Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS KUALITATIF

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESULITAN


MAHASISWA TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA

PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian

Dosen Pengampu:Dra.Syarifah,MS

Oleh:

Tiffany Zaldia Putri Tarigan 151000279

Neni Fauziah Yulianti 151000280

Intan Chairina Hasibuan 151000285

Aldita Ronariski Siregar 151000339

Sofiah 151000346

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Tahun 2017/2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai
denganjumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
WHO mencatatjumlah perokok seluruh dunia tahun 2013 mencapai 1.2 milyar
orang dan 800 jutadiantaranya berada di negara berkembang. Indonesia
menempati urutan ke-3 dengan jumlahperokok terbanyak setelah Cina dan India.
The Southeast Asia Tobacco Control Alliance(SEATCA) menyebutkan bahwa
jumlah perokok di Asia Tenggara tahun 2013 tercatatsebanyak 121.156.804 jiwa,
dimana Indonesia menempati urutan pertama perokok terbanyakdengan persentase
50,68%.

Ada berbagai alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab mengapa
seseorang merokok. Menurut Levy setiap individu mempunyai kebiasaan
merokok yang berbeda dan biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka merokok.
Pendapat tersebut didukung oleh Smet yang menyatakan bahwa seseorang
merokok karena faktor-faktor sosio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial,
gengsi, dan tingkat pendidikan. Secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa
perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu, artinya
perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor dalam diri, juga disebabkan olah
faktor lingkungan seperti lingkungantempat tinggal (rumah, kost, kontrakan) dan
sarana umum lainnya (pasar, rumah sakit, dan lain-lain).

Meskipun himbauan tentang bahaya merokok telah banyakdisampaikan oleh


berbagai pihak, namun orang-orang yang menjadi perokok aktiftidak juga
berkurang. Lebih ironisnya orang-orang yang merokok kebanyakanadalah orang
yang perekonomiannya menengah kebawah, remaja yang belumberpenghasilan
tetap, bahkan seorang mahasiswa. Mahasiswa sebagai agen of change, tentunya
harus berfikir lebih rasional. Sebab mahasiswa adalah kaum intelektual muda
yang diharapkan bangsa untuk menjadi penerus dan penggerak kemajuan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, perilaku merokok diantara mahasiswamerupakan suatu
hal yang tidak patut dilakukan.

Mahasiswa seharusnya memiliki kepekaan yangtinggi terhadap fenomena-


fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Akan tetapi, merokokdikalangan
mahasiswa justru menjadi fenomena yang biasa. Fenomena merokokdikalangan
mahasiswa dapat dilihat seperti di Universitas Sumatera Utara Fakultas
Teknik.Perilaku para mahasiswa yangmerokok pun bermacam-macam dan
tentunya memiliki tujuan yang berbeda-beda.Di Fakultas Teknik sendiri memang
belum adaperaturan tertulis tentang larangan merokok sehingga masih banyak
mahasiswa yang merokok di sembarang tempat,termasuk tempat-tempat umum.

Kebiasaan merokok yang umumnya di anggap biasa memang sulitdihilangkan,


sebab berhenti merokok secara total sangat tergantung pada keinginan individu itu
sendiri, komitmen, motivasi, dukungan sosial dan self control. Bila kesemua
faktor diatas saling mendukung maka proses berhenti merokok sangatlah mudah.
Namun, bagi beberapa orang yang berhasil berhenti merokok kadang tidak
membutuhkan banyak faktor yang mengikat, misalnya perokok yang berhenti
merokok disebabkan oleh kematian temannya yang disebabkan oleh kanker
karena merokok, rasa sayang terhadap anggota keluarganya agar tidak terpolusi
rokok pasif, atau disebabkan karena kepercayaan, contohnya saja fatwa merokok
yang diharamkan oleh ulama (www.pikirdong.com, 2010).

Global Youth Tobacco Survey (GYTS, 2006) melaporkan 76% perokok ingin
berhenti merokok , 86% telah mencoba berhenti tahun sebelum survei dilakukan
tetapi gagal.

Fenomena merokokdikalangan mahasiswa dapat dilihat seperti di Universitas


Sumatera Utara Fakultas Teknik.Perilaku para mahasiswa yang merokok pun
bermacam-macam dan tentunya memiliki tujuan yang berbeda-beda.Di Fakultas
Teknik sendiri memang belum adaperaturan tertulis tentang larangan merokok
sehingga masih banyak mahasiswa yang merokok di sembarang tempat,termasuk
tempat-tempat umum. Telah diperoleh hasil wawancara awal bahwa dari 10
mahasiswa perokok, 8 diantaranya ingin erhenti merokok namun mengalami
kesulitan berhenti merokok .

