Anda di halaman 1dari 16

Identification and management of psychosocial

problem among toddlers by preventive child


health care professionals
Mariska Klein Velderman, Matty R. Crone, Carin H. Wiefferink, Sijmen A.
Reijneveld
European Journal of Public Health, 2009;20(3):332-38 doi:10.1093/eurpub/ckp169
(Published 25 October 2009)

Abstrak

Latar belakang: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai sejauh mana
profesional kesehatan anak (Child Health Professionals) untuk upaya preventif
mengidentifikasi dan bertindak atas masalah psikososial di kalangan balita
dalam suatu populasi umum dan untuk menentukan konkordansi dengan
masalah perilaku dan emosional yang dilaporkan orang tua. Penelitian ini
mempelajari asosiasi masalah psikososial dengan faktor sosio-demografi, dan
riwayat kesehatan balita. Metode: Profesional kesehatan anak memeriksa
sampel anak-anak berusia 14 bulan dan mewawancarai orang tua mereka
selama penilaian kesehatan rutin. Identifikasi dan tindakan terhadap masalah
psikososial oleh Profesional Kesehatan anak kemudian didaftarkan. Penilaian
Sosial dan Emosional Bayi-Balita (The Infant – Toddler Social and Emotional
Assessment (ITSEA)) diisi oleh orang tua. Data tersedia pada 701 balita
Belanda berusia 14 bulan. Hasil: Pada 7,6% dari semua balita, professional
kesehatan anak mengidentifikasi satu atau lebih masalah psikososial. Empat
puluh tujuh persen anak-anak yang teridentifikasi dirujuk ke profesional untuk
tindakan yang lebih lanjut atau dilakukan follow-up. Identifikasi masalah
psikososial dan tindakan selanjutnya adalah 3–16 kali lebih mungkin pada
anak-anak dengan masalah perilaku yang dilaporkan oleh orang tua merupakan
seorang klinisi menurut versi ITSEA yang diadaptasi oleh Belanda. Perawatan
oleh profesional kesehatan anak pada masa lalu dan saat ini untuk masalah
psikososial terkait dengan identifikasi serta tindakan yang dilakukan oleh
profesional kesehatan anak. Hubungan dengan variabel sosio-demografi lemah.
Kesimpulan: Profesional kesehatan anak sering mengidentifikasi masalah
psikososial pada balita usia 14 bulan, tetapi mereka melewatkan banyak kasus
dari masalah yang dilaporkan orang tua yang diukur dengan skor ITSEA klinis.
Studi populasi umum ini menunjukkan ruang substansial untuk perbaikan dan
peningkatan dalam identifikasi awal masalah psikososial pada balita.

Kata Kunci : Komunitas Pediatri, Kesehatan Mental, kedokteran preventif,


psikososial, balita.
Pendahuluan

Pentingnya identifikasi dini masalah kesehatan mental dan penyediaan


layanan intervensi untuk bayi dan balita dengan masalah sosial-emosional dan/
atau perilaku semakin dikenal; baik di Amerika 1–3 maupun di Eropa (misalnya
Belanda 4–6 ). Diperkirakan 10-25% dari semua anak kecil mengalami masalah
sosial-emosional yang ringan hingga serius. 2 , 7 , 8

Masalah kesehatan mental pada anak usia dini dapat memainkan peran
kunci dalam penelitian longitudinal mengenai perkembangan emosi dan
perilaku. Moffitt dan Caspi 9 menunjukkan dalam penelitian retrospektif bahwa
remaja dengan masalah psikososial, sudah menunjukkan masalah-masalah
tersebut pada usia 2 atau 3 tahun. Mesman dan Koot 10 menemukan bahwa
masalah internalisasi dan eksternalisasi orang tua yang dilaporkan di usia
prasekolah merupakan prediksi masalah yang serupa 8 tahun kemudian.
Lavigne et al. 11 menemukan bahwa lebih dari setengah anak-anak dengan
gangguan kejiwaan pada usia 2 dan 3 tahun terus memiliki gangguan kejiwaan
3,5-4 tahun kemudian. Penelitian lain yang serupa menunjukkan kontinuitas
yang cukup besar dari masalah sosial-emosional dan perilaku (saat ini disebut
'masalah psikososial') pada tahun-tahun prasekolah dan taman kanak-kanak ke
masa kanak-kanak nanti. 12–18 Selain itu, telah jelas bahwa masalah psikososial
semakin sulit untuk diubah atau diperbaiki pada usia lanjut. Untungnya,
beberapa tinjauan pustaka telah menunjukkan bahwa pengobatan dini dapat
menjadi efektif dalam mencegah masalah psikososial yang lebih serius pada
usia yang lebih tua. 20 , 21 Untuk memfasilitasi intervensi dini yang efektif
seperti itu, diperlukan identifikasi yang tepat waktu terhadap masalah
psikososial.

Di Belanda, profesional kesehatan anak (yaitu dokter dan perawat) yang


bekerja di Preventive Child Healthcare menawarkan perawatan anak-anak
yang rutin, termasuk deteksi dini masalah psikososial, kepada seluruh
penduduk Belanda. Hal ini memerlukan setidaknya 12 kontak (di rumah dan di
klinik bayi) dengan profesional kesehatan anak dalam 2 tahun pertama setelah
kelahiran. Dengan demikian, pencegahan dan perawatan kesehatan anak di
Belanda menjangkau hampir semua anak di usia 0–4 tahun, termasuk anak-anak
dengan masalah psikososial yang serius. Dimana akses tidak bergantung pada
status asuransi, tetapi pelayanan yang diberikan tidak menyediakan layanan
pengobatan, berbeda dengan sistem AS.

