Anda di halaman 1dari 20

1

LAPORAN TRIWULAN I
(BULAN JANUARI, FEBRUARI DAN MARET 2017)
KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RSKJ SOEPRAPTO PROVINSI BENGKULU

A. Gambaran Umum
Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu sebagai satu satunya
Rumah Sakit di Provinsi Bengkulu yang memberikan pelayanan rawat inap bagi
penderita gangguan jiwa kepada masyarakat memilki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan derajat kesehatan jiwa masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan, dimana salah satu tolak ukur mutu dan kualitas pelayanan rumah sakit
adalah angka infeksi nosokomial/HAIs.
Infeksi Nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated
Infections / HAIs adalah Infeksi yang terjadi setelah >48 jam paska masuk rumah sakit,
bisa setelah keluar rumah sakit. Infeksi yang terjadi pada pasien selama proses perawatan
di rumah sakit atau Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya yang bukan dalam masa
inkubasi saat masuk rumah sakit. Termasuk infeksi yang didapat di rumah sakit tetapi
muncul saat setelah keluar dari rumah sakit,juga termasuk infeksi pada petugas rumah
sakit/Fasilitas pelayanan kesehatanlainnya yang diperoleh karena pekerjaannya
(okupasi).
Healthcare Associated Infections/HAIs Jika tidak dikendalikan dan dicegah dengan
sungguh-sungguh, bisa mengakibatkan kesakitan dan kematian. Orang-orang yang
berada di lingkungan rumah sakit seperti pasien, petugas kesehatan,
penunggu/pengunjung juga sangat berisiko terinfeksi.Infeksi di rumah sakit/HAIs masih
merupakan penyebab utama tingginya angka kesakitan dan kematian di dunia. Infeksi ini
menyebabkan 1,4 juta kematian setiap hari di seluruh dunia.
Untuk itu Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Khusus Jiwa
Soeprapto Provinsi Bengkulu perlu menyusun program Pencegahan dan Pengendalian
Infeksi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit melalui
pencegahan dan pengendalian infeksi. Pelaksanaan program Pencegahan dan
Pengendalian Infeksi itu sendiri merupakan salah satu bentuk dari program patient safety
(Keselamatan Pasien).

1
2

Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto
Provinsi Bengkuluadalah satu organisasi yang yang anggotanya terdiri dari seluruh unit
dan profesi di Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu dengan tujuan
untuk melindungi pasien, petugas kesehatan dan pengunjung dari kejadian infeksi/HAIs
dengan memperhatikan cost effectiveness dimana seluruh kegiatannya terintegrasi dalam
suatu program kerja Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Khusus
Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu.
Pelaksanaan Program Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) di Rumah Sakit
Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulubelum mencapai hasil yang optimal, dan
masih memerlukan kajian yang lebih dalam, untuk perbaikan dimasa yang akan datang.
Hal ini disebabkan karena masih kurangnya fasilitas dan kesadaran bagi petugas
kesehatan untuk melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi khususnya kesadaran
untuk menerapkan kewaspadaan isolasi.

B. Tugas Pokok Dan Fungsi Komite Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Rumah
Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu
1. Merencanakan suatu sistem Pencegahan & Pengendalian Infeksi Nosokomial
2. Membuat dan mengevaluasi kebijakan Pencegahan Pengendalian Infeksi
Nosokomial
3. Melaksanakan sosialisasi kebijakan Pencegahan Pengendalian Infeksi Nosokomial,
agar kebijakan dapat dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah
sakit.
4. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI dan program pelatihan dan
pendidikan PPI
5. Memberikan konsultasi/penyuluhan masalah infeksi nosokomialkepada Tenaga
Medik, Non Medik dan Tenaga Lainnya serta pengguna jasa Rumah Sakit Khusus
Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu
6. Melaksakanan surveilans infeksi nosokomial dengan melakukan kunjungan rutin ke
bangsal perawatan, memeriksa catatan medik pasien, laporan laboratorium
mikrobiologi, data pasien masuk.
7. Meyakinkan kebenaran laporan dan meyakinkan penerapan kewaspadaan umum dan
perilaku yang mungkin berisiko.
8. Menelaah dan memberikan umpan baliknya kepada pihak yang terkait tentang data
surveilans pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial yang relevan.
3

