Laprak AC-1
Laprak AC-1
I. Kompetensi
1. Mengidentifikasi sistem AC beserta dengan komponen-komponennya.
V. Langkah Kerja
1. Persiapan
a. Penjelasan dari dosen pembimbing tentang peraturan praktik
b. Pembentukan kelompok praktik dan pembagian kelompok
2. Mempelajari fungsi sistem AC
3. Mengidentifikasi dan mempelajari fungsi komponen-komponen utama sistem AC
4. Menghidupkan engine stand/kendaraan
5. Mempelajari cara kerja sistem AC
6. Menggambar sistem AC kendaraan beserta dengan komponen-komponen utama
7. Melaporkan ke dosen pembimbing ketika sudah menyelesaikan semua kegiatan praktik
8. Memeriksa kelengkapan alat dan bahan praktik serta mengembalikan ke tempat semula
9. Membersihkan dan merapikan tempat praktik
VI. Pembahasan
1. Dasar Teori
Sistem AC pada mobil merupakan salah satu fitur kenyamanan dalam berkendara. Mobil sebagai
penunjang aktivitas manusia yang dirancang dapat beroperasi pada berbagai keadaan termasuk
berbagai iklim dan temperatur, maka pada mobil memerlukan sistem pengatur suhu. Sistem AC
pada mesin yang digunakan untuk praktikum terdiri dari beberapa komponen antara lain:
kompresor, kondensor dan extra fan, receiver/dryer, expansion valve, evaporator dan blower,
dan heat sensitizing tube. Beberapa komponen ini menjadi satu kesatuan menjadi suatu sistem
yaitu sistem AC dan sebagai bahan yang diolahnya yaitu refrigerant.
AC (Air Condiitoner) merupakan suatu peralatan (komponen) yang berfungsi untuk mendinginkan
udara di dalam kabin agar penumpang dapat merasa segar dan nyaman. Agar dapat mendukung
sistem AC maka dibutuhkan suatu pendingin yang dapat mendinginkan udara didalam kabin
salah satunya refrigerant. Komponen-komponen pada sistem AC yaitu kompresor, kondensor,
Dryer/Receifer, Expansion Valve, dan Evaporator.
2. Fungsi Sistem AC
a. Mengontrol suhu atau temperatur udara dalam kendaraan.
b. Mengontrol kelembaban udara.
c. Membersihkan udara.
d. Mengontrol aliran udara.
3. Identifikasi Komponen
Komponen-komponen utama sistem AC terdiri dari:
b. Kondensor
Kondensor pada sistem AC berfungsi untuk merubah refrigerant dari bentuk gas bertekanan
dan bersuhu tinggi (14-15 kg/cm2 dan 800 C) dari hasil pompaan kompresor mejadi cairan
dengan tekanan dan suhu lebih rendah (14-15 kg/cm2 dan 500 C). Proses mengubah gas
refrigerant bertekanan tinggi menjadi cairan dengan menghilangkan panas dari refrigerant
panas ke temperatur atmospir/udara luar dengan bantuan udara yang mengalir melalui sirip-
sirip kondensor. Karena energi panasnya berkurang maka gas refrigerant akan mengalami
kondensasi dan berubah bentuk menjadi cairan refrigerant. Kondensor dilengkapi juga dengan
extra fan yang berfungsi mengalirkan udara ke sirip-sirip kondensor untuk mendinginkan
refrigerant.
c. Receiver Dryer
Receiver dryer merupakan salah satu komponen sistem AC yang berfungsi untuk menampung
refrigerant cair untuk sementara, menyaring kotoran dan menyaring uap air. Adanya uap air
pada sistem AC dapat mengganggu kinerja dari sistem AC, akibatnya yaitu berkurangnya
jumlah refrigerant yang mengalir ke evaporator, sehingga akan berakibat AC kurang dingin.
Reciever dryer ada yang dilengkapi dengan sight glass, sensor tekanan elektronik, atau sensor
tekanan mekanik. Namun ada juga yang dibuat cecara terpisah dari sight glass dan sensor
tekanan.
d. Expansion Valve
Expansion Valve adalah komponen dalam sistem AC yang berfungsi mengabutkan refrigrant ke
dalam evaporator, agar tekanan refrigerant menurun dan bentuk refrigerant yang cair dapat
segera berubah menjadi gas. Oleh karena fungsi dari expansion valve ini untuk mengabutkan
refrigerant kedalam evaporator, maka lubang keluar pada alat ini berbentuk lubang kecil
(orifice) konstan atau dapat diatur melalui katup (valve) yang pengaturannya menggunakan
perubahan temperatur yang dideteksi oleh sebuah sensor panas. Expansion valve juga
mengontrol atau sebagai pengatur sistem untuk mencegah evaporator dari peluapan dan
pembekuan (freezing up). Pengaturan dilakukan dengan mengatur lubang keluar expansion
valve.
e. Evaporator
Evaporator merupakan komponen dalam sistem AC yang berfungsi untuk menyerap panas
dari udara yang akan dimasukkan ke dalam kabin penumpang sehingga suhunya akan turun.
