Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISIS TERAPI KEPERAWATAN

KELUARGA FILM “THE DIVING BELL AND BUTTERFLY”

KEPERAWATAN KELUARGA

Oleh
Kelompok 4
Kelas B 2016

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
ANALISIS TERAPI AUGMENTATIVE AND ALTERNATIF
COMMUNICATION UNTUK PASIEN LOCKED-IN SYNDROME

KEPERAWATAN KELUARGA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Keluarga


Dosen pembimbing :Ns. Tantut Susanto, M. Kep. Sp. Kep. Kom, Ph.D

Oleh
Nurul Amilia Oktivana NIM 162310101063
Siti Nurhaliza Farisia NIM 162310101065
Fitri Eka Sari NIM 162310101078
Roihana Jannatil F. NIM 162310101079
Ikhwan Abbiyu NIM 162310101085
Novia Paramitha NIM 162310101088

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
TERAPI KELUARGA

Judul film : The diving bell and the butterfly


Masalah keluarga : Tn. Jean-Do menderita stroke Locked-in Syndrome serta
mengalami peradangan paru-paru. Karena stroke Tn. Jean-Do kesulitan dalam
berkomunikasi sehingga diperoleh diagnosa hambatan komunikasi verbal, disfungsi
proses keluarga dan ketegangan pemeri asuhan .
Terapi pasien dan keluarga : Terapi komunikasi augmentasi dan alternatif
terapeutik
Pengertian terapi komunikasi terapeutik :
Terapi komunikasi terapeutik adalah alat yang efektif untuk mempengaruhi
tingkah laku manusia, sehingga komunikasi dikembangkan dan dipelihara secara
terus menerus sehingga mempengaruhi kesehatan pasien untuk sembuh. Komunikasi
terapeutik bertujuan untuk memudahkan dengan membantu pasien mengurangi beban
perasaan, melaksanakan tindakan yang efektif, memengaruhi orang lain atau dirinya
sendiri terwujudnya kesembuhan pasien, serta kegiatan – kegiatan tertentu dalam
rangka mencapai tujuan optimal, baik dalam komunikasi pekerjaan atau hubungan
antar orang sakit dengan perawat seperti di film the diving bell and the butterfly yang
melatih pasien menggunakan terapi komunikasi.
Indikasi : Orang atau pasien yang memiliki hambatan komunikasi serta pasien
yang membutuhkan bantuan komunikasi terapeutik dalam mengurangi permasalahan
dirinya
Kontraindikasi :-
Persiapan terapi komunikasi terapeutik :
Kontrak waktu, tempat dan anggota keluarga yang mengikuti terapi, menyediakan
alat – alat jika diperlukan untuk membantu terapi keluarga struktural.
Prosedur terapi komunikasi terapeutik :
1. Prainteraksi
a. Cek catatan keperawatan atau medis klien (jika ada)
b. Menyiapkan alat yang akan digunakan untuk terapi (jika diperlukan)
c. Identifikasi faktor/kondisi yang menyebabkan kontraindikasi

2. Tahap Orientasi
a. Memberi salam dan tersenyum pada klien
b. Melakukan validasi (kognitif, psikomotor, dan afektif)
c. Perkenalkan nama perawat
d. Menanyakan nama panggilan
e. Menjelaskan peran perawat pada klien
f. Mengatakan tujuan dan mengingatkan kontrak waktu
g. Berjanji menjaga klien
h. Menjelaskan kegiatan

3. Tahap Kerja
a. Berikan kesempatan klien dan keluarga untuk bertanya sebelum tindakan
dilakukan.
b. Berikan posisi /kondisi yang nyaman bagi klien dan keluarga.
c. Mendiskusikan dengan keluarga mengenai intervensi dan informasi yang
kurang tepat.
d. Menjelaskan tentang apa itu terapi AAC
e. Menjelaskan, alat, bahan dan komponen dari terapi AAC
f. Mengajari keluarga dan klien cara untuk menggunakan terapi AAC.
g. Mendemonstrasikan bagaimana cara kerja dari AAC dan meminta klien atau
keluarga untuk mencoba terapi tersebut.
h. Memberikan reinforcement /pujian positif kepada pasien dan keluarga untuk
mau bekerja sama dengan baik dengan tenaga kesehatan.

