PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak-anak yang sering bertanya tentang cara kerja sesuatu atau mengapa hal-hal
tertentu terjadi sebagaimana adanya bahkan cenderung memiliki keterampilan menyelesaikan
masalah dengan lebih baik. Mereka adalah orang-orang yang dengan cermat menganalisis
masalah perseorangan maupun kelompok. Kemampuan anak dalam memecahkan masalah
(Problem Solving) dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya baik dalam kemampuan
berfikir maupun kreativitasnya. Namun, dalam perjalanannya masih banyak anak yang belum
mampu dalam memecahkan masalahnya sendiri. Mereka masih memerlukan bantuan orang
dewasa atau guru dalam menerapkan problem solving dalam keseharian. Dan bagaimana
penggunan problem solving untuk dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini.
Maka dari itu, perlunya mengetahui metode dan teknik dalam pemecahan masalah
untuk memudahkan kita dalam mengajarkan pemecahan masalah dalam pemebelajaran
matematika.
1
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian Problem Solving?
2. Bagaimana ketrampilan anak dalam membuat sebuah keputusan?
3. Bagaimana Cara Anak Menyesaikan Masalahnya?
4. Bagaimana aktivitas problem solving untuk anak?
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Problem Solving
2. Untuk menetahui ketrampilan anak dalam membuat sebuah keputusan
3. Untuk mengetahui Cara Anak Menyesaikan Masalahnya
4. Untuk mengetahui aktivitas problem solving untuk anak
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif sehingga dapat
mengambil suatu tindakan keputusan untuk mencapai sasaran.
Menurut John Dewey, sebagaimana dikutip oleh Saiful Bahri Djamarah,
belajar memecahkan masalah itu berlangsung sebagai berikut: “Individu menyadari
masalah bila ia dihadapkan kepada situasi keraguan dan kekaburan sehingga
menemukan adanya semacam kesulitan.” (Djamarah, Saiful Bahri. 1996 : 103)
Metode problem solving adalah salah satu metode mengajar yang digunakan
oleh guru dalam kegiatan proses pembelajaran. Metode problem solving ini
merupakan metode mengajar untuk menstimulasi peserta didik dalam berpikir yang
dimulai dan mencari data sampai merumuskan kesimpulan, sehingga dengan metode
problem solving ini peserta didik dapat memberi makna apa yang diperoleh dalam
kegiatan pembelajaran.
4
Pilihan untuk bayi
Ketika Anda memegang dua mainan untuk bayi dan bayi memilih satu, bayi
sedang membuat keputusan. Ketika Anda menawarkan bayi makanan dan mereka
memalingkan kepala mereka, mereka membuat keputusan. Anda dapat membantu
bayi mengembangkan keterampilan membuat keputusan mereka dengan menghormati
kebutuhan mereka untuk memilih kapan mereka bisa. Misalnya, jika mereka tidak
menyukai makanan, Anda dapat menawarkan sesuatu yang berbeda kepada
mereka; jika mereka marah ketika Anda mencoba untuk meninggalkan mereka, Anda
bisa tetap tinggal dan menghibur mereka. Ini membantu bayi membangun rasa
percaya dan percaya diri.
5
Pilihan untuk balita
Orang tua, pengasuh, dan staf anak usia dini dapat mendorong balita untuk membuat
pilihan mereka sendiri dan mungkin menghindari mengatakan "Tidak" lebih dari yang
seharusnya. Seorang anggota staf mungkin berkata "Ya" kepada seorang anak yang
tidak ingin minum teh pagi pada waktu yang sama dengan anak-anak lain karena dia
sibuk membuat sesuatu. Jika orang tua dan pengasuh harus mengatakan "Tidak", akan
sangat membantu untuk memberikan alasan sederhana bahwa anak dapat
mengerti. Misalnya, "Tidak, kita tidak bisa meniup gelembung di dalamnya karena
akan membuat lantai menjadi licin. Tapi mari kita meniupnya di luar."
6
lapar. Berkonflik tentang makanan sepertinya akan mengecewakan semua
orang. Menyediakan berbagai makanan, termasuk beberapa yang Anda tahu suka
anak, dan membiarkan mereka memilih memberi mereka kesempatan untuk membuat
keputusan sendiri. Memberikan hanya beberapa pilihan dapat mempermudah anak-
anak.
7
menggunakan ini untuk memikirkan situasi baru dan lebih mampu mengelola
perasaan dan tindakan mereka. Ini membantu anak usia prasekolah membuat pilihan
yang lebih bijaksana.
8
Jadi masalahnya adalah bahwa dua orang sama-sama menginginkan
mainan. Cameron merasa marah dan sakit hati karena Ali mengambil mainan
itu dan Ali merasa sedih karena dia ingin bermain dengannya. "Ketika anak-
anak semakin besar mereka akan dapat mengatakan bagaimana mereka
merasakan diri mereka sendiri.
