Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya


memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup
mereka. Demokrasi dipraktekan di seluruh dunia secara berbeda-beda dari satu
negara ke negara lain. Dan Negara Indonesia merupakan salah satu negara
berkembang yang berusaha untuk membangun sistem politik demokrasi sejak
menyatakan kemerdekaan dan kedaulatannya pada tahun 1945.
Demokrasi harus berdasarkan pada suatu kedaulatan rakyat, artinya
kekuasaan negara itu dikelola oleh rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Setiap
warga negara sama kedudukannya dalam pemerintahan, dimana mereka diberi
kebebasan untuk memilih ataupun dipilih. Di Indonesia, hal ini telah diwujudkan
dalam bentuk Pemilihan Umum yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali dan
juga hal-hal lain yang seringkali dikaitkan dengan Demokrasi.
Demokrasi kadangkala di sebut juga sebagai ekpresi kebebasan
berpendapat dan sangat erat kaitannya dengan kegiatan politik. Hal ini seringkali
terwujud dengan adanya aksi demonstrasi dimana rakyat turun ke jalan untuk
menyampaikan beberapa aspirasinya kepada pemerintah. Dewasa ini, sudah
banyak aksi-aksi demonstrasi yang mengatasnamakan demokrasi dan beberapa
diantaranya banyak menyita perhatian umum, baik dalam negeri maupun luar
negeri.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep Demokrasi?


2. Apa pengertian Demokrasi?
3. Apa saja macam-macam Demokrasi?
4. Apa saja prinsip-prinsip Demokrasi?
5. Jelaskan asas pokok Demokrasi?

1
6. Apa saja ciri-ciri Demokrasi?
7. Adakah nilai-nilai yang terkandung dalam Demokrasi?
8. Apakah manfaat Demokrasi?
9. Bagaimana Demokrasi dalam sistem NKRI?
10. Apa prospek Demokrasi di Indonesia dimasa yang akan datang?
11. Apa contoh kasus yang mencerminkan Demokrasi?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan dan untuk mengetahui :
1. Bagaimana konsep Demokrasi
2. Apa yang dimaksud Demokrasi
3. Macam-macam Demokrasi
4. Prinsip-prinsip Demokrasi
5. Asas pokok Demokrasi
6. Ciri-ciri Demokrasi
7. Nilai-nilai yang terkandung dalam Demokrasi
8. Manfaat Demokrasi
9. Demokrasi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia
10. Prospek Demokrasi Indonesia dimasa yang akan datang
11. Contoh kasus yang mencerminkan Demokrasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. Demokrasi di Indonesia

1.1 Konsep Demokrasi

Pembahasan tengtang demokrasi menghadapkan kita pada suatu


kompleksitas permasalahan yang klasik, fundamental namun tetap
aktual. Dikatakan klasik karena masalah demokrasi sudah menjadi fokus
perhatian dalam wacana filsafati semenjak jaman Yunani Kuno, dan
telah di terapkan di polish Athena sebagai negara kota pada waktu itu.
Dikatakan fundamental karena hakikat demokrasi menyentuh nilai-nilai
dasar kehidupan tentang apa dan bagaimana sistem kehidupan itu akan
dipergunakan di mana manusia sendiri menjadi subjek dan sekaligus di
jadikan objeknya. Dikatakan aktual karena dewasa ini demokrasi
menjadi dambaan setiap bangsa dan negara untuk dapat menerapkannya
termasuk bangsa Indonesia dalam era Reformasi ini (Siswomirhajo, 2002
: 1).

1.2 Pengertian Demokrasi

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga


negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi
mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang memungkinkan
adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.
Keanekaragaman ini muncul disebabkan kebudayaan bangsa didunia ini

3
berlainan, hingga didapati berbagai macam demokrasi, juga sebagai salah
satu sisi dari penjelmaan hidup bermasyarakat.

