2016
KATA PENGANTAR
Modul pelatihan berbasis kompetensi merupakan salah satu media pembelajaran yang
dapat digunakan sebagai media transformasi pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja
kepada peserta pelatihan untuk mencapai kompetensi tertentu berdasarkan program
pelatihan yang mengacu kepada Standar Kompetensi .
Modul pelatihan ini berorientasi kepada pelatihan berbasis kompetensi (Competence Based
Training) diformulasikan menjadi 3 (tiga) buku, yaitu Buku Informasi, Buku Kerja dan Buku
Penilaian sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penggunaanya sebagai
referensi dalam media pembelajaran bagi peserta pelatihan dan instruktur, agar
pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. Untuk memenuhi
kebutuhan pelatihan berbasis kompetensi tersebut , maka disusunlah modul pelatihan
berbasis kompetensi dengan judul “MENERAPKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA SELAMA PEMELIHARAAN DAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR“ menyadari
bahwa modul yang di susun ini masih jauh dari sempurna . Oleh karena itu, sangat
diharapkan saran dan masukan untuk perbaikan agar tujuan dari penyusunan modul ini
menjadi lebih efektif.
Direktur
Bina Kompetensi dan Produktivitas Konstruksi
DAFTAR ISI
1. Buku informasi
2. Buku kerja
3. Buku penilaian
Materi modul pelatihan ini mengacu pada unit kompetensi terkait yang disalin dari Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Jabatan Kerja Operator Excavator dengan
uraian sebagai berikut:
KODE UNIT : INA.5220.222.02.01.05
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
1.1. Memakai Alat 1) Alat Pelindung Diri (APD) disiapkan sesuai dengan ketentuan
Pelindung Diri keselamatan kerja
(APD) 2) Pakaian kerja, safety shoes dan helmet dipakai selama operator
melakukan pemeliharaan dan pengoperasian excavator
3) Masker, ear plug, safety glasses dan sarung tangan dipakai
sesuai dengan kondisi kerja
ELEMEN
KRITERIA UNJUK KERJA
KOMPETENSI
4) Tempat duduk distel sesuai dengan ukuran tubuh dan sabuk
keselamatan dipasang selama mengoperasikan unit.
5) Posisi kaca spion distel sesuai dengan sudut pandang operator
6) Tanda isyarat (bunyi klakson) diberikan setiap akan melakukan
manouver
7) Peraturan dan rambu-rambu keselamatan kerja dipatuhi selama
melakukan pemeliharaan dan pengoperasian
8) Unit dioperasikan tanpa ada penumpang
BATASAN VARIABEL
1. Kompetensi ini harus diterapkan secara perorangan pada operator alat-alat berat
2. Alat Perlindungan Diri (APD) dan perlengkapan keselamatan kerja yang memenuhi
persyaratan (standar) telah disediakan
3. Diberikan kewenangan dan inisiatif dalam menanggulangi bahaya kebakaran dan
memberikan pertolongan pertama pada kecelakan
4. Konsultasi dengan unit kerja terkait lain dalam kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan excavator
PANDUAN PENILAIAN
1. Untuk mendemonstrasikan kompetensi, diperlukan bukti keterampilan dan
pengetahuan di bidang :
a. Penggunaan alat Pelindung Diri (APD)
b. Pelaksanaan pemeliharaan dan pengoperasian excavator dengan aman
2. Konteks penilaian :
Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja yang menyangkut
pengetahuan teori
Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja
Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan dan
keterampilan yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)
KOMPETENSI KUNCI
TINGKAT
NO. KOMPETENSI KUNCI
KINERJA
1. Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi 1
2. Mengkomunikasikan ide dan informasi 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2
4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 2
5. Menggunakan ide dan teknik matematika 1
6. Memecahkan masalah 1
7. Menggunakan teknologi 1
Lampiran
1. Buku informasi
2. Buku kerja
3. Buku penilaian
TAHUN 2016
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................... 1
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 5
1. Sikap ............................................................................................. 30
2. Usaha Mencegah Kebakaran Secara Umum ...................................... 331
3. Usaha Pencegahan Kebakaran di tempat pemeliharaan/perbaikan dan pada
Peralatan yang berstatus dalam pemeliharaan. ................................. 331
4. Usaha Penyelamatan Dari Kebakaran ................................................ 32
5. Pedoman umum untuk pertolongan pertama ...................................... 32
1. Pelatih ........................................................................................... 43
2. Penilai............................................................................................ 43
3. Teman kerja/sesama peserta pelatihan .............................................. 43
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 45
B. Manual .............................................................................................. 45
C. Refernsi Lainnya ................................................................................. 45
BAB I
PENDAHULUAN
A. Tujuan Umum.
B. Tujuan Khusus.
BAB II
MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Gambar II.1
a. Pelindung Kepala
Untuk pelindung kepala selalu digunakan Helm Pengaman (Safety Helmet), yang
berguna untuk menghindari risiko kejatuhan benda-benda tajam dan berbahaya.
Peralatan atau bahan kecil tetapi berat bila jatuh dari ketinggian dan menimpa
kepala bisa berakibat mematikan. Kecelakaan yang menimpa kepala sering terjadi
sewaktu bergerak dan berdiri dalam posisi berdiri atau ketika naik ketempat yang
lebih tinggi. Terutama bila ditempat yang lebih tinggi pekerjaan sedang
berlangsung. Aturan yang lebih keras pada daerah seperti ini harus diberlakukan
tanpa kecuali terhadap siapapun yang memasuki area tersebut. Upaya ini
ditambah leflet-leflet peringatan tertulis yang jelas dan mudah terbaca.
Jenis Helm yang digunakan juga harus standar. Ada standar nasional dan ada juga
standar internasional. Juga cara pemakaiannya harus betul, tali pengikat ke dagu
harus terpasang sebagaimana mestinya sehingga tidak mudah terlepas.
b. Pelindung Kaki
c. Pelindung Tangan
Sarung Tangan untuk pekerjaan yang dapat menimbulkan cidera lecet atau
terluka pada tangan seperti pekerjaan pembesian fabrikasi dan penyetelan,
pekerjaan las, membawa barang-barang berbahaya dan korosif seperti asam dan
alkali.
Banyak kecelakaan luka terjadi di tangan dan pergelangan dibanding bagian tubuh
lainnya. Kecelakaan ditangan seperti bengkak, terkelupas, terpotong, memar atau
terbakar bisa berakibat vatal dan tidak dapat lagi bekerja. Diperlukan pedoman
penguasaan peralatan teknis dan pelindung tangan yang cocok seperti Sarung
Tangan. Pekerjaan-pekerjaan yang yang memerlukan pelindung tangan misalnya
adalah :
• Pekerjaan yang berhubungan dengan permukaan yang kasar, tajam atau
permukaan menonjol.
