Anda di halaman 1dari 36

TUGAS AGROSTOLOGI

TANAMAN GULMA DAN LEGUM

Oleh :
Kelompok 6
Kelas E

Siti Daffa Sidqiyyah NPM. 200110170087


Nur Syaefullah Iskandar NPM. 200110170088

Ihsan Maulana NPM. 200110170098

Nenden Novita Dewi NPM. 200110170106

Muhammad Sahlaludin NPM. 200110170164

Cheline Felia Putri Roni NPM. 200110170267

Alfarro Alfifaruqi NPM. 200110170273

Akbar Azis NPM. 200110170282

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2018
TANAMAN GULMA

1. Sirih (Piper betle L.)

Morfogi daun sirih


Akar daun sirih tunggang, berbentuk memanjang, dengan tumbuhan
tunas baru yang banyak, berwarna kecoklatan hingga kekuningan dan tumbuh
dengan menjalar.
Batang bulat memanjang, dengan mencapai ketinggian 5-15 meter, dan
tumbuh menjalar atau merambat. Selain itu, batang ini juga bersulur, beruas,
berbuku dengan jarak 5-10 cm, dan memiliki pertunasan yang banyak dibagian
batang. Pada umumnya, batang ini berwarna kecoklatan hingga kehijauan.
Daun berbentuk oval atau telur, pangkal daun berbentuk hampir
menyerupai jantun, petulangan menyirip, permukaan bagian tepi merata dan juga
berbulu pada permukaan bagian bawah. Daun ini tebal, dengan lebar 2-10 cm,
dan panjang 5-15 cm yang berwarna kehijauan muda hingga tua.
Bunga daun sirih termasuk majemuk, perbungaannya sirih ini termasuk
bulir yang berdiri dengan sendirinya yang terletak pada cabang daun yang
berhadapan. Bulir ini lengkap yaitu bulir jantan dan betina, bulir jantan memiliki
panjang 1-3 cm, benang sari pendek. Sedangkan bulir betina panjang 2-6 cm dan
panjang kepala putik mencapai 3-5 cm, pada umumnya bunga daun sirih ini
berwarna merah muda hingga kemerah tua serta keputihan.

Buah daun sirih ini berbentuk bulat kecil, dengan bagian ujung yang
gundul, berwarna abu-abu hingga kehitaman, dan terdapat bulu banyak. Selain
itu, dalam buah memiliki biji yang ada didalamnya berbentuk bulat, pipih dan
berwarna kehitaman yang mencapai sekitar 10-20 biji perbuahnya.

Sumber : http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-daun-sirih/

2. Cyperaceae (Scleria purpurascens Benth)

Morfologi Scleria purpurascens Benth


Perakaran tanaman ini dapat menyebar kesemua arah pada kedalaman 30
cm – 40 cm. akarnya mudah mengalami kerusakan akibat pengaruh lingkungan
yang kurang baik, hal tersebut dikarenakan akar tanaman ini berjenis
serabut.Batang kokoh, menyegitiga, licin atau sedikit kasap, tebal hingga
8 mm dan tinggi hingga 4 m.
Daun-daun di tengah batang mengumpul membentuk karangan palsu, 3-
5 helai, semakin ke atas semakin menyempit, kasap pada tepi-tepinya dan pada
sisi atas tulang daun tengah, gundul atau berambut balig pada pangkalnya, lebar
hingga 13 mm; pelepah daunnya sempit, gundul atau berambut balig, tak-
bersayap atau dengan sayap agak lebar; kontra-ligula sangat pendek,
membundar lebar, berambut halus di tepinya.

Perbungaan berupa malai lonjong, biasanya padat; malai ujung hingga


sepanjang 25 cm, malai samping 2-3 berkumpul jadi satu pada tangkai yang
panjang; seludang primer lebih pendek atau sama panjang dengan malai,
seludang sekunder berambut halus.

Buah yang dihasilkan dari proses penyerbukan berisi banyak biji. Biji
digunakan untuk bahan perbanyakan tanaman secara generatif. Biji krisan
berukuran kecil dan berwarna cokelat sampai hitam.

3. Tanaman Kirinyu (Chromolaena odorata L)


Morfologi Chromolaena odorata (tanaman kurunyu)

Pada tumbuhan Chromolaena odorata memiliki susunan akar berupa


akar tunggang, besar dan dalam.Akar tunggang tersebut adalah akar tunggang
bercabang. Akar ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus kebawah, dan
bercabang.Warna akar kekuning-kuningan
Helaian daun kirinyuh (Chromolaena odorata L) memiliki bagian
bawah yang terlebar sehingga bentuk daun ini yaitu bangun segitiga.Pada
Susunan tulang daun terdapat :Ibu tulang (Costa),Tulang-tulang cabang (nervus
letaralis), urat-urat daun (vena).
berbentuk bulat (teres), arah tumbuh batang tegak lurus (erectus), pada
permukaan batang terdapat rambut (pilosus), percabangan pada batang
merupakan cara percabangan monopodial, dimana batang pokok tampak lebih
jelas karena lebih besar dan lebih panjang (lebih cepat pertumbuhannya) dari
pada cabang-cabangnya, bentuk percabangan pada tumbuhan ini adalah tegak
(fastigiatus), yaitu sudut antara batang dan cabang amat kecil, sehingga arah
tumbuh cabang hanya pada pangkalnya sedikit serong keatas, tetapi selanjutnya
hampir sejajar dengan batang pokoknya, batang kurinyu memiliki permukaan
berbulu atau berambut.
4. Ipomea pes-caprae L( Tapak kuda )
Morfologi pomea pes-caprae L( Tapak kuda ) :
Pohon tapak kuda tumbuh tegak menjalar dan membentuk semak,
akarnya cukup panjang dan dalam, tangkainya yang menjalar mengandung
getah berwara putih susu. .
Daunnya tumbuh berselang – seling dan kebanyakan bertangkai. Ujung
daunnya membelah sehingga terlihat seperti jejak kaki kuda. Tepian
daunnya rata, tebal, berwarna hijau tua.
Bunga tapak kuda merupakan bunga majemuk yg tumbuh di ketiak
daun, mempunyai tangkai panjang. Benangsarinya ada 5 buah yg berada di
dasar bunga. Panjang tangkai sari bervariasi. Mahkota bunganya berwarna
merah muda, merah keunguan, hingga ungu. Dibagian dalam bunga
tersebut warnaya terlihat lebih gelap.
5. Nephrolepis biserrata