9. Mengembangkan dan berpartisipasi dalam program pendidikan dan pelatihan


pencegahan dan penanggulangan infeksi nosokomial bagi staf yang membutuhkan.
10. Bertanggung jawab dan mengkoordinasikan pelatihan kewaspadaan universal
diseluruh lapisan karyawan rumah sakit.
11. Melakukan penyelidikan sewaktu ada indikasi kejadian luar biasa (KLB) di Rumah
Sakit dan mengevaluasi efektivitas dan dampak dari kebijakan pengendalian infeksi,
prosedur dan peralatan. Ikut serta dalam penelitian khusus yang dirancang untuk
meneliti wabah.
12. Menelaah dan memberikan umpan balik kepada pihak yang terkait tentang data
surveilans pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial yang relevan.
13. Membuat laporan berkala tentang kegiatan Infeksi Nosokomial.
14. Pemetaan pola kuman dan resistensi antibiotika.
15. Evaluasi penggunaan antibiotika secara rasional.

C. Kegiatan
Ruang lingkup dari program PPI Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi
Bengkulu meliputi :
1. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi.
2. Penerapan Kewaspadaan Isolasi.
3. Surveilans infeksi nosokomial/HAIs.
4. Pendidikan dan Pelatihan PPI pada seluruh karyawan, pasien dan pengunjung
Rumah Sakit Khusus Jiwa Soeprapto Provinsi Bengkulu.
5. Penggunaan Obat Antibiotik secara Rasional.
6. Audit Program PPI

Melakukan upaya Pencegahan Infeksi Nosokomial melalui :


1. Pengadaan sarana sosialisasi PPI (Poster, brosur, banner, spanduk, leaflet, walpaper
komputer) di seluruh lingkungan RS.
2. Pemasangan handrub berstandar WHO di semua titik area umum, pelayanan
perawatan dan penunjang.
3. Melakukan pengawasan terhadap penerapan kewaspadaan isolasi, meliputi audit dan
monitoring evaluasi pada :
a. Kebersihan tangan
b. Pengelolaan limbah rumah sakit
4

c. Penggunaan alat pelindung diri (APD)


d. Proses dekontaminasi dan sterilisasi peralatan/linen.
e. Peralatan yang di lakukan re-use
f. Perlakuan peralatan kadaluarsa.
g. Pemrosesan peralatan pasien.
h. Pengendalian kebersihan lingkungan di tempat-tempat berisiko tinggi, dan
sarana pendukung pelayanan, seperti air dan pendingin udara.
4. Mencegah dan mengendalikan infeksi nosokomial di RSKJ dengan target( Standar
Pelayanan Minimal ) sebagai berikut :
a. Angka Infeksi Malaria ≤ 5%
b. Angka Infeksi Saluran Kemih  ≤5%
c. Angka Infeksi Thypoid ≤ 5%
d. Angka Infeksi Diare ≤5%
e. Angka Infeksi Decubitus  ≤5%
f. Angka Plebitis  ≤10%
g. Angka Scabies ≤10%
5. Mencegah dan dapat menanggulangi kejadian luar biasa yang terjadi di RSKJ.
6. Meningkatkan penggunaan antibiotika sesuai dengan formularium.
7. Melakukan pendidikan dan pelatihan PPI pada pasien, pengunjung dan seluruh
karyawan RSKJ.
8. Melakukan pertemuan rutin Tim PPI sebulan sekali.
5

D. Susunan Organisasi dan Sumber Daya Manusia

DIREKTUR
Dr. Hj CHANDRAINY PURI, M.Si

Ketua Komite PPI


Dr. Wiratmo

Sekretaris
Ns. Jajang Suryana, S.Kep

ANGGOTA
1. Ketua Dokter SMF : dr. Andri Sudjatmoko, SpKJ
2. Ahli Epidemiologi : dr. Wiratmo
3. Dokter Patologi : dr.Daniel Satria Kosasih
4. Perawat IPCN : Ns. Elda Septiana, S.Kep
5. Komite K3 : Kuncistati, SKM, MSi
6. House Keeping : Hoven Riyanto, SKM
7. Sanitasi : Emsafendi, SKM
8. Petugas Laboratorium : Fauziana, SKM
9. Petugas Farmasi : Bertha Lova, S.Fam, Apt
10. IPSRS : Tinton Moriska, AMTE
11. Laundry : Sumarni
12. Gizi : Wahidin, SKM

