RUMAH SAKIT MANAJEMEN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
PINDAD TUREN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
1/3
Tanggal Terbit Ditetapkan
STANDAR Direktur, PROSEDUR OPERASIONAL (SPO) dr.Saji Purboretno. PENGERTIAN 1. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunanan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika dalam lingkup Unit Farmasi adalah obat- obat yang mengandung narkotika yang digunakan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. 2. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. 3. Psikotropika dalam lingkup Unit Farmasi adalah obat- obat yang mengandung psikotropika yang digunakan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. TUJUAN Sebagai petunjuk pengelolaan obat-obatan narkotika dan psikotropika. KEBIJAKAN 1. Undang-undang No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit 2. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 129/Menkes/SK/II/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 3. SK Direktur No. Tentang Pemberlakuan Standar Prosedur Operasional RSU Pindad Turen. PROSEDUR PEMBUATAN LAPORAN RUMAH SAKIT MANAJEMEN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA PINDAD TUREN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
2/3
1. Tiap akhir bulan, Asisten Apoteker yang bertugas menghitung
seluruh pemakaian narkotika dan psikotropika dan jumlah obat yang tersisa. 2. Kemudian Apoteker yang bertugas mendata, menghitung dan mencocokkan total pemakaian resep-resep narkotika dan psikotropika dari tiap bagian di Rumah Sakit. 3. Data tersebut dimasukkan ke Laporan Penggunaan Narkotika Khusus untuk Narkotika bentuk injeksi (Pethidin, Fentanyl dan Morphin), setelah menerima laporan penggunaan dari kamar operasi, data tersebut dimasukan ke Laporan Khusus Penggunaan Pethidin, Fentanyl dan Morphin injeksi. Setelah laporan selesai dan masing-masing dibuat rangkap 4, laporan diperiksa dan ditandatangani oleh Apoteker Penanggung jawab Farmasi. 4. Selanjutnya keempat berkas Laporan tersebut diserahkan kepada Atasan langsung untuk diketahui, dan Tata Usaha untuk diteruskan kepada Direktur untuk disahkan. 5. Laporan selanjutnya didata dan dikirim oleh pihak Tata Usaha kepada pihak yang berwenang, yaitu kepada : Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya Kepala BPOM Jatim (tembusan) Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Jatim (tembusan) Arsip Farmasi. 6. Pelaporan Narkotika dan Psikotropika dibuat setiap bulan sekali, dikirim kepada pihak yang berwenang selambat- lambatnya tanggal 10 bulan berjalan untuk laporan bulan sebelumnya.
PENYIMPANAN NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
1. Disimpan di lemari terkunci khusus obat-obat narkotika yaitu RUMAH SAKIT MANAJEMEN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA PINDAD TUREN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
3/3
berpintu dua dengan masing-masing pintu berkunci. Kunci
disimpan ditempat khusus dan dilakukan serah terima setiap shift jaga dengan kesesuaian jumlah dan kartu stok. 2. Setiap minggu dilakukan pengecekan oleh apoteker yang bertugas antara jumlah dan kartu stok di unit farmasi. UNIT TERKAIT Instalasi Farmasi