Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance – GCG)
secara efektif merupakan wujud tanggung jawab Bank Ganesha kepada para pemangku
kepentingan. Sebuah tuntutan yang sangat besar bagi Bank untuk melaksanakan tata kelola
dengan baik, terutama sejalan dengan peran perbankan sebagai salah satu faktor pendorong
pertumbuhan dan stabilitas ekonomi. Bank yang dikelola dengan baik pada akhirnya akan
memperoleh tingkat kepercayaan yang tinggi dari seluruh pemangku kepentingan, khususnya
pemegang saham dan masyarakat.
Setiap bank, termasuk Bank Ganesha, tidak lepas dari penilaian subyektif dari para
pemangku kepentingan. Untuk meraih penilaian positif akan bermula dari tingkat kepercayaan
yang tinggi. Sementara kepercayaan yang tinggi hanya bisa dicapai manakala perbankan
menunjukkan kinerja yang baik, yang meliputi kinerja operasional dan kinerja keuangan yang
kuat dan berkelanjutan.
Sebagai sebuah lembaga keuangan, Bank senantiasa berupaya mengoptimalkan nilai Bank
untuk memperkuat daya saing. Melalui penyelenggaraan prinsip-prinsip GCG, Bank lebih
percaya diri menghadapi tantangan dan dinamika bisnis yang terjadi. Prinsip-prinsip yang
menjadi panduan Bank, merupakan bagian dari struktur peraturan tata kelola perusahaan yang
meliputi:
5. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/ POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Rencana dan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan
Terbuka;
6. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/ POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014
tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik;
7. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 8/ POJK.04/2015 tanggal 25 Juni 2015 tentang
Situs Web Emiten atau Perusahaan Publik;
Penilaian Terhadap Pelaksanaan GCG
Pengukuran dan pemetaan pelaksanaan GCG di Bank dilakukan melalui sebuah GCG
Assessment. Hal ini perlu dilakukan guna memastikan pada tingkat mana Bank telah
melaksanakan implementasi GCG serta mengidentifikasi langkah-langkah yang tepat guna
mempersiapkan infrastruktur dan struktur perusahaan yang kondusif bagi penerapan GCG
secara efektif. Perseroan telah melakukan penilaian GCG sebagai suatu evaluasi periodik dan
konsisten setiap semester, dalam format Self Assessment sesuai ketentuan Surat Edaran Otoritas
Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 13/SEOJK.03/2017 tentang penerapan Tata Kelola Bagi Bank
Umum, POJK Nomor 21/POJK.04/2015 tentang Penerapan Pedoman Tata Kelola Perusahaan
Terbuka, Peraturan OJK (POJK) Nomor 4/ POJK.03/2016 tentang penilaian Tingkat Kesehatan
Bank.
b. Dalam menjalankan fungsi pengawasan sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya
sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar, Keputusan RUPS dan ketentuan hukum lainnya
yang berlaku berdasarkan prinsip kehati-hatian.
g. Dewan Komisaris wajib membentuk komite yang membantu tugas pengawasannya, dan
memastikan bahwa komite yang dibentuk dapat menjalankan tugasnya secara efektif.
h. Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa komite yang dibentuk dapat menjalankan
tugasnya secara efektif, sesuai dengan regulasi dan kebijakan internal Bank.
i. Dewan Komisaris wajib memiliki pedoman kerja dan tata tertib kerja yang bersifat mengikat
bagi setiap anggota Dewan Komisaris.
j. Dewan Komisaris memahami jenis-jenis risiko Bank dan memastikan bahwa Direksi telah
mengambil langkah-langkah yang diperlukan dalam mengendalikan risiko Bank.
k. Dewan Komisaris mengesahkan dan mengkaji ulang secara berkala terhadap kebijakan
Sistem Pengendalian Internal dan Strategi Bank secara menyeluruh. Dan memastikan bahwa
Direksi telah memantau efektifitas pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal.