• Pekerjaan yang berhubungan dengan benda panas, karatan atau zat- zat
seperti aspal dan resin beracun.
• Pekerjaan yang berhubugan dengan listrik.
Judul : Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama pemeliharaan dan
pengoperasian excavator Halaman 7 dari 46
Buku Informasi Versi 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Operator Excavator INA.5220.222.02.01.05
d. Pelindung Pernafasan
• Pekerjaan las, memotong bahan yang dibungkus atau dilapisi zinkum, nikel
atau cadmium.
• Cat semprot.
• Semburan mendadak.
Disamping itu terdapat juga alat Pelindung Pernafasan penuh muka memakai filter
yang bisa melindungi mata maupun muka
Pelindung Pernafasan yang lain ialah yang melindungi seluruh muka yang
dilengkapi udara dalam tekanan tertentu dan merupakan jenis yang terbaik,
terutama bila di tempat kerja kurang dapat oksigen.
Udara dalirkan dari kompresor yang dilengkapi penyaring. Pada iklim panas alat
ini terasa sejuk dan menyenangkan. Alat ini lebih mandiri tapi memerlukan
pelatihan cara memakainya sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.
e. Pelindung Pendengaran
f. Pelindung Mata
Kaca Mata Pelindung (Protective glasses) untuk melindungi mata dari percikan
logam cair, percikan bahan kimia, serta kaca mata pelindung untuk pekerjaan
menggerinda dan pekerjaan berdebu. Mata dapat luka karena radiasi atau debu
yang berterbangan. Kecelakaan yang mengenai mata seringkali terjadi dalam:
• Memecah batu, pemotongan, pelapisan atau pemasangan batu, pembetonan
dan memasang bata dengan tangan atau alat kerja tangan menggunakan
tenaga listrik
• Pengupasan dan pelapisan cat atau permukaan berkarat.
• Penutupan atau penyumbatan baut.
• Menggerinda dengan tenaga listrik.
• Pengelasan dan pemotongan logam.
Banyak sekali terjadi kecelakaan kerja karena jatuh dari ketinggian. Pencegahan
utama ialah tersedianya jaring pengaman. Tetapi untuk keamanan individu perlu
Ikat Pinggang Pengaman/Sabuk Pengaman (Safety Belt) yang wajib digunakan
untuk mencegah cidera yang lebih parah pada pekerja yang bekerja diketinggian
(>2 m tinggi ). Terdapat banyak jenis Ikat Pinggang Pengaman dan Tali
Pengaman, diperlukan petunjuk dari pihak yang kompeten tentang tali pengaman
yang paling cocok untuk suatu jenis pekerjaan. Termasuk cara penggunaan dan
perawatannya. Tali Pengaman yang lengkap harus selalu dipakai bersama Ikat
Pinggang Pengaman. Syarat-syarat untuk Tali Pengaman adalah :
• Batas jatuh pemakai tidak boleh lebih dari dua meter dengan cara meloncat.
• Harus cukup kuat menahan berat badan.
• Harus melekat di bangunan yag kuat melalui titik kait diatas tempat kerja.
Demikianlah Alat Pelindung Diri yang umum dipakai dan sifatnya lebih mendasar.
Karena diluar itu sangat banyak sekali ketentuan-ketentuan yang harus diingat
baik bila mengerjakan sesuatu, menggunakan peralatan tertentu dan menangani
bahan tertentu.
Sesungguhnya bila pekerja itu dipersiapkan melalui sistim pelatihan, kecelakaan
yang diakibatkan alpa menggunakan Alat Pelindung Diri seperti ini akan jauh
berkurang. Sebab dalam sistim pelatihan diajarkan cara menggunakan peralatan
yang betul, efektif dan tanpa membahayakan. Hampir semua pekerja tukang kita
tidak pernah dibekali pengetahuan melalui sistim pelatihan. Hanya memupuk
pengalaman sambil langsung bekerja. Dengan cara penjelasan ringkas kepada
mereka sambil bekerja tentang pencegahan kecelakaan hasilnya akan terbatas.
Akan jauh lebih berhasil bila merupakan program dalam paket pelatihan sejak
berstatus calon pencari kerja atau pemula. Hal ini merupakan penyebab angka
kecelakaan kerja bidang konstruksi di Indonesia termasuk tinggi. Disamping alat
pelindung diri diatas pekerja harus berpakaian yang komplit sesuai dengan jenis
pekerjaan yang ditanganinya seperti tukang las harus dilengkapi jaket/rompi kulit
tetapi minimum harus memakai kaos dan celana panjang.
Gunakan hanya barang yang telah mencantumkan kode SNI (Standar Nasional
Indonesia) atau JIS untuk barang buatan Jepang, ANSI, BP dan sebagainya
tergantung dari negara asal barang untuk kebutuhan proyek dan dinyatakan laik
Judul : Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama pemeliharaan dan
pengoperasian excavator Halaman 11 dari 46
Buku Informasi Versi 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Operator Excavator INA.5220.222.02.01.05
untuk pekerjaan yang dimaksud. Dibawah ini beberapa contoh standar alat pelindung
diri standar internasional lainnya.
Helmet ( Topi Pengaman ) : ANSI Z 89,1997 standard
Sepatu Pengaman (Safety Shoes) : SII-0645-82,DIN4843,Australian Standard
AS/NZS 2210.3.2000, ANSI Z 41PT 99,SS
105,1997.
Sabuk Pengaman : EN 795 Class C ANSI OSHA
Banyak lagi standar-standar yang diberlakukan di negara maju , tetapi yang lebih
penting kalau kita memakai produk dalam negeri, ujilah ketahanannya terhadap
suatu beban yang akan diberikan kepadanya dengan toleransi keamanan minimum
50 %.
Pertimbangan ini diambil karena mungkin bagi kontraktor kecil dan menengah akan
menjadi beban keuangan bila harus menyediakan produk import untuk pekerjanya.
Alat pelindung diri yang sudah rusak sehingga tidak bisa berfungsi dengan baik tidak
boleh digunakan lagi. Apabila secara visual terdapat tanda-tanda retak, pecah dan
tidak sempurna lagi akan dapat mengurangi fungsi pelindung dari APD yang
digunakan bahkan menggangu saat digunakan saat bekerja.
1. Menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan ketentuan keselamatan kerja
Alat Pelindung diri perlu dipersiapkan berpedoman kepada standar industri yang
berlaku, gunakan hanya barang yang telah mencantumkan kode SNI (Standar
Nasional Indonesia) atau JIS untuk barang buatan Jepang, ANSI, BP dsb tergantung
dari negara asal barang untuk kebutuhan proyek dan dinyatakan laik untuk pekerjaan
yang dimaksud. APD yang disiapkan wajib masih laik pakai sesuai batas
penggunaannya.
