Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Asma Bronkial dapat menyerang semua golongan usia, baik laki-
laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak. Dari waktu ke waktu baik
di negara maju maupun negara berkembang prevalensi asma meningkat. Asma
merupakan sepuluh besar penyebab kesakitan dan kematian di Indonesia, hal
ini tergambar dari data studi survey kesehatan rumah tangga (SKRT) di
berbagai provinsi di Indonesia. Asma dapat timbul pada berbagai usia,
gejalanya bervariasi dari ringan sampai berat dan dapat dikontrol dengan
berbagai cara. Gejala asma dapat ditimbulkan oleh berbagai rangsangan antara
lain infeksi, alergi, obat-obatan, polusi udara, bahan kimia, beban kerja atau
latihan fisik, bau-bauan yang merangsang dan emosi.
Prevalensi asma di seluruh dunia adalah sebsar 80% pada anak dan 3-5%
pada dewasa, dan dalam 10 tahun terakhir ini meningkat sebesar 50%. Selain
di Indonesia prevalensi asama di Jepang dilaporkan meningkat 3 kali
disbanding di tahun 1960 yaitu dari 1,2 % menjadi 3,14 %.
Penyebab pada asma sampai saat ini belum diketahui namun dari hasil
penelitian terdahulu menjelaskan bahwa saluran nafas penderita asma
mempunyai sifat yang sangat khas yaitu sangat peka terhadap rangsangan.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa definisi asma ?
2. Apa tipe asma?
3. Bagaimana etiologi asma?
4. Bagaimana gambaran klinis asma?
5. Bagaimana patofisiologi asma?
6. Bagimana manifestasi klinis asma?
7. Bagaimana komplikasi asma?
8. Bagaimana penatalaksanaan asma?
9. Bagaimana kasus semu asma ?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi asma.
2. Untuk mengetahui tipe asma.
3. Untuk mengetahui etiologi asma.
4. Untuk mengetahui gambaran klinis asma.
5. Untuk mengetahui patofisiologi asma.
6. Untuk mengetahui manifestasi klinis asma.
7. Untuk mengetahui komplikasi asma.
8. Untuk mengetahui penatalaksanaan asma.
9. Untuk kasus semu asma

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Asma

Asma adalah suatu gangguan pada saluran bronkial yang mempunyai ciri
bronkospasme periodik (kontraksi spasme pada saluran nafas) terutama pada
percabangan trakeobronkial yang dapat diakibatkan oleh berbagai stimulus
seperti oleh faktor biokemikal,endokrin,infeksi,otonomik,dan psikologi.

2.2 Tipe Asma

Tipe asma berdasarkan penyebabnya terbagi menjadi alergi,idiopatik,dan


nonalergik atau campuran (mixel).

1. Asma Alergik/ekstrinsik, merupakan suatu bentuk asma dengan alergen


seperti bulu binatang,debu,ketombe,tepung sari,makanan,dan lain-lain.
Alergen terbanyak adalah airbone dan musiman (seasonal). Klien dengan
asma alergik biasanya mempunyai riwayat penyakit alergi pada keluarga
dan riwayat pengobatan eksim atau rhinitis alergik. Paparan terhadap alaergi
akan mencetuskan serangan asama. Bentuk asma ini biasanya dimulai sejak
kanak-kanak .
2. Idiopati atau Nonalergik Asma/Intrinsik, tidak berhubungan secara
langsung dengan alergen spesifik. Faktor-faktor seperti common cold.
Infeksi saluran nafas atas,aktivitas,emosi/stres, dan polusi lingkungan akan
mencetuskan serangan. Beberapa agen farmakologi,seperti antagonis β-
adrenergik dan bahan sulfat (penyedap makanan) juga dapat menjadi faktor
penyebab. Serangan dari asma idiopatik atau nonalergik menjadi lebih berat
dan sering kali dengan berjalannya waktu dapat berkembang menjadi
bronkitis dan empisema. Pada beberapa kasus dapat berkembang menjadi
asma campuran. Bentuk asma ini biasanya dimulai ketika dewasa (>35
tahun).