l. Dewan Komisaris wajib menandatangani laporan pengangkatan dan penghentian kepala
divisi audit internal (DAI) ke OJK paling lambat 14 (empat belas) hari setelah tanggal
pengangkatan dan penghentian.
m. Dewan Komisaris wajib menandatangani Laporan Pelaksanaan dan Pokok-pokok Hasil
Audit Internal termasuk hasil audit yang bersifat rahasia yang disampaikan ke OJK setiap
semester paling lambat 2 (dua) bulan setelah akhir laporan.
n. Dewan Komisaris wajib menyetujui Rencana Strategis (Corporate Plan) dan Rencana
Bisnis Bank (RBB) yang disusun Direksi.
o. Dewan Komisaris wajib melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan RBB dan
menyampaikan Laporan Pengawasan RBB setiap semester ke OJK paling lambat
Jumlah anggota Dewan Komisaris Bank Ganesha hingga 31 Desember 2017 berjumlah 4
(empat) orang, dengan 3 (tiga) orang diantaranya merupakan Komisaris Independen.
Pengangkatan tiap anggota Dewan Komisaris telah diputuskan dengan mempertimbangkan
rekomendasi Komite Remunerasi dan Nominasi, sebelum diusulkan kepada RUPS.
Selain rekomendasi yang telah diberikan, Komisaris juga menyetujui beberapa kebijakan,
Laporan Tahunan, Rencana Bisnis Bank, persetujuan untuk penyediaan dana kepada pihak
terkait, dan juga membuat Laporan Pengawasan/ Evaluasi Rencana Bisnis Bank setiap
semester yang disampaikan ke Otoritas Jasa keuangan
Direksi
Organ yang berwenang dan bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk
kepentingan Perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan adalah Direksi. Anggaran
Dasar juga menyatakan Direksi merupakan wakil Perseroan, baik di dalam maupun di luar
pengadilan. Karena itu, anggota Direksi wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan
itikad baik, penuh tanggung jawab, dan kehati-hatian, dengan mengindahkan perundang-
undangan yang berlaku.
Referensi Peraturan
Tugas, tanggung jawab dan wewenang Direksi mengacu pada Undang-undang Nomor
40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/
POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten atau Perusahaan Publik. Dimana
secara prinsip Direksi harus mengedepankan profesionalisme, efisiensi, transparansi,
kemandirian, akuntabilitas, pertanggungjawaban serta kewajaran.
Pengelolaan Bank oleh Direksi sesuai dengan kewenangan dan tanggung jawabnya diatur
dalam Anggaran Dasar, keputusan RUPS, serta ketentuan dan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Secara rinci, Perseroan mengatur tugas dan tanggung jawab Direksi dalam
Pedoman Manajemen Nomor MNJ/020-TTD tanggal 10 Oktober 2016 perihal Pedoman Tata
Tertib Kerja Direksi. Tugas dan tanggung jawab Direksi sesuai pedoman tersebut meliputi:
1. Dalam melaksanakan tugas kepengurusan Bank, wajib menyusun rencana jangka panjang
berupa rencana strategis dan juga rencana kerja tahunan, untuk kemudian disampaikan
kepada OJK. Sebelumnya, rencana kerja tersebut wajib mendapat persetujuan dari Dewan
Komisaris dan pemegang saham;
2. Membuat struktur organisasi Bank, lengkap dengan perincian tugas dan tanggung jawabnya,
serta menetapkan Surat Keputusan pengangkatannya;
3. Membentuk Komite dan Satuan Kerja yang membantu efektivitas pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Direksi;
4. Menyusun sistem akuntansi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku;
5. Menyusun kebijakan dan strategi manajemen risiko dan bertanggung jawab atas
pelaksanaannya;
Menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari SKAI
Nama / Name Jabatan / Position Dasar Pengangkatan / Appointment Basis
Presiden Direktur / President Akta Berita Acara Rapat Nomor 16 tanggal 12
Surjawaty Director Maret 2015 /
Deed of Minutes of Meeting Number 16 dated
Tatang March 12,
2015