2. Memakai pakaian kerja, safety shoes dan helmet selama operator melakukan
pemeliharaan dan pengoperasian excavator.
Baju kerja bisa dibuat dari bahan kain biasa, kain tidak tembus air (water proof),
plastik atau kulit tergantung jenis pekerjaan yang akan dilakukan.
Baju kerja berfungsi untuk melindungi bagian badan dari benda-benda yang
mungkin mengenai badan saat bekerja dan biasanya juga ditandai dengan warna
yang mudah terlihat saat bekerja. Pakaian kerja dipakai sesuai dengan arah dan
ukuran tubuh agar nyaman saat bekerja.
b. Safety shoes
Ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam memakai Safety Shoes yang
benar, yaitu sepatu yang dipakai harus sesuai dengan ukuran kaki penggunanya,
jangan terlalu kecil dan jangan pula terlalu besar sebab akan menjadikan kaki
cidera. Apabila sepatu Safety shoes yang Anda miliki menggunakan tali, maka
mesti diikat dengan baik serta kuat supaya tali tak terinjak ketika menjalankan
pekerjaan.
Apabila sepatu terkena air, maka sebelum dipakai usahakanlah untuk dikeringkan
terlebih dahulu serta pakailah kaos kaki sewaktu memakai sepatu.
c. Safety helmet
Safety helmet didesain untuk melindungi kepala dari special resisting penetration
seperti terantuk dengan pipa, atap dan kemungkinan jatuhnya benda dari atas.
Pemakaian safety helmet secara tepat dan benar dapat mengurangi konsekwensi
yang mungkin timbul pada saat terjadinya hal-hal yang disebutkan di atas. Cara
pemakaian safety helmet yang benar akan memberikan proteksi maksimal bagi
kepala.
Sebelum digunakan, yakinkan bahwa helmet tersebut dapat digunakan, pas dan
nyaman di kepala anda (tidak longgar dan tidak terlalu sempit), tidak rusak dan
cacat. Pasang dikepala dengan benar (tidak miring, terlalu mendongak, menunduk
sehingga menutupi
pandangan, atau terbalik). Jika berada pada tempat yang tinggi dan kondisi ber-
angin, chain strip harus digunakan untuk menghindari safety helmet yang
dikenakan terbang karena tiupan angin kencang.
3. Memakai masker, ear plug, safety glasses dan sarung tangan sesuai dengan kondisi
kerja
a. Masker
Masker dipakai menutupi hidung dan mulut. Sesuaikan arah masker menurut
aturan pakainya, jangan terbalik untuk bagian hidung dan mulut karena akan
membentuk rongga sehingga dapat dimasuki debu atau pun benda asing lainnya
yang akan mengganggu pernapasan.
b. Ear plug
Ukuran, bentuk, dan posisi saluran telinga untuk tiap-tiap individu berbeda-beda
dan bahkan antar kedua telinga dari individu yang sama berlainan. Oleh karena
itu sumbat telinga harus dipilih sesuai dengan ukuran, bentuk, posisi saluran
telinga pemakainya. Diameter saluran telinga berkisar antara 3-14 mm, tetapi
paling banyak 5-11 mm. Umumnya bentuk saluran telinga manusia tidak lurus,
walaupun sebagian kecil ada yang lurus. Sumbat telinga dapat mengurangi bising
sampai dengan 30 dB. Berikut ini merupakan cara untuk memilih sumbat telinga
yang baik :
• Pilih Ear plug yang terbuat dari bahan yang dapat menyesuaikan dengan
bentuk telinga, yang biasanya terbuat dari baham karet atau plastik yang
lunak.
• Pilih bentuk dan ukuran yang sesuai dengan bentuk dan ukuran kedua telinga
anda.
• Periksa Ear plug, pastikan kondisinya dalam keadaan bagus (tidak rusak) dan
bersih.
c. Safety glasses
Memakai pelindung mata dan wajah yang sangat cocok untuk para pekerja
seharusnya mempertimbangkan elemen-elemen sebagai berikut :
• Kemampuan untuk melindungi terhadap bahaya yang spesifik di tempat kerja.
• Seharusnya sangat layak dan memberi kenyaman pada saat dipakai.
• Seharusnya tidak memberikan pandangan dan pergerakan yang terbatas.
• Seharusnya dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama dan dapat
dibersihkan.
d. Sarung tangan
Sarung tangan biasanya dibuat dari kulit, karet, plastik, kain dan benang. Pakailah
sarung tangan yang pas dengan ukuran tangan dan sesuai dengan arahnya jangan
terbalik agar tidak mengganggu saat bekerja.
Alat Pelindung Diri akan berfungsi dengan sempurna apabila dipakai secara cermat,
baik dan benar.
• Sediakanlah Alat Pelindung Diri yang sudah teruji dan telah memiliki SNI atau
standar internasional lainnya yang diakui.
• Pakailah alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan
tersebut hanya memerlukan waktu singkat.
• Alat Pelindung Diri harus dipakai dengan tepat dan benar.
• Jadikanlah memakai alat pelindung diri menjadi kebiasaan. Ketidak nyamanan
dalam memakai alat pelindung diri jangan dijadikan alasan untuk menolak
memakainya
• Alat Pelindung Diri tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya kalau memang terasa
tidak nyaman dipakai laporkan kepada atasan atau pemberi kewajiban pemakaian
alat tersebut.
• Alat Pelindung Diri dijaga agar tetap berfungsi dengan baik.
BAB III
MEMERIKSA PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
Alat pemadam kebakaran disimpan pada tempat yang disediakan diruang operator,
mudah dilihat dan dijangkau sehingga memudahkan dalam penggunaannya. Alat
pemadam kebakaran selalu diperiksa ketersediaannya dan kondisinya dari
kemungkinan kadaluarsa.
Alat pemadam kebakaran yang sudah dipakai, tidak boleh disimpan ditempat
penyimpanan yang telah disediakan pada alat atau tempat lain, tapi disimpan pada
tempat barang bekas pakai, untuk menghindarkan kekeliruan dalam penggunaannya
(barang bekas dianggap masih baik).
a. Mercurochroom
c. Larutan Rivanol
d. Levetraan Zalf
e. Perlengkapan lain
• Obat kompres
• Kain perban yang steril
Judul : Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama pemeliharaan dan
pengoperasian excavator Halaman 17 dari 46
Buku Informasi Versi 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Operator Excavator INA.5220.222.02.01.05
• Gunting
b. Kadaluarsa
Periksa masa kadaluarsa pada kartu check list yang ada pada APAR
Pada tabung par terdapat pressure gauge yang menyatakan tekanan pada tabung,
pastikan jarum pada manometer masih pada zona hijau (15 - 20). untuk tipe
cartridge, periksa pada leher tabung dengan membuka threaded tabung dan
periksa kondisi segel. jika masih utuh pasang seperti kondisi semula.
