Anda di halaman 1dari 13

2.

1 DEFINISI

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes
melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar
glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin,
2009).

Diabetes mellitus adalalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinis
termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi karbohidrat, jika telah
berkembang penuh secara klinis maka diabetes mellitus ditandai dengan hiperglikemia puasa dan
postprandial, aterosklerosis dan penyakit vaskular mikroangiopati (Sylvia & Lorrain, 2006).

Diabetes mellitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat kadar glukosa darah
yang tinggi yang disebabkan jumlah hormone insulin kurang atau jumlah insulin cukup bahkan
kadang-kadang lebih, tetapi kurang efektif (Sarwono, 2006).

Diabetes Melitus (DM) adalah keadaan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik
akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal,
saraf, dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan
mikroskop elektron (Mansjoer dkk, 2007)

Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2005, diabetus merupakan suatu kelompok
panyakit metabolik dengan karakterristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.

Diabetes Mellitus (DM) adalah kelainan defisiensi dari insulin dan kehilangan toleransi terhadap
glukosa ( Rab, 2008)
DM merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kelainan kadar glukosa dalam
darah atau hiperglikemia yang disebabkan defisiensi insulin atau akibat kerja insulin yang tidak
adekuat (Brunner & Suddart, 2002).

2.2 ETIOLOGI

Faktor-faktor penyebab diabetes melitus antara lain genetika, faktor keturunan


memegang peranan penting pada kejadian penyakit ini. Apabila orang tua menderita penyakit
diabetes mellitus maka kemungkinan anak-anaknya menderita diabetes mellitus lebih besar.

Virus hepatitis B yang menyerang hati dan merusak pankreas sehingga sel beta yang
memproduksi insulin menjadi rusak. Selain itu peradangan pada sel beta dapat menyebabkan sel
tidak dapat memproduksi insulin.

Faktor lain yang menjadi penyebab diabetes melitus yaitu gaya hidup, orang yang kurang
gerak badan, diet tinggi lemak dan rendah karbohidrat, kegememukan dan kesalahan pola
makan. Kelainan hormonal, hormon insulin yang kurang jumlahnya atau tidak diproduksi.

2.3 FAKTOR RESIKO

 Riwayat Keluarga

 Obesitas

 Usia

 Kurangnya Aktivitas Fisik

 Suka Merokok

 Suka Mengkonsumsi Makanan Berkolesterol Tinggi

 Penderita Hipertensi Atau Tekenan Darah Tinggi

 Masa Kehamilan
 Ras Tertentu

 Tekanan Stres Dalam Jangka Waktu Yang Lama

 Sering Mengkonsumsi Obat-Obatan Kimia

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penyaring perlu dilakukan pada kelompok dengan resiko tinggi DM. Yaitu
kelompok usia dewasa tua (>40 tahun), obesitas, tekanan darah tinggi, riwayat keluarga DM,
riwayat kehamilan dengan berat badan lahir bayi >4.000 g, riwaya DM pada kehamilan, dan
dislipidemia. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah
sewaktu, kadar gula darah puasa (Tabel 53.1), kemudian dapat diikuti dengan Tes Toleransi
Glukosa Oral (TTGO) standar. Untuk kelompok resiko tinggi yang hasil penyaringannya negatif,
perlu pemeriksaan penyaring ulang tiap tahun. Bagi pasien berusia 45 tahun tanpa faktor resiko,
pemeriksaan penyaring dapat dilakukan setiap 3 tahun.

Tabel 53.1 kadar glukosa darah sewaktu dan puasa dengan metode enzimatik sebagai patokan
penyaring dan diagnosis DM (mg/dl)

Bukan DM Belum pasti DM DM

Kadar glukosa darah sewaktu

Plasma vena <110 110-199 >200

Darah kapiler <90 90-199 >200

Kadar glukosa darah puasa

Plasma vena <110 110-125 >126

Darah kapiler <90 90-109 >110


Cara pemeriksaan TTGO, adalah :