Kami sebelumnya melaporkan pada tingkat dimana profesional


kesehatan anak Belanda mengidentifikasi dan mengelola masalah psikososial
pada anak-anak berusia 21 bulan hingga 4 tahun. 22 Meskipun profesional
kesehatan anak mengidentifikasikan 9% memiliki masalah psikososial, hanya
29% anak-anak dengan masalah serius sebagaimana ditentukan oleh skor total
masalah Pemeriksaan Anak Klinis (Child Behavior Checklist (CBCL)) (6% dari
sampel) yang diidentifikasi oleh profesional kesehatan anak. Kami melaporkan
hal yang serupa pada tingkat dimana profesional kesehatan anak Belanda
mengidentifikasi masalah psikososial pada anak-anak berusia 5 hingga 15
tahun. 23 Pada usia ini, profesional kesehatan anak mengidentifikasi masalah
psikososial pada 25% anak-anak. Hanya 57% anak-anak dengan masalah yang
dilaporkan orang tua yang serius sesuai dengan skor total masalah CBCL (8%
dari sampel) juga diidentifikasi oleh profesional kesehatan anak. 23

Kurang diketahui tentang identifikasi masalah psikososial oleh


profesional kesehatan anak diantara anak-anak muda. Tujuan dari penelitian
ini adalah (i) untuk menilai sejauh mana profesional kesehatan anak
mengidentifikasi dan mengelola masalah psikososial di antara balita berusia 14
bulan pada populasi umum di Belanda dan (ii) untuk menentukan konkordansi
dengan masalah psikososial yang dilaporkan orang tua. , latar belakang sosio-
demografi dan riwayat kesehatan (mental).

Metode

Profesional kesehatan anak yang sudah dilatih mewawancarai sampel nasional


orang tua anak-anak berusia 14 bulan, dari bulan Oktober 2002 hingga Juni
2003. Rancangan penelitian ini disetujui oleh Komite Etik Medis setempat.
Rancangan penelitian ini mirip dengan studi yang dilakukan sebelumnya pada
anak-anak yang lebih tua. 22 , 23

Sampel

Sampel diperoleh dengan menggunakan dua langkah prosedur. Pertama,


sampel pusat Perawatan Anak dan Pencegahan direkrut, setelah stratifikasi
menurut wilayah. Kedua, setiap organisasi menyediakan sampel acak sekitar
100 anak berusia 14 bulan. Dari 1012 anak yang memenuhi syarat, 92% ( n =
926) berpartisipasi. Alasan utama untuk tidak turut berpartisipasi adalah
penolakan. Ketika ditimbang berdasarkan wilayah untuk menyesuaikan
perbedaan antara populasi penelitian (representasi berlebihan dari provinsi
barat) dan penduduk Belanda, sampel tersebut mewakili populasi Belanda
kecuali untuk empat kota besar, yang kurang terwakili. Pengambilan sampel
diorganisasikan serupa dengan yang dilaporkan sebelumnya pada sistem
Perawatan Kesehatan Anak dan Pencegahan Belanda. 22 , 23

Hilangnya beberapa respon dalam sampel kami yang berjumlah 926 responden
terutama disebabkan oleh fakta bahwa, untuk penelitian ini, entri data
diperlukan dari kedua orang tua dan profesional kesehatan anak. Hal tersebut
kadang-kadang tidak terpenuhi untuk kedua orang tua orang tua ( n = 110;
11,9%) atau profesional kesehatan anak ( n = 45; 4,9%). Untuk analisis saat ini
kami menggunakan data dari anak-anak yang baik kedua orang tua dan
profesional kesehatan anak menyelesaikan kuesioner: total 701 anak (83,3%).
Menurut ukuran efek w dari Cohen, perbedaan antara responden dan non-
responden kecil untuk jenis kelamin, usia dan pendapatan keluarga (kisaran w ,
0,00-0,19), tetapi lebih besar untuk latar belakang etnis ( w = 1,51, P <0,001)
dan pendidikan orang tua tingkat ( w = 1,40, P <0,001). Analisis terpisah
menunjukkan dua yang terakhir sangat berkorelasi. Studi lain pada anak yang
lebih tua menunjukkan bahwa non-respon kemungkinan besar karena kesulitan
orang tua yang tidak berasal dari barat dalam mengisi kuesioner. 24

Prosedur dan tindakan

Pengumpulan data dari orang tua

Kuesioner dikirimkan ke orang tua, bersama dengan undangan untuk penilaian


kesehatan preventif dimana semua anak di Belanda diundang. Kuesioner diisi
oleh orang tua dan dikembalikan ke para peneliti dalam amplop tertutup.

