Tugas Akhir Pungky Haryono 6512040024
Tugas Akhir Pungky Haryono 6512040024
Pungky Haryono
NRP. 6512040024
Dosen Pembimbing I
Lukman Handoko, S.KM., M.T.
NIP. 197703252003121002
Dosen Pembimbing II
Wibowo Arninputranto, S.T., M.Kom.
NIP. 197707152008121002
PROGRAM STUDI
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2016
i
TUGAS AKHIR
Pungky Haryono
NRP. 6512040024
Dosen Pembimbing I
Lukman Handoko, S.KM., M.T.
NIP. 197703252003121002
Dosen Pembimbing II
Wibowo Arninputranto, S.T., M.Kom.
NIP. 197707152008121002
PROGRAM STUDI
TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
JURUSAN TEKNIK PERMESINAN KAPAL
POLITEKNIK PERKAPALAN NEGERI SURABAYA
2016
FINAL PROJECT
Pungky Haryono
NRP. 6512040024
STUDY PROGRAM
OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY ENGINEERING
MARINE ENGINEERING DEPARTMENT
SHIPBUILDING INSTITUTE POLYTECHNIC OF SURABAYA
2016
ABSTRAK
Kebakaran merupakan kejadian yang tidak diinginkan bagi setiap manusia dapat berakibat
fatal. Kebakaran dapat mengakibatkan kerugian materiil maupun immaterial. Kebakaran dapat
terjadi kapan saja, dimana saja, ditempat kerja maupun pada bangunan yang dapat beresiko
terjadinya bahaya kebakaran yang disebabkan kurang ketersediaan dan penempatan alat pemadam
api ringan (APAR) yang kurang sesuai. Maka dari itu, diperlukan suatu aplikasi (software) yang
dapat memudahkan perhitungan kebutuhan APAR.
Demi memudahkan perusahaan dalam penentuan jumlah APAR pada tiap ruangan,
dirancanglah sebuah aplikasi (software) yang diberi nama Aplikasi Perhitungan Jumlah Alat
Pemadam Api Ringan berbasis Visual Basic yang disesuaikan dengan Peraturan Menteri Tenaga
Kerja dan Transmigrasi No. 04 Tahun 1980 dan National Fire Protection Association (NFPA) 10-
2013.
Aplikasi Perhitungan Jumlah Alat Pemadam Api Ringan dapat menentukan luas ruangan
yang akan dihitung kebutuhan APARnya, jumlah APAR yang dibutuhkan, harga tiap APAR dan
total harga APAR. Aplikasi ini juga terdapat menu mapping penempatan APAR dan dapat
menyimpan file dalam bentuk pfd maupun excel. Program aplikasi yang telah dibuat telah diuji
dan hasil perhitungannya telah divalidasi sehingga program aplikasi ini berjalan sesuai dengan
yang diharapkan.
Dalam pembuatan software aplikasi ini terdapat 4 langkah penting yaitu pembuatan project,
pembuatan form, pengisian form , dan pengisian koding. Sedangkan untuk menentukan estimasi
biaya dari sistem perencanaan penanggulangan kebakaran dengan APAR didapatkan dari jumlah
APAR yang dibutuhkan dikalikan dengan harga tiap APAR untuk merk tertentu.
i
ABSTRACT
Fire is an incident which is undesirable for any human being can be fatal. Fire may result
in loss of material or immaterial. Fires can happen anytime, anywhere, in the workplace or in
buildings that may be at risk of fire hazard caused by lack of availability and placement of fire
extinguisher that were not appropriate. Therefore, we need an application (software) to facilitate
the calculation of required fire extinguisher.
For the benefit of the company in determining the number of portable fire extinguisher in
each space, designed a application (software) named Application Calculation of Total Equipment
Fire Extinguisher based on Visual Basic that are tailored to the Minister of Manpower and
Transmigration No. 04 of 1980 and the National Fire Protection Association(NFPA)10-2013.
Application Amount Calculation small fire extinguisher can determine the area of the
room that will be need fire extinguishers, the number of required fire extinguisher, fire
extinguisher’s price and total price of each fire extinguisher. This application is also a menu
mapping and placement of fire extinguisher that can save files in the form of PFD and excel. The
application program has been tested and the results of the calculations have been validated so the
application program is running as expected.
In making the application software, there are 4 important steps: manufacturing project,
creation of forms, form filling, and filling coding. As for determining the estimated costs of fire
prevention planning system with the fire extinguisher is obtained from the number of fire
extinguishers required multiplied by the price of each fire extinguishers for specific brands.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia – Nya dan Kehendak – Nya sehingga penulis bias menyelesaikan Tugas
Akhir dengan judul : “APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH DAN
PENENTUAN JENIS APAR BERBASIS VISUAL BASIC”.
Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat kelulusan Diploma Empat (D IV)
dan untuk memperoleh gelar Sarjana Sains Terapan (S.ST) pada Program Studi
Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
(PPNS).
Selama penyusunan Tugas Akhir ini, penulis telah banyak menerima
berbagai bantuan dari berbagai pihak berupa pembelajaran dan pengalaman.
Sehubungan dengan hal tersebut, pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan
rasa terima kasih pada :
1. Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan kebesaran – Nya sehingga
penulis dapan melakukan penulisan dan menyelesaikan Tugas Akhir ini.
2. Bapak Ir. Eko Julianto, M.Sc.,MRINA., selaku Direktur Politeknik
Perkapalan Negeri Surabaya.
3. Bapak George Endri Kusuma, ST.,.Msc.Eng., selaku Ketua Jurusan
Teknik Permesinan Kapal.
