Anda di halaman 1dari 8

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KORBAN MALPRAKTIK

OLEH TENAGA MEDIS MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8


TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN ISSN : 0215-3092

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KORBAN MALPRAKTIK OLEH


TENAGA MEDIS MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG
PERLINDUNGAN KONSUMEN

Idha Sri Suryani dan Siti Fatimah


(E-mail: sitifatimah456@gmail.com)
Mahasiswa Fakutas Hukum-UNS

ABSTRAK

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Selain itu kesehatan merupakan
investasi untuk membangun sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi.
Menurut pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yang
dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan sehat, baik, secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan
ekonomis. Bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu, dan terjangkau. Tetapi banyak sekali tindakan malpraktek yang dilakukan oleh
tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Tindakan tersebut
tentu merugikan masyarakat sehingga perlu diberikan suatu perlindungan hukum terhadap hak
yang dimiliki setiap orang sebagai konsumen/pasien kesehatan.

Kata Kunci: Mapraktek, Perlindungan Hukum, Tenaga Medis.

PENDAHULUAN nondisriminatif, partisipatif, dan


Latar Belakang berkelanjutan dalam rangka peningkatan
Kesehatan merupakan hak asasi ketahanan dan daya saing bangsa bagi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan pembangunan nasional.
yang harus diwujudkan sesuai dengan cita- Beberapa dekade ini media massa
cita bangsa Indonesia sebagaimana amanat sering menyoroti dunia pelayanan
dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar kesehatan masyarakat khususnya mengenai
Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun kesejangan hubungan antara pasien dan
1945. Bahwa setiap kegiatan dalam upaya dokter yang belumlah harmonis, hal ini
untuk memelihara dan meningkatkan dapat dilihat dari banyaknya kasus
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- malpraktek yang masih marak terjadi.
tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip Tindakan kesalahan atau kelalaian dokter

GEMA, THN XXVII/50/Pebruari - Juli 2015 2001


PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KORBAN MALPRAKTIK
OLEH TENAGA MEDIS MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN ISSN : 0215-3092

merupakan suatu hal yang penting untuk profesionalitas (profesional attitude)


dibicarakan, hal ini disebabkan karena minimal yang harus dikuasai oleh seorang
akibat kelalaian tersebut mempunyai dokter untuk dapat melakukan kegiatan
dampak yang sangat merugikan bagi profesionalnya pada masyarakat secara
masyarakat selaku konsumen kesehatan. mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi.
Selain merusak atau mengurangi Dari uraian diatas maka perlunya
kepercayaan masyarakat terhadap profesi perlindungan hukum terhadap masyarakat
kedokteran juga menimbulkan kerugian selaku konsumen kesehatan dari tindakan
pada pasien. malpraktik, perlindungan hak tersebut telah
Masyarakat yang berperan sebagai dijamin oleh Undang-Undang Nomor 36
konsumen kesehatan harus diberikan Tahun 2009 tentang Kesehatan dan
perlindungan hak yang dimilikinya dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
kedudukannya sebagai konsumen. Hal ini tentang Perlindungan Konsumen.
sangatlah wajar mengingat kedudukan
tersebut terjadi akibat dari adanya interaksi Rumusan Masalah
pihak lain, yang antara lain di antara pihak 1.
secara prinsip mempunyai kepentingan agaimana perlindungan hukum bagi
yang berbeda. Dalam hal ini, pihak masyarakat selaku konsumen
konsumen berkepentingan untuk kesehatan apabila terjadi tindakan
memperoleh manfaat yang sebaik mungkin malpraktik ?
atas barang dan jasa yang dikonsumsinya, 2.
terkait dalam hal ini adalah jasa dibidang ak-hak apa saja yang dimiliki oleh
medis, sedangkan produsen barang maupun pasien selaku konsumen jasa
pemberi jasa atau pelaku usaha pelayanan kesehatan?
berkepentingan untuk memperoleh
keuntungan dari produk atau jasa yang Metode Penelitian
dijualnya. Berdasarkan perbedaan dasar Penelitian hukum adalah suatu
kepentingan antara konsumen dan pelaku proses untuk menemukan aturan hukum,
usaha maka kemungkinan timbulnya prinsip-prinsip hukum, maupun doktrin-
persoalan akibat adannya benturan doktrin hukum guna menjawab isu
kepentingan menjadi semakin terbuka. hukum yang dihadapi. Penelitian hukum
Namun demikian untuk mengetahui dilakukan dalam rangka untuk
seorang dokter melakukan malpraktik atau menghasilkan argumentasi, teori maupun
tidak maka dapat dilihat dari unsur standar konsep baru sebagai preskripsi dalam
profesi kedokteran. Standar profesi menyelesaikan masalah yang dihadapi.
merupakan batasan kemampuan yang Adapun metode penelitian yang
meliputi pengetahuan (knowledge), digunakan penulis dalam penelitian ini
ketrampilan (skil performance), dan sikap adalah sebagai berikut:

GEMA, THN XXVII/50/Pebruari - Juli 2015 2002


PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KORBAN MALPRAKTIK
OLEH TENAGA MEDIS MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN ISSN : 0215-3092

Jenis penelitian dalam penelitian sedang diteliti. Sedangkan metode


hukum ini adalah penelitian hukum analisis data yang digunakan dalam
doktrinal atau normatif. Penelitian penelitian ini adalah dengan metode
doktrinal adalah suatu proses untuk deduksi yakni metode yang menganalisis
menemukan aturan hukum, prinsip- bahan hukum dengan menyajikan hal-hal
prinsip hukum, maupun doktrin-doktrin yang dirumuskan secara umum,
hukum guna menjawab isu hukum yang kemudian menarik kesimpulan sesuai
dihadapi. Sedangkan dari sifatnya dengan kasus faktual yang sedang
penelitian ini bersifat preskriptif dan diteliti.
terapan yang sesuai dengan hukum itu
sendiri, sehingga didalamnya PEMBAHASAN
mempelajari tujuan hukum, nilai-nilai Perlindungan Hukum Bagi Korban
keadilan, validitas aturan hukum, Malpraktik
konsep-konsep hukum dan aturan-aturan Malapraktik berasal dari kata lain
hukum. “mala” artinya salah atau tidak semestinya,
Jenis data yang digunakan adalah sedangkan praktik adalah proses
data sekunder yang didapatkan dengan penanganan kasus pasien dari seorang
metode penelitian kepustakaan. Data profesional (pasien) yang sesuai dengan
sekunder ini terdiri dari bahan hukum prosedur kerja yang telah ditentukan oleh
primer dan sekunder. Bahan hukum kelompok profesional. Dalam bidang
primer terdiri dari perundang-undangan, kesehatan malpraktik adalah penyimpangan
catatan-catatan resmi atau risalah dalam penanganan kasus atau masalah kesehatan
pembuatan perundang-undangan dan sehingga menyebabkan dampak buruk bagi
putusan-putusan hakim. Adapun bahan penderita atau pasien. Bagi tenaga medis
sekunder berupa semua publikasi tentang atau dokter malpraktik adalah tindakan
hukum yang merupakan dokumen- kelalaian dokter atau tenaga medis terhadap
dokumen resmi, yang meliputi buku- penanganan pasien. Tindakan malpraktik
buku hukum, skripsi, tesis, disertasi, yang dilakukan oleh tenaga medis
jurnal hukum, kamus hukum dan menimbulkan kerugian bagi masyarakat
komentar-komentar atas putusan selaku konsumen kesehatan.
pengadilan yang relevan dengan Perlindungan hukum adalah suatu
penelitian ini. perlindungan yang diberikan terhadap
Metode pengumpulan data yang subjek hukum dalam bentuk perangkat
digunakan dalam penelitian ini adalah hukum baik yang bersifat preventif maupun
studi kepustakaan, yakni merupakan yang bersifat represif, baik yang tertulis
segala usaha yang dilakukan peneliti maupun yang tidak tertulis. Perlindungan
untuk menghimpun informasi yang hukum merupakan gambaran fungsi hukum
relevan dengan topik atau masalah yang yaittu konsep dimana hukum dapat

GEMA, THN XXVII/50/Pebruari - Juli 2015 2003


PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KORBAN MALPRAKTIK
OLEH TENAGA MEDIS MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN ISSN : 0215-3092

memberikan keadilan, ketertiban, kepastian, 4.


kemanfaatan dan kedamaian. Perlindungan enciptakan sistem perlindungan
hukum bagi pasien menyangkut berbagai konsumen yang mengandung
hal yaitu masalah hubungan hukum pasien unsur kepastian hukum dan
dengan tenaga kesehatan, hak dan keterbukaan informasi serta akses
kewajiban para pihak dan untuk mendapatkan informasi;
pertanggungjawaban dan aspek penegakan 5.
hukumnya. enumbuhkan kesadaran pelaku
Menurut Pasal 1 angka 1 Undang- usaha mengenai pentingnya
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang perlindungan konsumen sehingga
Perlindungan Konsumen, dijelaskan bahwa tumbuh sikap yang jujur dan
konsumen adalah setiap orang pemakai bertanggung jawab dalam
barang dan/atau jasa yang tersedia dalam berusaha;
masyarakat, baik bagi kepentingan diri 6.
sendiri, keluarga, orang lain, ataupun eningkatkan kualitas barang
makhluk hidup lain dan tidak untuk dan/atau jasa yang menjamin
diperdagangkan. Berdasarkan pengertian kelangsungan usaha produksi
tersebut yang disebut konsumen adalah barang dan/atau jasa, kesehatan,
konsumen akhir. kenyamanan, keamanan, dan
Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang keselamatan konsumen.
Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Menurut Undang-Undang Nomor
Konsumen, adapun tujuan diberikan suatu 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
perlindungan konsumen adalah untuk: Konsumen, memasukan pelayanan
1. kesehatan
M sebagai objek hukum
eningkatkan kesadaran, kemampuan, perlindungan konsumen dan
dan kemandirian konsumen untuk menempatkan penerima layanan
melindungi diri; kesehatan sebagai konsumen serta
2. tenaga
M kesehatan sebagai pelaku usaha
engangkat harkat dan martabat dalam hubungan hukumnya. Tenaga
konsumen dengan cara kesehatan yang dimasudkan disini
menghindarkannya dari ekses negatif adalah setiap orang yang
pemakaian barang dan/jasa; mengambdikan dirinya dalam bidang
3. kesehatan
M serta memiliki pengetahuan
eningkatkan pemberdayaan konsumen dan atau ketrampilan melalui
dalam memilih, menentukan dan pendidikan di bidang kesehatan. Sesuai
menuntut hak-haknya sebagai ketentuan pasal 1 angka 6 Undang-
konsumen; Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Kesehatan menyebutkan bahwa setiap

GEMA, THN XXVII/50/Pebruari - Juli 2015 2004


PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KORBAN MALPRAKTIK
OLEH TENAGA MEDIS MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN ISSN : 0215-3092

orang mengabdikan diri di dalam kewajibannya untuk petugas kesehatan


bidang kesehatan serta memiliki yang melayaninya.
pengetahuan dan/atau ketrampilan Dalam pengertian hukum, hak adalah
melalui pendidikan di bidang kesehatan kepentingan hukum yang dilindungi oleh
yang untuk jenis tertentu memerlukan hukum. Kepentingan sendiri berarti
kewenangan untuk melakukan upaya tuntutan yang diharapkan untuk dipenuhi.
kesehatan. Sehingga dapat dikatakan bahwa hak adalah
suatu tuntutan yang pemenuhannya
Hak Pasien Selaku Konsumen Jasa dilindungi oleh hukum. Hak-hak
Pelayanan Kesehatan masyarakat atau pasien sebagai sasaran
Hak dan kewajiban pasien selaku pelayanan kesehatan merupakan bagian dari
konsumen jasa pelayanan kesehatan hak asasi manusia yang berssifat universal.
didasari dengan adanya hubungan hukum Dalam Kode Etik Kedokteran
antara pasien dengan adanya hubungan Indonesia (KODEKI) telah dirumuskan
hukum antara pasien dengan pemberi jasa tentang hak-hak pasien adalah sebagai
pelayanan kesehatan yang dalam hal ini berikut:
adalah dokter. Hubungan anatara pasien 1) Hak untuk hidup, hak atas tubuhnya
dengan dokter rumah sakit adalah dikenal sendiri dan hak untuk mati secara
sebagai suatu perikatan. dasar dari perikatan wajar.
yang terbentuk antara dokter dan pasien 2) Hak memeroleh pelayanan kedokteran
biasanya adalah perjanjian, tetapi dapat saja yang manusiawi sesuai dengan standar
terbentuk perikatan berdsarkan undang- profesi kedokteran.
undang. 3) Hak memperoleh penjelasan tentang
Menurut perspektif etika dan hukum dan terapi dari adokter yang
kesehatan kedua belah pihak baik mengobatinya.
masyarakat atau pasien dan petugas 4) Hak menolak prosedur diagnosis dan
kesehatan termasuk dokter keduanya terapi yang direncanakan, bahkan dapat
mempunyai hak dan kewajiban yang saling menarik dir dari kontrak teraupetik.
diakui dan dihormati. Hak –hak masyarakat 5) Hak memperoleh penjelasan tentang
atau pasien harus dihargai oleh setiap riset kedokteran yang akan diikutinya.
petugas kesehatan, dan sebaliknya hak-hak 6) Hak menolak atau menerima
pasien harus dihargai oleh setiap tenaga keikutsertaannya dalam riset
kesehatan dan dihargai oleh masyarakat kedokteran.
sebagai pengguna pelayanan. Demikian 7) Hak dirujuk kepada dokter spesialis,
juga petugas kesehatan mempunyai apabila diperlukan dan dikembalikan
kewajiban yang harus dilaksanakan untuk kepada dokter yang merujuknya setelah
pasien atau masyarakat, tetapi juga pasien selesai konsultasi atau pengobatan
atau masyarakat harus menjalankan