Apabila segel telah terlepas atau putus dikhawatirkan APAR telah digunakan,
untuk memastikan lebih lanjut dapat dilakukan dengan membuka selang dari
valve, dan periksa pada lubang valve apakah ada bekas serbuk APAR. Jika ada
tanda-tanda bekas serbuk APAR, dapat dipastikan APAR sudah pernah digunakan.
Langkah selanjutnya adalah segera ganti APAR tersebut dengan APAR yang lain.
Kondisi fisik tabung yang baik adalah tidak adanya karat ataupun keropos pada
tabung baik pada posisi dasar tabung maupun pada posisi leher tabung. Aabila
terdapat keropos segera ganti tabung dengan yang baru, hal ini dapat
membahayakan bagi pengguna APAR, mengingat bahwa APAR merupakan salah
satu tabung bertekanan. Jika kondisi APAR tidak ada karat ataupun keropos, maka
lakukan pembersihan pada tabung APAR dengan melakukan pengelapan.
Masalah yang sering terjadi pada APAR adalah membekunyab zat kimia yang
terdapat di dalam tabung (terutama pada jenis dry powder). Penyebab terjadinya
pembekuan yang sering adalah meletakkan tabung APAR di lantai, terkena sinar
matahari langsung, ataupun penempatan pada area yang lembab. Lakukan
pengecekan dengan membolak-balikkan tabung APAR sebanyak 4 - 5 kali, dan
dengarkan suara jatuhan dengan menempelkan telinga di tabung. Jika suara yang
didengar masih secara perlahan jatuhannya (seperti suara pasir saat di dalam
tabung) maka kondisinya masih baik, namun jika suaranya seperti sekali jatuh
(seperti suara material lumpur atau adonan kue jatuh) berarti powdernya telah
membeku.
2. Memeriksa kelengkapan isi Kotak P3K dan batas waktu pakainya (kadaluarsa)
a. Kadaluarsa
Periksa masa batas penggunaan kelengkapan P3K yang tertulis pada label. Segera
ganti apabila sudah melebihi masa batas penggunaan nya.
Kelengkapan dan obat-obatan yang selalu ada dalam kotak P3K antara lain :
1) Mercurochroom
Untuk anti septik (anti infeksi) pada luka–luka dalam
2) Sulfanilamid powder steril
Sebagai anti septik (anti infeksi) pada luka dalam
3) Larutan Rivanol
Sebagai anti septik (anti infeksi)
4) Levetraan Zalf
Untuk mengobati luka bakar
5) Perlengkapan lain
• Obat kompres
• Kain perban yang steril
• Gunting
BAB IV
MENGGUNAKAN PERLENGKAPAN KESELAMATAN KERJA
1. Klasifikasi Kebakaran
a. Kelas A
Benda padat selain logam yang mudah terbakar; yaitu kebakaran yang
ditimbulkan oleh benda padat selain logam seperti : kayu, kertas, bambu dan lain-
lain. Alat pemadaman yang dipakai: air, pasir, lumpur.
b. Kelas B
Benda cair yang mudah terbakar; yaitu kebakaran yang ditimbulkan oleh bahan
bakar cair (bensin, solar, minyak tanah) dan gas (LPG, Nitrogen, dan lain-lain).
Alat pemadam kebakaran yang dipakai : Air dicampur diterjen, racun api, karung
basah.
c. Kelas C
Yaitu kebakaran yang ditimbulkan oleh adanya sumber panas listrik (akibat
kortsluiting atau hubung pendek).
Alat pemadam kebakaran yang dipakai : CO2, BCF, Dry Chemical Powder.
d. Kelas D
Yaitu kebakaran logam seperti magnesium, titanium, sodium, potassium dan lain-
lain.
Alat pemadam kebakaran yang dipakai adalah Dry Chemical Powder.
Gambar II.2
Dapat dipergunakan dengan baik bila tidak ada angin atau arus udara
Gambar II.3
1) Tangkai penekan.
2) Pen pengaman.
3) Saluran pengeluaran.
4) Slang karet tekanan tinggi.
5) Horn (corong).
Jenis ini efektif untuk kebakaran jenis B dan C, juga dapat dipergunakan pada
kebakaran kelas A.
Bahan yang dipergunakan :
• Serbuk sodium bicarbonat/natrium sulfat.
• Gas CO/Nitrogen.
Gambar II.4
Cara mempergunakan :
• Buka pen pengaman.
• Tekan tangkai penekan/pengatup.
• Arahkan corong/nozlle ke sumber api, dengan memperhatikan jarak dan
arah angin.
Gambar II.5
1) Pengaman.
2) & 3) Pengatup.
4) Bolt Valve.
5) Pipa saluran Gas.
6) Nozzle.
3. Jenis kecelakaan
1) Coma (collapse)
Gejala – gejalanya :
• Keluar keringat dingin
• Pucat
• Denyut nadi lemah
• Telinga berdengking
• Mual
• Mata berkunang – kunang
• Badan lemas
Cara pertolongannya :
• Tidurkan penderita terlentang dengan kepala agak direndahkan
• Longgarkan pakaiannya
• Usahakan agar penderita dapat bernafas dengan udara segar
• Kalau ada beri selimut agar badannya menjadi hangat
• Selanjutnya kirimkan ke Dokter atau rumah sakit terdekat
2) Shock (gugat)
Hal ini disebabkan oleh suatu keadaan yang timbul karena jumlah darah yang
beredar dalam pembuluh darah sangat berkurang yang dapat disebabkan oleh:
• Perdarahan keluar atau ke dalam
• Luka bakar yang luas yang menyebabkan banyak cairan/serum darah yang
keluar
Tanda-tandanya :
• Nadi berdenyut cepat, lebih 100 kali/menit kemudian melemah, lambat
dan menghilang
• Pernafasan dangkal dan tidak teratur
• Bila keadaan tambah lanjut penderita jadi pingsan
3) Pingsan
Fungsi otak terganggu sehingga penderita tidak sadar
Gejala :
• Penderita tidak sadar, tidak ada reaksi terhadap rangsangan
• Penderita berbaring dan tidak bergerak
• Pernafasan dan denyut nadi dapat diraba
Pertolongan :
• Baringkan penderita di tempat teduh dan segar.
