NIM : 1810104362
HIV AIDS
1. Definisi
Menurut Konsulat Jenderal Republik Indonesia
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. AIDS
menggambarkan sebuah sindrom dengan berbagai gejala dan infeksi yang
terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS sendri disebabkan
oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus).
2. Etiologi
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh virus
yang disebut HIV. Virus ini ditemukan oleh Montagnier, seorang
ilmuwan Perancis (Institute Pasteur, Paris 1983), yang mengisolasi virus
dari seorang penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga pada waktu
itu dinamakan Limphadenopathy Associated Virus (LAV). Gallo
(National Institute of Health, USA 1984) menemukan virus HTL-III
(Human T Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada
penelitian lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga
berdasarkan hasil pertemuan International Committee on Taxonomy of
Viruses (1986) WHO memberi nama resmi HIV. Pada tahun 1986 di
Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula menyebabkan AIDS, disebut
HIV-2, dan berbeda dengan HIV-1 secara genetik maupun antigenik.
HIV-2 dianggap kurang patogen dibandingkan dengan HIV-1. Untuk
memudahkan virus itu disebut sebagai HIV saja (Daili, 2009).
3. Fatofisiologi
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara
darah, semen dan sekret vagina. Sebagian besar penularan terjadi melalui
hubungan seksual. Jika virus masuk ke dalam tubuh penderita (sel hospes),
maka RNA virus diubah menjadi DNA oleh enzim reverse transcriptase
yang dimiliki oleh HIV, DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke
dalam sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus
(Daili, 2009).
HIV menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai
antigen permukaan CD4, terutama sekali limposit T4 yang memegang
peranan penting dalam mengatur dan mempertahankan sistem kekebalan
tubuh. Selain limfosit T4, virus juga dapat menginfeksi sel monosit dan
makrofag, sel langerhas pada kulit, sel dendrit folikuler pada kelenjar limfe,
makrofag pada alveoli paru, sel retina, sel serviks uteri dan sel-sel mikroglia
otak. Virus yang masuk ke dalam limfosit T4 selanjutnya mengadakan
replikasi sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosit
itu sendiri (Daili, 2009).
Sistem kekebalan tubuh menjadi lumpuh akibat hancurnya limposit
T4 secara besar-besaran yang mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi
oportunistik dan keganasan yang merupakan gejala-gejala klinis AIDS.
Perjalanan penyakit lambat dan gejala-gejala AIDS rata-rata baru timbul 10
tahun sesudah infeksi (Daili, 2009).
Faktor resiko
HIV/AIDS ini di tularkan melalui pertukaran cairan tubuh dari pasien HIV,
termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air susu.
komplikasi dalam kehamilan
Abortus spontan
Malformasi janin
Mortalitas perinatal
Pjt
Preterm delivery
4. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat
menghentikan suatu penyakit sebelum hal itu terjadi. Promosi
kesehatan, pendidikan kesehatan, dan perlindungan kesehatan adalah
tiga aspek utama didalam pencegahan primer. (Timmreck, 2012).
Pencegahan infeksi HIV yang terutama adalah dengan memiliki gaya
hidup sehat, tidak menggunakan narkoba suntik dan tidak melakukan
hubungan seksual diluar pernikahan (Irianto, 2013). Petugas kesehatan
perlu menerapkan kewaspadaan universal dan menggunakan darah serta
produk darah yang bebas dari HIV untuk pasien. Pencegahan
penyebaran melalui darah dan donor darah dilakukan dengan skrining
adanya antibodi HIV (Nursalam dan Ninuk, 2011).
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menghentikan
perkembangan penyakit atau cedera menuju suatu perkembangan kearah
kerusakan atau ketidakmampuan (Timmreck, 2012). Pencegahan
sekunder ditujukan kepada penderita yang sudah terinfeksi virus HIV.
Infeksi HIV/AIDS menyebabkan menurunnya sistem imun secara
progresif sehingga muncul berbagai infeksi oportunistik yang akhirnya
dapat berakhir pada kematian. Sementara itu, hingga saat ini belum
ditemukan obat yang dapat menyembuhkan infeksi HIV secara total
(Irianto, 2013). Pemberian antiretroviral pada periode asimtomatik fase
lebih awal dapat memperpanjang periode asimtomatik dan menghambat
perkembangan penyakit kearah AIDS atau dengan kata lain
memperpanjang hidup penderita (Daili, 2009).
3. Pencegahan Tersierqa
Sasaran pencegahan tersier adalah penderita penyakit tertentu
dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan
permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit tersebut. Pada
tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya
akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi
adalah usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal
mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi
mental/psikologis serta rehabilitasi sosial (Irianto, 2013).
5. Penatalaksanaan
Menurut (Isharyah Sunarno, 2016)
Pada ibu hamil
a. ANC 4-5 kali
1) Kedatangan awal
Anamnesis
Pemeriksaan fisik
Pemberian suplemen
Deworming ( preventiv therapy)
VCT (voluntary Counseling and testing) yaituserangkaian tes
untuk mengetahui apakakah positif atau negatif mengidap
HIV. Tes yang bersifat rahasia dan sukarela.
2) Monitoring kemajuan kehamilan
Konseling mengenai PTIA dan pilihan menyusui
Dosis pertama TPI, TT,dan suplemen
3) Monitoring kemajuan kehamilan
Tekanan darah, HB dan analisa urine
Dosis kedua TPI, TT, suplemen Fe
Dukungan konseling
4) Monitoring kemajuan kehamilan
Pendaftaran program PPIA
Beri obat antiretroviral
Universitas Sumatera Utara. 2011. BAB II Tinjauan Pustaka HIV AIDS. Diakses
11 Desember 2018.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60402/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y.
Zeth Arwam Hermanus Markus, dkk. 2017. Perilaku Dan Risiko Penyakit Hiv-
Aids Di Masyarakat Papua Studi Pengembangan Model Lokal Kebijakan Hiv-
Aids. Jurnal Menejemen Pelayanan Kesehatan Vol. 13. Diakses tgl 12 Desember
2018.
https://jurnal.ugm.ac.id/jmpk/article/download/a640/2365/HIV_AIDS_2017_pdf.
Zulmaidi. 2012. Pandangan Islam Terhadap HIV dan AIDS. Diakses pada 12
Desember 2018.
http://zulgeneralagency.com/2012/04/pandangan-islam-terhadap-hiv-dan-
aids.html.