I. PENDAHULUAN
tanpa adanya penelitian ilmu pengetahuan tidak akan bertambah maju. Ada tiga
syarat penting yang harus diperhatikan dalam melakukan penelitian, yaitu: sistematis,
dan data, akan tetapi juga ada kegiatan penting lainnya seperti: merumuskan masalah,
dan ada pula jenis penelitian kualitatif serta penelitian kuantitatif. Makalah ini akan
1.2.3 Apa yang dimaksud dengan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif?
II. PEMBAHASAN
Berdasarkan fungsinya, penelitian dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu penelitian
dasar, penelitian terapan, dan penelitian evaluatif. Secara lebih luas, perbedaan antara
Ilmu-ilmu dasar baik dalam bidang sosial maupun eksakta dikembangkan melalui
yang mendasar dan umum dari bidang ilmu yang bersangkutan. Penelitian terapan
mendasar dan umum dari masalah yang dikaji sehingga dapat memecahkan/mengatasi
suatu masalah serta masalah-masalah lain yang tergolong dalam tipe yang sama.
atau kegiatan tertentu pada suatu lembaga. Penelitian evaluatif dapat digunakan untuk
Pembahasan berikut ini ditekankan pada gambaran umum yang dapat membedakan
1. Penelitian Dasar
Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau
teori yang ada atau menemukan teoribaru. Peneliti yang melakukan penelitian dasar
Hasil penelitian dasarmungkin belum dapat dimanfaatkan secara langsung akan tetapi
sangatberguna untuk kehidupan yang lebih baik. Tujuan penelitian dasar adalah untuk
Tingkat generalisasi hasil penelitian dasar bersifat abstrak dan umum serta berlaku
secara universal. Penelitian dasar tidak diarahkan untuk memecahkan masalah praktis
akan tetapi prinsip-prinsip atau teori yang dihasilkannya dapat mendasari pemecahan
masalah praktis. Dengan kata lain, hasil penelitian dasar dapat mempengaruhi
kehidupan praktis. Contoh penelitian dasar yang terkait erat dengan bidang
5
2. Penelitian Terapan
oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian terapan berfungsi untuk
kepentingan manusia baik secara individu atau kelompok maupun untuk keperluan
industri atau politik dan bukan untuk wawasan keilmuan semata (Sukardi, 2003).
Dengan kata lain penelitian terapan adalah satu jenis penelitian yang hasilnya dapat
Penelitian ini menguji manfaat dari teori-teori ilmiah serta mengetahui hubungan
waktu tertentu, pengetahuan tersebut akan mempengaruhi cara berpikir dan persepsi
para praktisi. Penelitian terapan lebih difokuskan pada pengetahuan teoretis dan
penelitian lebih lanjut, menyarankan teori dan praktek baru serta pengembangan
Penelitian terapan dapat pula diartikan sebagai studi sistematik dengan tujuan
tertentu.Hasil penelitian terapan tidak perlu sebagai suatu penemuan baru tetapi
meupakan aplikasi baru dari penelitian yang sudah ada (Nazir, 1985).Akhir-akhir ini,
penelitian terapan telah berkembang dalam bentuk yang lebih khusus yaitu penelitian
3. Penelitian Evaluatif
Penelitian evaluatif pada dasarnya merupakan bagian dari penelitian terapan namun
tujuannya dapat dibedakan dari penelitian terapan. Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengukur keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan tertentu (Danim, 2000).
dan kelayakan suatu program kegiatan dari suatu unit/ lembaga tertentu. Penelitian
penelitian atau pengembangan lebih lanjut, serta membantu para pimpinan untuk
menunjuk pada kata kerja yang menjelaskan sifat suatu kegiatan, dan kata bendanya
7
dan rencana. Jadi yang dimaksud dengan penelitian evaluatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang apa yang terjadi, yang merupakan
apakah implementasi program yang telah direncanakan sudah berjalan dengan benar
dan sekaligus memberikan hasil sesuai denganharapan. Jika belum bagian mana yang
Penelitian evaluatif memiliki dua kegiatan utama yaitu pengukuran atau pengambilan
data dan membandingkan hasil pengukuran dan pengumpulan data dengan standar
kesimpulan bahwa suatu kegiatan yang dilakukan itu layak atau tidak, relevan atau
tidak, efisien dan efektif atau tidak. Atas dasar kegiatan tersebut, penelitian evaluatif
Satu pengertian pokok yang terkandung dalam evaluasi adalah adanya standar, tolok
data mengenai kondisi nyata sesuatu hal, kemudian dibandingkan dengan kriteria agar
dapat diketahui kesenjangan antara kondisi nyata dengan kriteria (kondisi yang
Sejalan dengan makna tersebut, penelitian evaluatif harus memiliki ciri ciri sebagai
program yang diteliti sebagai sebuah kesatuan yang terdiri dan beberapa
komponen atau unsur yang saling berkaitan antara satu samalain dalam
c) Agar dapat mengetahui secara rinci kondisi dan objek yang dievaluasi, perlu
keberhasilan program.
d) Menggunakan standar, kriteria, dan tolok ukur yang jelas untuk setiap indikator
yang dievaluasi agar dapat diketahui dengan cermat keunggulan dan kelemahan
program.
