Pada sistem hidroponik, larutan nutrisi adalah salah satu faktor penentu kualitas
dari perkembangan tanaman yang akan ditanam. Kualitas dari larutan nutrisi dapat
diketahui dengan cara mengukur suhu, ph, dan level ketinggian dari larutan
nutrisi. Keterbatasan jarak dan waktu menjadi salah satu kendala untuk
mengetahui kualitas dari larutan nutrisi pada sistem hidroponik.
Salah satu solusi atas kendala jarak dan waktu dalam mengetahui kualitas larutan
nutrisi pada sistem hidroponik, adalah dengan merancang dan membuat alat yang
mampu memberikan informasi hasil monitoring larutan nutrisi pada sistem
hidroponik melalui SMS. Alat ini memiliki tiga sensor yaitu sensor suhu
DS18B20 untuk mengukur suhu larutan nutrisi, sensor ph untuk mengukur
keadaan keasaman larutan nutrisi, dan sensor ultrasonik untuk mengetahui level
ketinggian larutan nutrisi. Periode pengiriman SMS yaitu selama satu jam sekali.
SMS peringatan akan dikirimkan jika level ketinggian larutan nutrisi berada di
posisi minimum.
Berdasarkan hasil pengujian sistem, alat ini memiliki akurasi waktu pengiriman
SMS hasil monitoring larutan nutrisi yang baik tanpa ada penyimpangan waktu
pengiriman dan mampu mengirim SMS hasil monitoring hingga jarak 1348 km
yaitu jarak antara Cimahi-Bontang. Untuk pengujian sensor pada alat ini setiap
sensor memiliki rata-rata penyimpangan pengukurannya masing-masing yaitu
untuk sensor suhu DS18B20 sebesar -0.362°C, untuk sensor ph -0.03 dan untuk
sensor ultrasonik 0.0 cm.
i
ABSTRACT
One solution to this problem is to design and create a system to give imformation
on the results of monitoring nutrient solutions in hydroponic systems via SMS.
The system has three sensor. Temperature sensor DS18B20 to measure
temperatue on nutrient solution, PH sensor to measure potensial of Hydrogen on
nutrient solution, Ultrasonic sensor to measure height level of nutrient solution.
SMS seding period is once every hour.SMS alert will be sent if the height level og
the nutrient solution is in the minimum position.
Based on system testing, the system has a good the accuracy of SMS delivary
time resulting form monitoring nutrient solution without any deviation of delivary
time and able to send SMS up to distance of 1348 km, the distance between
Cimahi Bontang. In testing the sensor in this system each sensor has a
measurement deviation of each. Measurement deviation for temperature sensor
DS18B20 is -0.362°C, measurement deviation for potensial of Hydrogen is -0.03,
and measurement deviation for ultrasonik sensor is 0.0 cm.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan penelitian yang
hasilnya dilaporkan dalam karya tulis. Penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada pihak yang secara langsung maupun tidak langsung memberikan
bantuan dalam penyelesaian penelitian, untuk itu saya ucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Bapak Kusnandar, S.T., M.T., sebagai pembimbing yang telah
memberikan saran, bimbingan dan nasehatnya selama penyelesaian
penelitian dan penulisan karya tulis.
2. Kedua orang tua dan keluarga besar yang telah membantu secara moril
maupun materil dan tidak lelah mendukung dengan doa yang tidak pernah
henti sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Jurusan Teknik
Elektro Unjani.
3. Bapak Sunubroto, S.T., M.T., sebagai ketua Jurusan Program Studi Teknik
Elektro Universitas Jenderal Achmad Yani.
4. Bapak Heli Subarli, S.T., M.T., sebagai dosen wali akademik yang telah
memberikan bimbingan dalam setiap proses akademik.
5. Bapak Asep Fahrudin, S.Kom yang telah membantu secara teknis dalam
penyelesaian penelitian.
Semoga dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya di lingkungan kampus UNJANI.
Indra Swartiko
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................... i
ABSTRACT ............................................................................................................ ii
iv
3.1.1. Prinsip Kerja Sistem ............................................................................... 12
3.1.2. Komponen Perangkat Keras ................................................................... 13
3.1.3. Spesifikasi Komponen Keras ................................................................. 14
3.1.2 Perancangan Rangkaian Elektronika ...................................................... 19
3.1.3 Perancangan Prototipe Sistem ................................................................ 20
3.2. Perancangan Perangkat Lunak ............................................................... 22
3.2.1. Flow Chart Program ............................................................................... 23
3.2.2 Program Arduino IDE ............................................................................ 25
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS ................................................. 31
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
Gambar 4.10 Grafik Perubahan Suhu Larutan Nutisi Hidroponik ........................ 42
Gambar 4.11 Grafik Perubahan ph Larutan Nutrisi Hidroponik........................... 42
Gambar 4.12 Grafik Perubahan Level Ketinggian Larutan Nutrisi Hidroponik ... 43
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR SINGKATAN
x
BAB I PENDAHULUAN
Kualitas dari larutan nutrisi dan proses penyiraman perlu di perhatikan dalam
merawat tanaman yang di tanam dengan sistem hidroponik ini. Kualitas dari
larutan nutrisi dapat diketahui dari pengukuran ph (potensial of hydrogen),
pengukuran suhu, dan pengukuran level ketinggian larutan nutrisi pada tandon
(tempat larutan nutrisi pada sistem hidroponik).
1
1.2. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan dari pembuatan alat ini adalah untuk merancang dan
membuat prototipe alat sistem monitoring larutan nutrisi pada hidroponik secara
otomatis yang dapat ditampilkan dalam bentuk SMS (Short Message Service) .
2
BAB II LANDASAN TEORI
Menurut Cooper (1972), NFT adalah sebuah sistem yang menggunakan ‘film’
larutan nutrisi. Film atau lapisan tipis setebal 1-3 mm ini dipompa dan dialirkan
melewati akar tanaman secara terus menerus dengan kecepatan aliran sekitar 1-2
liter per menit. Jadi sistem NFT adalah salah satu metode tanaman hidroponik
yang mengalirkan larutan unsur hara ke akar tanaman dengan ketebalan larutan
unsur haranya setipis film yang tersirkulasi secara terus menerus. Keuntungan dari
metode tanam ini adalah memperoleh suplai air, oksigen, dan nutrisi secara terus
menerus, menghemat air dan nutrisi, dan mempermudah dalam perawatan.[3]
`
Gambar 2.1 Sistem Hidroponik NFT
3
2.2. Mikrokontroller Arduino UNO
Mikrokontroller adalah rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai pengendali
dan pengontrol proses kerja dari rangkaian elektronik. Di dalam sebuah IC
mikrokontroler terdapat CPU, memori, timer, saluran komunikasi serial dan
paralel, port input/output, dll. Mikrokontroler digunakan dalam sistem elektronik
modern, seperti : sistem manajemen mobil, keyboard komputer, instrumen
pengukuran elektronik (seperti multimeter digital, synthesizer frekuensi, dan
osiloskop), peralatan elektronik rumah tangga, robot, sistem keamanan, peralatan
medis, modem, router, dll.
Arduino Uno adalah salah satu board mikrokontroler dari jenis arduino yang
fleksibel dan open-source. IC (Intregrited Circuit) yang digunakan pada jenis
arduino ini adalah Atmega328. Arduino Uno mempunyai 14 pin digital yang
dapat di-set sebagai input/output, 6 pin input analog, 6 pin output analog.
4
yakni 935-960 MHz untuk transmisi base dan 890- 915 MHz untuk transmisi
bergerak.
SMS Center adalah program yang berfungsi untuk mengatur distribusi data dan
aturan informasi dalam format dan aturan penulisan tertentu agar bisa
memberikan keluaran informatif yang beragam sesuai dengan katagorinya.
Terdapat dua jenis pengiriman SMS yaitu secara Intra-Operator SMS dan Inter-
Operator SMS.
Dari gambar 2.2 SMS yang dikirimkan oleh nomor pengirim akan dimasukkan
terlebih dahulu ke dalam SMSC operator nomor pengirim, kemudian SMSC
tersebut akan mengirimkan ke nomor yang dituju secara langsung. Nomor
penerima kemudian akan mengirimkan sebuah deliveryreport yang menyatakan
bahwa SMS telah diterima ke SMSC. SMSC kemudian meneruskan report
tersebut ke nomor pengirim SMS, disertai status report dari proses pengiriman
SMS tersebut.
5
Pada gambar 2.3 selain masuk ke SMSC operator pengirim, SMS yang dikirimkan
akan diteruskan oleh SMSC operator pengirim, ke SMSC operator penerima SMS,
kemudian baru diteruskan ke nomor tujuan. Deliveryreport yang dihasilkan pun
akan melalui jalur tersebut, agar dapat sampai ke nomor pengirim SMS. Dalam
mekanisme ini, terlihat ada sebuah komunikasi tidak langsung antara dua operator
berbeda. Komunikasi tersebut dapat berjalan, setelah terjadi sebuah kesepakatan
kerja sama antar operator tersebut. Tidak adanya sebuah kesepakatan kerja sama
antar operator, dapat menyebabkan SMS yang dikirimkan ke nomor tujuan
dengan operator berbeda, tidak sampai pada nomor tujuan tersebut. [5]
Modul SMS adalah perangkat elektronika yang memliki fungsi sebagai penerima
atau pengirim SMS. Terdapat berbagai macam jenis modul SMS diantaranya
modul GSM SIM800L, modul GSM SIM 900A, dan modem Wavecom. Setiap
modul memiliki karakteristik tersendiri, sehingga dapat digunakan sesuai dengan
kebutuhan.
6
2.4. Transduser
Transduser adalah suatu perangkat yang dapat mengubah satu bentuk energi ke
bentuk energi yang lain. Tanduser dibagi menjadi dua kelas : tanduser input
(sensor) dan tranduser output (actuator). Tranduser input listrik adalah tranduser
yang mengubah energi non listrik, misalnya suara atau sinar menjadi energi
listrik. Tranduser output listrik adalah tranduser yang mengubah energi listrik
menjadi bentuk energi non listrik.
Actuator adalah perangkat hasil perubahan dari bentuk energi listrik. Jenis-jenis
actuator antara lain : LED (Light Emitting Diode), lampu, motor, heater,
loudspeaker dll. [1]
2.4.1. Sensor ph
Ph (potential of Hydrogen) adalah derajat keasaman yang digunakan untuk
menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. ph
didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut.
Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga
nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala ph bukanlah skala absolut. Ia
bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang ph-nya ditentukan
berdasarkan persetujuan internasional. Bila ph < 7 larutan bersifat asam, ph > 7
larutan bersifat basa, dan untuk larutan neutral ph = 7.[6]
Sensor ph adalah salah satu jenis sensor yang berfungsi untuk mengukur nilai ph
pada suatu larutan dengan hasil keluaran berupa tegangan listrik. Besarnya
keluaran nilai tegangan listrik dari sensor ph sebanding dengan nilai dari
pembacaanya.