Sebagai bagian dari kuesioner orangtua, Penilaian Sosial dan Emosional Bayi-
Balita (The Infant – Toddler Social and Emotional Assessment (ITSEA))
digunakan untuk menilai laporan orang tua pada masalah psikososial anak
selama 6 bulan sebelumnya. 25 ITSEA adalah kuesioner untuk orang tua yang
memiliki anak berusia 12 hingga 36 bulan yang digunakan untuk mengukur
masalah psikososial anak yang dirasakannya. Kuesioner tersebut terdiri dari
166 item yang mengukur 17 skala sindrom. 25 Untuk penelitian ini orang tua
mengisi item pada 10 skala sindrom (aktivitas / impulsif, agresi /
pembangkangan, depresi / menarik diri, kecemasan umum, distress perpisahan,
penghambatan untuk mengenal sesuatu yang baru, tidur, emosi negatif, makan
dan sensitivitas sensorik). Ini mewakili tiga domain broadband (masalah
internalisasi, eksternalisasi dan disregulasi) yang konsisten dengan masalah
yang diidentifikasi profesional kesehatan anak. Jumlah dari semua skala
sindrom terpisah merupakan skor total masalah. Lihat Lampiran A1 dalam data
Tambahan untuk contoh hal yang didefinisikan sebagai masalah internalisasi,
eksternalisasi dan disregulasi.

ITSEA terbukti dapat diandalkan dalam penelitian sebelumnya. Ini telah


menunjukkan konsistensi internal yang baik (alfa 0.63-0.87 untuk domain dan
skala dalam hal internalisasi dan eksternalisasi gejala dan disregulasi) dan
reliabilitas tes-tes ulang tinggi ( r dari 0,80 hingga 0,90 untuk domain dan 0,69
hingga 0,85 untuk skala). 26 Sedikit yang diketahui tentang karakteristik
psikometrik dari versi bahasa Belanda yang disingkat ITSEA seperti yang
dijelaskan di atas (dari sini disebut sebagai 'ITSEA-NL'), digunakan di antara
balita yang berusia 14 bulan. Oleh karena itu kami melakukan analisis faktor
konfirmatori dalam AMOS ( http://www.spss.com/amos/ ) untuk
mengeksplorasi struktur faktor ITSEA-NL, untuk analisis yang lebih lanjut.
Hasil menunjukkan perkiraan yang baik dari asumsi faktor struktur-Root Mean
Square Error of Approximation (RMSEA) yakni nilai 0,06, 0,07 dan 0,08 untuk
domain internalisasi, eksternalisasi dan disregulasi, masing-masing 27 -dan
konsistensi internal yang dapat diterima (alfa 0.78, 0.77 dan 0.81 , masing-
masing, dan 0,86 untuk masalah total ITSEA-NL).

Kami mendikotomisasi (membagi dalam dua bagian) skor domain ITSEA-NL


yakni sampel dengan kisaran normal atau klinis, menggunakan persentil ke-90
sebagai garis batas. Hal ini konsisten dengan pembagian skor ITSEA menjadi
dua bagian oleh Carter dan Briggs-Gowan dan Carter, 28 serta CBCL oleh
Achenbach mengenai level masalah (klinis) yang meningkat. 25 , 29 Garis batas
ditentukan berdasarkan jenis kelamin seperti yang direkomendasikan oleh
penulis ITSEA.

Pengumpulan data dari profesional kesehatan anak

Data dari profesional kesehatan anak dikumpulkan sebagai bagian dari


penilaian kesehatan preventif rutin dimana semua anak-anak Belanda diundang
secara teratur. Penilaian ini termasuk pemeriksaan fisik dan penilaian lebih
lanjut tentang kesehatan dan perkembangan anak dalam dialog dengan satu atau
kedua orang tua di hadapan anak. Pengumpulan data dilakukan dengan cara
yang sama seperti dalam studi yang dilaporkan sebelumnya tentang sistem
Perawatan Kesehatan Anak Belanda. 22 , 23 hasil kuesioner orangtua tidak
ditunjukkan kepada profesional kesehatan anak. Setelah pemeriksaan fisik
masing-masing anak, profesional kesehatan anak memperoleh informasi
riwayat kesehatan sosio-demografi dan mental setelah mengikuti wawancara
standar dengan orang tua. Setelah setiap penilaian, profesional kesehatan anak
mengisi pertanyaan berikut: 'Apakah si anak mengalami masalah psikososial,
pada saat ini?' (ya atau tidak) dan mencetak jenis masalah yang diidentifikasi
pada daftar pra-kode. Kategori – kategorinya adalah internalisasi,
eksternalisasi dan masalah disfungsi lainnya. Jika masalahnya sudah dapat
diidentifikasi, profesional kesehatan anak diminta untuk menilai tingkat
keparahan masalah saat ini (ringan, sedang atau berat) dan untuk menunjukkan
bagaimana masalah tersebut dikelola (saran atau jaminan, tindak lanjut, rujukan
atau konsultasi dengan orang lain). Sebagai bagian dari protokol penelitian,
profesional kesehatan anak menerima arahan tentang bagaimana kode
keparahan masalah. Selain itu, mereka menerima pelatihan setengah hari
tentang protokol termasuk penilaian kasus-sketsa mengenai pengkodean
masalah dan tingkat keparahannya.

Variabel sosio-demografi yang dinilai adalah jenis kelamin, etnis, komposisi


keluarga, usia orang tua saat lahir, jumlah saudara kandung yang tinggal di
keluarga, pendapatan, tingkat pendidikan dan status pekerjaan orang tua, durasi
kehamilan, jenis persalinan (melahirkan normal atau dengan bantuan alat /
sungsang) dan paritas. Etnisitas didasarkan pada negara asal kedua orang tua
kandung. Salah satu orang tua harus dilahirkan di luar negara anggota
Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD) untuk
memenuhi syarat memiliki asal non-OECD (atau 'non-barat'). Selain itu, Turki
dianggap sebagai non-barat dalam studi ini, karena sejarah imigrasi tenaga kerja
Belanda dari Turki.