1. Tiga hari sebelum pemeriksaan pasien makan seperti biasa.

2. Kegiatan jasmani sementara cukup, tidak terlalu banyak.

3. Pasien puasa semalam selama 10-12 jam.

4. Periksa glukosa darah puasa.

5. Berikan glukosa 75 g yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam waktu 5 menit.

6. Periksa glukosa darah 1 jam sesudah beban glukosa.

7. Selama pemeriksaan, pasien diperiksa tetap istirahat dan tidak merokok.7

PENATALAKSANAAN

1. Edukasi

Edukasi pada penyandang diabetes meliputi pemahaman tentang perjalanan penyakit


DM, perlunya pengendalian dan pemantauan DM secara berkelanjutan, penyulit/komplikasi DM
dan risikonya, dan cara penggunaan obat diabetes/insulin. Selain itu, untuk mencapai
pengelolaan diabetes yang optimal pada penyandang DM dibutuhkan perubahan perilaku agar
dapat menjalani pola hidup sehat meliputi:

a. Mengikuti pola makan sehat

b. Merningkatkan kegiatan jasmani

c. Menggunakan obat diabetes dan obat–obatan pada keadaan khusus secara aman dan teratur

d. Melakukan pemantauan gula darah mandiri

e. Melakukan perawatan kaki secara berkala

f. Memiliki kemampuan untuk mengenal dan menghadapi keadaan sakit akut seperti
hipoglikemia
2. Diet atau perencanaan makan

Perencanaan makan menggambarkan apa yang dimakan, berapa banyak, dan kapan
makan. Dietisien atau ahli diet dapat membantu membuat perencanaan makan yang cocok.
Makanan sehari- hari hendaknya cukup karbohidrat, serat, protein rendah, lemak jenuh,
kolesterol, sedangkan natrium dan gula secukupnya. Karbohidrat adalah sumber zat tenaga dan
zat gizi utama yang menyebabkan kadar gula darah naik. Namun penyandang diabetes tidak usah
takut mengkonsumsi karbohidrat. Kebutuhan karbohidrat pada penyandang diabetes antara 45-
65% kebutuhan kalori dengan asupan karbohidrat tersebar dalam sehari, hindari makan
karbohidrat dalam jumlah besar dalam satu kali makan. Sumber karbohidrat yang dianjurkan
adalah karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, dan kentang. Batasi karbohidrat sederhana
seperti gula, kue, tarcis, dodol, sirup, dan madu. Serat merupakan bagian dari karbohidrat yang
tidak dapat diserap tubuh, rendah lemak serta berpengaruh baik untuk kadar gula darah. Pada
umumnya gula darah setelah makan akan naik lebih lambat bila makan makanan yang
mengandung banyak serat. Makanan berikut yang mengandung banyak serat makanan adalah
havermout, kacang kacangan, sayur-sayuran, dan buah-buahan seperti apel, jeruk, pir, sirsak,
jambu biji dan lain-lain. Protein digunakan untuk pertumbuhan & mengganti jaringan tubuh yang
rusak. Sumber protein terdiri dari protein hewani & protein nabati. Sumber protein hewani
utama adalah ikan atau ayam tanpa kulit oleh karena rendah kandungan lemaknya. Sumber
protein lemak sedang seperti daging atau telur sebagai pengganti protein rendah lemak dapat
dikonsumsi kira-kira 3x seminggu. Sedangkan sumber protein tinggi lemak seperti otak, merah
telur, dan jerohan perlu dibatasi. Sumber protein nabati adalah kacang-kacangan seperti
kacanghijau, kacang merah, kacang tanah, kacang kedele, tahu, & tempe. Kebanyakan makanan
nabati rendah kandungan lemaknya dan mengandung lemak tidak jenuh tinggi sehingga dapat
membantu menurunkan kolesterol darah. Sayuran merupakan bahan makanan yang sehat, tinggi
kandungan vitamin, mineral, dan serat. Sayuran boleh dimakan bebas tanpa dibatasi dan
dianjurkan mengkonsumsi aneka ragam sayuran. Buah-buahan juga merupakan makanan yang
sehat, selain berkalori juga merupakan sumber vitamin, mineral, dan serat. Dianjurkan makan
buah 2 sampai 3 buah sehari. Susu merupakan sumber protein, dan mengandung lemak,
karbohidrat, dan vitamin serta kalsium Penyandang diabetes dianjurkan minum susu yang tanpa
atau rendah lemak. Bagi yang menyukai susu dapat menggantikan 1 lauk hewani dengan 1 penuh
takar susu.