4. Bapak Arief Subekti ST.,MT., selaku Ketua Program Studi Teknik
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
5. Bapak Lukman Handoko, S.KM.,MT., selaku pembimbing pertama yang
telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis memperoleh
banyak ilmu dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Wibowo Arninputranto, ST.,MT., selaku pembimbing kedua yang
telah sangat banyak memberikan bimbingan dan pengetahuan serta arahan
dengan sabar kepada penulis dalam mengerjakan Tugas Akhir ini.
7. Keluarga tercinta ayah saya Agus Sunaryo, ibu saya Laluk Handayani,
kakak saya Handry Haryanto dan saudara – saudara yang memberikan
segenap kasih saying, doa, dukungan dan bantuan yang tidak terhingga
pada penulis sehingga berhasil menyelesaikan tugas akhir ini.
iii
8. Teman – teman K3 A 2012 yang selalu menemani dan membantu saya
dalam suka dan duka selama 4 tahun berkuliah ini.
9. Teman – teman K3 angkatan 2012 yang selalu membantu dan memberikan
informasi dalam perkuliahan
10. Teman – teman dari Engineer Santun yang selalu membantu dan
menghibur kehidupan saya pada saat berkuliah
11. Nastiti Dwicahyani sekeluarga Om Agung, tante Hima dan Mbak Hapsari
yang telah menyayangi saya, menemani saya, mendukung dan mendoakan
saya dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
12. Teman – teman dari grup Kartina Surabaya FC yang telah selalu
menghibur dan menyemangati saya dalam kehidupan sehari – hari serta
menemani saya dalam bermain futsal.
13. Teman – teman dari grup Badminton Tina Tbk. yang telah selalu
menghibur dan menyemangati saya dalam kehidupan sehari – hari serta
menemani saya dalam bermain badminton.
14. Teman – teman dari grup Nonton Tina Aja yang telah selalu menghibur
dan menyemangati saya dalam kehidupan sehari – hari serta menemani
saya dalam menonton film di bioskop.
15. Teman – teman dari grup OPTC [SUB]. yang telah selalu menghibur dan
menyemangati saya dalam kehidupan sehari – hari serta menemani saya
dan memberikan info dalam bermain One Piece Treasure Cruise.
16. Teman – teman dari grup Kian Santang. yang telah selalu menghibur dan
menyemangati saya dalam kehidupan sehari – hari serta menemani saya
dalam bermain Clash of Clans.
17. Teman – teman dari Warkop Kemarin Sore . yang telah selalu menghibur
dan menyemangati saya dalam kehidupan semasa saya berada disana.
18. Teman – teman dari SOS SMADA Surabaya . yang telah selalu menghibur
dan menyemangati saya dalam kehidupan sehari – hari.
iv
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semuanya.
Demi perbaikan selanjutnya, saran dan kritik yang membangun akan penulis
terima dengan senang hati. Akhirnya kepada Allah SWT penulis serahkan
segalanya mudah – mudahan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua orang.
Penulis,
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................i
vi
2.4.3 Kriteria APAR yang Baik .........................................................14
2.4.4 Jenis-Jenis APAR (Alat Pemadam Api Ringan ) ......................15
2.4.5 Tipe Konstruksi Alat Pemadam (APAR) ..................................21
2.4.6 Pemasangan APAR ...................................................................22
2.4.7 Penempatan APAR ...................................................................23
2.4.8 Menghitung Kebutuhan APAR .................................................25
2.4.9 Klasifikasi dan Penialaian APAR .............................................26
2.5 Program Visual Basic ...........................................................................27
2.5.1 Program Visual Basic................................................................27
2.5.2 Inteface Antar Muka Visual Studio 2015 ..................................28
2.5.3 Konsep Dasar Pemrograman Dalam Visual Basic ....................29
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................31
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.11. Tipe Tabung Bertekanan Tetap (Stored Pressure Type) .....................21
viii
Gambar 4.8 Coding Untuk Tombol Proses ................................................................39
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1
sangat kurang efektif dikarenakan jumlah dan penempatan APAR yang
kurang sesuai. Selain itu pada perusahaan tersebut pernah mengalami
kebakaran yang cukup parah dan juga menimbulkan kerugian yang cukup
besar bagi perusahaan yang diakibatkan dari pekerjaan mengelas dan kurang
tersedianya serta penempatan alat pemadam api ringan yang kurang sesuai.
Untuk menentukan jumlah APAR yang dibutuhkan dalam suatu
ruangan harus disesuaikan dengan PERMENAKERTRANS RI
No.04/MEN/1980 mengenai syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan
APAR dan NFPA 10 Standard for Fire Portable Extinguisher 2013, selain
itu tidak semua orang mengetahui bagaimana cara menentukan jumlah dan
penempatan APAR yang sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia
maupun standar dari NFPA.
Oleh karena itu untuk mempermudah melakukan perhitungan jumlah,
penempatan, pemilihan jenis, dan estimasi harga APAR, maka penulis akan
membuat sebuah aplikasi yang berbasis sistem operasi Microsoft Windows
(Visul Basic) yang mudah digunakan dan dipahami oleh pengguna (user
friendly), diharapkan dapat mempermudah suatu perusahaan dalam
menentukan hal – hal seperti diatas. Selain itu dengan jumlah APAR yang
memadai untuk setiap ruangan dapat menanggulangi kebakaran dini secara
maksimal dan mengurangi kerugian yang terjadi akibat kebakaran.
1.3 Tujuan
1. Membuat aplikasi yang dapat digunakan untuk mempermudah
penentuan jumlah, penempatan, jenis, dan berat APAR sesuai dengan
standar yang berlaku.
2
2. Menentukan estimasi biaya untuk sistem perencanaan penanggulangan
kebakaran dengan menggunakan APAR.
1.4 Manfaat
1. Bagi Perusahaan
a. Dapat digunakan sebagai pertimbangan penentuan jumlah
APAR di workshop maupun di tiap ruangan
b. Mempermudah pegawai dalam merancang sistem proteksi
pemadam kebakaran dengan APAR
c. Penerapan program Sistem Operasi Microsoft Windows untuk
menunjang program K3 di perusahaan.