Morfologi Nephrolepis biserrata

Akar Paku Harupat (Nephrolepis biserrata Schott.) bercabang banyak.


Berwarna hijau muda. Berada di dalam tanah. Kalau menyentuh tanah
mengeluarkan akar. Rimpang menyerap atau menjalar.Batang Paku
Harupat (Nephrolepis biserrata Schott.) tidak berbuku. Permukaan batang
licin. Batangnya tumbuh tegak. Tumbuh terlentang. Batangnya keras.Daun
Paku Harupat (Nephrolepis biserrata Schott.) berdaun rapat. Helaian daun
umumnya melengkung. Bentuknya lanset. Pangkalnya berbentuk baji. Urat
daun sejajar.

6. Sesbania Grandiflora

Morfologi Sesbania Grandiflor


Bunga Turi ini dapat ditemukan di bawah 1.200 m dpl. Pohon bunga
turi 'kurus' berumur pendek, tinggi 5-12 m, ranting kerap kali menggantung.
Kulit luar tanaman turi berwarna kelabu hingga kecoklatan, tidak rata, dengan
alur membujur dan melintang tidak beraturan, lapisan gabus mudah
terkelupas. Di bagian dalam berair dan sedikit berlendir. Percabangan baru
keluar setelah tinggi tanaman sekitar 5 m. Daun bunga turi majemuk yang
letaknya tersebar, dengan daun penumpu yang panjangnya 0,5-1 cm. Panjang
daun 20-30 cm, menyirip genap, dengan 20-40 pasang anak daun yang
bertangkai pendek. Helaian anak daun berbentuk jorong memanjang, tepi rata,
panjang 3-4 cm, lebar 0,8-1,5 cm. Bentuk bunga dan struktur bunga turi,
bunganya besar dalam tandan yang keluar dari ketiak daun, letaknya
menggantung dengan 2-4 bunga yang bertangkai, Bagian bunga turi
kuncupnya berbentuk sabit, panjangnya 7-9 cm. Bila mekar, bunganya
berbentuk kupu-kupu. Ada 2 varietas, yang berbunga putih dan berbunga
merah. Buah bentuk polong yang menggantung, berbentuk pita dengan sekat
antara, panjang 20-55 cm, lebar 7-8 mm. Biji 15-50, letak melintang di dalam
polong.

7. Sida Rhombifolia

Morfologi Sida Rhombifolia

Perdu tegak dengan tinggi 2 m, bercabang dan ditumbuhi banyak bulu-bulu

yang rapat, warnanya putih-hijau

Daunnya tunggal, letaknya berseling, bentuknya bulat telur, seperti jantung,

atau melanset, tepinya bergerigi, ujungnya runcing/bertoreh dengan bulu yang


rapat, dengan pertulangan menyirip. Bagian bawah daun berambut pendek

dengan warna abu-abu, dan berukuran panjang 1,5 – 4 cm, lebar 1 – 1,5 cm.

Perbunggannnya termasuk tunggal, warnanya kuning cerah. Benang sari

tumbuh bersamaan membentuk tabung dari dasar bunga. Mahkota bunga hijau,

ujungnya melengkung. Bunga tumbuh dari ketiak daun, mekar sekitar pukul 12

saing, dan layu tiga jam kemudian.


Buah sidaguri mengandung ruang/kendaga 8-10 buah, dengan diameter 6-7 mm

dan sewaktu sudah tua berwarna hitam. Akarnya putih dan kotor.
Akar dan kulitnya sidaguri kuat, dipakai untuk pembuatan tali.

Sumber : https://ahmadsaepurrohman.wordpress.com/author/ahmadsaepurrohman/

https://id.wikipedia.org/wiki/Rija-rija

8. Stenochlaena Palutris

Morfologi Stenochlaena Palutris

Stenochlaena P alutris memiliki akar rimpang yang memanjat tinggi, kuat,

pipih, persegi, telanjang atau bersisik kerapkali dengan tubas yang merayap,

tumbuhnya secara perlahan atau epifit dengan akar utama berada di tanah.

