Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Tekanan
Tekanan adalah sebuah istilah fisika yang digunakan untuk menyatakan
besarnya gaya per satuan luas. Perlu diperhatikan bahwa gaya yang dimaksud
disini adalah gaya yang tegak lurus dengan permukaan dari suatu objek. Tekanan
biasanya digunakan untuk mengukur kekuatan dari suatu zat yang berupa cairan
atau gas. Untuk zat padat jarang digunakan istilah tekanan karena zat pada bentuk
dan volumenya tidak berubah-ubah. Tekanan juga sering dihubungkan dengan
volume dan suhu. Semakin tinggi tekanan di suatu tempat yang volumenya sama,
maka suhu pada tempat tersebut juga akan semakin tinggi. Satuan Internasional
(SI) untuk tekanan adalah Pascal (Pa), pascal ini sama dengan newton per meter
persegi (N/m2).

B. Macam – Macam Tekanan


Secara umum terdapat dua jenis tekanan, jika tekanan itu berhubungan
dengan zat cair disebut dengan Tekanan Hidrostatis, sedangkan tekanan yang
berhubugan dengan zat gas disebut Tekanan Udara.
1. Tekanan Hidrostatis
Sesuai dengan namanya, kata hidrostatis berasal dari dua kata, yaitu
“hidro” yang artinya air dan “statis” yang artinya tetap. Jadi tekanan hidrostatis
merupakan tekanan pada zat cair dalam keadaan diam. Tekanan hidrostatisk ini
ada pada kesetimbangan zat cair dalam posisi diam karena dipengaruhi oleh gaya

1
gravitasi. Tekanan Hidrostatis tidak dipengaruhi oleh volume dari zat cair
tersebut. Tiga hal utama yang mempengaruhi tekanan hidrostatis pada suatu
tempat adalah :
 Kedalaman
 Massa jenis zat cair tersebut
 Gaya gravitasi pada tempat itu
2. Tekanan Udara
Tekanan udara adalah tekanan yang menggerakkan massa udara dalam
setiap satuan luas tertentu. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur tekanan
udara disebut barometer. Satuan dari tekanan udara adalah milibar (mb). Besarnya
tekanan udara akan berbanding terbalik dengan ketinggian suatu tempat, semakin
tinggi tempat tersebut, maka semakin rendah tekanan udaranya, demikian pula
sebaliknya. Terdapat beberapa jenis tekanan udara yang ada, antara lain:
a. Absolute Pressure (tekanan absolut)
Gaya yang bekerja pada satuan luas, tekanan ini dinyatakan dan
diukur terhadap tekanan NOL.
Tekanan absolut = Tekanan gauge + Tekanan atmosfer
b. Gauge Pressure (tekanan relatif)
Tekanan yang dinyatakan dan diukur relatif terhadap tekanan
atmosfer. Jadi tekanan relatif adalah selisih antara tekanan absolute
dengan tekanan atmosfer (1 atmosfer = 760 mmHg = 14.7 psia)
c. Vacum Pressure (tekanan hampa)
Tekanan yang lebih rendah dari tekanan atmosfer
d. Differential Pressure (tekanan differential)
Tekanan yang diukur terhadap tekanan yang lain.
C. Sensor MAP
Mesin EFI kini tidak hanya digunakan pada mobil saja, namun saat ini
banyak sepeda motor yang menggunakan mesin EFI karena banyak keunggulan
yang didapatkan dengan menggunakan mesin EFI dari pada konvensional
karburator. Pada mesin yang telah menggunakan EFI, kontrol untuk penginjeksian
bahan bakar (jumlah atau banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan) serta waktu
penginjeksian dilakukan oleh komputer dengan berdasarkan masukan data dari

2
beberapa sensor yang ada sistem EFI tersebut, sehingga menghasilkan
perbandingan campuran bahan bakar yang sesuai dengan kondisi kerja mesin.
Komponen pada sistem kontrol elektronik terdiri dari beberapa sensor
seperti MAP sensor (Manifold Absolut Pressure), TPS (Throttle Position Sensor),
IATS (Intake Air Temperature Sensor), EOTS (Engine Oil Temperature Sensor)
dan sensor-sensor lainnya. Selain sensor-sensor di atas ada beberapa komponen
lain pada sistem EFI yaitu ECU (Electronic Control Unit) sebagai pusat kontrol
dari sistemn EFI.

Gambar 1. Rangkaian Komponen Sistem Injeksi


(http://www.insinyoer.com/prinsip-kerja-engine-control-unit-ecu/)
Sensor MAP adalah sensor untuk mengetahui tekanan udara yang masuk
ke dalam intake manifold. Sensor ini terletak pada saluran udara masuk setelah
katup gas dan digunakan pada mesin injeksi jenis D-EFI.
Sensor MAP juga memiliki beberapa macam jenis, yaitu:
1) MAP sensor dengan tipe variasi tegangan
Pada MAP sensor tipe variasi tegangan ini, MAP sensor akan mendapat
tegangan 5 volt dari ECU. Kemudian dengan adanya variasi tekanan kevakuman
di dalam intake manifold akan mengakibatkan diafragma bergerak/ berubah.
Perubahan pada diafragma ini akan mengubah resistansi atau nilai tahanan pada
sirkuit sensor, sehingga akan mengakibatkan output tegangan sinyalnya berubah-

3
ubah sebanding dengan perubahan kevakuman yang terjadi di intake manifold
tersebut.

2) MAP sensor dengan tipe variasi kapasitansi


MAP sensor dengan tipe variasi kapasitansi cara kerjanya adalah jika
terjadi perubahan kevakuman yang berada di dalam intake manifold, maka akan
mengubah kapasitas dari pelat kapasitor yang dipasang di dalam MAP sensor,
sehingga akan mempengaruhi frekuensi sinyal output dari MAP sensor.
Perubahan frekuensi sinyal output pada MAP sensor tersebut selanjutnya dikirim
ke ECU.

3) MAP sensor dengan tipe variasi induktansi


Pada MAP sensor tipe variasi induktansi ini, perubahan kevakuman yang
terjadi di dalam intake manifold akan mengubah induktansi pada MAP sensor,
sehingga mengakibatkan perubahan frekuensi gelombang kotak atau digital pada
sinyal outputnya. Gelombang sinyal output tersebut selanjutnya dikirim ke ECU.

MAP sensor yang paling banyak atau sering digunakan pada mesin injeksi
EFI adalah MAP sensor dengan variasi tegangan. MAP sensor tipe variasi
tegangan ini menggunakan piezoresistive silicon chip sebagai komponen utama
yang digunakan untuk mendeteksi perubahan tekanan hisap pada intake manifold.
Voltase output sinyal akan berubah-ubah sesuai dengan perubahan nilai tahanan
yang disebabkan dari perubahan tekanan kevakuman yang berada di dalam intake
manifold yang nantinya akan diolah oleh Integrated Circuit (IC) didalam MAP
sensor. MAP sensor pada mesin injeksi tipe D-EFI ini dihubungkan dengan intake
manifold dengan menggunakan selang. Konstruksi dari MAP sensor dan
perubahan sinyal output tegangan dapat dilihat pada gambar di bawah :

4
Gambar 3. Sensor MAP Tipe Variasi Tegangan
(https://baitengine.wordpress.com/2014/05/12/manifold-absolute-pressure-
sensor/)

a. Fungsi Sensor MAP


Sensor MAP berfungsi mengukur jumlah udara yang masuk ke dalam
silinder berdasarkan tekanan udara pada intake manifold. Sensor MAP digunakan
pada EFI-D. Sensor ini sering disebut Pressure Intake manifold sensor (PIM) atau
Vacuum sensor. Data dari Sensor MAP sebagai dasar untuk menentukan jumlah
injeksi dan saat pengapian. Kelebihan utama Sensor MAP dibandingkan air flow
meter dalam mengukur jumlah udara adalah komponen mekanis lebih sedikit,
tidak terpengaruh terhadap kebocoran pada manifold dan perubahan tekanan udara
luar.