2. Bagi Mahasiswa
a. Meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisa
implementasi K3.
b. Merancang solusi terhadap hasil penerapan yang dianggap
kurang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
perubahan bentuk dan sifat-sifatnya yang semula menjadi zat baru,
maka proses ini adalah perubahan secara kimia. Proses pembakaran
ditinjau dengan teori kimia adalah reaksi satu unsur atau satu
senyawa dengan oksigen yang disebut oksidasi atau pembakaran.
Produk yang terbentuk disebut oksida.
2.2 Kebakaran
2.2.1 Definisi Kebakaran
Untuk memperoleh gambaran mengenai Alat Pemadam Api
Ringan maka perlu dipahami definisi dari kebakaran itu sendiri,
karena seperti yang sudah dijelaskan bahwa APAR ini berfungsi untuk
memadamkan kebakaran yang masih kecil. Adapun definisi kebakaran
antara lain:
a. Menurut Perda DKI No.3 tahun 1992
Definisi kebakaran secara umum adalah suatu peristiwa
atau kejadian timbulnya api yang tidak terkendali yang dapat
membahayakan keselamatan jiwa maupun harta benda.
b. Menurut NFPA (National Fire Protection Association)
Secara umum kebakaran didefinisikan sebagai suatu
peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur yang harus ada,
yaitu: bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen yang ada
dalam udara, dan sumber energy atau panas yang berakibat
menimbulkan kerugian benda, cidera, bahkan kematian.
5
c. Menurut David A Cooling
Kebakaran adalah sebuah reaksi kimia diamana bahan
bakar dioksidasi dengan sangat cepat dan menghasilkan panas.
d. Menurut Depnakertrans RI
Definisi kebakaran menurut Depnaker yaitu suatu reaksi
oksidasi eksotermis yang berlangsung dengan cepat dari suatu
bahan bakar yang disertai dengan timbulnya api atau
penyalaan. Definisi kebakaran menurut pengertian asuransi
secara umum yaitu sesuatu yang benar-benar terbakar yang
seharusnya tidak terbakar dan dibuktikan dengan adanya nyala
api secara nyata, terjadi secara tidak sengaja, tiba-tiba serta
menimbulkan kecelakaan atau kerugian. Definisi umumnya
adalah suatu peristiwa terjadinya nyala api yang tidak
dikehendaki, sedangkan defenisi khususnya adalah suatu
peristiwa oksidasi antara tiga unsur penyebab kebakaran.
Unsur-unsur penyebab kebakaran itu adalah:
1. Bahan Padat : seperti kayu, kain, kertas, plastik dan lain
sebagainya dan jika terbakar umumnya akan
meninggalkan abu / bara.
2. Bahan Cair : seperti cat, alkohol dan berbagai jenis
minyak.
3. Bahan Gas : seperti propane, Butane, LNG dan lain
sebagainya.
Pada peristiwa kebakaran dikenal adanya segitiga kebakaran.
Segitiga kebakaran yaitu tiga unsure yg membentuk rantai
penyebab terjadinya api. Tiga unsur tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Bahan yang mudah terbakar
2. Oksigen atau zat pengoksida, dan
3. Sumber panas yang cukup untuk menaikkan temperatur bahan
bakar sampai titik penyalaannya.
6
Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa kebakaran merupakan kejadian timbulnya api
yang tidak diinginkan dimana unsur-unsur yang membentuknya
terdiri dari bahan bakar, oksigen, dan sumber panas yang
membentuk suatu reaksi oksidasi dan menimbulkan kerugian
materiil dan moril.
7
Oksigen
Udara adalah sumber utama oksigen. Unsur gas pembakaran
yang dapat menimbulkan nyala api dalam batas antara 13-21 %
Panas
Panas adalah bentuk energi yang bisa digambarkan sebagai
suatu kondisi “zat dalam gerak” yang disebabkan oleh gerakan
molekul. Setiap zat mengandung beberapa panas, tanpa
memperhatikan berapa rendah suhu, karena molekul bergerak secara
terus menerus. Bila badan suatu zat terpanasi, maka kecepatan
molekul tersebut bertambah dan dengan demikian suhu juga
bertambah. Segala sesuatu yang membentuk molekul dari suatu
bahan dalam gerakan yang lebih cepat menghasilkan panas dalam
bahan tersebut. Lima kategori umum energi panas adalah sebagai
berikut : kimia, listrik, mekanik, nuklir, surya dll.
8
cukup (kurang lebih 10 inchi) dapat menimbulkan
radiasi sebagai sumber utama dari panas (heat).
2) Enclosure Stage : kebakaran akan terus menjadi
hebat. Pelepasan panas meningkat secara drastis.
Jilatan lidah api (flame) kurang lebih mencapai 3 – 4
ft tingginya. Tahap ini terjadi pada saat gas yang
berada di atas langit-langit (ceiling) dan objek lain
yang telah memanas memberikan feed back pada
bahan yang terbakar.
3) Ceiling Stage : jilatan api (flame) telah mencapai
langit-langit (ceiling). Pada tahap ini gas yang berada
diatas ceiling cukup untuk meng – ignition objek lain
untuk ikut terbakar.
c. Flashover
Tahap ini didefinisikan sebagai transisi perkembangan
api dari growing menjadi ‘perkembangan penuh’ dari api,
dimana semua benda yang mudah terbakar (combustibles)
ikut terbakar semua. Pada tahap ini temperatur udara
mencapai 5000 C dan 6000 C (9320 F – 1,1120 F).
temperatur ini sudah cukup membuat benda sekitar ikut
terbakar. Proses ignition yang cukup cepat dapat membuat
seluruh bagian terbakar dan meluas sampai keluar pintu
atau jendela terbuka.
d. Fully Developed Fire
Tahap ini disebut juga post flashover, dimana
temperatur meningkat cepat seiring dengan waktu sampai
sebagian besar dari benda terbakar semua. Temperatur yang
dihasilkan pada tahap I ini lebih dari 5000 C dan 6000 C
(9320 F – 1,1120 F) dalam selang waktu 20 menit sampai
dengan 1 jam. Tahap ini merupakan tahap dimana ancaman
yang paling substansial bagi struktur bangunan.