3
3. Asma Campuran (mixed Asma), merupakan bentuk asma yang paling sering.
Dikarakteristikkan dengan bentuk kedua jenis asma alergi dan idiopatik atau
nonalergi.
2.3 Etiologi
Sampai saat ini etiologi asma belum diketahui dengan pasti, suatu hal yang
menonjol pada semua penderita asma adalah fenomena hiperreaktivitas
bronkus. Bronkus penderita asma sangat peka terhadap rangasangan imunologi
maupun non-imunologi. Oleh karena inilah,maka serangan asma mudah terjadi
ketika rangsangan baik fisik,metabolik,kimia,alergen,infeksi,dan sebagainya.
Penderita asma perlu mengetahui dan sedapat mungkin menghindari
rangsangan atau pencetus yang dapat menimbulkan asma. Faktor-faktor
tersebut adalah sebagai berikut.
1. Alergen utama,seperti debu rumah,spora jamur,dan tepung sari
rerumputan
2. Iritan seperti asap,bau-bauan,dan polutan
3. Infeksi saluran nafas terutama yang disebabkan oleh virus
4. Perubahan cuaca yang ekstrim
5. Kegiatan jasmani yang berlebihan
6. Lingkungan kerja
7. Obat-obatan
8. Emosi
9. Lain-lain,seperti refluks gastroesofagus.
2.4 Gejala Klinis
Gejala asma terdiri atas triad,yaitu dispnea,batuk dan mengi. Gejala yamg
disebutkan terakhir sering dianggap sebagai gejala yang harus ada (sine qua
non), data lainnya seperti terlihat pada pemeriksaan fisik.
2.5 Patofisiologi
Asma akibat alergi bergantung kepada respon IgE yang dikendalikan oleh
limfosit T dan B serta diaktifkan oleh interaksi antara antigen dengan molekul
IgE yang beriakatn dengan sel mast. Sebagian besar alergen yang
mencetuskan asma bersifat airborne agar dapat menginduksi keadaan
sensitivitas,alergen tersebut harus tersedia dalam jumlah banyak untuk

4
periode waktu tertentu. Akan tetapi, sekali sensitivuisasi telah terjadi, klien
akan memperlihatkan respons yang sangat baik, sehingga jumlah kecil
alergen yang menganggu sudah dapat menghasilkan eksaserbasi penyakit
yang jelas.
Obat yang paling sering berhubungan dengan induksi episode akut asma
adalah aspirin, bahan pewarna seperti berhubungan dengan induksi episode
akut asama adalah aspirin, bahan pewarna seperti tartazin,antagonis beta-
adregenik,dan bahan sulfat. Sindrom pernapasan sensitif-aspirin khusunya
terjadi pada orang dewasa, walaupun keadaan ini juga dapat dilihat pada masa
kanak-kanak. Masalah ini biasanya berawal dari rhinitis vasomator perennial
yanag diikuti oleh rhinosinusitis hiperplasik dengan polip nasal. Baru
kemudian muncul asma progresif.
Klien yang sensitif terhadap aspirin dapat didesentisasi dengan pemberian
obat setiap hari. Setelah menjalani bentuk terapi ini, toleransi silang juga akan
terbentuk terhadap agen anti-inflamasi non-steroid lain. Mekanisme yang
menyebabkan bronkospasme karena penggunaan aspirin dan obat lain tidak
diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan pembentukan leukotrien yang
diinduksi secara khusus oleh aspirin.
Antagonis β-adrenergik biasanya menyebabkan obstruksi jalan napas pada
klien asma, sama halnya dengan klien lain, dapat menyebabkan peningkatan
reaktivitas jalan napas dan hal tersebut harus dihindarkan. Obat sulfat,seperti
kalium metabilsulfit,kalium dan natrium bisulfit, natrium sulfit dan sulfat
klorida, yang secara luas digunanakan dalam industri makanan dan farmasi
sebagian agen sanitasi serta pengawet dapat menimbulkan obstruksi jalan
napas akut pada klien yang sensitif. Pajanan biasanya terjadi setelah menelan
makanan atau cairan yang mengandung senyawa ini, seperti salad,buah
segar,kentang,kerang, dan anggur.
Pencetus-pencetus serangan diatas ditambah dengan pencetus lainnya dari
internal klien akan mengakibatkan timbulnya reaksi antigen dan antibodi.
Reaksi antigen-antibodi ini akan mengeluarkan subtansi pereda alergi yang
sebelumnya merupakan mekanisme tubuh dalam menghadapi serangan. Zat
yang dikeluarkan dapat berupa histamin, bradikinin,dan anafilaksin. Hasil