3. Latihan jasmani

Kegiatan jasmani sehari–hari dan latihan secara teratur 3-4 kali seminggu selama kurang
lebih 30 menit. Tujuan latihan jasmani untuk menjaga kebugaran,menurunkan berat badan, dan
memperbaiki sensitivitas insulin sehingga akan memperbaiki kendali gula darah. Latihan jasmani
yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai,
jogging, dan berenang. Hindarkan kebiasaan hidup yang kurang gerak.

4. Intervensi obat oral farmakologis

Terapi farmakologis diberikan bersama dengan pengaturan makan dan latihan jasmani.
Terapi farmakologis terdiri dari obat oral & bentuk suntikan insulin. Saat ini terdapat 5 macam
obat tablet yang beredar di pasaran untuk menurunkan kadar gula darah. Beberapa obat yg
sering digunakan adalah:

a. Golongan insulin sekretagok

Obat ini bekerja dengan cara merangsang pankreas untuk menghasilkan insulin. Obat ini
merupakan pilihan utama pada penyandang diabetes dengan berat badan kurang atau normal.
Obat golongan ini terdapat 2 jenis yaitu: golongan sulfonilurea dan glinid.

b. Golongan Biguanid

Obat yang termasuk golongan biguanid hanyalah metformin. Obat ini terutama dipakai
pada penyandang diabetes gemuk. Penggunaan obat ini dikontraindikasikan pada gangguan
fungsi ginjal & hati. Metformin sebaiknya diberikan pada saat atau sesudah makan karena dapat
menyebabkan mual & iritasi pada lambung.
c. Golongan Glitazone

Cara kerja obat ini adalah dengan membantu tubuh menggunakan insulin yang tersedia
sehingga lebih efektif. Penggunaan obat ini dikontraindikasikan pada mereka dengan gagal
jantung, penyakit hati akut, diabetes tipe 1, dan kehamilan.

d. Golongan Penghambat Alpha Glukosidase (Acarbose)

Obat ini bekerja dengan cara menghambat penyerapan glukosa di usus sehingga
mempunyai efek menurunkan gula darah sesudah makan. Obat ini hanya mempengaruhi
konsentrasi gula

darah setelah makan. Efek samping yang sering terjadi pada penggunaan obat ini adalah perut

kembung, sering buang angin, dan mencret.

e. Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) inhibitor

Pengobatan dengan golongan ini merupakan pendekatan baru pengelolaan DM. Obat ini
menghambat pelepasan glukagon, yang pada gilirannya meningkatkan sekresi insulin,
menurunkan pengosongan lambung, dan menurunkan kadar glukosa darah. Beberapa obat
golongan ini sudah masuk di Indonesia sejak tahun 2007 antara lain vildagliptin dan sitagliptin.

5. Insulin

Insulin diperlukan pada keadaan seperti penurunan berat badan yang cepat, komplikasi
akut DM (hiperglikemia berat yang disertai ketosis, ketoasidosis diabetik, hiperglikemia
hiperosmolar nonketotik, hiperglikemia dengan asidosis laktat), gagal dengan pengobatan obat
diabetes oral dosis optimal, kehamilan dengan DM, stress berat (infeksi sistemik, operasi besar,
stroke, dll), gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat, dan adanya kontra indikasi/alergi
terhadap obat diabetes oral.