9
e. Decay Stage
Saat bahan terbakar semua oleh api, temperatur akan
menurun secara perlahan seiring dengan habisnya bahan
bakar
10
Kebakaran kelas A adalah kebakaran pada material yang
mudah terbakar, misalnya kebakaran kertas, kayu, plastik,
karet, busa dan lain-lain
b. Kelasifikasi kebakaran kelas B
Kebakaran kelas B kebakaran bahan cair yang mudah
menimbulkan nyala api (flammable) dan cair yang mudah
terbakar (combustible) misal kebakaran bensin, solven, cat,
alcohol, aspal, gemuk, minyak, gas LPG, dan gas yang
mudah terbakar.
c. Klasifikasi kebakaran kelas C
Klasifikasi kebakaran kelas C adalah kebakaran listrik yang
bertegangan.
d. Klasifikasi kebakaran kelas D
kebakaran kelas D adalah kebakaran logam, misalnya
magnesium, titanium, sodium, lithium, potassium, dll.
e. Klasifikasi kebakaran kelas K
kebakaran kelas K adalah Kebakaran pada bahan-bahan
memasak seperti minyak sayur-sayuran dan hewan maupun
lemak.
11
b. Bahaya Sedang
Bahaya sedang ditetapkan apabila benda padat dan
bahan cair yang mudah terbakar memiliki jumlah yang
lebih dari klasifikasi bahaya ringan. Contoh yang
termasuk bahaya sedang adalah area makan, gudang,
pabrik lampu, pameran kendaraan, tempat parkir.
c. Bahaya Tinggi
Bahaya tinggi ditetapkan apabila benda padat dan
bahan cair yang mudah terbakar yang sedang
digunakan, yang masih tersimpan, dan/atau sisa proses
melebihi kapasitas. Contoh yang temasuk bahaya tinggi
adalah bengkel, hangar, penggergajian kayu,
pengecatan.
12
c. Dilution
Teknik ini adalah dengan cara mengencerkan kadar oksigen pada
proses pembakaran contoh : memadamkan api dengan APAR
d. Cooling
Adalah teknik dengan cara menurunkan temperatur dari bahan bakar
yang terbakar contoh : menyemprotkan air pada api
e. Break chain reaction
Teknik memadamkan api dengan cara memutus reaksi
pembakaran contoh : memadamkan api dengan APAR CO2.
13
Bagian – Bagian dari APAR adalah sebagai berikut :
a. Tabung (Tube)
Terbuat dari bahan berkualitas tinggi berupa baja yang
tahan terhadap bahan kimia serta tahan terhadap
tekanan yang terukur. Tabung berbentuk seamless yaitu
tabung yang dibuat tanpa adanya las.
b. Valve
Valve berfungsi untuk menutup dan membuka aliran di
dalam tabung.
c. Handle
Handle berfungsi sebagai pegangan untuk menekan
serta membantu valve dalam melakukan fungsinya.
d. Pressure gauge
Berfungsi untuk menunjukkan tekanan dalam tabung.
e. Hose
Hose berfungsi sebagai selang penghantar media.
f. Nozzle
Nozzle berfungsi sebagai pegangan untuk mengarahkan
media pada sumber api.
g. Sabuk Tabung
Sabuk tabung berfungsi sebagai dudukan selang pada
tabung.
h. Pin Pengaman
Pin pengaman berfungsi sebagai pengaman tabung.
14
4. Lubang penyemprot tidak tersumbat dan selang tahan
tekanan tinggi serta tidak bocor.
5. Bahan baku pemadam dalam keadaan baik dan tidak lewat
masa berlakunya.
6. APAR ditempatkan di lokasi yang mudah terlihat, mudah
dijangkau dan letaknya tidak terhalangi oleh benda lain.
7. APAR diletakkan di sepanjang jalan yang biasa dilalui
termasuk jalan keluar di area.
8. Isi tabung gas sesuai dengan tekanan yang dipergunakan
dan dijaga tetap penuh serta dapat dioperasikan.
9. Jarak antar APAR maksimal 7 meter.
10. Terdapat cara dan petunjuk pengoperasian dengan jelas di
bagian depan APAR.
11. Pemasangan dihindari dari bahaya fisik (seperti : tubrukan,
getaran).
12. APAR dengan berat lebih dari 40 lb (18,14 kg) dipasang
dengan tinggi kurang dari 1 meter diatas lantai.
13. Sedangkan APAR dengan berat kurang dari 40 lb (18,14
kg) sebaiknya dipasang kurang dari 1,5 meter diatas lantai.
14. Tekanan regulator (manometer) pada APAR sebaiknya
diperiksa tiap tahun untuk mengetahui tekanan outlet statis
dan laju alir.
15. Jarak dari bagian bawah APAR ke lantai lebih dari 4 inch
(10,2 cm)
15
antara oksigen dengan uap bahan bakar, dan memutuskan rantai
reaksi pembakaran, dimana partikel-partikel tepung kimia
tersebut akan menyerap radikal hidroksil dari api.
16
campuran dari kalium chloride, barium chloride,
magnesium chloride, natrium chloride dan calcium
chloride.
