Anda di halaman 1dari 12

MEMAHAMI LITERASI VISUAL DALAM FOTOGRAFI

Makalah

disusun untuk melengkapi tugas-tugas dan


memenuhi syarat-syarat guna melengkapi
tugas mata kuliah Fotografi

Oleh

Alva Zikri Aldyza 1610102010033


Irvan Maulana 1510102010010
Irin Aqilah binti Ahmad Kamal 1810102010116
Nurul Huda 1610102010037
Salwa Alifa 1610102010056
Tampan Hawari Amru 1510102010068

Dosen Pembimbing
Heri Juanda

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2018
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya
sehingga makalah yang berjudul “Memahami Literasi Visual dalam Fotografi” dapat di
selesaikan dengan baik. Makalah ini dibuat untuk menambah wawasan mahasiswa mengenai
literasi visual dalam fotografi.
Makalah ini berisi pembahasan tentang uraian literasi visual, definisi dan perannya
dalam fotografi . Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini belum sempurna dan butuh
banyak saran, oleh karena itukami mengharapkan saran dan masukan dari berbagai pihak
agar makalah ini bisa di sempurnakan.

Banda Aceh, 3 Nopember 2018

(Penulis)

1
DAFTAR ISI

(PERBAIKI HALAMANNYA SAMA TULISAN JUDUL )

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...…i

DAFTAR ISI………………………………………………………...………………..ii

BAB I PENDAHULAN………………………………………………………………1

A. Latar Belakang Masalah………………………………………...………….1

B. Rumusan Masalah………………………………………………..…………2

C. Tujuan Penulisan…………………………………………………..………..2

BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………..……….3

A. Pengertian Teori Kultivasi…………………………………………..……....3

B. Teori Kultivasi Dalam Media Massa…………………………………...…...6

C. Asumsi Dari Teori Kultivasi…………………………………………….......7

D. Contoh Teori Kultivasi Pada Realitas Kehidupan………………………….9

BAB III PENUTUP…………………………………………………………..………12

A. Kesimpulan………………………………………………………………....12
B. Saran ……………………………………………………………………….12

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………...13

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dewasa ini gambar atau visual objek tidak hanya berperan sebagai media
hiburan. Komunikasi di berbagai bidang kehidupan telah banyak yang
menggunakan visual. Jika anda berjalan maka di sepanjang jalan akan
anda temui gambar-gambar penuh makna. Demikian pula dengan berbagai
produk barang, makanan dan obat-obatan, satu atau dua gambar tertentu
dapat mewakili informasi penting yang cukup banyak.

Kesadaran dan pengetahuan masyarakat akan berbagai gambar tersebut di


atas sangatlah penting. Untuk itu literasi visual menjadi salah satu
kompetensi yang juga harus diajarkan sejak dini, baik di sekolah maupun
pembelajaran otodidak, meskipun tidak benar-benar disebutkan secara
tertulis dalam kurikulum. Guru dapat menyisipkan kemampuan tersebut
melalui berbagai materi pelajaran, metode dan media yang digunakan.
(TAMBAHIN SAMA PERBAIKI INI SIKIT YA NUD)

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Literasi Visual dan Bagian-bagiannya?
2. Apa saja aspek yang terkandung dalam literasi visual?
3. Apa Unsur-unsur Visual yang terdapat dalam Fotografi?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian literasi visual
2. Memahami aspek yang terkandung dalam literasi visual
3. Mengetahui unsur-unsur visual dalam fotografi
4. Memahami contoh teori kultivasi dalam kehidupan sehari-hari

