ABSTRAK
Penyakit menular pada unggas lokal (ayam kampung, ayam bangkok, ayam arab, ayam hutan, burung
puyuh, burung dara, burung unta, itik, angsa) dalam pola pemeliharaan yang intensif perlu lebih diwaspadai.
Faktor yang mempermudah penularan penyakit adalah kontak diantara unggas dalam kandang terjadi lebih
erat, kontak dalam tempo yang lama, stress, dan kurangnya udara segar. Pemeliharan unggas lokal bila tanpa
disertai tindakan biosekuriti dan pengamanan melalui vaksinasi akan berisiko tertular penyakit. Diantara
penyakit menular yang telah ditemukan pada unggas lokal di laboratorium diagnostik adalah Newcastle
Disease (Tetelo), Flu Burung, Marek, Gumboro, Pox, Infectious Coryza (Snot), Pullorum, Colibacillosis,
Cholera unggas, Anthrax, Aspergillosis, Candidiosis, Coccidiosis, Histomoniasis, Cryptosporidiosis,
Trichomoniasis, infestasi ektoparasit dan cacing.
Kata kunci: Unggas lokal, penyakit menular, pemeliharaan intensif
314
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
Keterangan: *) Ayam buras disini: ayam kampung, ayam Bangkok, ayam Arab
**) Aspergillosis juga terdiagnosa pada angsa, kasuari, elang dan burung piaraan
315
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
vaksinasi AI. Tanda-tanda penyakit yang virus lainnya adalah benda yang telah
muncul saat nekropsi (bedah bangkai): terkontaminasi penderita, termasuk kandang
perdarahan bawah kulit kaki, jengger, pial, dan lingkungan sekitar karena virus Gumboro
lemak abdomen dan jantung, trachea, hidung, tahan hidup diluar ayam dalam jangka waktu
pancreas, proventrikulus. Pada ayam yang lama. Benda hidup yang menjadi pembawa
telah bertelur perdarahan sering pada folikel virus selain ayam, juga kumbang kotoran ayam
telur yang sudah besar. Histopatologi Alphitobius diaperinus, manusia dan tikus
menemukan adanya: encephalitis (radang otak) kandang. Virus Gumboro yang ganas merusak
disertai multifokus nekrosa (kematian jaringan) organ pertahanan bukan hanya bursa Fabricius,
otak dan pancreas. Kejadian wabah penyakit tetapi juga thymus, limpa, limphoid folikel
unggas flu burung, baru mulai di Indonesia usus dan sumsum tulang serta menimbulkan
pertengahan 2003, sebagai bagian dari wabah kematian tinggi; virus yang kurang ganas
AI yang terjadi di dunia khususnya Asia. hanya merusak bursa. Kerusakan bursa terlihat:
Diperkirakan flu burung bergerak dari bengkak dan oedem saat masih akut, berwarna
sumbernya di Asia daratan terutama Cina, di kuning atau merah berdarah; saat kronis bursa
bawa oleh burung liar migrasi sebagai karrier mengecil (atrofi). Otot paha dan dada
virus HPAI. Virus ganas H5N1 tergolong mengalami perdarahan sewaktu akut.
kontagius dengan rute infeksi utama melalui Pencegahan meliputi vaksinasi di umur muda;
pernafasan. Spesies burung yang peka pada induk pembibit vaksinasi diulang saat
terinfeksi dan menimbulkan penyakit selain menjelang bertelur agar DOC memiliki
berbagai jenis ayam peliharaan, juga ayam kekebalan dari induk cukup selama 2 minggu
hutan, puyuh, kalkun, pheasant, patridge, dan pertama (LUCIO and HITCHNER, 1979; LUKERT
guinea fowl. Unggas air seperti geese dan duck and MEZARIEGOS, 1985). Pembersihan
juga burung liar terutama burung air peka kandang bekas penderita menggunakan
terinfeksi virus H5N1 tetapi kurang peka untuk desinfektan khusus yang mengandung komplex
sakit dan mati. Unggas air dan burung liar iodine atau formaldehyde.
dapat menjadi karrier virus AI, demikian pula
ayam yang telah mendapat vaksinasi AI.
