PA. Yunani Dan Romawi
PA. Yunani Dan Romawi
PERKEMBANGAN ARSITEKTUR I
(ARSITEKTUR YUNANI DAN ROMAWI)
DISUSUN OLEH:
PRODI S1 ARSITEKTUR
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNI K
UNIVERSITAS TADULAKO
2018
1
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan
rahmat serta anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah
perkembangan arsitektur ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung
kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT
untuk kita semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah
agama Islam yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi
seluruh alam semesta.
Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca
untuk makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat
menyadari, bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak
kekurangan.
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.
Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang
telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Kelompok 4
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....... 2
DAFTAR ISI…………………………..………………………………………....... 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang……………………………………...………………....... 4
1.2 Rumusan masalah………………………………………….………....... 5
1.3 Tujuan……………………………………………………...………....... 5
1.4 Manfaat………………………………………………….…………....... 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Arsitektur Klasik……………………………...……………………....... 6
Ciri-ciri arsitektur klasik…………………...………………………....... 6
Fungsi arsitektur klasik……………….……………………………....... 7
2.2 Arsitektur Yunani……………………..…………………………….......7
A. Sejarah Arsitektur Yunani Klasik………………………………....... 7
B. Perkembangan Arsitektur Yunani………………………………....... 9
C. Ciri-ciri Arsitektur Yunani……………...………………………....... 11
D. Bangunan pada masa Yunani……………...……………………....... 12
E. Contoh bangunan gaya Arsitektur Yunani………...……………....... 14
2.3 Arsitektur Romawi…………………………………………………....... 24
A. Sejarah Arsitektur Romawi…………………..…………………....... 25
B. Karakteristik Arsitektur Romawi………….……………………....... 25
C. Tipologi dalam bangunan…………….…………………………....... 26
D. Langgam arsitektur……………………..………………………....... 26
E. Bangunan pada masa Romawi……………..…………………….......26
F. Perkembangan Arsitektur Romawi………...……………………....... 27
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan…………………...……………………………………....... 29
3.2 Saran………………………………….……………………………....... 29
DAFTAR PUSTAKA……………………….…………………………………....... 30
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
Untuk Mengetahui tentang perkembangan sejarah arsitektur klasik
Untuk mengetahui ciri-ciri dari gaya arsitektur Yunani dan arsitektur Romawi
Untuk meninjau arsitektural bangunan bergaya arsitektur Yunani dan
arsitektur Romawi.
Untuk Mengetahui perbedaan dari bangunan arsitektur di Yunani dan Romawi
1.4 Manfaat
Mampu menjelaskan perkembangan arsitektur klasik
Dapat dengan mudah mengetahui apa yang dimaksud dengan gaya arsitektur
Yunani dan arsitektur Romawi
Mampu membedakan ciri khas dari masing-masing gaya arsitektur klasik
Dapat mendeskripsikan aplikasi gaya pada contoh bangunan yang bergaya
arsitektur klasik.
5
BAB II
PEMBAHASAN
Predikat kata “Klasik” diberikan pada suatu karya arsitektur yang secara
inheren (terkandung dalam bendatersebut yang secara asosiatif seolah-olah selalu
melekat dengannya) mengandung nilai-nilai keabadian disamping ketinggian mutu
dan nilainya. Teori arsitektur Klasik dengan demikian merupakan suatu
perwujudan karya arsitektur yang dilandasi dan dijiwai oleh gagasan dan idealisme
Teori Vitruvius khususnya pada suatu kurun waktu sesudah Vitruvius sendiri
meninggal dunia.Bangunan Parthenon di Athena dan Pantheon di Romawi
merupakan contoh yang sangat baik dari perwujudan teori arsitektur klasik yang
dengan sikap kehati-hatian dan seksama mempertimbangkan prinsip-prinsip order,
geometri dan ukuran-ukurannya, disertai dengan kehalusan seni “craftmanship”.
Perlu diketahui bahwa bangunan ini mengalami masa pembangunan yang lama,
dari saat awal konstruksi, revisi, perbaikan dan penyelesaian berkali-kali hingga
sampai pada bentuk akhirnya bisa mencapai lebih dari 200 tahun. Tradisi
berarsitektur yang diawali oleh Vitruvius ternyata berlanjut terus dalam jaman
Arsitektur Klasik ini.