Ketua TIM PPI


Dr. Lucy Marturia B, SpKJ

IPCN
1. Ns. Jajang Suryana, S.Kep
2. Ns. Elda Septiana, S.Kep

IPCLN IPCLN
1. Karu Murai A 8. Karu Rehab Jiwa
2. Karu Murai B 9. Karu Poli Psikiatrik
3. Karu Murai C 10. Karu IGD
4. Karu Anggrek 11. Karu Rajawali I
5. Karu VIP 12. Karu Rajawali II
6. Karu IPC 13. Karu Poli Narkoba
7. Karu Rehab Narkoba 14. Karu Autis
6

E. Analisa Angka Kejadian


Angka HAIs ( Healthcare Associated Infections ) Di RSKJ Bulan Januari, Februari
dan Maret 2017
1. Plebitis
Plebitis adalah tanda – tanda peradangan pada daerah lokal tusukan infuse. Tanda-
tanda peradangan tersebut adalah merah, bengkak, terasa seperti terbakar dan sakit
bila ditekan.

Cara perhitungan angka kejadian plebitis

Jumlah Plebitis
X 1000%
Jumlah Hari Pemakaian Jarum Infus

PLEBITIS
1

0.5

0
Januari Februari Maret

Analisa Grafik
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama bulan januari, Februari dan Maret 0%
target pencapaian angka plebitis (standar pelayanan minimal adalah ≤ 10).
Kesimpulan :
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian Plebitis selama bulan
januari,Februari dan Maret tahun 2017 di RSKJ 0 % disebabkan oleh tidak ada
pelaporan pasien mengalami phlebitis

2. INFEKSI SALURAN KEMIH( ISK )


Infeksi Saluran Kemih (ISK) adalah Infeksi yang disebabkan karena adanya
mikroorganisme di saluran kemih dengan atau tanpa disertai tanda dan gejala yang
7

terjadi di rumah sakit dalam kurun waktu lebih dari 2 x 24 jam setelah dipasang
Dower Cateter.
Cara penghitungan ISK :

Jumlah Infeksi Saluran Kemih


x 1000%
Jumlah Hari Pemakaian Cateter Urine

ISK
1

0.5

0
Januari Februari Maret

Analisa Grafik
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama bulan januari, Februari dan Maret 0%
target pencapaian angka ISK (standar pelayanan minimal adalah ≤ 5%).
Kesimpulan :
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian ISK selama bulan januari
,Februari dan Maret tahun 2017 di RSKJ 0 % disebabkan oleh tidak ada pelaporan
pasien mengalami ISK.

3. Dekubitus / Ulcus
Definisi operasional dekubitus adalah Luka pada kulit dan atau jaringan yang terjadi
di rumah sakit karena tekanan yang terus menerus akibat tirah baring dan tidak pernah
di mobilisasi dalam waktu lebih dari 2 x 24 jam. Biasanya terjadi pada daerah sekitar
bokong, punggung, siku atau kadang-kadang pada mata kaki/tumit.
Definisi tirah baring adalah penderita yang berbaring total (tidak dapat bergerak) dan
bukan karena instruksi pengobatan.
Cara Perhitungan Angka Pasien Dekubitus
Banyaknya Pasien Dengan Dekubitus
x 100%
Jumlah Hari Tirah Baring
8

DEKUBITUS
1

0.5

0
Januari Februari Maret

Analisa Grafik
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama bulan januari, Februari dan Maret 0%
target pencapaian angka Decubitus (standar pelayanan minimal adalah ≤ 5%).
Kesimpulan :
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian decubitus selama bulan januari
,Februari dan Maret tahun 2017 di RSKJ 0 % disebabkan oleh tidak ada pelaporan
pasien mengalami decubitus