7
Gambar 2.4 Sensor ph
Sensor suhu adalah perangkat elektronik yang dapat merubah besaran suhu
menjadi besaran listrik sehingga dapat mengetahui gejala perubahan suhu yang
dialami oleh suatu benda. Output dari sensor ini bisa dalam bentuk digital ataupun
analog. Jenis-jenis sensor suhu antara lain : LDR (Light Dependent Resistor),
thermistor (NTC/PTC), termocouple, RTD (Resistance Temperature Detector),
sensor IC. [1]
8
2.4.3. Sensor Ultrasonik
Gelombang ultrasonik adalah gelombang akustik yang memiliki frekuensi mulai
20 kHz hingga sekitar 20 MHz. Jika gelombang ultrasonik berjalan melaui sebuah
medium, Secara matematis besarnya jarak dapat dihitung sebagai berikut:
s = v.t/2
dimana s adalah jarak dalam satuan meter, v adalah kecepatan suara yaitu 344
m/detik dan t adalah waktu tempuh dalam satuan detik. Ketika gelombang
ultrasonik menumbuk suatu penghalang maka sebagian gelombang tersebut akan
dipantulkan sebagian diserap dan sebagian yang lain akan diteruskan.
Sensor ultrasonik adalah sensor yang merubah besaran fisis (bunyi) menjadi
besaran listrik. Rangkaian penyusun sensor ultrasonik terdiri transmiter, reciver
dan komparator. Salah satu jenis sensor ultrasonik adalah sensor HC-SR04.[6]
9
Salah satu jenis LCD karakter yaitu LCD 16 x 2 karakter. Modul LCD berukuran
16 karakter x 2 baris dengan fasilitas back lighting memiliki 16 pin yang terdiri
dari 8 jalur data, 3 jalur kontrol dan jalur- jalur catu daya. [4]
2.4.5. Relay
Relay adalah komponen elektronika sebagai penghubung dan pemutus beban
listrik secara elektromagnetis. Relay hanya memiliki satu kumparan, dan bisa
memiliki beberapa kontak. Penggunaan relay antara lain untuk penghubung
rangkaian kontrol dan beban, dan pengontrolan rangkaian beban arus tinggi
dengan rangkaian kontrol arus rendah.
Relay berisi kontak bergerak dan kontak diam. Kontak bergerak di pasangkan
pada plunger. Saat terjadi medan elektromagnetis pada kumparan dikarenakan
adanya energi listrik, maka plunger akan bergerak dan merubah posisi awal
kontak dari NO (Normally Open) menjadi NC (Normally Close) dan begitupun
sebaliknya. Saat kumparan kehilangan energi listriknya, maka posisi kontak akan
kembali ke keaadaan awal. [1]
10
2.4.6. Pompa
Pompa adalah suatu peralatan mekanik yang digerakan oleh tenaga mesin,
berfungsi untuk memindahkan cairan (fluida) melalui pipa dari suatu tempat ke
tempat lain, dimana cairan tersebut hanya mengalir apabila terdapat perbedaan
tekanan. Prinsip kerja pompa adalah dengan melakukan penekanan dan
penghisapan terhadap fluida. Pada sisi hisap pompa (suction), elemen pompa akan
menurunkan tekanan dalam ruang pompa sehingga akan terjadi perbedaan tekanan
antara permukaan fluida yang dihisap dengan ruang pompa.[8]
2.4.7. Buzzer
Buzzer adalah salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah
energi listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir
sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang
pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi
elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari
arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma
maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik
sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa
digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu
kesalahan pada sebuah alat (alarm).[4]
11
BAB III PERANCANGAN SISTEM
Sensor-sensor yang terdapat pada sistem ini akan mengukur mengukur ph, suhu,
dan level ketinggian larutan nutrisi pada sistem hidroponik. Mikrokontroller
berfungsi mengolah data informasi dari sensor dan melakukan perintah untuk
melakukan aksi pada aktuator. Data yang diolah oleh mikrokontroller antara lain
mengolah data sensor untuk di tampilkan pada LCD, menentukan set point
pengukuran, menentukan waktu penyiraman, menentukan waktu pengiriman
SMS, memberikan perintah pengiriman SMS, dan memberikan perintah aksi pada
aktuator. Aktuator pada sistem ini antara pompa, buzzer, dan LCD. Modul SMS
akan mengirim SMS hasil pengukuran sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
pada mikrokontroller dan mengirimkan SMS jika level ketinggian larutan nurisi
12
hampir habis atau pada posisi minimum ke telepon seluler milik pengguna. Pompa
akan selalu aktif selama sistem ini bekerja. Buzzer menjadi indikator jika level
ketinggian larutan nutrisi berada di posisi minimum. LCD akan menampilkan
hasil pengukuran sensor secara bergantian.
No Komponen Fungsi
1 Arduino tipe Uno Mengontrol dan mengendalikan sistem
2 Sensor Ultrasonik HC-SR04 Melakukan pengukuran level larutan nutrisi
3 Sensor Suhu DS18B20 Melakukan pengukuran suhu larutan nutrisi
4 Sensor ph Melakukan pengukuran ph larutan nutrisi
5 Modul SIM800L Melakukan pengiriman SMS
6 Relay DC 5V Penghubung dan pemutus beban otomatis
7 Pompa AC 220 V Melakukan sirkulasi larutan nutrisi
8 Buzzer DC 3V Indikator error sistem
9 LCD 2 x 16 Menampilkan variable-variable pengukuran
10 Kartu Perdana Komponen pendukung pengiriman SMS
11 Adaptor Variable DC 1.5 V Sumber tegangan sistem
- 12 V
12 Kabel Jumper Penghubung setiap komponen elektronika
13 Maket Hidroponik NFT Alat simulasi sistem
13
3.1.3. Spesifikasi Komponen Keras
Pada spesifikasi komponen keras menjelaskan karakteristik dari setiap komponen
keras utama penyusun sistem antara lain adaptor, mikrokontroller, sensor ph,
sensor suhu, sensor ultrasonik, modul SMS, LCD, pompa dan buzzer. Penentuan
spesifikasi komponen keras disesuaikan dengan kebutuhan dari pembuatan sistem.
A. Adaptor Variable
Merk : Montana
Tegangan masukan : AC 110 – 220 V
Frekuensi : 50 – 60 Hz
Tegangan keluaran : DC 1.5 V – 12 V
Arus Keluaran :1A
B. Mikrokontroller
14
Flash Memory : 32 KB
SRAM : 2 KB
EEPROM : 1 KB
Clock Speed : 16 MHz
C. Sensor ph
Merk : Df Robot
Tipe : SEN0161
Tegangan kerja : DC 5 V
Rentang Pengukuran : 0-14 pH
Suhu Pengukuran : 0-60 °C
Akurasi Pengukuran : ± 0.1 ph (25 °C)
Respon Pengukuran : ≤ 1 min
15
D. Sensor Suhu
E. Sensor Ultrasonik
16
F. Modul SMS
G. LCD
Jenis LCD : 2 x 16
Merk : Orient Display
Model : AMC1026A2-I2C
Tegangan Kerja : DC 5 V
Arus Ideal : 1.2 mA
Suhu Pengoprasian : -20 °C sampai 70 °C
17
H. Relay
Gambar 3. 9 Relay
I. Pompa
Merk : AQUILA
Model : P1000
Tegangan Kerja : AC 220 V – 240 V
Frekuensi : 50 Hz
Daya : 6 Watt
18
J. Buzzer
19
Pada gambar 3.12, Adaptor dihubungkan ke sumber tegangan AC 220 V. Port vcc
dan gnd arduino dihubungkan ke port + dan – dari power supply. Pada port
arduino terbagi menjadi dua tipe yaitu sebagai input dan output. Port input
arduino terhubung dengan sensor pH, sensor suhu, dan sensor ultrasonik. Port A0
arduino terhubung dengan sensor pH, port A1 arduino terhubung dengan sensor
suhu, dan sensor ultrasonik yang terhubung dengan port 4 dan 5. Sedangkan untuk
port output arduino terhubung dengan modul SMS, lcd, pompa dan buzzer. Port 8
dan 7 arduino terhubung dengan modul SMS, port SDA dan SCL terhubung
dengan lcd, port 2 terhubung dengan buzzer, dan port 3 terhubung dengan pompa.
NO PORT KETERANGAN
1 A0 Sensor Ph
2 A1 Sensor Suhu
3 4 Sensor
4 5 Ultrasonik
5 2 Pompa
6 3 Buzzer
7 7
Modul SMS
8 8
9 SDA
LCD
10 SCL
20
Gambar 3.13 Perancangan Prototipe Sistem
No Kode Keterangan
1 A Instalasi Hidroponik NFT
2 B Panel Listrik
3 C Sensor pH
4 D Sensor Suhu
5 E Sensor Level
6 F Penampung Larutan Nutrisi
Perancangan prototipe sistem ini terdiri beberapa bagian yaitu antara lain instalasi
hidroponik, panel listrik, sensor ph, sensor suhu, sensor level ketinggian larutan
nutrisi dan penampung larutan nutrisi atau tandon.
Instalasi hidroponik yang digunakan adalah jenis NFT (Nutrient Film Tecnique).
Pada jenis instalasi ini aliran larutan nutrisi pada pipa dibuat setipis kertas film
kira-kira 3 mm. Instlasi jenis NFT ini akan meberikan kadar oksigen yang baik
karena larutan nutrisi yang terus di alirkan, sehingga tanaman bisa mendapatkan
21
asupan oksigen yang baik dan menjadikan tanaman dapat bertumbuh dan
berkembang dengan baik.
22
3.2.1. Flow Chart Program
Perancangan perangkat lunak menjelaskan isi dari program yang dibuat dalam
bentuk diagram alir. Program yang dibuat terdiri dari program pembacaan sensor
pada LCD, program timer pengiriman SMS, dan program SMS peringatan
minimum level ketinggian larutan nutrisi.
Berikut langkah - langkah penjelasan flowchart program yang dibuat :
1. Inisialisasi sensor dan modul serta penentuan alamat input output pada
arduino.
2. Chek aktifasi dan jaringan pada modul SMS.
3. Terdapat program yang aktif secara bersamaan :
a. Program aktifasi pompa
b. Program timer untuk pengiriman hasil monitoring pembacaan
pengukuran dari sensor suhu, ph, dan level ketinggian larutan nutrisi.
Pengiriman dilakukan setiap 60 menit sekali ke nomer ponsel yang
telah terdaftar pada program yang telah dibuat.
c. Program pembacaan pengukuran dari sensor suhu, ph, dan level larutan
nutrisi. Setiap pembacaan akan ditampilkan pada LCD secara
bergantian. Pada program ini juga di setting parameter untuk nilai set
point minimum level larutan nutrisi yaitu pada pada level 1 cm. Jika
dari hasil pengukuran tersebut terdapat penyimpangan dari set point
yang telah dibuat maka buzzer akan aktif dan akan mengirimkan SMS
peringatan ke nomer ponsel yang telah terdaftar pada program yang
telah dibuat .