B. Air
Air adalah bahan pemadam api yang umum digunakan karena
mempunyai sifat pemadaman dan keuntungan yang lebih banyak
dibandingkan dengan bahan pemadam api lainnya. Air sangat
efektif untuk memadamkan kebakaran kelas A. Dalam
pemadaman kebakaran, air adalah paling banyak dipergunakan.
Metode pemadaman kebakaran media jenis air dilakukan dengan
mengarahkan aliran air (dari jarak yang aman) secara langsung ke
api. Selama air digunakan untuk pemadaman, air akan
menurunkan suhu bahan yang terbakar sehingga tidak
melepaskan/mengeluarkan gas yang siap terbakar.
17
Namun, air juga memiliki keterbatasan.Kelemahan air
sebagai media pemadam, antara lain:
g. Menghantar listrik sehingga tidak cocok untuk kebakaran
instalasi listrik yang bertegangan.
h. Berbahaya bagi bahan-bahan kimia yang larut dalam air
atau yang eksoterm (menghasilkan panas).
i. Kemungkinan dapat terjadi ”slopver” ataupun ”boil over”
bila untuk memadamkan kebakaran minyak dengan cara
yang salah.
C. Foam
AFF atau Aqueusos Film Foarming Foam adalah campuran busa
yang dilarutkan dalam air , berfungsi sebagai penghalang
tercampurnya udara dengan uap bahan bakar dengan cara
membentuk lapisan film hidrokarbon pada permukaan bahan bakar
untuk menekan timbulnya uap bahan bakar. Busa berfungsi untuk
memutuskan reaksi Api dengan O2 atau mengurangi kadar O2.
Dalam pemadaman kebakaran, ada 2 macam buasa:
a. Busa kimia : bahan pemadam api berupa busa efektif
untuk kebakaran minyak. Contoh APAR DTE
(Dissolvable Tiny-Foamed Fire Extinguisher) yang ramah
lingkungan dan kandungannya man bagi manusia, hewan
dan tumbuhan.
b. Busa mekanik : bahan pemadam api berupa busa untuk
c. kebakaran minyak yang terjadi karena proses mekanis.
Biasanya digunakan untuk jenis kebakaran kelas D.
18
Gambar 2.7. APAR Jenis Foam
Sumber: http://jtppismp.com/
D. Halon
Halon merupakan singkatan dari ”halogenated hydrocarbon”,
yaitu kelompok bahan pemadam yang disimpan dibawah tekanan
dalam bentuk cair, namun bila disemprotkan dan mengenai api
akan menjadi uap yang lebih berat (5 kali) dari udara. Halon
adalah senyawa hidrokarbon atas kelompok yang terdiri atas
elemen non metalik yang dikenal halogen, yakni fluorine,
chlorine, bromine. Keunggulan pemadaman dengan halon adalah
bersih dan daya pemadamannya sangat tinggi dibandingkan
dengan media pemadam lain. Namun, halon juga memiliki
kelemahan yaitu tidak efektif untuk kebakaran di area terbuka dan
beracun. Halon terutama memadamkan dengan sangat cepat pada
kebakaran kelas B dan C. Dalam kebakaran kelas A, halon dapat
digunakan tetapi kurang efisien. Metode pemadaman media jenis
halon dilakukan dengan prinsip penyelimutan, yaitu dengan cara
mendesak udara/oksigen sehingga tidak bercampur dengan bahan
bakar dan akhirnya api padam. Dibawah ini beberapa contoh
halon yang dipergunakan sebagai media pemadam kebakaran
19
Gambar 2.8. APAR Jenis Halon
Sumber: https://wordpress.com
E. Karbondionsida
Metode pemadaman media jenis CO2 ini dilakukan dengan
prinsip pendinginan, yaitu salju atau gas CO2 yang dingin efektif
untuk menurunkan temperatur penyalaan pada materi yang
terbakar; penyelimutan, yaitu CO2 dalam jumlah yang besar akan
membuat selimut dan menutupi materi yang terbakar sehingga
terpisah dengan oksigen; danmemutuskan rantai reaksi kimia,
yaitu CO2 akan mengikat radikal hidroksil sebanding dengan CO2
yang ada.
20
2.4.5 Tipe Konstruksi Alat Pemadam (APAR)
Tipe konstuksi APAR adalah sebagai berikut
1. System Turn Over
Sistem dua bahan kimia (turn over/dibalik) dimana bahan
pemadamnya terdiri dari dua bahan kimia cair yang bila
bercampur akan menghasilkan gas CO2 sebagai gas penekan
yang akan mendorong busa sebagai hasil reaksi.
21
3. Tipe Tabung Gas (Gas Cartridge Type) ialah suatu alat
pemadam kebakaran yang bahan pemadamannya di dorong
keluar oleh gas bertekanan yang dilepas dari tabung gas.
Digunakan untuk APAR dengan isi Busa, Air, DC, CO2.
22
Gambar 2.13. Tabel Pemilihan APAR Menurut Klasifikasi Kebakaran
Sumber: https:// wordpress.com/
23
Keterangan:
a. 1 ft2 = 0,0929 m2
b. Travel Distance untuk kebakaran kelas A, C dan D = 22,7 m
a) Kelas A
Jarak minimal penempatan APAR pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Penempatan APAR dengan bahaya kebakaran kelas A
Klasifikasi Rating Jarak Luas
APAR APAR Maksimum Bangunan
Jangkauan
APAR (ft2)
Rendah 2A 75 11250
Sedang 2A 75 11250
Tinggi 4A 75 11250
Sumber: NFPA 10 tahun 2013
b) Kelas B
Jarak minimal penempatan APAR pada tabel berikut:
Tabel 2.3 Penempatan APAR dengan bahaya kebakaran
kelas B.