5
Gambar 4. Konstruksi Sensor MAP
(https://baitengine.wordpress.com/2014/05/12/manifold-absolute-
pressure-sensor/)
Sensor MAP merupakan piezoresistive silicon chip yang nilai tahanannya
berubah akibat perubahan tekanan dan sebuah Integrated Circuit (IC).
Piezoresistive adalah bahan yang nilai tahanannya tergantung dari perubahan
bentuk. Piezoresistive dibuat diafragma (Silicon chip) yang berfungsi sebagai
membrane antara ruangan vacuum (0,2 bar) sebagai referensi dan ruangan yang
berhubungan dengan intake manifold. Sensor MAP dihubungkan ke intake
manifold menggunakan selang. Semakin besar kevakuman (semakin rendah
tekanan) pada intake manifold maka tahanan pada Sensor MAP lebih tinggi,
sehingga tegangan output Sensor MAP semakin kecil. Apabila tekanan negatif
intake air manifold tinggi, tegangan output pada Sensor MAP menjadi rendah,
sehingga PCM menganggap (menentukan) volume udara adalah kecil dan
mengurangi (menurunkan) volume fuel jet. Apabila tekanan negatif intake
manifold rendah, tegangan output pada sensor MAP akan menjadi tinggi, sehingga
PCM menganggap volume udara masuk intake manifold besar, dan menaikan
volume injeksi bahan bakar.
Perbedaan tekanan antara ruang vacuum dengan intake manifold berakibat
perubahan lengkungan pada membrane silicon chip. Pengolah sinyal merubah
menjadi tegangan sinyal. Sensor MAP mengeluarkan tegangan paling tinggi
ketika tekanan intake manipold adalah paling tinggi (kunci kontak “ON” mesin
“MATI”, atau katup gas diinjak tiba-tiba/Accelerasi). Begitu pula sebaliknya
mengeluarkan tegangan paling rendah jika terjadi decelerasi (perlambatan).

6
b. Rangkaian Sensor MAP
Rangkaian kelistrikan Sensor MAP adalah sebagai berikut:

Gambar 5. Rangkaian Sensor MAP – PCM


(https://baitengine.wordpress.com/2014/05/12/manifold-absolute-
pressure-sensor/)
Pada Sensor MAP tersebut terdapat 3 terminal yaitu terminal A,terminal B,
dan terminal C.
 Terminal A sebagai terminal catu daya dengan tegangan 5 V.
 Terminal B merupakan signal variabel tegangan yang mengambarkan
perubahan tekanan udara pada intake manifold.
 Terminal C sebagai terminal massa.

c. Prinsip Kerja Sensor MAP


Sensor MAP terdiri dari dua sisi yang dipisahkan oleh suatu diafragma
fleksibel. Satu sisi adalah “referensi udara” (yang dapat disegel atau dibuang ke
udara luar), dan yang lainnya adalah ruang vakum yang terhubung ke intake
manifold pada mesin dengan selang karet atau koneksi langsung. Sensor MAP
dapat dipasang di spatbor atau intake manifold.
Pada Sensor MAP terdapat chip silicon yang dipasangkan pada ruang hampa
udara (vacuum chamber). Jika terjadi perubahan tekanan maka resistansi chip
silicon akan berubah (perubahan tekanan dan resistansi sebanding). Nilai
perubahan resistansi ini kemudian diubah menjadi sinyal tegangan. Hasil

7
pembacaan sensor ini akan digunakan komputer untuk menentukan berapa banyak
bahan bakar yang diinjeksikan.
Sensor MAP menggunakan keadaan vakum sempurna sebagai tekanan
referensi. Perbedaan tekanan antara vacuum chamber dengan tekanan intake
manifold akan membuat sinyal tegangan berubah. Jadi, sensor MAP mengubah
tekanan pada intake manifold menjadi tegangan.
Sensor MAP memiliki konektor tiga-kawat, yaitu : ground, sinyal referensi
dari komputer (5 Volt) dan sinyal kembali. Tegangan output biasanya meningkat
saat throttle dibuka dan vakum menurun. Sebuah sensor MAP yang membaca 1
atau 2 volt pada idle dapat membaca 4,5 Volt sampai 5 Volt saat throttle terbuka
lebar. Keluaran pada umumnya yaitu sekitar 0,7-1,0 Volt untuk setiap 5 inci Hg
perubahan dalam vakum.
Sensor MAP dapat menimbulkan masalah pada kemampuan mengemudi
(driveability) karena sensor MAP sangat penting dalam pemakaian bahan bakar
dan pengapian. Oleh karena, diperlukan pengecekan terlebih dahulu pada sensor,
koneksi, dan ruang vakumnya. Ruang vakum (vakum chamber) harus benar benar
tehubung ke port sensor dan tidak terjadi penyumbatan ataupun kebocoran di
dalamnya. Sensor MAP harus terhubung pada tegangan 5 volt, dan ground harus
benar benar tidak memiliki resistansi. Kalibrasi dan performansi sensor dicoba
dengan tekanan yang berbeda beda, kemudian dibandingkan dengan spesifikasi
penurunan tegangan.