6
Setiap bangunan pada arsitektur Yunani Kuno adalah bagian integral dari
seluruh struktur keseluruhan, karenanya peninggalannya (walau tidak
sempurna) dapat direkonstruksi menjadi suatu bangunan yang sebenarnya
(Hemingway, 2003).
Arsitektur Klasik mengacu pada masa awal di mana aliran kajian sejarah dan
budaya dimulai dari masa Yunani dan Romawi, yang kemudian membawa
pengaruh ke zaman-zaman berikutnya. Dalam arsitektur klasik, karyanya terpusat
pada karya seni pahat dalam bentuk kolosal, dengan fungsi sebagai visualisasi dari
agama, kitab suci, dan kepercayaan lainnya, bahkan merupakan sarana ritual
keagamaan. Namun, secara umum pada masa ini, fungsi, biaya, dan waktu
pembangunan bukanlah faktor yang penting.
Dalam prosesnya, bahan bangunan utama diambil langsung dari alam (atau
melalui proses sederhana), dan dikerjakan hanya oleh sedikit pekerja.
Arsitektur Yunani Kuno merupakan pondasi dari berbagai gaya berikutnya
yang berkembang di berbagai belahan dunia dan juga menyumbangkan pemikiran
yang paling pintar dan penampilan yang sempurna di dalam tradisi Eropa Barat.
Arsitektur pra-Yunani kuno sangat terkait dengan kondisi bangsa Yunani yang
kaya dengan mitologi dan seni. Hal ini nampak dari fungsi dan bentuk bangunan
utama sebagai bagian dari ritual pemujaan. Ideologi kebudayaan masyarakat pra-
Yunani kuno tersebut menjadi dasar terbentuknya konsep nilai keestetikaan pada
saat itu terfokus pada terciptanya bangunan-bangunan megah dan besar sebagai
upaya mendekatkan manusia terhadap mitos dewa-dewi alam semesta. (Maulana,
2013).
Yunani merupakan Negara yang berada disebelah tenggara Eropa, dan disebut-
sebut sebagai tempat lahirnya kebudayaan dunia barat atau dapat dikatakan sebagai
tempat lahirnya dunia barat. Yunani merupakan tempat lahirnya gaya bangunan
Arsitektur dunia. Kata Yunani berasal dari kata Ionia yang berasal dari bangsa di
pantai barat Turki dan mengalami perubahan karena di bawah oleh orang-orang
7
Arab yang menyebutnya Yunani, sedangkan untuk bahasa Inggrisnya Yunani
disebut Greece atau Greek diambil dari bahasa Latin Graecia.
Yunani memiliki kesinambungan sejarah lebih dari 5,000 tahun. Bangsanya,
disebut Hellenes diambil dari kata Ellas/Hellas, setelah mendiami sebagian besar
dari daerah Laut Hitam (Efxinos Pontos) dan Laut Tengah, menyusun negara
bagiannya, membuat perjanjian-perjanjian komersil, dan menjelajah dunia luar,
mulai dari Caucasus sampai Atlantic dan dari Skandinavia samapi ke Ethiopia.
Sebuah expedisi terkenal dari gabungan daerah-daerah maritim Yunani ( Danaë
atau penduduk laut ) mengepung Troy seperti dinarasikan didalam sebuah karya
sastra Eropa besar pertama, Homer's Iliad. Bermacam-macam penduduk Yunani
ditemukan sepanjang Laut Tengah, Asia Kecil, Laut Adriatik, Laut Hitam dan
pantai Afrika Utara akibat dari penjelajahan untuk mencari tempat dan daerah
komersil baru.
Selama periode Klasik (Abad ke 5 S.M.), Yunani terdiri dari daerah-daerah
bagian kecil dan besar dalam bermacam-macam bentuk internasional (sederhana,
federasi, federal, konfederasi) dan bentuk-bentuk internal (kekerajaan, tirani,
oligarkhi, demokrasi konstitusional, dan lain-lain) yang paling terkenal ialah
Athena, diikuti oleh Sparta dan Thebes. Sebuah semangat kebebasan dan kasih
yang membara membuat bangsa Yunani dapat mengalahkan bangsa Persia,
adikuasa pada saat itu, didalam peperangan yang terkenal dalam sejarah
kemanusiaan- Marathon, Termopylae, Salamis dan Plataea.
