Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Penelitian

Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan dan sarana

kegiatan investasi bagi investor. Perusahaan yang menerbitkan saham di pasar

modal mendapatkan modal dari investor yang membeli saham perusahaan. Modal

merupakan bagian yang penting dari sebuah prusahaan. Dalam mencapai tujuan

perusahaan, modal diperlukan untuk menjalankan usaha perusahaan. Sedangkan

dalam kegiatan investasi, informasi menjadi hal yang penting dan termasuk

kebutuhan yang mendasar bagi investor, karena dengan informasi, investor dapat

melakukan pengambilan keputusan untuk menginvestasikan dana yang

dimilikinya, dengan tujuan memperoleh keuntungan dari kegiatan investasi

tersebut.

Pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan

ekonomi. Meskipun dibilang perkembangan ekonomi di dunia atau di suatu

negara telah berkembang, namun tetap ada kelas-kelas di bidang ekonomi yang

bertumbuh tersebut patut di perhatikan juga. Perusahaan adalah salah satunya

pengembang ekonomi di negara-negara di dunia pada saat ini. Perusahaan

berperan penting dalam pengembangan pertumbuhan yang sangat menonjol di

berbagai bidang ekonomi.

atau laba yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah

ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan

1
2

tujuan Pendirian sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

beberapa hal yang mengemukakan tentang tujuan pendirian sebuah perusahaan.

Tujuan perusahaan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal

perusahaan yang ketiga adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin

pada harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara

substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapai oleh

masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Harjito

& Martono, 2010: 2 dalam Dwi , 2012:2) tujuan utama perusahaan yang telah go

public adalah meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham

melalui peningkatan nilai perusahaan.

Nilai perusahaan pada dasarnya dapat di ukur melalui beberapa aspek,

salah satunya adalah dengan harga saham perusahaan karena, harga pasar saham

perusahaan mencerminkan penilaian investor secara keseluruhan atas setiap

ekuitas yang dimiliki. Harga pasar saham menunjukan penilaian sentral dari

seluruh pelaku pasar, harga pasar saham bertindak sebagai barometer kinerja

manajemen perusahaan. Jika nilai suatu perusahaan dapat diproksikan dengan

harga saham maka memaksimumkan nilai pasar perusahaan sama dengan

memaksimumkan harga pasar saham.

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap suatu perusahaan

yang berkaitan dengan harga saham. Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai

yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Semakin tinggi harga saham, maka

semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi

keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan
3

kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Investor juga cenderung lebih tertarik

menanamkan sahamnya pada perusahaan yang memiliki kinerja baik dalam

meningkatkan nilai perusahaan.

Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan seiring dengan

perkembangan ekonomi global. Banyaknya perusahaan go public yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dalam pasar

modal Indonesia. Per Januari 2017, BEI mencatat terdapat 539 perusahaan yang

sudah go public. Jumlah yang sedemikian banyak menunjukkan bahwa pendanaan

eksternal yang dibutuhkan oleh perusahaan semakin meningkat. Demikian pula

dengan ketatnya persaingan antar perusahaan untuk meningkatkan kemakmuran

investor. Investor akan mempertimbangkan kemakmuran yang didapat olehnya

sebagai salah satu pertimbangan dalam menanamkan modalnya pada

suatu perusahaan. Pertimbangan akan kemakmuran tersebut dapat dilakukan

dengan melihat kinerja perusahaan yang tercermin dalam nilai perusahaannya.

Nilai perusahaan merupakan nilai yang telah dicapai perusahaan sebagai

gambaran kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan dalam

menjalankan kegiatan usahanya (Moch Ronni dan Abdul, 2012: 2). Nilai

perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Harga saham yang meningkat

menunjukkan bahwa nilai perusahaan juga meningkat. Data statistik tahunan BEI

www.idx.co.id menunjukkan belum terjadi pertumbuhan nilai perusahaan yang

stabil.

Investasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan

dalam kurun waktu yang relatif cukup cepat. Dimana investasi merupakan suatu
4

istilah dengan beberapa pengertian yang berkaitan dengan keuangan dan ekonomi.

Istilah tersebut berkaitan dengan akumulasi suatu bentuk aktiva dengan suatu

harapan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi berasal dari

kata investire yang berarti memakai atau menggunakan. Berdasarkan arti katanya,

pengertian investasi adalah memberikan sesuatu kepada orang lain untuk

dikembangkan dan hasil dari sesuatu yang dikembangkan tersebut akan dibagi

sesuai dengan yang diperjanjikannya.

Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa investasi merupakan

penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan

memperoleh keuntungan. Selain itu, orang perorangan atau lembaga baik

domestik atau non domestik yang melakukan suatu investasi (bentuk penanaman

modal sesuai dengan jenis investasi yang dipilihnya) baik dalam jangka pendek

atau jangka panjang disebut dengan investor.

Investor memiliki beberapa alasan untuk berinvestasi yaitu sebagai

antisipasi atau untuk menjamin bahwa perusahaan tetap dapat melanjutkan

kegiatan operasionalnya meskipun dalam kondisi yang sulit (resesi ekonomi),

sehingga ketika keadaan perekonomian kurang menguntungkan, investasi yang

mereka miliki akan segera dicairkan. Dengan kata lain bahwa investasi dilakukan

untuk memberikan perusahaan ketersediaan sumber dana yang dapat ditarik

kembali pada saat dibutuhkan. Alasan kedua investor berinvestasi adalah untuk

memanfaatkan kelebihan kas yang tidak terpakai dalam kegiatan operasional

perusahaan sebagai hasil dari puncak penjualan musiman, kelebihan kas yang

terjadi selama penjualan musiman akan lebih menguntungkan bagi perusahaan


5

apabila diinvestasikan dalam bentuk sekuritas (obligasi dan saham) dibanding

disimpan di bank. Dan ketika penjualan musiman telah tiba, maka investasi akan

dicairkan kembali untuk memperoleh dana untuk keperluan kegiatan operasional

peruahaan. Alasan yang ketiga adalah untuk memperoleh pendapatan bunga dari

investasi obligasi atau deviden dari investasi saham (termasuk keuntungan dari

selisih harga jangka pendek). Alasan yang keempat adalah untuk menjamin

ketersediaan bahan mentah, mempengaruhi dewan direksi, atau untuk

mendiversifikasikan produk yang ditawarkan, sebagai contoh perusahaan

manufaktur pembuat saus tomat membeli 20% hingga 50% kepemilikan saham

disebuah perusahaan yang bergerak dalam perkebunan tomat. Dan alasan kelima

investor berinvestasi adalah untuk mengendalikan aktivitas operasi, investasi, dan

pendanaan dari perusahaan lain.

Pasar modal atau bursa merupakan sarana pendanaan yang cukup penting.

Melalui pasar modal, investor dapat berinvestasi dengan melakukan jual beli

sekuritas (saham dan obligasi), serta perusahaan dapat menawarkan efeknya

terhadap publik. Pasar modal atau bursa pun dapat menjadi indikator

makroekonomi suatu negara yang terlihat dari naik turunnya saham gabungan.

Investasi di pasar modal terutama terkait dengan jual beli saham

memerlukan pengetahuan dan pemahaman khusus. Pelaku pasar saham di

Indonesia terutama investor dalam negeri jumlahnya belum begitu banyak. Seperti

yang telah disebutkaan sebelumnya bahwa dalam berinventasi saham memang

memerlukan pengetahuan dan pemahaman yang baik. Karena karakteristik pasar

modal sangatlah berbeda dengan pasar jenis lainnya. Pergerakan harga yang
6

sangat cepat dengan berbagai determinant harga yang sangat banyak memerlukan

analisis yang jauh lebih mendalam.

Salah satu hal yang menjadi daya tarik investor untuk melakukan investasi

diantaranya melihat kualitas perusahaan yang akan diinvestasikannya. Kualitas

perusahaan dapat dilihat dari nilai Earning Pershare (EPS). Earning Pershare

(EPS) merupakan bagian dari laba perusahaan yang dialokasikan ke setiap saham

yang beredar Laba per saham atau Earning per Share ini merupakan indikator

yang paling banyak digunakan untuk menilai profitabilitas suatu perusahaan.

Earning Pershare (EPS) memiliki rumus Laba Operasional dibagi jumlah Lembar

Saham, hal ini menandakan semakin tinggi Earning Pershare (EPS) semakin

tinggi pula tingkat keuntungan dalam setiap jumlah saham yang dimiliki. Hal ini

akan berpengaruh terhadap kualitas perusahaan yang menandakan bahwa aktivitas

operasional yang terkait dalam keadaan membaik.