Tabel 2.3. Penempatan APAR dengan bahaya kebakaran kelas B
Jarak Maksimum
Klasifikasi Rating
Jangkauan APAR
APAR APAR
ft m
5B 30 9,15
Rendah
10B 50 15,25
10B 30 9,15
Sedang
20B 50 15,25
40B 30 9,15
Tinggi
80B 50 15,25
Sumber: NFPA 10 tahun 2013
24
c) Kelas C, Kelas D, dan Kelas K
Jarak penempatan APAR untuk kelas C, kelas D, dan
Kelas K sama dengan jarak penempatan kelas A dan kelas B
67,500 𝑓𝑡 2
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐹𝑖𝑟𝑒 𝐸𝑥𝑡𝑖𝑛𝑔𝑢𝑖𝑠ℎ𝑒𝑟 = 11,250 𝑓𝑡 2
25
2.4.9 Klasifikasi dan Penialaian APAR
Kemampuan daya pemadam suatu APAR atau disebut rating yang
dinyatakan dengan angka dan huruf A, B, C dan D. Contoh 1 : 10 A. Maka
APAR tersebut telah lulus uji memadamkan kebahan klas A dengan standar
rating 10 Contoh 2 : 40B. Maka APAR tersebut telah lulus uji
memadamkan kebakaran kalas B dengan standar rating 40.Contoh
3 : APAR memiliki rating 10A, 40 B.C, maka APAR tersebut telah lulus uji
standar uji 10 A, 40 B dan klas C Standar uji klas C tidak diberikan dengan
angka, cukup dibuktikan bahwa media yang digunakan tidak menghantar
listrik. (Depnaker 2008)
1. Ketentuan standar pengujian klasifikasi dan penilaian APAR adalah
sebagai berikut:
a. Penerapan
Suatu APAR untuk memenuhi persyaratan penilaian harus dapat
memadamkan kebakaran secara baik dengan ketentuan bahwa
penyemprotannya harus terus menerus tanpa terputus terhadap nyala api
yang ditentukan.
b. Batas akhir
Suatu pengujian kebakaran dianggap telah padam atau berakhir, bila
telah mencapai suatu keadaan dimana nyala api tidak akan menyala
kembali.
c. Jumlah pengujian
APAR harus dapat memadamkan sekurang-kurangnya dua dari tiga
pengujian yang ditetapkan. Jika dalam pengujian yang pertama dan
yang kedua berhasil baik, maka pengujian yang ketiga tidak perlu
dilanjutkan. Setiap pengujian harus dilakukan dengan APAR yang
berisi penuh yang seharusnya.
d. Penyemprotan
Bila untuk penyemprotan APAR diperlukan suatu langkah
pendahuluan, seperti melobangi kartrid, membuka katup dari gas
pendorong atau menarik pen, maka hal ini harus dilakukan sebelum saat
26
memadamkan kebakaran uji sesuai prosedur operasi normal dan
tekanan kerja yang normal dari APAR tersebut.
e. Suhu penyimpanan
APAR yang akan diuji harus disimpan sekurang-kurangnya selama 24
jam dan pada suhu antara 21 – 25 derajat C sebelum dilakukan
pengujian dan dipertahankan dalam suhu tersebut sampai saat dilakukan
pengujian.
f. Kondisi sewaktu pengujian
Pengian harus dilakuan dalam keadaan udara yang tenang dengan
kecepatan aliran udara tidak melampui 3 m/detik dan dilakukan tanpa
tergesa-gesa.
g. Penggunaan tirai
Pada pengujian A menggunakan kayu tersusun dapat digunakan ini
untuk meratakan perkembangan api, tetapi tirai itu harus disingkirkan
sebelum tindakan pemadaman dilakukan.
27
memungkinkan penguna untuk memanggil dan menggunakan semua
model data yang ada di dalam sistem operasi windows. Hal ini juga
ditunjang dengan teknik pemrograman di dalam Visual Basic yang
mengadopsi dua macam jenis pemrograman yaitu Pemrograman
Visual dan Object Oriented Programming (OOP).
Sehingga pada tugas akhir ini digunakan program aplikasi
Visual Studio 2015 karena penggunaannya yang mudah untuk pemula
dan program yang akan dirancang digunakan untuk sistem operasi
Microsoft Windows. (Achmad Basuki 2006)
28
membuat project baru, membuka project dan menyimpan project. Di
samping itu terdapat fasilitas-fasilitas pemakaian Microsoft Visual
Studio 2015 pada menu. Untuk lebih jelasnya Microsoft Visual Studio
2015 menyediakan bantuan yang sangat lengkap dan detail dalam
MSDN.
Toolbox berisi komponen-komponen yang bisa digunakan oleh
suatu project aktif, artinya isi komponen dalam toolbox sangat
tergantung pada jenis project yang dibangun. Komponen standar
dalam toolbox dapat dilihat pada gambar 2.15 berikut ini..
29
diatur melalui jendela Property, sedangkan nilai peroperti yang
lain bisa diatur melalui script seperti :
a. Command1.Caption=”Play”
b. Text1.Text=”Visual Basic”
c. Label1.Visible=False
d. Timer1.Enable=True
2. Metode
Bahwa jalannya program dapat diatur sesuai aplikasi dengan
menggunakan metode pemrograman yang diatur sebagai aksi
dari setiap komponen. Metode inilah tempat untuk
mengekpresikan logika pemrograman dari pembuatan suatu
program aplikasi.
3. Event
Setiap komponen dapat beraksi melalui event, seperti event
click pada command button yang tertulis dalam layar script
Command1_Click, atau event Mouse Down pada picture yang
tertulis dengan Picture1_MouseDown. Pengaturan event dalam
setiap komponen yang akan menjalankan semua metode yang
dibuat.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
31
Data – data yang akan dijadikan sebagai tampilan dalam program ini
disusun sedemikian rupa sehingga dapat memberikan penjelasan secara
lengkap dan mudah dipahami.