4. Program akan berjalan secara berulang
23
Gambar 3.2 Flow Chart Program
24
3.2.2. Program Arduino IDE
Pada bagian ini akan dijelaskan tentang perancangan pemograman yang akan
dibuat pada software Arduino IDE. Isi dari program yang di buat terdiri dari
beberapa program yaitu inisialisai sensor dan modul, set point waktu pengiriman
SMS, aktifasi modul SMS, pengiriman hasil pengukuran sensor melalui SMS,
pengiriman peringatan level ketinggian larutan minimum, dan tampilan hasil
pengukuran dari sensor pada LCD.
25
Program diatas dibuat untuk menginisialisi sensor-sensor yang digunakan yaitu
sensor suhu, sensor ph dan sensor ultrasonik. Pada program inisisalisai sensor
suhu, sensor suhu yang digunakan adalah tipe sensor suhu dallas temperatur
dimana untuk tipe sensor ini telah tersedia library untuk konfigurasi sensor
tersebut. Sensor ini mengunakan satu kabel data untuk pengiriman data hasil
pengukuran sensor ke arduino uno. Sensor ini dikonfigurasi akan mengirimkan
data keluaran sensor pada terminal arduino uno port A1.
Pada program sensor ultrasonik dirancang program untuk konfigurasi pada dua
port yaitu untuk kaki sensor trigger dan echo masing masing pada alamat port 4
dan 5. Pada port triger, arduino akan memberikan sinyal keluaran untuk sensor
ultrasonik, sehingga sensor akan mengghasilkan gelombang ultrasonik kemudian
port echo pada sensor akan menerima pantulan gelombang ultrasonik dan akan
memberi masukan pada arduino uno hasil pembacaan dari sensor ultrasonik. Pada
program sensor ultrasonik ini terdapat pengaturan jarak dasar yaitu antara
penempatan posisi sensor dengan jarak dasar dari tandon / tempat larutan nutrisi
dimana setelah diukur dengan penggaris jarak antara posisi sensor dengan jarak
26
dasar tandon adalah 10.19 cm, maka nilai yang dimasukan pada program yaitu
10.19.
Pada program diatas dibuat untuk menginisialisasi pompa, buzzer dan LCD. Pada
program pompa dan buzzer masing-masing dikonfigurasikan pada port 3 dan 6.
Pada program LCD meggunakan komponen I2C sehingga dapat menghemat
penggunaan kabel untuk LCD, alamat dari I2c itu sendiri adalah 0x27. Untuk
konfigurasi port LCD mengunakan port SCL dan SDA pada arduino uno.
27
Program diatas dirancang untuk mengaktifasi sensor dan modul yang digunakan
antara lain mengaktifkan komunikasi serial, mengaktifkan komunikasi LCD,
pengaturan konfigurasi output input dari sensor dan konfirmasi aktifasi dari
modul SMS.
Pada program konfirmasi aktifasi modul SMS dirancang program yang bisa
menampilkan konfirmasi aktifasi modul SMS pada layar LCD dengan format
tulisan “MODULE GSM READY” jika modul siap digunakan. Selain
ditampilkan pada LCD konfirmasi aktifasi modul SMS juga dikirimkan melalui
SMS ke nomer yang telah ditentukan dengan format tulisan “SISTEM
MONITORING PH, SUHU, DAN LEVEL READY” jika modul siap digunakan.
C. Program Utama
Pada bagian ini dirancang program utama untuk menjalankan alat sesuai dengan
kebutuhan dari penelitian ini. Program ini berisi beberapa sub program antara lain
program pembacaan sensor, program tampilan LCD, program kendali pompa
dan buzzer, program pemgiriman SMS hasil pembcaan sensor pada larutan nutisi,
dan program pengirima SMS untuk peringatan minimum level ketinggian larutan
28
Program diatas dirancang mengolah data masukan dari sensor suhu, sensor ph dan
ultrasonik. Pada program sensor ph terdapat program konversi ph dari tegangan
menjadi nilai ph dimana nilai tegangan yang akan di konversi diambil dari nilai
tegangan yang stabil. Pada program ultrasonik dirancang program pembacaan
pengukuran ultrasonik berdasarkan waktu sampainya gelombang hasil pantulan
dari objek yang terkena pantulan gelombang ultrasonik dari sensor ultrasonik.
29
Program diatas dirancang untuk menampilkan hasil pengukuran dari sensor suhu,
sensor ph dan sensor level ketinggian larutan nutisi pada LCD. LCD akan
menampilan hasil pengukuran dari sensor secara bergantian.
Program diatas dirancang untuk mengirimkan SMS hasil monitoring suhu, ph, dan
level ketinggian larutan nutrisi. Format tulisan pengiriman SMS untuk hasil
monitoring suhu, ph, dan level ketinggian larutan nutrisi yaitu nilai suhu, stuan
suhu, niali ph, dani nilai level ketinggian larutan nutrisi dan nilai satuan level.
Program diatas juga dirancang untuk mengirim SMS peringatan kepada no .
30
BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISIS
31
Tabel 4.1 Pengujian Adaptor
Error
Titik Ukur Pengukuran
No Pengukuran
Pengujian (V) Multimeter (V)
Multimeter (V)
1 7,5 8,05 0,55
2 7,5 8,06 0,56
3 7,5 8,04 0,54
4 7,5 8,04 0,54
5 7,5 8,03 0,53
Rata-Rata Penyimpangan 0,544
32
4.2.1 Pengujian Sensor Suhu DS18B20
Pengujian sensor suhu DS18B20 dilakukan dengan cara membandingkan sensor
dengan termometer digital merk Yokogawa tipe TX10 dengan resolusi alat ukur
0.01, dan memiliki rentang pengukuran -270°C sampai 1370°C dimana, media
suhu menggunakan dri-box merk OMEGA dengan resolusi alat ukur 0.01 dan
memiliki rentang pengukuran 30 °C – 400 °C pada suhu rua ngan.