Daun Stenochlaena P alutris atau kelakai yaitu menyirip tunggal. Tangkai

daun tumbuhan ini berukuran 10-20 cm, yang cukup kuat. Daunnya steril,
kuat, mengkilat, gundul, yang muda kerap kali berwarna keungu-unguan;

anak daunnya banyak, bertangkai pendek, berbentuk lanset, dengan lebar 1,5-

4 cm, meruncing denan kaki lacip baji atau membulat, kedua sisi tidak sama,

diatas kaki begerigi tajam dan halus, yrat daun berjarak lebar, anak daun fertil

lebarnya 2-5 mm
Stenochlaena P alutris atau kelakai ini memiliki batang yang sangat kuat dan
sering digunakan untuk mengantika rotan untuk mengingkat sesuatu.

http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-morfologi-resam/
9. Gleichenia linearis

Morfologi Gleichenia linearis

Gleichenia linearis atau sering dikenal dengan nama rasam ini merupakan
jenis tumbuhan paku yang besar yang biasa tumbuh di pegunungan.
Tumbuhan ini mudah dikenal karena peletakan daunnya yang menyirip
berjajar dua dan tangkainya bercabang mendua atau dikotom. Tumbuhan ini
sangat bermanfaat karena dapat menyuburkan tanah. Tumbuhan ini mampu
menyerap racun disekitar tempat tumbuhnya.
Daun Gleichenia linearis atau rasam ini memiliki daun yang berbentuk bujur
sepanjang 3-7 cm, peletakan daun Gleichenia linearis itu menyirip berjajar
dua dan tangkainya bercabang mendua atau dikotom. Daun dari Gleichenia
linearis ini memiliki stomata di bagian bawah daunnya yang berupa bintil-
bintil dan berguna sebagai alat pernafasan
Batang Gleichenia linearis atau rasam ini memiliki batang yang kuat dan
lentur oleh karena itu batang dari Gleichenia linearis sering sekali dijadikan
pengganti rotan untuk mengingkat atau pun untuk menjadi kerajinan tangan.
Selain itu tanaman ini juga memiliki permukaan batang halus
Akar dari Gleichenia linearis ini yaitu rimpang atau menjalar di dekat
permukaan tanah, akar dari Gleichenia linearis ini sangat kuat dan bisa diolah
menjadi kerajinan seperti anyaman mengantikan rotan.

https://brg.go.id/cerita-dari-tapak-resamlah-gelang-sehat-dari-tanaman-
gambut/

https://florafaunaweb.nparks.gov.sg/special-pages/plant-detail.aspx?id=4745

10. Centotheca lappacea ( Jukut Kidang )

Akar kidang Jukut kidang ini mempunyai akar serabut, sistem


perakarannya cukup kuat, warna akarnya adalah cokelat, panjang nya
kurang lebih 1 meter, dan memiliki serabut-serabut akar.
Batang tinggi batang kurang lebih 120-150 cm, permukaan batang
beruas-ruas, tidak melakukan percabangan, arah tumbuh ke atas, selama
waktu yang panjang di bawah tanah dan pendek. Berbentuk bulat, dan
berongga.
Daun-daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya
bertulang daun sejajar, terdiri atas dua bagian yaitu pelepah daun dan
helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis, tepi daun rata. Lidah-lidah
daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelepah daun dan helaian daun.
Dasar karangan bunga satuannya anak bulir yang dapat bertangkai atau
tidak. Masingmasing anak bulir tersusun atas satu atau lebih bunga kecil, di
mana tiap-tiap bunga kecil biasanya dikelilingi oleh sepasang daun
pelindung yang tidak sama besarnya.
Buah bewarna hijau kemerahan, ujungnya runcing dan kelopak tumpul,
buahnya merupakan buah sejati.

11. Solanum torvum(Rimbang)

Tipe perakarannya adalah perakaran tunggang yang akarnya termasuk


akar tunggang bercabang.
Batang memiliki batang berwarna hijau. Batang jelas sehingga
digolongkan kedalam tipe batang perdu. Bentuk dan permukaan batang
bulat dan berbulu halus dan tidak terspesialisasi.
Daun hijau dan daun tunggal. Termasuk daun tidak lengkap tapi daun
bertangkai karena daun hanya terdiri dari tangkai dan helaiandaun. Ujung
daun meruncing dan pangkal daun bertoreh. Bangun daun seperti bulat
telur. Tepi helaian daun mempengaruhi bentuk karena dalamnya torehan
yang kurang dari setengah panjang tulang cabang.
Termasuk bunga majemuk dan majemuknya adalah majemuk campuran
karena pada satu tangkai terdapat lebih dari satu bunga. Sepal bunga
berwarna hijau berjumlah lima dan berlekatan. Simetri pada sepal nya
adalah radial simetri dan aestivasinya adalah berkatup. Petal berwarna
putih berjumlah lima dan berlekatan. Stamen berjumlah sama dengan
petal.
Buah berwarna hijau dan bulat, merupakan buah sejati majemuk.
12. E. valerianifolius

E. valerianifolius adalah herba tahunan, 50-100 cm, meskipun kadang-


kadang digambarkan sebagai semak setinggi lebih dari 2,5 meter (di Australia
dideskripsikan sebagai semak, dan hanya sesekali herba, sekitar 1,5-2 m tinggi
- CSIRO, 2010). Daun berlawanan dan lebih besar di pangkalan, dan lebih kecil
dan bergantian ke atas. Daun sangat terbagi hingga sedikit lobus. Kedua sisi
daun ditutupi rambut putih.
Bunganya berkelompok bersama dan menyerah; yaitu, mereka
membentuk kelompok bunga kecil atau kuntum yang padat dan padat. Bunga
di tengah capitula adalah hermaprodit; mereka menuju margin adalah
perempuan. Kuntumnya banyak, berwarna kuning keunguan / lembayung
sampai putih; pappus, cincin rambut di sekitar kelopak, berwarna merah jambu
keunguan dan memiliki ukuran yang sama (selama) sebagai kuntum bunga. E.
valerianifolius mekar sepanjang tahun. (Belcher, 1956; eFloras, 2013; CSIRO,
2010; Wagner et al., 2012).
Belcher (1956) memberikan uraian berikut:
"Tahunan; batang herba, subsimple ke banyak bercabang di atas, gundul
atau kadang-kadang jarang hispidulous, striate, 0,5-1,0 (untuk 2,0 atau lebih)
m. Tinggi. Daun terendah petiolate, ovate-lanset untuk lanceolate, seluruh atau
bergerigi untuk dentate tidak beraturan; daun medial petiolate dengan sayap
yang membengkak secara sempit, lobus sangat dalam, lobus berbentuk lanset
dan bergerigi menjadi irisan-irisan yang tidak beraturan, atau pinnatisect
dengan segmen linear seluruhnya atau bersisik, atau seluruh atau subentire
seperti daun bagian bawah; daun atas mirip dengan daun medial tetapi sedikit
berkurang dalam ukuran ke atas, atau kadang-kadang secara tiba-tiba
mengurangi beberapa simpul di bawah perbungaan. Inflorescences terminal dan
aksilaris, membentuk serai cymose yang agak padat.Patula ramping, pada
bunga mekar sekitar 10 mm. panjang, 3 mm. lebar, jarang ventrikosa, dengan
linear calycular bracteoles memanjang sampai seperempat atau sepertiga tinggi
involucre, involucre dari 12 hingga 14 (ke 16) phyllaries; phyllaries 7-8 mm.
panjang, 0,5 sampai 0,75 mm. lebar, linier dan akut untuk mengumpul, dengan
lunas datar dan 4- atau 5-saraf, gundul atau jarang berbulu; marginal florets
uniseriate atau subbiseriate, corolla 5-fid, dengan lobes 0,5 mm. panjang dan
0,2 mm. lebar, apeks glandulosa-menebal dan insurved; aplikat gaya-lengan
yang segera mengalami konic-appendaged. Disc florets lebih banyak daripada
marginal, yang terluar transisi dalam ukuran dan bentuk, dengan corolla 7
hingga 8 mm. panjang, hanya sedikit lebih panjang dan lebih melebar daripada
kuntum pistillate, kuntum bagian dalam dengan corolla sedikit lebih panjang
dan lebih besar, ramping, infundibuliform, 5-fid, dengan lobes 0,5 mm. panjang
dan 0,2 hingga 0,35 mm. lebar, apeks mereka mengental glandulosa; aplikat
gaya-lengan dengan tambahan konik sekitar 0,05 sampai 0,1 mm. panjang.
Achene cylindric, 2,5 hingga 3,5 mm. panjang, dengan sekitar 10 tulang rusuk
yang tebal dan pucat, coklat gelap dan seluruhnya gundul sampai ke bagian
tubuh yang benar-benar vili atau tepiannya di dalam lekukan. Pappus
multiseriate, ramping, rose-lilac hingga sangat pucat kemerahan, jarang hampir
atau cukup memudar menjadi putih, mengecilkan kuntum, melebihi phyllaries.
"
13. Lygodium Microphyllum

L. microphyllum adalah paku yang memanjat, dengan batang yang


menjalar panjang. Daun hingga ca. 10-15 mm pada petioles sepanjang 2-5 mm,
panjang 7-25 cm, dengan pinnae steril dan subur. Pinnae steril pada batang 0,5-
1,5 cm, bujur panjang, 1-menyirip, 5-12 × 3-6 cm; segmen utama segitiga-
lanset untuk lonjong-lonjong, memotong ke dangkal pendek atau agak
auriculate proksimal, biasanya tidak lobed, tetapi jika lobus, lobus bulat di
puncak dan tidak diarahkan ke daun apeks; segmen apeks bulat-akut untuk
tumpul; segmen mengartikulasikan ke petiolul, meninggalkan batang kaku
ketika terlepas; Jaringan pisau glabrous secara abaxial. Subtama pinnae pada
batang 0,5-1,0 cm, bujur, 1-menyirip, 3-14 × 2,5-6 cm; segmen utama ovate
untuk lanceolate-lonjong, dibatasi dengan lobus subur, jika tidak mirip dengan
segmen steril.
14. Lygodium circinatum

Habitat daerah terbuka, rhizom menjalar dibawah permukaan tanah, rachis


memanjat, rachis steril;percabangan dikotom,warna rachis hijau kecoklatan, panjang
ruas rachis primer 24 cm, panjang ruas rachis sekunder 6,5 cm. Rachis fertil;
percabangan dikotom, warna rachis hijau kecoklatan, cara tumbuh melilit, arah putaran
kanan, panjang ruas rachis primer 13,4 cm, panjang ruas rachis sekunder 3 cm. Pinna
steril; susunan pinna pada rachis oppositus jumlah pinna 1 dengan 4-5 lobus, bentuk
pinna palmatus, basis attenuatus, vena bebas,apex pinna acutus, margo integer,
panjang pinna 18 cm, panjang bagian basis pinna 1 cm,panjang bagian tengah pinna
15,2 cm, rasio panjang dan lebar pinna 1,18 cm.Pinna fertil; susunan pinna pada rachis
oppositus, jumlah pinna 2 dengan 2 lobus, bentuk pinna palmatus, basis attenuatus,
vena bebas,apex pinna acutus, panjang pinna 17 cm, panjang tangkai pinna 1 cm,
panjang bagian basis 1 cm,panjang bagian tengah pinna 6 cm, rasio panjang dan lebar
pinna 2,83. Spora; marginal berada di ujung pertulangan pinna.
15. Toxocarpus longipetalus

Jenis tumbuhan bawah ini memiliki daun berbentuk oval berselangseling ,


berukuran sedang dan agak tebal. Tumbuh merambat di atas tanah dan
biasanya tidak meliliti tanaman pokok. Perkembangbiakkan secara generatif
menggunakan biji yang disebarkan dengan bantuan angin.
TANAMAN LEGUM

1. Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus)

Morfolgi Kecipir (Psophocarpus tetragonolobus)

Berakar banyak, dengan akar samping yang panjang, melilit, menjalar


datar dekat permukaan tanah, sebagian di antaranya menebal, membentuk umbi.