3. Berencana untuk memecahkan masalah
Tergantung pada usia dan kemampuan anak-anak, solusi dapat
ditawarkan (untuk balita) misalnya, "Bagaimana jadinya, Cameron, jika Anda
menyelesaikan permainan Anda dan kemudian memberikannya kepada Ali
untuk mendapat giliran?" Jika Cameron memilih untuk mempertahankan
kereta untuk sementara waktu, Anda dapat membantu Ali menemukan sesuatu
yang lain untuk dilakukan sementara dia menunggu giliran. (Karena
kebanyakan balita tidak benar-benar dapat menunggu dan bergantian, Anda
mungkin juga mencoba mencari kereta lain sehingga mereka dapat
memilikinya masing-masing).
Jika anak-anak berusia tiga tahun atau lebih Anda dapat mengatakan:
"Dapatkah Anda memikirkan beberapa cara untuk memecahkan masalah
ini?" Jika mereka tidak dapat memikirkan, Anda dapat membuat beberapa
saran untuk mereka pilih. Pikirkan sebanyak mungkin pilihan dan kemudian
bicarakan tentang apa yang akan terjadi dengan masing-masing. Bahkan jika
opsi tampak tidak dapat dikerjakan, sertakan mereka karena ini mendorong
anak-anak untuk mempertimbangkan solusi yang berbeda sebelum memilih
apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Ingat bahwa sering memperhatikan dan mengomentari emosi seorang
anak itu sendiri cukup untuk memecahkan masalah, misalnya, Cameron marah
dan sakit hati dan Ali sedih.
4. Melakukan sesuatu tentang hal itu (tindakan)
Tetap berada di dekatnya mungkin cukup mendukung anak-anak untuk
mencoba menyelesaikan masalah. Terkadang mereka membutuhkan bantuan
Anda. Ketika mereka semakin tua, anak-anak akan dapat melakukan lebih
banyak pemecahan masalah diri mereka sendiri dan kemudian membiarkan
Anda tahu nanti bagaimana ia pergi.
9
5. Memeriksa kembali
Tanyakan kepada anak-anak tentang keputusan yang mereka buat —
apakah itu membantu, apakah itu tidak membantu, apakah Anda perlu mencari
cara lain untuk pergi? Ini penting karena terkadang anak meminta orang
dewasa untuk membantu mereka dengan masalah dan saran apa pun yang
mereka coba tidak berfungsi. Jika Anda tidak memeriksa kembali dan
menunjukkan kepada anak-anak cara mencoba lagi, mereka mungkin
kehilangan kesempatan untuk belajar atau yakin akan kemampuan Anda untuk
membantu.
Perlu diingat bahwa setiap aspek kehidupan seorang anak tidak harus
digunakan sebagai kesempatan untuk mempelajari sesuatu. Bersenang-senang
memainkan permainan mereka sendiri dan menyelesaikan masalah mereka sangat
penting untuk perkembangan yang sehat.(kidsmatter.2018)
- Kertas
- Gunting
10
- Cat
- pensil
- penggaris
Cara pembuatan :
- Lalu buat lah sketsa berbentuk garis tebal untuk start dan finish
- pasir
- botol bekas
- cutter
Cara pembuatan :
11
- Buat 2 lubang pada botol
- Guru menjelaskan aturan main yaitu botol harus terisi penuh dengan pasir tanpa alat
bantuan
- gunting
- pensil
Cara pembuatan :
12
- Gunting kain flanel mengikuti pola lalu jahit
- Lalu anak di beri peraturan yaitu anak harus mengurutkan sesuai angka dari kecil ke
besar
- benner
- lem
- gunting
- apk photoshop
Cara pembuatan :
- Buka Apk photoshop masukan gambar lalu beri garis sesuai ukuran spons
13
- Cetak benner lalu potong dan tempel ke spons
- cat
- gergaji
- amplas
Cara pembuatan :
- Lalu cat papan kayu yg pertama bagi 2 kolom untuk urutan panjang dan pendek
- Lalu potong papan kayu yg kedua menjadi persegi panjang berbagai ukuran
14
- Lalu amplas
- Siapkan kertas lalu tulis warna dan urutannya(misal warna biru lalu mengurutkan dari
kecil ke besar)
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Problem solving adalah merupakan suatu keterampilan yang meliputi kemampuan
untuk mencari informasi, menganalisa situasi, mengidentifikasi masalah dengan
tujuan
2. Cara anak menggambil suatu keputusan didasari kematangan perkembangan
kognitifnya dan kematangan fisiknya apa tahap apa
3. Ketika anak memecahkan suatu masalah maka anak haruslah mengontrol emosinya
lalu mengidentifikasi masalah lalu membuat keputusan dan memeriksa kembali
B. Saran
1. Sebagai orang tua atau sebagai pendidik hendaklah kita mengetahui dan
memahami pengrtian problemsolving
2. Kita juga harus tau step-step yang harus dilakukan ketika anak hendak
memecahkan suatu masalah
3. Ketika anak ingin memecahkan maslah m]hendaknya kita harus membantu anak
dalam pengawasan dan kontroling
16
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Rineka. Cipta.
Hakim
Kidsmatter.2018 Belajar untuk membuat keputusan yang baik dan menyelesaikan masalah
pada anak usia dini.online.( https://www.kidsmatter.edu.au/early-childhood/about-
behaviour/about-making-decisions/learning-make-good-decisions-and-solve diakses
20 september 2018)
17