5
dan reaksi tersebut adalah timbulnya tiga gejala,yaitu berkontraksinya otot
polos, peningkatan permeabilitas kapiler, dan peningkatan sekret
mukus,seperti terlihat gambar berikut ini.

2.6 Manifestasi Klinis


Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan
gejala klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan
dalam, gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot
bantu pernafasan bekerja dengan keras. Gejala klasik: sesak nafas, mengi
(wheezing), batuk, dan pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di
dada. Pada serangan asma yang lebih berat, gejala yang timbul makin
banyak, antara lain: silent chest, sianosis, gangguan kesadaran, hiperinflasi
dada, takikardi, dan pernafasan cepat-dangkal. Serangan asma sering terjadi
pada malam hari.
2.7 Komplikasi
Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah:
1. Status asmatikus adalah setiap serangan asma berat atau yang kemudian
menjadi berat dan tidak memberikan respon (refrakter) adrenalin dan atau

6
aminofilin suntikan dapat digolongkan pada status asmatikus. Penderita
harus dirawat dengan terapi yang intensif.
2. Atelektasis adalah pengerutan sebagian atau seluruh paru-paru akibat
penyumbatan saluran udara (bronkus maupun bronkiolus) atau akibat
pernafasan yang sangat dangkal.
3. Hipoksemia adalah tubuh kekurangan oksigen
4. Pneumotoraks adalah terdapatnya udara pada rongga pleura yang
menyebabkan kolapsnya paru.
5. Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan
(obstruksi) saluran nafas karena kantung udara di paru menggelembung
secara berlebihan dan mengalami kerusakan yang luas.
2.8 Penatalaksanaan
Prinsip umum pengobatan asma bronkhial adalah:
1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera
2. Mengenal dan menghindari faktor-faktor yang dapat mencetuskan serangan
asma
3. Memberikan penerangan kepada penderita atau keluarganya mengenai
penyakit asma. Meliputi pengobatan dan perjalanan penyakitnya sehingga
penderita mengerti tujuan pengobatan yang diberikan dan bekerjasama
dengan dokter atau perawat yang merawat.
Pengobatan
Pengobatan pada asma bronkhial terbagi 2, yaitu:
1. Pengobatan non farmakologik
a. Memberikan penyuluhan
b. Menghindari faktor pencetus

7
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KASUS ASMA

No Nama JK Hub. Umur Pend. Status Imunisasi Ket.


anggota Kep. (thn) Terakhir BCG Polio DPT Hepatitis Campak
keluarga Keluarga 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3
1 Ny. A P Istri 35 SMP √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2 Nn. N P Anak 17 SMA √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
3 An. J L Anak 15 SD √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
4 An. R P Anak 5 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
5 An. V P Anak 4 - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

3.1 Pengkajian keluarga


Hari/tanggal : Rabu, 4 Juli 2012
Oleh : Roslita Manampa
Metode : Ceramah dan Tanya jawab
1. Data keluarga
a. Kepala keluarga (KK) : Tn. O
b. Jenis kelamin : laki-laki
c. Umur : 35 tahun
d. Alamat : Desa Tomeyang
e. Pekerjaan KK : Tani
f. Pendidikan KK : SD
g. Agama : Islam
2. Komposisi anggota keluarga :

