Oleh
Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak dapat lepas dari ikatan budaya yang ada di lingkungan
sekitar kita. Dalam Shiraef & Levy (2010) mengatakan bahwa budaya adalah suatu set dari sikap,
perilaku, dan simbol-simbol yang dimiliki bersama oleh manusia dan biasanya dikomunikasikan
dari generasi ke generasi (Sarwono, 2015).Pemahaman akan simbol-simbol yang ada dalam
kehidupan manusia yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Sarwono (2015) dalam
bukunya mengatakan bahwa ada tiga macam simbol pada manusia, yaitu bersifat konservatif
(mitologi dan agama), yang relatif (bahasa) dan yang progresif (seni dan ilmu pengetahuan). Seni
dan ilmu pengetahuan hapir selalu berubah setiap saat. Contoh produk dari keduanya adalah
teknologi informasi. Karena dalam menciptakan sebuah produk baik itu dalam segi makanan,
teknologi, obat obatan dan lain sebagainya merupakan suatu hal yang sifatnya progresif,
maka inovasi dan kreativitas suatu perusahaan atau organisasi berperan penting dalam proses
perkembangannya. Perusahaan dengan grafik peningkatan yang besar seperti Zappos, Groupon
dan Zynga menetapkan budaya inovasi sebagai kunci untuk membuat mereka sukses. Mereka
melakukan pendekatan-pendekatan untuk meningkatkan level kreatifitas di organisasi mereka, dan
menerapkan pemikiran kreatif tersebut untuk menyelesaikan permasalahan yang ada (Rheinm &
Uncategorized, 2012).
Helmi (dalam de Jong & Den Hartog, 2003) menyatakan bahwa inovasi adalah mengkreasikan
dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Dengan inovasi maka seseorang dapat
menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran, sistem pengiriman, dan
kebijakan, tidak hanya bagi perusahaan tapi juga stakeholder dan masyarakat. Helmi juga
mengatakan (dalam Axtell dkk dalam Janssen, 2003), Ruang lingkup inovasi dalam organisasi
bergerak mulai dari pengembangan dan implementasi ide baru yang mempunyai dampak pada
teori, praktek, produk, atau skala yang lebih rendah yaitu perbaikan proses kerja sehari-hari dan
desain kerja.
Sagala. C (2010) mengatakan, berdasarkan pendapat para ahli akan pengertian kreativitas, maka
dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu
produk yang baru ataupun kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya, yang berguna, serta
dapat dimengerti. Munandar (dalam Zulkarnain, 2002) menyatakan faktor-faktor yang
mempengaruhi kreativitas dapat berupa kemampuan individu dalam berpikir dan sifat kepribadian
yang mampu untuk berinteraksi dengan lingkungan tertentu. Faktor kemampuan berpikir terdiri
dari kecerdasan (inteligensi) dan pemerkayaan bahan berpikir berupa pengalaman dan
ketrampilan. Faktor kepribadian terdiri dari ingin tahu, harga diri dan kepercayaan diri, sifat
mandiri, berani mengambil resiko dan sifat asertif (Kuwato, dalam Zulkarnain, 2002).
Saat ini kita hidup dalam dunia bisnis yang berkembang dalam kecepatan yang luar biasa.
Sebagaimana keuntungan di masa lalu telah menjadi komoditas, inovasi dan kreatifitas telah
menjadi mata uang untuk kesuksesan. Sebuah penelitian di tahun 2010 terhadap 1500 CEO
mengidentifikasikan bahwa pemimpin dengan kualifikasi kreatif telah menjadi hal pertama yang
dibutuhkan dalam perushaan. Kreatifitas dinilai sebagai satu-satunya hal yang tidak bisa dicari dari
pihak luar, dan merupakan satu-satunya hal yang mendarah daging dalam persaingan dewasa
ini(Rheinm & Uncategorized, 2012). Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang
mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya. Seperti Bill Gate
si raja microsof, JK Rolling dengan novel Harry Potternya, Andrea Hirata penulis buku best seller
laskar pelangi, penyanyi dengan suara khas Ebiet G.Ade, pencipta lagu Mely Guslow, Seniman
musik tiga zaman Titik Puspa, Sutradara penuh bakat Garin Nugroho, dan lain-lain. Apa yang
mereka ciptakan adalah karya orisinil yang luar biasa dan bermakna, sehingga orang terkesan dan
memburu karyanya (Kusumah. W, 2015).
Rahardjo (2012) dalam artikelnya mengatakan bahwa orang seringkali lupa ketika merasa
produknya sudah menjadi yang terdepan dalam persaingan bisnis. Padahal dalam dunia bisnis,
yang terus berkreatifitas dan berinovasilah yang akan terus menjadi pemenang. Semakin hari
konsumen semakin memiliki karakter yang senang menggunakan produk-produk praktis.
Alasannya tentu saja karena mereka semakin memiliki sedikit banyak waktu. Sebagai contoh, mari
kita lihat pada perkembangan media online saat ini. Jika dahulu ditahun 2013 ke bahwah kita masih
harus pergi ke pangkalan ojek terlebih dahulu jika ingin memesan ojek, tetapi saat ini kita hanya
dengan menggunakan telpon gengam kita sudah dapat memesan ojek dan di jemput di depan
rumah. Tidak kalah pentingnya adalah persaingan dalam perkembangan media komunikasi
elektronik yang semakin menjadi sorotan publik khususnya. Berinovasi dalam menciptakan
bentuk dan model terbaru dari hnadphone akan menjadi peluang besar bagi suatu
perusahaan handphone. Sebagai contoh adalah Peluncuran produk terbaru Apple yang selalu
ditunggu oleh konsumennya. Sebenarnya yang mereka tunggu adalah inovasi terbaru yang akan
digunakan Apple dalam produk terbarunya tersebut. Konsumen bersedia membayar lebih tinggi
untuk sebuah inovasi. Dalam bisnis hal itu akan meningkatkan profit margin (Rahardjo 2012).
Oleh karena itu bagi perusahaan-perusahaan atau organisasi yang ingin terus maju dan
berkembang marilah terus selalu berkreativitas dan menciptakan inovasi-inovasi baru.
Referensi: