Patofisiologi
Patofisiologi
Nefropati
Tingginya tekanan darah dapat terjadi karena kondisi diabetes dapat
meningkatkan viskositas darah akibat glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel, hal ini
diperparah dengan kondisi pasien yang mengalami obesitas sehingga hal tersebut
merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya resistensi insulin. Kadar glukosa darah
yang tinggi akan menempel pada dinding pembuluh darah dan terjadilah proses
oksidasi dimana glukosa berikatan dengan protein dari dinding pembuluh darah
membentuk AGEs (Advanced Glycosylated Endproducts) hingga terjadi suatu
inflamasi. Komplikasi mikrovaskular seperti diabetes nefropati yang terjadi karena
adanya glukosa dapat menyebabkan kerusakan pembuluh kapiler serta penyempitan
yang terjadi dimana kerusakan endotel akan mencetuskan reaksi inflamasi sehingga
mengakibatkan terjadinya pengendapan trombosit, makrofag, dan jaringan fibrosa
sehingga penebalan dinding pembuluh darah ini dapat menstimulasi peningkatan
tekanan darah. Selain itu, AGEs juga dapat merubah struktur dan fungsi sel termasuk
sel-sel pada membran basal glomerulus sehingga merusak penghalang protein dan
terjadi kebocoran protein ke urin (albuminuria). Hal tersebut menandakan terjadinya
nefropati diabetik. Disamping itu nefropati diabetik juga disebabkan kadar glukosa
darah tinggi yang secara perlahan akan merusak selaput penyaring pada glomerulus
(Dronavalli et.al., 2008).
Sumber :
Dewi, Mira. 2007. Resistensi Insulin Terkait Obesitas: Mekanisme Endokrin Dan Intrinsik
Sel. Jurnal Gizi dan Pangan, 2(2): 49 – 54.
Kahn SE, Hull RL, Utzschneider KM. Mechanisms linking obesity to insulin resistance and
type 2 diabetes. Nature. 2006;444(7121): 840–846