3. Genogram
X
X
A B
X
X

8
Keterangan :

: laki-laki : penderita

: perempuan x : meninggal

: garis hubungan : garis


keturunan

_ _ _ : tinggal
serumah A : Keluarga Pihak Istri

B : Keluarga pihak Suami

Narasi :
Keluarga Ny. A memiliki 4 orang anak. Dalam keluarga Tn. O terdapat
Ny. A yang saat ini sedang menderita penyakit Asma. Penyakit tersebut
merupakan penyakit turunan dari ibu Ny. A yang sudah meninggal dunia
dikarenakan penyakit Asma tersebut. Sementara Tn. A menderita penyakit
Hipertensi.

a. Tipe keluarga
Keluarga Tn. O merupakan tipe keluarga inti (Nuclear Family) yang
terdiri atas ayah (Tn. O), ibu (Ny. A), dan anak (Nn. N, An. J, An. R, dan
An. V). Semua tinggal serumah.
b. Suku bangsa
Keluarga Ny. A menganut suku bangsa Gorontalo.
c. Agama
Ny. A dan seluruh anggota keluarganya beragama islam.

9
d. Status sosial ekonomi
Sumber penghasilan keluarga Ny. A berasal dari Tn. O dimana
pekerjaan Tn. O sebagai supir. Penghasilan
Tn. O mencapai 300.000/bulan.
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga Ny. A tidak mempunyai jadwal khusus untuk berkunjung ke
tempat-tempat wisata. Bahkan nyaris tidak pernah berekreasi
dikarenakan pekerjaan Tn. O yang harus dikerjakan setiap harinya.
4. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga saat ini
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Saat ini tahap perkembangan keluarga Ny. A berada pada tahap
perkembangan usia remaja.
b. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Keluarga mengatakan masih banyak tugas–tugas keluarga yang belum
terpenuhi seperti mensejahterakan keluarga.
c. Riwayat kesehatan keluarga inti.
Dalam 3 bulan terakhir tidak ada anggota keluarga yang masuk dan
dirawat di rumah sakit. Namun Ny. A selalu bermasalah dengan
kesehatannya yaitu sesak nafas. Jika penyakit tersebut kambuh
Ny. A pergi ke puskesmas.
Sedangkan Tn. O saat ini dalam kondisi sehat. Nn. N, An. J, An. R, dan
An. V berada dalam kondisi sehat.
d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.
Keluarga Ny. A memiliki riwayat penyakit Asma dan hipertensi.
Penyakit Asma yang diderita oleh Ny. A merupakan penyakit keturunan
dari orang tuanya, Sedangkan penyakit hipertensi bukan penyakit
keturunan dari keluarga Tn. O.
e. Riwayat kesehatan mental, psikologis, dan spiritual.
Kondisi kesehatan mental dan psikologis keluarga Ny. A berada dalam
kondisi sehat. Untuk kesehatan spiritual keluarga Ny. A taat
menjalankan ibadah.