2.9 DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Nyeri akut b.d agen injuri biologis (penurunan perfusi jaringan perifer)

2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. ketidakmampuan


menggunakan glukose (tipe 1)

3. Ketidakseimbangan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d. kelebihan intake nutrisi (tipe2)

4. Resiko syok

5. Resiko infeksi

6. Kerusakan intergritas kulit

7. Retensi urine b.d inkomplit pengosongan kandung kemih, sefingter kuat dan poliuri

8. Ketidakefektifan jaringan perifer b.d penurunan sirkulasi darah keperifer,proses penyakit


(DM)

9. Resiko ketidakseimbangan elektrolit b.d gejala poliuri dan dehedrasi

2.9 KOMPLIKASI

1). Kerusakan saraf (Neuropathy)

Sistem saraf tubuh kita terdiri dari susunan saraf pusat, yaitu otak dan sum-sum tulang
belakang, susunan saraf perifer di otot, kulit, dan organ lain, serta susunan saraf otonom yang
mengatur otot polos di jantung dan saluran cerna. Hal ini biasanya terjadi setelah glukosa darah
terus tinggi, tidak terkontrol dengan baik, dan berlangsung sampai 10 tahun atau lebih. Apabila
glukosa darah berhasil diturunkan menjadi normal, terkadang perbaikan saraf bisa terjadi.
Namun bila dalam jangka yang lama glukosa darah tidak berhasil diturunkan menjadi normal
maka akan melemahkan dan merusak dinding pembuluh darah kapiler yang memberi makan ke
saraf sehingga terjadi kerusakan saraf yang disebut neuropati diabetik (diabetic neuropathy).
Neuropati diabetik dapat mengakibatkan saraf tidak bisa mengirim atau menghantar pesan-
pesan rangsangan impuls saraf, salah kirim atau terlambat kirim. Tergantung dari berat ringannya
kerusakan saraf dan saraf mana yang terkena.
2). Kerusakan ginjal (Nephropathy)

Ginjal manusia terdiri dari dua juta nefron dan berjuta-juta pembuluh darah kecil yang
disebut kapiler. Kapiler ini berfungsi sebagai saringan darah. Bahan yang tidak berguna bagi
tubuh akan dibuang ke urin atau kencing. Ginjal bekerja 24 jam sehari untuk membersihkan darah
dari racun yang masuk ke dan yang dibentuk oleh tubuh. Bila ada nefropati atau kerusakan ginjal,
racun tidak dapat dikeluarkan, sedangkan protein yang seharusnya dipertahankan ginjal bocor
ke luar. Semakin lamaseseorang terkena diabetes dan makin lama terkena tekanan darah tinggi,
maka penderita makin mudah mengalami kerusakan ginjal. Gangguan ginjal pada penderita
diabetes juga terkait dengan neuropathy atau kerusakan saraf.

3). Kerusakan mata (Retinopathy)

Penyakit diabetes bisa merusak mata penderitanya dan menjadi penyebab utama
kebutaan. Ada tiga penyakit utama pada mata yang disebabkan oleh diabetes, yaitu:

a. retinopati, retina mendapatkn makanan dari banyak pembuluh darah kapiler yang sangat kecil.
Glukosa darah yang tinggi bisa merusak pembuluh darah retina.

b. katarak, lensa yang biasanya jernih bening dan transparan menjadi keruh sehingga
menghambat masuknya sinar dan makin diperparah dengan adanya glukosa darah yang tinggi.

c. glaukoma, terjadi peningkatan tekanan dalam bola matasehingg merusak saraf mata.

4). Penyakit jantung

Diabetes merusak dinding pembuluh darah yang menyebabkan penumpukan lemak di


dinding yang rusak dan menyempitkan pembuluh darah. Akibatnya suplai darah ke otot jantung
berkurang dan tekanan darah meningkat, sehingga kematian mendadak bisa terjadi.

5). Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi jarang menimbulkan keluhan yang dramatis seperti
kerusakan mata atau kerusakan ginjal. Namun, harus diingat hipertensi dapat memicu terjadinya
serangan jantung, retinopati, kerusakan ginjal, atau stroke. Risiko serangan jantung dan stroke
menjadi dua kali lipat apabila penderita diabetes juga terkena hipertensi.

6). Penyakit pembuluh darah perifer

Kerusakan pembuluh darah di perifer atau di tangan dan kaki, yang dinamakan Peripheral
Vascular Disease (PVD), dapat terjadi lebih dini dan prosesnya lebih cepat pada penderita
diabetes daripada orang yang tidak mendertita diabetes. Denyut pembuluh darah di kaki terasa
lemah atau tidak terasa sama sekali. Bila diabetes berlangsung selama 10 tahun lebih, sepertiga
pria dan wanita dapat mengalami kelainan ini. Dan apabila ditemukan PVD disamping diikuti
gangguan saraf atau neuropati dan infeksi atau luka yang sukar sembuh, pasien biasanya sudah
mengalami penyempitan pada pembuluh darah jantung.