8. Pembuatan Aplikasi
Data – data yang akan digunakan adalah data luas dan jenis ruangan
yang akan ditentukan jumlah APAR yang dibutuhkan. Dimana program
yang akan digunakan adalah software Visual Studio 2015.
9. Penugjian
Pengujian program dilakukan dengan memeriksa kesesuaian data
inputan, logika awal dan bahasa pemrograman dengan output yang
ditampilkan
10. Analisa & Kesimpulan.
Analisa dan kesimpulan dilakukan terhadap keberhasilan hasil akhir
dari perencanaan program.
32
3.2 Flowchart MULAI
PERUMUSAN MASALAH
PENETAPAN TUJUAN
STUDI LITERATUR
1. LUAS RUANGAN
2. JENIS RUANGAN
PERENCANAAN SISTEMATIKA
TAMPILAN DATA
PEMBUATAN APLIKASI
NO
PENGUJIAN
YES
ANALISA DAN
KESIMPULAN
SELESAI
33
3.3 Jadwal Pelaksanaan Penelitian
BULAN
KEGIATAN
I II III IV V VI
Studi Literatur
Perancangan Aplikasi
Analisa Hasil
Penyusunan Laporan
34
BAB IV
PENGOLAHAN DATA DAN PENGUJIAN
MULAI .
Menu Awal
Menu
Perhitungan
Menu Menu
PERMENAKER NFPA
SELESAI
35
4.3 Pembuatan Program
Dalam pembuatan program ini menggunakan program Visual Studio
2015. Langkah – langkah dalam pembuatan aplikasi ini adalah sebagai
berikut :
1. Membuat sebuah project. Didalam project ini berisi form yang
menjadi sebuah jendela (Window) dari sebuah aplikasi.
36
3. Mengisi form dengan beberapa komponen yang telah disediakan
dalam program Visual Studio 2015, antara lain :
a. Label
b. Textbox
c. Combobox
d. Button
e. Picturebox
f. Radiobutton
37
4. Mengisi source code (coding) pada tiap komponen yang telah dibuat.
Dengan cara double click komponen yang akan diisi.
38
b. Untuk kolom tombol proses coding yang digunakan dapat
dilihat pada gambar 4.8
39
Gambar 4.9 Coding Untuk Fungsi Ruangan
40
dengan harga tiap APAR untuk sesuai dengan merk yang dipilih
oleh pengguna.
Dalam menu awal ini ada pilihan START yang harus dipilih
(click) oleh pengguna untuk masuk kedalam menu utama
41
Gambar 4.12 Menu Perhitungan
42
START
MENU AWAL
PERMENAKER NFPA
Menentukan Menentukan
Ukuran Ruangan Ukuran Ruangan
Lokasi Lokasi
Penempatan Penempatan
APAR APAR
END
43
4.4.3 Menu Perhitungan Permenaker
44
Gambar 4.15 Fungsi Ruangan
45
Hampir sama dengan menu perhitungan permenaker, pada menu
NFPA user memilih bentuk ruangan yang telah disediakan. Pada bentuk
yang dipilih secara otomatis akan menampilkan gambar bentuk ruangan
beserta dengan variabel yang dibutuhkan untuk diukur. Kemudian user
diharuskan mengisi ukuran ruangan sesuai bentuk yang dipilih pada
textbox P,Q,R,S,T,U yang telah disediakan dengan menggunakan angka
(bukan huruf) yang berfungsi untuk mengetahui luas ruangan tersebut.
Selanjutnya user diharuskan menekan tombol Process untuk
mengetahui hasil perhitungan luas ruangan. Kemudian user diminta
memilih fungsi ruangan yang akan ditentukan dan setelah memilih fungsi
ruangan, maka secara otomatis program akan memproses data yang telah
di inputkan sebelumnya dan program akan menampilkan klasifikasi
kebakaran, rating, tingkat bahaya kebakaran, jenis APAR yang sesuai, tipe
APAR, berat APAR, harga tiap APAR serta estimasi total harga APAR
yang akan direncanakan.
Yang membedakan antara menu perhitungan Permenaker dan
NFPA adalah penentuan jumlah dan rating APAR. Pada menu NFPA
penentuan jumlah APAR tergantung dari pemilihan fungsi ruangan yang
digunakan. Tingkat potensi bahaya kebakaran dibagi menjadi 3 yaiu :
bahaya kebakaran ringan (light hazard), bahaya kebakaran sedang
(ordinary hazard), dan bahaya kebakaran berat (extra high hazard).
Seuai dengan NFPA 10 tahun 2013 bahwa untuk luas area yang dilindungi
APAR untuk ruangan dengan tingkat potensi bahaya kebakaran ringan
adalah 6000ft2(557.41m2) dengan rating 2A, untuk ruang dengan tingkat
potensi bahaya kebakaran sedang adalah 3000 ft2 (278.709m2) dengan
rating 2A dan untuk ruangan dengan tingkat potensi bahaya kebakaran
berat adalah 4000 ft2 (371.61m2) dengan rating 4A.
46
4.4.5 Menu Mapping
Pada Menu Mapping atau pemetaan ini, program dapat menunjukan
penempatan atau peletakan APAR secara otomatis berdasarkan data yang
telah diproses sebelumnya hanya dengan menekan tombol Process. Selain
itu pada menu ini juga terdapat panduan mengenai penempatan APAR
sesuai dengan PERMENAKERTRANS RI No.04/MEN/1980 mengenai
syarat-syarat pemasangan dan pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan
maupun NFPA 10 Standard for Fire Portable Extinguisher 2013.
47
Gambar 4.18 Menu Simpan, Tambah Data dan Export
48
menggunakan alat pemadam api ringan dengan merk servvo untuk ruang
melati, protect untuk ruang mawar dan rescue untuk ruang lily dengan
menggunakan perhitungan sesuai dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi No. 04 Tahun 1980. Pengguna juga ingin mengetahui
posisi penempatan APAR serta menyimpan filenya dalam bentuk PDF dan
Excel.