10
f. Persepsi dan tanggapan keluarga terhadap layanan kesehatan.
Jika dalam keluarga Ny. A ada yang memiliki masalah dengan
kesehatan, Ny. A segera pergi ke puskesmas. Begitu pula dengan Tn. O.
g. Pola pengambilan keputusan.
Pola pengambilan keputusan dalam keluarga Ny. A lebih sering
dilakukan oleh Tn. O. Namun sebelum keputusan diambil, terlebih
dahulu didiskusikan secara bersama agar tercapai kesepakatan.
h. Kebiasaan anggota keluarga sehari-hari
Untuk makan sehari-hari keluarga Ny. A makan tidak tentu dengan
pengolahan makanan dipotong baru dicuci. Sedangkan air minum
keluarga Ny. A mempunyai sumber air minum sendiri yaitu sumur. Pola
aktivitas dan istirahat yaitu keluarga Ny. A selalu tidur malam dengan
lama sekitar 6 jam. Sedangkan anak-anak Ny. A selalu tidur dengan lama
waktu sekitar 9 jam.
5. Struktur keluarga
a. Struktur peran
1) Tn. O mempunyai peran informal sebagai anggota masyarakat di
dusun III desa Tomeang. Sedangkan peran formal adalah sebagai
kepala keluarga, suami, dan ayah.
2) Ny. A mempunyai peran informal sebagai anggota masyarakat
sedangkan peran formal adalah sebagai istri dan IRT.
3) Nn. N, An. J, An. R, dan An. V mempunyai peran formal adalah
sebagai anak.
b. Nilai atau norma keluarga
Keluarga Ny. A mentaati norma/aturan yang berlaku dalam keluarganya,
dimana mereka saling menghargai dan menghormati, serta dalam
berperilaku harus sopan santun. Keluarga Ny. A juga meyakini
kesehatan sangat penting.
c. Pola komunikasi keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan adalah bahasa Indonesia
dan Gorontalo. Komunikasi antar anggota keluarga cukup baik, dimana

11
jika ada masalah dalam keluarga selalu diselesaikan dengan jalan
musyawarah.
d. Struktur kekuatan keluarga
Tn. O selalu mengajarkan serta memberi nasehat kepada istri dan
anaknya tentang bagaimana cara berperilaku dengan anggota
masyarakat, saling menghormati dan menghargai antar anggota keluarga.
Kekuatan keluarga dipegang oleh Tn. O selaku kepala keluarga.
6. Fungsi keluarga
a. Fungsi ekonomi
Ny. A memenuhi kebutuhan sandang dan papan dari pendapatan yang
diperoleh selama sebulan berdasarkan pendapatan Tn. O. Ny. A berharap
dengan penghasilan yang di dapatkan suaminya, mereka dapat
menyekolahkan anak-anaknya, serta dapat memenuhi kebutuhan sehari-
hari.
b. Fungsi sosialisasi
Interaksi antar anggota keluarga terjalin baik, masing-masing anggota
keluarga memperhatikan norma dan etika dalam berperilaku, baik dalam
lingkungan keluarga maupun di masyarakat.
c. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan :
1) Mengenal masalah kesehatan keluarga
Keluarga Ny. A mengatakan bahwa dia sering sesak nafas pada
malam hari ketika dingin. Kejadian demikian mulai dirasakan
keluarga Ny. A semenjak 2 tahun yang lalu.
2) Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan
Jika ada anggota keluarga Ny. A yang sakit, keluarga membawanya
ke puskesmas.
3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit
Jika ada anggota keluarga Ny. A yang sakit maka mereka merawat
secara bersama-sama di rumah. Jika sakitnya tidak membaik mereka
membawanya untuk dirawat di puskesmas.

12
4) Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan
Jika ada anggota keluarga yang sakit, dalam hal ini sakit yang masih
bisa ditolerir dan tidak mengharuskan untuk mendapatkan perawatan
dari tenaga kesehatan, Ny. A hanya membeli obat di kios, tetapi jika
keadaan yang cukup dan perlu perawatan nakes maka Ny. A langsung
pergi ke puskesmas atau perawat desa.
d. Fungsi reproduksi
Saat ini keluarga Ny. A memiliki 4 orang anak.
e. Fungsi afeksi
Keluarga Ny. A saling memberikan perhatian dan kasih sayang, saling
menghargai antar anggota keluarga.
7. Stress dan koping keluarga
a. Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek :
Ny. A mengatakan bahwa penyakitnya sering kambuh ketika merasa
dingin.