Peradaban pertama sejarah Yunani Kuno bermula dari Crete (3000-1400 SM)
dan berkembang hingga ke puncaknya yakni pada masa Istana Knossos. Kemudian
digantikan dengan budaya Mycenae dan Tiryns pada daratan utama. Kemunduran
terjadi pada 1100 SM dimana merupakan masa kegelapan dengan beberapa
peninggalan yang masih bertahan.
Masa keemasan terjadi pada periode Hellenic (800-323 SM) dimana
memperlihatkan perkembangan dari kota besar sebagai pusat komunitas, penemuan
kota yang baru dimana munculnya Athens sebagai kekuasaan tertinggi setelah
penentuan kemenangan melawan Persia serta perkembangan dalam hal demokrasi.
Zenith merupakan peraturan Pericles (444-429 SM) dengan fantasi bunga dalam
filosofi, seni, literatur, ilmu, matematika dan drama. Budaya ini berkembang dan
direfleksikan ke dalam prestasi-prestasi arsitektur termasuk di dalamnya
Parthenon.
Pertumbuhan yang luar biasa pada bangunan sangat dipengaruhi oleh iklim
dimana kecerahan serta sinar matahari yang begitu indah memperkuat bayangan
dan membersihkan pandangan sehingga terciptanya suatu bentuk landscape yang
8
begitu kuat. Batu gamping dan marmer lokal pun tak kalah memberikan nilai yang
berkualitas.
Pada periode Hellenistic (323-30 SM), diikuti dengan kematian Alexander
Agung yang mempersatukan Yunani dan memperluas wilayah kekuasaan hingga
ke Timur, bentuk-bentuk bangunan besar (great styles) tetap berlanjut walaupun
dengan kekuatan yang lebih sedikit dan adanya pengalihan kekuasaan oleh Roma.
Arsitektur menampilkan suatu perpaduan Orde yang meluas hingga ke Spanyol
dengan penggunaan elemen-elemen tapak dan kubah. Bangunan-bangunan kecil
tetap terlihat elegan dengan hiasan yang begitu terperinci namun tidak kehilangan
struktur monumentalnya yang merupakan superhuman scale.
Arsitektur Yunani yang masih tetap ada pada dasarnya merupakan bangunan–
bangunan publik terutama kuil dan teater. Namun, beberapa rumah biasa juga tetap
bertahan. (Istiqomah, dkk, 2014).
Gaya arsitektur Yunani kuno banyak dijadikan sebagai inspirasi dan bahkan ada
yang diadopsi dengan adanya perkembangan arsitektur sesudahnya . Gaya
arsitektur Yunani kuno lebih dikenal sebagai arsitektur bergaya tiang, karena tiang-
tiangnya dapat menunjukan karakteristik yang khas dari bangsa yunani. Dapat
disimpulkan bahwa pengaruh arsitektur Yunani kuno terhadap perkembangan
arsitektur di Eropa dan khusus nya di Indonesia.
Gaya Arsitektur Yunani dapat dikenali dari bentuk tiang-tiangnya yang
berpenampang bulat. Tiang tersebut terbuat dari batu. Tinggi/kolom dibentuk dari
tumpukan batu yang masing-masing berbentuk silindris tetapi tingginya tidak
melebihi diameternya. Tumpukan batu yang tersusun dari beberapa potongan batu
disebut trammels. Tiang-tiang yang kecil dibuat dari satu potong batu (monolith)
yang terdiri dari 5 sampai 6 trommels. Tiang-tiang tersebut dibuat ada yang
memakai alas (base) dan ada pula yang tidak.
Ketiga bangsa tersebut memiliki ciri khas antara lain kehidupan yang damai
(Minoan); masyarakat yang ahli dalam bangunan, seni, administrasi, perang
9
(Mikena); politik bebas dan kesamaan pola budaya (Greek).Pada
perkembangannya terdapat 3 kebudayaan yang berpengaruh, yaitu :
Penduduknya berasal dari Asia Kecil yang berimigrasi ke pulau Kreta dan
sekitarnya serta membawa budaya asalnya. Namun pada tahun 1400 SM dikuasai
bangsa Mikena dan mencapai masa kejayaan pada tahun 1200 SM.Bangunan
rumah tinggal menggunakan atap datar yang merupakan typical daerah timur,
sedangkan cahaya dimasukkan melalui celah-celah lubang atap. Ruang
menggunakan “Cella”, yaitu ruang yang keempat sisinya tertutup (massif dengan
satu sisi sebagai bukaan (pintu).Pada masa ini orientasi bangunan menghadap dari
utara – selatan, dengan fasad bangunan yang simetris dan dinding dalamnya
biasanya terdapat lukisan dinding yang disebut FRESKA
Memakai batu pecah atau batu gamping /gips yang dikeraskan untuk
lapisan lantai
Dinding menggunakan bata yang dikeringkan
Dan atap menggunakan kayu
2. Kebudayaan Cycladic
10
3. Arsitektur Yunani daratan
Kesederhanaan (Simplicity).