Faktor yang kedua dalam menentukan kualitas perusahaan adalah

profitabilitasnya, Salah satu jenis profitabilitas yang digunakan adalah Return On

Asset (ROA). Return On Asset (ROA) merupakan Rasio yang menunjukkan hasil

(return) atas jumlah aktiva yang digunakan perusahaan.

Return On Asset (ROA) memiliki rumus Laba Operasional dibagi Total Aset,

Return On Asset (ROA) merupakan suatu rasio yang dapat menjelaskan tingkat

keuntungan dari setiap aset yang ditanam oleh perusahaan. Hal ini dapat menjadi

suatu indikator yang dapat menggambarkan kualitas suatu perusahaan berupa

profitabilitas atas aset yag di tanamnya.


7

Kriteria yang ketiga adalah Debt to Equity Ratio (DER), Debt of Equity Ratio

(DER) merupakan suatu rasio keuangan yang menunjukan proporsi relatif antara

Ekuitas dan Hutang yang digunakan untuk membiayai aset perusahaan.

Debt to Equity Ratio (DER) memiliki rumus Kewajiban/Total hutang dibagi Total

Ekuitas, Debt to Equity Ratio (DER) adalah rasio keuangan utama dan digunakan

untuk menilai posisi keuangan suatu perusahaan. Rasio ini juga merupakan

ukuran kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajibannya.

Kualitas perusahaan pun ditentukan oleh Harga Saham, Harga Saham merupakan

harga saham di bursa saham pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar

dan oleh permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.

Harga saham dapat mencerminkan nilai suatu perusahaan terlihat ketika harga

saham suatu perusahaan mengalami peningkatan menandakan bahwa banyak

investor yang berkecimpung didalam investasi sahamnya. Hal ini menandakan

bahwa kualitas perusahaan dalam berbagai aspek seperti kegiatan operasional

ataupun penjualan dalam keadaan yang baik. Ketika harga saham mengalami

penurunan hal ini menandakan bahwa nilai perusahaan pun mengalami penurunan

seperti kegiatan operasional yang menurun adanya pihak internal perusahaan yang

terkait tindak pidana ataupun adanya pihak eksternal seperti inflasiyang

mengakibatkan banyaknya investor menjual sahamnya.

Kualitas perusahaan baik dapat terlihat dari kegiatan operasioanlnya yang tidak

mencemari atau merusak lingkungan. Sehingga saat ini diperlukan keputusan

berinvestasi pada perusahaan-perusahaan yang memperhatikan aspek ramah


8

lingkungan. Sri-Kehati Indeks merupakan indeks saham yang didalamnya

tergabung perusahaan-perusahaan yang ramah lingkungan.

Sejak 8 Juni 2009, Yayasan KEHATI bekerjasama dengan PT Bursa Efek

Indonesia (BEI) meluncurkan indeks SRI KEHATI yang mengacu pada tata cara

Sustainable and Responsible Investment (SRI) dengan nama Indeks SRI

KEHATI.

Tahun dasar yang digunakan sebagai tahun awal indeks dengan basis 100

(seratus) adalah pada 30 Desember 2006 dan dipublikasikan oleh BEI sebagai

Indeks SRI KEHATI yang berada pada posisi 116,946. Diharapkan dengan

peluncuran indeks SRI KEHATI ini masyarakat mengenal adanya indeks yang

menggambarkan perusahaan-perusahaan yang menguntungkan secara ekonomi

dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.

Tujuan dibentuknya indeks ini adalah untuk memberikan informasi secara

terbuka kepada masyarakat luas mengenai ciri dari perusahaan terpilih pada

indeks SRI KEHATI yang dianggap memiliki bermacam bentuk pertimbangan

dalam usahanya berkaitan dengan kepedulian pada lingkungan, tata kelola

perusahaan, keterlibatan masyarakat, sumber daya manusia, hak asasi manusia,

dan perilaku bisnis dengan etika bisnis yang diterima di tingkat international.

Yayasan KEHATI menetapkan 25 (dua puluh lima) perusahaan terpilih

yang dianggap dapat memenuhi kriteria dalam indeks SRI KEHATI sehingga

dapat menjadi pedoman bagi para investor. Keberadaan perusahaan terpilih akan
9

dievaluasi setiap 2 (dua) periode dalam setahun, yaitu pada bulan April dan

Oktober.

Sehingga penulis melakukan penelitian yang mengukur kualitas

perusahaa-perusahaan yang terdaftar pada Sri-Kehati Indeks dengan cara menguji

pengaruh Earning Pershare (EPS), Return On Asset (ROA), Debt To Equity Rasio

(DER) terhadap harga saham

Searah dengan uraian di atas, penelitian yang penulis lakukan pada

dasarnya merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu dari:

Fica Marcellyna dan Titin Hartini. (2013). Penelitiannya berjudul

Pengaruh Earning Pershare (EPS) Terhadap Harga Saham LQ-45 di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Kesimpulannya adalah Bahwa Earning Pershare memiliki

pengaruh terhadap harga saham perusahaan yang terdaftar dalam LQ-45.

Perusahaan dengan nilai EPS yang semakin tinggi akan menarik investor karena

EPS menandakan bahwa walaupun harga saham ikut meningkat namun akan

menghasilkan keuntungan yang berlipat pula bagi investor, sehingga semakin

tinggi EPS suatu perusahaan berarti semakin tinggi pula harga sahamnya.

Astrid Amanda, Darminto dan Achmad Husaini. (2012). Penelitiannya

berjudul PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO, RETURN ON EQUITY,

EARNING PER SHARE, DAN PRICE EARNING RATIO TERHADAP HARGA

SAHAM (Studi pada Perusahaan Food and Beverages yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-

2011). Kesimpulannya adalah Variabel DER, ROE, EPS, dan PER secara simultan

signifikan pengaruhnya terhadap harga saham perusahaan food and beverages


10

periode tahun 2008-2011. Hal ini tercermin dalam nilai signifikansi pada tabel

anova, yaitu sebesar 0,001 lebih kecil dari alpha 0,05. Besarnya pengaruh secara

simultan variabel DER, ROE, EPS, dan PER terhadap harga saham adalah 64,6%

sedangkan sisanya sebesar 35,4% dipengaruhi variabel bebas lainnya yang tidak

dibahas. Variabel DER secara parsial berpengaruh terhadap harga saham dengan

nilai sig. sebesar 0,011, sedangkan besar pengaruh DER terhadap harga saham

adalah -55,3%. Variabel ROE secara parsial berpengaruh terhadap harga saham

dengan nilai sig. sebesar 0,001 dan besar pengaruh ROE terhadap harga saham

adalah 86,2%. Variabel EPS secara parsial berpengaruh terhadap harga saham

dengan nilai sig. sebesar 0,003 dan besarnya pengaruh EPS terhadap harga saham

adalah 43,4%. Variabel PER secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham karena memiliki nilai sig. sebesar 0,111, sedangkan besarnya pengaruh

PER terhadap harga saham adalah 17,3%. Variabel ROE memiliki pengaruh

paling dominan terhadap harga saham perusahaan food and beverages periode

tahun 2008-2011. Hal ini tercermin dalam nilai standardized coefficients beta

yang menunjukkan bahwa nilai ROE paling tinggi di antara variabel bebas

lainnya, yaitu sebesar 86,2%.

Rosdian Widiawati Watung dan Ventje Ilat. (2016). Penelitiannya yang

berjudul PENGARUH RETURN ON ASSET (ROA), NET PROFIT MARGIN

(NPM), DAN EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2011-

2015. Kesimpulannya adalah 1. Secara parsial, Return On Asset (ROA)

berpengaruh signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek Indonesia Periode


11

2011-2015 dengan nilai yang didapat yaitu 0,006. 2. Secara parsial, Net Profit

Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham di Bursa Efek

Indonesia Periode 2011-2015 dengan nilai yang didapat yaitu 0,000. 3. Secara

parsial, Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham di

Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015 dengan nilai yang didapat yaitu 0,000. 4.

Secara bersama atau simultan, Return On Asset (ROA), Net Profit Margin (NPM)

dan Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham di

Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2015 dengan nilai yang didapat yaitu 0,000.

Mila Ayu Cahyani, Deannes Isynuwardhana. S.E., M.M dan Dewa P.K

Mahardiks, S.E.,M.Si. (2017). Penelitiannya yang berjudul PENGARUH

RETURN ON ASSET (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), dan EARNING PER

SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi pada Perusahaan Manufaktur

Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2011-2015). Kesimpulannya adalah Penelitian ini dimaksudkan unutuk

menganalisis pengaruh Return On Asset (ROA), Return On Equity (ROE), dan

Earning Per Share (EPS) sebagai variabel control terhadap harga saham.