Stressor jangka panjang :


Ny. A mengatakan bahwa dia stress memikirkan untuk menyekolahkan
anak-anaknya nanti sampai ke perguruan tinggi.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor
Untuk mengatasi stressor jangka pendek, Ny. A pergi ke perawat desa
untuk mendapatkan obat. Sedangkan untuk menghadapi stressor jangka
panjang Ny. A hanya bekerja keras untuk bisa melanjutkan sekolah
anaknya yang saat ini bersekolah di SMA dan SMP.
c. Strategi koping yang digunakan
Jika ada masalah dalam keluarga, selalu didiskusikan antar anggota
keluarga walaupun dalam pengambilan keputusan nanti akan diambil
alih Tn. O selaku kepala keluarga.

13
d. Strategi adaptasi fungsional
Dalam menghadapi masalah, keluarga Ny. A tidak pernah
menyelesaikan dengan kekerasan, melainkan selalu dengan kepala
dingin sehingga tidak ada perpecahan dalam keluarga.
8. Data lingkungan
a. Karakteristik rumah
Luas rumah Ny. A 4 x 7 m2 , tipe rumah permanen dengan luas
pekarangan 8 x 20 m2. Lantai rumah terbuat dari semen dengan atap
rumah dari seng. Terdapat ventilasi dengan pencahayaan yang cukup dan
empat jendela dengan status rumah milik sendiri.
Denah Rumah

Ruang Tamu
KMR I
KMR 2
Ruang
Makan
Dapur

WC & KMR MANDI

b. Sampah
Sistem pembuangan sampah dalam keluarga Ny. A yaitu dikumpulkan
ditempat pembuangan sampah lalu dibakar.
c. Sumber air minum
Keluarga Ny. A memiliki sumber air minum sendiri dengan jenis sumber
air minum adalah sumur.
d. Jamban keluarga
Keluarga Ny. A mempunyai jamban sendiri. Jenis jamban yang
digunakan yaitu jamban leher angsa. Kondisi jamban terpelihara.
e. Pembuangan air limbah
Keluarga Ny. A mempunyai pembuangan air limbah.

14
3.2 Diagnosa keperawatan keluarga
3.2.1 Analisa dan Sintesis Data

No Data Penyebab Masalah


1. DS : Ketitakmampuan Ketidaktahuan
- Keluarga mengatakan keluarga mengenal keluarga mengenal
Ny. Amenderita Asma sejak 2 karakteristik penyakit Asma.
tahun yang lalu penyakit Asma dan
- Penyakit Ny. A kambuh jika perawatanya.
suhu dingin.
- Tn.O dan keluarga tudak tahu
tentang penyakit,komplikasi
serta perawatanya.
DO :
- Respirasi 22 x/menit
- Adanya bunyi tambahan saat
bernapas (Wezing)
- Nadi 35x/i
2. DS : Ketidakmampuan Ketidakmampuan
- Keluarga mengatakan belum keluarga merawat keluarga mengenai
tahu tentang penyakitnya anggota keluarga pencegahan dan
- Keluarga mengatakan belum yang sakit perawatan
tahu cara pencegahan dan penyakitnya
perawatanya

Keluarga tidak dapat


menyebutkan definisi asma

15
3.2.2 Perumusan Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik penyakit asma dan
perawatanya b/d ketidaktahuan keluarga mengenal penyakit asma
karena keluarga tidak tahu mengenai penyakit asma dan
komplikasinya.
2. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota kelurga yang sakit b/d
ketidakmampuan keluarga menenai pencegahan dan perawatanya
karena kelurga tidak tahu tentang penyakit dan pencegahannya.
3.3 Penilaian (skoring) Diagnosa Keperawatan

No Dx Kriter Skor Pembenaran


I a. sifat masalah 2/3 X 1 = Keluarga Ny. M tidak sepenuhnya
: Ancaman 2/3 sadar untuk mengenal potensi-
potensi yang menganggu
kesehatanya
b. Kemungkinan 1/2 X 2 = Pengetahuan keluarga cukup untuk
masalah dapat diubah : 1 menerimaa penjelasan tentang
sebagian kesehatan
c.potensial masalah 2/3 X 1= Masalah sudah lama dirasakan dan
untuk dicegah : 2/3 pengobatannya dilakukan sendiri
Cukup kecuali jika sesaknya tidak bisa
ditahan keluarga membawa ke
puskesmas atau perawat desa
d.menonjolnya masalah 1//2 X 1 Ny. M mengatakan penyakitnya
: masalah tidak segera =1/2 kadang menganggu
ditangani aktivitasnya dan hanya diperiksa
kalau sesaknya tidak bisa ditahan
lagi.

Jumlah 2 5/6

16
II a.Sifat masalah : 3/3 X 1 = Ny. M mengatakan penyakit
tidak / kurang sehat 1 asmanya sering kambuh jika
terkena dingin
b.Kemungkinan
masalah dapat diubah : 2/2 X 2 Sumber daya keluarga berupa
dengan mudah = 2 waktu, kemauan dan fasilitas
kesehatan mudah dijangkau
c.Potensial untuk dicegah 2/3 X 1 = Masalah sudah lama dirasakan dan
: 2/3 pengobatannya dilakukan sendiri
Cukup kecuali jika sesaknya tidak bisa
ditahan keluarga membawa ke
puskesmas atau perawat desa

d.Menonjolnya masalah : 2/2 X 1 = Keluarga berharap masalah dapat


Harus segera ditangani 1 segera ditangani.

Jumlah 4 2/3

3.4 Prioritas Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota kelurga yang sakit
b/d ketidakmampuan keluarga menenai pencegahan dan perawatanya
karena kelurga tidak tahu tentang penyakit dan pencegahannya.
Skor : 4 2/3
2. Ketidakmampuan keluarga mengenal karakteristik penyakit asma dan
perawatanya b/d ketidaktahuan keluarga mengenal penyakit asma karena
keluarga tidak tahu mengenai penyakit asma dan komplikasinya .
Skor : 2 5/6

17
3.5 Rencana Asuhan Keperawatan

No
Tujuan Umum Tujuan Khusus Kriteria Hasil Intervensi
Dx
I Setelah dilakukan Setelah dilakukan Pengetahuan keluarga Berikan penyuluhan
penyuluhan kunjungan selama 4x bertambah dengan tentang :
selama 4 hari keluarga dapat: kriteria hasil : - Pengertian Asma
pengetahuan - Mengetahui - Keluarga dapat - Penyebab Asma
keluarga pengertian asma menyebutkan - Tanda dan Gejala asma
Ny. Acukup - Mengetahui penyebab pengertian asma - Komplikasi Asma
tentang penyakit asma. - Keluarga dapat - Perawatan asma
asma. - Mengetahui tanda dan menyebutkan - Pencegahan asma
gejala asma. penyebab asma
- Mengetahui - Keluarga dapat
komplikasi asma. menyebutkan tanda
- Mengetahui dan gejala asma
perawatan asma - Keluarga dapat
- Mengetahui menyebutkan
pencegahan komplikasi asma.
asma - keluarga dapat
menyebutkan
perawatan asma
- Keluarga dapat
menyebutkan
pencegahan asma

18
II Setelah dilakukan Setelah dilakukan 1. Keluarga 1. Kaji tingkat
penyuluhan dan kunjungan selama 4x dapat menjelaskan pengetahuan keluarga
keperawatan keluarga dan menyebutkatkan tentang asma.
selama 4 hari dapat: 1. faktor-faktor
keluarga dapat Mengetahui faktor- pencetus/faktor
merawat Ny. A faktor pencetus penyebab sesak
kambuhnya penyakit kambuh. 2. Diskusikan dengan
asma. keluarga tentang faktor-
2. Keluarga mengetahui faktor pencetus asma
2. Mengetahui cara cara-cara yang di dan penanggulangan
penanganan jika lakukan jika terjadi jika kambuh.
kambuh. sesak.