Kejelasan dan Logis (Clarity).
Dapat diterapkan dimana saja (Adaptif).
Lebih mengutamakan bagian ekstenior,
11
Penggunaan 3 langgam order klasik
Masyarakat Yunani cinta pada keindahan (seni) yang tidak mengarah pada hal-
hal yang berlebihan (penuh penahanan diri dan prestasi).
Yunani kuno sangat sedikit memperlihatkan kaitannya dengan taman. Hal ini
terlihat pada kesederhanaan tempat tinggalnya dibandingkan dengan tempat-
tempat pertemuan social seperti Agora, Gymnasium, Theater dan hutan-hutan
tempat mengheningkan cipta.
Taman-taman ditekankan pada nilai social yang padahakekatnya hamper sama
dengan konsepsi taman dalam rumah tinggal bangsa Yunani.
12
bagian belakang portico yang biasanya dibuat tanpa akses langsung dengan
kuil utama. Atap kadang-kadang didukung oleh kolom-kolom yang ada di
dalamnya.
Kuil-kuil pada masa awal dibangun dengan menggunakan kayu dan
batu merah dengan dasar dinding batu. Kolom-kolom dan dinding-dinding
utama pada awalnya dibangun dengan batu gamping (diselesaikan dengan
plesteran marmer) pada abad ke-6 SM. Marmer pertama kali muncul pada
bangunan di Asia Minor. Material atap utama menggunakan atap terakota.
(Istiqomah, dkk, 2014).
2. Orde klasik
Sebagian besar arsitektur Yunani dibuat dari susunan kolom dan balok.
Kolom adalah sebuah modul untuk keseluruhan bangunan dimana bagian
capital dan basenya dapat diklasifikasikan pada salah satu dari tiga bentuk
yang mendasar yang dikenal sebagai orde klasik.
Orde yang paling awal adalah Doric, dikarakteristikan sebagai kolom-
kolom yang terlihat kuat (powerful-looking), biasanya dengan 20 pinggiran
galur yang tajam tanpa base. Tinggi kolom (termasuk capital) adalah 4-6 x
diameter yang mengalami peningkatan hingga 71 kali pada masa Hellenic.
Triglyph dan metope pada frieze (hiasan melintang pada dinding)
berkembang dari kayu.
Orde Ionic merupakan orde yang scroll capitalnya berasal dari Asia
Minor pada abad ke-6 SM. Kolom-kolom yang telah mature memiliki 24
galur yang dipisahkan menjadi lembaran-lembaran kecil. Galur persegi
yang dibuat dari tanah liat (plinth) muncul pada akhir masa Hellenic. Tinggi
kolom (termasuk capital dan base) adalah sekitar 9 x diameter terendah.
Peninggalan achantus pada capital Corinthian hampir tidak dapat
dibedakan entablature-nya dengan Ionic dimana hampir selalu dapat
dibedakan hanya dari frieze-nya yang populer pada masa Hellenistic. Tinggi
kolom biasanya sekitar 10 x diameter base. (Istiqomah, dkk, 2014).
13
3. Evolusi Temple Plan
Dengan mengeksperimentasikan pada proporsi, pembangunan kuil
mendapatkan bentuk yang ideal dimana sebagian besar rencana
pembangunan kuil Doric yang mengalami perpanjangan/penguluran secara
berangsur-angsur berkembang pada rencana kolom klasik yakni 6 x 13 pada
outer colonnade (pteron). Hal ini menjadi populer pada abad ke-5 SM.
Kuil-kuil di Asia Minor, Itali, dan Sicily mengikuti bentuk yang tidak
beraturan dalam artian tidak memiliki suatu aturan yang pasti.(Istiqomah,
dkk, 2014).
4. Dekorasi kuil
Pediment Doric sering menggambarkan pemandangan mitologi pada
relief. Genteng atap pada bagian pinggirnya diakhiri dengan hiasan yang
dikenal sebagai antefixae, dimana hal ini meyebabkan bagian joint tidak
kelihatan. Semua orde menggunakan moulding (papan hias tembok) dengan
berbagai macam tipe profil termasuk hawksbeak (tipe Doric) dan egg-and-
dart (Ionic). Dekorasi Doric seringkali dicat sedangkan Ionic dan
Corinthian menggunakan permainan ritme pada motif tumbuh-tumbuhan.