Daun-daun majemuk dengan tiga anak daun, duduk daun berselang-seling;


daun penumpu bentuk bundar telur-lanset, panjang lk. 1 cm, tidak rontok; tangkai
daun 3–12 cm, rakis 1,5–5,5 cm. Anak-anak daun berbentuk bundar telur
hingga segitiga, 4–15 cm × 3.5–12 cm, membundar atau terpangkas di
pangkalnya, meruncing di ujungnya; pertulangan menyirip, warna hijau.

Bunga tipe kupu-kupu, dalam karanganberisi 2–10 kuntum yang tumbuh


dari ketiak daun, tangkai karangan bunga 5–15 cm, rakisnya 1–10 cm, agak
berbulu. Bunga berkelamin dua, bertangkai hingga 5 mm; kelopaknya dengan
tabung sepanjang 4–6 mm, bertaju tidak seragam, hingga 2 mm, hijau hingga
merah-ungu gelap; mahkota biru, biru pucat, krem, atau kemerahan, dengan
bendera hampir bundar atau lonjong-lebar, hingga 4 cm × 3.5 cm, sayap-sayap
dan lunasnya sedikit lebih pendek; benang sari 10, dalam dua tukal (9 + 1); bakal
buah menumpang.

Buah polong bentuk garis atau lonjong memanjang, berbentuk segiempat


dengan sudut bersayap yang beringgit, 6–40 cm × 2–3,5 cm, berwarna hijau
sewaktu muda dan menjadi hitam dan kering bila tua, berbiji 5–21 butir. Karena
bentuknya yang bersayap mirip atau bahkan menyerupai sedikit
dengan belimbing, di Sumatera tumbuhan ini dikenal dengan nama kacang
bělingbing (Mink.).Bijinya bulat dengan diameter 5–10 mm, berwarna kuning,
cokelat hingga hitam, kadang-kadang putih, kadang-kadang berbintik.

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Kecipir
2. Bengkuang (Pachyrhizus erosus)

Morfologi Bengkuang (Pachyrhizus erosus)

Tumbuhan ini membentuk umbi akar (cormus) berbentuk bulat atau


membulat seperti gasing dengan berat dapat mencapai 5 kg. Kulit umbinya tipis
berwarna kuning pucat dan bagian dalamnya berwarna putih dengan cairan segar
agak manis. Umbinya mengandung gula dan pati serta fosfor dan kalsium. Umbi
ini juga memiliki efek pendingin karena mengandung kadar air 86-90%.

Batangnya menjalar dan membelit, dengan rambut-rambut halus yang


mengarah ke bawah.

Daun majemuk menyirip beranak daun 3; bertangkai 8,5-16 cm; anak daun
bundar telur melebar, dengan ujung runcing dan bergigi besar, berambut di kedua
belah sisinya; anak daun ujung paling besar, bentuk belah ketupat, 7-21 × 6–
20 cm.
Bunga berkumpul dalam tandan di ujung atau di ketiak daun, sendiri atau
berkelompok 2-4 tandan, panjang hingga 60 cm, berambut coklat. Tabung
kelopak bentuk lonceng, kecoklatan, panjang sekitar 0,5 cm, bertaju hingga
0,5 cm. Mahkota putih ungu kebiru-biruan, gundul, panjang lk. 2 cm. Tangkai
sari pipih, dengan ujung sedikit menggulung; kepala putik bentuk bola, di bawah
ujung tangkai putik, tangkai putik di bawah kepala putik
berjanggut. Buah polong bentuk garis, pipih, panjang 8–13 cm, berambut, berbiji
4-9 butir.

Biji tanaman termasuk polong, berbentuk garis, pipih, dengan panjang 8-


13 cm, berambut, berbiji 4-9 butir dan biji berwarna kecoklatan disertai dengan
serat halus.

Sumber : http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-bengkoang/

https://id.wikipedia.org/wiki/Bengkuang
3. Kacang Arab (Cicer arietinum)

Morfologi Kacang Arab (Cicer arietinum)

Akar bersifat ekstensif, serabut, pada akar tanaman ini mengandung bakteri
pengikat nitrogen (Rhizobium)

Tanaman ini berbatang ramping, tegak, tumbuh hingga 100 cm, dengan
batang sederhana atau bercabang.

Terdapat 5-7 helai daun, setiap helai memiliki panjang kurang lebih 16
mm dan lebar 14 mm dengan tepi daun yang bergerigi. Terdapat rambut halus
pada daun, terdapat pula stipule pada pangkal daun.

Bunga kacang khas, panjang hingga 12 mm, ditanggung sendiri, dengan


kelopak bunga putih atau ungu muda.

Buah yang kecil, membengkak dan bulat, panjangnya hingga 3 cm dan


lebar 1,5 cm, terdapat rambut halus pada permukaan buah.
Berbiji kasar bulat, dengan permukaan halus atau kasar, dengan diameter
hingga 14 mm. Terdapat warna, biasanya krem-putih ketika dikeringkan.
Terdapat satu atau dua biji per buah.

4. Stylosanthes guianensis.

Morfologi Stylosanthes guianensis.