BAB II
PEMBAHASAN

1
A. Pengertian Literasi Visual
Menurut UNESCO, literasi ialah kemampuan untuk
mengidentifikasi, memahami, menginterpretasi, mengkreasi,
mengomunikasikan dan menghitung menggunakan materi tercetak dan
tertulis berkaitan dengan konteks yang bervariasi. Literasi melibatkan satu
kesatuan rangkaian belajar dalam memungkinkan individu untuk mencapai
tujuan mereka, untuk mengembangkan pengetahuan dan potensi mereka,
dan untuk berpartisipasi penuh dalam komunitas mereka dan masyarakat
yang lebih luas. Di abad 21 ini, pengertian literasi lebih dari sekadar bisa
membaca dan menulis, namun mencakup keterampilan berpikir
menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk cetak, visual,
digital, dan auditori. Kemampuan ini disebut sebagai literasi informasi.
Istilah literasi visual pertama sekali digunakan oleh seorang
penulis, John Debes pada tahun 1968. Literasi visual merupakan
kemampuan dimana individu memiliki kemampuan mengenali
penggunaan garis, bentuk, dan warna sehingga dapat menginterpretasikan
tindakan, mengenali objek, dan memahami pesan lambang (Read dan
Smith, 1982).Literasi visual dapat dibagi dalam 3 (tiga) bagian, yaitu:
1. Berpikir visual (visual thinking), yaitu kemampuan untuk
mengubah pikiran, gagasan, dan informasi ke semua jenis
gambar, grafik, atau gambar lain yang membantu
mengomunikasikan informasi yang terkait.
2. Komunikasi visual (visual communication, adalah ketika
gambar, grafik, dan gambar lainnya digunakan untuk
mengekspresikan ide-ide dan untuk mengajar orang. Agar
tercipta komunikasi visual yang efektif, penerima harus mampu
membangun makna dari melihat gambar visual yang diberikan.
3. Belajar visual (visual learning), adalah proses belajar dari
gambar dan media. Belajar Visual meliputi pembangunan
pengetahuan oleh siswa sebagai akibat dari melihat gambar
visual yang diberikan.
Literasi visual juga dikatakan suatu kemampuan yang terdiri atas
dua subkemampuan utama, yaitu:

2
1. Kemampuan mengurai makna (menafsirkan) visual. Makna
dari gambar-gambar yang ada di sekitar kita tidak dapat kita
pahami betul jika tidak dipelajari. Untuk mengajarkan kemampuan
memahami dan menafsirkan gambar perlu diketahui beberapa hal
yang mempengaruhinya yaitu usia, budaya dan preferensi
(kesukaan) anak.
2. Kemampuan menyandikan (membuat) visual. Membuat
gambar-gambar dengan makna tertentu merupakan kemampuan
lebih lanjut dari literasi visual. Untuk memproduksi gambar tentu
saja seseorang akan dituntut untuk mengaktifkan kemampuan
berpikir dan berimajinasi. Di era teknologi telah banyak program
berbasis kumputer yang bisa digunakan untuk membuat gambar-
gambar dengan berbagai tujuan.

B. Aspek dalam Literasi Visual (dalam aspek ni pengertiannya


coba ko hapos aja yang gapentingnya)
1. Decoding Decoding ialah proses interpretasi visual. Dengan melihat
sebuah tampilan visual tidak berarti bahwa seorang pebelajar dapat belajar
dari tampilan tersebut. Pebelajar harus dibimbing untuk dapat memiliki
pemikiran yang jelas dan benar tentang tampilan visual tersebut. Aspek
visual literacy yang pertama adalah kemampuan untuk menginterpretasi
dan menemukan makna dari stimulus yang ada di lingkungan sekitar.
a. Developmental Effects Banyak variable yang mempengaruhi seorang
pebelajar dalam memaknai sebuah tampilan visual. Anak-anak sampai
pada usia 12 tahun cenderung memaknai tampilan visual secara parsial.
Disisi lain, anak yang lebih dewasa cenderung mampu untuk
menggambarkan kembali pesan yang ingin disampaikan dari sebuah
tampilan visual. Gambar-gambar abstrak atau rangkaian gambar diam (still
pictures) kurang sesuai untuk anak-anak (sampai usia 12 tahun).
b. Cultural Effects Dalam mengajar, harus disadari bahwa kemampuan
pebelajar untuk menginterpretasi sebuah tampilan visual dapat dipengaruhi
oleh latar belakang kebudayaannya. Misalnya, seorang pebelajar yang