GEMA, THN XXVII/50/Pebruari - Juli 2015 2005


PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KORBAN MALPRAKTIK
OLEH TENAGA MEDIS MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN ISSN : 0215-3092

untuk memperoleh perawatan tindak pasien juga merupakan konsumen yaitu


lanjut. konsumen jasa kesehatan maka hak dan
8) Hak kerahasiaan dan rekam medisnya kewajibannya juga mengikuti hak dan
atas hak pribadi. kewajiban konsumen secara
9) Hak memperoleh penjelasan tentang keseluruhan. Adapun hak konsumen
peraturan rumah sakit. adalah sebagai berikut:
10) Hak berhubungan dengan keluarga, 1) Hak atas kenyamanan, keamanan,
penasihat atau rohaniawan dan lain- dan keselamatan dalam
lainya selagi dperlukan dalam hal mengkonsumsi barang dan/atau
perawatan. jasa.
11) Hak memperoleh penjelasan tentang 2) Hak untuk memilih barang dan/atau
perincian biaya rawat inap, obat, jasa serta mendapatkan barang
pemeriksaan laboratorium, dan/atau jasa tersebut sesuai
pemeriksaan rontgen, USG, CT-Scan dengan nilai tukar dan kondisi
dan sebagainya. serta jamainan yang dijanjikan.
Salah satu hak utama yang 3) Hak atas informasi yang benar, jelas
dimiliki pasien adalah hak-hak untuk dan jujr mengenai kondisi dan
memperoleh informasi atau penjelasan, jaminan barang dan/atau jasa.
merupakan hak asasi pasien yang 4) Hak untuk didengar pendapat dan
paling utama bahkan dalam tindakan- keluhanya atas barang dan/atau
tindakan khusus diperlukan persetujuan jasa yang digunakan.
tindakan medis yang ditandatangani 5) Hak untuk mendapatkan advokasi,
oleh pasien dan atau keluarga pasien. perlindungan, dan upaya
Hal tersebut tidak dapat dipungkiri penyelesaian sengketa
bahwa hubungan dokter dengan perlindungan konsumen secara
pasien, maka dokter mempunyai posisi patut.
yang lebih kuat dibandingkan dengan 6) Hak untuk mendapat pembinaan dan
posisi pasien atau keluarga pasien. pendidikan konsumen.
Akan tetapi dengan kemajuan ilmu 7) Hak untuk diperlakukan atau
pengetahuan dan teknologi masyarakat dilayani secara benar dan jujur
atau pasien telah memperoleh akses serta tidak diskriminatif
yang tinggi terhadap informasi tentang berdasarkan suku, agama, budaya,
kesehatan. daerah, pendidikan, kaya, miskin,
Sedangakan menurut Undang- dan status sosial lainnya.
Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang 8) Hak untuk mendapatkan
Perlindangan Konsumen memang tidak kompensasi gantu rugi atau
menyebutkan secara spesifik hak dan penggantian, apabila barang
kewajiban konsumen, tetapi karena dan/atau jasa yang diterima tidak