Sedikit berbulu, tinggi tanaman 1,5 m. Daun bewarna hijau berbentuk
elip atau pedang yang ujungnya meruncing panjangnya 1-6 cm, tangkai daun
panjangnya 1 sampai 10 mm dan kelopak tangkai daun berbentuk dua gigi.
Karangan bunga terdiri dari beberapa kumpulan bunga, tiap karangan
bunga mengandung 2 sampai 40 bunga yang kecil berwarna kuning bertulang
belakang dengan semacam daun-daun penyangga. Kelopak bunga mempunyai
tabung yang panjang 4 sampai 8 mm tidak berbulu atau sedikit berbulu. Bunga
standard agak bulat dengan panjang 4 sampai 8 mm. Bunga dasar panjangnya
3,5 sampai 5,0 mm berbentuk sabit. Polong tidak berbulu panjangnya 2 sampai
3 mm dan lebar 1,5 sampai 2,5 mm mengandung satu biji, Warna biji kuning
kecoklat-coklatan. Stylo dapat hidup di daerah-daerah tropik yang humid
dengan curah hujan sebanyak 890 sampai 4.096 mm tiap tahun. Legum ini
tumbuh pada variasi tanah yang luas bahkan di tanah yang kurang subur
(Soedomo- Reksohadiprojo, 1985).
5. Macroptilium atropurpureum( Siratro )

Morfologi Macroptilium atropurpureum( Siratro )


Merupakan tanaman tahunan dengan akar tunggang besar yang dalam.
Batangnya membelit, menjalar, dan memanjat. Diameter batangnya > 5mm
untuk yang tua, dan yang muda sekitar 1-2 mm.
Daun berdaun tiga (trifoliate), helai daun memanjang 2-7 x1,5-5 cm,
hijau tua dan berbulu halus pada permukaan atas, bewarna hijau abu.
Bunga berbentuk tabung , panjang 8-9 mm dan lebar 3 mm, bewarna
ungu tua dengan merah di dekat dasar bunga. Buahnya sejenis
polongan.Bijinya berbntuk bulat , cokelat muda sampai hitam dn bulat pipih
ukuran 4 x 2,5 x2 mm. menghasilkan 75.000 biji/kg.
6. Medicago sativa L (Alfalfa )

Morfologi Medicago sativa L (Alfalfa )


Alfalfa adalah tanaman sejenis tanaman herba tahunan yang memiliki
beberapa ciri, yaitu berakar tunggang, batang menyelusur tegak dari dasar
kayu dan tingginya berkisar 30-120 cm, serta daun tersusun tiga. Tangkai daun
berbulu dan berukuran 5-30 mm.Kedalaman akar alfalfa dapat mencapai 2-4
meter. Saat memulai perkembangan batang, tunas aksiler di bagian bawah
ketiak daun akan membentuk batang sehingga mahkota pada bagian dasar
menjadi pangkal dan tunas aksiler di atas tanah membentuk percabangan.
Perbungaan tersusun pada tandan yang padat dengan bunga kecil berwarna
kuning.Tumbuhan ini mampu hidup hingga 30 tahun, bergantung dari keadaan
lingkungan. Alfalfa juga memiliki bintil (nodul) akar yang mengandung
bakteri Rhizobium meliloti sehingga dapat menambat atau mengikat nitrogen
dari atmosfer untuk keperluan tumbuhan.
7. Kembang Telang (Clitoria Ternatea)
Morfologi Kembang Telang (Clitoria Ternatea)

Tipe batangnya herbaceous. Bentuk batang bulat dan pada

permukaannya memiliki rambut-rambut kecil. Arah tumbuhnya membelit ke

kiri (sinistrorsum volubilis) karena arah belitan yang berlawanan arah

putaran jarum. Batang tanaman ini naik ke atas dengan menggunakan cabang

pembelit dan meliliti penunjangnya yang jika kita ikuti jalannya batang yang

membelit itu, maka penunjang akan selalu berada di sebelah kiri kita.
Tipe bunga majemuk berbatas dengan bentuk bunga majemuknya yaitu

anak payung menggarpu. Pada bunga telang mahkotanya berwarna ungu

yang mempunyai ciri khas yaitu putik dan benang sari yang tersembunyi atau

tidak nampak dari luar. Pada mahkota bunganya ada beberapa mahkota

bunga yang terletak di tengah mengalami modifikasi sehingga menjadi

sebuah mahkota pelindung, dan apabila mahkota tersebut kita buka maka di

dalamnya terdapat semacam tangkai atau yang disebut stilus, stilus ini

terdapat membengkok di dalam mahkota pelindung dan apabila diluruskan

maka akan terlihat benang-benang sari yang menempel pada stilus tersebut

dan di puncak stilus terdapat satu buah kepala putik. Pada bunga ini benang
sarinya berjumlah 10 buah, tersusun atas dua berkas, berkas pertama

tersusun dari 7 benang sari sedangkan berkas kedua tersusun atas 3 benang

sari. Putik pada bunga ini berbentuk lembaran pipih seperti daun. Kelopak

bunga berjumlah 5 buah yang berdekatan dengan dua lingkaran sedangka

mahkota bunga berjumlah 3 buah dan berlekatan.


8. Kacang Kedelai (Glycine Max L.)

Morfologi Kacang Kedelai

Perakaran pada tanaman kedelai terdiri dari dua macam, yaitu akar
tunggang dan akar serabut. Pertumbuhan akar tunggal mencapai 2 m bahkan
lebih sesuai dengan pertumbuhan kedelai, dan menembuh bagian tanah dengan
kedalaman 30-5- cm. sedangkan akar serabut mencapai kedalaman 20-30 cm.