4. Diare
Definisi operasional diare adalah perubahan pada pola buang air besar terjadi di
rumah sakit karena mikroba yang masuk kedalam saluran pencernaan.
Cara perhitungan Angka Pasien Diare
Banyaknya Pasien Dengan Diare
x 100%
Jumlah Pasien Yang Dirawat

DIARE
1

0.5

0
Januari Februari Maret

Analisa Grafik
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama bulan januari, Februari dan Maret 0%
target pencapaian angka diare (standar pelayanan minimal adalah ≤ 5%).
9

Kesimpulan :
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian Diare selama bulan januari,
Februari dan Maret tahun 2017 di RSKJ 0 % disebabkan oleh tidak ada pelaporan
pasien mengalami decubitus

5. Scabies
Scabies adalah gangguan pada kulit yang disebabkan oleh kurangnya kebersihan diri.
- Kriteria dan populasi scabies semua pasien yang dirawat yang mengalami gatal
pada kulit terutama di daerah selangkangan pasien, dimana terjadi riwayat
kebersihan diri yang kurang.
- Cara perhitungan angka kejadian scabies adalah :

Jumlah Pasien Infeksi Scabies


x 100%
Jumlah Pasien Yang Dirawat
1.2
SCABIES
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
JANUARI FEBRUARI MARET

Analisa Grafik :
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa selama bulan januari 1,1% (2 orang), Februari
0% dan Maret 1,1% (2 orang) pasien mengidap scabies (target pencapaian angka
scabies/standar pelayanan minimal adalah ≤ 10 %).
Kesimpulan :
Kejadian scabies selama bulan januari 1,1% (2 orang), Februari 0% dan Maret 1,1%
(2 orang) disebabkan oleh :
1. Jarak tempat tidur yang berdekatan
2. Pasien sering berpindah tempat tidur
3. Penggunaan handuk sering bergantian
Berdasarkan temuan diatas kami merekomendasikan agar :
1. Selalu Meningkatkan Kebersihan diri pasien
10

2. Mengatur tempat tidur yang sesuai dengan standar


3. Melakukan Penkes kepada pasien

6. Malaria
Merupakan infeksi yang terjadi karena gigitan nyamuk, ditandai dengan panas yg
tinggi, kurangnya nafsu makan, mual muntah dll
Cara perhitungan angka kejadian Malaria adalah :
Jumlah Infeksi Malaria
x 100%
Jumlah Pasien yang dirawat

0.6
MALARIA
0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
JANUARI FEBRUARI MARET

Analisa Grafik :
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa angka malaria bulan januari 0,5% (1 orang),
Februari 0% dan Maret 0,5 % (1 orang) dibawah target / standar pelayanan minimal
≤5‰ standar tercapai.
Kesimpulan :
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian malaria selama bulan januari
0,5% (1 orang),Februari 0% dan Maret 0,5 % (1 orang) disebabkan oleh:
1. Pelaporan adanya infeksi malaria oleh petugas
2. Pemeriksaan dokter menyatakan positif malaria
Berdasarkan temuan diatas kami merekomendasikan agar :
1. Selalu Meningkatkan Kebersihan Lingkungan
2. Memantau tempat berkembang biaknya jentik nyamuk seperti menguras bak mandi
secara rutin
11

7. Demam Typoid
Merupakan infeksi yang terjadi karena salmonella typosa, ditandai dengan panas
yg tinggi, kurangnya nafsu makan, mual muntah dll. Penularan bisa melalui kontak
langsung melalui makanan ataupun lingkungan sekitar yang kurang bersih.
Cara perhitungan angka kejadian typoid adalah :

Jumlah infeksi Typoid


x 100%
Jumlah Pasien Yang Dirawat

0.6
THYPOID
0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0
JANUARI FEBRUARI MARET

Analisa Grafik :
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa angka Demam Typoid bulan januari 0%
Februari 0% dan Maret 0,5 % (1 orang) dibawah target / standar pelayanan minimal
≤5‰. Standar tercapai.
Kesimpulan :
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kejadian Demam Typoid selama bulan
januari 0% , Februari 0% dan Maret 0,5 % (1 orang)disebabkan oleh:
1. Pelaporan adanya infeksi Demam Typoid Oleh petugas
2. Pemeriksaan Dokter menyatakan Positif demam typoid
Berdasarkan temuan diatas kami merekomendasikan agar :
1. Selalu meningkatkan kebersihan lingkungan
2. Meningkatkan kebersihan makanan
3. Melakukan pengendalian hewan ( kucing, kecoa, lalat dll)
12