Gambar 6. Perbandingan Kevakuman – Tegangan Output Sensor


MAP
(http://agungwibowo92.blogspot.co.id/2014/06/cara-memeriksa-
kerusakan-map-sensor.html)

8
D. Konstruksi Sensor MAP

Gambar 7. Konstruksi Sensor MAP


(http://www.engine-
db.com/Articles/Sensors/Map_Sensor/map_sensor.php?i=1)

Dalam sensor MAP terdapat beberapa komponen yang penting, dimana


komponen tersebut berfungsi sebagai pendeteksi dan pengolah data yang diterima
oleh sensor. Komponen tersebut adalah vacum chamber, silicon chip, IC, dan
PCM.
1. Vacum Chamber
Vacum chamber merupakan sebuah ruangan dengan kevakuman yang
hampir sempurna dan tidak terpengaruh oleh perubahan tekanan atmosfir
yang terjadi karena perubahan ketinggian. Vacum chamber juga berfungsi
sebagai tempat peletakan komponen elektronik sensor yang berupa silicon
chip.
2. Silicon Chip
Silicon chip merupakan komponen elektronik yang terdapat sebuah
microchip berupa wafer silikon atau lapisan dimana terdapat IC di
dalamnya. Silicon chip ini berfungsi untuk merubah resistansi sesuai
dengan perubahan bentuk yang dipengaruhi oleh tekanan pada intake
manifold. Silicon chip ini dilengkapi dengan pengukur regangan
piezoresistif yang menyatu dengan silicon. Piezoresistivitas adalah suatu
kemampuan yang dimiliki kristal maupun bahan tertentu lainnya yang
dapat menghasilkan arus listrik jika mendapat perlakuan tekanan.

9
3. Intregrated Circuit
Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah komponen elektronika
aktif yang terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan transistor,
dioda, resistor dan kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu rangkaian
elektronika dalam sebuah kemasan kecil. Bahan utama yang membentuk
sebuah Integrated Circuit (IC) adalah Bahan Semikonduktor.
4. Filter
Filter adalah komponen yang berfungsi untuk menyaring udara
berterkanan yang masuk ke dalam sensor MAP. Tujuan dari filter ini
adalah mencegah konektor atau rangkaian komponen elektronik di dalam
sensor MAP kotor.
5. PCM (Pulse Code Modulation)
PCM (Pulse Code Modulation) atau Modulasi Kode Pulsa adalah salah
satu teknik memproses suatu sinyal analog menjadi sinyal digital melalui
kode-kode pulsa. Proses-proses utama pada sistem PCM, diantaranya
Proses Sampling (Pencuplikan), Quantizing (Kuantisasi), Coding
(Pengkodean), Decoding (Pengkodean Kembali).
 Sampling : proses pengambilan sample atau contoh besaran sinyal
analog pada titik tertentu secara teratur dan berurutan. Frekuensi
sampling harus lebih besar dari 2 x frekuensi yang disampling
(sekurang-kurangnya memperoleh puncak dan lembah) [teorema
Nyqust]. Hasil penyamplingan berupa PAM (Pulse Amplitude
Modulation
 Quantisasi : Proses menentukan segmen-segmen dari amplitudo
sampling dalam level-level kuantisasi
Amplitudo dari masing-masing sample dinyatakan dengan harga
integer dari level kuantisasi yang terdekat
 Pengkodean : proses mengubah (mengkodekan) besaran
amplitudo sampling ke bentuk kode digital biner.
 Multiplexing : dari banyak input menjadi satu output fungsi :
Untuk penghematan transmisi Menjadi dasar penyambungan
digita

10
Gambar 8. Proses Pengolahan Data Di Dalam PCM
(https://fit.labs.telkomuniversity.ac.id/pcm-pulse-code-modulation/)

11

Anda mungkin juga menyukai