7). Gangguan pada hati

Banyak orang beranggapan bahwa bila penderita diabetes tidak makan gula bisa bisa
mengalami kerusakan hati. Anggapan ini keliru, hati bisa terganggu akibat penyakit diabetes itu
sendiri. Dibandingkan orang yang tidak menderita diabetes, penderita diabetes lebih mudah
terserang infeksi virus hepatitis B atau hepatitis C. Oleh karena itu, penderita diabetes harus
menjauhi orang yang sakit hepatitis karenamudah tertular dan memerlukan vaksinasi untuk
pencegahan hepatitis. Hepatitis kronis dan sirosis hati (liver cirrhosis) juga mudah terjadi karena
infeksi tau radang hati yang lama atau berulang. Gangguan hati yang sering ditemukan pada
penderita diabetes adalah perlemakan hati atau fatty liver, biasanya (hampir 50%) pada
penderita diabetes tipe 2 dan gemuk. Kelainan ini jangan dibiarkan karena bisa merupakan
pertanda adanya penimbunan lemak di jaringan tubuh lainnya.

8). Penyakit paru-paru

Pasien diabetes lebih mudah terserang infeksi tuberkulosis paru-paru dibandingkan orang
biasa, sekalipun penderita bergizi baik dan secara sosio-ekonomi cukup. Diabetes memperberat
infeksi paru-paru, demikian pula sakit paru-paru akan menaikkan glukosa darah.
9). Gangguan saluran makan

Gangguan saluran makan pada penderita diabetes disebabkan karena kontrol glukosa
darah yang tidak baik, serta gngguan saraf otonom yang mengenai saluran pencernaan.
Gangguan ini dimulai dari rongga mulut yang mudah terkena infeksi, gangguan rasa pengecapan
sehingga mengurangi nafsu makan, sampai pada akar gigi yang mudah terserang infeksi, dan gigi
menjadi mudah tanggal serta pertumbuhan menjadi tidak rata. Rasa sebah, mual, bahkan
muntah dan diare juga bisa terjadi. Ini adalah akibat dari gangguan saraf otonom pada lambung
dan usus. Keluhan gangguan saluran makan bisa juga timbul akibat pemakaian obat-obatan yang
diminum.

10). Infeksi

Glukosa darah yang tinggi mengganggu fungsi kekebalan tubuh dalam menghadapi
masuknya virus atau kuman sehingga penderita diabetes mudah terkena infeksi. Tempat yang
mudah mengalami infeksi adalah mulut, gusi, paru-paru, kulit, kaki, kandung kemih dan alat
kelamin. Kadar glukosa darah yang tinggi juga merusak sistem saraf sehingga mengurangi
kepekaan penderita terhadap adanya infeksi.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Diabetes berasal dari bahasa Yunani yang berarti “mengalirkan atau mengalihkan”
(siphon). Mellitus berasal dari bahasa latin yang bermakna manis atau madu. Penyakit diabetes
melitus dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urine yang banyak dengan kadar
glukosa tinggi. Diabetes melitus adalah penyakit hiperglikemia yang ditandai dengan
ketidakadaan absolute insulin atau penurunan relative insensitivitas sel terhadap insulin (Corwin,
2009).

Klasifikasi Diabetes Miletus:

1. Diabetes mellitus tipe 1

2. Diabetes mellitus tipe 2

3. Diabetes mellitus Gestasional


4. Diabetes mellitus tipe lain

Penatalaksanaan:

1. Edukasi

2. Diet atau perencanaan makan

3. Latihan jasmani

4. Intervensi obat oral farmakologis

5. Insulin

DAFTAR PUSTAKA

Corwin, Elizabeth. 2001.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta: EGC

Guyton. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit . Jakarta: EG

CIrianto, Kus. 2004.Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung:

Anda mungkin juga menyukai