Penelitian ini dilakukan terhadap perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang

Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011 sampai dengan

tahun 2015 dan mencakup 38 sampel perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian

dan analisis menggunakan regresi data panel, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan statistik deskriptif, dapat terlihat bahwa

: a. Harga saham pada perusahaan Manufaktur Sektor Industri barang Konsumsi

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 memiliki rata-rata


12

sebesar Rp 20.930. Dari 140 sampel penelitian terdapat 22 sampel yang memiliki

harga haham diatas rata-rata dan 118 sampel yang memilki harga saham dibawah

rata-rata. Nilai maksimal data sebesar Rp 390.000. Sedangkan nilai minimalnya

sebesar Rp 90 . Nilai standar deviasi yang menunjukkan nilai Rp 57.949 pada

harga saham periode 2011-2015 berada diatas nilai rata-rata menunjukkan bahwa

data memilki sebaran yang luas. b. Return On Asset (ROA) pada perusahaan

Manufaktur Sektor Industri barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2011-2015 memiliki rata-rata sebesar 0,1. Dari 140 sampel

penelitian terdapat 45 sampel yang memiliki ROA diatas rata-rata dan 95 sampel

yang memilki ROA dibawah rata-rata. Nilai maksimal data sebesar 2,1.

Sedangkan nilai minimalnya sebesar – 0,2 . Nilai standar deviasi yang

menunjukkan nilai 0,2 pada ROA periode 2011-2015 berada diatas nilai rata-rata

menunjukkan bahwa data memilki sebaran yang luas. c. Return On Equity (ROE)

pada perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 memiliki rata-rata sebesar 0,3. Dari 140

sampel penelitian terdapat 30 sampel yang memiliki ROE diatas rata-rata dan 110

sampel yang memilki ROE dibawah rata-rata. Nilai maksimal data sebesar 5,9.

Sedangkan nilai minimalnya sebesar – 1,2 . Nilai standar deviasi yang

menunjukkan nilai 0,6 pada ROE periode 2011-2015 berada diatas nilai rata-rata

menunjukkan bahwa data memilki sebaran yang luas. d. Earning Per Share (EPS)

pada perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015 memiliki rata-rata sebesarRp 2.274,6.

Dari 140 sampel penelitian terdapat 25 sampel yang memiliki EPS diatas rata-rata
13

dan 115 sampel yang memilki EPS dibawah rata-rata. Nilai maksimal data sebesar

Rp 55.576. Sedangkan nilai minimalnya sebesar –Rp 311 . Nilai standar deviasi

yang menunjukkan nilai Rp 6.472,4 pada EPS periode 2011-2015 berada diatas

nilai rata-rata menunjukkan bahwa data memilki sebaran yang luas. 2. Dari hasil

pengujian menggunakan model regresi data panel,secara simultan variabel Return

On Asset, Return On Equity dan Earning Per Share mempunyai pengaruh yang

signifikan terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur Sektor Industri

Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2015. 3.

Hasil pengujian secara parsial mengenai Return On Asset, Return On Equity dan

Earning Per Share terhadap Harga Saham pada perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-

2015 adalah sebagai berikut : a. Return On Asset (ROA) memilki pengaruh yang

tidak signifikan dengan arah hubungan positif terhadap harga saham, yaitu

semakin tinggi nilai ROA maka semakin tinggi harga saham. b. Return On Equity

(ROE) memilki pengaruh yang tidak signifikan dengan arah hubungan positif

terhadap harga saham, yaitu semakin tinggi ROE maka semakin tinggi harga

saham. c. Earning Per Share (EPS) memilki pengaruh signifikan dengan arah

positif terhadap harga saham, yaitu semakin tinggi EPS maka semakin tinggi

harga saham.

Gd Gilang Gunadi, I Ketut Wijaya Kesuma. (2015). Peneleitiannya yang

berjudul PENGARUH ROA, DER, EPS TERHADAP RETURN SAHAM

PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE BEI. Kesimpulannya adalah

Berdasarkan hasil Analisis Regresi Linier Berganda dan hasil uji t, didapatkan
14

hasil yang membuktikan variabel ROA dan EPS secara signifikan berpengaruh

positif terhadap Return Saham pada perusahaan food and beverage di BEI,

sedangkan DER tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Return Saham

food and beverage di BEI. Nilai R 2 adalah 30,5%, ini berarti sebesar 30,5%

variabel ROA, DER, dan EPS, memengaruhi return saham, sedangkan sisanya

sebesar 69,5% dipengaruhi variabel-variabel lain diluar penelitian.

Rani Ramdhani. (2013). Penelitiannya yang berjudul PENGARUH

RETURN ON ASSETS DAN DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA

SAHAM PADA INSTITUSI FINANSIAL DI BURSA EFEK INDONESIA.

Kesimpulannya adalah Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan tentang

Return On Asset dan Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham pada perusahaan

yang bergerak di bidang finansial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

selama periode penelitian tujuh tahun (2004-2010), maka dapat diambil beberapa

simpulan sebagai berikut. Pertama, Return on Asset tidak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap Harga Saham. Berdasarkan hasil perhitungan t-test diperoleh

thitung (-0,371) < ttabel (-2,179). Kedua, Debt to Equity Ratio tidak memiliki

pengaruh signifikan terhadap Harga Saham. Berdasarkan hasil pengujian t-test

diperoleh thitung (-0,816) < ttabel (-2,179). Kedua, dari pengujian regresi dengan

melihat tabel Anova, jika diuji secara simultan, Return on Asset dan Debt to

Equity Ratio secara bersama-sama berpengaruh terhadap Harga Saham.

Muksal, M.E.I. (2017). Penelitiannya yang berjudul PENGARUH DEBT

EQUITY RATIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM SYARIAH (Studi Pada

Pasar Sekunder Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2009-2013). Kesimpulannya


15

adalah Berdasarkan koefisien regresi DER secara parsial tidak terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan terhadap perubahan Harga Saham pada perusahaan

yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII). Hasil penelitian ini juga

menyimpulkan bahwasanya variabel diatas juga dapat mempengaruhi bursa

Saham-saham syariah sebagaimana yang terjadi pada bursa sahamsaham

konvensional.

Mulyani, L dan Pitaloka, E. (2017). Penelitiannya yang berjudul Pengaruh

Return on Equity (ROE), Earning per Share (EPS), dan Debt to Equity Ratio

(DER) terhadap Price Earning Ratio (PER) Pada PT Indofood Sukses Makmur.

Tbk Periode 2012-2014. Kesimpulannya adalah 1. Variabel Return on Equity dan

variabel Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Price

Earning Ratio. Namun variabel Earning per Share tidak berpengaruh signifikan

secara parsial terhadap Price Earning Ratio. Variabel yang memiliki dampak

terbesar dan memiliki pengaruh dominan terhadap Price Earning Ratio adalah

Debt to Equity Ratio. 2. Variabel Return on Equity, Earning per Share, dan Debt

to Equity Ratio secara simultan berpengaruh terhadap Price Earning Ratio.

Aninda Natasya, Deannes Isyuwardana,S.E.,M.M. dan Dedik Nur

Triyanto,S.E.,M.Acc. (2017). Penelitiannya yang berjudul PENGARUH

EARNING PER SHARE, RETURN ON ASSETS DAN DEBT TO EQUITY RATIO

TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus pada Kelompok Indeks LQ45 yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2015). Kesimpulannya adalah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh earning per share, return on

assets dan debt to equity ratio terhadap harga saham. Penelitian ini dilakukan
16

terhadap emiten perusahaan LQ45 terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2012-2015

dan mencakup 22 sampel perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian dan analisis

menggunakan model regresi data panel, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai

berikut: 1. Dengan menggunakan statistik deskriptif, dapat terlihat bahwa: a.Nilai

rata-rata pada earning per share adalah 639.49. Nilai standar deviasi adalah

764.28. Nilai standar deviasi yang lebih besar dari rata-rata menunjukkan bahwa

standar deviasi earning per share lebih besar dari nilai rata-ratanya. Dengan

melihat besarnya nilai standar deviasi yang lebih besar dari rata-ratanya maka

menunjukkan bahwa variabel earning per share tidak mengelompok atau

bervariasi. b.Nilai rata-rata pada return on asset adalah 15.39. Nilai standar

deviasinya adalah 39.42. Nilai standar deviasi yang diatas nilai rata-ratanya

menunjukkan bahwa variabel return on asset tidak mengelompok atau bervariasi.