1.3 Macam-Macam Demokrasi

Macam-macam demokrasi ditinjau dari penyaluran kehendak rakyat

1. Demokrasi Langsung : Demokrasi langsung adalah sistem demokrasi


yang melibatkan seluruh rakyat secara langsung dalam membicarakan
atau menentukan urusan negara. Terjadi pada zaman Yunani kuno karena
penduduknya masih sedikit.
2. Demokrasi Tidak Langsung: Demokrasi tidak langsung/perwakilan
adalah sistem demokrasi yang untuk menyalurkan kehendaknya, rakyat
memilih wakil-wakilnya untuk duduk dalam parlemen. Aspirasi rakyat
disampaikan melalui wakil-wakilnya di parlemen.

Macam-macam demokrasi ditinjau dari hubungan antar-alat


kelengkapan Negara:

A. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum adalah rakyat


memilih para wakilnya untuk duduk di parlemen, tetapi dikontrol oleh
pengaruh rakyat dengan sistem referendum.
B. Demokrasi perwakilan dengan sistem parlementer adalah adanya
hubungan yang erat antara badan eksekutif dan legislatif. Para menteri
yang menjalankan kekuasaan eksekutif diangkat atas usul legislatif,
sehingga bertanggung jawab kepada parlemen.
C. Demokrasi perwakilan dengan sistem pemisahan kekuasaan
merupakan kedudukan legislatif terpisah dari eksekutif, sehingga kedua
badan tersebut tidak berhubungan secara langsung seperti dalam
demokrasi parlementer.
D. Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum dan inisiatif rakyat
merupakan gabungan antara demokrasi perwakilan dan demokrasi

4
langsung. Badan perwakilan tetap ada, tetapi dikontrol oleh rakyat, baik
melalui referendum yang bersifat obligator maupun fakultatif.

Macam-macam demokrasi yang didasarkan oleh prinsip ideologi:

- Demokrasi Liberal: Demokrasi liberal menekankan kepada kebebasan


individu dengan mengabaikan kepentingan umum.
- Demokrasi Rakyat: Demokrasi rakyat didasari dan dijiwai oleh paham
sosialisme/komunisme yang mengutamakan kepentingan negara atau
kepentingan umum.
- Demokrasi Pancasila: Demokrasi Pancasila berlaku di Indonesia yang
bersumber dan tata nilai sosial dan budaya bangsa Indonesia serta
berasaskan musyawarah untuk mufakat dengan mengutamakan
keseimbangan kepentingan.

Macam-macam demokrasi berdasarkan prioritas :


 Demokrasi Material
 Demokrasi Formal
 Demokrasi Campuran

1.4 Prinsip-prinsip Demokrasi

Prinsip demokrasi dan prasyarat dari berdirinya negara demokrasi


telah terakomodasi dalam konstitusi Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Prinsip-prinsip demokrasi, dapat ditinjau dari pendapat
Almadudi yang kemudian dikenal dengan "soko guru demokrasi".
Menurutnya, prinsip-prinsip demokrasi adalah:

 Kedaulatan rakyat;
 Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah;
 Kekuasaan mayoritas;
 Hak-hak minoritas;
 Jaminan hak asasi manusia;

5
 Pemilihan yang bebas, adil dan jujur;
 Persamaan di depan hukum;
 Proses hukum yang wajar;
 Pembatasan pemerintah secara konstitusional;
 Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik;
 Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerja sama, dan mufakat.

1.5 Asas Pokok Demokrasi

Gagasan pokok atau gagasan dasar suatu pemerintahan demokrasi


adalah pengakuan hakikat manusia, yaitu pada dasarnya manusia
mempunyai kemampuan yang sama dalam hubungan sosial.Berdasarkan
gagasan dasar tersebut terdapat dua asas pokok demokrasi, yaitu:

 Pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya


pemilihan wakil-wakil rakyat untuk lembaga perwakilan rakyat
secara langsung, umum, bebas, dan rahasia serta jujur dan adil; dan
 Pengakuan hakikat dan martabat manusia, misalnya adanya tindakan
pemerintah untuk melindungi hak-hak asasi manusia demi
kepentingan bersama.