Sugiarto Direktur Kepatuhan / Akta Berita Acara Rapat Nomor 14 tanggal 2
Surjadi Compliance September
2010 / Deed of Minutes of Meeting Number 14
Director dated
September 2, 2010
Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB Nomor 21
Dwi Sapto Direktur Kredit / Credit Director tanggal 26
November 2015 / Deed of Statement of EGMS
Febriantoko Resolution
Number 21 dated November 26, 2015
Direktur Consumer Banking / Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB Nomor 21
Setiawan Director tanggal 26
November 2015 / Deed of Statement of EGMS
Kumala of Consumer Banking Resolution
Number 21 dated November 26, 2015
Direktur Operasional / Director Akta Pernyataan Keputusan RUPSLB Nomor 21
Albert of tanggal 26
November 2015 / Deed of Statement of EGMS
Suhandinata* Operations Resolution
Number 21 dated November 26, 2015
Komite Audit
2. Mengkaji ulang:
a. Pelaksanaan tugas Satuan Kerja Audit Internal (SKAI);
b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan standar audit
yang berlaku;
c. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar akutansi yang berlaku; dan
d. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan SKAI, Akuntan Publik, dan
hasil pengawasan OJK.
Memberikan rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan KAP sesuai ketentuan yang
berlaku kepada RUPS melalui Dewan Komisaris
Sekretaris Perusahaan
Perseroan mengangkat Sekretaris Perusahaan sebagai salah satu pilar pelaksanaan
GCG, melalui terjaganya citra perusahaan yang baik secara konsisten dan berkesinambungan
kepada para pemangku kepentingan, terutama kepada Otoritas Jasa Keuangan, Bursa Efek
Indonesia, dan masyarakat.
Sekretaris perusahaan adalah George Surya. Warga Negara Indonesia, lahir di Jakarta
pada tahun 1987 saat ini berusia 30 tahun, tinggal di Jakarta. Beliau merupakan lulusan
Ekonomi – Akuntansi Universitas Tarumanagara pada 2009, memiliki kualifikasi dan
sertifikasi Risk Management Certification Program (RMCP) Level 1–3. Diangkat sebagai
Sekretaris Perusahaan sejak tanggal 1 November 2016, sebelumnya antara tahun 2009 – 2016
berkarir di PT Bank CIMB Niaga Tbk, Pricewaterhouse Coopers Indonesia dan Ernst & Young
Indonesia.
Uraian Singkat Pelaksanaan Tugas Sekretaris Perusahaan Pada Tahun Buku 2017
Pada tahun 2017 Sekretaris Perusahaan melaksanakan beberapa kegiatan terkait
dengan pemangku kepentingan, sebagai berikut:
Audit Internal
Bank meletakkan Audit Internal sebagai bagian dari Sistem Pengendalian Internal dan
Kepatuhan dengan posisi sebagai Third Line of Defense. Audit Internal memiliki ruang lingkup
pekerjaan terkait pemeriksaan dan penilaian atas kecukupan dan efektivitas SPI Bank, serta
penilaian kualitas kinerja yang bertujuan memberikan keyakinan bahwa pengendalian telah
berjalan seperti yang ditetapkan. Namun demikian Sistem Pengendalian Internal yang handal
dan efektif tidak hanya menjadi tanggung jawab Audit Internal, namun tanggung jawab semua
pihak yang terlibat dalam organisasi bank, yaitu Dewan Komisaris, Direksi, Satuan Kerja Audit
Internal, pejabat/pegawai Bank dan pihak ekstern (otoritas pengawasan Bank, auditor ekstern
dan nasabah Bank).
Kedudukan Divisi Audit Internal dalam Organisasi
Sebagai bagian dari organisasi perusahaan, Audit Internal merupakan sebuah divisi
yang dipimpin Kepala Divisi Audit Internal yang langsung bertanggung jawab kepada Presiden
Direktur. Dengan posisi tersebut, maka Kepala Divisi Audit Internal diangkat dan
diberhentikan oleh Presiden Direktur dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dilaporkan ke
OJK. Pemberhentian Kepala Divisi Audit Internal dapat dilakukan jika tidak memenuhi
persyaratan sebagai Auditor Intern sebagaimana diatur dalam peraturan Bank dan/atau gagal
atau tidak cakap menjalankan tugas.