• Apabila mukanya merah, kepalanya ditinggikan, dan apabila pucat
baringkan tanpa alas kepala.
• Pakaiannya dilonggarkan
• Penderita jangan ditinggalkan seorang diri dan perlu dijaga
• Tenangkan bila gelisah
• Kalau ada, berikan selimut agar badannya menjadi hangat
• Selanjutnya kirimkan ke Dokter atau Rumah Sakit terdekat
4) Mati Suri
Yaitu keadaan pingsan dimana peredaran darah dan pernafasan tidak
mencukupi lagi.
Keadaan ini sudah merupakan keadaan yang gawat, karena penderita berada
diantara pingsan dan mati.
Gejala :
• Pernafasan tidak tampak dan nadi tidak teraba
• Pupil melebar dan tidak menyempit dengan penyinaran
• Muka pucat dan kebiru-biruan
Cara Pertolongan :
• Baringkan terlentang dan longgarkan pakaian penderita
• Hilangkan semua barang yang dapat menyumbat pernafasan
• Berikan pernafasan buatan.
b. Pendarahan
• Pendarahan keluar
• Pendarahan ke dalam
Dilihat dari sudut macamnya pembuluh darah yang putus, pendarahan ada 3
macam yaitu:
• Perdarahan pembuluh nadi (arterial)
• Pendarahan pembuluh balik (vena)
• Pendarahan pembuluh rambut (capiler)
Untuk memberikan pertolongan terhadap penderita yang mengalami pendarahan
dapat dilakukan dengan bermacam - macam cara diantaranya :
• Penderita didudukan atau ditidurkan tergantung dari hebatnya pendarahan
• Bagian tubuh yang mengalami luka ditinggikan
• Hentikan pendarahan dengan menekan anggota bagian diatas luka
• Bersihkan luka dari kotoran yang ada
• Letakkan diatas luka, sepotong kain kasa steril berlipat dan tekan sampai
darah berhenti keluar, kemudian pasang pembalut tekan (plester).
Untuk pendarahan yang hebat ditangan atau kaki dapat digunakan cara torniquet
(torniket, penarat darah). Torniket adalah balutan yang menjepit sehingga aliran
daerah di bawahnya terhenti sama sekali.
Perhatikan bila menggunakan penarat darah :
• Tiap 10 menit harus dikendorkan dengan memutar kayunya
• Memasang penarat darah antara luka dan jantung
• Penderita yang dikorniket harus segera dibawa ke Rumah Sakit untuk
pertolongan lebih lanjut dan harus mendapat prioritas pertama
• Harus dicatat jam berapa penarat darah dipasang dan dibuka
• Cara torniket ini hanya dianjurkan bagi mereka yang sudah menguasai
c. Luka-luka
Luka adalah adanya jaringan kulit yang terputus atau rusak oleh suatu sebab.
1) Menurut sebabnya dapat dikenal bermacam - macam luka yaitu sebagai
berikut :
• Luka memar kena pukul
• Luka gores
• Luka tusuk
• Luka potong
• Luka bacok
• Luka robek
• Luka tembak
• Luka bakar
Cara menggunakannya :
• Balik/putar posisi alat pemadam, dan segera balikan lagi ke posisi asal.
• Buka katup/pen pengaman.
Judul : Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama pemeliharaan dan
pengoperasian excavator Halaman 28 dari 46
Buku Informasi Versi 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Operator Excavator INA.5220.222.02.01.05
Cara mempergunakan :
• Buka pen pengaman.
• Tekan tangkai penekan.
• Arahkan corong ke sumber api, dengan memperhatikan jarak dan arah angin.
Cara mempergunakan :
• Buka pen pengaman.
• Buka timah penutup.
• Tekan tangkai penekan/pengatup.
• Arahkan corong ke sumber api, dengan memperhatikan jarak dan arah angin.
Cara mempergunakan :
• Buka pen pengaman.
• Tekan tangkai penekan/pengatup.
• Arahkan corong/nozlle ke sumber api, dengan memperhatikan jarak dan arah
angin.
a. Mercurochroom
Untuk mengobati luka–luka yang tidak dalam, lecet–lecet. Luka/lecet yang kotor
dibersihkan dahulu, lalu diolesi mercurochroom, jika luka–lukanya tidak berair
biarkan dalam keadaan terbuka saja, tidak usah dibalut.
c. Larutan Rivanol
d. Levetraan Zalf
1. Sikap
• Jangan panik, berpikir jernih dan tenangkan diri.
• Beritahukan adanya kebakaran kepada orang lain atau instansi terkait (Dinas
Kebakaran).
• Mengarahkan yang tidak berkepentingan untuk segera meninggalkan tempat.
• Pergunakan alat pemadam api yang sesuai/cocok.
• Bersihkan battery dan di sekelilingnya dari sampah kering atau kertas yang
mudah terbakar.
• Bila merokok di tempat kerja, matikan rokok dan buang puntungnya ke dalam
asbak yang telah tersedia. Jangan membuang puntung sembarangan.
• Hindari pengelasan di dekat tangki bahan bakar atau pipa minyak.
• Harus yakin bahwa alat pemadam kebakaran telah berada di tempatnya dalam
keadaan baik. Baca aturan penggunaannya agar dapat dipakai saat diperlukan.
• Harus mengerti apa yang harus dilakukan saat terjadi kebakaran.
• Catat semua nomor telepon penting untuk dapat dihubungi sewaktu terjadi
kebakaran (ambulan, petugas pemadam kebakaran).
a. Menilai situasi
c. Memberi pertolongan
2) Jika pertolongan pertama telah dilakukan, maka segera angkut korban tapi
jangan terburu-buru atau serahkan pertolongan selanjutnya kepada yang lebih
ahli atau bagian yang bertugas menangani kecelakaan atau kirim ke Dokter
atau rumah sakit terdekat.
BAB V
MELAKSANAKAN PEMELIHARAAN DAN PENGOPERASIAN EXCAVATOR
DENGAN PROSEDUR YANG AMAN
Masalah keselamatan kerja dalam pengoperasian dan pemeliharaan alat – alat besar
menjadi prioritas untuk selalu diperhatikan oleh para pelakunya yaitu operator dan
mekanik alat – alat berat.
Hampir semua kecelakaan yang terjadi disebabkan oleh ketidak taatan dalam
melaksanakan peraturan yang mendasar dari keselamatan kerja dalam pengoperasian
dan pemeliharaan alat – alat besar.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan, sebaiknya operator excavator memahami dan
mengikuti petunjuk keselamatan kerja dan memenuhi beberapa tanda peringatan yang
terdapat pada buku petunjuk dan juga yang terpasang pada unit alatnya sebelum
melakukan pengoperasian dan pemeliharaan.
