Anda di halaman 1dari 8

Nama : Lina Purnamasari

NIM : 1810104362

HIV AIDS

1. Definisi
Menurut Konsulat Jenderal Republik Indonesia
AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. AIDS
menggambarkan sebuah sindrom dengan berbagai gejala dan infeksi yang
terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. AIDS sendri disebabkan
oleh virus yang disebut HIV (Human Immunodeficiency Virus).

HIV merupakan retrovirus yang mengikuti sel-sel sistem kekebalan tubuh


manusia dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Terjangkit virus
HIV tidak lah sama denga mengidap AIDS. Banyak orang yang mengidap
HIV tidak menderita sakit selama bertahun-tahun. Infeksi HIV ini yang
kemudian berakibat pada menurunya sistem kekebalan. Seiring dengan
berkembangnya HIV dalam tubuh, virus tersebut secara perlahan
menggrogoti sistem kekebalan tubuh.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab AIDS. Virus


ini termasuk RNA virus genus Lentivirus golongan Retrovirus family
Retroviridae. Spesies HIV-1 dan HIV-2 merupakan penyebab infeksi HIV
pada manusia (Soedarto, 2009). AIDS adalah singkatan dari Acquired
Immunodeficiency Syndrome, sebenarnya bukan suatu penyakit tetapi
merupakan kumpulan gejala-gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi
berbagai macam mikroorganisme serta keganasan lain akibat menurunnya
daya tahan/kekebalan tubuh penderita (Irianto, 2013).

2. Etiologi
Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh virus
yang disebut HIV. Virus ini ditemukan oleh Montagnier, seorang
ilmuwan Perancis (Institute Pasteur, Paris 1983), yang mengisolasi virus
dari seorang penderita dengan gejala limfadenopati, sehingga pada waktu
itu dinamakan Limphadenopathy Associated Virus (LAV). Gallo
(National Institute of Health, USA 1984) menemukan virus HTL-III
(Human T Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS. Pada
penelitian lebih lanjut dibuktikan bahwa kedua virus ini sama, sehingga
berdasarkan hasil pertemuan International Committee on Taxonomy of
Viruses (1986) WHO memberi nama resmi HIV. Pada tahun 1986 di
Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula menyebabkan AIDS, disebut
HIV-2, dan berbeda dengan HIV-1 secara genetik maupun antigenik.
HIV-2 dianggap kurang patogen dibandingkan dengan HIV-1. Untuk
memudahkan virus itu disebut sebagai HIV saja (Daili, 2009).

3. Fatofisiologi
Virus masuk ke dalam tubuh manusia terutama melalui perantara
darah, semen dan sekret vagina. Sebagian besar penularan terjadi melalui
hubungan seksual. Jika virus masuk ke dalam tubuh penderita (sel hospes),
maka RNA virus diubah menjadi DNA oleh enzim reverse transcriptase
yang dimiliki oleh HIV, DNA pro-virus tersebut kemudian diintegrasikan ke
dalam sel hospes dan selanjutnya diprogramkan untuk membentuk gen virus
(Daili, 2009).
HIV menyerang jenis sel tertentu, yaitu sel-sel yang mempunyai
antigen permukaan CD4, terutama sekali limposit T4 yang memegang
peranan penting dalam mengatur dan mempertahankan sistem kekebalan
tubuh. Selain limfosit T4, virus juga dapat menginfeksi sel monosit dan
makrofag, sel langerhas pada kulit, sel dendrit folikuler pada kelenjar limfe,
makrofag pada alveoli paru, sel retina, sel serviks uteri dan sel-sel mikroglia
otak. Virus yang masuk ke dalam limfosit T4 selanjutnya mengadakan
replikasi sehingga menjadi banyak dan akhirnya menghancurkan sel limfosit
itu sendiri (Daili, 2009).
Sistem kekebalan tubuh menjadi lumpuh akibat hancurnya limposit
T4 secara besar-besaran yang mengakibatkan timbulnya berbagai infeksi
oportunistik dan keganasan yang merupakan gejala-gejala klinis AIDS.
Perjalanan penyakit lambat dan gejala-gejala AIDS rata-rata baru timbul 10
tahun sesudah infeksi (Daili, 2009).
Faktor resiko
HIV/AIDS ini di tularkan melalui pertukaran cairan tubuh dari pasien HIV,
termasuk darah, air mani, cairan vagina, dan air susu.
komplikasi dalam kehamilan
 Abortus spontan
 Malformasi janin
 Mortalitas perinatal
 Pjt
 Preterm delivery