Sangat sedikit anak yang tinggal di keluarga dengan orang tua tunggal, dengan
penghasilan di bawah garis kemiskinan dan orang tua bekerja <16 jam per
minggu ( tabel 3 ). Tingkat prevalensi yang rendah ini dapat menyebabkan
ketidakstabilan dalam model logistik multivariat (lihat bagian Analisis).
Karena hubungan antara variabel-variabel ini secara statistik signifikan (χ2 -
tests, P <0,0001), variabel komposit (yaitu 'rumah tangga yang sangat
kekurangan') dibangun dengan skor 1 dalam hal skor positif pada satu atau lebih
dari variabel-variabel ini. Oleh karena itu, variabel komposit (yaitu 'hasil
kehamilan negatif') dibangun berdasarkan variabel yang saling terkait (χ2, P
<0,0001) - durasi kehamilan <37 minggu dan berat lahir <2500 g. Kedua
variabel komposit ini digunakan dalam analisis regresi logistik multivariat.

Data tentang 'riwayat kesehatan' menyatakan apakah ada konsultasi masa lalu
dengan profesional mengenai masalah psikososial anak (prevalensi seumur
hidup). Selain itu, laporan orang tua tentang penyakit kronis atau kecacatan
anak, dan peristiwa kehidupan di tahun sebelumnya (seperti rawat inap,
kematian anggota keluarga, pengangguran) dinilai dengan cara standar, mirip
dengan pengumpulan data dalam studi yang dilaporkan sebelumnya tentang
sistem Perawatan Kesehatan Anak Pencegahan Belanda. 22 , 23

Analisis

Pertama, kami memeriksa prevalensi masalah psikososial yang diidentifikasi


oleh profesional kesehatan anak, dan strategi manajemen konsekuen yang
digunakan oleh profesional kesehatan anak. Kedua, kami menilai faktor anak
dan keluarga (masalah ITSEA-NL, variabel sosio-demografi dan variabel
riwayat kesehatan) yang terkait dengan identifikasi masalah psikososial oleh
profesional kesehatan anak (ya atau tidak), dengan menggunakan analisis
regresi logistik univariat dan multivariat. Pada langkah kedua ini, kami
menyertakan ITSEA-NL dalam dua cara, yang mengarah ke dua model yang
berbeda. Model pertama berisi skor total masalah dikotomisasi, yang terdiri
dari semua butir ITSEA-NL. Model kedua berisi skor masalah dikotomisasi
untuk domain internalisasi, eksternalisasi dan disregulasi. Meskipun kedua
model terdiri dari semua item ITSEA-NL, seorang anak mungkin memiliki skor
dalam rentang klinis untuk salah satu domain tetapi tidak untuk masalah total;
sebaliknya mungkin juga berlaku. Selain itu, kedua model mengandung
variabel riwayat kesehatan sosio-demografi dan (mental). Semua variabel anak
independen dikotomi.

Data dalam sampel ini dikumpulkan pada tingkat profesional kesehatan anak.
Karena karakteristik profesional kesehatan anak dapat mempengaruhi temuan
untuk semua anak yang dinilai oleh profesional kesehatan anak itu, kami
menilai sejauh mana hasilnya dapat dipengaruhi oleh pengelompokan dalam
profesional kesehatan anak. Korelasi intraclass kecil (semua korelasi <0,001)
ada identifikasi masalah profesional kesehatan anak dan skor tindakan yang
menunjukkan bahwa karakteristik profesional kesehatan anak memiliki
dampak terbatas pada identifikasi masalah dan skor tindakan. Oleh karena itu,
analisis dilakukan tanpa klaster level profesional kesehatan anak.

Perkiraan prevalensi yang disajikan dalam teks ditimbang oleh wilayah untuk
menyesuaikan perbedaan antara populasi penelitian dan populasi Belanda
(tidak termasuk empat kota besar). Odds ratios (ORs) dan 95% confidence
intervals (CIs) dihitung berdasarkan data yang tidak tertimbang.

Hasil

Identifikasi masalah dan strategi penanganan

Dalam 7,6% dari semua balita, profesional kesehatan anak mengidentifikasi


satu atau lebih masalah psikososial. Dalam 63% dari kasus-kasus ini tingkat
keparahan masalah dinilai ringan, dalam 24% dinilai sedang dan 11% dinilai
berat. profesional kesehatan anak mengidentifikasi masalah dalam bidang-
bidang berikut (beberapa jawaban yang mungkin): 25% untuk masalah
internalisasi (1,9% dari total sampel), 22% untuk masalah eksternalisasi (1,7%
dari total sampel) dan masalah disfungsi lainnya, seperti masalah tidur,
menangis berlebihan , masalah makan atau hipersensitivitas, pada 76% anak
yang diidentifikasi (5,8% dari total sampel).