4. Tahap Terminasi
a. Evaluasi perasaan klien
b. Evaluasi hasil
c. Mengakhiri komunikasi dan membuat rencana tindak lanjut
Evaluasi terapi komunikasi terapeutik :
Klien dan keluarga mulai memahami dan menerapkan terapi komunikasi
terapeutik dalam membantu klien berkomunikasi dengan baik sehingga dapat
mempengaruhi kesembuhan pasien serta meningkatkan hubungan yang baik.

Sumber referensi :
Musliha dan Siti Fatmawati. 2010. Komunikasi Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
CRITICAL APPRAISAL JOURNAL

1. Judul A Concept-Environment For Computer – Based


Augmentative And Alternative Communication Founded
On A Systematic Review
2. Penerbitan / Tahun 2015/ Res. Biomed. Engineering
terbitan
3. Authors Luiz Fernando Batista Loja, Renato de Sousa Gomide,
Fabiana Freitas Mendes, Ricardo Antonio Gonçalves
Teixeira, Rodrigo Pinto Lemos, Edna Lúcia Flôres
4. Sumber Jurnal DOI: http://dx.doi.org/10.1590/2446-4740.0601
5. Abstrak Pendahuluan: locked-in syndrome merupakan kasus
terburuk gangguan motorik dan bicara, sakit ini sangat
merusak kemampuan komunikasi oral dan gestural
pasien. Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi
komunikasi alternatif dan augmentatif telah menyediakan
sumber daya untuk memulihkan kemampuan pasien
untuk berkomunikasi.
Metode: peneliti menemukan 203 makalah terkait dan 55
di antaranya dipilih untuk menyusun penelitian. Setelah
itu, peneliti mengklasifikasikannya menjadi tiga
kelompok besar dan mengidentifikasi kesulitannya pada
masing-masing pendekatan.
Hasil: Untuk mengatasi kesulitannya, peneliti
mengusulkan konsep sistem baru untuk mengembangkan
lingkungan komunikasi yang adaptif dengan biaya rendah
yang terdiri dari empat modul yaitu dimulai dengan
memasukkan data, komunikasi, bantuan kepada pengasuh
dan interaksi eksternal.
6. Introduction
Pernyataan Locked-In Syndrome (LIS) sebagai kasus terburuk yang
masalah merusak kemampuan komunikasi oral dan gestural
pasien. Pasien LIS benar-benar kehilangan fungsi motorik
mereka dari ekstremitas atas sampai bawah dan hanya
mampu melakukan gerakan mata. Ada tiga jenis LIS yaitu
incomplete, classic and complete. Dalam LIS yang
incomplet, individu menunjukkan gerakan yang terbatas,
seperti menggerakkan jari atau bagian wajah. Orang yang
menderita Classic LIS hanya bisa bergerak atau berkedip
mata. Akhirnya, dalam LIS Lengkap, pasien tidak dapat
melakukan gerakan di mana saja di dalam tubuh. Maka
mereka membutuhkan perangkat yang menyediakan cara
alternatif berkomunikasi untuk mengekspresikan dirinya.
Hipotesis atau Pertanyaan pertama dalam jurnal tersebut bertujuan untuk
pertanyaan mengidentifikasi teknik dan metode AAC yang
penelitian menggunakan perangkat komputasi untuk membantu
orang-orang dengan LIS klasik dan peneliti
menyimpulkan bahwa teknik HCI termurah dan tepat
yang dapat digunakan pada sistem AAC dengan
pelacakan mata atau wajah menggunakan kamera.
Pendekatan ini lebih murah karena sebagian besar
komputer menyertakan webcam yang dapat diterapkan
untuk aplikasi AAC. Pendekatan ini tidak memerlukan
kontak fisik antara pasien dan perangkat elektronik.
Selain itu, ada perangkat lunak gratis seperti ITU
GazeTracker yang menerapkan algoritma pelacakan mata.
Pertanyaan kedua bertujuan untuk mengetahui bagian