4. Pencegahan
1. Pencegahan Primer
Pencegahan primer meliputi segala kegiatan yang dapat
menghentikan suatu penyakit sebelum hal itu terjadi. Promosi
kesehatan, pendidikan kesehatan, dan perlindungan kesehatan adalah
tiga aspek utama didalam pencegahan primer. (Timmreck, 2012).
Pencegahan infeksi HIV yang terutama adalah dengan memiliki gaya
hidup sehat, tidak menggunakan narkoba suntik dan tidak melakukan
hubungan seksual diluar pernikahan (Irianto, 2013). Petugas kesehatan
perlu menerapkan kewaspadaan universal dan menggunakan darah serta
produk darah yang bebas dari HIV untuk pasien. Pencegahan
penyebaran melalui darah dan donor darah dilakukan dengan skrining
adanya antibodi HIV (Nursalam dan Ninuk, 2011).
2. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder bertujuan untuk menghentikan
perkembangan penyakit atau cedera menuju suatu perkembangan kearah
kerusakan atau ketidakmampuan (Timmreck, 2012). Pencegahan
sekunder ditujukan kepada penderita yang sudah terinfeksi virus HIV.
Infeksi HIV/AIDS menyebabkan menurunnya sistem imun secara
progresif sehingga muncul berbagai infeksi oportunistik yang akhirnya
dapat berakhir pada kematian. Sementara itu, hingga saat ini belum
ditemukan obat yang dapat menyembuhkan infeksi HIV secara total
(Irianto, 2013). Pemberian antiretroviral pada periode asimtomatik fase
lebih awal dapat memperpanjang periode asimtomatik dan menghambat
perkembangan penyakit kearah AIDS atau dengan kata lain
memperpanjang hidup penderita (Daili, 2009).
3. Pencegahan Tersierqa
Sasaran pencegahan tersier adalah penderita penyakit tertentu
dengan tujuan mencegah jangan sampai mengalami cacat atau kelainan
permanen, mencegah bertambah parahnya suatu penyakit tersebut. Pada
tingkat ini juga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah terjadinya
akibat samping dari penyembuhan suatu penyakit tertentu. Rehabilitasi
adalah usaha pengembalian fungsi fisik, psikologis dan sosial seoptimal
mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik/medis, rehabilitasi
mental/psikologis serta rehabilitasi sosial (Irianto, 2013).

5. Penatalaksanaan
Menurut (Isharyah Sunarno, 2016)
Pada ibu hamil
a. ANC 4-5 kali
1) Kedatangan awal
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik
 Pemberian suplemen
 Deworming ( preventiv therapy)
 VCT (voluntary Counseling and testing) yaituserangkaian tes
untuk mengetahui apakakah positif atau negatif mengidap
HIV. Tes yang bersifat rahasia dan sukarela.
2) Monitoring kemajuan kehamilan
 Konseling mengenai PTIA dan pilihan menyusui
 Dosis pertama TPI, TT,dan suplemen
3) Monitoring kemajuan kehamilan
 Tekanan darah, HB dan analisa urine
 Dosis kedua TPI, TT, suplemen Fe
 Dukungan konseling
4) Monitoring kemajuan kehamilan
 Pendaftaran program PPIA
 Beri obat antiretroviral

6. Asuhan dan Skrining awal Hiv AIDS


Ibu hamil, ibu bersalin dan ibu menyusui
Menurut RS Hermina Tangerang tahun 2015
a. Pemeriksaan darah dengan menggunakan metode rapid test
 Jika hasil nya posistif di rujuk kepusat HIV (menurut
keputusan menteri kesehatan Nomor
782/MENKES/SK/IV/2011) untuk konseling dan pengobatan
ARV.
 Jika negative pasien dapat melanjutkan penanganan seperti
semula.
b. Untuk pasien-pasien hamil, bersalin, menyusui yang sudah
terdiagnosa HIV dan dalam pengobatan ARV tidak perlu di rujuk ke
pusat HIV tetapi diupayakan pengobatannya bias dilanjutkan di
Rumasakit.