1.6 Ciri-Ciri Demokrasi

Ciri-ciri pemerintahan demokratis Dalam perkembangannya,


demokrasi menjadi suatu tatanan yang diterima dan dipakai oleh hampir
seluruh negara di dunia. Ciri-ciri suatu pemerintahan demokrasi adalah
sebagai berikut:

 Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan


keputusan politik, baik langsung maupun tidak langsung
(perwakilan).
 Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak
asasi rakyat (warga negara).

6
 Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala
bidang.
 Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang
independen sebagai alat penegakan hukum
 Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.
 Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan
informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.
 Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di
lembaga perwakilan rakyat.
 Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan
(memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga
perwakilan rakyat.
 Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama,
golongan, dan sebagainya).

1.7 Nilai-Nilai Demokrasi

Untuk menumbuhkan keyakinan akan baiknya sistem demokrasi,


maka harus ada pola perilaku yang menjadi tuntunan atau norma nilai-
nilai demokrasi yang diyakini masyarakat. Nilai-nilai dan demokrasi
membutuhkan hal-hal sebagai berikut:

1. Kesadaran akan puralisme. Masyarakat yang hidup demokratis


harus menjaga keberagaman yang ada di masyarakat. Demokrasi
menjamin keseimbangan hak dan kewajiban setiap warga Negara.
2. Sikap yang jujur dan pikiran yang sehat. Pengambilan keputusan
didasarkan pada prinsip musyawarah prinsip mufakat, dan
mementingkan kepentingan masyarakat pada umumnya.
Pengambilan keputusan dalam demokrasi membutuhkan kejujuran,
logis atau berdasar akal sehat dan sikap tulus setiap orang untuk
beritikad baik.
3. Demokrasi membutuhkan kerjasama antarwarga masyarakat dan
sikap serta itikad baik. Masyarakat yang terkotak-kotak dan penuh

7
curiga kepada masyarakat lainnya mengakibatkan demokrasi tidak
berjalan dengan baik.
4. Demokrasi membutuhkan sikap kedewasaan. Semangat demokrasi
menuntut kesediaan masyarakat untuk membenkan kritik yang
membangun, disampaikan dengan cara yang sopan dan bertanggung
jawab untuk kemungkinan menerima bentuk-bentuk tertentu.
5. Demokrasi membutuhkan pertimbangan moral. Demokrasi
mewajibkan adanya keyakinan bahwa cara mencapai kemenangan
haruslah sejalan dengan tujuan dan berdasarkan moral serta tidak
menghalalkan segala cara. Demokrasi memerlukan pertimbangan
moral atau keluhuran akhlak menjadi acuan dalam berbuat dan
mencapal tujuan.

1.8 Manfaat Demokrasi

Demokrasi dapat memberi manfaat dalam kehidupan masyarakat


yang demokratis, yaitu:

1. Kesetaraan sebagai warga Negara. Disini demokrasi


memperlakukan semua orang adalah sama dan sederajat. Prinsip
kesetaraan menuntut perlakuan sama terhadap pandangan-
pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga Negara.
2. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum. Kebijakan dapat
mencerminkan keinginan rakyatnya. Semakin besar suara rakyat
dalam menentukan semakin besar pula kemungkinan kebijakan itu
menceminkan keinginan dan aspirasi rakyat.
3. Pluralisme dan kompromi. Demokrasi mengisyaratkan kebhinekaan
dan kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan
diantara para warga Negara. Dalam demokrasi untuk mengatasi
perbedaan-perbedaan adalah lewat diskusi, persuasi, kompromi, dan
bukan dengan paksanaan atau pameran kekuasaan.
4. Menjamin hak-hak dasar. Demokrasi menjamin kebebasan-
kebebasan dasar tentang hak-hak sipil dan politis; hak kebebasan

8
berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak
bergerak, dsb. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri
setiap individu dan memungkinkan terwujudnya keputusan-
keputusan kolektif yang lebih baik.
5. Pembaruan kehidupan social. Demokrasi memungkinkan terjadinya
pembawan kehidupan social. Penghapusan kebijakan-kebijakan
yang telah usang secara rutin dan pergantian para politisi dilakukan
dengan cara yang santun, dan damai. Demokrasi memuluskan
proses alih generasi tanpa pergolakan.