Evaporator menerima atom cairan refrigerant bertekanan rendah dan dingin dari expansion
valve. Ketika refrigerant dingin ini melewati koil dari evaporator, maka pengabutan
refrigerant akan menyerap panas dari ruang dalam kendaraan. Ditambah dengan adanya
blower yang menghisap udara dari ruang kabin dan mengalirkan melalui sirip-sirip evaporator,
panas dari udara yang mengalir akan diserap oleh refrigerant di dalam evaporator yang
memiliki suhu lebih rendah (± 0-50oC), sehingga udara yang keluar bersuhu dingin.
a. Kompressor
Kompresor di gerakkan oleh tali kipas dari puli engine. Perputaran kompresor ini akan
menggerakkan piston/vane dan gerakan piston/vane ini akan menimbulkan tekanan bagi
refrigerant yang berbentuk gas sehingga tekanannya meningkat yang dengan sendirinya juga
akan meningkatkan temperaturnya.
b. Kondensor
Refrigerant yang masuk kedalam kondensor oleh karena tekanan kompresor masih dalam
bentuk gas dengan temperatur yang cukup tinggi (80oC). Temperatur yang tinggi dari
refrigerant yang berada dalam kondensor yang bentuknya berliku- liku akan mengakibat kan
terjadinya pelepasan panas oleh refrigerant. Proses pelepasan panas ini di permudah dengan
adanya aliran udara baik dari gerakan mobil maupun isapan Fan yang terpasang dibelakang
kondensor. Semakin baik pelepasan panas yang di hasilkan oleh kondensor makin baik pula
pendinginan yang akan dilakukan oleh evaporator. Pada ujung pipa keluar kondensor
refrigerant sudah tidak berbentuk gas lagi akan tetapi sudah berubah menjadi refrigerant cair
dengan temperatur 50o C.
c. Receiver Dryer
Refrigerant dari kondensor masuk ke tabung receiver melalui lubang masuk (inlet port),
kemudian melalui dryer, desiccant dan filter refrigerant cair naik dan keluar melalui lubang
keluar (outlet port) menuju ke expansion valve. dryer, desiccant maupun filter berfungsi
untuk mencegah kotoran yang dapat menimbulkan karat maupun pembekuan refrigerant
terutama pada expansion valve yang mana akan mengganggu siklus dari refrigerant. Bagian
atas dari receiver/dryer disediakan gelas kaca (sight glass) yang berfungsi untuk melihat
sirkulasi refrigerant.
d. Expansion Valve
Pada katup ekspansi dengan kontrol tekanan dan temperatur pembukaan katup ekspansi
tergantung pada tekana cairan diatas membran, tekanan pegas dan tekanan refigerant yang
keluar dari evaporator. Tekanan zat cair daiatas membran tergantung dari suhu pipa keluar
evaporator. Pada waktu tekanan refrigerant pipa keluar evaporator turun, tekanan cairan
diatas membran akan mendorong batang dan katup sampai membuka saluran, sehingga
refrigerant mengalir ke evaporator.Jika tekanan refigerant pada evaporator naik, tekanan
cairan diatas membran akan turun dan tekanan pegas akan mendorong katup keastas
sehingga refigerant tidak mengalir ke evaporator.
e. Evaporator
Perubahan zat cair dari refrigerant menjadi gas yang terjadi pada evaporator akan berakibat
terjadi penyerapan panas pada daerah sekelilingnya, udara yang melewati kisi-kisi evaporator
panasnya akan terserap sehingga dengan hembusan blower udara yang keluar keruang kabin
mobil akan menjadi dingin.
VII. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan:
Komponen sistem AC terdiri dari, antara lain: kompresor, kondensor dan extra fan, receiver/dryer,
expansion valve, evaporator. Sebagai bahan yang diolah adalah refrigerant untuk menghasilkan suhu
rendah dengan mengubah-ubah tekanan dan temperaturnya.