Dalam 91% dari balita yang teridentifikasi, profesional kesehatan anak


dilaporkan melakukan sesuatu sebagai respons terhadap masalah yang
teridentifikasi (banyak kemungkinan jawaban): saran atau jaminan (76%);
tindak lanjut (28%); rujukan ke profesional lain (27%) dan konsultasi dengan
yang lain (5%). Tindak lanjut dan rujukan secara bersama-sama dilambangkan
sebagai 'tindakan' lebih lanjut (47% kasus yang diidentifikasi), hasilnya dalam
analisis lebih lanjut.
Faktor anak terkait dengan identifikasi masalah dan tindakan oleh
profesional kesehatan anak

Tabel 1 menyajikan identifikasi dan tindakan oleh profesional kesehatan anak


dalam kaitannya dengan masalah total ITSEA-NL. Profesional kesehatan anak
mengidentifikasi masalah psikososial pada 26,9% anak-anak dengan masalah
total klinis ITSEA-NL. Persentase adalah 24,0, 17,3 dan 25,8, masing-masing,
untuk anak-anak dengan klinis ITSEA-NL internalisasi, eksternalisasi dan
masalah regulasi disregulasi. Sebaliknya, profesional kesehatan anak
mengidentifikasi masalah psikososial pada 5-6% anak-anak dengan total skor
ITSEA-NL, internalisasi, eksternalisasi atau disregulasi dalam rentang normal.
Dengan demikian, tindakan oleh profesional kesehatan anak (yaitu tindakan
yang mengimplikasikan tindak lanjut) lebih mungkin untuk diambil pada anak-
anak dengan skor masalah ITSEA-NL klinis daripada pada anak-anak yang
mencetak dalam kisaran normal. Tindakan oleh profesional kesehatan anak
diambil pada 19,2% dari semua anak dengan skor masalah total ITSEA-NL
dalam rentang klinis (bandingkan 13,9, 11,8 dan 17,7 pada anak-anak dengan
masalah internalisasi klinis, eksternalisasi dan disregulasi, masing-masing).
Tidak ada masalah psikososial yang diidentifikasi oleh profesional kesehatan
anak pada 73,1% anak-anak dengan masalah total klinis ITSEA-NL. Dari
jumlah tersebut, 30% anak-anak memiliki masalah klinis pada subskala depresi
/ penarikan, ITSEA-NL; 30,7% pada kecemasan umum; 45,0% pada distress
perpisahan; 21,5% pada penghambatan untuk mengenal sesuatu yang baru;
20,9% pada aktivitas / impulsivitas; 38,0% pada agresi / pembangkangan;
33,2% pada masalah tidur; 54,0% pada emosi negatif; 24,8% pada masalah
makan dan 65,2% pada sensitivitas sensorik.

Tabel 2 menyajikan asosiasi skor masalah ITSEA-NL dengan identifikasi dan


tindakan konsekuen oleh profesional kesehatan anak. Skor masalah ITSEA-
NL klinis secara statistik signifikan terkait dengan identifikasi dan tindakan
oleh profesional kesehatan anak; identifikasi dan tindakan, masing-masing, 7
dan 16 kali lebih mungkin dalam kasus peningkatan skor masalah total ITSEA-
NL. Melihat domain masalah ITSEA-NL, OR lebih tinggi untuk peningkatan
skor internalisasi dan disregulasi daripada untuk skor eksternalisasi yang
meningkat.

Mengenai variabel sosio-demografi, tabel 3 menunjukkan bahwa etnisitas dan


pendidikan orang tua secara statistik terkait secara signifikan dengan masalah
psikososial yang diidentifikasi oleh profesional kesehatan anak; profesional
kesehatan anak mengidentifikasi masalah psikososial relatif lebih sering pada
anak-anak non-barat, dan relatif lebih jarang pada anak-anak dengan orang tua
tingkat pendidikan menengah atau tinggi. Tindakan pada identifikasi oleh
profesional kesehatan anak adalah 4 kali lebih mungkin di antara anak-anak
yang tinggal di keluarga dengan pendapatan di bawah garis kemiskinan. Tidak
ada variabel sosio-demografi lainnya yang menunjukkan hubungan yang
signifikan secara statistik dengan identifikasi atau tindakan oleh profesional
kesehatan anak. Selain itu, identifikasi atau tindakan oleh profesional
kesehatan anak adalah 4,2-4,6 kali lebih mungkin dalam kasus anak-anak yang
menerima perawatan profesional pada masa lalu atau saat ini untuk masalah
psikososial. Peristiwa yang dialami selama tahun lalu dan penyakit atau cacat
yang dilaporkan orang tua tidak ada hubungannya dengan identifikasi atau
tindakan.

Tabel 1

Identifikasi masalah psikososial oleh CHP dan strategi manajemen yang


digunakan, dalam kaitannya dengan domain Total Masalah ITSEA-NL (sampel
berbobot n = 700)

a: Lebih dari satu strategi manajemen per anak dapat diindikasikan

b: Signifikansi tes Chi-square

a : Lebih dari satu strategi penanganan per anak yang dapat diindikasikan
b : Tes Chi – square yang signifikan

Tabel 2

Hasil berasal dari analisis regresi logistik univariat masalah ITSEA-NL yang
meningkatkan kemungkinan identifikasi masalah psikososial dan tindakan
konsekuen yang dilakukan oleh profesional kesehatan anak.

a: Sampel tidak ditimbang ( n = 701); jumlah anak-anak dengan skor ITSEA-


NL klinis sedikit berbeda dari tabel 1 karena pembobotan di meja itu
b: Cutoff pada persentil ke-90
Tabel 3