3
berasal dari keluarga sederhana akan memiliki pemahaman yang berbeda
mengenai suatu tampilan visual dengan pebelajar yang berasal dari
keluarga menengah atas.
c. Visual Preferences Dalam memilih tampilan visual, guru sebaiknya
memilih tampilan visual yang paling efektif daripada memilih tampilan
visual yang disukai. Misalnya, pembelajaran untuk anak-anak lebih cocok
menggunakan tampilan visual yang sederhana dan tidak menggunakan
banyak ilustrasi. Di sisi lain, tampilan visual pembelajaran untuk anak-
anak yang lebih dewasa lebih cocok menggunakan ilustrasi-ilustrasi yang
lebih kompleks. Kebanyakan pebelajar lebih menyukai tampilan visual
yang berwarna daripada tampilan visual hitam-putih. Sebenarnya tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kedua hal tersebut kecuali ketika ada
hubungan antara topik yang sedang dipelajari dengan eksistensi warna.
Selain warna, pebelajar lebih suka tampilan visual dengan menggunakan
foto daripada line drawings (sekalipun dalam beberapa situasi, line
drawings lebih sesuai digunakan dalam pembelajaran). Pada dasarnya,
tampilan visual yang sederhana akan lebih efektif bila digunakan dalam
pembelajaran. Perbedaan latar belakang mempengaruhi kemampuan setiap
pebelajar dalam menginterpretasikan sebuah tampilan visual. Seorang guru
dapat membantu mengembangkan kemampuan visual pebelajar
membiarkan mereka untuk “menggunakannya”, misalnya, setiap pebelajar
dapat belajar dengan melihat dan menganalisa tampilan visual.
2. Encoding Encoding ialah mencipatakan visual. Kemampuan pebelajar
untuk menciptakan sebuah tampilan visual. Sama halnya dengan menulis
yang dapat menjadi stimuli untuk membaca, memproduksi media juga
dapat menjadi cara yang efektif untuk mengerti tentang media.

C. Unsur Visual dalam Fotografi


Fotografi merupakan suatu seni gambar yang memanfaatkan
cahaya. Melalui cahaya, fotografi akan menghasilkan berbagai foto yang
kreatif dan indah. Dalam fotografi kita juga harus mengetahui dan
memahami unsur-unsur visual yang terkandung didalam fotografi..Berikut
ini merupakan unsur visual dalam fotografi :

4
1. Bentuk (Shape)
Bentuk merupakan sebuah istilah yang mudah dipahami oleh
semua orang. Bentuk dapat diartikan sebagai bangun, dimensi,
ruang. Shape merupakan salah satu teknik yang termasuk ke dalam
komposisi fotografi. Shape dalam komposisi fotografi berarti
adanya suatu objek yang membentuk suatu bentuk seperti kotak,
lingkaran, segitiga, dan lain sebagainya. Shape biasanya diterapkan
dalam benda-benda yang berbentuk kotak dan
lingkaran. Shape digunakan untuk menekankan kesan abstrak pada
suatu gambar.
2. Garis (Line)
Garis merupakan salah satu unsure visual fotografi yang mendasar.
Garis memiliki jenis-jenis tersendiri, yaitu garis lurus, garis
menyilang, garis membentang, garis putus-putus garis tebal, garis
tipis, dan lain sebagainya. Unsur garis ini lebih banyak digunakan
oleh fotografer karena mudah untuk diterapkan dalam teknik
fotografi. Garis dapat menarik perhatian para penikmat fotografi.
Selain itu, garis juga berfungsi untuk memperkuat kesan dalam
suatu gambar atau foto yang dihasilkan.
3. Bingkai (Framing)
Bingkai atau framing merupakan suatu unsur visual dalam
fotografi yang berfungsi untuk membatasi penglihatan objek dalam
suatu foto. Frame yang digunakan dalam foto tersebut biasanya
berupa frame alami, yaitu memanfaatkan benda-benda lain yang
ada di sekitar objek untuk dijadikan bingkai. Tujuan unsur visual
ini selain membatasi penglihatan penikmat foto, framing juga
berfungsi untuk menambah nilai keindahan pada foto. Ada juga
frame pada pengambilan gambar yang dilakukan tidak secara
alami, melainkan dengan membuat atau membawa benda-benda
sendiri untuk dijadikan frame.
4. Tekstur (Texture)
Tekstur merupakan unsur visual yang mengandalkan indera perasa.
Penerapan dalam unsur visual ini biasanya menggunakan suatu