Disisi lain pada setiap tempat yang strategis dan mudah dilihat selalu terpampang tanda
peringatan “UTAMAKAN KESELAMATAN” atau “SAFETY FIRST” tersebut harus selalu
memperhatikan keselamatan kerja, baik untuk dirinya sendiri, peralatan yang
dioperasikan dan orang lain beserta lingkungan disekitarnya.
1. Memeriksa kondisi lingkungan kerja dari kemungkinan adanya bahan yang dapat
menimbulkan bahaya dan adanya penerangan yang kurang.
Sebelum memulai untuk mengoperasikan unit, lakukan pemeriksaan lingkungan
dengan teliti dari kondisi yang dapat menimbulkan bahaya, semua material yang
mudah terbakar yang terdapat diruang operator, disekitar engine dan battery
dibersihkan, semua tempat bahan bakar disingkirkan ke tempat penyimpannya yang
Judul : Menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama pemeliharaan dan
pengoperasian excavator Halaman 34 dari 46
Buku Informasi Versi 2016
Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Golongan Pokok Operator Excavator INA.5220.222.02.01.05
aman. Simpan ke tempatnya semua tools dari tempat operator dan bersihkan
kotoran yang melekat pada kaca spion, pegangan dan tangga. Periksa lampu
penerangan dalam ruangan operator agar terjamin penerangan yang cukup.
Untuk menghindarkan bahaya dari tergelincir dan bahaya lainnya. Pada waktu keluar
dan masuk ruang operator agar tempat pijakan dan pegangan dibersihkan dari
material yang membahayakan.
3. Melakukan naik dan turun dari unit dengan benar sesuai prosedur (tiga titik tumpuan
anggota tubuh/kaki dan tangan dan menghadap ke unit).
Bila akan masuk atau meninggalkan alat, hadapkan muka ke alat dan gunakan
tangga dan steps untuk menjaga keselamatan, agar dijaga tiga titik tumpu anggota
badan (dua kaki, satu tangan, atau dua tangan satu kaki) bertumpu pada tangga
atau steps untuk menunjang kekuatan/kestabilan operator dalam posisi tersebut.
Gambar II.7
4. Menyetel tempat duduk sesuai dengan ukuran tubuh dan memasang sabuk
keselamatan selama mengoperasikan unit.
Gambar II.8
• Setelah kursi sesuai bentuk tubuh operator untuk kenyamanan dalam bekerja.
• Setel tempat duduk maju atau mundur.
• Setel sandaran kedepan atau kebelakang
• Setel ketinggian tempat duduk
Periksa kaca spion dan kaca jendela harus dalam keadaan bersih dan posisi kaca
spion harus sesuai dengan sudut pandang operator
Gambar II.9
Kata ini dipakai untuk menyampaikan pesan keselamatan kerja dimana pada
kegiatan ini terdapat kemungkinan yang tinggi terjadinya kecelakaan berat apabila
penyebabnya tidak dapat dihindarkan.
Gambar II.10
Kata ini dipakai untuk menyampaikan pesan keselamatan kerja dimana pada
kegiatan ini terdapat potensi yang berbahaya yang dapat mengakibatkan
kecelakaan berat.
Gambar II.11
Kata ini dipakai untuk menyampaikan pesan keselamatan kerja dimana pada
kegiatan ini kemungkinan kecelakaan sedang atau ringan. Kemungkinan
kecelekaan yang berkaitan dengan alat saja.
Gambar II.12
Kata ini digunakan untuk keselamatan kerja yang harus dilakukan untuk
menghindarkan tindakan yang dapat memperpendek umur alat.
Gambar II.13
Gambar II.14
Gambar II.15
Untuk mencegah kecelakaan berat atau kematian, lakukan hal berikut sebelum
menggerakkan alat atau attachment :
• Bunyikan klakson untuk memberi tanda kepada orang disekitar alat
• Harus yakin tidak ada orang pada atau dekat alat atau dalam daerah swing
• Putarlah ruang operator (cabin) untuk melihat arah perjalanan alat bila hal
ini dapat dilakukan dengan aman
Gambar II.16
Gambar II.17
Gambar II.18
Memutar lebih banyak dapat mengakibatkan bahaya tersambar tutup (plug) atau
grease
Baca manual tentang petunjuk pengencangan track.
Gambar II.19
Gambar II.20
Gambar II.21
• Berbahaya
• Jauhi area swing
Gambar II.22
Banyak kecelakaan kerja terjadi karena kesalahan manusia yang tidak disiplin
menerapkan peraturan keselamatan kerja selama melaksanakan pemeliharaan dan
pengoperasian alat-alat berat. Untuk menghindarkan terjadinya kecelakaan kerja
tersebut baca dan pahami semua petunjuk dan peringatan yang ada pada buku manual
dan patuhi peringatan. Safety talk/meeting yang dibimbing oleh petugas K3 harus
dipahami dan di laksanakan untuk menjaga keselamatan.
BAB VI
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Pelatih
Pelatih dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
2. Penilai
a. Melaksanakan penilaian apabila telah siap dan merencanakan proses belajar dan
penilaian selanjutnya.
b. Menjelaskan kepada mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya.
c. Mencatat pencapaian / perolehan
Teman kerja /sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam
lingkungan belajar/kerja dan dapat meningkatkan pengalaman belajar .
B. Sumber-sumber Kepustakaan.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam PBK mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber -
sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan
peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau
jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini
tidak tersedia/tidak ada.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku Referensi
B. Manual
C. Refernsi Lainnya
1. Peralatan (excavator).
2. APD.
3. Rambu-rambu operasi dan K3.
4. Standard tools.
INA.5220.222.02.01.05
2016
PENJELASAN UMUM
Ruang lingkup buku kerja ini meliputi pengerjaan tugas-tugas teori dan praktik per elemen
kompetensi dan kriteria unjuk kerja berdasarkan SKKNI. Ruang lingkup buku kerja ini
meliputi pengerjaan tugas-tugas teori dan praktik per elemen kompetensi dan kriteria
unjuk kerja.
DAFTAR ISI
1. Penyajian ......................................................................................... 3
2. Isi perencanaan ................................................................................ 3
A. Tugas Teori.......................................................................................... 4
B. Pertanyaan yang harus dijawab dengan benar oleh peserta ....................... 4
BAB I
TAHAPAN BELAJAR
A. Langkah-langkah/Tahapan Belajar.
1. Penyajian
Penyajian bahan, pengajaran, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi
seluruh rincian yang tertuang dalam standar kompetensi.