(Istiqomah, dkk, 2014).
14
Parthenon dibangun antara
447-432 SM sebagai karya dari arsitek
Ictimus (Iktinos) dan Callicrates
(Kallikrates) dan ahli pematung
Phidias (Pheidias). Bangunan
Parthenon dikatakan sebagai
'kesempurnaan terbesar dari karya kuil
Doric yang pernah di bangun’, sebuah
penampilan dengan proporsi sempurna
yang dihasilkan oleh ahli maya-loka
Dewi Athena
Athena.
15
dinding luar naos, serambi dan opisthodomos yang menggambarkan prosesi
Panathenaic.
2. Propylaea ( 437-432 SM )
16
yang dilengkapi dengan serambi bergambar. Propylaea menjadi pintu gerbang
dari Acropolis dirancang dan yang dibangun pada 437-432 SM meliputi suatu
bangunan pusat dan dua sayap cabang samping. Colonnades sepanjang sisi
timur dan barat mempunyai suatu baris kolom Doric dua baris kolom Bersifat
Ionic membagi koridor tengah ke dalam tiga komponen.
Dinding dari sayap utara dihias dengan lukisan, dinding atau panel
dicat dan di sebut" Pinakotheke". Langit-Langit Dari Propylaea mempunyai
dekorasi dicat dan suatu sima dilubangi di sekitar atap.
Untuk pertama
kalinya dalam dunia Arsitek
Yunani menggunakan tiga
fasade. Pada kuil nike
Athena terdapat suatu
sandaran disebelah kanan
dan di depan yang kuat,
kecuali beberapa batu
Elusinian yang dekorasi
17
strukturnya dalam wujud suatu pintu gerbang luas dengan sayap yang panjang
dan lebar sekitar 156 kaki. Suatu serambi disisi kiri adalah museum lukisan dan
suatu ruang terbuka pada sisi kanan yang berisi patung yang didalamnya
terdapat tiang-tiang.
4. Erechtheum ( 421-405 SM )
18
serambi terindah. Sedangkan serambi selatan ditopang dengan pahatan patung
Caryatid. Dekorasi dinding friezen berwarna dark grey, sedangkan marmer
eleusian dihias dengan pahatan marmer putih.
19
5. Kuil Artemis
2. Kuil Apollo
Kuil Apollo Doric ( 336-326 SM )
dipersembahkan kepada dewa Apollo dan
memiliki luas 6 x 16 yang diwarisi dari
para pendahulunya yaitu yang keenam
berada didekat perbendaharan Athena
(510 SM). Bertempat di kawasan Delphi
yang merupakan tempat yang paling
menarik dari semua tempat suci yang ada.
Terkenal sebagai tempat duduk kuil dan
sebagai tempat peramal dari Dewa
Apollo. Di sini semua bangunan lain
saling berhubungan dimana tahap
terpenting dari sejarahnya dimulai pada
abad ke-6 SM. Susunan di altar sekitar
20
jalan suci berliku-liku ke arah
selatan dan terlihat tidak baik
namun pada kenyataannya dengan
teliti menyusun serta menciptakan
rangkaian pemandangan.
Bangunan Doric pertama terdiri
dari 100% marmer dengan dinding
yang dihiasi pahatan tentang pujian
dan musik untuk Apollo.
7. Kuil Hera
21
8. Kuil Olimpiade Zeus
Di Sisilia bangunan
terbesar adalah Kuil Olimpiade
Zeus, dimana bangunan dinding
bersatu dengan Doric bagian
luar kolom. Corak eksterior
mengangkat model pahatan
dibawah entablature yang berat.
Menggunakan mature Doric 6 x
13 plan. Secara keseluruhan
dibangun dengan plesteran batu
kapur / gamping dengan hiasan
marmer dan genteng atap.
Italia dan sisilia memiliki pemeliharaan yang baik pada kuil Doric diawal tahun
ke 5 dan 6 SM. Doric basilica yang dibangun 530 SM terinspirasi oleh
bangunan Yunani Kuno, dimana bentuknya seperti cerutu yang memiliki capitl
besar dengan dekorasi leher. selain itu terdapat bangunan kuil Poseidon, dimana
anak tangga utama menuju langit-langit atap memiliki bagian-bagian yang kuat.