Hasil berasal dari analisis regresi logistik univariat dari sosio-demografi dan
(mental) variabel riwayat kesehatan meningkatkan kemungkinan identifikasi
masalah psikososial dan tindakan konsekuen yang dilakukan oleh profesional
kesehatan anak.

a: Sampel tidak ditimbang ( n = 701)


b: Kategori referensi adalah laki-laki; barat; keluarga dua orang tua; satu atau lebih
saudara kandung; pendapatan di atas garis kemiskinan; tingkat pendidikan orang tua
yang rendah; setidaknya satu orangtua bekerja> 16 ha minggu; ≥37 minggu;
persalinan normal; ≥2500 g; tidak ada perawatan profesional sebelumnya atau saat
ini; tidak ada acara; tidak ada penyakit atau cacat

Tabel 4 menyajikan asosiasi rentang klinis domain ITSEA-NL, dan variabel


sosio-demografi dan riwayat kesehatan dengan identifikasi masalah dan
tindakan oleh profesional kesehatan anak setelah penyesuaian untuk efek semua
variabel lainnya. Anak-anak 6 kali lebih mungkin diidentifikasi oleh
profesional kesehatan anak dalam kasus masalah total klinis ITSEA-NL. Selain
itu, identifikasi 3,2-3,9 kali lebih mungkin terjadi pada kasus klinis ITSEA-NL
internalisasi atau disregulasi, atau dalam kasus perawatan profesional masa lalu
atau saat ini untuk masalah psikososial. Tidak ada asosiasi lain yang
menunjukkan hubungan yang signifikan secara statistik dengan identifikasi
setelah penyesuaian ini (Nagelkerke R 2 Model I = 0,16; Model II = 0,18).
Tindakan pada identifikasi oleh profesional kesehatan anak adalah 3,4-14,4 kali
lebih mungkin pada anak-anak dengan skor klinis di ITSEA-NL total,
internalisasi atau masalah disregulasi domain (Nagelkerke R 2 Model I = 0,28;
Model II = 0,31). Tindakan oleh profesional kesehatan anak tidak bergantung
pada variabel sosio-demografi dan riwayat kesehatan, kecuali untuk tren yang
ditemukan untuk jenis persalinan. Pengiriman instrumental atau sungsang
cenderung dikaitkan dengan tindakan kurang oleh profesional kesehatan anak
dalam menanggapi identifikasi masalah psikososial pada usia 14 bulan-Model
I: OR = 0,11 (95% CI = 0,01-0,96), P = 0,046; Model II: OR = 0,13 (95% CI
= 0,02-1,15), P = 0,067.

Tabel 4

Hasil berasal dari analisis regresi logistik ganda pada asosiasi skor domain

ITSEA-NL, dan variabel riwayat kesehatan sosio-demografi dan (mental),


dengan identifikasi masalah psikososial dan tindakan konsekuen yang
dilakukan oleh profesional kesehatan anak setelah penyesuaian untuk efek
semua variable lainnya.a,b

a: Sampel tidak ditimbang ( n = 701)


b: Hasil terkait domain ITSEA-NL mengacu pada dua model yang berbeda
yang semuanya terdiri dari variabel sosio-demografi yang sama dan variabel
riwayat kesehatan (mental) tetapi perbedaan set variabel ITSEA-NL: satu set
hanya berisi domain masalah total, dan satu-satunya domain internalisasi,
eksternalisasi dan disregulasi. OR untuk variabel riwayat sosio-demografi
dan (mental) kesehatan disajikan sebagaimana ditemukan dalam model
pertama (yaitu dengan penyesuaian untuk skala masalah total)
c: Cutoff pada persentil ke-90

Diskusi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dokter dan perawat yang bekerja di
Pencegahan dan Perawatan Kesehatan Anak mengidentifikasi masalah
psikososial pada 7,6% dari populasi umum anak-anak berusia 14 bulan dan
kebanyakan menilai kasus ini sebagai ringan atau sedang. Profesional
kesehatan anak melakukan tindakan dalam sebagian besar kasus masalah
psikososial yang teridentifikasi, terutama dengan memberikan nasihat kepada
orang tua tetapi relatif sering juga dengan menindaklanjuti atau merujuk
mereka. Empat puluh tujuh persen anak-anak yang diidentifikasi CHP
menerima tindak lanjut atau dirujuk ke profesional lain untuk diagnosis dan
pengobatan lebih lanjut. Tingkat identifikasi profesional kesehatan anak
masalah (7,6%) dalam penelitian ini cukup kongruen dengan mereka pada
anak-anak prasekolah (usia 21 bulan sampai 4 tahun; 9%), 22 tetapi jauh lebih
rendah daripada pada anak usia sekolah (usia 4-16 tahun) ; 25%). 23

Meskipun, baik identifikasi dan tindakan oleh Profesional kesehatan anak


dalam sampel saat ini lebih mungkin pada anak-anak dengan masalah yang
dilaporkan orang tua pada ITSEA, Profesional kesehatan anak mengidentifikasi
tidak ada masalah psikososial pada kebanyakan anak (73-83%) dengan masalah
serius yang ditentukan oleh ITSEA klinis- Skor masalah NL. Tidak ada
tindakan yang dilakukan oleh Profesional kesehatan anak hingga 88% dari
semua anak dengan masalah dalam rentang klinis. Temuan ini menyerupai
hasil penelitian kami sebelumnya 22 , 23 bahwa Profesional kesehatan anak gagal
mengidentifikasi sejumlah besar (43-71%) anak-anak dengan masalah klinis
yang dilaporkan oleh orang tua. Dengan demikian, keakuratan identifikasi
Profesional kesehatan anak tidak bervariasi berdasarkan usia anak.