9
e) Agar informasi yang diperoleh dapat menggambarkan kondisi nyata secara rinci
untuk mengetahui bagian mana dari program yang belumterlaksana, perlu ada
f) Dari hasil penelitian harus dapat disusun sebuah rekomendasi secara rincidan
kebijakan atau rencana program yang telah ditentukan.Dengan kata lain, dalam
Menurut Suryabrata (1992) jika dikaji berdasarkan sifat-sifat masalah yang diteliti,
penelitian dapat dibedakan sebagi (a) penelitian hstoris, (b) peelitian deskriptif, (c)
penelitian perkembangan, (d) penelitian studi kasus, (e) penelitian korelasional, (f)
Penelitian historis adalah penelitian yang bertujuan untuk membuat rekontruksi masa
tanggal berdirinya suatu kota, biasanya dilaukan melalui penelusuran atau rekontruksi
peninggalan masa lampau, dan itu merupakan salah satu contoh penelitian historis.
sistematik, fakyual, dan akurat mengenai suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi
10
yang actual, sebagaimana adanya saat penelitian berlangsung tanpa sentuhan atau
memberikan perlakuan khusus terhadap peristiwa tersebut. Variabel yang diteliti bisa
Penelitian perkembangan adalah penelitian yang betujuan untuk menyelidiki pola dan
urutan pertumbuhan atau perubahan sebgai fungsi waktu. Teori-teori belajar banyak
Piaget tentang tahapan perkembangan intelektual manusia sejak lahir hingga dewasa
longitudinal berarti penelitian itu dilakukan terhadap sejumlah objek yang diikuti
sejak awal (lahir) sampai mencapai usia dewasa, kemudian disusunlah cirri-ciri
khusus dan menonjol yang muncul atau dialami oleh hampir semua anak dalam
rentang usia tertentu. Penelitian longitudinal membutuhkan waktu yang jauh lebih
lama, dan sngat mungkin selama proses penelitian dilakukan terjadi beberapa objek
yang meninggal. Untuk menghemat waktu dan menghindari adanva objek yang
meninggal selama pelaksanaan penelitian, ada yang menempuh dengan cara cross-
terhadap berbagai kelompok usia tertentu untuk dipelajari sifat dan ciri menonjol
yang muncul untuk kemudian disusun urutan-urutannya; dengan asumsi bahwa anak
11
pada kelompok umur 0-2 tahun yang memillki sifat dan ciri tertentu ketika usianya
berada dalam rentang 3-4 tahun akan memiliki sifat dan ciri menonjol anak pada
kelompok usia 3-4 tahun yang juga sedang diteliti; dan seterusnya.
Penelitian studi kasus pada dasarnya mempelajari secara intensif seseorang individu
secara khusus kepala sekolah yang tidak disiplin dalam bekerja. Terhadap kasus
tersebut peneliti mempelajarinya secara mendalam dan dalam kurun waktu cukup
terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek. Tekanan utama dalam studi kasus
adalah mengapa individu melakukan apa yang dia lakukan dan bagaimana tingkah
Untuk mengungkap persoalan kepala sekolah yang tidak disiplin peneliti perlu
mencari data berkenaan dengan pengalamannya pada masa lalu, sekarang, lingkungan
Data penelitian studi kasus diperoleh dari berbagai sumber seperti rekan kerjanya,
guru, bahkan juga dari dirinya. Teknik memperoleh data sangat komprehensif seperti
bergantung kepada kasus yang dipelajari. Setiap data dicatat secara cermat, kemudian
dikaji, dihubungkan satu sama lain, kalau perlu dibahas dengan peneliti lain sebelum
yang ditunjukkan oleh individu tersebut. Studi kasus mengisyaratkan pada penelitian
kualitatif.
12
Kelebihan studi kasus dari studi lainnya adalah, bahwa peneliti dapat mempelajari
subjek secara mendalam dan menyeluruh. Namun kelemahannya sesuai dengan sifat
studi kasus bahwa informasi yang diperoleh sifatnya subjektif, artinya hanya untuk
individu yang bersangkutan dan belum tentu dapat digunakan untuk kasus yang sama
pada individu yang lain. Dengan kata lain, generalisasi informasi sangat terbatas
penggunaannya. Studi kasus bukan untuk menguji hipotesis, namun sebaliknya hasil
studi kasus dapat menghasilkan hipotesis yang dapat diuji melalui penelitian lebih
lanjut. Banyak teori, konsep dan prinsip dapat dihasilkan dan temukan dari studi
kasus.
Salah satu contoh yang baik mengenai penelitian studi kasus adalah penelitian yang
dilakukan oleh Daulay (2006) dengan judul “Pergeseran Pola Relasi Gender di
Jawa Barat". Penelitian ini menemukan bahwa sebelum menjadi TKW (Tenaga Kerja
Wanita) di luar negeri, sebagaimana masyarakat Jawa Barat pada umumnya pola
relasi gender dalam keluarga sangat didominasi semangat patriarki. Hal itu dapat
dilihat dari adanya pembagian kerja yang sangat sexist dalam arti suami lebih fokus
mencari nafkah di sektor publik, sedangkan istri mengurus anak dan rumah tangga di
rumah. Istri juga tidak independent dalam mengambil keputusan keluarga sehingga
negeri, yang membawa nilai-nilai baru yang diserap melalui proses akulturasi budaya
posisi tawar di tengah keluarga, sehingga terjadi pergeseran pola relasi gender antara
Seperti halnya survei, metode deskriptif lain yang sering digunakan dalam pendidikan
adalah studi korelasional. Studi ini mempelajari hubungan antara dua variabel atau
lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi
dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi; yang secara teori nilainya
berada pada kisaran antara -1,00 sampai dengan +1,00. Koefisien korelasi yang
nilainya negatif dapat dimaknai bahwa jika nilai dari variabel yang satu mengalami
peningkatan, maka nilal variabel yang lain akan mengalami penurunan; demikian
pula sebaliknya apabila nilai dari variabel yang satu mangalami penurunan, maka
nilai dari variabel yang lain justru akan mengalami peningkatan. Koefisien korelasi
yang nilainya positif dapat dimaknai bahwa jika nilai dari variabel yang satu
mengalami peningkatan, akan diikuti oleh meningkatnya nilai dari variabel yang lain
demikian pula sebaliknya apabila nilai dari variabel yang satu mengalami penurunan,
maka nilai dari variabel yang lain juga akan mengalami penurunan.
variabel pada kelompok yang satu dengan kelompok yang lainnya. Banyaknya
kelompok yang dibandingkan nilai variabelnya bisa dua kelompok atau lebih.
Sebagai contoh, penelitian yang membandingkan prestasi belajar yang dicapai oleh
mahasiswa semester pertama antara yang diterima melalui jalur undangan dengan
yang diterima melalui ujian tulis (SMPTN). Jika hasil penelitian menunjukkan bahwa
14
prestasi belajar mahasiswa yang diterima melalui jalur undangan lebih tinggi daripada
yang diterima melalui ujian tulis, patut untuk diduga bahwa sistem penerimaan
mahasiswa baru melalui jalur undangan lebih efektif dan mempunyai daya prediksi
yang lebih baik daripada sistem penerimaan mahasiswa baru melalui ujian tulis.
metode pembelajaran dalam upaya peningkatan aktivitas dan prestasi belajar siswa di
sekolah.
buatan (artificial condition) yang sengaja diatur dan atau dibuat oleh peneliti dengan
cara melakukan kontrol atau manipulasi terhadap variabel yang diinginkan. Ciri yang
menonjol dari penelitian eksperimen adalah adanya (a) perlakuan atau manipulasi
terhadap variabel tertentu, dan (b) kontrol terhadap variabel yang tidak diinginkan
Mengendalikan variabel dapat dilakukan melalui dua cara yakni (1) pada saat
sampling; yaitu dengan sengaja hanya memilih individu sampel yang memiliki nilai
variabel sama, atau (2) melalui analisis data dengan memasukkan nilai variabel
tersebut sebagai covariate variable. Ibarat berlomba lari, idealnya dimulai dari garis
start yang sama (titik awal dikontrol, dibuat sama). Jika jumlah peserta lomba tidak
banyak, cara tersebut mudah dilakukan, akan tetapi seandainya peserta lomba
15
jumlahnya ratusan orang, tentu saja cara tersebut sudah tidak efektif dan harus
ditempuh cara lain misalnya dengan cara mencatat posisi titik awal masing-masing
peserta lomba (sebelum dimulai) dan kemudian mencatat posisi titik akhir masing-
masing peserta lomba (setelah jangka waktu tertentu). Selisih jarak antara posisi titik
akhir dengan posisi titik awal setiap peserta lomba merupakan jarak yang ditempuh
semu (quasi experiment) yang bisa dikenali berdasarkan rancangan eksperimen yang
dikembangkan.
Penelitian tindakan (action research) adalah kajian tentang situasi sosial dengan
Dikatakan pula oleh Kemmis dan McTaggart (1988) bahwa penelitian tindakan
adalah suatu bentuk refleksi diri secara kolektif yang dilakukan oleh peserta-
pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktik-
tidaknya memiliki ciri-ciri (a) didasarkan pada masalah yang dihadapi oleh guru
sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi, (d) bertujuan untuk memperbaiki
16
dan atau meningkatkan kualitas praktik pembelajaran, dan (e) dilaksanakan dalam
Terdapat beberapa istiiah pada kedua metode tersebut. Borg and Gall (1989)
in different ways.
Metode kuantitatif dan kualitatif sering dipasangkan dengan nama metode yang
tradisional, dan metode baru; metode positivistik dan metode postpositivistik; metode
scientific dan metode artistik. metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitatif dan
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup
lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode
ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme.
Metode ini sebagai metode ilmiah/ scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah
ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini
juga disebut metode discovery, karena dengan metode ini dapat ditemukan dan
dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data
postpositivisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistic, karena proses
penelitian lebih bersifat semi (kurang terpola), dan disebut sebagai metode
interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi terhadap
data yang ditemukan di lapangan. Untuk selanjutnya dalam buku ini kedua metode itu
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat.
18
Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau sampel tertentu yang
masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis
sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian
kuantitatif pada umumnya dilakukan pada sampel yang diambil secara random,
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga
sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena
(reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek yang alamiah
adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh peneliti dan
kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek tersebut. Dalam
penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human instrument, yaitu peneliti
19
itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrument, maka peneliti harus memiliki bekal teori
dan wawasan yang luas, sehingga mampu bertanya, menganalisis, memotret, dan
mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan bermakna. Untuk
mendapatkan pemahaman yang lebih luas dan mendalam terhadap situasi sosial
pendidikan yang diteliti, maka teknik pengumpulan data bersifat trianggulasi, yaitu
kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang
mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang
merupakan suatu nilai di balik data yang tampak. Oleh karena itu, dalam penelitian
kualitatif tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.
Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowball,
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi.
20
Untuk memahami metode penelitian kuantitatif dan kualitatif secara lebih mendalam,
kuantitatif meliputi tiga hal, yaitu perbedaan tentang aksioma, proses penelitian, dan
karakteristik penelitian itu sendiri. Hal ini ditunjukkan pada skema berikut.