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian tentang “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Kesulitan Mahasiswa
Teknik Universitas Sumatera Utara Berhenti Merokok”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian adalah
belum diketahuinya faktor yang mempengaruhi kesulitan mahasiswa yang sangat
ingin berhenti merokok. Oleh karena itu melalui penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa teknik usu
kesulitan berhenti merokok.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kesulitan mahasiswa teknik usu berhenti merokok.
2. Tujuan Khusus:
a. Untuk menganalisagambaran keinginan dan bentuk upaya
mahasiswa dalam berhenti merokok.
b. Untuk menganalisa gamaran lebih dalam kesulitan mahasiswa dalam
berhenti merokok.
D. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, diantaranya:
1. Bagi Institusi Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan referensi dalam memantu program pendidikan
kesehatan pada pasien degan perilaku merokok.
2. Bagi Instusi Pendidikan yang Terkait (Universitas Sumatera Utara)
Sebagai bahan masukan dalam membantu optimalisasi program kampus
sebagai area Kawasan Tanpa Rokok.
3. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat memerikan gamaran kepada mahasiswa perokok dalam
mengantisipasi kesulitan untuk berhenti merokok.
4. Bagi Peneliti
Untuk memperluas wawasan dalam melaksanakan program pendidikan
kesehatan dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan
perokok berhenti merokok sehingga dapat membantu berlangsungnya program
berhenti merokok.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Merokok

Merokok adalah aktivitas menyalakan api pada rokok sigaret atau cerutu, atau
tembakau dalam pipa rokok. Termasuk juga dengan menggunakan sejenis pipa
khusus yang mengandung air ditengahnya. Walaupun bahannya bukan dari
tembakau atau bahan mirip tembakau yang memberi cita rasa sama seperti
tembakau.

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi di setiap Negara ) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun
daun tembakau yang telah di cacah dan bahan bahan tambahan lainnya, seperti
cengkeh.

Rokok merupakan salah satu zat adiktif, yang apabila digunakan dapat
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat. Sebagaimana
yang tercantum dalam Bab I Ketentuan Umum, pasal 1, Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2003, rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu
atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana
rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan.

B. Motivasi Untuk Merokok

Sebagian besar mahasiswa menyatakan bahwa mereka termotivasi merokok


karena pengaruh pergaulan dengan teman atau lingkungan disekitar. Hasil
penelitian ini selaras dengan penelitian-penelitian sebelumnya, bahwa teman
sebaya cukup mempengaruhi seseorang untuk merokok. Penelitian Srisatyorini
(2004) menemukan bahwa hampir semua mahasiswa mengaku bahwa mereka
merokok karena pengaruh teman. Beberapa mahasiswa lain menyatakan bahwa
motivasi merokok pada awalnya karena mereka menghadapi masalah berat.
Mereka memilih merokok menjadi pilihan pelarian yang lebih aman, daripada
minum alkhohol.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sulit Berhenti Merokok
1) Faktor adiksi
Tidak sedikit perokok yang berusaha berhenti merokok. Namun banyak yang
gagal. Perokok mungkin dapat berhenti merokok selama beberapa hari,
minggu, atau bulan, tapi ada kemungkinan kambuh kembali. Hal ini
disebabkan adanya sifat adiksi pada tembakau Sifat adiksi ini menyebabkan
seseorang menjadi ketergantungan pada rokok. Perokok akan merasakan
beberapa keluhan jika kebiasaan merokoknya dihentikan. Perokok yang sudah
ketagihan akan merasa kurang percaya diri, sulit berkonsentrasi, dan tidak
bersemangat. Itulah sebabnya mereka sulit berhenti merokok.(Priyoto, 2015)

2) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan berpengaruh besar pada niatan seseorang untuk berhenti
merokok. Seseorang yang berada dalam lingkungan perokok tentu saja lebih
sulit berhenti. Sebaliknya, berada dalam lingkungan bukan perokok membuat
seseorang lebih mudah berhenti merokok.(Priyoto, 2015)

3) Faktor pendidikan
Banyak perokok tidak mau berhenti merokok disebabkan mereka tidak
mengerti bahaya merokok. Kebanyakan mereka sulit menerima alasan bahaya
merokok bagi kesehatan. Terbukti mereka yang tetap merokok merasa sehat-
sehat saja. Itulah yang tidak disadari oleh perokok. Bahaya rokok memang
tidak langsung dirasakan oleh perokok saat itu juga. Ada rentan waktu yang
sangat panjang dari seseorang mulai merokok hingga menderita berbagai
penyakit. (Priyoto, 2015)

4) Faktor iklan
Iklan rokok terdapat di berbagai media dengan berbagai macam bentuk
promosinya. Diistilahkan seperti bak jamur dimusim hujan. Kenyataanya,
iklan rokok memberikan kesan positif pada perokok. Iklan rokok yang
bertebaran itu tidak diimbangi dengan iklan antirokok yang mencukupi. Hal
ini membuat perokok kurang menyadari bahaya yang mengancam
kehidupannya dan orang disekitarnya. Akibatnya perokok sulit untuk
berhenti.(Priyoto, 2015)
5) Faktor kemudahan
Rokok merupakan barang yang sangat murah dan mudah didapat. Dari
supermarket sampai warung kecil, rokok selalu tersedia. Parahnya lagi, banyak
penjual yang menjual rokok batangan atau eceran. Hal ini tentu saja
mempermudah anak -anak dan remaja untuk membeli dan menikmati rokok.
Mudahnya mendapatkan rokok membuat anak-anak dan remaja sulit berhenti
merokok. (Priyoto, 2015)

Penelitian Baequni dan Narila (2005) menunjukkan bahwa seorang perokok


pertama kali merokok dipengaruhi oleh teman (58%), diri sendiri (25,3%), dan
keluarga (1,4%). Penelitian Resmawan (2003) dalam Baequni 13 dan Narila
(2005) menunjukkan bahwa teman (48%) merupakan orang yang

paling sering berperan mempengaruhi orang untuk merokok.


D. Kerugian Mengkonsumsi Rokok

Ada beberapa aspek yang merugikan jika kita mengkonsumsi rokok


diantaranya:
1) Aspek Kesehatan
Rokok mengandung 4000 zat kimia berbahaya bagi kesehatan, seperti
nikotin yang bersifat adiktif dan tar yang bersifat karsinogenik. Sedikitnya 25
penyakit di sebabkan oleh rokok diantaranya kanker paru, bronchitis kronik,
emfisema dan berbagai penyakit paru lainnya, kanker mulut, tenggorokan,
pankreas, kandung kencing, penyakit pembuluh darah, ulkus peptikum,
penyakit jantung, gangguan kehamilan dan janin, katarak, kanker serviks,
kerusakan ginjal dan periodontitis (Depkes, 2006). Severina Sabia dan Kolega
dari france`s Institute National de la Sante et de la echerche meneliti 10.308
warga London yang berusia 35-55 tahun untuk melihat hubungan merokok
dan kemampuan daya ingat. Hasil penelitian yang ilakukan pada 1985-1988
itu adalah, pertama merokok di usia pertengahan mengakibatkan penurunan
daya ingat dan penurunan kemampuan membuat alasan. Kedua, lebih kecil
kecenderungan perokok yang telah berhenti dalam jangka waktu lama
mengalami penurunan kemampuan kognitif dalam mengingat kata-kata dan
kemampuan verbal. Ketiga, berhenti merokok di usia pertengahan akan
mengakibatkan peningkatan pada perilaku kesehatan. Keempat, seseorang
yang mengalami gejala penurunan kemampuan daya ingat berisiko besar
mengalami demensia dalam jangka waktu dekat (Media Indonesia, 16 Juni
2008).

2) Aspek Ekonomi
Merokok juga merugikan di sektor ekonomi. Harga rokok berbungkusnya
sekitar Rp.10.000,-. Seorang perokok setiap harinya mengeluarkan minimal
Rp.10.000,- untuk membeli rokok, kalau dikalkulasikan dalam waktu sebulan
Rp.300.000 ,- mereka habiskan hanya untuk merokok. Seandainya uang itu
iinvestasikan atau ditabung maka dapat terkumpul sekitar Rp.3.600.000,-
pertahun.

