Anda di halaman 1dari 2

Definisi Istilah dalam Minyak

a. Total Dissolve Solids (TDS)


Ukuran zat terlarut baik organic maupun anorganik yang terdapat di dalam larutan yang
dinyatakan dengan jumlah zat terlarut dengan satuan ppm atau mg/L.

b. Salinitas
Tingkat keasinan atau kadar garam terlarut dalam air. Salinitas sangat mempengaruhi nilai
viskositas larutan polimer. Tingkat keasinan di bawah 3000 ppm dianggap keasinan rendah.

c. Kandungan Ion Divalen


Jika terdapat dalam jumlah besar dapat menyebabkan koagulasi sehingga harus dilakukan desain
polimer yang kompatibel dengan fluida brine injeksi dan brine produksi. Pembentukan koagulan
dapat menurunkan konsentrasi polimer yang terdispersi sempurna sehingga konsistensi larutan
dapat berkurang. Jika jumlah ion divalent masih dibawah nilai 1000 ppm maka masih dianggap
aman.

d. Analisis SARA (Saturated, Aromatic, Resin, dan Asphaltenes)


Cara untuk membagi komponen crude oil berdasarkan kepolaran.
- Saturated untuk molekul non polar yang terdiri dari hidrokarbon jenuh rantai lurus, bercabang
dan siklik.
- Aromatik adalah fraksi tak jenuh yang memiliki satu atau lebih cincin aromatic.
- Resin adalah material polar yang larut dalam heptane (pentane)
- Asphaltenes adalah material polar yang tidak larut dalam heptane (pentane), namun larut
dalam toluene dan benzene. Minyak dengan kadar asphaltenes tinggi termasuk minyak berat
(>0,5%)

e. Analisis TAN (Total Acid Number)


Milligram KOH yang diperlukan untuk menetralkan asam dalam 1 gram minyak. Hal ini
berhubungan dengan permasalahan korosi jika nilainya terlalu tinggi, terutama bagi minyak yang
mengandung asam naftenat.

f. Pour point
Temperatur minimum minyak dapat mengalir. Berhubungan dengan kandungan paraffin dalam
suatu minyak. Semakin tinggi kandungan paraffin, maka nilai pour point akan semakin meningkat.

g. Wax Content
Menggambarkan kadar paraffin dalam minyak. Semakin tinggi nilai wax content maka semakin
banyak kandungan paraffin di dalamnya. Pengendapan wax dapat mengakibatkan hilangnya sifat
kelarutan dari minyak.

h. Pengujian Screen Factor


Nilai yang didapatkan dari perbandingan waktu alir larutan polimer dengan waktu alir pelarutnya.
Nilainya menggambarkan fenomena polimer melewati pori dari batuan. Semakin besa nilainya
maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk relaksasi polimer dalam melewati pori batuan.
Tidak dapat digunakan untuk menentukan viskositas.

i. Brine Injeksi

j. Brine Produksi
k. Uji Filtrasi
Bertujuan untuk mengkaji resiko penyumbatan pori batuan oleh molekul polimer. Harga filtration
ration ditentukan dengan cara mencatat waktu yang dibutuhkan polimer pada volume tertentu
(setiap 20 ml) guna melewati filter dengan beda tekanan 20 psi. Waktu yang diperoleh kemudian
diolah dengan persamaan hingga diperoleh nilai FR. Ketika nilai FR kurang dari 1,2 maka lolos uji
filtrasi dan tidak beresiko terjadi penyumbatan.
l. Rheologi
Ilmu yang mempelajari aliran fluida atau perubahan bentuk (deformasi) fluida ketika berada di
bawah tekanan. Ilmu ini mempelajari deformasi dan aliran/flow.

Anda mungkin juga menyukai