1. Perbedaan Aksioma
meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan
a. Sifat Realitas
21
Dalam memandang realitas, gejala, atau obyek yang diteliti, terdapat perbedaan
antara metode kualitatif dan kuantitatif. Seperti telah dikemukakan, dalam metode
sesuatu yang kongkrit, dapat diamati dengan panca indera, dapat dikategorikan
menurut jenis, bentuk, warna, dan perilaku, tidak berubah, dapat diukur dan
menentukan hanya beberapa variabel saja dari obyek yang diteliti, dan kemudian
paradigma interpretive, suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara parsial dan
sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran dan interprestasi terhadap gejala
yang diamati, serta utuh (holistic) karena setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ibarat meneliti performance suatu mobil,
peneliti kuantitatif dapat meneliti mesinnya saja, atau bodynya saja, tetapi peneliti
kualitatif akan meneliti semua komponen dan hubungan satu dengan yang lain, serta
Realitas dalam penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati), tetapi sampai
dibalik yang tampak tersebut. Misalnya melihat ada orang yang sedang mancing,
mencari ikan, sedangkan dalam penelitian kualitatif akan melihat yang lebih dalam
nganggur, atau mencari teman. Jadi realitas itu merupakan konstruksi atau
Dalam penelitian kuantitatif, kebenaran itu di luar dirinya, sehingga hubungan antara
peneliti dengan yang diteliti harus dijaga jaraknya sehingga bersifat independen.
kuantitatif hampir tidak mengenal siapa yang diteliti atau responden yang
memberikan data. Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan
dengan sumber data. Dengan demikian, peneliti kualitatif harus mengenal betul orang
Tabel 1.1
X Y X Y
Z
Peneliti kuantitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap obyek yang diteliti
lebih bersifat sebab dan akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel
independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar
terhadap nilai penjualan, artinya semakin banyak iklan yang ditayangkan maka akan
semakin banyak nilai penjualan. Iklan sebagai variabel independen (sebab) dan nilai
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan pada proses.
maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel pada obyek yang
hubungan antara iklan dan nilai penjualan. Dalam hal ini hubungannya interaktif,
artinya makin banyak uang yang dikeluarkan untuk iklan maka akan semakin banyak
24
nilai penjualan, tetapi juga sebaliknya makin banyak nilai penjualan maka alokasi
d. Kemungkinan generalisasi
(bukan kedalaman) sehingga metode ini cocok digunakan untuk populasi yang luas
dengan variabel yang terbatas. Selanjutnya data yang diteliti adalah data sampel yang
informasi sehingga sampai pada tingkat makna. Seperti telah dikemukakan, makna
adalah data dibalik yang tampak. Walaupun penelitian kualitatif tidak membuat
generaliasi, tidak berarti hasil penelitian kualitatif tidak dapat diterapkan di tempat
kualitatif dapat ditransferkan atau diterapkan di tempat lain, manakala kondisi tempat
lain tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian. Lihat gambar berikut
25
e. Peranan Nilai
Peneliti kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi antara peneliti
data dengan sumber data. Dalam interaksi ini baik peneliti maupun sumber data
peneliti tidak berinteraksi dengan sumber data, maka akan terbebas dari nilai-nilai
yang dibawa peneliti dan sumber data. Karena ingin bebas nilai, maka peneliti
26
menjaga jarak dengan sumber data, supaya data yang diperoleh obyektif. Quantitative
2. Karakteristik Penelitian
Untuk memperoleh gambaran tentang penelitian kualitatif, ada beberapa ciri pokok
penelitian ini. Biklen; Lincoln dan Cuba dalam Moleong; Nana Sudjana dan Ibrahim;
HB. Sutopo mengemukakan ciri-ciri penelitian kualitatif. Di bawah ini adalah ciri-ciri
(sosial, pendidikan) merupakan kajian utama penelitian kualitatif. Dalam hal ini
peneliti pergi atau berada di lokasi untuk memahami, mempelajari perilaku insani
menghendaki peneliti atau dengan bantuan orang lain sebagai alat utama
pengumpul data. Hal ini dimaksudkan agar lebih mudah mengadakan penyesuaian
manusia, apalagi ada yang sudah dipersiapkan tanpa melihat lapangan penyesuaian
tidak mungkin dapat dilaksanakan. Manusia sebagai alat (human instrumen) dapat
makna dari berbagai bentuk interaksi di lapangan. Dan manusia dapat mengatasi
27
responden.
c. Analisis data dilakukan secara induktif. Penelitian kualitalif tidak dimulai dari
deduksi teori, tetapi dimulai dari fakta empiris. Penelitian terjun ke lapangan,
di lapangan yang kemudian dibentuk ke dalam bangunan teori, hukum, pria bukan
dari teori yang telah ada melainkan dikembangkan dari data lapangan (induktif).
Miles dan Huberman dalam H.B. Sutopo. menyajikan dua model pokok proses
analisis. Pertama, model analisis mengalir, dimana tiga komponen analisis (reduksi
dengan proses pengumpulan data dan mengalir bersamaan. Kedua, model analisis
interaksi dimana komponen reduksi data dan sajian data dilakukan bersamaan
dengan proses pengumpulan data. Setelah data terkumpul, maka tiga komponen
barang tentu, data yang diperoleh harus lengkap menyeluruh dalam latar
lingkungannya. Karena itu, bila kesimpulan dirasakan kurang mantap atas dasar
gambar, perilaku) tidak dituangkan dalam bentuk bilangan atau angka statistik,
melainkan tetap dalam bentuk kualitatif yang memiliki arti lebih kaya dari sekadar
28
angka atau frekuensi. Peneliti segera melakukan analisis data dengan memberi
pemaparan gambaran mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk uraian naratif.