Hasil Pengukuran sensor DS18B20 akan ditampilkan pada LCD sesuai program
pengukuran suhu DS18B20 yang telah dibuat pada arduino uno. Pengujian sensor
DS18B20 bertujuan untuk mengetahui penyimpangan dari pengukuran sensor
DS18B20. Penyimpangan pengukuran sensor DS18B20 didapatkan dari
perbandingan hasil pengukuran sensor dengan termometer digital yang digunakan
sebagai acuan pengukuran suhu pada media suhu sebagai sumber suhunya. Media
suhu yang digunakan menggunakan Dri-Box, alat ini akan memberikan sumber
panas, dimana besarnya sumber panas tersebut dapat diatur sesuai dengan
kebutuhan.
Pengujian dilakukan pada titik ukur 30 °C, 40 °C, 50 °C, 60 °C, 70 °C, 80 °C, 90
°C, dan 100 °C.
33
Tabel 4. 2 Pengujian Sensor Suhu DS18B20
Error
Titik Ukur Pengukuran Pengukuran Pengukuran
No Pengujian Suhu Temperatur Sensor DS18B20 Sensor
(°C) Digital (°C) (°C) DS18B20
(°C)
1 30 29.7 29 -0.7
2 40 39.2 39 -0.2
3 50 49.5 49 -0.5
4 60 59.5 59 -0.5
5 70 69.2 69 -0.2
6 80 79.3 79 -0.3
7 90 89.2 89 -0.2
8 100 99.3 99 -0.3
Rata - Rata Penyimpangan -0.363
80
70
60
50
40
30
20
10
0
-10 1 2 3 4 5 6 7 8
34
Dari hasil pengujian sensor pada Tabel 4.1 dapat diketahui penyimpangan
pengukuran sensor DS18B20 yaitu -0.7 °C pada titik ukur pengujian 30 °C, -0.2 °C
pada titik ukur pengujian 40 °C, -0.5 °C pada titik ukur pengujian 50 °C, -0.5 °C
pada titik ukur pengujian 60 °C, -0.2 °C pada titik ukur pengujian 70 °C, -0.3 °C
pada titik ukur pengujian 80 °C, -0.2 °C pada titik ukur pengujian 90 °C, -0.3 °C
pada titik ukur pengujian 100 °C. Penyimpangan pengukuran terbesar terjadi pada
titik ukur pengujian 30 °C. Penyimpangan pengukuran terkecil terjadi pada titik ukur
pengujian 40 °C, 70 °C dan 90 °C. Rata – rata penyimpangan dari pengujian sensor
DS18B20 adalah -0.362 °C.
35
Hasil Pengukuran sensor ph akan ditampilkan pada LCD sesuai program
pengukuran sensor ph yang telah dibuat pada arduino uno, arduino akan
mengkonversi tegangan analog dari sensor ph menjadi tampilan karakter angka
pada LCD. Pengujian sensor ph bertujuan untuk mendapatkan penyimpangan dari
pengukuran sensor ph. Penyimpangan pengukuran sensor didapatkan dari
perbandingan hasil pengukuran sensor dengan ph meter digital yang digunakan
sebagai acuan pengukuran ph pada larutan ph sebagai media . Pengujian
dilakukan pada tiga titik ukur yaitu 4.00, 6.86, adalah 9.18
Pengukuran Error
Titik Ukur Pengukuran
No ph Meter Pengukuran
Pengujian ph Sensor ph
Digital Sensor ph
1 4.00 4.0 4 0
2 6.86 6.9 7 0.1
3 9.18 9.2 9 -0.2
Rata-Rata Penyimpangan -0.03
8
7
6
5
4
3
2
1
0
-1 1 2 3
36
Penyimpangan pengukuran dari sensor ph didapatkan dari :
Dari hasil pengujian sensor pada Tabel 4.3 dapat diketahui penyimpangan pada
titik ukur pengujian 4.00 yaitu 0.0, pada titik ukur pengujian 6.86 dengan
penyimpangan 0.1, dan pada titik ukur pengujian 9.18 dengan penyimpangan 0.1.
Penyimpangan pengukuran terbesar terjadi pada titik ukur pengujian 6.86 dan
9.18 . Penyimpangan pengukuran terkecil terjadi pada titik ukur pengujian 4.00. Rata –
rata penyimpangan dari pengujian sensor ph adalah -0.03. Penyimpangan terjadi
dikarenakan beberapa faktor antara lain yaitu kemampuan daya baca dari sensor
ph tersebut, dimana ph meter digital memiliki resolusi yang lebih tinggi yaitu 0.1
dari pada resolusi pengukuran sensor ph yaitu 1.
37
Hasil Pengukuran sensor ultrasoink akan ditampilkan pada LCD sesuai program
pengukuran sensor ultrasonik yang telah dibuat pada arduino uno. Pengujian
sensor ultrasonik bertujuan untuk mendapatkan penyimpangan dari pengukuran
sensor ultrasonik. Penyimpangan pengukuran sensor ultrasonik didapatkan dari
perbandingan hasil pengukuran sensor ultrasonik dengan penggaris yang
digunakan sebagai acuan pengukuran level ketinggian larutan nutrisi .
12
0
1 2 3 4 5
-3
38
Berdasarkan hasil pengujian sensor ultrasonik pada Tabel 4.3 dapat diketahui
penyimpangan pengukuran sensor ultrasonik yaitu 0.0 cm pada semua titik ukur
pengujian. Hasil pengukuran sensor ultrasonik sesuai dengan penggaris tanpa ada
penyimpangan. Penyimpangan tidak terjadi pada sensor ultrasonik dikarenakan
penggaris yang digunakan sebagai acuan pengujian adalah penggaris mekanik
sehingga nilai pembacaan didapatkan dari pembulatan skala penggaris yang
terbaca.