Dan berikut ini adalah hasil pengujian dari program tersebut dapat
dilihat pada gambar 4.19 - 4.21
49
Gambar: 4.21 Pengujian Program Pada Ruang Lily
50
Gambar: 4.23 Pengujian Program Mapping Ruang Mawar
51
Dan berikut ini adalah menu penyimpanan data berupa file PDF dan Excel
yang lokasi penyimpanan data sudah ditentukan sebelumnya:
52
Dari hasil pengujian pogram aplikasi yang telah dibuat dapat
disimpulkan bahwa program aplikasi sudah berjalan sebagaimana mestinya,
dapat dengan benar melakukan fungsi dari masing masing menu pada
program aplikasi tersebut.
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari tugas akhir yang dibuat ini dapat diambil beberapa kesimpulkan
sebagai berikut :
1. Pada tugas akhir ini digunakan program aplikasi Microsoft Visual Studio
2015 karena program tersebut mudah digunakan untuk pemula serta hasil
program yang dibuat dengan program aplikasi tersebut dapat berjalan
dengan maksimal dan mudah digunakan oleh pengguna. Dalam
pembuatan program aplikasi ini ada beberapa langkah penting dalam
membuat aplikasi penentuan jumlah APAR berbasis Visual Basic adalah
sebagai berikut :
a. Membuat Project pada program Visual Studio 2015.
b. Membuat Form Windows dengan bahasa pemrograman Visual Basic.
c. Mengisi Form dengan beberapa komponen yang telah disediakan
dalam program Visual Studio 2015 seperti textbox, label, combobox,
picturebox, button, dan lain - lain
d. Mengisi Coding (kode perintah) untuk tiap – tiap komponen agar tiap
komponen dapat melakukan fungsi sesuai yang diharapkan.
Berdasarkan pengujian program aplikasi yang telah dibuat dan
validasi hasil perhitungan program aplikasi dengan perhitungan
secara manual menunjukan hasil yang sama, membuktikan bahwa
program aplikasi yang dibuat telah berjalan dengan baik dan sesuai
dengan yang telah diharapkan.
54
5.2 Saran
Adapun saran untuk tugas akhir ini adalah :
1. Program ini dapat digunakan untuk menentukan jumlah APAR yang
dibutuhkan untuk tiap ruangan dan melihat penempatan APAR pada
setiap ruangan.
2. Program aplikasi ini dapat dikembangkan dengan menambahkan fungsi
perhitungan lain.
3. Dapat membuat tampilan program lebih menarik dengan menambahkan
beberapa fitur pendukung lainnya
55
DAFTAR PUSTAKA
Cintha Estria (2008). Evaluasi Sistem Penanggulangan Kebakaran. Tugas
Akhir Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Cooling, David A.1990. Fire Prevention and Protection. New Jersey: Prentice
Hall.
Departemen Tenaga Kerja. (1998). Training Material K3 Bidang
Penanggulangan Kebakaran. Jakarta.
Departemen Tenaga Kerja. (2008). Training Material K3 Bidang
Penanggulangan Kebakaran. Jakarta.
Departemen Tenaga Kerja. (2011). Evaluasi Calon Ahli K3 umum Tentang
Pengawasan Norma K3 Listrik dan Penanggulangan Kebakaran.
Jakarta.
National Fire Protection Association (NFPA) 10. 2013. Standart For Portable
Fire Extinguisher.
Nedved, Milos. 1991. Fundamentals of Chemical Safety and Major Hazard
Control. International Labour Organization.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI. NO .04/MEN/1980
Mengenai Syarat-Syarat Pemasangan dan Pemeliharaan Alat
Pemadam Api Ringan, Jakarta.
Peraturan Daerah DKI Jakarta No 3 tahun 1992. Penanggulangan Bahaya
Kebakaran dalam Wilayah DKI Jakarta. Jakarta
Ratri Fatmawati (2009). Audit Keselamata dan Kesehatan Kerja. Tugas Akhir
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia.
Theresia Audrey Angela. (2006). Evaluasi Sistem Kebakaran PT. Indogravure.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, Vol. 1, No. 2, Oktober 2006
Tim Dosen PIKSI GANESHA. (2011). Modul Mata Kuliah Pemrograman
Visual Basic.Net. Bandung
http:/alatpemadamapi.co.id/wp-content/uploads/2014/06/ABC-Powder.jpg diakses
tanggal 31 Januari 2016.
http://forum.kompas.com/attachment.php?attachmentid=45844&d=1381808525
diakses tanggal 1 Januari 2016.
56
http://images.slideplayer.us/7/1677654/slides/slide_24.jpg diakses tanggal 31
Januari 2016.
http://image.slidesharecdn.com/incipientstagefirefighting-140528172215-
phpapp02/95/incipient-stage-fire-fighting-22-638.jpg?cb=140129781.jpg
diakses tanggal 31 Januari 2016.
http://jtppismp.com/jtp01/5649rbt2/Fire%20extinguisher%20foam.jpg diakses
tanggal 31 Januari 2016.
https://pkppksupadio.files.wordpress.com/2012/03/halon.jpg?w=199& diakses
tanggal 31 Januari 2016.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/2/20/Fire_triangle.svg/2
000px-Fire_triangle.svg.png diakses tanggal 31 Januari 2016.
https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/99/Fire_tetrahedron.sv
g/2000px-Fire_tetrahedron.svg.png diakses tanggal 31 Januari 2016.
http://www.slideshare.net/Aljude/chemistry-and-behavior-of-fire diakses pada
tanggal 3 Februari 2016
57
LAMPIRAN - LAMPIRAN