Hakikat pemaparan adalah seperti orang merajut, setiap bagian ditelaah satu demi
satu, dengan menjawab pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana suatu fenomena
dihindari.
mengapa (hal itu dilakukan), dan bagaimam (cara melakukannya) uraian naratif
proses bukan hasil dari suatu kegiatan. Proses yang terjadi tanpa control dari
ditetapkannya batas atas dasar fokus. Dalam pemikiran fokus terliput di dalam
perumusan latar belakang studi dan permasalahan. Fokus juga berarti penentuan
tujuan (1) menentukan keterikatan studi, ketentuan lokasi studi, (2) menentukan
kriteria inklusi dan ekslusi bagi informal baru. Fokus membantu peneliti kualitatif
diperolehnya.
29
kualitatif tidak bersifat ketat atau kaku, sehingga sulit untuk diubah. Perencanaan
sebenarnya yang ada di lapangan studi. Semuanya tidak dilakukan secara apriori
secara pasti apa yang belum dilakukannya. Beragam hal dan sistem nilai dapat
mempengaruhi aktivitas studi. Karena itu, memerlukan suatu yang lentur dan
terbuka. Namun, peneliti dapat sail menyusun perencanaan yang lentur dan
diperundingkan dengan subjek-subjek yang dijadikan sumber data. Hal ini dapat
dimengerti karena (1) bentukan realitas yang akan disusun peneliti bersumber dari
subjek-subjek yang dijadikan sumber data, (2) susunan kenyataan yang terjadi
yang akan diangkat oleh peneliti, dimana hakikat dan kualitas hubungan antara
peneliti dan sumber data mempengaruhi hasil penelitian, (3) konfirmasi hipotesis
akan lebih baik apabila diketahui oleh orang yang ada kaitannya dengan yang
diteliti.
kepercayaan terhadap apa adanya yang dilihat, sehingga bersifat netral. Analisis
kelompokkan. Jadi penyusunan teori beranjak dari bawah ke atas, dari sejumlah
(2) lebih mudah menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara peneliti dan
subjek penelitian, (3) memiliki kepekaan dan daya penyesuaian diri dengan
populasi dengan dikaitkan pada generalisasi tetapi lebih mewakili informasl untuk
dipandang paling mengetahui masalah yang akan dikaji. Pilihan peneliti dapat
Jadi teknik acak tidak digunakan dalam penelitian kualitatif. Teknik sampling
Karena itu berbagai masalah penelitian tidak dipandang saling terlepas. Berbagai
31
variabel penelitian tidak dapat dipelajari terpisah dari keterkaitan dalam kesatuan
konteksnya. Karena itu, setiap variabel akan memiliki makna yang utuh bila
berada di dalam kesatuannya, dan kesatuan lebih kaya dari sekadar jumlah makna
Dalam pengertian ini, peneliti menekankan pada titik pandang orang-orang atau
yang disebut "people's point of view". Peneliti berusaha mencari makna melalui
pertanyaan, misal (1) asumsi apa yang telah dilakukan oleh orang-orang dalam
berdasarkan data dan informasi lapangan dengan menarik makna dan konsepnya.
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan and Biklen (1982) adalah seperti
berikut.
b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul berbentuk kata-
c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses daripada produk atau outcome
32
2. Carefull recording of what happens in the setting by writing field notes and
Berdasarkan hal tersebut dapat dikemukakan bahwa, metode penelitian kualitatif itu
secara hati-hati apa yang terjadi, melakukan analisis reflektif terhadap berbagai
mendetail.
Selanjutnya untuk memahami secara lebih jelas dan rinci tentang metode kualitatif,
maka perlu memahami perbedaan antar kedua metode tersebut. Perbedaan antara
penelitian kualitatif dan kuantitatif dapat dilihat dengan cara membandingkan antara
kedua metode tersebut. Pada table 1.2 berikut dikemukakan perbedaan karakteristik
1 A. Desain A. Desain
a. Spesifik, jelas, rinci a. Umum
b. Ditentikan secara mantap sejak b. Fleksibel
awal c. Berkembang dan muncul
c. Menjadi pegangan langkah demi dalam proses penelitian
langkah
2 B. Tujuan B. Tujuan
a. Menunjukkan hubungana antar a. Menemukan pola hubungan
variabel yang bersifat interaktif
b. Menguji teori b. Menemukan teori
c. Mencari generalisasi yang c. Menggambarkan realitas yang
mempunyai nilai prediktif kompleks
d. Memperoleh pemahaman
makna
3 C. Teknik Pengumpulan Data C. Teknik Pengumpulan Data
a. Kuisioner a. Participan observation
b. Observasi dan wawancara b. In depth interview
terstruktur c. Dokumentasi
d. Tringulasi
4 D. Instrumen penelitian D. Instrumen penelitian
a. Tes, angket, wawancara a. Peneliti sebagai instrumen
terstrukur (human instrument)
b. Instrumen yang telah terstandar b. Buku catatan, tape recorder,
camera, handycam, dll.
5 E. Data E. Data
a. Kuantitatif a. Deskriptif kualitatif
b. Hasil pengukuran variabel yang b. Dokumen pribadi, catatan
dioperasionalkan dengan lapangan, ucapan dan tindakan
menggunakan instrumen responden, dokumen, dll
6 F. Sampel F. Sampel
a. Besar a. Kecil
b. Representatif b. Tidak representatif
c. Sedapat mungkin random c. Purposive, snowball
d. Ditentukan sejak awal d. Berkembang selamaproses
penelitian
7 G. Analisis G. Analisis
a. Setelah selesai pengumpulan a. Terus menerus sejak awal
data sampai akhir penelitian
b. Deduktif b. Induktif
c. Menggunakan statistik untuk uji c. Mencari pola, model, tema,
hipotesis teori
8 H. Hubungan dengan Responden H. Hubungan dengan Responden
a. Dibuat berjarak, bahkan sering a. Empati, akrap supaya
tanpa kontak supaya objektif memperoleh pemahaman yang
34
3. Proses Penelitian
35
Perbedaan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif juga dapat dilihat dari
proses penelitian. Proses dalam metode penelitian kuantitatif bersifat linier dan
Proses penelitian kuantitatif ditunjukkan pada gambar 1.6. Berdasarkan gambar 1.6
berikut dapat diberikan penjelasan sebagai berikut. Seperti telah diketahui bahwa
penelitian itu pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Masalah merupakan
penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi sesungguhnya.