Berdasarkan pengujian pada tabel 4.5 diketahui bahwa modul SMS dapat bekerja
dengan baik sesuai dengan jangkau jaringan dari provider yang digunakan
dibuktikan dengan aktifnya modul SMS mengirim SMS ke lima daerah berbeda
yaitu Bekasi, Tanggerang, Sukabumi, Yogykarta, dan Bontang. Faktor yang
mepengaruhi aktifasi modul SMS antara lain sumber tegangan masukan ke modul
dan kualitas dari jaringan setiap provider yang digunakan.
39
4.3 Pengujian Sistem
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui ketepatan pengiriman SMS yang berisi
informasi dari hasil pengukuran sensor ph, sensor suhu, dan sensor ultrasonik
dengan set point waktu yang telah ditentukan, aktifasi pompa dan aktifasi dari
buzzer. Pengujian ini dilakukan pada tanggal 16 Agustutus 2018 – 17 Agustus
2018 selama 12 jam dari pukul 21:40 sampai 09:40 dengan pengaturan waktu
pengiriman SMS selama 1 jam sekali. Pengaturan set point minimum level larutan
nutrisi yaitu 1 cm.
Hasil monitoring suhu, ph, dan level ketinggian larutan nutrisi akan dikirimkan
melalui SMS dengan periode waktu satu jam sekali. Format yang digunakan untuk
menampilkan data monitoring suhu, ph, dan level ketinggian larutan nutrisi
hidroponik terdiri dari nilai suhu, nilai ph dan nilai level ketinggian larutan nutrisi.
40
Tabel 4. 6 Pengujian Sistem Monitoring ph, suhu, dan level ketinggian larutan
nutrisi hidroponik melalui SMS
No Waktu Suhu (°C) Ph Level (cm) SMS Pompa Buzzer
1 22:40 27 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
2 23:40 27 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
3 0:40 26 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
4 1:40 26 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
5 2:40 26 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
6 3:40 25 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
7 4:40 25 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
8 5:40 25 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
9 6:40 25 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
10 7:40 25 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
11 8:40 24 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
12 9:40 25 6 3 Aktif Aktif Non Aktif
Berdasarkan data dari tabel 4.6 tidak adanya penyimpangan waktu dari
pengiriman SMS selama dua belas jam pengujian.
Pengiriman SMS
13
12
11
10
Waktu (Jam)
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
41
Grafik Perubahan Suhu Pengujian Sistem Monitoring
Suhu, ph, dan Level Ketinggian Larutan Nutrisi
Hidroponik Melalui SMS
Perubahan Suhu
28
Suhu Larutan Nutrisi (° C)
27 27 27
26 26 26 26
25 25 25 25 25 25 25
24 24
23
Berdasarkan gambar grafik 4.10 hasil pengukuran suhu selama dua belas jam rata-
rata 25.5 °C. Suhu terendah terjadi pada pukul 8:40 yaitu 24 °C sedangkan suhu
tertinggi terjadi pada pukul 22:40, dan 23:40 yaitu 27 °C.
14
ph Larutan Nutrisi
9
4
-1
Nilai ph selama dua belas jam pengujian tetap yaitu 6 ,menandakan bahwa larutan
nutrisi tersebut dalam keadaan asam. Nilai 6 pada larutan nutrisi adalah salah satu
nilai ph yang direkomendasikan untuk menanam tanaman sayur pada hidroponik.
Tanaman yang bisa ditanam di niali ph 6 antara lain kangkung, selada, sawi,
bayam, dan brokoli.
42
Grafik Perubahan Level Ketinggian Pada Sistem
Monitoring Suhu, ph, dan Level Ketinggian Larutan
Nutrisi Hidroponik Melalui SMS
Perubahan Level Larutan Nutrisi
5
Level Larutan Nutrisi (cm)
4
3
2
1
0
Level ketinggian larutan nutrisi selama dua belas jam pengujian tetap yaitu 3 cm.
Pada level larutan nutrisi 3 cm buzzer tidak akan aktif dikarenakan buzzer akan
aktif jika level ketinggian larutan nutrisi berada di nilai 1 cm atau kurang dari 1
cm. Selama dua belas jam pengujian pompa tetap aktif, aktifnya pompa akan
berpengaruh sirkulasi aliran larutan nutrisi pada sistem hidroponik, dimana saat
larutan nutrisi hidroponik bersirkulasi dengan baik maka kadar oksigen dalam
larutan nutsisi hiroponik pun dalam keadaan baik.
43
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan pada alat dan sistem yang telah di
buat maka dapat ditarik kesimpulan, antara lain :
1. Alat dapat mengirim hasil informasi monitoring suhu, ph, dan level
ketinggian dari larutan nutrisi hidroponik melalui SMS secara otomatis
hingga jarak 1348 km berdasarkan pengujian modul SMS Cimahi -
Bontang.
2. Akurasi waktu pengiriman SMS dari alat sangat baik berdasarkan
pengujian dari ketepatan pengiriman SMS yang tidak memiliki
penyimpangan waktu pengiriman.
3. Terdapat penyimpangan pada sensor yang digunakan antara lain -0.362 °C
untuk sensor suhu DS18B20, -0.03 untuk sensor ph, dan 0.0 cm untuk
sensor ultrasonik. Penyimpangan tersebut bisa diabaikan dengan cara
menambahkan koreksi pada saat melakukan pembacaan alat ukur.