22
9. Kuil Theseion
23
Olympus. Hanya 18 dari 68
metope kuil Theseion yang
dihias, sedangkan yang lainnya
dicet. Sepuluh metope pada sisi
timur menggambarkan pekerjaan
Heracles sedangkan empatnya
masing-masing sebelah utara dan
selatan yang menggambarkan
Exploits of Theseus.
24
2.3 Arsitektur Romawi
Pengaruh Yunani pada arsitektur Romawi sangat terlihat. Banyak bangunan megah
Romawi dibangun oleh pekerja Yunani.
Arsitektur Romawi mengadaptasi arsitektur Yunani dengan skala yang lebih besar
Arsitektur Yunani yang hanya mempunyai komponen vertikal dan horisontal
mempunyai keterbatasan, antara lain jarak antar kolom yang tidak bisa terlalu besar,
juga bangunan tidak bisa lebih tinggi dari dua lantai.
Bangsa Romawi menggunakan busur lengkung yang diletakkan pada kolom. Sistem
struktur ini memberikan kemampuan menopang beban yang jauh lebih baik.
Bangunan yang kecil atau bangunan satu lantai dibangun dengan gaya Yunani.
Bangunan yang lebih besar menggunakan busur lengkung. Pada bangunan ini gaya
arsitektur Yunani digunakan lebih sebagai dekorasi.
25
C. Tipologi Dalam Bangunan
Kuil
Basilika
Theater
Amphiteather Hippodrome Circus
Roman Bath
Spalato ( Palace Of Diocletian)
Forum
Villa
D. Langgam Arsitektur
Memanfaatkan kosa klasik Yunani sebagai motif dekorasi, bukan elemen dasar
yang mengungkapkarakter ideal secara utuh.
Superimposisi (menggahungkan order kiasik yang diatur dalam posisi saling
tumpang tindih untuk satu tingkatan yang berbeda) berbagai langgam, untuk
mencapai suatu totalitas sistem yang dinamis dan bentuk simbolik yang baru.
2. Pelengkung Augustus
Pelengkung Augustus di Perugia, dibangun pada akhir abad 11 SM, juga
menunjukan pemakaian pelengkung sudah sejak zaman Romawi awal atau zaman
Etruscan. Dengan sistem konstruksi pelengkung, maka kolom dan balok tidak
diperlukan lagi. Kemudian dalam perkembangannya, bentuk kolom dan balok
26
Yunani hanya menjadi bagian dari dekorasi. Berbagai kuil pada zaman Etruscan
menggunakan sistem kolom dan balok, namun konstruksi, proporsi, komposisi dan
dekorasinya mempunyai ciri khusus berbeda dengan ketiga Order Yunani.
3. Pelengkung Konstantinus
Untuk mengabadikan kemenangannya, Konstantinus memutuskan untuk
membangun sebuah pelengkung kejayaan. Di bagian atas pelengkunya, ditulis
inskripsi yang ditujukkan untuk dewa. Di bagian bawahnya, ada ukiran yang
menggambarkan pertempuran Konstantinus. Ukiran pada pelengkung ini
menggambarkan Konstantinus memasuki kota Roma dengan kereta perang, juga
ada ukiran yang memperlihatkan Konstantinus memberi uang pada orang miskin.
Inovasi pada pelengkung ini adalah digunakannya pewarna, sedangkan
pelengkung-pelengkung sebelumnya tidak dilapisi pewarna.
4. Pelengkung Titus
Pelengkung Titus terletak di bagian selatan dari pusat kota Roma, di ujung
sebuah jalan yang berada di samping selatan Kuil Venus. Pelengkung didirikan
pada zaman Titus, untuk memperingati jatuhnya Jerusalem ke tangan orang-orang
Roma. Bagian dalam pelengkung ini diukir dengan ukiran timbul.
27
Bangsa Romawi Kuno memberikan kontribusi terhadap perkembangan-
perkembangan penting dalam perumahan dan sanitasi publik, misalnya jamban dan
pemandian partikelir juga publik yang mereka buat, pemanas bawah lantai dalam
bentuk hypocaustum, kaca mika (contohnya di Ostia Antica), juga air dingin dan
panas yang disalurkan melalui pipa (contohnya di Pompeii dan Ostia).
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 saran
29
DAFTAR PUTAKA
30