Powder Agustus perbedaannya yaitu 0,046. Akan
Factor (PF) 0,201 kg/m3 menghasilkan tetapi untuk hasil recovery lebih besar
recovery 57,05 %. Pada periode ke-3 (rata- pada bulan Agustus dibandingkan dengan
rata per tanggal 11 hingga 17) pada teknik bulan Maret yaitu 6,85 %.
konvensional dengan Powder Factor (PF) Pada periode kedua, terlihat Powder
0,200 kg/m3 menghasilkan recovery 60,01 Factor (PF) pada bulan Maret lebih kecil

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 18


dibandingkan dengan bulan Agustus SIMPULAN
perbedaannya yaitu 0,012. Akan tetapi
untuk hasil recovery lebih besar pada Berdasarkan hasil penelitian di PT.
bulan Agustus dibandingkan dengan bulan DAHANA (Persero), diambil beberapa
Maret yaitu 5.33 %. kesimpulan sebagai berikut :
Pada periode ketiga, terlihat Powder 1. Tahapan pengeboran dan peledakan telah
Factor (PF) pada bulan Maret lebih kecil berjalan dengan baik sesuai standar yang
dibandingkan dengan bulan Agustus yang ada.
perbedaannya yaitu 0,047. Akan tetapi Telah dibuktikan ada perbedaan pada
untuk hasil recovery lebih besar pada teknik konvensional dalam pengisian
bulan Agustus dibandingkan dengan bulan bahan peledak yaitu pengisian bahan
Maret yaitu 7,13 %. peledak kedalam lubang ledak dengan
Pada periode keempat, terlihat banyaknya isian separuh dari panjang
Powder Factor (PF) pada bulan Maret lubang ledak dan separuhnya lagi yaitu
lebih kecil dibandingkan dengan bulan stemming dan teknik JackLineDex
Agustus perbedaannya yaitu 0,03. Akan yangmerupakan terapan dari air deck yang
tetapi untuk hasil recovery lebih besar memanfaatkan udara yang ada di dalam
pada bulan Agustus dibandingkan dengan lubang dengan menggunakan tongkat
bulan Maret yaitu 5,92 %. (jack) dan plastik (liner).
Jika dilihat dari grafik diatas, JackLineDex dalam efisiensi bahan
peranan JackLineDex sangat berperan peledak sangat berperan penting akan
dalam efisiensi bahan peledak akan tetapi tetapi hasil recovery berkurang 5,33-7,13
untuk recovery ada kekurang 5,33-7,13 % % jika dibandingkan teknik konvensional
jika dibandingkan dengan teknik
konvensional.

DAFTAR PUSTAKA

Ash, R.L., 1990, Design of Blasting Round , “Surface Mining”, B.A. Kennedy, Editor,
Society for Mining, Metallurgy, and Exploration, Inc,
Anonim., 2013. Pemboran Lubang Ledak. Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara.
Bandung.
Anonim., 2014. Trough Seam ABT Orica. Orica.
Anonim., 2015. Teknik Peledakan. Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara. Bandung.
Anonim., 2016. Peralatan Peledakan. Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara. Bandung.
Anonim., 2016. Perlengkapan Peledakan. Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara.
Bandung.
Jimeno, C.L., cs, 1995, Drilling and Blasting of Rocks, A.A.Balkema, Rotterdam, Brookfield,
Netherlands
Konya, C.J dan Walter, E.J, 1995, Surface Blast Design, Prentice Hall, New Jersey, U.S.A,
Kambium Prasaba, P., 2015. Keselamatan dan Kesehatan Kerja Peledakan Mineral dan
Batubara. Direktorat Teknik dan Lingkungan Mineral dan Batubara. Bandung.
Marihot Simangunsong, G., 2014. Teori Peledakan Batuan. Pusdiklat Teknologi Mineral
dan Batubara. Bandung.
Marmer, D., 2013. Blast Generated Nox Gases In Surface Blasting. Pusdiklat Teknologi
Mineral dan Batubara. Bandung.
Suwandhi, A., 2015. Pengantar Dasar Bahan Peledak. Pusdiklat Teknologi Mineral dan
Batubara. Bandung.

Jurnal Teknik Pertambangan (JTP) 19

Anda mungkin juga menyukai