1.9 Demokrasi dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

Membicarakan tentang demokrasi dalam sistem Negara Kesatuan


Republik Indonesia, bagaimanapun juga, kita tidak dapat lepas dari alur
periodesasi sejarah politik di Indonesia, yang dapat di bagi dalam tiga
masa (Budiardjo, 1998: 69) yaitu masa Republik Indonesia I (1945-
1959), masa Republik Indonesia II (1959-1965) dan masa Republik
Indonesia III (1965-1998).

A. Demokrasi Parlementer / Masa Republik Indonesia I (1945-1959)


Dengan menggunakan UUD Sementara sebagai landasan
konstitusionalnya. Periode ini disebut pemerintahan parlementer.
Masa ini merupakan masa kejayaan demokrasi di Indonesia, karena
hampir semua elemen demokrasi dapat ditemukan dalam kehidupan
politik di Indonesia.
B. Demokrasi Terpimpin / Masa Republik Indonesia II (1959-1965)
Sejak berakhirnya Pemilu 1955, Presiden Soekarno sudah
menunjukkan gejala ketidak senangannya kepada partai-partai
politik. Hal ini terjadi karena partai politik sangat berorientasi pada
kepentingan ideologinya sendiri dan kurang memperhatikan
kepentingan politik nasional secara menyeluruh. Demokrasi
terpimpin merupakan pernbalikan total dari proses politik yang
berjalan pada masa demokrasi parlementer.

9
C. Demokrasi dalam Pemerinlahan Orde Baru / Masa Republik
Indonesia III (1965-1998)
Dalam negara demokratis, semua warga negara yang mampu dan
mernenuhi syarat mempunyai peluang yang sama untuk mengisi
jabatan. Akan tetapi, di Indonesia, Demokrasi dalam Pemerintahan
Orde baru ini mempunyai sistem rekruitmen yang tertutup, kecuali
anggota DPR yang berjumlah 400 orang. Pengisian jabatan di
lembaga tinggi negara, seperti MA, BPK, DPA, dan jabatan-jabatan
dalam birokrasi, dikontrol sepenuhnya oleh lembaga kepresidenan.
Pemilihan Umum. Pemilu pada masa Orde Baru telah dilangsungkan
sebanyak enam kali, dengan frekuensi yang teratur, yaitu setiap lima
tahun sekali. Tetapi dalam penyelenggaraannya, masih jauh dari
semangat demokrasi. Pemilu sejak tahun 1971, dibuat sedemikian
rupa sehingga Golkar memenangkan pemilihan dengan mayoritas
mutlak.
D. Demokrasi Pancasila Pada Era Reformasi
Demokrasi yang dijalankan pada masa reformasi ini masih tetap
demokrasi pancasila. Namun perbedaanya terletak pada aturan
pelaksanaan. Berdasarkan peraturan perundang-undangan dan praktik
pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa perubahan pelaksanaan
demokrasi pancasila dari masa orde baru pelaksanaan demokrasi
pada masa orde reformasi sekarang ini yaitu :

1. Pemilihan umum lebih demokratis


2. Partai politik lebih mandiri
3. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
4. Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-
masing bersifat otonom penuh.

Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan


peraturan yang dibuat berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan
ketertiban akan lebih mudah diwujudkan. Tata cara pelaksanaan
demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme konstitusional

10
karena penyelenggaraan pemeritah Negara Republik Indonesia
berdasarkan konstitusi.