Masalah spesifik usia: dominasi oleh masalah disfungsi

Di antara masalah-masalah yang diidentifikasi Profesional kesehatan anak,


'masalah disfungsi lain' memiliki andil terbesar. Ini dapat dijelaskan dengan
dua cara. Pertama, Profesional kesehatan anak dapat menangkap masalah ini
karena ini relatif mudah dideteksi. Kedua, mungkin mencerminkan dominasi
jenis masalah ini di awal kehidupan. Penjelasan terakhir didukung oleh fakta
bahwa di antara anak-anak yang lebih tua (usia 3 tahun dan 5-6 tahun) 30 tingkat
prevalensi masalah disfungsi Profesional kesehatan anak -diidentifikasi
memang jauh lebih rendah.
Berdasarkan hasil kami, seseorang mungkin berspekulasi bahwa Profesional
kesehatan anak mengidentifikasi masalah-masalah spesifik usia transien yang
melekat pada tahap perkembangan tertentu. Namun, Briggs-Gowan dkk. 31
telah menunjukkan bahwa masalah psikososial bayi-balita yang diukur oleh
ITSEA sering persisten, dengan sekitar setengah dari masalah tersebut berlanjut
1 tahun kemudian. Dalam kasus masalah pada beberapa domain ITSEA, ini
bahkan berlaku untuk 75% dari anak-anak yang bersangkutan. 31 Analisis post
hoc mengungkapkan bahwa dalam sampel kami 53% anak-anak dengan
masalah total ITSEA klinis memiliki masalah di beberapa domain dari ITSEA-
NL. Hubungan antara Profesional kesehatan anak dan masalah yang dilaporkan
orang tua seperti yang ditemukan dalam penelitian ini mengharuskan penelitian
untuk anak-anak dengan masalah yang terjadi bersamaan - mencerminkan
masalah serius - dan membutuhkan rujukan atau evaluasi diagnostik lebih
lanjut.

Konkordansi Profesional kesehatan anak -diidentifikasi dengan masalah


yang dilaporkan orang tua

Hasil kami menunjukkan bahwa identifikasi Profesional kesehatan anak


masalah psikososial dan tindakan selanjutnya lebih mungkin terjadi pada anak-
anak dengan masalah yang serius yang dilaporkan oleh orang tua, internalisasi,
eksternalisasi atau disregulasi (yaitu kisaran klinis> persentil ke-90) pada
ITSEA-NL. Selanjutnya, penelitian saat ini menunjukkan bahwa identifikasi
Profesional kesehatan anak dan tindakan selanjutnya berhubungan dengan
perawatan profesional sebelumnya atau saat ini untuk masalah psikososial.
Asosiasi identifikasi atau tindakan dengan latar belakang sosio-demografi
anak-anak terbatas pada peningkatan identifikasi pada anak-anak dengan etnis
non-barat, penurunan identifikasi pada anak-anak dengan orang tua tingkat
pendidikan menengah atau tinggi dan peningkatan tindakan di antara anak-anak
yang tinggal di keluarga berpenghasilan rendah. Ini sesuai dengan temuan
sebelumnya pada usia prasekolah dan sekolah bahwa hampir tidak ada variabel
sosio-demografi yang berkontribusi pada identifikasi masalah Profesional
kesehatan anak (atau tindakan). 22 , 23 Untuk mereka yang berusia kami
menemukan asosiasi identifikasi dan rujukan oleh Profesional kesehatan anak
dengan usia (3,5-4 tahun), komposisi keluarga (keluarga satu orang tua),
pendidikan orang tua (tingkat pendidikan rendah) dan tidak menggunakan
penitipan anak; dan dengan usia (4–11 tahun) dan urbanisasi tinggi, masing-
masing. Dengan demikian, di semua kelompok usia sebagian besar masalah
psikososial yang dilaporkan orang tua, dan variabel yang terkait dengan
kesehatan mental dan pengobatan sebelumnya atau panduan saat ini identifikasi
CHP dan tindakan selanjutnya.

Kekuatan dan keterbatasan


Kekuatan penelitian kami memperhatikan sampel berbasis komunitas dan
tingkat responsnya yang tinggi. Namun, faktor metodologis sebagian dapat
menjelaskan mengapa Profesional kesehatan anak tidak mengidentifikasi
semua anak dengan masalah yang dilaporkan orang tua pada ITSEA-NL dan
sebaliknya. Pertama, kurangnya asosiasi dengan variabel sosio-demografi
mungkin sebagian karena fakta bahwa sampel itu cukup homogen. Namun, ini
hanya berlaku untuk beberapa variabel sosio-demografi yang dipelajari dan
sebagian besar mencerminkan komposisi penduduk Belanda.