5
benda yang permukaannya terlihat kasar, halus, mengkilap, basah,
dan lain sebagainya. Pencahayaan sangat penting ketika
mengaplikasikan unsur visual tekstur dalam suatu gambar karena
cahaya memperkuat ketajaman gambar, sehingga gambar yang
dihasilkan sempurna. Tekstur biasanya menggunakan teknik
memperbesar gambar (zoom in) agar terlihat detail permukaan
objek dan terlihat jelas tekstur tersebut.
5. Warna (Color)
Warna berhubungan dengan cahaya dan bentuk pada objek. Warna
memberikan kesan yang berbeda-beda tergantung persepsi orang
yang melihatnya. Warna adalah unsur visual yang sangat penting
dalam dunia fotografi karena warna sangat mudah ditangkap oleh
pandangan mata. Warna cerah seperti kuning, merah, oranye,
merah muda, biru muda biasanya menunjukkan perasaan gembira,
ceria, senang. Sedangkan warna-warna yang gelap seperti hitam
menggambarkan perasaan sedih. Pemilihan warna juga harus
disesuaikan oleh penikmat fotografi.
6. Pola (Patterns)
Pola merupakan suatu bentuk, garis, atau warna yang terdapat pada
benda dan dilakukan dengan cara menata benda tersebut berulang-
ulang. Pola yang menggunakan warna yang sama cenderung
memberikan kesan yang tidak menarik untuk dinikmati mata. Pola
yang menarik tentu membutuhkan banyak variasi mulai dari warna
maupun bentuk yang ada pada benda. Selain itu, pola juga
dipengaruhi oleh cahaya dan teknik pengambilan gambar yang baik
untuk menghasilkan foto yang menarik.
7. Pantulan (Reflection)
Reflection sering diartikan sebagai bayangan atau cerminan. Unsur
visual ini mengandalkan pantulan suatu objek pada benda yang ada
di sekitarnya dengan bantuan cahaya. Alat atau benda yang biasa
digunakan untuk membentuk reflection adalah air, cermin, atau
lantai yang berwarna putih bersih. Objek yang memiliki

6
pencahayaan yang bagus akan mudah memantulkan bayangan ke
benda-benda yang ada di sekitarnya.
8. Rupa (Form)
Unsur visual dalam fotografi ini kelanjutan dari bentuk. Jika
bentuk menghasilkan gambar yang abstrak, penggunaan form dapat
mengidentifikasi objek lebih dalam sehingga terlihat
nyata. Form dapat menciptakan kesan realitas pada suatu objek.
Cahaya menjadi faktor terpenting untuk pembentukan form pada
gambar. Cahaya menjadi salah satu elemen yang pokok dalam
dunia fotografi.
9. Perspektif (Perspective)
Perspektif menjadi unsur visual yang menciptakan kesan yang
menarik. Perspektif merupakan teknik fotografi yang dimana jarak
tidak terlihat dengan mata. Persepktif sering dikaitkan dengan
teknik ilusi mata. Misalnya, foto seorang yang mencium bulan
tanpa ada jarak. Hal ini hanya dilakukan menggunakan teknik dan
foto editing saja, sehingga yang terlihat adalah jarak bulan dengan
orang tersebut sangat dekat.
10. Gelap dan Terang
Cahaya sangat diperlukan untuk membedakan gelap dan terang
pada suatu objek. Seorang fotografer menerapkan unsur visual
gelap dan terang untuk memberikan kesan yang menarik. Gelap
dan terang sering dilakukan seorang fotografer pada sore hari
menjelang tenggelamnya sinar matahari, sehingga dalam satu objek
terlihat gelap dan terang diwaktu bersamaan. Hal ini disebut juga
foto siluet.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

8
DAFTAR PUSTAKA

Barton, will, dan Beck, Andrew.(2010)“Bersiap Mempelajari Kajian


Komunikasi” Yogyakarta: Jalasutera

Dunia Pendidikan. (2018) ‘Literasi Media Literasi Teknologi Literasi Visual’


Diakses pada 3 Nopember 2018
<http://duniapendidikan.putrautama.id/literasi-media-literasi-teknologi-literasi-
visual/>

M., Yusuf, Pawit. (2010) Komunikasi Intruksional; Teori dan Praktik. Jakarta:
Bumi Aksara

Perkara Komunikasi.(2018) ‘Unsur visual dalam fotografi’. Diakses pada 3


Nopember 2018
<https://pakarkomunikasi.com/unsur-visual-dalam-fotografi>

Anda mungkin juga menyukai