2. Prospek Demokrasi Di Indonesia


Setelah mengungkapkan perkembangan demokrasi di Indonesia yang di
bagi dalam tiga periode, maka pertanyaan yang kemudian muncul adalah
bagaimana prospek demokrasi Indonesia di masa yang akan datang?
Harold Crough mengungkapkan pesimisme yang kuat, akan tetapi Afan
Gaffar mempunyai keyakinan yang sebaliknya yaitu demokrasi akan dapat
ditingkatkan kualitas pelaksanaannyadengan alasan selama dua dasawarsa
terakhir ini, masyarakat Indonesia telah mengalami transformasi sosial yang
sangat fundamental (Gaffar, 2002: 41).
Proses transformasi sosial ini merupakan produk dari pembangunan
nasional yang berlangsung selama lima Pelita. Tidak dapat disangkal, bahwa
pembangunan nasional telah membawa hasil positif di dalam meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, sekalipun dengan tingkat distribusi yang masih belum
baik. Hal ini dapat kita lihat dari meningkatnya pendapatan perkapita yang
sudah mencapai sekitar 75%, urbanisasi yang semakin menampakan dirinya
serta semakin banyaknya masyarakat yang diekspos media masa.
Satu hal lagi yang jelas adalah peningkatan proporsi orang yang telah
mengalami peningkatan kemampuan politik. Hal ini dapat kita lihat dari
besarnya jumlah pemilih muda yang semakin bertambah pada setiap pemilu.
Mereka adalah generasi baru yang mempunyai pengalaman politik yang
berbeda, yang mengalami sosialisasi atau pendidikan politik yang kemudian
memiliki aspirasi dan tuntutan politik yang berbeda pula dari generasi-generasi
sebelumnya.

11
BAB III

PEMBAHASAN KASUS

1. Kasus Ahok Hingga Aksi Demonstrasi Sebagai Salah Satu Wujud


Demokrasi

Aksi 4 November lalu yang melibatkan ratusan ribu muslim, sedikit


banyak telah mempengaruhi proses hukum kasus dugaan penistaan agama yang
menjerat Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Aksi ini dianggap sebagai salah
satu bentuk ekspresi demokrasi masyarakat dan sudah sepatutnya untuk dihargai
dan diperhatikan serta dilaksanakan tanpa adanya anarkisme antar pendemo.
Seperti yang dikatakan oleh Ketua Bidang Keadilan dan Perdamaian
Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Pendeta Henrik Lokra, - Itu
ekspresi demokrasi, itu harus diberi ruang, tapi tidak anarkis – Jadi, ekspresi
para peserta aksi biar bagaimanapun juga harus dihargai oleh semua pihak.

Semua orang di negeri ini harus diberi kesempatan untuk menyampaikan


aspirasinya. Aksi ini juga dipandang sebagai wujud demokratis yang luar biasa,
dalam aksi ini setiap orang diberi hak untuk mengutarakan pendapatnya. Dan ini
merupakan bentuk kematangan demokrasi Indonesia. (Sekretaris Eksekutif
Komisi Keadilan dan Perdamaian Konferensi Waligereja Indonesia (KWI),
Romo PC Siswantoko)

Kasus ahok dan aksi demonstrasi ini juga sangat erat kaitannya dengan
isu politik yang memang sedang berhembus kencang di kalangan masyarakat
DKI Jakarta yang memang akan melangsungkan Pemilihan Umum Cagub dan
Cawagub baru. Banyak yang mengira aksi ormas Islam itu tak Luput dari
hembusan angin politik di belakangnya. Namun kalangan ormas selalu menepis
pendapat itu. dengan tegas mereka mengklaim bahwa aksi yang mereka lakukan
tidak ada sangkut pautnya dengan politik, apalagi dengan Pilkada DKI Jakarta.

12
2. Pemilihan Rektor IPB, Babak Baru Demokrasi di Perguruan Tinggi
Indonesia (Oleh : Muhammad Firdaus, Guru Besar IPB)