teknologi mana yang kurang tepat dalam mengatasi
komunikasi pasien LIS yaitu walaupun pasien
dipermudah komunikasi menggunakan perangkat
komputer maka masih perlunya keluarga untuk selalu
memberikan komunikasi yang lebih efektif bagi orang-
orang dengan LIS.
Tinjauan Literatur review menggunakan jurnal tahun terendah
pustaka 2008 hingga up to date pada tahun 2013, sedangkan
penelitian jurnal ini dipublikasikan september 2015.
Untuk literatur jurnal yang digunakan sesuai dengan
masalah penelitian yang dikategorikan oleh peneliti
menjadi artikel mengenai BCI, perangkat pembangkit
ucapan, EOG, studi eksplorasi, raut wajah, eyetracking,
pemodelan perangkat lunak, papan komunikasi, ulasan
konseptual, tinjauan sistematis, keyboard virtual
alternatif.
Konseptual / Peneliti berfokus pada pertanyaan penelitian yang mana
Kerangka mencoba mencari makalah tentang "Locked-In
teoritis Syndrome". Namun, karena sifat interdisiplinernya,
pencarian tidak menghasilkan hasil yang baik. Untuk
memperluas pencarian pada teknologi AAC maka peneliti
memodifikasi string pencarian untuk memasukkan
sinonim AAC. Setelah proses seleksi, karya-karya
tersebut diurutkan untuk memastikan bahwa setiap
dokumen hanya dipilih satu kali untuk dibaca abstrak dan
kesimpulan peneliti. Setiap peneliti menggunakan kriteria
inklusi dan eksklusi yang diuraikan dalam Bagian
Kriteria dan Prosedur untuk Memilih Studi untuk
memutuskan apakah penelitian itu sesuai atau tidak untuk
Tinjauan Sistematis penelitian jurnal ini. Dalam kasus
pendapat peneliti yang berbeda dibahas sampai tercapai
keputusan.Setelah mengevaluasi semua karya, setiap
peneliti mencatat alasannya memasukkan atau
mengecualikan masing-masing penelitian.
7. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi
dan menganalisis teknik, metode dan perangkat
komputerisasi yang digunakan untuk mendukung
komunikasi orang-orang dengan LIS klasik. Secara
khusus peneliti bermaksud untuk: menemukan teknik,
metode, perangkat dan perangkat lunak yang kurang
dengan kemampuan beradaptasi pasien LIS,
mengidentifikasi keterbatasan yang terkait dengan
penggunaan metode, perangkat, dan perangkat lunak
tersebut dan mengusulkan lingkungan komunikasi
terpadu yang mengatasi masalah utama.
8. Metode
Design Peneliti menemukan 203 makalah terkait dan 55 di
penelitian antaranya dipilih untuk menyusun penelitian. Dari 55
makalah yang sepenuhnya dibaca, peneliti
mengklasifikasikan 10 sebagai CRAAC, 15 sebagai CS
(Perangkat Lunak Komunikasi) dan 20 sebagai HCI. Sisa
10 makalah telah dihapus dari penelitian ini karena tidak
cocok dengan salah satu kategori ini.
Prosedur Setelah peneliti membaca dokumen secara lengkap, tiga
studi yang ditulis dalam bahasa lain selain bahasa Inggris
dan Portugis dihapus. Selain itu, tujuh studi lainnya
dihapus karena teknik, komponen atau metode perangkat
lunak mereka tidak cocok untuk orang dengan LIS karena
termasuk kriteria pengecualian.
Dari dokumen yang tersisa, peneliti mengklasifikasikan
ke dalam tiga kategori: Konsep dan Tinjauan Komunikasi
Augmentatif dan Alternatif (CRAAC) mencakup tinjauan
sistematis dan literatur serta diskusi tentang AAC.,
Perangkat Lunak Komunikasi (CS) terdiri dari solusi
perangkat lunak yang dimodelkan dan diimplementasikan