pendahuluan dari obyek yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan yang
betul-betul masalah. Masalah tidak dapat diperoleh dari belakang meja, oleh karena
itu harus digali melalui studi pcndahuluan melalui fakta-fakta empiris. Supaya
peneliti dapat menggali masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori
maka dengan baik masalah tersebut dirumuskan secara spesifik, dan pada umumnya
peneliti dapat membaca referensi teoritis yang relevan dengan masalah dan berfikir.
Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan
penelitian, (hipotesis). Jadi kalau jawaban terhadap rumusan masalah yang baru
36
didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan tetapi belum ada
memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsisten yang
kemudahan yang lain. Dalam penelitian kuantitatif metode penelitian yang dapat
Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun
instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang
Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik yang bcrbentuk populasi
maupun sampel. Bila peneliti ingin membuat generalisasi terhadap temuannya, maka
masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.
Berdasarkan analisis ini apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima atau
apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak.
37
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang berupa
maka tampak bahwa proses penelitian kuantitatif bersifat linier, dimana langkah-
Penggunaan konsep dan teori yang relevan sena pengkajian terhadap hasil-hasil
Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan. seperti orang mau piknik,
sehingga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi tentu belum tahu pasti apa yang
di tempat itu. la akan tahu setelah memasuki obyek, dengan cara membaca berbagai
informasi tertulis, gambar-gambar, berfikir dan melihat obyek dan aktivitas orang
kualitatif juga dapat diibaratkan seperti orang asing yang mau melihat penunjukkan
wayang kulit atau kesenian, atau peristiwa lain. Ia belum tahu apa, mengapa,
bagaimana wayang kulit itu. la akan tahu setelah ia melihat, mengamati dan
kualitatif belum memiliki masalah, atau keinginan yang jelas, tetapi dapat langsung
memasuki obyek/lapangan. Pada waktu memasuki obyek, peneliti tentu masih merasa
asing terhadap obyek tersebut, seperti halnya orang asing yang masih asing terhadap
pertunjukkan wayang kulit. Setelah memasuki obyek, peneliti kualitatif akan melihat
segala sesuatu yang ada di tempat itu, yang masih bersifat umum. Misalnya dalam
Pada tahap ini disebut tahap orientasi atau daskripsi, dengan grand tour question.
Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang dilihat, didengar, dirasakan dan
diperolehnya. Dalam gambar proses penelitian kualitatif (tahap deskripsi) data yang
40
diperoleh cukup banyak, bervariasi dan belum tersusun secara jelas. Di sana ada
Proses pcnelilian kualitatif pada tahap ke 2 disebut tahap reduksi/fokus. Pada tahap
ini peneliti mereduksi sagala informasi yang telah diperoleh pada tahap pertama. Pada
proses reduksi ini, peneliti mereduksi data yang ditemukan pada tahap 1 untuk
memfokuskan pada masalah tertentu. Pada tahap reduksi ini peneliti menyortir data
dengan cara memilih mana data yang menrik, penting, berguna. dan baru. Data yang
kategori itu ditunjukkan dalam bentuk huruf besar, huruf kecil, dan angka.
Bila dikaitkan dengan melihat contoh pertunjukkan wayang, maka pcneliti telah
memfokuskan pada masalah tertentu, misalnya masalah wayang dan dalangnya saja.
Proses penelitian kualitatif, pada tahap ke 3, adalah tahap selection. Pada tahap ini
peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci. lbaratnya
pohon, kalau fokus itu baru pada aspek cabang, maka kalau pada tahap selection
peneliti sudah mengurai sampai ranting, daun dan buahnya. Kalau diibaratkan
pertunjukkan wayang tadi, kalau fokusnya pada wayangnya, maka peneliti ingin tahu
lebih dalam tentang wayang mulai dari nama wayang dan perannya, bentuk dan
ukuran wayang, cara mcmbuat wayang, makna setiap pahatan pada wayang, jenis cat
Pada penelitian tahap ke 3 ini, setelah peneliti melakukan analisis yang mendalam
terhadap data dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema
pengetahuan, hipotesis atau ilmu yang baru. Dalam gambar “perbedaan peneltian
kualitatif dan kuantitatif (tahap selection) diberikan contoh bahwa peneliti telah
42
mampu mengkonstruksi data yang berupa huruf dalam bentuk susunan yang
berurutan secara alphabet, dan data angka dikonstruksi secara berurutan dari kecil
Hasil akhir dari penelitian kualitatif, bukan sekedar menghasilkan data atau infomasi
yang sulit dicari melalui metode kuantitatif, tetapi juga harus mampu menghasilkan
informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu baru yang dapat
manusia. Dalam gambar ditunjukkan bahwa, data atau informasi yang diperoleh dapat
perbedaan atau persamaan gejala pada obyek yang diteliti (Al : A2); (X1 : X2); (S1 :
S2), dan informasi asosiatif adalah gambaran informasi lengkap tentang hubungan
antara variabel satu dengan gejala lain (X1 berhubungan iteraktif dengan X2 dan Y).