Saat ini proses pemilihan Rektor IPB baru saja menyelesaikan tahap
penting sebelum masuk tahap akhir. Senat Akademik IPB tadi malam sudah
berhasil menetapkan tiga calon rektor yang akan selanjutnya disaring menjadi
rektor baru pada pertengahan November 2017 mendatang. Perguruan tinggi
(PT) mempunyai kebebasan akademik. Kreativitas merupakan kata kunci dalam
pengembangan ilmu pengetahuan, seni dan teknologi untuk kemaslahatan umat
dan bangsa. Terlebih dengan status IPB sebagai PT yang berbadan hukum,
mempunyai otonomi lebih dibandingkan kebanyak PT lain yang berstatus
sebagai Badan Layanan Umum. Termasuk dalam menentukan mekanisme
sendiri untuk menentukan siapa orang yang paling dianggap berkapasitas dalam
memimpin institusi. Tentu, pribadi yang antara lain lepas dari intervensi politik
praktis, berwawasan kebangsaan dan mempunyai profesionalisme untuk
membawa IPB ke depan lebih berkiprah dalam dunia pendidikan global dan
pembangunan nasional.

Kali kedua mengemban amanah sebagai Panitia Pemilihan Rektor IPB.


Pada periode sebelumnya, sistem yang dianut adalah Pemilihan Raya. Semua
komponen civitas akademika diiikutsertakan secara langsung dalam pemungutan
suara, mulai dari dosen, tenaga pendidikan (pegawai), mahasiswa dan alumni.
Mekanisme ini kemudian dirasa kurang pas untuk ekosistem di PT. Pemikiran
baru kemudian berkembang untuk mencari mekanisme pemilihan baru. Diskusi
alot tentu saja mewarnai proses sehingga diperoleh keputusan bersama bahwa
pemilihan rektor IPB melalui mekanisme yang ada sekarang: penjaringan bakal
calon rektor oleh unit kerja di IPB dan alumni; seleksi dari 24 bakal calon
menjadi 6 dan 3 calon oleh Senat Akademik (SA), serta terakhir tahap final
memilih rektor dari 3 calon oleh Majelis Wali Amanat.

13
Tidak mudah kemudian saat harus menentukan bagaimana secara
operasional melakukan seleksi tersebut. Dengan pemikiran keras akhirnya
disepakati SA membentuk panitia Ad-Hoc yang akan terlebih dahulu melakukan
penilaian dokumen terhadap 24 bakal calon, kemudian untuk penganbilan
keputusan harus melalui Sidang Pleno SA.

Setiap tahap untuk menentukan bagaimana mekanisme yang terbaik


untuk pengambilan keputusan, anggota SA selalu dilibatkan secara aktif dan
partisipatif. Tentu saja kapasitas Pimpinan SA tidak diragukan, karena harus
mengarahkan pencapaian mufakat dari lebih 60 orang anggota SA yang
merupakan representasi SDM nomor 1 PT di Indonesia. Semisal pada saat harus
memutuskan bagaimana cara menentukan pemilihan 6 dari 24 bakal calon.
Apakah langsung menggunakan hasil penilaian dokumen dari panitia Ad-Hoc?
Tentu tidak mudah mengerucutkan pemikiran dari orang pintar yang beragam
keilmuannya; usia dan karakter pribadinya. Diskusi alot selalu mewarnai.

Ada hal yang menarik misalnya pada saat hasil evaluasi dokumen
dipaparkan. Dari 24 bakal calon dikelompokkan menjadi beberapa klaster
menggunakan pendekatan statistik stem and leaf. Klaster teratas kemudian
disepakati yang akan disaring menjadi calon rektor. Untuk menjamin validitas
dari instrumen penilaian, dilakukan pula analisis korelasi hasil penilaian
berbagai indikator, semisal hubungan lamanya menempati posisi jabatan
akademik dan nonakademik dengan pandangan tentang pengembangan IPB ke
depan. Apakah ini saja sudah cukup untuk pengambilan keputusan akhir?

Tentu saja tidak. Ruang untuk berpendapat selalu dibuka. Sebagian besar
mengangkat tangan untuk bersuara. Saya sendiri selalu berusaha berpartisipasi,
karena dalam forum terhormat yang mulia tersebut, adrenalin rasanya selalu
terpacu untuk berkontribusi pada hasil yang terbaik.