F. Hasil Audit PPI


1. Hasil Pemantauan Fasilitas PPI yang dilakukan pada bulan Februari 2017 di Ruangan

RUANGAN
N HAL YANG MURAI A MURAI B MURAI C ANGGREK VIP IPC
O DIMONITOR Y T N Y T N Y T N Y T N Y T N Y T N
A. ALAT
PELINDUNG DIRI
1 Sarung tangan bedah
Sarung tangan Rumah
2
tangga
3 Sarung tangan bersih
4 Masker bedah
20 30 30 0 30 30
5 Topi/tutup kepala
% % % % % %
6 Kacamata/google
7 Masker N 95
8 Apron
9 Gaun
10 Sepatu boot
B. FASILITAS CUCI
TANGAN
1 Tersedia Wastafel
2 Tersedia Handrup
Wastafel bebas dari
3 peralatan yang tidak
tepat
Tersedia tissue kertas
4
di setiap wastafel
Fasilitas cuci tangan
5 bersih ( Wastafel,
Botol)
Ada Tempat sampah 40 50 10 30 40 40
6 pijakan di bawah % % % % % %
wastafel
Tersedia poster 6
7
langkah cuci tangan
Tersedia poster 5
8
momen cuci tangan
Label tanggal
9 pengisian pada botol
hanrub
Tersedia poster
10
anjuran cuci tangan
C. FASILITAS
RUANGAN
1 Meja lapis kaca
33 66 33 66 66
2 Kursi lapis karet
% 66 % % % %
3 hordeng
%
D. FASILITAS
KESLING
1 spil kit
2 Tempat sampah Medis
25 50 50 25 50 50
Tempat sampah
% % % % % %
3 Nonmedis
4 Safety Box
1

RUANGAN
N HAL YANG RAJAWALI RAJAWALI IGD BUTERFLY AUTIS POLI JIWA
O DIMONITOR I II
Y T N Y T N Y T N Y T N Y T N Y T N
A. ALAT
PELINDUNG DIRI
1 Sarung tangan bedah
Sarung tangan Rumah
2
tangga
3 Sarung tangan bersih
4 Masker bedah
20 30 20 20 20 10
5 Topi/tutup kepala
% % % % % %
6 Kacamata/google
7 Masker N 95
8 Apron
9 Gaun
10 Sepatu boot
B. FASILITAS CUCI
TANGAN
1 Tersedia Wastafel
2 Tersedia Handrup
Wastafel bebas dari
3 peralatan yang tidak
tepat
Tersedia tissue kertas
4
di setiap wastafel
Fasilitas cuci tangan
5 bersih ( Wastafel,
Botol)
Ada Tempat sampah 40 40 50 40 40 40
6 pijakan di bawah % % % % % %
wastafel
Tersedia poster 6
7
langkah cuci tangan
Tersedia poster 5
8
momen cuci tangan
Label tanggal
9 pengisian pada botol
hanrub
Tersedia poster
10
anjuran cuci tangan
C. FASILITAS
RUANGAN
1 Meja lapis kaca 10
66 33 66 66
2 Kursi lapis karet 0
% 66 % % %
3 hordeng %
%
D. FASILITAS
KESLING
1 spil kit
2 Tempat sampah Medis
50 50 50 25 50 50
Tempat sampah
% % % % % %
3 Nonmedis
4 Safety Box
2