5.2 Saran
Adapun saran dari pembuatan alat ini antara lain :
1. Membuat piranti penyimpanan data untuk hasil monitoring larutan nutrisi.
2. Meningkatkan resolusi pembacaan dari setiap alat ukur yang digunakan
pada alat yang telah dibuat.
3. Menambahkan sensor TDS (Total Dissolve Solid) untuk mengukur partikel
padatan terlarut pada larutan nutrisi hidroponik.
44
DAFTAR PUSTAKA
45
LAMPIRAN A
Program Arduino
// Bismillahirroohmaanirrohiim
// Program Monitoring Suhu, Level, dan PH pada larutan nutrisi berbasis SMS
gateway pada Sistem Hidroponik NFT
// Inisialisai Sensor dan Modul
// Modul SMS SIM800I
#include <SoftwareSerial.h>
#include <sim800.h>
#include <gprs.h>
#define TIMEOUT 5000
GPRS gprs;
char currentLine[100] = "";
int currentLineIndex = 0;
bool nextLineIsMessage = false;
// Timer SMS
unsigned long interval1 = 60000; //Setingan pengiriman SMS
unsigned long waktuAwal1 = 0 ;
// Sensor Dallas
#include <DallasTemperature.h>
#include <OneWire.h>
#define ONE_WIRE_BUS A1
OneWire oneWire (ONE_WIRE_BUS);
DallasTemperature sensorSuhu(&oneWire);
int suhuSensorDallas;
int ambilSuhu()
{sensorSuhu.requestTemperatures();
int suhu = sensorSuhu.getTempCByIndex(0);
return suhu;
}
// LCD
#include <Wire.h>
#include <LiquidCrystal_I2C.h>
LiquidCrystal_I2C lcd(0x27,2,1,0,4,5,6,7,3, POSITIVE);
const byte derajat = B11011111;
// Ultrasonik
A-1
#define PIN_TRIG 4
#define PIN_ECHO 5
const double JARAK_DASAR = 10.19;
// Sensor Ph
#define SensorPin 0
unsigned long int avgValue;
float b;
int buf[10],temp;
int nilai_ph;
void setup()
{
Serial.begin (9600);
sensorSuhu.begin();
lcd.begin (16,2);
digitalWrite (relay2, HIGH);
pinMode(relay1, OUTPUT);
pinMode(relay2, OUTPUT);
pinMode (PIN_TRIG,OUTPUT);
pinMode (PIN_ECHO, INPUT);
while(!Serial);
Serial.println("GSM SIM800L Ready");
gprs.preInit();
//Set SMS mode to ASCII
if(0 != gprs.sendCmdAndWaitForResp("AT+CMGF=1\r\n", "OK", TIMEOUT))
{
ERROR("ERROR:CNMI");
Serial.print ("MODULE NOT READY");
Serial.print (" ERROR:CNMI");
return;
}
A-2
return;
}
while(0 != gprs.init()) {
Serial.print("init error\r\n");
}
Serial.println("Init succes...");
gprs.sendSMS("081313608244","SISTEM MONITORING PH, SUHU, DAN
LEVEL READY");
lcd.setCursor(0, 0);
lcd.print("MODULE GSM READY");
lcd.setCursor(0, 1);
lcd.print(" Init Succes...");
delay(100);
}
void loop()
{
suhuSensorDallas = ambilSuhu();
Serial.println (suhuSensorDallas);
// Ph
for(int i=0;i<10;i++)
{
buf[i]=analogRead(SensorPin);
delay(10);
}
for(int i=0;i<9;i++)
{
for(int j=i+1;j<10;j++)
{
if(buf[i]>buf[j])
{
temp=buf[i];
buf[i]=buf[j];
buf[j]=temp;
}
}
}
avgValue=0;
for(int i=2;i<8;i++)
avgValue+=buf[i];
float phValue=(float)avgValue*5.0/1024/6;
A-3
phValue=((3.5*phValue));
nilai_ph = (phValue );
// Ultrasonik
digitalWrite(PIN_TRIG,HIGH);
delayMicroseconds(100);
digitalWrite(PIN_TRIG, LOW);
//LCD
lcd.clear();
lcd.setCursor (0,0);
lcd.print ("INFO HIDROPONIK");
lcd.setCursor (0,1);
lcd.print(" Suhu : ");
lcd.print(suhuSensorDallas);
lcd.write(derajat);
lcd.print("C");
delay (2000);
lcd.clear();
lcd.setCursor (0,0);
lcd.print ("INFO HIDROPONIK");
lcd.setCursor (0,1);
lcd.print(" pH : ");
lcd.print(nilai_ph);
delay (2000);
lcd.clear();
lcd.setCursor (0,0);
lcd.print ("INFO HIDROPONIK");
lcd.setCursor (0,1);
lcd.print(" Level : ");
lcd.print(tinggi);
lcd.print("cm");
delay (2000);
A-4
// Program Kirim SMS
if(millis() - waktuAwal1 < 0)
waktuAwal1 = millis()+429467295 - waktuAwal1;
if(millis() - waktuAwal1 > interval1)
{
String link = ("Suhu : ") + String(suhuSensorDallas )+ (" C") + (", ")+("pH : ")
+ String(nilai_ph) + (", ") + ("Level : ") + String(tinggi) + ("cm") ;
char *SMS = const_cast<char*>(link.c_str());
gprs.sendSMS("081313608244",SMS); // No.Hp untuk mengirim SMS
waktuAwal1 = millis();
}
if( tinggi <= 1 )
{
digitalWrite (relay2, LOW );
gprs.sendSMS("081313608244","Larutan Nutrisi Hidroponik Hampir Habis");
}
}
A-5
LAMPIRAN B
Pengujian Modul SMS
B-1