14
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pembahasan tengtang demokrasi menghadapkan kita pada suatu


kompleksitas permasalahan yang klasik, fundamental namun tetap
aktual. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga
negaranya memiliki hak setara dalam pengambilan keputusan yang dapat
mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga negara
berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum, karena Demokrasi
sangat erat kaitannya dengan politik dan hukum.
Sejak tahun 1998 - sekarang, Indonesia menjalankan Demokrasi
Pancasila Era Reformasi. Demokrasi yang dijalankan pada masa
reformasi ini masih tetap demokrasi pancasila. Namun perbedaanya
terletak pada aturan pelaksanaan. Berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan praktik pelaksanaan demokrasi, terdapat beberapa
perubahan pelaksanaan demokrasi pancasila dari masa orde baru
pelaksanaan demokrasi pada masa orde reformasi sekarang ini yaitu :

1. Pemilihan umum lebih demokratis


2. Partai politik lebih mandiri
3. Lembaga demokrasi lebih berfungsi
4. Konsep trias politika (3 Pilar Kekuasaan Negara) masing-
masing bersifat otonom penuh.

Adanya kehidupan yang demokratis, melalui hukum dan


peraturan yang dibuat berdasarkan kehendak rakyat, ketentraman dan
ketertiban akan lebih mudah diwujudkan. Tata cara pelaksanaan
demokrasi Pancasila dilandaskan atas mekanisme konstitusional karena
penyelenggaraan pemeritah Negara Republik Indonesia berdasarkan
konstitusi.

15
B. SARAN

Indonesia telah melewati berbagai jenis bentuk demokrasi, mulai dari


Demokrasi Parlementer, Demokrasi Terpimpin, dan Demokrasi pada
Pemerintahan Orde Baru. Untuk sekarang demokrasi yang sedang berjalan di
Indonesia adalah Demokrasi Pancasila Era Reformasi yang dimulai sejak
runtuhnya pemerintahan Orde Baru hingga sekarang.
Dari panjangnya perjalanan Indonesia dalam melewati berbagai jenis
demokrasi ini, sudah sepatutnya kita sebagai Warga Negara Indonesia
mampu bersikap bijak akan demokrasi dan mampu menjalankan demokrasi
dengan semestinya, baik dilingkungan yang paling kecil yaitu keluarga
sampai lingkungan yang paling besar yaitu pemerintahan.
Mengutip dari pendapat Harold Crough yang mengungkapkan pesimisme
yang kuat akan Demokrasi dimasa yang akan datang, maupun pendapat Afan
Gaffar yang mempunyai keyakinan yang sebaliknya. Kita hanya harus
percaya bahwa Demokrasi adalah pilihan yang terbaik untuk kita dan Negara
Indonesia kita tercinta. Sebagai Warga Negara yang baik, kita harus pandai
memilah cara mengekspresikan demokrasi, yaitu dengan mengekspresikan
suatu demokrasi dengan cara yang baik, tanpa adanya anarkisme, isu SARA
dan tujuan-tujuan lain yang dapat meruntuhkan negara Indonesia. Hancur
tidaknya suatu negara ada di tangan rakyatnya. Maka dari itu kita harus siap
untuk menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi dimasa
mendatang dan senantiasa selalu melakukan yang terbaik untuk Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Sunarto, dkk, 2017. Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan


Tinggi. Semarang: Pusat pengembangan MKU/MKDK-LP3 Universitas
Negeri Semarang
http://robihartopurba.blogspot.com/2015/03/makalah-tentang-demokrasi-
di-indonesia.html
http://m.tribunnews.com/nasional/2016/11/21/aksi-4-november-harus-
dihargai-sebagai-ekspresi-demokrasi
http://m.republika.co.id/berita/jurnalisme-
warga/wacana/17/10/10/oxlbf9440-pemilihan-rektor-ipb-babak-baru-
demonstrasi-di-perguruan-tinggi-indonesia
http://thynaituthya.wordpress.com/2013/11/23/makalah-pkn-tentang-
demokrasi-indonesia
http://id.m.wikipedia.org/wiki/demokrasi
http://www.kamusjenius.com/2015/6/mengenal-macam-macam-
demokrasi-di.html

17

Anda mungkin juga menyukai