Proses memperoleh data atau informasi pada setiap tahapan (deskripsi, reduksi,
seleksi) tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang dengan berbagai cara dan
bahwa dalam setiap proses pengumpulan data dilakukan melalui lima tahapan.
Setelah peneliti memasuki obyek penelitian atau sering disebut sebagai situasi sosial
apa yang akan ditanyakan (l). Setelah berfikir sehingga menemukan apa yang akan
ditanyakan, maka peneliti selanjutnya bertanya pada orang-orang yang dijumpai pada
43
tempat tersebut (2). Setelah pertanyaan diberi jawaban, peneliti akan menganalisis
apakah jawaban yang diberikan itu betul atau tidak (3). Kalau jawaban atas
Pada tahap ke lima, peneliti mencandra (5) kembali terhadap kesimpulan yang telah
dibuat. Apakah kesimpulan yang telah dibuat itu kredibel atau tidak. Untuk
memastikan kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka peneliti masuk Iapangan
lagi, mengulangi pertanyaan dengan cara dan sumber yang berbeda, tetapi tujuan
sama. Kalau kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas yang tinggi, maka
penjelasan sebagai berikut. Gambar sebelah kiri adalah proses penelitian kuantitatif
yang bersifat deduktif. Metode penelitian kuantitatif berangkat dari tehoretical frame
work sesuatu yang bersifat abstrak, difokuskan dengan formal theory, midle range
gambar yang sebelah kanan adalah proses penelitian kualitatif yang bersifat induktif.
Metode penelitian kualitatif berangkat dari pengamatan yang mendetail konkrit pada
akhirnya menjadi tehoretical frame work (also call paradigm or theoritical system).
44
Pengertian teori formal, midle range theory dan subtantif oleh Neumen (2003)
sebagai berikut. “Formal Theory is developed for borad conceptual area in general
theory. Subtantive theory is developed for specific area of social concern. Midle
range theories can be formal or subtantive” Midle-range theories are slightly more
dan penelitian kualitatif yang bersifat induktif sebagai ditunjukkan pada gambar “
Antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak perlu dipertentangkan, karena
Seperti telah dikemukakan bahwa, metode kuantitatif dalam buku ini meliputi metode
a. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah
aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan
dengan data, baik data hasil penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya
akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode
tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
2. Metode Kualitatif
digunakan.
a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah
masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode kualitatif, karena
grant tour question, sehingga masalah akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui
penelitian model ini, peneliti akan melakukan ekplorasi terhadap suatu obyek.
Ibarat orang akan mencari sumber minyak, tambang emas dan lain lain.
b. Untuk memahami makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering tidak bisa
difahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang. Setiap ucapan dan
tindakan orang sering mempunyai makna tertentu. Sebagai contoh, orang yang
terjadi, menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi justru menjadi tanda tanya
47
adalah pencuri, sedangkan satu orang menyatakan tidak. Mungkin yang satu orang
ini yang benar. Menurut penelitian kuantitatif, cinta suami kepada isteri dapat
banyak suami mencium isteri, maka malah menjadi tanda tanya, jangan-jangan
hanya pura-pura. Data untuk mencari makna dari setiap perbuatan tersebut hanya
cocok diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik wawancara mendalam, dan
c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya dapat
diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif dengan cara
d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak diteliti
dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan apa yang dirasakan orang
tersebut.
dengan pengumpulan data yang lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka
dapat menemukan apa yang dituju, maka ganti teknik lain), maka kepastian data
akan lebih terjamin. Selain itu dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji
kredibilitasnya, dan penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data
akan dapat diperoleh. Ibarat mencari siapa yang menjadi provokator, maka
tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode kualitatif. Dengan
masyarakat yang etos kerjanya tingggi atau rendah. Penelitian perkembangan ini
juga bisa dilakukan di bidang pertanian, bidang teknik seperti' meneliti kinerja
dibantu kamera terhadap proses tumbuh dan berkembangnya bunga tertentu, atau
Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena tujuan
berlangsung dalam waktu yang pendek, bila telah ditemukan sesuatu dan datanya
sudah jenuh. Ibarat mencari provokator, atau mengurai masalah, atau memahami
makna, kalau semua itu dapat ditemukan dalam satu minggu, dan telah teruji
Dalam hal ini Susan Stainback menyatakan bahwa “There is no way to give easy to
how long it takes to do a qualitatitve research study. The “typical" study probably
last about a year. But the actual length or duration depends on the recources, interest
and purposes of the investigator. It also depends on the size of the study and how
much time the researcher puts into the study each day or week" tidak ada cara yang
tergantung pada keberadaan sumber data, interes, dan tujuan penelitian. Selain itu
juga akan tergantung cakupan penelitian, dan bagaimana peneliti mengatur waktu
Setiap metode penelitian memiliki keunggulan dan kekurangan. Oleh karena itu
kuantitatif cocok digunakan untuk penelitian yang masalahnya sudah jelas, dan
umumnya dilakukan pada populasi yang luas sehingga hasil penelitian kurang
meneliti di mana masalahnya belum jelas, dilakukan pada situasi sosial yang tidak
luas, sehingga hasil penelitian lebih mendalam dan bermakna. Metode kuantitatif
menemukan hipotesis/teori .