c.Nilai rata-rata pada debt to equity ratio adalah 89.09. Nilai standar deviasinya

adalah 63.85. Nilai standar deviasi yang lebih kecil dari rata-rata menunjukkan

bahwa variabel debt to equity ratio memiliki sebaran yang kecil. d.Nilai rata-rata

harga saham perusahaan sebesar 11349,86 dengan standar deviasi 12986,89 Nilai

standar deviasi yang lebih besar dari rata-rata. Dengan melihat besarnya nilai

standar deviasi yang lebih besar dari rata-ratanya maka data yang digunakan

dalam variabel harga saham bervariasi. 2. Secara simultan earning per share,

return on assets dan debt to equity ratio mempunyai pengaruh signifikan terhadap

harga saham pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

2012-2015. 3. Secara parsial Earning per share berpengaruh secara signifikan

terhadap harga saham dengan arah koefisien regresi positif. 4. Secara parsial
17

Return on assets tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. 5. Secara

parsial Debt to equity ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Asep Alipudin dan Resi Oktaviani. (2016). Penelitiannya berjudul

PENGARUH EPS, ROE, ROA DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN SUB SEKTOR SEMEN YANG TERDAFTAR DI BEI.

Kesimpulannya adalah Perkembangan earning per share (EPS) pada perusahaan

sub sektor semen yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2014 mengalami tingkat

kenaikan dan penurunan yang tidak terlalu signifikan. Nilai EPS cenderung naik,

kecuali pada perusahaan PT Holcim Indonesia Tbk atau SMCB mengalami

penurunan nilai EPS pada tahun 2013-2014. EPS dijadikan informasi bagi para

investor sebelum berinvestasi. Nilai EPS mencerminkan seberapa besar

keuntungan yang akan diperoleh oleh investor. Perkembangan return on equity

(ROE) yang dihasilkan dari perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di BEI

dari tahun 2010-2014 cenderung berfluktuasi. Fluktuasi ini akan berdampak pada

keputusan investor dalam melakukan investasi. Hal ini disebabkan oleh naik

turunnya earning after tax dan jumlah modal sendiri yang dimliki oleh

perusahaan. Perkembangan return on assets (ROA) pada perusahaan sub sektor

semen yang terdaftar di BEI dari tahun 2010-2014 cenderung mengalami

penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya earning after tax.

Perkembangan debt to equity ratio (DER) pada perusahaan sub sektor semen yang

terdaftar di BEI dari tahun 2010- 2014 cenderung berfluktuasi. Fluktuasi ini akan

berdampak pada keputusan investor dalam melakukan investasi. Apabila DER

perusahaan tinggi, ada kemungkinan harga saham akan rendah karena jika
18

perusahaan memperoleh laba, maka perusahaan cenderung menggunakan laba

tersebut untuk membayar utangnya dibandingkan dengan membagi dividen. 2.

Perkembangan harga saham pada perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di

BEI dari tahun 2010- 2014 mengalami fluktuatif. Hal ini dikarenakan adanya

perbedaan permintaan dan penawaran saham pada perusahaan tersebut. Apabila

jumlah permintaan akan saham banyak maka harga saham akan naik, namum

apabila permintaan saham rendah sedangkan penawaran saham naik atau tetap

maka saham akan turun. 3. Setelah melakukan pengujian earning per share secara

parsial, hasil dari pengujian tersebut ialah earning per share berpengaruh positif

terhadap harga saham pada perusahaan sub sektor semen yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

hipotesis H1 untuk variabel earning per share terbukti. Sedangkan untuk return

on equity, return on assets dan debt to equity ratio secara parsial tidak

berpengaruh terhadap harga saham. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis

H1 dan H2 untuk variabel return on equity, return on assets dan debt to equity

ratio tidak terbukti. 4. Hasil pengujian simultan earning per share (EPS), return

on equity (ROE), return on assets (ROA) dan debt to equity ratio (DER) secara

bersama-sama berpengaruh positif terhadap harga saham pada perusahaan semen

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2014. Hal ini

menunjukkan bahwa hipotesis H3 terbukti.

Neneng Tita Amalya. (2018). Penelitiannya yang berjudul PENGARUH

RETURN ON ASSET, RETURN ON EQUITY, NET PROFIT MARGIN DAN

DEBT TO EQUITY RATIO TERHADAP HARGA SAHAM. Kesimpulannya adalah


19

Berdasarkan dari hasil analisis data yang telah dilakukan mengenai pengaruh

Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin (NPM) dan

Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Harga Saham pada perusahaan

pertambangan sektor batubara yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012–

2014, bahwa; (1) ROE berpengaruh tidak signifikan terhadap harga saham. ROE

memiliki hubungan positif terhadap harga saham. Yang artinya disaat ROE

meningkat, maka harga saham pun akan meningkat. Bagi investor perusahaan

pertambangan ROE bukanlah salah satu faktor yang menentukan keputusan untuk

berinvestasi. Investor masih menganggap bahwa capital gain dan deviden hal

yang menarik dalam menentukan investasi; (2) ROA berpengaruh tidak signifikan

terhadap harga saham. ROA memiliki hubungan positif terhadap harga saham.

Yang artinya disaat ROA meningkat maka harga saham pun akan meningkat.

Investor perusahaan pertambangan lebih berorientasi dalam investasi di

perusahaan dengan memperhatikan return yang diterima mereka dibanding

dengan kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dengan menggunakan

aktiva; (3) NPM berpengaruh signifikan terhadap harga saham. NPM memiliki

hubungan positif terhadap harga saham. Yang artinya disaat NPM meningkat

maka harga saham akan meningkat. Hal tersebut menandakan bahwa investor

lebih melihat kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersih sehingga

return yang diperoleh investor dapat diketahui; (4) DER berpengaruh tidak

signifikan terhadap harga saham. DER memiliki hubungan positif terhadap harga

saham. Yang artinya disaat DER naik maka harga saham pun akan naik. Tetapi

investor di perusahaan pertambangan tidak terpengaruh terhadap kemampuan


20

perusahaan dalam penggunaan modal dengan hutang. Investor lebih tertarik return

yang diberikan oleh perusahaan.

Irawati Junaeni. (2017). Penelitiannya yang berjudul Pengaruh EVA, ROA,

DER dan TATO terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan

Minuman di BEI. Kesimpulannya adalah Berdasarkan hasil pengujian hipotesis,

dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. H1 : Ditolak , Variabel Economic Value

Added (EVA) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga Saham pada

perusahaan yang bergerak di sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI

periode 2010 sampai dengan 2014. 2. H2 : Ditolak, Variabel Return On Assets

(ROA) secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan

yang bergerak di sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode

2010 sampai dengan 2014. 3. H3 : Ditolak, Variabel Debt to Equity Ratio (DER)

secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan yang

bergerak di sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2010

sampai dengan 2014. 4. H4 : Ditolak , Variabel Total Assets Turnover (TATO)

secara parsial tidak berpengaruh terhadap Harga Saham pada perusahaan yang

bergerak di sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2010

sampai dengan 2014. 5. H5 : Diterima , Variabel EVA, ROA, DER dan TATO

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham pada perusahaan

yang bergerak di sektor makan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2010

sampai dengan 2014.

Nadia Cathelia dan R. Djoko Sampurno. (2016). Penelitiannya yang

berjudul ANALISIS PENGARUH ROE, DER, TATO, CAPEX DAN NCCR


21

TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-

2014). Kesimpulannya adalah Berdasarkan hasil penelitian pengaruh Return on

Equity (ROE), Debt to Equity Ratio (DER), Total Asset Turnover (TATO),

Capital Expenditures (CAPEX) dan Non Cash Current Ratio (NCCR) terhadap

harga saham pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang

terdaftar di BEI periode 2010-2014, dapat ditarik kesimpulan : 1. ROE memiliki

hubungan positif dan berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham,

sehingga hipotesis pertama diterima. 2. DER memiliki hubungan negatif dan

berpengaruh secara signifikan terhadap harga saham, sehingga hipotesis kedua

diterima. 3. TATO memiliki hubungan negatif, namun tidak berpengaruh secara

signifikan, sehingga hipotesis ketiga ditolak. 4. CAPEX memiliki hubungan

positif, namun tidak berpengaruh secara signifikan, sehingga hipotesis keempat

ditolak. 5. NCCR memiliki hubungan positif, namun tidak berpengaruh secara

signifikan, sehingga hipotesis kelima ditolak. 6. Hasil perhitungan koefisien

determinan (R2) sebesar 0,427. Hal ini menunjukkan bahwa variabel ROE, DER,

TATO, CAPEX dan NCCR dapat menjelaskan harga saham sebagai variabel

dependen sebesar 42,7%. Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain yaitu pada

rasio keuangan yang mempengaruhi harga saham perusahaan manufaktur sektor

industri barang konsumsi dalam penelitian ini hanya terdapat dua rasio, ytiu ROE

dan DER, sedangkan masih terdapat rasio keuangan lain maupun faktor lain yang

mungkin mempengaruhi harga saham tersebut. Selanjutnya, berdasarkan uji

koefisien determinasi, didapatkan adjusted R square sebesar 42,7%, sedangkan


22

sisanya sebesar 57,3% dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang berada

di luar penelitian ini.

Nurmala Alfiah dan Lucia Ari Diyani. (2017). Penelitiannya yang berjudul

PENGARUH ROE DAN DER TERHADAP HARGA SAHAM PADA SEKTOR

PERDAGANGAN ECERAN. Kesimpulannya adalah Return on Equity (ROE)

tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Adanya fluktuasi laba bersih

dari tahun 2011 sampai 2015 maka tingkat pengembalian modal yang lemah, tidak

menarik minat investor untuk menanamkan modal. Debt to Equity Ratio (DER)

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Pinjaman suatu perusahaan dapat

menjadi acuan untuk investor yang akan menanamkan modalnya di perusahaan

tersebut. Hasil pengujian secara bersamaan Return on Equity (ROE) dan Debt to

Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan. Hal ini merupakan salah satu

indikator yang dilihat investor untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi

karena ROE dan DER mempengaruhi terhadap naik turunnya harga saham.

Yesa Cahayaning Ramadhani dan Ilham Arnomo. (2017). Penelitiannya

yang berjudul Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER), Return On Asset (ROA) dan

Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham pada Industri Perbankan yang

Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kesimpulannya adalah Berdasarkan hasil

analisa dapat disimpulkan sebagai berikut: (1). Secara simultan variabel Debt to

Equity Ratio, Return On Assets dan Earning Per Share berpengaruh terhadap

Harga Saham pada industri perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (2).

Secara parsial variabel Debt to Equity Ratio, Return On Assets dan Earning Per

Share berpengaruh terhadap Harga Saham pada industri perbankan yang terdaftar
23

di Bursa Efek Indonesia. (3). Earning Per Share adalah rasio yang mempunyai

pengaruh dominan terhadap Harga Saham pada industri perbankan yang terdapat

di Bursa Efek Indonesia.

Tabel 1.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian

Penulis

Peneliti
No Persamaan Perbedaan Kesimpulan Sumber
(Tahun)
1 Fica Melakukan Peneliti Bahwa Earning Pershare Jurnal Jurusan
Marcellyna penelitian terkait melakukan memiliki pengaruh Akuntansi STIE
dan Titin Earning pershare penelitian terhadap harga saham MDP.
Hartini (EPS) terhadap LQ-45 di perusahaan yang
(2013) Bursa Efek terdaftar dalam LQ-45.
Indonesia (BEI) Perusahaan dengan nilai
EPS yang semakin tinggi
akan menarik investor
karena EPS menandakan
bahwa walaupun harga
saham ikut meningkat
namun akan
menghasilkan
keuntungan yang berlipat
pula bagi investor,
sehingga semakin tinggi
EPS suatu perusahaan
berarti semakin tinggi
pula harga sahamnya.
2 Astrid Melakukan Peneliti Variabel DER, ROE, Jurnal Fakultas Ilmu
Amanda, penelitian terkait melakukan EPS, dan PER secara Administrasi
Darminto Earning Pershare penelitian simultan signifikan Universitas
dan (EPS), Debt to terhadap pengaruhnya terhadap Brawijaya.
Achmad Equity Ratio Perusahaan Food harga saham perusahaan
Husaini (DER) and Beverages food and beverages
(2012) yang Terdaftar di periode tahun 2008-
BEI 2011. Hal ini tercermin
dalam nilai signifikansi
24

pada tabel anova, yaitu


sebesar 0,001 lebih kecil
dari alpha 0,05. Besarnya
pengaruh secara simultan
variabel DER, ROE,
EPS, dan PER terhadap
harga saham adalah
64,6% sedangkan sisanya
sebesar 35,4%
dipengaruhi variabel
bebas lainnya yang tidak
dibahas. Variabel DER
secara parsial
berpengaruh terhadap
harga saham dengan nilai
sig. sebesar 0,011,
sedangkan besar
pengaruh DER terhadap
harga saham adalah -
55,3%. Variabel ROE
secara parsial
berpengaruh terhadap
harga saham dengan nilai
sig. sebesar 0,001 dan
besar pengaruh ROE
terhadap harga saham
adalah 86,2%. Variabel
EPS secara parsial
berpengaruh terhadap
harga saham dengan nilai
sig. sebesar 0,003 dan
besarnya pengaruh EPS
terhadap harga saham
adalah 43,4%. Variabel
PER secara parsial tidak
berpengaruh terhadap
harga saham karena
memiliki nilai sig.
sebesar 0,111, sedangkan
besarnya pengaruh PER
terhadap harga saham
adalah 17,3%. Variabel
ROE memiliki pengaruh
paling dominan terhadap
harga saham perusahaan
food and beverages
periode tahun 2008-
2011. Hal ini tercermin
dalam nilai standardized
coefficients beta yang
menunjukkan bahwa
nilai ROE paling tinggi
di antara variabel bebas
lainnya, yaitu sebesar
86,2%.
25

3 Rosdian Melakukan Peneliti 1. Secara parsial, Return Jurnal Jurusan


Widiawati penelitian terkait melakukan On Asset (ROA) Akuntansi, Fakultas
Watung Return On Asset penelitian berpengaruh signifikan Ekonomi dan
dan Ventje (ROA) dan terhadap Harga terhadap harga saham di Bisnis, Vol.4 No.2.
Ilat (2016). Earning Pershare saham pada Bursa Efek Indonesia ISSN 2303-1174
(EPS) perusahaan Periode 2011-2015 Universitas Sam
perbankan di dengan nilai yang Ratulangi Manado
Bursa Efek didapat yaitu 0,006. 2.
Indonesia Secara parsial, Net Profit
Margin (NPM)
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham di
Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015
dengan nilai yang
didapat yaitu 0,000. 3.
Secara parsial, Earning
Per Share (EPS)
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham di
Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015
dengan nilai yang
didapat yaitu 0,000. 4.
Secara bersama atau
simultan, Return On
Asset (ROA), Net Profit
Margin (NPM) dan
Earning Per Share (EPS)
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham di
Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2015
dengan nilai yang
didapat yaitu 0,000.
4 Mila Ayu Peneliti Penelitian Penelitian ini Jurnal Jurusan
Cahyani, melakukan dilakukan pada dimaksudkan unutuk Akuntansi, Fakultas
Deannes analisis terhadap Perusahaan menganalisis pengaruh Ekonomi dan
Isynuward pengaruh Return Manufaktur Return On Asset (ROA), Bisnis, Vol.4, No.1
hana. S.E., On Asset (ROA) Sektor Industri Return On Equity (ROE), ISSN : 2355-
M.M dan dan Earning Barang Konsumsi dan Earning Per Share 9357Universitas
Dewa P.K Pershare (EPS) yang Terdaftar di (EPS) sebagai variabel Telkom
Mahardiks, Bursa Efek control terhadap harga
S.E.,M.Si. Indonesia saham. Penelitian ini
(2017) dilakukan terhadap
perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011 sampai
dengan tahun 2015 dan
mencakup 38 sampel
perusahaan. Berdasarkan
hasil pengujian dan
analisis menggunakan
26

regresi data panel, maka


dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut : 1.
Dengan menggunakan
statistik deskriptif, dapat
terlihat bahwa : a. Harga
saham pada perusahaan
Manufaktur Sektor
Industri barang
Konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2015
memiliki rata-rata
sebesar Rp 20.930. Dari
140 sampel penelitian
terdapat 22 sampel yang
memiliki harga haham
diatas rata-rata dan 118
sampel yang memilki
harga saham dibawah
rata-rata. Nilai maksimal
data sebesar Rp 390.000.
Sedangkan nilai
minimalnya sebesar Rp
90 . Nilai standar deviasi
yang menunjukkan nilai
Rp 57.949 pada harga
saham periode 2011-
2015 berada diatas nilai
rata-rata menunjukkan
bahwa data memilki
sebaran yang luas. b.
Return On Asset (ROA)
pada perusahaan
Manufaktur Sektor
Industri barang
Konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2015
memiliki rata-rata
sebesar 0,1. Dari 140
sampel penelitian
terdapat 45 sampel yang
memiliki ROA diatas
rata-rata dan 95 sampel
yang memilki ROA
dibawah rata-rata. Nilai
maksimal data sebesar
2,1. Sedangkan nilai
minimalnya sebesar – 0,2
. Nilai standar deviasi
yang menunjukkan nilai
0,2 pada ROA periode
2011-2015 berada diatas
nilai rata-rata
27

menunjukkan bahwa data


memilki sebaran yang
luas. c. Return On Equity
(ROE) pada perusahaan
Manufaktur Sektor
Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2015
memiliki rata-rata
sebesar 0,3. Dari 140
sampel penelitian
terdapat 30 sampel yang
memiliki ROE diatas
rata-rata dan 110 sampel
yang memilki ROE
dibawah rata-rata. Nilai
maksimal data sebesar
5,9. Sedangkan nilai
minimalnya sebesar – 1,2
. Nilai standar deviasi
yang menunjukkan nilai
0,6 pada ROE periode
2011-2015 berada diatas
nilai rata-rata
menunjukkan bahwa data
memilki sebaran yang
luas. d. Earning Per
Share (EPS) pada
perusahaan Manufaktur
Sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
periode 2011-2015
memiliki rata-rata
sebesarRp 2.274,6. Dari
140 sampel penelitian
terdapat 25 sampel yang
memiliki EPS diatas rata-
rata dan 115 sampel yang
memilki EPS dibawah
rata-rata. Nilai maksimal
data sebesar Rp 55.576.
Sedangkan nilai
minimalnya sebesar –Rp
311 . Nilai standar
deviasi yang
menunjukkan nilai Rp
6.472,4 pada EPS
periode 2011-2015
berada diatas nilai rata-
rata menunjukkan bahwa
data memilki sebaran
yang luas. 2. Dari hasil
pengujian menggunakan
28

model regresi data


panel,secara simultan
variabel Return On
Asset, Return On Equity
dan Earning Per Share
mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap
harga saham pada
perusahaan manufaktur
Sektor Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011-2015. 3.
Hasil pengujian secara
parsial mengenai Return
On Asset, Return On
Equity dan Earning Per
Share terhadap Harga
Saham pada perusahaan
Manufaktur Sektor
Industri Barang
Konsumsi yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
tahun 2011-2015 adalah
sebagai berikut : a.
Return On Asset (ROA)
memilki pengaruh yang
tidak signifikan dengan
arah hubungan positif
terhadap harga saham,
yaitu semakin tinggi nilai
ROA maka semakin
tinggi harga saham. b.
Return On Equity (ROE)
memilki pengaruh yang
tidak signifikan dengan
arah hubungan positif
terhadap harga saham,
yaitu semakin tinggi
ROE maka semakin
tinggi harga saham. c.
Earning Per Share (EPS)
memilki pengaruh
signifikan dengan arah
positif terhadap harga
saham, yaitu semakin
tinggi EPS maka
semakin tinggi harga
saham.
5 Gd Gilang Peneliti Peneliti Berdasarkan hasil Jurusan
Gunadi, I melakukan melakukan Analisis Regresi Linier ManajemenFakultas
Ketut penelitian terkait penelitian Berganda dan hasil uji t, Ekonomi dan Bisnis
Wijaya Earning Pershare terhadap Return didapatkan hasil yang Vol. 4, No. 6,
Kesuma. (EPS), Return On saham perusahaan membuktikan variabel ISSN: 2302-8912
(2015). Asset (ROA) dan Food and ROA dan EPS secara Universitas
29

Debt to Equity Beverage BEI signifikan berpengaruh Udayana, Bali


Ratio (DER) positif terhadap Return
Saham pada perusahaan
food and beverage di
BEI, sedangkan DER
tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
Return Saham food and
beverage di BEI. Nilai R
2 adalah 30,5%, ini
berarti sebesar 30,5%
variabel ROA, DER, dan
EPS, memengaruhi
return saham, sedangkan
sisanya sebesar 69,5%
dipengaruhi variabel-
variabel lain diluar
penelitian.
6 Rani Peneliti Peneliti Berdasarkan hasil Management
Ramdhani. melakukan melakukan analisis data dan Department, School
(2013). analisis terkait penelitian pembahasan tentang of Business
Return On Asset terhadap Harga Return On Asset dan Management,
(ROA) dan Debt saham pada Debt to Equity Ratio Journal The
to Equity Ratio Institusi Finansial terhadap Harga Saham WINNERS, Vol. 14
(DER) pada perusahaan yang No. 1Binus
bergerak di bidang University
finansial yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
(BEI) selama periode
penelitian tujuh tahun
(2004-2010), maka dapat
diambil beberapa
simpulan sebagai berikut.
Pertama, Return on Asset
tidak memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap
Harga Saham.
Berdasarkan hasil
perhitungan t-test
diperoleh thitung (-
0,371) < ttabel (-2,179).
Kedua, Debt to Equity
Ratio tidak memiliki
pengaruh signifikan
terhadap Harga Saham.
Berdasarkan hasil
pengujian t-test diperoleh
thitung (-0,816) < ttabel
(-2,179). Kedua, dari
pengujian regresi dengan
melihat tabel Anova, jika
diuji secara simultan,
Return on Asset dan Debt
to Equity Ratio secara
bersama-sama
30

berpengaruh terhadap
Harga Saham.
7 Muksal, Peneliti Pengujian Berdasarkan koefisien Jurnal Jurusan
M.E.I. melakukan dilakukan untuk regresi DER secara Perbankan Syariah
(2017). pengujian mengetahui Harga parsial tidak terdapat Universitas
terhadap Debt to saham Syariah pengaruh yang positif Serambi Mekkah
Equity Ratio dan signifikan terhadap
(DER) perubahan Harga Saham
pada perusahaan yang
terdaftar di Jakarta
Islamic Index (JII). Hasil
penelitian ini juga
menyimpulkan
bahwasanya variabel
diatas juga dapat
mempengaruhi bursa
Saham-saham syariah
sebagaimana yang terjadi
pada bursa sahamsaham
konvensional.
8 Mulyani, L Peneliti Peneliti 1. Variabel Return on Program Studi
dan melakukan melakukan Equity dan variabel Debt Manajemen,
Pitaloka, penelitian terkait penelitian di PT to Equity Ratio secara Volume 4 No.1
E. (2017). Earning Pershare Indofood Sukses parsial berpengaruh ISSN : 2337-7313
(EPS) dan Debt to Makmur. Tbk signifikan terhadap Price Universitas
Equity Ratio Earning Ratio. Namun Pembangunan Jaya
(DER) variabel Earning per
Share tidak berpengaruh
signifikan secara parsial
terhadap Price Earning
Ratio. Variabel yang
memiliki dampak
terbesar dan memiliki
pengaruh dominan
terhadap Price Earning
Ratio adalah Debt to
Equity Ratio. 2. Variabel
Return on Equity,
Earning per Share, dan
Debt to Equity Ratio
secara simultan
berpengaruh terhadap
Price Earning Ratio.
9 Aninda Pengujian Pengujian Penelitian ini bertujuan Akuntansi, Fakultas
Natasya, Earning Pershare dilakukan untuk mengetahui Ekonomi dan
Deannes (EPS), Return On terhadap Harga pengaruh earning per Bisnis, Vol.4, No.2
Isyuwarda Asset (ROA), dan saham share, return on assets ISSN : 2355-9357
na,S.E.,M. Debt to Equity dan debt to equity ratio Universitas Telkom
M. dan Ratio (DER) terhadap harga saham.
Dedik Nur Penelitian ini dilakukan
Triyanto,S. terhadap emiten
E.,M.Acc. perusahaan LQ45
(2017). terdaftar di Bursa Efek
Indonesia 2012-2015 dan
mencakup 22 sampel
31

perusahaan. Berdasarkan
hasil pengujian dan
analisis menggunakan
model regresi data panel,
diperoleh beberapa
kesimpulan sebagai
berikut: 1. Dengan
menggunakan statistik
deskriptif, dapat terlihat
bahwa: a.Nilai rata-rata
pada earning per share
adalah 639.49. Nilai
standar deviasi adalah
764.28. Nilai standar
deviasi yang lebih besar
dari rata-rata
menunjukkan bahwa
standar deviasi earning
per share lebih besar dari
nilai rata-ratanya.
Dengan melihat besarnya
nilai standar deviasi yang
lebih besar dari rata-
ratanya maka
menunjukkan bahwa
variabel earning per
share tidak
mengelompok atau
bervariasi. b.Nilai rata-
rata pada return on asset
adalah 15.39. Nilai
standar deviasinya
adalah 39.42. Nilai
standar deviasi yang
diatas nilai rata-ratanya
menunjukkan bahwa
variabel return on asset
tidak mengelompok atau
bervariasi. c.Nilai rata-
rata pada debt to equity
ratio adalah 89.09. Nilai
standar deviasinya
adalah 63.85. Nilai
standar deviasi yang
lebih kecil dari rata-rata
menunjukkan bahwa
variabel debt to equity
ratio memiliki sebaran
yang kecil. d.Nilai rata-
rata harga saham
perusahaan sebesar
11349,86 dengan standar
deviasi 12986,89 Nilai
standar deviasi yang
lebih besar dari rata-rata.
32

Dengan melihat besarnya


nilai standar deviasi yang
lebih besar dari rata-
ratanya maka data yang
digunakan dalam
variabel harga saham
bervariasi. 2. Secara
simultan earning per
share, return on assets
dan debt to equity ratio
mempunyai pengaruh
signifikan terhadap harga
saham pada perusahaan
LQ45 yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
tahun 2012-2015. 3.
Secara parsial Earning
per share berpengaruh
secara signifikan
terhadap harga saham
dengan arah koefisien
regresi positif. 4. Secara
parsial Return on assets
tidak berpengaruh
signifikan terhadap harga
saham. 5. Secara parsial
Debt to equity ratio tidak
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
10 Asep Peneliti Peneliti Perkembangan earning Jurusan Akuntansi
Alipudin melakukan melakukan per share (EPS) pada Fakultas Ekonomi,
dan Resi penelitian dan penelitan terhadap perusahaan sub sektor Volume 2 No. 1 E-
Oktaviani. pengujian terkait Harga saham di semen yang terdaftar di ISSN 2502-4159
(2016). EPS, ROA dan Perusahaan sub BEI dari tahun 2010- Universitas Pakuan
DER sektor semen 2014 mengalami tingkat
yang terdafar di kenaikan dan penurunan
BEI yang tidak terlalu
signifikan. Nilai EPS
cenderung naik, kecuali
pada perusahaan PT
Holcim Indonesia Tbk
atau SMCB mengalami
penurunan nilai EPS
pada tahun 2013-2014.
EPS dijadikan informasi
bagi para investor
sebelum berinvestasi.
Nilai EPS mencerminkan
seberapa besar
keuntungan yang akan
diperoleh oleh investor.
Perkembangan return on
equity (ROE) yang
dihasilkan dari
perusahaan sub sektor
33

semen yang terdaftar di


BEI dari tahun 2010-
2014 cenderung
berfluktuasi. Fluktuasi
ini akan berdampak pada
keputusan investor dalam
melakukan investasi. Hal
ini disebabkan oleh naik
turunnya earning after
tax dan jumlah modal
sendiri yang dimliki oleh
perusahaan.
Perkembangan return on
assets (ROA) pada
perusahaan sub sektor
semen yang terdaftar di
BEI dari tahun 2010-
2014 cenderung
mengalami penurunan.
Penurunan ini
disebabkan oleh
turunnya earning after
tax. Perkembangan debt
to equity ratio (DER)
pada perusahaan sub
sektor semen yang
terdaftar di BEI dari
tahun 2010- 2014
cenderung berfluktuasi.
Fluktuasi ini akan
berdampak pada
keputusan investor dalam
melakukan investasi.
Apabila DER perusahaan
tinggi, ada kemungkinan
harga saham akan rendah
karena jika perusahaan
memperoleh laba, maka
perusahaan cenderung
menggunakan laba
tersebut untuk membayar
utangnya dibandingkan
dengan membagi
dividen. 2.
Perkembangan harga
saham pada perusahaan
sub sektor semen yang
terdaftar di BEI dari
tahun 2010- 2014
mengalami fluktuatif.
Hal ini dikarenakan
adanya perbedaan
permintaan dan
penawaran saham pada
perusahaan tersebut.
34

Apabila jumlah
permintaan akan saham
banyak maka harga
saham akan naik, namum
apabila permintaan
saham rendah sedangkan
penawaran saham naik
atau tetap maka saham
akan turun. 3. Setelah
melakukan pengujian
earning per share secara
parsial, hasil dari
pengujian tersebut ialah
earning per share
berpengaruh positif
terhadap harga saham
pada perusahaan sub
sektor semen yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode
2010-2014. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa
hipotesis H1 untuk
variabel earning per
share terbukti.
Sedangkan untuk return
on equity, return on
assets dan debt to equity
ratio secara parsial tidak
berpengaruh terhadap
harga saham. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa
hipotesis H1 dan H2
untuk variabel return on
equity, return on assets
dan debt to equity ratio
tidak terbukti. 4. Hasil
pengujian simultan
earning per share (EPS),
return on equity (ROE),
return on assets (ROA)
dan debt to equity ratio
(DER) secara bersama-
sama berpengaruh positif
terhadap harga saham
pada perusahaan semen
yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI)
periode 2010-2014. Hal
ini menunjukkan bahwa
hipotesis H3 terbukti.
11 Neneng Peneliti Peneliti Berdasarkan dari hasil Jurusan
Tita melakukan melakukan analisis data yang telah Mabajemen, Vol.1,
Amalya. penelitian penelitian terkait dilakukan mengenai No.3 ISSN 2581-
(2018). terhadap ROA ROA,ROE,NPM pengaruh Return On 2696, Universitas
35

dan DER dan DER terhadap Assets (ROA), Return On Pamulang


harga saham Equity (ROE), Net Profit
Margin (NPM) dan Debt
To Equity Ratio (DER)
terhadap Harga Saham
pada perusahaan
pertambangan sektor
batubara yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia
tahun 2012–2014,
bahwa; (1) ROE
berpengaruh tidak
signifikan terhadap harga
saham. ROE memiliki
hubungan positif
terhadap harga saham.
Yang artinya disaat ROE
meningkat, maka harga
saham pun akan
meningkat. Bagi investor
perusahaan
pertambangan ROE
bukanlah salah satu
faktor yang menentukan
keputusan untuk
berinvestasi. Investor
masih menganggap
bahwa capital gain dan
deviden hal yang
menarik dalam
menentukan investasi;
(2) ROA berpengaruh
tidak signifikan terhadap
harga saham. ROA
memiliki hubungan
positif terhadap harga
saham. Yang artinya
disaat ROA meningkat
maka harga saham pun
akan meningkat. Investor
perusahaan
pertambangan lebih
berorientasi dalam
investasi di perusahaan
dengan memperhatikan
return yang diterima
mereka dibanding
dengan kemampuan
perusahaan dalam
memperoleh laba dengan
menggunakan aktiva; (3)
NPM berpengaruh
signifikan terhadap harga
saham. NPM memiliki
hubungan positif
36

terhadap harga saham.


Yang artinya disaat NPM
meningkat maka harga
saham akan meningkat.
Hal tersebut menandakan
bahwa investor lebih
melihat kemampuan
perusahaan dalam
memperoleh laba bersih
sehingga return yang
diperoleh investor dapat
diketahui; (4) DER
berpengaruh tidak
signifikan terhadap harga
saham. DER memiliki
hubungan positif
terhadap harga saham.
Yang artinya disaat DER
naik maka harga saham
pun akan naik. Tetapi
investor di perusahaan
pertambangan tidak
terpengaruh terhadap
kemampuan perusahaan
dalam penggunaan
modal dengan hutang.
Investor lebih tertarik
return yang diberikan
oleh perusahaan.
12 Irawati Melakukan Pengujian peneliti Berdasarkan hasil Economis and
Junaeni. pengujian atas dilakukan pada pengujian hipotesis, Business Faculty,
(2017). ROA dan DER Perusahaan dapat disimpulkan Volume 2 Nomor 1
Makanan dan sebagai berikut : 1. H1 : ISSN : 2548-7507,
Minuman di BEI. Ditolak , Variabel Perbanas Institute
Economic Value Added
(EVA) secara parsial
tidak berpengaruh
terhadap Harga Saham
pada perusahaan yang
bergerak di sektor
makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI
periode 2010 sampai
dengan 2014. 2. H2 :
Ditolak, Variabel Return
On Assets (ROA) secara
parsial tidak berpengaruh
terhadap Harga Saham
pada perusahaan yang
bergerak di sektor
makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI
periode 2010 sampai
dengan 2014. 3. H3 :
Ditolak, Variabel Debt to
37

Equity Ratio (DER)


secara parsial tidak
berpengaruh terhadap
Harga Saham pada
perusahaan yang
bergerak di sektor
makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI
periode 2010 sampai
dengan 2014. 4. H4 :
Ditolak , Variabel Total
Assets Turnover (TATO)
secara parsial tidak
berpengaruh terhadap
Harga Saham pada
perusahaan yang
bergerak di sektor
makanan dan minuman
yang terdaftar di BEI
periode 2010 sampai
dengan 2014. 5. H5 :
Diterima , Variabel
EVA, ROA, DER dan
TATO secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap Harga Saham
pada perusahaan yang
bergerak di sektor makan
dan minuman yang
terdaftar di BEI periode
2010 sampai dengan
2014.
13 Nadia Melakukan Melakukan Berdasarkan hasil Jurusan Manajemen
Cathelia penelitian tentang pengujian penelitian pengaruh Fakultas
dan R. Debt to Equity hubungan antara Return on Equity (ROE), Ekonomika dan
Djoko Ratio (DER) ROE,DER, Debt to Equity Ratio Bisnis, Volume 5,
Sampurno. TATO,CAPEX (DER), Total Asset Nomor 3 ISSN
(2016). DAN NCCR Turnover (TATO), 2337-3792,
Capital Expenditures Universitas
(CAPEX) dan Non Cash Diponegoro
Current Ratio (NCCR)
terhadap harga saham
pada perusahaan
manufaktur sektor
industri barang konsumsi
yang terdaftar di BEI
periode 2010-2014, dapat
ditarik kesimpulan : 1.
ROE memiliki hubungan
positif dan berpengaruh
secara signifikan
terhadap harga saham,
sehingga hipotesis
pertama diterima. 2.
DER memiliki hubungan
38

negatif dan berpengaruh


secara signifikan
terhadap harga saham,
sehingga hipotesis kedua
diterima. 3. TATO
memiliki hubungan
negatif, namun tidak
berpengaruh secara
signifikan, sehingga
hipotesis ketiga ditolak.
4. CAPEX memiliki
hubungan positif, namun
tidak berpengaruh secara
signifikan, sehingga
hipotesis keempat
ditolak. 5. NCCR
memiliki hubungan
positif, namun tidak
berpengaruh secara
signifikan, sehingga
hipotesis kelima ditolak.
6. Hasil perhitungan
koefisien determinan
(R2) sebesar 0,427. Hal
ini menunjukkan bahwa
variabel ROE, DER,
TATO, CAPEX dan
NCCR dapat
menjelaskan harga
saham sebagai variabel
dependen sebesar 42,7%.
Keterbatasan dalam
penelitian ini antara lain
yaitu pada rasio
keuangan yang
mempengaruhi harga
saham perusahaan
manufaktur sektor
industri barang konsumsi
dalam penelitian ini
hanya terdapat dua rasio,
ytiu ROE dan DER,
sedangkan masih
terdapat rasio keuangan
lain maupun faktor lain
yang mungkin
mempengaruhi harga
saham tersebut.
Selanjutnya, berdasarkan
uji koefisien determinasi,
didapatkan adjusted R
square sebesar 42,7%,
sedangkan sisanya
sebesar 57,3% dijelaskan
atau dipengaruhi oleh
39

variabel lain yang berada


di luar penelitian ini.
14 Nurmala Melakukan Meneliti pada Return on Equity (ROE) Volume 01, Nomor
Alfiah dan pengujian DER . sektor tidak berpengaruh 02 ISSN 2597-
Lucia Ari perdagangan signifikan terhadap harga 4157, Jurnal Bisnis
Diyani. eceran saham. Adanya fluktuasi Terapan.
(2017). laba bersih dari tahun
2011 sampai 2015 maka
tingkat pengembalian
modal yang lemah, tidak
menarik minat investor
untuk menanamkan
modal. Debt to Equity
Ratio (DER)
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.
Pinjaman suatu
perusahaan dapat
menjadi acuan untuk
investor yang akan
menanamkan modalnya
di perusahaan tersebut.
Hasil pengujian secara
bersamaan Return on
Equity (ROE) dan Debt
to Equity Ratio (DER)
berpengaruh signifikan.
Hal ini merupakan salah
satu indikator yang
dilihat investor untuk
mengambil keputusan
dalam berinvestasi
karena ROE dan DER
mempengaruhi terhadap
naik turunnya harga
saham.
15 Yesa Pengujian Peneliti Berdasarkan hasil analisa Vol. 10, No. 1
Cahayanin Earning Pershare melakukan dapat disimpulkan ISSN 1978-9998,
g (EPS), Return On pengujian sebagai berikut: (1). Sekolah Tinggi
Ramadhani Asset (ROA), dan terhadap Industri Secara simultan variabel Ilmu Ekonomi
dan Ilham Debt to Equity Perbankan yang Debt to Equity Ratio, Indonesia
Arnomo. Ratio (DER) Terdaftar di Bursa Return On Assets dan (STIESIA)
(2017). Efek Indonesia Earning Per Share Surabaya,
berpengaruh terhadap Universitas Hang
Harga Saham pada Tuah Surabaya
industri perbankan yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. (2). Secara
parsial variabel Debt to
Equity Ratio, Return On
Assets dan Earning Per
Share berpengaruh
terhadap Harga Saham
pada industri perbankan
yang terdaftar di Bursa
40

Efek Indonesia. (3).


Earning Per Share
adalah rasio yang
mempunyai pengaruh
dominan terhadap Harga
Saham pada industri
perbankan yang terdapat
di Bursa Efek Indonesia.
Rahman Nurhafidi, 2018; Penelitian Penulis
Judul: “PENGARUH EARNING PERSHARE (EPS), RETURN ON ASSETS (ROA), DAN
DEBT TO EQUITY RASIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN (Survei
pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Sri-Kehati Indeks).
Variabel yang digunakan: PENGARUH EARNING PERSHARE (EPS), RETURN ON
ASSETS (ROA), DAN DEBT TO EQUITY RASIO (DER) sebagai variabel independen dan
Harga saham Perusahaan sebagai variable dependen.

Berdasarkan uraian yang melatarbelakangi hal tersebut di atas, maka

penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “PENGARUH

EARNING PERSHARE (EPS), RETURN ON ASSETS (ROA), DAN DEBT

TO EQUITY RASIO (DER) TERHADAP HARGA SAHAM

PERUSAHAAN”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Earning Pershare (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity

Ratio (DER) dan Harga saham Perusahaan pada emiten yang terdaftar di Sri-

KEHATI Indeks

2. Bagaimana pengaruh Earning Pershare (EPS), Return On Asset (ROA), Debt

to Equity Ratio (DER) terhadap Harga saham Perusahaan

1.3 Tujuan Penelitian


41

Adapun yang menjadi tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini

adalah untuk mengetahui:

1 Bagaimana Earning Pershare (EPS), Return On Asset (ROA), Debt to Equity

Ratio (DER) dan Harga saham Perusahaan pada emiten yang terdaftar di Sri-

KEHATI Indeks

2 Bagaimana pengaruh Earning Pershare (EPS), Return On Asset (ROA), Debt

to Equity Ratio (DER) terhadap Harga saham Perusahaan

1.4 Kegunaan Penelitian

a. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk menambah pengetahuan

dengan menerapkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan.

Sedangkan dalam aplikasinya diharapkan dapat menambah pengetahuan mengenai

Pengaruh Earning Pershare (EPS), Return On Asset (ROA), dan Debt to Equity

Ratio Terhadap Harga saham Perusahaan yang terdaftar pada Sri-Kehati Index

Bagi Investor

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu investor dan calon investor

yang akan melakukan investasi saham untuk menentukan keputusan investasi

yang tepat khususnya saham- saham yang masuk dalam Sri-Kehati Indeks.

b. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan referensi bagi

pihak yang berkepentingan khususnya untuk mengkaji topik yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti.


42

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan melalui website Bank Indonesia yaitu:

www.bi.go.id, Pojok Bursa Saham Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi

Tasikmalaya, dan website resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id,

www.yahoofinance.com , www.bi.go.id .

1.5.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2018 sampai dengan

bulan Januari 2018. Untuk lebih jelasnya, lampiran 1 menyajikan tentang time

schedule atau waktu penelitian.

Anda mungkin juga menyukai