2. Isi perencanaan
Isi perencanaan merupakan kaitan antara Kriteria Unjuk Kerja (KUK) dengan pokok-
pokok keterampilan, pengetahuan dan sikap kerja, yang merupakan persyaratan
kompetensi yang harus dicapai pada setiap KUK yang dijabarkan dalam Indikator
Unjuk Kerja (IUK).
BAB II
TUGAS TEORI DAN PRAKTEK
A. Tugas Teori
Tugas tertulis dapat digunankan oleh panitia untuk mengidentifikasi kesiapan Peserta
dalam melaksanakan penilaian unjuk kerja.
Penilaian akan menggunakan satu atau lebih pertanyaan untuk setiap elemen, jika
Penilai kurang puas dengan kesiapan Peserta dalam melakukan Penilaian Unjuk Kerja,
maka rencana pelatihan atau Penilaian Unjuk Kerja ulang /remidial akan dibicarakan
antara Peserta dan Penilai.
Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling benar: a, b, c atau d dengan
memberi tanda lingkaran (О) pada lembar jawaban yang tersedia
2. Berikut ini mana yang bukan termasuk alat pelindung diri (APD) ?
a. Pakaian Kerja
b. Safety Shoes
c. Clean Agent Halotron
d. Masker
4. APD yang berfungsi sebagai penyaring udara saat bekerja di daerah dengan
kualitas udara buruk adalah ?
a. Safety Shoes
b. Respirator
c. Aer Plug
d. Glove
7. Suatu bencana yang ditimbulkan oleh api, sukar dikuasai, tidak diharapkan dan
sangat merugikan ?
a. Kerusuhan
b. Banjir
c. Gempa Bumi
d. Kebakaran
9. Manakah berikut ini yang termasuk Alat Pemadam Api Ringan (APAR)
konvensional ?
a. Karung Basah
b. Alat Pemadam Api CO2
c. Alat Pemadam Busa
d. Alat Pemadam Api Clean Agent DuPont
Isilah titik-titik dari lembar pertanyaan atau jawab pertanyaan dari lembar pertanyaan,
dengan jawaban singkat dalam lembar jawaban dengan benar
3. Jelaskan fungsi masing – masing Alat Pelindung Diri (APD) dibawah ini :
a. Safety Shoes
b. Helmet
c. Masker
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
4. Jelaskan fungsi masing – masing Alat Pelindung Diri (APD) dibawah ini :
a. Ear Plug
b. Safety Glasess
c. Sarung Tangan
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
..........................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
11. Jelaskan fungsi dan tujuan dari P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) ?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
12. Sebutkan beberapa isi dari kotak P3K dan jealaskan fungsi penggunaannya ?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
13. Jelaskan dengan singkat mengapa sebelum melakukan operasional operator harus
memeriksa lingkungan kerja dan lampu – lampu penerangan ?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
14. Mengapa prosedur naik dan turun dari unit harus diterapkan ?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
15. Jelaskan pada saat apa saja isyarat membunyikan klakson dilakukan dan berapakali
dibunyikannya ?
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
3. Menjodohkan
Jodohkan nomor – nomor urut dibawah ini dengan huruf – huruf pada sebelah kanan
yang anda anggap paling benar.
Catatan Penilai :
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
.................................................................................................................................
D. Tugas-tugas Praktek
1. Tugas 1
2. Tugas 2
Mendemontrasikan KUK 1.1, 2.2, 2.3, 2.4. dari Elemen Kompetensi 2 Menggali material
dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus (standard cycle time)
a. Daftar Peralatan:
APD (lengkap untuk pengoperasian excavator)
b. Tugas Praktek
3. Tugas 3
Mendemontrasikan KUK 3.1, 3.2, 3.3, 3.4. dari Elemen Kompetensi 3 Membuat parit
dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus standar (standard
cycle time)
a. - Daftar Peralatan:
- APD (lengkap untuk pengoperasian excavator)
b. Tugas Praktek
4. Tugas 4
Mendemontrasikan KUK 4.1, 4.2, 4.3, 4.4. dari Elemen Kompetensi 4 Memuat material ke
dalam dump truck dengan waktu siklus (cycle time) maksimal 150% dari waktu siklus
standar (standard cycle time)
a. - Daftar Peralatan:
- APD (lengkap untuk pengoperasian excavator)
b. Tugas Praktek
INA.5220.222.02.01.05
2016
PENELASAN UMUM
Buku penilaian untuk unit kompetensi Menyiapkan Informasi dan Laporan Pelatihan dibuat
sebagai konsekuensi logis dalam pelatihan berbasis kompetensi yang telah menempuh
tahapan penerimaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja melalui buku informasi
dan buku kerja. Setelah latihan-latihan (exercise) dilakukan berdasarkan buku kerja maka
untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang dimilikinya perlu dilakukan uji
komprehensif secara utuh per unit kompetensi dan materi uji komprehensif itu ada dalam
buku penilaian ini.
Adapun tujuan dibuatnya buku penilaian ini, yaitu untuk menguji kompetensi peserta
pelatihan setelah selesai menempuh buku informasi dan buku kerja secara komprehensif
dan berdasarkan hasil uji inilah peserta akan dinyatakan kompeten atau belum kompeten
terhadap unit kompetensi Menyiapkan Informasi dan Laporan Pelatihan.
Metoda Penilaian yang dilakukan meliputi penilaian yang opsinya sebagai berikut:
DAFTAR ISI
1. Undang – undang nomor berapakah yang mewajibkan pihak pengelola pekerjaan untuk
menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) ?
a. No. 1 Tahun 1970
b. No. 2 Tahun 1990
c. No. 3 Tahun 1970
d. No. 4 Tahun 1980
Jawaban : a
2. Berikut ini mana yang bukan termasuk alat pelindung diri (APD) ?
a. Pakaian Kerja
b. Safety Shoes
c. Clean Agent Halotron
d. Masker
Jawaban : c
4. APD yang berfungsi sebagai penyaring udara saat bekerja di daerah dengan kualitas
udara buruk adalah ?
a. Safety Shoes
b. Respirator
c. Aer Plug
d. Glove
Jawaban : b
Jawaban : b
6. Perda nomor berapakah yang menjelaskan tentang klasifikasi jenis pemadam
kebakaran?
a. 19 dan 20 Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992
b. 21 dan 22 Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992
c. 23 dan 24 Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992
d. 25 dan 26 Perda DKI Jakarta No. 3 Tahun 1992.