7. Wewenang Bidan dalam HIV AIDS


Peran bidan dalam kesehatan reproduksi dan penaggulangan IMS termasuk
HIV/AIDS
a. Berbagai pemberian pelayanan
 Antenatal dan persalinan
 Keluarga berencana
 Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
b. Deteksi dini (Merujuk)
 IMS termasuk HIV/AIDS
 Maslah klimakterium/menoupose
c. Konselor HIV/AIDS
8. Kaitannya dengan Agama
AIDS menurut pandangan agama islam sebagai kutukan dan adzab
allah jika di derita oleh pelaku kemaksiatan, melampaui batas
penyimpangan dalam hubungan seksual, atau melanggar ketentuan allah,
sebagaimana tercakup dalam firman allah
“ Telah Nampak kerusakan di darat dan laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusia, supaya allah merasakan kepadanya”.
Juga di katakana kepada hadis Nabi, jika perjanjian yang
merupakan sebab utama terjangkitnya Virus HIV telah merajalela di
masyarakat maka allah akan menurunkan azab nya.
HIV/AIDS dapat di anggap sebagai cobaan jika di derita oleh
orang-orang yang beriman dan shaleh, seperti tertular melalui jarum
suntik, donor darah, dsb. Hal ini tercakup dalam ayat al-quran “ dan
sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah
berita gembira kepada orang-orang yang sabar (Q.s al-Baqarah (2);155).
Jadi, pengidap HIV AIDS dapat dianggap sebagai cobaan, bagi
orang shaleh yang menderita AIDS karena tertular orang lain, bukan
karena penyimpangan seksual yang dilakukan karena dampak azab allah
kadang-kadang sditurunkan tidak hanya mengenai orang yang dzalim saja,
tetapi berlaku umum, akan mengenai pula orang-orang yang bertakwa,
sebagaimana di tegaskan dalam Al-Quran.

9. Pandangan Masyarakat terhadap HIV/AIDS


Perilaku Masyarakat dan Hubungannya dengan AIDS yaitu, dari
berbagai data menjelaskan bahwa akselerasi jumlah penderita HIV/AIDS
dikarenakan tingginya prevalensi penyakit kelamin atau IMS (Infeksi
Menular Seksual) pada waria dan tuna susila. Penyakit kelamin
mempermudah penularan HIV/AIDS. Berbagai riset menyatakan bahwa
pengetahuan remaja yang minim tentang HIV/AIDS dan interpretasi yang
salah tentang masalah seksual merupakan salah satu faktor penyebab
timbulnya HIV/AIDS. (Zulmaidi, 2012)
10. Kebijakan Pemerintah
Pada keputusan mentri kesehatan No.900/menkes/sk/VII/2002 tentang
registeasi dan praktek bidan pada pasal 14 praktek bidan meliputi :
 Pelayanan kebidanan
 Pelayanan keluarga berencana
 Pelayanan kesehatan masyarakat
Pada pasal 20
Bidan dalam melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat berwenang
melaksanakan deteksi dini,melaksanakan pertolongan pertama, merujuk dan
memberikan penyuluhan infeksi menular seksual (IMS), penyalah gunaan
narkotika, psikotropika dan zat aditif lainnya (NAPZA) serta penyakit
lainnya.
 Pelayanan antenatal dan persalinan
 Pelayanan keluarga berencana
 Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
 Pelayanan infeksi penyakit menular seksual (termasuk HIV/AIDS)
 Pelayanan pada lansia (menoupose)
Pada ibu hamil dengan HIV
Peraturan mentri kesehatan repuplik Indonesia Nomor 51 tahun 2013 tentang
Pedoman pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak
Peraturan mentri kesehatan repuplik Indonesia Nomor 21 tahun 2013 tentang
penanggulangan HIV dan AIDS
DAFTAR PUSTAKA

Road Leighton.2017. HIV/AIDS. Konsulat jenderal republik indonesia. Diakses 7


Desember 2018.
https://www.kemlu.go.id/hongkong/Tabloid/Brosur%20AIDS.pdf.

Sunarno Isharyah, 2016. Kehamilan Dengan HIV. Di akses 12 Desember 2018.


https://med.unhas.ac.id/obgin/wp-content/uploads/2016/08/3.-HIV-dalam-
kehamilan.pdf.

Universitas Sumatera Utara. 2011. BAB II Tinjauan Pustaka HIV AIDS. Diakses
11 Desember 2018.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/60402/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y.

Wewenang dan peran bidan terhadap HIV/AID. Diakses 11 Desember 2018.


https://id.scribd.com/doc/15045282/Peran-Bidan-Dlm-Hiv-Aids-6-Feb-07.

Zeth Arwam Hermanus Markus, dkk. 2017. Perilaku Dan Risiko Penyakit Hiv-
Aids Di Masyarakat Papua Studi Pengembangan Model Lokal Kebijakan Hiv-
Aids. Jurnal Menejemen Pelayanan Kesehatan Vol. 13. Diakses tgl 12 Desember
2018.
https://jurnal.ugm.ac.id/jmpk/article/download/a640/2365/HIV_AIDS_2017_pdf.

Zulmaidi. 2012. Pandangan Islam Terhadap HIV dan AIDS. Diakses pada 12
Desember 2018.
http://zulgeneralagency.com/2012/04/pandangan-islam-terhadap-hiv-dan-
aids.html.

Anda mungkin juga menyukai