Dewan Komisaris
Presiden Direktur
Direktur
Kepatuhan
Audit Intern
Eddy Warman
Warga Negara Indonesia, lahir di Riau pada tahun 1962 saat ini berusia 56 tahun. Beliau
merupakan lulusan Ekonomi – Manajemen Perusahaan dengan gelar Sarjana Ekonomi dari
Universitas Borobudur, Jakarta. Menjabat sebagai Kepala Satuan Kerja Audit Internal sejak
2011, berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan Nomor 022/SKDIR-HRD/XII/10
tanggal 10 Desember 2010. Karir beliau dimulai di Bank Swaguna sebagai Kepala Audit dan
Control antara tahun 1990-1993. Bergabung dengan Bank Ganesha sejak tahun 1994 sebagai
Control Department Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang Glodok dan Kantor Cabang Kelapa
Gading hingga tahun 1999. Setelah itu, beliau ditunjuk sebagai Assistant Manager Inspectorate
Department hingga menjadi Inspectorate Manager di tahun 2002.
Misi
Fungsi Audit Intern dalam organisasi Bank meliputi hal-hal sebagai berikut :
b. Diberikan kewenangan untuk mengakses setiap aktivitas yang ada dalam rangka
pemeriksaan yang relevan dengan kinerja serta kegiatan audit.
e. Turut serta dalam pelaksanaan investigasi terhadap kegiatan yang dicurigai, mengandung
risiko kecurangan dan melaporkan hasilnya kepada Presiden Direktur dan Dewan Komisaris
dengan tembusan Direktur Kepatuhan.
Pada tahun 2017 Divisi Audit Intern telah melaksanakan Audit Internal sebagai berikut:
1. Laporan Pokok-pokok Hasil Audit setiap semester.
2. Laporan Fraud terkait dengan Transfer Dana setiap bulan.
3. Laporan Penerapan Anti Fraud setiap semester.
4. Audit SKNBI ( Operasional Sistem SKNBI & Security TI ).
6. Audit BI - Electronic Trading Platform (ETP) ( Operasional Sistem BI ETP & Security
TI).
7. Audit BI - Scriptless Securities Settlement System (SSSS)
Bank juga telah melakukan kaji ulang secara berkala atas pelaksanaan kerja Audit
Intern dan kepatuhannya terhadap SPFAIB oleh pihak eksternal setiap tiga tahun. Kaji ulang
oleh pihak eksternal terakhir dilakukan untuk periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2016
yang hasilnya telah dituangkan dalam Laporan Nomor 1429/DKI-RC/08/2017/2017
Berdasarkan hasil kegiatan pada tahun 2017, Audit Internal juga melakukan kegiatan
pemantauan untuk mengetahui dan meyakini pelaksanaan tindak lanjut atas hasil audit. Tindak
lanjut hasil audit tersebut termasuk penyelesaian atas rekomendasi yang diberikan dan disposisi
Direksi. Status tindak lanjut hasil audit dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu temuan yang
belum ditindaklanjuti, temuan yang sedang ditindaklanjuti dan temuan yang telah
ditindaklanjuti.
Fungsi Audit Eksternal
Dalam penyusunan Laporan keuangan Bank yang diaudit untuk tahun 2017, Bank
Ganesha telah menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di
Bank Indonesia yaitu Satrio Bing Eny & Rekan berdasarkan surat Nomor
059/VIII/2017/GA/RW tanggal 14 Agustus 2017. Penunjukan Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan tersebut telah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham sesuai dengan
Berita Acara Nomor 1 tanggal 13 Juni 2017 dengan memberikan wewenang kepada Dewan
Komisaris.