19
3.6 Implementasi

Hari/Tgl/Waktu Diagnosa Keperawatan Implementasi


Kamis, 5 juli Ketidakmampuan keluarga 1. Mengkaji tingkat pengetahuan
2012 merawat anggota kelurga keluarga tentang asma.
yang sakit b/d 2. Mendiskusikan kepada keluarga
ketidakmampuan keluarga tentang penyebab asma.
mengenai pencegahan dan 3. Mendiskusiksn dengan keluarga
perawatanya karena tentang cara perawatan bagi keluarga
keluarga tidak tahu tentang yang sakit.
penyakit dan
pencegahannya.

Jumat, 6 juli Ketidakmampuan keluarga1. Mendiskusikan kepada keluarga


2012 mengenal karakteristik tentang:
penyakit asma dan - Pengertian asma.
perawatanya b/d - Penyebab asma
ketidaktahuan keluarga - Tanda dan gejala asma.
mengenal penyakit asma - Komplikasi asma.
karena keluarga tidak tahu - perawatan asma
mengenai penyakit asma - Pencegahan asma
dan komplikasinya 2. Memotifasi keluarga untuk
penggunakan pelayanan kesehatan.
3. Pemeriksaan TTV.

20
3.7 Evaluasi

Hari/tgl/waktu Implementasi Evaluasi


Jumat, 6 juli 1. Mengkaji tingkat pengetahuan S : Ny. A mengatakan penyakit
2012 keluarga tentang asma. asma disebabkan oleh kelelahan
2. Mendiskusikan kepada keluarga dan cuaca dingin.
tentang penyebab asma. O : TD 120/90 mmHg
3. Mendiskusiksn dengan keluarga Nadi 72x/m
tentang cara perawatan bagi keluarga RR 25x/m
yang sakit. A : masalah teratasi sebagian
P : anjurkan klien untuk
memeriksakan diri ke
puskesmas
Sabtu, 7 juli 1. Mendiskusikan kepada S : Ny. A mengatakan asma adalah
2012 keluarga tentang: gangguan pernafasan yang
- Pengertian asma. ditandai dengan sesak nafas.
- Penyebab asma O : TD 120/80 mmHg
- Tanda dan gejala asma. Nadi 72x/m
- Komplikasi asma. RR 24x/m
- perawatan asma A : masalah teratasi sebagian
- Pencegahan asma P : ingatkan kembali klien
2. Memotifasi keluarga untuk mengenai cara mencegah
penggunakan pelayanan kesehatan. penyakit asma
3. Pemeriksaan TTV.

21
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Asma bronchial adalah gangguan fungsi aliran udara paru yang
ditandai oleh kepekaan saluran nafas terhadap berbagai rangsangan dengar
karakteristik bronkospasme, hiper sekresimukosa dan infeksi saluran
pernafasan.
Asma dapat timbul pada berbagai usia, gejalanya bervariasi dari ringan
sampai berat dan dapat dikontrol dengan berbagai cara. Gejala asma dapat
ditimbulkan oleh berbagai rangsangan antara lain infeksi, alergi, obat-
obatan, polusi udara, bahan kimia, beban kerja atau latihan fisik, bau-bauan
yang merangsang dan emosi.

4.2 Saran
Diharapkan setelah diberikan pendidikan kesehatan, klien dapat
mengerti dan memahami pengertian perawatan dan pencegahan asma
sehingga dapat terhidnar dari serangan asma.

22
DAFTAR PUSTAKA

Agung. 2008. Kenali Gejala Alergi Pernapasan Pada Anak.


http://salsabila.agungdanrika.net. Diakses tanggal 13 November 2008.
Brunner & Suddarth. 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, volume 2.
Edisi 2 Jakarta : EGC
Doengoes, M. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC

23

Anda mungkin juga menyukai