RUANGAN
N HAL YANG REHAB POLI MEDIKAL FARMASI LABOR POLI GIGI
O DIMONITOR JIWA NARKOBA REKORD
Y T N Y T N Y T N Y T N Y T N Y T N
A. ALAT
PELINDUNG DIRI
1 Sarung tangan bedah
Sarung tangan Rumah
2
tangga
3 Sarung tangan bersih
4 Masker bedah
40 0 0 20 30 20
5 Topi/tutup kepala
% % % % % %
6 Kacamata/google
7 Masker N 95
8 Apron
9 Gaun
10 Sepatu boot
B. FASILITAS CUCI
TANGAN
1 Tersedia Wastafel
2 Tersedia Handrup
Wastafel bebas dari
3 peralatan yang tidak
tepat
Tersedia tissue kertas
4
di setiap wastafel
Fasilitas cuci tangan
5 bersih ( Wastafel,
Botol)
Ada Tempat sampah 40 10 10 40 40 40
6 pijakan di bawah % % % % % %
wastafel
Tersedia poster 6
7
langkah cuci tangan
Tersedia poster 5
8
momen cuci tangan
Label tanggal
9 pengisian pada botol
hanrub
Tersedia poster
10
anjuran cuci tangan
C. FASILITAS
RUANGAN
1 Meja lapis kaca
66 33 66 66 66
2 Kursi lapis karet
% 33 % % % %
3 hordeng
%
D. FASILITAS
KESLING
1 spil kit
2 Tempat sampah Medis
25 25 0 25 50 50
Tempat sampah
% % % % % %
3 Nonmedis
4 Safety Box
3

RUANGAN
N HAL YANG RONTGEN BPJS PEMBAYAR EEG LAUNDRY GIZI
O DIMONITOR AN
Y T N Y T N Y T N Y T N Y T N Y T N
A. ALAT
PELINDUNG DIRI
1 Sarung tangan bedah
Sarung tangan Rumah
2
tangga
3 Sarung tangan bersih
4 Masker bedah
0 0 0 20 30 30
5 Topi/tutup kepala
% % % % % %
6 Kacamata/google
7 Masker N 95
8 Apron
9 Gaun
10 Sepatu boot
B. FASILITAS CUCI
TANGAN
1 Tersedia Wastafel
2 Tersedia Handrup
Wastafel bebas dari
3 peralatan yang tidak
tepat
Tersedia tissue kertas
4
di setiap wastafel
Fasilitas cuci tangan
5 bersih ( Wastafel,
Botol)
Ada Tempat sampah 40 40 0 40 40 40
6 pijakan di bawah % % % % % %
wastafel
Tersedia poster 6
7
langkah cuci tangan
Tersedia poster 5
8
momen cuci tangan
Label tanggal
9 pengisian pada botol
hanrub
Tersedia poster
10
anjuran cuci tangan
C. FASILITAS
RUANGAN
1 Meja lapis kaca 10
33 66 33 66
2 Kursi lapis karet 0
66 % % % %
3 hordeng %
%
D. FASILITAS
KESLING
1 spil kit
2 Tempat sampah Medis
0 25 0 50 25 25
Tempat sampah
% % % % % %
3 Nonmedis
4 Safety Box
4

2. Analisa Hasil Pemantauan Fasilitas PPI di Ruangan


Pemantauan Fasilitas PPI dilakukan di 24 ruangan pelayanan yang terdiri dari
pemantauan :
a. Alat Pelindung Diri
b. Fasilitas Cuci Tangan
c. Fasilitas Ruangan yang sesuaiu dengan standar PPI
d. Fasilitas Kesling yang sesuai dengan standar PPI

70
GAMBARAN FASILITAS PPI
60 BULAN FEBRUARI 2017

50

40

30

20

10

0
ALAT PELINDUNG FASILITAS CUCI FASILITAS RUANGAN FASILITAS KESLING
DIRI TANGAN

Analisa Grafik:
Dari Grafik diatas dapat dilihat bahwa angka ketersediaan APD di RSKJ Soeprapto
Provinsi Bengkulu pada bulan Februari 2017 yaitu 18,75 %, ketersediaan Fasilitas Cuci
Tangan 35%, Ketersediaan Fasilitas ruangan yang sesuai standar PPI 59,20% dan
ketersediaan Fasilitas Kesling 34,37%.

