Anda di halaman 1dari 2

Infeksi bisa menyerang siapa saja tanpa pandang bulu.

Normalnya, infeksi akan dilawan oleh


sistem kekebalan tubuh sampai tubuh kembali sehat. Namun dalam beberapa kasus, infeksi
justru bisa memicu timbulnya masalah lain, seperti sepsis. Sepsis adalah kondisi gawat darurat
yang harus segera mendapat perawatan medis. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan mengenai
sepsis berikut ini.

Sepsis adalah keracunan darah yang berbahaya

Sepsis adalah kondisi yang muncul ketika zat kimia yang diproduksi oleh sistem kekebalan
tubuh ke aliran darah justru memicu peradangan. Padahal seharusnya, zat kimia ini bekerja
untuk membantu tubuh dalam melawan infeksi yang masuk. Peradangan ini pun akhirnya
menyebabkan keracunan darah sehingga memengaruhi fungsi tubuh dan merusak sistem
organ Anda.

Infeksi apapun sebenarnya berisiko untuk menimbulkan sepsis, tapi sebagian besar kasus
sepsis lebih sering disebabkan oleh infeksi perut, infeksi ginjal, infeksi kulit, infeksi aliran darah,
serta infeksi paru (pneumonia).

Orang yang memiliki sepsis biasanya akan menunjukkan tanda dan gejala berupa:

 Punya kondisi infeksi


 Demam di atas 38 derajat Celcius atau suhu tubuh di bawah 36 derajat Celcius
 Denyut jantung di atas 90 detakan per menit
 Laju pernapasan lebih dari 20 napas per menit

Dalam kasus yang lebih parah, gejala ini bisa menjadi tanda bahwa sepsis telah masuk dalam
kategori berat. Anda mungkin mulai mengalami bercak pada kulit, jarang buang air kecil,
kesulitan bernapas, sering merasa lelah, dan lain sebagainya.

Jangan tunda untuk segera memeriksakan diri ke dokter bila Anda mengalami kondisi yang
mirip seperti di atas. Semakin dini perawatan yang Anda dapatkan, semakin besar pula peluang
Anda untuk bertahan hidup.

Bagaimana penanganan yang tepat untuk sepsis?

Langkah pertama yang akan ditempuh dokter untuk mengetahui adanya sepsis adalah dengan
mengamati tanda dan gejala yang muncul. Seluruh riwayat kesehatan Anda juga akan
dipertimbangkan lebih lanjut, teruta,a bila pernah mengalami kondisi yang berisiko
menimbulkan sepsis, misalnya pernah menjalani prosedur bedah, mengalami penyakit infeksi,
atau kekebalan tubuh yang rendah.

Jika dirasa mencurigakan, dokter mungkin akan menganjurkan Anda melakukan tes darah guna
memeriksa adanya infeksi dalam tubuh.

Selain itu, tes urin untuk mencari tahu bakteri dalam urin, tes sekresi luka untuk mengetahui
infeksi dari luka terbuka, dan tes sekresi lendir guna menemukan kuman atau bakteri penyebab
infeksi, juga bisa dilakukan untuk memperkuat hasil pemeriksaan.
Setelah dinyatakan positif mengalami sepsis, perawatan pertama yang akan Anda peroleh
adalah dengan rutin diberikan antibiotik yang bertujuan untuk mengatasi infeksi bakteri.

Namun bukan sembarang antibiotik yang dapat diberikan. Antibiotik tetap akan disesuaikan
dengan jenis infeksi dan bakteri penyebabnya. Itulah mengapa penting untuk menjalani
serangkaian pemeriksaan khusus sepsis agar bisa didagnosis dengan tepat.

Di samping pemberian antibiotik, Anda juga akan dibekali dengan serangkaian perawatan untuk
menghambat perkembangan penyakit sekaligus mempercepat penyembuhan. Beberapa
perawatan yang biasanya diberikan bagi pasien sepsis adalah dengan cairan intravena (infus),
vasopressor (membuat pembuluh darah menyempit), ventilator (bila oksigen dalam tubuh
menurun), hingga operasi.

Bisakah sepsis dicegah?

Lagi-lagi, sepsis bukanlah kondisi sepele yang bisa luput dari perhatian. Pasalnya, ada lebih
dari 30 juta orang yang mengalami sepsis setiap tahunnya, dilansir dari WHO. Bahkan, satu
dari tiga pasien penderita sepsis di rumah sakit dinyatakan meninggal dunia.

Maka itu, sebaiknya lakukan pencegahan sedini mungkin untuk menghindari kondisi ini. Centers
for Disease Control and Prevention (CDC) telah merangkum tiga pencegahan utama sepsis,
meliputi:

1. Rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir

Anda mungkin juga menyukai