Sumber infeksi virus tersebut terdapat dalam Fowlpox/cacar ayam
beraknya dan mudah menyebar karena meng-
kontaminasi bulu dan badan hewan karrier, Virus pox ayam penyebab penyakit cacar
hewan lain yang hidup dalam kandang, sumber pada ayam berbeda strain dari virus pox
air, pakan, peralatan serta manusia. burung puyuh maupun kalkun; mereka dalam
Penanggulangan meliputi vaksinasi pada ayam genus Avipoxvirus yang sama. Ada 2 bentuk
yang belum terinfeksi, dengan vaksin AI penyakit cacar pada ayam. Bentuk cacar ayam
inaktif H5N1 disertai penggunaan biosekuriti kulit: virus menyerang kulit daerah kepala dan
yang ketat (YUEN, 2003). Pada ayam local membuat keropeng warna coklat hitam pada
yang baru terinfeksi (kesayangan/ bernilai jengger, pial, kelopak mata, sekitar lubang
tinggi) dapat mencoba pengobatan dengan hidung dan mulut. Bentuk cacar ayam mukosa
antivirus seperti amantadine, rimantadine, atau bentuk diphtheritik yang menyerang
oseltamivir, zanamivir. Berhati-hati karena lapisan dalam rongga mulut dan saluran nafas
virus H5N1 di berbagai negara termasuk atas dengan membentuk gumpalan-gumpalan
Indonesia ada yang bersifat zoonotik, mirip kiju. Bentuk diphtheritik dapat
meskipun masih lebih banyak yang tidak membunuh ayam karena menyumbat saluran
menular ke manusia. nafas. Penularan dapat lewat luka kontak
dengan penderita atau virus. Penularan tanpa
luka terjadi melalui mata, saluran nafas atas
Gumboro dan mulut terinfeksi aerosol atau vaksin
terkontaminasi virus pox. Virus pox juga
Penyebab virus Gumboro atau IBDV menular lewat gigitan vektor nyamuk dan
(infectious bursal disease virus) serotipe 1 yang ektoparasit penggigit lain. Pencegahan dengan
hanya menyerang ayam. Virus banyak terdapat vaksinasi menggunakan metoda tusuk sayap
dalam berak dan muntahan penderita. Sumber dengan biang vaksin pox ayam yang telah
316
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
dilemahkan/attenuated fowlpox vaccine Penyakit ini lebih mengganggu ayam dara dan
(MOCKETT, 1990). petelur; meskipun jarang membunuh tetapi
menimbulkan gangguan pertumbuhan dan
produksi telur. Sumber penularan lewat kontak
Penyakit Marek langsung dan melalui aerosol mengandung
bakteri dari penderita coryza masa akut
Kasus penyakit Marek didapati pada ayam maupun setelah terlihat sembuh sebagai karier
baik lokal dengan pemeliharaan intensif (pembawa). Sumber lain air minum dan pakan
maupun ayam ras. Keluhan sewaktu masih yang terkontaminasi. Pencegahan dengan
dara adalah adanya kelumpuhan dan segregasi (pemisahan) umur. Intensifikasi
kekurusan, di saat dewasa tidak bertelur. Virus pemeliharaan dengan melakukan prinsip: satu
Marek menyerang syaraf ayam sehingga dapat kandang satu umur, menjaga jarak kandang
menimbulkan kelumpuhan atau kejang-kejang, agar tidak terjangkau oleh aerosol yang
menyerang mata menimbulkan kebutaan, beterbangan, meniadakan kemungkinan
menyerang kulit mengakibatkan koreng pada pertukaran ayam, peralatan dan manusia.
folikel (pangkal) bulu, atau menyerang organ Usaha yang lain adalah melakukan sanitasi air
interna dengan menimbulkan tumor. Tumor minum dan wadahnya secara rutin. Vaksin
Marek melakukan invasi kedalam ovari ayam Coryza dapat mengurangi kerugian bila
muda menimbulkan atrofi ovary (ovari kecil) sewaktu-waktu ayam terinfeksi bakteri ini.
sehingga tidak memproduksikan telur. Vaksinasi dapat dilakukan 2x berjarak 5-6
Penyebab Marek adalah virus Marek dari minggu dimasa dara/setelah lepas dari kandang
famili herpes yang didapatkan oleh ayam indukan. Vaksin yang baik mengandung isolat
melalui pintu masuk saluran pernafasan. Virus H. paragallinarum strain A, B, dan C
Marek di kandang beterbangan sebagai partikel (BLACKALL, 1995). Pengobatan dengan
debu bulu/dan druff berasal dari ayam yang antibiotika.
pernah tertular. Virus Marek dalam debu bulu
ini mampu hidup beberapa bulan sampai
tahunan, menjadikan bahaya tersendiri bagi Colibacillosis
pemakaian kandang bekas. Usaha pencegahan
yang dapat dilakukan dengan vaksinasi Marek Penyakit unggas oleh infeksi bakteri
saat DOC (umur 1-2 hari) dengan vaksin live Escherichia coli strain ganas dapat terjadi pada
secara intramuscular/IM (LEESON and semua umur ayam mulai dari DOC sampai
SUMMERS, 2000), desinfeksi total kandang petelur. E. coli ganas berasal dari berak ayam
indukan/pemanas dan peralatan bekas pakai, dengan jalan infeksi horizontal lewat
jangan kontak dengan ayam yang umurnya kontaminasi udara, air, pakan, peralatan,
lebih tua karena mereka karrier (sumber, lingkungan kandang dan infeksi vertikal
pembawa) virus Marek. Virus Marek tidak melalui kerabang telur tetas. Bakteri ini
ditularkan vertikal (dari induk maupun telur) mampu menyerang organ pernafasan sampai
sehingga sumber telur bibit dapat diperoleh ke kantung udara, serta selaput serosa organ
dari berbagai sumber/induk tanpa resiko dalam rongga perut. Infeksi dari telur tetas
tertular. menimbulkan radang pusar (omphalitis) anak
ayam dan infeksi yolk sac. Kondisi septisemia
dapat timbul dari infeksi pernafasan, usus,
Infectious Coryza maupun omphalitis. Infeksi E. coli sering
didahului oleh kondisi stress, infeksi virus atau
Bakteri penyebab penyakit coryza adalah bakteri lain. Pencegahan dengan meningkatkan
Haemophilus paragallinarum, menyerang biosekuriti dan menghindarkan stress (kurang
ayam pada daerah saluran nafas atas dan sinus, ventilasi, berdebu, akumulasi gas ammonia,
terutama sinus infra orbital. Ayam di saat masa kehujanan). Vaksin inaktif (bacterin) dapat
indukan memiliki resistensi umur terhadap digunakan pada breeder agar DOC mendapat
penyakit ini, sehingga jarang terserang coryza. kekebalan pasif sekitar 2 minggu (HELLER et
al, 1990).
317
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
318
Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal
319