Kedua, analisis non-respons kami menunjukkan bahwa keluarga dan keluarga


non-barat dengan pendidikan orang tua yang rendah mungkin kurang terwakili
dalam sampel kami. Pada saat yang sama, hasil kami menunjukkan bahwa
Profesional kesehatan anak mengidentifikasi masalah psikososial relatif lebih
sering pada anak-anak non-barat, dan pada anak-anak dengan orang tua yang
berpendidikan rendah. Identifikasi Profesional kesehatan anak mungkin lebih
tinggi pada sampel asli. Di sisi lain, penelitian sebelumnya di antara anak-anak
usia sekolah telah menunjukkan bahwa meskipun Profesional kesehatan anak
mengidentifikasi lebih banyak masalah di antara anak-anak imigran ekonomi,
identifikasi Profesional kesehatan anak masalah psikososial kurang dikaitkan
dengan laporan orang tua mengenai anak-anak imigran ekonomi, 32 dan ini
kemungkinan akan berlaku untuk anak-anak. dari orang tua yang berpendidikan
rendah juga. Dengan demikian kita mungkin masih melebih-lebihkan kualitas
identifikasi awal, karena kurangnya perwakilan kelompok-kelompok ini dalam
sampel kami.

Ketiga, ITSEA-NL hanya memberikan informasi orang tua, sedangkan


identifikasi Profesional kesehatan anak juga didasarkan pada anak dan
informasi dari rekan kerja yang mengamati anak yang sama. Dalam penelitian
ini, identifikasi Profesional kesehatan anak masalah psikososial juga dapat
dipengaruhi oleh penyelesaian induk dari ITSEA. Artinya, orang tua mungkin
telah menimbulkan lebih banyak kekhawatiran daripada sebaliknya, dengan
demikian berdampak pada identifikasi masalah oleh Profesional kesehatan
anak. Di sisi lain, ketidaksepakatan antara berbagai informan mengenai
masalah psikososial telah didokumentasikan secara luas. 33 Misalnya,
Achenbach dan rekannya 34 melaporkan korelasi rendah antara skala masalah
CBCL yang diturunkan dari informan yang berbeda, maksimum mereka 0,22.

Akhirnya, ITSEA-NL mungkin bukan merupakan operasionalisasi yang


optimal dari masalah psikososial yang dilaporkan orang tua. Meskipun ITSEA
divalidasi (di AS) untuk menilai masalah psikososial anak-anak dari usia 11
bulan, 25 ITSEA belum divalidasi di Belanda. Dengan demikian, tidak ada skor
norma Belanda yang tersedia. Namun, hasil analisis faktor konfirmatori kami
dalam sampel berbasis komunitas ini merupakan dukungan pertama untuk
penggunaan ITSEA-NL pada balita Belanda berusia 14 bulan.
Kesimpulan

Singkatnya, hasil kami menunjukkan bahwa Profesional kesehatan anak sering


mengidentifikasi masalah psikososial pada balita muda, tetapi kehilangan
banyak kasus masalah serius yang dilaporkan orang tua. Hasil kami perlu
konfirmasi dalam studi berbasis komunitas lainnya pada balita muda, termasuk
penggunaan kriteria lain untuk kesehatan mental anak, selain ITSEA-NL.

Langkah berikutnya adalah evaluasi berbagai metode untuk meningkatkan


deteksi dini dan pengobatan dini yang efektif dan rujukan dalam kelompok usia
ini. 35–37 Misalnya, bentuk induk versi Dutch dari Strengths and Difficulties
Questionnaire (SDQ; www.sdqinfo.com ) 38 baru-baru ini divalidasi sebagai
kuesioner untuk meningkatkan identifikasi dini anak-anak usia sekolah (7-12
tahun). lama) dengan disfungsi psikososial dalam pengaturan berbasis
komunitas. 39 Akibatnya, SDQ diimplementasikan secara nasional untuk
mendukung identifikasi masalah psikososial dalam sistem Perawatan
Kesehatan Anak Belanda dalam kelompok usia ini. 40 Untuk kelompok usia
yang lebih muda, saat ini tidak ada instrumen yang divalidasi untuk mendukung
Profesional kesehatan anak dalam identifikasi masalah psikososial yang
tersedia. Beberapa instrumen, seperti Penilaian Singkat Bayi Balita Sosial dan
Emosional, 41 dan Abad dan Tahapan Kuesioner untuk Pengembangan Sosial
dan Emosional, 42 sekarang sedang dipelajari dalam sampel representatif balita
di Belanda.

Studi kami menekankan ruang substansial untuk perbaikan dalam identifikasi


awal masalah psikososial pada balita muda.

Pendanaan

Biro Perencanaan Sosial Budaya Belanda dan provinsi Zuid-Holland (Belanda


Selatan).

Konflik kepentingan : Tidak ada yang dinyatakan.

Poin utama

 Hasil menunjukkan bahwa CHPs sering mengidentifikasi masalah


psikososial pada balita berusia 14 bulan, tetapi mereka kehilangan
banyak kasus masalah yang dilaporkan orang tua yang diukur dengan
skor ITSEA klinis.
 Studi populasi umum ini menunjukkan ruang substansial untuk
perbaikan dalam identifikasi awal masalah psikososial pada balita
muda.
 Langkah selanjutnya adalah evaluasi berbagai metode untuk
meningkatkan deteksi dini dan pengobatan dini yang efektif dan
rujukan pada masa balita.

Ucapan terima kasih

Para penulis mengucapkan terima kasih kepada personel dari layanan


Kesehatan Anak Pencegahan Belanda yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
Studi ini berlangsung bekerja sama dengan Biro Perencanaan Sosial Budaya
Belanda.

Anda mungkin juga menyukai