Batang pada tanaman kedelai terdiri dari dua tipe, yaitu determinate dan
inderminate. Batang tipe determinate batang tidak tumbuh lagi saat tanaman
mulai berbunga. Sedangkan pada tipe inderminate tanaman masih bisa tumbuh.
Batang kedelai normal memiliki buku-buku berkisaran 15-3- buah.

Cabang pada tanaman kedelai memiliki jumlah cabang 250.000 hingga


500.000 per hektarnya.

Daun tanaman kedelai memiliki bentuk bulat oval dan lancip, perbedaan
ini di pengaruhi oleh faktor genetic. Secara umum bentuk daun kedelai
mempunyai bentuk daun yang lebar, memiliki stomata dan berjumlah 190-320
buah/m2.
Bunga tanaman kedelai memiliki 5 helai daun mahkota, 1 helai bendera,
2 helai sayap, dan 2 helai tunas. Memiliki benang saring 10 buah, bunga kedelai
sendiri tumbuh di ketiak daun yang membentuk ranggkai bunga yang terdiri
dari 3-15 buah bunga si setiap tangkainya.

Memiliki warna hijau jika masih muda, dan warna coklat, kehitaman
jika sudah tua. Jumlah bisi setiap polong 1-5 buah. Bentuk buah kedelai 1-2 cm
dengan memiliki bembatas di bagian polong dan biji yang terdapat di buah
kedelai.

Bentuk biji lonjong, bulat dan bulat agak pipih. Warna biji berwarna
putih, kuning, hijau, coklat hingga berwarna kehitaman. Ukuran biji kedelai
memiliki ukuran kecil, sedang, dan besar.

Sumber : http://powo.science.kew.org/taxon/urn:lsid:ipni.org:names:486336-1

9. Albizia chinensis

Albizia chinensis atau sering disebut di Indonesia sengon ini adalah jenis gulma
yang dimanfaatkan batang yang untuk dimanfaaatkan kayunya.

Morfologi Albizia chinensis


Batang dari Albizia chinensis ini memiliki ketingian 30 – 45 m, dan gemang
batangnya 70-140 cm.

Daun dari Albizia chinensis ini memilki sirip ganda, dengan 4-14 pasang sirip,
tulang daun utama 10-25 cm, berambut, selain itu Albizia chinensis juga memiliki
anak daun yang memanjang sampei bentuk garis dengaun ujung runcing.

Bunga bentuk bunga dari Albizia chinensis ini adalah bunga berbilangan 5 dengan
kelopak bergigi, pangkalnya menyatu membentuk tabung.

https://uses.plantnet-project.org/en/Albizia_chinensis_(PROSEA)

10. Vigna unguiculata

Vigna unguiculata atau di Indonesia sering disebut kacang tunggak ini sering
digunakan sebagai bahan makanan untuk diolah menjadi sayur-sayuran. Cara
menanam kacang tunggak biasanya, bijinya ditanam dengan jarak tanam (75-90) x
(10-15) cm, benih yang dibutuhkan 15-25 kg/ha.

Morfologi Vigna unguiculata :


Daun dari Vigna unguiculata menpunyai 3 anak daun

Batang dari Vigna unguiculata menjalar dan memanjat agak tegak

Bunga dari Vigna unguiculata memilki 3 warna yaitu putih, kuning dan ungu, tumbuh
menggerombol, dan memiliki tangkai bunga yang panjang.

http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-morfologi-kacang-tunggak/

11. Turi (Sesbania grandiflora)

Pohon turi mempunyai sedikit cabang, dengan tinggi antara 8-15 meter,
dan diameter sekitra 25-30 cm, kulit luar batangnya bewarna abu-abu
kehitaman, kasar, mempunyai retakan vertical yang panjang selebar 1-2 cm.
Kulit kayu bila ditoreh akan mengeluarkan lender kuning kemerahan.
Daunya turi majemuk menyirip sepanjang 30 cm, dengan jumlah anak
daun genap atau berpasangan, sekitar 20-50 anak daun per tangkai. Bentuk
daunnya lonjong atau oval.
Bunga Daun Turi mempunyi bentuk seperti tandan, muncul pada ketika
ketiak daun, kelopak daun seperti bulan sabit, dan mahkota bunga menggantung
berbentuk semacam lonceng. Jika kita bedakan jenis atau varietasnya, mahkota
bunga turi dapat kita bagi dua tipe yakni berwarna putih dan berwarna merah.
Polongnya poho turi menggantung berbentuk ramping, dan lurus,
dengan ujung meramping. Ukuran panjang polong sekitar 30-50 cm, dengan
lebarnya 1-1,5 cm. Saat buahnya masih muda buahnya berwana hijau, dan
selanjutnya setelah menua, buahnya bewarna kuning.

12. Kacang Kratok ( Phaseolus lunatus)

tumbuhan terna semusim atau terkadang menahun; forma yang


menyemak tumbuh hingga 0,6 m, forma yang memanjat hingga 2–4 m
tingginya. Perakarannya menjalar 1,5–2 m ke dalam tanah.
Daun-daun majemuk beranak daun tiga, dengan anak daun bundar
telur melancip, 5—19 cm x 3– 11 cm. Perbungaan berupa tandan di ketiak,
panjang hingga 15 cm, dengan banyak buku dan kuntum bunga, daun
pelindung (brakteola) tidak rontok.
Bunga relatif kecil dengan kelopak bentuk lonceng; mahkota 0,7-1,0
cm, dengan bendera bentuk tudung, hijau pucat atau ungu; sayapnya putih
atau ungu; lunasnya terlipat tajam, putih atau kadang-kadang berwarna.
Benang sari 10 helai dalam dua tukal.
Polongan bentuk lonjong, 5–12 cm x 2,5 cm, biasanya melengkung,
kadang-kadang dengan ujung serupa kail, berbiji 2-4. Biji bervariasi dalam
ukuran, bentuk, dan warna; bentuk ginjal, belah ketupat, atau bundar; warna
seragam, bebercak atau berbintik, putih, hijau, kuning, cokelat, merah, hitam,
atau ungu; acap dengan garis-garis yang memencar dari hilum.