untuk meningkatkan komunikasi orang-orang dengan
LIS., dan metode Human-Computer Interface (HCI) yang
menggambarkan hubungan berbagai jenis komputer dan
orang-orang dengan LIS.
9. Hasil
Analisa data Metode input data BCI dengan cara pengenalan ekspresi
wajah dan pelacakan pola gerakan mata terkadang gagal
menafsirkan sinyal selama proses klasifikasi dalam
menangkap gerakan mata. Sehingga upaya ini
menyebabkan menyebabkan pasien merasa frustrasi dan
menyerah menggunakan sistem ini.
Temuan Modul komunikasi yang terdiri dari menampilkan lebih
dari satu huruf , ikon dan kata-kata yang mewakili
tindakan yang paling sering diperlukan oleh pasien. Salah
satu mekanisme memasukkan teks alternatif adalah
keyboard, Namun karena gangguan pengguna, sistem
AAC menggunakan keyboard virtual daripada yang fisik.
Keyboard virtual adalah sejenis perangkat lunak yang
menunjukkan tata letak keyboard di layar komputer.
Namun, diantara karya-karya yang telah ditemukan
peneliti mengatakan bahwa masih belum adanya masalah
kinerja mengetik cepat dari keyboard virtual sehingga
pasien harus berkedip banyak kali untuk merangkai
kalimat hingga lengkap. Namun demikian, tak satu pun
dari mereka mengusulkan perbaikan pada keyboard
virtual, meskipun penting untuk antar komunikasi . Maka
perlunya algoritma prediksi teks pada keyboard virtual
untuk meminimalkan penulisan hingga selesai. Namun,
untuk keyboard virtual dengan tujuan umum, ada strategi
untuk meningkatkan kinerja pengetikan yang bervariasi
dari pengoptimalan tata letak penggunaan metode
prediksi teks. Perbaikan ini juga bisa diterapkan pada
pembangunan sistem AAC yang lebih efisien. Keyboard
semacam ini lebih cocok untuk komunikasi bantu, karena
membutuhkan usaha berkedip yang lebih kecil dan lebih
meningkatkan upaya untuk pengguna untuk
menyelesaikan kalimat dalm waktu cepat.
10. Diskusi
Interpretasi dari Pada dasarnya ada dua pendekatan untuk interpretasi
temuan sinyal digital: deteksi atau klasifikasi.
Dalam pendekatan deteksi, mekanisme mewakili input
data menggunakan dua keadaan aktif atau tidak aktif.
Misalnya, di EOG, sinyal dianggap aktif jika mata
pengguna ditutup, dan tidak aktif ketika mata terbuka.
Pendekatan ini memiliki beberapa kelebihan, seperti
kekuatannya, karena sinyal biologis sangat spesifik dan
mudah dideteksi. Namun, stimulus semacam ini hanya
memungkinkan satu perintah. Perubahan ini
diterjemahkan sebagai input dan diubah dalam perintah
komputer.
Pendekatan klasifikasi dapat menghasilkan lebih dari satu
perintah untuk sinyal input tunggal. Sebagai contoh, di
BCI sinyal otak dapat dikodekan dalam banyak gambar
mental yang berbeda. Kemudian, komputer
mengklasifikasikan gambar-gambar tersebut sebagai pola
dan perintah komputasi yang berbeda dapat dihasilkan.
Solusi AAC dapat membangun pesan dengan
menggunakan tiga jenis bahasa: teks, gambar, campuran
semua elemen ini. Sebagian besar solusi hanya
menampilkan pesan yang telah ditentukan sesuai dengan
kebutuhan harian pasien yang paling sering. Dan
penggunaan bahasa hibrida, misalnya, elemen teks dan
gambar, membantu pengguna untuk dengan mudah
mengidentifikasi opsi yang diinginkan melalui identitas
visual masing-masing sehingga pengguna yang buta huruf
sekalipun dapat menggunakan sistem semacam ini.

Implementasi / Dalam rangka mengembangkan lingkungan komunikasi


rekomendasi yang adaptif dan berbiaya rendah, peneliti menemukan
perangkat lunak dengan empat modul: entri data,
komunikasi, bantuan kepada pengasuh, dan interaksi
eksternal. Perangkat lunak ini akan terdiri dari komponen
primer, sekunder dan tersier untuk memenuhi kebutuhan
komunikasi pengguna yang bertujuan untuk
meningkatkan kecepatan komunikasi pasien. Untuk
meminimalkan jumlah interaksi yang diperlukan untuk
menulis kata, algoritma prediksi teks akan diterapkan dan
digunakan oleh keyboard virtual. Penggunaan angka pada
modul komunikasi akan membantu pasien untuk
mengekspresikan kebutuhan dasar mereka tanpa harus
menulis kalimat lengkap. Misalnya, jika pasien ingin
minum air atau mandi, ia akan dapat memilih figur atau
bahkan urutan angka yang mewakili tindakan tersebut.
Pasien juga akan dapat menggunakan angka dan kata-kata
di keyboard virtual. Modul entri data akan menyediakan
antarmuka komunikasi antara pengguna dan komputer.
Dengan menunjukkan teknik gerakan mata yang akan
digunakan sebagai data input.
Bantuan ke modul pengasuh akan digunakan untuk
mendukung pengasuh dalam prosedur penting untuk
memenuhi keinginan dan kebutuhan sehari-hari pasien.
Modul ini akan dapat mengelola berbagai jenis media,
menyediakan video Instruksional untuk membantu
mendukung pasien dalam kebutuhan sehari-hari mereka
seperti mengajarkan bagaimana memposisikan pasien di
tempat tidur atau membawanya ke kamar mandi. Selain
itu, panduan penggunaan sistem akan disediakan dalam
video dan teks, termasuk informasi dukungan teknis
untuk memungkinkan penggunaan berkelanjutan dari
lingkungan komunikasi.
Modul interaksi eksternal akan berisi input dan output
yang bertanggung jawab untuk komunikasi dengan
perangkat lunak lain. Tujuan dari modul terakhir ini
adalah untuk menyediakan cara mengintegrasikan
perangkat lunak lain dalam lingkungan komunikasi,
misalnya, semacam perangkat lunak untuk
mengendalikan televisi.
Modul pengasuh akan memiliki media informatif dan
pengingat kegiatan sehari-hari. Para pengasuh akan
mendapat manfaat dari penggunaan lingkungan ini.
Akhirnya, interaksi eksternal dapat membantu individu
dengan LIS untuk berinteraksi dengan perangkat
eksternal.
10. Global issue
Penelitian Terapi komunikasi AAC sangat direkomendasikan pada
kredibilitas pasien Locked-in Syndrome karena berhasil mengatasi
masalah keinginan untuk mati pada pasien dan membuat
kualitas hidup pasien dengan Locked-in Syndrome
menjadi lebih baik secara signifikan namun sementara ini
isu-isu pada masyarakat luas,, menyeluruh, bahwa tidak
semua rumah sakit menerapkan, mempraktikkan terapi
komunikasi ACC ini dikarenakan sumber daya yang
belum terlatih dan masih tidak adanya sistem AAC di
rumah sakit. Isue global yang beredar bahwa tidak
seluruh rumah sakit menerapkan praktik terapi
komunikasi AAC ini dan lebih berfokus pada kondisi
kesehatan pasien saja yang mana tidak terlalu fokus pada
bagaimana hubungan pasien dengan keluarga.
Ringkasan Maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa peneliti
penilaian dalam jurnal menemukan karya pada perangkat, teknik,
dan metodologi untuk membantu orang dengan Locked-in
Berdasarkan metode kategori Antarmuka Manusia-
Komputer kami mengidentifikasi Eye and Face tracking
menggunakan kamera sebagai teknik komunikasi.Selain
mengecilkan penggunaan berkelanjutan dari lingkungan
komunikasi AAC, maka masih perlunya keluarga untuk
selalu memberikan komunikasi yang lebih efektif bagi
orang-orang dengan LIS.
Lingkungan di sini diusulkan akan terdiri dari modul
untuk entri data, komunikasi, bantuan kepada pengasuh,
dan interaksi eksternal. Tujuan dari entri data dan modul
komunikasi adalah untuk meningkatkan kecepatan
komunikasi. Bantuan ke modul pengasuh bertujuan untuk
memberikan informasi pengasuh dalam membantu
berinteraksi dengan pasien sesuai dengan kebutuhan
sehari-hari mereka. Akhirnya, modul interaksi eksternal
akan mengintegrasikan modul entri data dengan
perangkat lunak lain yang diinstal pada komputer yang
sama untuk memungkinkan mengendalikan perangkat
lain seperti perangkat TV.

Anda mungkin juga menyukai