GEMA, THN XXVII/50/Pebruari - Juli 2015 2006


PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KORBAN MALPRAKTIK
OLEH TENAGA MEDIS MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN ISSN : 0215-3092

sesuai dengan perjanjian atau tidak Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang
sebagaiman mestinya. Perlindungan Konsumen. Perlindungan
9) Hak-hak yanng diatur dalm hukum adalah suatu perlindungan yang
ketentuan peraturan perundang- diberikan terhadap subjek hukum dalam
undangan lainnya. bentuk perangkat hukum baik yang bersifat
Pasien sebagau konsumen preventif maupun yang bersifat represif,
kesehatan memiliki perlindungan diri baik yang tertulis maupun yang tidak
dari kemungkinan upaya pelayanan tertulis. Salah satu hak utama yang dimiliki
kesehatan yang tidak bertanggung pasien adalah hak-hak untuk memperoleh
jawab seperti penelantaran. Pasien informasi atau penjelasan, merupakan hak
berhak untuk keselamatan dan asasi pasien yang paling utama bahkan
kenyamanan terhadap pelayanan jasa dalam tindakan-tindakan khusus diperlukan
kesehatan yang diterimanya. Dengan persetujuan tindakan medis yang
adanya hak tersebut maka konsumen ditandatangani oleh pasien dan atau
akan terlindungi dari praktik profesi keluarga pasien.
yang mengancam keselamatan atau Hal tersebut tidak dapat dipungkiri
kesehatan. bahwa hubungan dokter dengan pasien,
Hak pasien lainnya sebagai maka dokter mempunyai posisi yang lebih
konsumen jasa kesehatan adalah hak kuat dibandingkan dengan posisi pasien
untuk didengar dan medapatkan ganti atau keluarga pasien. Akan tetapi dengan
rugi apabila pelayanan yang didapatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
tidak sebagaimana mestinya. masyarakat atau pasien telah memperoleh
Masyarakat sebagai konsumen dapat akses yang tinggi terhadap informasi
menyampaikan keluhannya kepada tentang kesehatan.
dokter atau pihak rumah sakit sebagai Sedangakan menurut Undang-Undang
upaya perbaikan rumah sakit dalam Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindangan
pelayanannya. Selain itu konsumen Konsumen memang tidak menyebutkan
berhak untuk memilih dokter yang secara spesifik hak dan kewajiban
diinginkan dan berhak mendapatkan konsumen, tetapi karena pasien juga
pilihak kedua dan juga mendapatkan merupakan konsumen yaitu konsumen jasa
rekam medik yang berisikan riwayat kesehatan maka hak dan kewajibannya juga
penyakit pasien. mengikuti hak dan kewajiban konsumen
secara keseluruhan.

PENUTUP Saran
Simpulan Seiring perkembangan teknologi
Hak pasien selaku konsumen jasa medis diharapkan pula dapat dibentuknya
pelayanan kesehatan diatur dalam Undang- suatu peraturan hukum yang komprehensif

GEMA, THN XXVII/50/Pebruari - Juli 2015 2007


PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PASIEN KORBAN MALPRAKTIK
OLEH TENAGA MEDIS MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN ISSN : 0215-3092

yang khusus mengatur mengenai hukum Soekidjo Notoatmojo. 2010. Etika &
kesehatan, sehingga diharapkan masyarakat Hukum Kesehatan. Jakarta: PT.
lebih dapat memahami hak-hak yang Rineka Cipta.
mereka miliki sebagai pasien yang
menggunakan jasa pelayanan kesehatan dan Wila Chandrawila Supriadi. 2011. Hukum
juga sebagai pedoman bagi tenaga Kedokteran. Bandung: Mandar Maju.
kesehatan dalam melaksanakan tugasnya
sebagai tenaga kesehatan agar dapat Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999
meminimalisir terjadinya kasus-kasus tentang Perlindungan Konsumen.
kelalaian medik. Undang-Undang Republik Indonesia
Pemerintah harus membuat aturan Nomor 29 Tahun 2004 tentang
tersendiri tentang malpraktik yang Praktik Kedokteran.
dilakukan oleh tenaga kesehatan (termasuk
perawat), sehingga ada payung hukum yang Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
secara khusus mengatur tentang tindakan tentang Kesehatan.
malpraktik tersebut. Selain itu, peraturan
perundangan dalam bidang kesehatan perlu
ditinjau kembali dan disempurnakan,
seperti dalam Undang-undang Kesehatan
yang juga tidak mengatur mengenai
malpraktik di dalamnya, sehingga
memunculkan ketidakjelasan status hukum
pihak-pihak yang berkepentingan dalam
upaya pelayanan kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Bahder Johan Nasution. 2005. Hukum


Kesehatan Pertanggungjawaban
Dokter. Jakarta: PT. Rineke Cipta.

Peter Mahmud Marzuki. 2011. Penelitian


Hukum. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

GEMA, THN XXVII/50/Pebruari - Juli 2015 2008

Anda mungkin juga menyukai