Jawaban : c
7. Suatu bencana yang ditimbulkan oleh api, sukar dikuasai, tidak diharapkan dan sangat
merugikan ?
a. Kerusuhan
b. Banjir
c. Gempa Bumi
d. Kebakaran
Jawaban : d
a. 1 (satu)
b. 2 (dua)
c. 3 (tiga)
d. 4 (empat)
Jawaban : c
9. Manakah berikut ini yang termasuk Alat Pemadam Api Ringan (APAR) konvensional?
a. Karung Basah
b. Alat Pemadam Api CO2
c. Alat Pemadam Busa
d. Alat Pemadam Api Clean Agent DuPont
Jawaban : a
b. 2 (dua)
c. 3 (tiga)
d. 4 (empat)
Jawaban : c
3. Jelaskan fungsi masing – masing Alat Pelindung Diri (APD) dibawah ini :
a. Safety Shoes
b. Helmet
c. Masker
Jawab :
a. Safety Shoes
Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena tertimpa benda
tajam atau berat, benda panas, cairan kimia.
b. Helmet
Berfungsi melindungi kepala dari benda yang bisa mengenai kepala secara langsung dan
dari benturan benda keras/tajam.
c. Masker
Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas
udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).
4. Jelaskan fungsi masing – masing Alat Pelindung Diri (APD) dibawah ini :
a. Ear Plug
b. Safety Glasess
c. Sarung Tangan
Jawab :
a. Ear Plug
Berfungsi melindungi telinga dari ketulian karena terpAPAR suara bising terus menerus
b. Safety Glasses
Berfungsi melindungi mata ketika bekerja. (misalnya percikan logam cair, percikan bahan
kimia, pekerjaan berdebu, dll)
c. Sarung Tangan
Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di tempat atau situasi yang
dapat mengakibatkan cedera tangan.
Jawab :
APAR adalah peralatan portabel yang dapat dibawa dengan tangan atau beroda dan
dioperasikan dengan tangan, berisi bahan pemadam yang dapat disemprotkan oleh
tekanan dengan tujuan memadamkan api kebakaran.
Jawab :
a. Kebakaran Kelas A
Kebakaran benda-benda PADAT diakibatkan karena terbakarnya kertas, kayu, plaslik,
karet, dan lain-lain.
b. Kebakaran Kelas B
kebakaran benda CAIR dan GAS akibat minyak tanah, bensin, gas elpiji dan lainlain.
c. Kebakaran Kelas C
kebakaran LISTRIK akibat travo, kabeL, dan atau tempat kebakaran yang masih ada arus
listrik.
d. Kebakaran Kelas D
kebakaran KHUSUS / LOGAM yang terdiri Besi, Aluminium, dan Bahan Kimia. Kebakaran
ini memang jarang terjadi dan apabila terjadi sangat sulit dipadamkan.
• Mercurochoroom
• Sulfanilamide Powder Steril
• Larutan Rivanol
• Levertraan Zalf
• Obat kompres
• Kain perban yang steril
• Gunting, dll
13. Jelaskan dengan singkat mengapa sebelum melakukan operasional operator harus
memeriksa lingkungan kerja?
Jawab :
Untuk meminimalisir terjadinya kecelakaan / bahaya yang akan menimpa operator atau
orang lain.
14. Mengapa prosedur naik dan turun dari unit harus diterapkan ?
Jawab :
Untuk menghindarkan bahaya dari tergelincir dan bahaya lainnya, pada waktu keluar dan
masuk ruang operator.
15. Jelaskan pada saat apa saja isyarat membunyikan klakson dilakukan dan berapakali
dibunyikannya ?
Jawab :
Apabila akan menghidupkan engine bunyi klakson 1 kali. Jika pada manuver maju
bunyikan klakson 2 kali, sedangkan untuk manuaver mundur bunyikan klakson 3 kali
Jodohkan nomor – nomor urut dibawah ini dengan huruf – huruf pada sebelah kanan yang
anda anggap paling benar.
a. Pakaian Kerja
b. Safety Shoes
1.1 Alat Pelindung Kerja (APD) disiapkan c. Safety Helmet
sesuai dengan ketentuankeselamatan d. Masker
kerja e. Ear plug
f. Safety Glasses
g. Sarung Tangan, dll
1.3 Masker, Ear plug, safety glasses dan 1) Memakai masker, ear plug dan sarung
sarung tangan dipakai sesuai dengan tangan selama melakukan pemeliharaan?
kondisi kerja
Masker, ear plug dan sarung tangan dipakai
selama melakukan pemeliharan dan
disesuaikan dengan kondisi kerja.
• Mercurochoroom
Penggunaan : Untuk anti septik (anti
infeksi) pada luka–luka rual ringan.
• Levertraan Bioplacenton
Penggunaan : Untuk mengobati luka
bakar
4.2 Tempat pijakan dan pegangan 1) Lakukan pembersihan tempat pijakan dan
dibersihkan dari material yang pegangan?
membahayakan operator
Membersihkan tempat pijakan dan
pegangan tangan dari material yang
membahayakan.
4.3 Naik dan turun dari unit dilakukan dengan 1) Lakukan naik dan turun unit sesuai dengan
benar sesuai prosedur (tiga titik tumpuan prosedur?
anggota tubuh/kaki dan tangan dan
menghadap ke unit) Bila akan masuk atau meninggalkan alat,
hadapkan muka ke unit dan gunakan
tangga serta diikuti dengan tiga titik tumpu
anggota badan (dua kaki, satu tangan, atau
dua tangan satu kaki).
4.4 Tempat duduk distel sesuai dengan 1) Lakukan penyetelan tempat duduk dan
ukuran tubuh dan sabuk keselamatan menggunakan sabuk keselamatan?
dipasang selama mengoperasikan unit.
Setel tempat duduk hingga pedal serta tuas
travel terjangkau sepenuhnya. Pilih posisi
duduk yang nyaman dan gunakan sabuk
keselamatan, kencangkan sesuaikan
dengan ukuran tubuh.
4.5 Posisi kaca spion distel sesuai dengan 1) Lakukan penyetelan kaca spion sesuai
sudut pandang operator dengan prosedur?
4.6 Tanda isyarat (bunyi klakson)diberikan 1) Bunyikan klakson sebagai tanda isyarat
setiap akan melakukanmanouver setiap melakukan maneuver?
4.7 Peraturan dan rambu-rambu keselamatan 1) Menerapkan peraturan dan rambu – rambu
kerja dipatuhi selama melakukan K3 selama pemeliharaan dan
pemeliharaan dan pengoperasian pengoperasian?
4.8 Unit dioperasikan tanpa ada penumpang 1) Mengoperasikan unit dengan cara yang
aman dan benar?
F. Lembar Penilaian
Tanda tangan :
Peserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil keputusan
Tanda tangan penilai :
Tanggal :
Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan mengambil keputusan tersebut
Tanda tangan Peserta Pelatihan :
Tanggal :