Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari seorang individu memerlukan interaksi
atau dengan kata lain memerlukan suatu hubungan sosial dengan masyarakat disekitarnya,
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik dalam segi biologis, psikologis dan juga
kebutuhan sosialnya. Pada aktifitas inilah seseorang dapat mengalami sebuah kejadian yang
tidak diinginkan seperti kecelakaan yang bisa menyebabkan trauma. Jika trauma ini terjadi
pada daerah tulang belakang maka akan mengakibatkan terjadinya spinal cord injury.
Spinal cord injury (SCI) atau cedera medula spinalis adalah suatu kerusakan pada
medula spinalis akibat trauma atau non trauma yang akan menimbulkan gangguan pada
sistem motorik, sistem sensorik dan vegetatif. Spinal cord injury adalah masalah kesehatan
mayor yang mempengaruhi 150.000 sampai 500.000 orang hampir di setiap negara, dengan
perkiraan 10.000 cedera baru yang terjadi setiap tahunnya. Berdasarkan tahun 2012 di dunia
perkiraan populasi ini menyatakan bahwa disetiap tahunnya antara 250.000 sampai 500.000
orang menderita spinal cord injury. Insiden spinal cord injury traumatik (TSCI) dilaporkan
dalam studi tingkat negara berkisar dari 13 per juta orang hingga 53 per juta orang. Spinal
cord injury non traumatik (NTSCT), melaporkan kejadian NTSCI dari 26 per juta orang.
Rasio kejadian pada pria dan wanita adalah 4:1 menurut Bernhard et al (2005). Data
epdemiologi spinal cord injury di Indonesia saat ini sedang dikumpulkan. Pada tahun 2014,
104 kasus SCI terdaftar di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati dimana 37 mengalami
trauma dan 67 mengalami SCI non traumatik.
Kemungkinan untuk bertahan dan sembuh pada kasus SCI, tergantung pada lokasi
serta derajat kerusakan akibat trauma, dan juga kecepatan mendapat perawatan medis setelah
trauma. Trauma pada Th1-Th5 dapat mengakibatkan seseorang mengalami
paraplegia, berkurangnya volume pernafasan, gangguan sensoris dari permukaan lengan
bagian bawah, dinding dada bagian atas, dan punggung bagian bawah serta gangguan pada
fungsi berkemih, pencernaan dan fungsi seksual. Sehingga seseorang yang mengalami
Trauma pada Th1-Th5 seringkali mengalami ketidakmampuan dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari, bekerja, bersosialisasi, dan kehilangan rasa percaya diri yang semuanya itu
jika tidak diatasi dapat membawa penderita tersebut mengalami masalah yang lebih besar lagi
yang menurunkan kualitas hidupnya, juga dapat berakibat kepada keluarga, serta orang-
orang disekitarnya. Dalam hal ini fisioterapi memegang peranan penting terhadap
penatalaksanaan spinal cord injury untuk memberikan latihan-latihan, edukasi, baik kepada
pasien maupun keluarganya untuk membantu pasien dalam mengatasi gangguan gerak dan
fungsi sehingga bisa meningkatkan kemandirian pasien dengan kemampuan yang dimilikinya
untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Peran fisioterapis menurut Peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 80 Tahun 2013 pasal 1 adalah “Bentuk pelayanan kesehatan yang
ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan
penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan ( fisik, elektroterapeutis dan
mekanis ), pelatihan fungsi, komunikasi “.
Berdasarkan uraian diatas dan mengingat spesifikasi juga kelebihan pada RSUP
Fatmawati Jakarta Selatan dalam menangani kasus spinal cord injury, maka kelompok ini
mencoba mengkaji dan memberikan pelayanan fisioterapi serta melaporkan hasil mengenai
”Penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Spinal Cord Injury AIS B NL Th3 et causa fraktur
kompresi Th3-Th4”.
2. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada makalah ini adalah intervensi fisioterapi pada SCI AIS ‘B’
NL Th 3 et causa fraktur kompresi Th 3 – Th 4 dengan metode stretching dan
strengthening excercise untuk meningkatkan kekuatan otot dan breathing excercise untuk
mengurangi sesak.

Rumusan Masalah
Bagaimana intervensi Fisioterapi pada kasus SCI AIS ‘B’ NL Th 3 et causa fraktur
kompresi Th 3 – Th 4 dengan metode stretching dan strengthening excercise dan
breathing excecise di RSUP Fatmawati Jakarta Selatan.

A. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
a. Bagi Masyarakat
Untuk menambah pengetahuan mengenai kasus Spinal Cord Injury dan
program penatalaksanaan fisioterapinya
b. Bagi Fisioterapis
Untuk menambah pengetahuan mengenai kasus Spinal Cord Injury dan
mampu menerapkan serta mengembangkan penatalaksanaan fisioterapi di rumah,
rumah sakit, dan klinik.
2. Tujuan khusus
Untuk menegtahui pengaruh stretching dan strengthening excercise terhadap
peningkatan kekuatan otot dan untuk mengetahui pengaruh brathing excercise dalam
penurunan sesak nafas.

B. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi kepustakaan yang
bersumber pada buku, jurnal dan literatur dari internet yang berkaitan dengan kasus yang
diangkat serta melakukan observasi dan penanganan langsung kepada pasien.

G. Manfaat Penulisan

1. Bagi penulis
Menambah pemahaman dan pengetahuan penulis mengenai kasus Spinal Cord Injury
dan menerapkan intervensi fisioterapi yang baik dan benar pada kasus tersebut.
2. Bagi masyarakat
Mengetahui jenis terapi latihan yang dapat dilakukan dalam intervensi fisioterapi dan
melaksanakan home program fisioterapinya.
3. Bagi fisioterapis
Menambah pengetahuan mengenai kasus Spinal Cord Injury dan mampu
mengembangkan intervensi fisioterapi di rumah, rumah sakit, dan klinik.

H. Sistematika Penulisan

Dalam sistematika penulisan makalah pada kasus ini terdiri dari :

1. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, pembatasan
masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, manfaat penulisan
dan sistematika penulisan.
2. BAB II PROFIL RSUP FATMAWATI
Bab ini berisi tentang sejarah, visi dan misi, falsafah, tata nilai, tujuan, dan instalasi
rehabilitasi medik RSUP Fatmawati.
3. BAB III KAJIAN TEORI
Bab ini berisi kajian teori yang meliputi definisi, anatomi, patofisiologi, epidemiologi,
etiologi, manifestasi klinis, diagnosis, prognosis, dan intervensi fisioterapi pada kasus
Spinal Cord Injury.
4. BAB IV FORMULIR FISIOTERAPI
Bab ini berisi uraian kasus tentang formulir fisioterapi mengenai pemeriksaan dan
penatalaksanaan fisioterapi pada kasus Spinal Cord Injury
5. BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan intervensi dari
Fisioterapi.

https://id.scribd.com/document/364938763/MAKALAH-TRAUMA-TULANG-
BELAKANG-KELOMPOK-2-FIX-docx

Anda mungkin juga menyukai