G. Kesimpulan
1. Angka kejadian infeksi bulan januari Scabies 1,1% (2 orang),Malaria dan Thypoid
masing-masing 1 orang( 0,5%)
2. Angka kejadian infeksi bulan Februari 0%
3. Angka kejadian infeksi bulan Maret Scabies 1,1% (2 orang),Malaria 1 orang( 0,5%)
4. Angka ketersediaan fasilitas yang sesuai dengan kaidah PPI yaitu, Alat Pelindung Diri
18,75%, Fasilitas cucu tangan 35%, fasilitas ruangan yang sesuai dengan PPI 59,20
%, dan fasilitas Kesling 34,37%
5. Audit kebersihan tangan belum bisa dilakukan, tindakan yang sudah dilakukan :
a) Sosialisasi Kebersihan Tangan
5

b) Sosialisasi 6 Langkah Cuci Tangan


c) Sosialisasi 5 Momen Cuci Tangan
d) Sosialisasi Etika Batuk
e) Sosialisasi APD
f) Melakukan pemantauan kebutuhan ruangan yang terkait dengan PPI.
6. Upaya Tindak lanjut dari komite PPI untuk meningkatkan ketersediaan fasilitas yang
sesuai dengan PPI antara lain:
a. Melakukan sosialisasi/laporan pentingnya ketersediaan fasilitas di ruangan
b. Mengajukan usulan perlengkapan fasilitas kepada direktur RSKJ.
c. Melakukan pendekatan kepada petrugas diruangan agar menggunakan fasilitas
yang ada sambil menunggu proses pengadaan fasilitas.

H. Saran
1. Laporan surveilan diharapkan rutin dilakukan.
2. Diharapkan perlengkapan fasilitas ruangan dapat segera dilengkapi guna
melindungi pasien, petugas dan pengunjung dari HAIs.

Bengkulu, April 2017


Ketua Komite PPI Sekretaris/ IPCN

Dr. Wiratmo Ns. Jajang Suryana, S.Kep


19720717 200212 1 006 Nip. 19781126 200604 1 003

Mengetahui
Direktur RSKJ
Soeprapto Provinsi Bengkulu

Dr. Hj. Chandrainy Puri, M.si


NIP : 19680402 200604 2 004
6

LAPORAN TRIWULAN I
(BULAN JANUARI, FEBRUARI DAN MARET 2017)

KOMITE PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


RUMAH SAKIT KHUSUS JIWA SOEPRAPTO PROVINSI BENGKULU
7

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas petunjuk dan Rahmat-Nya
sehingga Laporan Triwulan I (bulan Januari, Februari dan Maret 2017) Komite PPI RSKJ
Soeprapto Provinsi Bengkulu telah selesai diususun.
Laporan ini dibuat sebagai upaya untuk mendapatkan data hasil kerja Komiter PPI di
RSKJ Bengkulu pada bulan Januari, Februari dan Maret 2017, tentang angka kejadian
infeksi, identifikasi dini KLB infeksi Rumah Sakit, memenuhi standar mutu dalam rangka
Akreditasi Rumah Sakit.
Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu mengumpulkan data
serta pengolahan data sehingga dapat kami laporkan dalam bentuk laporan ini.
Sangat disadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga laporan ini bermanfaat bagi semua
pihak.

Bengkulu, April 2017


Ketua Komite PPI
RSKJ Soeprapto Provinsi Bengkulu

Dr. Wiratmo
19720717 200212 1 006
8

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Kata Pengantar
Daftar Isi
B. Gambaran Umum………………………………………………………………… 1
C. Tugas Pokok Komite PPI………………………………………………………… 2
D. Kegiatan………………………………………………………………………….. 3
E. Struktur Organisasi Komite PPI…………………………………………………. 5
F. Analisa Angka Kejadian Infeksi…………………………………………………. 6
1. Plebitis……………………………………………............................................ 6
2. ISK……………………………………………………………………………. 6
3. Decubitus/Ulkus………………………………………………………………. 7
4. Diare…………………………………………………………………………… 8
5. Scabies………………………………………………………………………… 9
6. Malaria………………………………………………………………………… 10
7. Thypoid……………………………………………………………………….. 11
G. Hasil Audit…………………………………………………………………….... 12

Anda mungkin juga menyukai