Setiap calon peneliti harus sudah memahami karakteristik kedua metode tersebut,
sehingga tahu pasti kapan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Jangan
sampai menyatakan menggunakan metode kualitatif, karena tidak tahu atau takut
dengan statistik. Padahal meneliti dengan metode kualitatif yang benar, jauh lebih
bersamaan. Dalam hal ini Thomas D Cook and Charles Reichardt, (1978) menyatakan
“To the conclusion that qualitative and quantitative methods themselves can never be
used together. Since the methods are linked to different paradigms and since one
must choose between mutually exclusive and antagonistic world views, one must also
choose between the methods type”. Kesimpulannya, metode kualitatif dan kuantitatif
51
tidak akan pernah dipakai bersama-sama, karena ke dua metode tersebut memiliki
dalam penelitian hanya dapat memilih salah satu metode. Seperti telah dikemukakan
perbedaan kedua metode meliputi tiga hal, yaitu perbedaan dalam aksioma, proses
1. Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada obyek yang sama, tetapi tujuan
metholology can be used to complement the other within the same area of inquiry,
kuantitatif.
data yang utama misalnya menggunakan kuesioner, data yang diperoleh adalah
data kuantitatif. Selanjutnya untuk memperkuat dan mengecek validitas data hasil
kepada responden yang telah memberikan angket tersebut, atau orang lain yang
memahami terhadap masalah yang diteliti. Bila data antara kuesioner dan
wawancara tidak sama, maka dilacak terus sampai ditemukan kebenarannya data
tersebut. Bila sudah demikian maka proses pengumpulan data seperti trianggulasi
tersebut telah difahami dengan jelas, dan seseorang telah berpengalaman luas
dalam melakukan penelitian. Bagi peneliti baru sebaiknya tidak berfikir untuk
Berikut ini dikemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh peneliti kuantitatif dan
kualitatif.
a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang akan
diteliti,
sampling, dan mampu menghitung dan memilih jumlah sampel yang representatif
f. Mampu menyusun instrumen baik test maupun nontest untuk mengukur berbagai
pengujian hipotesis,
l. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel untuk dimuat ke
a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang akan
diteliti,
54
b. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada situasi sosial
yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial,
c. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek penelitian
(situasi sosial),
hasil penelitian,
i. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel untuk dimuat ke
III. PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan fungsinya, penelitian dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu penelitian
Penelitian dasar (basic research) disebut juga penelitian murni (pure research) atau
teori yang ada atau menemukan teoribaru. Tujuan penelitian dasar adalah untuk
generalisasi hasil penelitian dasar bersifat abstrak dan umum serta berlaku secara
universal.
oleh penelitian dasar dalam kehidupan nyata. Penelitian terapan berfungsi untuk
mencari solusi tentang masalah- masalah tertentu. Tujuan utama penelitian terapan
kepentingan manusia baik secara individu atau kelompok maupun untuk keperluan
industri atau politik dan bukan untuk wawasan keilmuan semata (Sukardi, 2003).
tentang apa yang terjadi, yang merupakan kondisi nyata mengenai keterlaksanaan
keberhasilan suatu program, produk atau kegiatan tertentu (Danim, 2000). Penelitian
Menurut Suryabrata (1992) jika dikaji berdasarkan sifat-sifat masalah yang diteliti,
betujuan untuk menyelidiki pola dan urutan pertumbuhan atau perubahan sebgai
fungsi waktu.
d. Penelitian studi kasus. Penelitian studi kasus pada dasarnya mempelajari secara
tertentu.
57
e. Penelitian korelasional. Studi ini mempelajari hubungan antara dua variabel atau
lebih, yakni sejauh mana variasi dalam satu variabel berhubungan dengan variasi
membandingkan nilai variabel pada kelompok yang satu dengan kelompok yang
lainnya.
penelitian di bawah kondisi buatan (artificial condition) yang sengaja diatur dan
atau dibuat oleh peneliti dengan cara melakukan kontrol atau manipulasi terhadap
(Sulipan, 2008).
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau
penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga
sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan
58
untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karena
Perbedaan antara metode kualitatif dengan kuantitatif meliputi tiga hal, yaitu
perbedaan tentang aksioma, proses penelitian, dan karakteristik penelitian itu sendiri.
Biklen; Lincoln dan Cuba dalam Moleong; Nana Sudjana dan Ibrahim; HB. Sutopo
Perbedaan antara metode penelitian kualitatif dan kuantitatif juga dapat dilihat dari
proses penelitian. Proses dalam metode penelitian kuantitatif bersifat linier dan
kualitatif bersifat sirkuler. Antara metode penelitian kuantitatif dan kualitatif tidak
b. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi.
e. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang
a. Bila masalah penelitian belum jelas, masih remang-remang atau mungkin malah
masih gelap.
Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena tujuan
berlangsung dalam waktu yang pendek, bila telah ditemukan sesuatu dan datanya
sudah jenuh.
sudah jelas, dan umumnya dilakukan pada populasi yang luas sehingga hasil
digunakan untuk meneliti di mana masalahnya belum jelas, dilakukan pada situasi
sosial yang tidak luas, sehingga hasil penelitian lebih mendalam dan bermakna.
berbeda, maka sangat sulit menggabungkan metode tersebut digunakan dalam satu
1. Dapat digunakan bersama untuk meneliti pada obyek yang sama, tetapi tujuan
yang berbeda.
tersebut telah difahami dengan jelas, dan seseorang telah berpengalaman luas
1. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang akan
diteliti.
6. Mampu menyusun instrumen baik test maupun nontest untuk mengukur berbagai
10. Mampu memberikan interpretasi terhadap data hasil penelitian maupun hasil
pengujian hipotesis.
11. Mampu membuat laporan secara sistematis, dan menyampaikan hasil penelitian
12. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel untuk dimuat ke
a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang pendidikan yang akan
diteliti.
b. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada situasi sosial
c. Memiliki kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek penelitian
(situasi sosial).
hasil penelitian.
i. Mampu membuat abstraksi hasil penelitian, dan membuat artikel untuk dimuat ke
DAFTAR PUSTAKA