13. Kacang Kapri (Pisum sativum L.)

Tanaman kacang kapri memiliki akar tunggang yang tumbuh dengan


baik di sertai banyak akar lateral silindris. Akar tersebut yang digunakan oleh
tanaman kacang kapri untuk memenuhi nutrisi dan air.
Tanaman bacang kapri tumbuh secara merambat yang batang dari
setiap tanaman sekitar 30 – 150 cm panjangnya. Bentuk dari batang ini adalah
silindris. Batangnya ramping, berbentuk persegi, memiliki rongga kecuali
pada batang dekat pangkal.
Batang yang dimiliki oleh kacang kapri ini termasuk lemah, jadi di
perlukan anjir untuk bisa tumbuh dengan normal. Biasanya menggunakan
anjir dari bambu atau kayu yang panjangnya sekitar 1,5 meter.
Daun tanaman kacang kapri pennatus dengan anak daun berjumlah 1 –
3 pasang dan pada ujungnya ada sulur yang bercabang – cabang.
Anak daun tersebut berbentuk eliptis atau oval dengan jumlah sekitar 2
– 6 helai yang berukuran sekitar 1,5 – 5,5 cm x 1 – 3 cm. Pada permukaan
daun terdapat lapisan kutikula berlilin.
Tanaman kacang kapri memiliki bunga yang tumbuh secara
bergerombol dengan jumlah buah sekitar 2 – 3 buah. Pada bunga tersebut
terdapat mahkota berwarna putih – Rose – ungu.
Tanaman kacang kapri memiliki buah yang bernama polong,
tangkainya pendek, melengkung maupun lurus berukuran sekitar 4 -15 cm x
1,5 – 2,5 cm. Setiap satu buah terdapat biji berjumlah 2 – 11 biji berbentuk
bulat, halus atau berkerut, warnanya hijau kelabu kecokelatan dan memiliki
bercak.

14. Centro (Centrosema pubescens)

Centro adalah tanaman tahunan yang bisa mencapai ketinggian 45 cm


(17,5 in). Sistem akar dapat mencapai hingga kedalaman 30 cm, sering
dikaitkan dengan Rhizobium, bakteri pengikat nitrogen.
Centro mudah tumbuh di daerah tropis lembab dengan ketinggian 600
– 900 m dpl dengan dengan curah hujan berkisar 800- 1.500 mm. Centro pada
dasarnya dapat tumbuh pada semua tipe tanah, yaitu dari tanah pasir
berhumus hingga tanah liat.
Centro akan tumbuh dengan optimal pada tanah yang tingkat
keasamannya relative. Tanaman ini dapat tumbuh di daerah yang kering,
namun hanya berlangsung 3 – 4 bulan, melebihi itu maka akan mati.
Batang tumbuh dan bercabang dengan cepat, menghasilkan kumpulan
cabang dan daun yang padat di tanah. Batang tidak menjadi berkayu sampai
sekitar 18 bulan setelah tanam.
Daun trifoliate, dengan daun berbentuk bulat panjang sekitar 4 cm x
3,5 cm (1,6 in × 1,4 in), gelap-hijau dan glabrous di atas tetapi keputihan dan
padat tomentose di bawah ini.
Bunga umumnya ungu pucat dengan vena violet yang lebih gelap,
lahir dalam raseme aksila. Buahnya datar, panjang, berwarna coklat gelap
sepanjang 7,5–15 cm (3,0–5,9 inci), mengandung hingga 20 biji. Biji
berbentuk bulat, berdiameter sekitar 4-mm (0,16-inci), berwarna coklat gelap
saat matang.

https://www.situs-peternakan.com/klasifikasi-legum-centro-centrosema-pubescens-
html/

15. Pueraria phaseoloides


Pueraria phaseoloides adalah tanaman tahunan yang akarnya dalam,
membangun subtuberus. Alat ini memungkinkan untuk menahan tanah yang
tergenang air dan periode kekeringan yang singkat. Struktur di atas tanah
dapat tumbuh hingga 30 cm pada siang hari dan sering kali uapnya dapat
mencapai 20 m dari pemanjangan.
P. phaseoloides adalah tanaman menjalar dan memanjat tanaman lain
atau benda antropogenik. Daunnya besar dan trifoliate, khas untuk
Leguminosae. Selebaran tunggal dapat memiliki bentuk oval atau segitiga.
Dimensinya bisa bervariasi dari 2 x 2 cm hingga 20 x 15 cm.
Musim tanam dimulai dari awal musim semi hingga akhir musim
gugur di subtropika dan sepanjang tahun di daerah tropis. Bunga khas untuk
pesanan Fabales. Warnanya berkisar dari mauve ke ungu dan dimensi kecil
dan dibuang dalam pasangan yang tersebar pada sebuah raseme.
Buah polong dewasa P. phaseoloides menunjukkan warna hitam dan
bulu rambut. Mereka lurus atau sedikit melengkung dan dapat berukuran 4-11
cm. Setiap polong mengandung 10-20 biji. Mereka memiliki bentuk persegi
tertentu dengan sudut bulat (3 x 2 mm) dan juga memiliki warna hitam atau
coklat.

https://www.encyclopedia.com/plants-and-animals/plants/plants/legume
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai