Anda di halaman 1dari 3

Diagnosis banding

Gagal Jantung Akut

Gagal jantung akut (GJA) adalah serangan cepat/rapid/onset atau adanya perubahan pada gejala-gejala
atau tanda-tanda dari gagal jantung yang berakibat diperlukannya tindakan atau terapi secara urgent.
GJA dapat berupa serangan pertama gagal jantung atau perburukan dari gagal jantung kronik
sebelumnya. Pasien dapat memperlihatkan kedaruratan medik seperti edema paru akut.

1,4

Penyakit kardiovaskular dan non kardiovaskular dapat mencetuskan GJA. Contoh yang paling sering
antara lain adalah

I.Peninggian afterload

pada penderita hipertensi sistemik atau pada penderita hipertensi pulmonal. Afterload mengacu pada
besarnya tekanan venterikel yang harus dihasilkan untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan
yang ditimbulkan oleh tekanan arteriol. Pada gagal jantung, jika salah satu atau lebih faktor ini
terganggu, maka curah jantung berkurang.

II.Peninggian preload karena volume overload atau retensi air. Preload adalah jumlah darah yang
mengisi jantung berbanding langsung dengan tekanan yang ditimbulkan oleh panjangnya regangan
serabut otot jantung.

III.Gagal sirkulasi seperti pada keadaan high output states antara lain pada infeksi,anemia atau
thyrotoxicosis. Misalnya, ada robekan daun katup secara tiba-tiba akibat endokarditis, trauma atau infark
miokard luas. Curah jantung yang menurun secara tiba-tiba akan menyebabkan penurunan tekanan
darah tanpa disertai edema perifer. Kondisi lain yang dapat menyebabkan GJA adalah ketidakpatuhan
makan ubat gagal jantung, atau nasehat-nasehat medis, pemakaian obat seperti NSAID. Symptom gagal
jantung bisa juga dicetuskan oleh faktor-faktor non kardiovaskular seperti penyakit paru obstruktif atau
adanya penyakit organ lanjut terutama disfungsi renal. Gambaran klinis khas dari GJA adalah kongesti
paru walaupun pada beberapa pasien yang banyak memberikan gambaran kardiak output dan
hipoperfusi jaringan lebih mendominasi penampilan klinis.

Disamping itu ada juga beberapa klasifikasi GJA yang biasa dipakai antara lain:

A.Klasifikasi Killip, berdasarkan tanda-tanda klinis sesudah infark jantung akut.

B.Klasifikasi Forester yang juga berdasarkan tanda-tanda klinis dan karakteristik hemodinamik pada
infark akut. Chronic Kidney Disesase Gagal ginjal kronis (bahasa Inggris:
chronic kidney disease, CKD) adalah proses kerusakan pada ginjal dengan rentang waktu lebih dari 3
bulan. CKD dapat menimbulkan simtoma berupa laju filtrasi glomerular di bawah 60 mL/men/1.73 m2,
atau di atas nilai tersebut namun disertai dengan kelainan sedimen urin. Adanya batu ginjal juga dapat
menjadi indikasi CKD pada penderita kelainan bawaan seperti hiperoksaluria dan sistinuria.

Gejala-gejala dari fungsi ginjal memburuk yang tidak spesifik, dan mungkin termasuk perasaan kurang
sehat dan mengalami nafsu makan berkurang. Seringkali, penyakit ginjal kronis didiagnosis sebagai hasil
dari skrining dari orang yang dikenal berada di risiko masalah ginjal, seperti yang dengan tekanan darah
tinggi atau diabetes dan mereka yang memiliki hubungan darah dengan penyakit ginjal kronis. Penyakit
ginjal kronis juga dapat diidentifikasi ketika itu mengarah ke salah satu komplikasi yang diakui, seperti
penyakit kardiovaskuler, anemia atau perikarditis. Penyakit ginjal kronik merupakan suatu keadaan
patologis dengan penyebab yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara progresif dan
kemudian berakhir pada gagal ginjal tahap akhir. Penyakit ginjal tahap akhir adalah suatu keadaan klinis
yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal kronik ireversibel yang sudah mencapai tahapan dimana
penderita memerlukan terapi pengganti ginjal, berupa dialisis atau transplantasi ginjal.

Artherosklerosis

Atherosklerosis adalah pengerasan dan penebalan dinding pembuluh darah arteri akibat plaque dimulai
dari lapisan intima bagian pembuluh darah paling dalam yang kemudian meluas juga ke lapisan media
dari pembuluh darah yang terjadi karena proses pengendapan lemak, komplek karbohidrat dan produk
darah, jaringan ikat dan kalsium. Bila plaque yang terbentuk dalam pembuluh darah cukup besar,
ditambah faktor-faktor resiko athelosklerosis masih terus berlanjut seperti kadar kolesterol tinggi,
penyakit kencing manis yang tidak terkontrol, tekanan darah tinggi, merokok, kegemukan, kurang olah
raga, stress, maka akan mudah terjadi penyumbatan karena terlepasnya plague yang berakibat fatal buat
penderita. Penderita penyakit keturunan homosistinuria memiliki ateroma yang meluas, terutama pada
usia muda. kadar kolesterol yang sangat tinggi menyebabkan terbentuknya ateroma yang lebih banyak di
dalam arteri koroner dibandingkan arteri lainnya.

Penyakit paru ostruksi kronis (PPOK)

Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit yang ditandai oleh keterbatasan jalan napas
progresif yang disebabkan oleh reaksi peradangan abnormal. Tercakup di dalamnya penyakit seperti
bronchitis kronis dan emfisema, dan paling sering terjadi karena merokok. Gejala yang dominan pada
PPOK adalah sesak napas yang seringkali dimulai saat beraktifitas. Seringkali terdapat batuk, yang
mungkin produktif menghasilkan sputum dan mengi. Gejala umum bersifat progresif dengan sesak napas
yang semakin berat dan berkurangnya toleransi olahraga. Terdapat eksaserbasi, seringkali berhubungan
dengan infeksi, di mana terdapat sesak napas yang semakin berat, batuk, mengi, dan produksi sputum.

Pasien PPOK dikatakan mengalami eksaserbasi akut bila kondisi pasien mengalami perburukan yang
bersifat akut dari kondisi sebelumnya yang stabil dan dengan variasi gejala harian normal sehingga
pasien memerlukan perubahan pengobatan yang sudah biasa digunakan. Eksaserbasi akut ini biasanya
disebabkan oleh infeksi, bronkospasme, polusi udara atau obat golongan sedative. Pasien yang
mengalami eksaserbasi akut dapat ditandai dengan gejala yang khas seperti sesak napas yang semakin
bertambah, batuk produktif dengan perubahan volume atau purulensi sputum, atau dapat juga
memberikan gejala yang tidak khas seperti malaise, fatigue dan gangguan susah tidur

Anda mungkin juga menyukai