3) Aspek Sosial
Asap rokok bukan saja memberikan dampak buruk bagi perokok, tapi juga
orang lain disekitar perokok yang ikut menghisap asap rokok tersebut.
Perokok pasif dewasa mempunyai resiko lebih tinggi untuk
terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, dan penyakit paru lainya. Suatu
penelitian di Finlandia menunjukan bahwa orang dewasa yang terpapar asap
rokok berpeluang menderita asma dua kali lipat dibanding orang yang tidak
terpapar. Perokok pasif bayi dan anak-anak mempunyai resiko lebih tinggi
untuk terkena infeksi telinga dan sindroma kematian bayi mendadak (SID/
sudden infant death syndrome). (Depkes,2006)

E. Gejala Ketagihan Merokok


Gejala-gejala yang dapat diamati pada orang yang ketagihan (Lisa, 2010):
 Adanya rasa ingin merokok yang menggebu.
 Merasa tidak bisa hidup selama setengah hari tanpa rokok.
 Merasa tidak tahan apabila kehabisan rokok.
 Sebagian kenikmatan merokok terjadi saat menyalakan rokok.
 Kesemutan di lengan dan kaki.
 Berkeringat dan gemetar (adanya penyesuaian tubuh terhadap
hilangnya nikotin).
 Gelisah, susah konsentrasi, sulit tidur, lelah, dan pusing.
F. Faktor Penyulit Berhenti Merokok
Faktor penyulit seseorang berhenti merokok yaitu efek psikoaktif nikotin yang
sangat kuat yakni 5-10 kali lebih kuat dari kokain dan morfin, reseptor pada
otak yang menerima nikotin akan melepaskan dopamin yang memberikan rasa
nyaman sementara. Kehilangan rasa nyaman akan saat kadar nikotin menurun
menimbulkan keinginan kembali untuk merokok. Faktor lainnya adalah
kemudahan mendapatkan rokok dan gangguan-gangguan yang muncul saat
seseorang berhenti merokok (Sani, 2010). Selain kesulitan-kesulitan semacam
itu, kurangnya pengetahuan mengenai cara menghentikan kecanduan nikotin
membuat sebagian besar perokok gagal menghentikan kebiasaan merokok
(Ginting, 2010)

G. Motivasi Berhenti Merokok


Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia, motivasi adalah dorongan yang
timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan
suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi merupakan suatu istilah umum
yang mencakup tingkah laku yang mencari tujuan dan yang berkembang
karena adanya tujuan-tujuan. Dapat dikatakan motivasi adalah proses
menggiatkan, mempertahankan, mengarahkan tingkah laku pada tujuan
tertentu (Huffman, Vernoy, 1997 dalam Semium, 2006).

Motivasi seseorang dapat timbul dan tumbuh berkembang melalui dirinya


sendiri maupun dari lingkungan. Menurut Kort (1987) yang dikutip Bastable
(2002), motivasi adalah hasil faktor internal dan faktor eksternal dan bukan
hasil dari manipulasi eksternal saja. Motivasi internal adalah motivasi yang
timbul dari dalam diri individu, yaitu semacam dorongan yang bersumber dari
dalam diri, tanpa harus menunggu rangsangan dari luar. Motivasi internal
merupakan dorongan atau rangsangan yang bersifat konstan dan biasanya
tidak mudah dipengaruhi oleh lingkungan luar. Sedangkan motivasi eksternal
adalah motivasi yang disebabkan oleh adanya rangsangan atau dorongan dari
luar. Rangsangan tersebut bisa dimanifestasikan bermacam-macam sesuai
dengan karakter, pendidikan, latar belakang orang yang bersangkutan.
Kelemahan dari motivasi ini adalah harus senantiasa didukung oleh
lingkungan, fasilitas, orang yang mengawasi, sebab kesadaran dari dalam diri
individu itu belum tumbuh (Herijulianti, 2001). Faktor terpenting untuk
berhenti merokok adalah kemauan yang kuat dari dalam diri perokok sendiri
untuk berhenti merokok. Apabila tidak ada kemauan yang kuat, berbagai
macam metode yang dipakai pasti akan gagal dan apabila perokok berhasil
berhenti merokok untuk jangka waktu tertentu, tidak lama lagi dia akan
kembali merokok.Apabila sudah ada motivasi dan kemauan yang kuat untuk
berhenti merokok, maka akan banyak metode yang dapat dipak untuk
mewujudkan niat tersebut. Mereka yang akan berhenti merokok harus
menyadari bahwa tidak ada satupun obat atau cara yang manjur seratus persen
untuk menghentikan merokok kalau ia sendiri belum termotivasi kuat untuk
benar-benar berhenti merokok. (Aditama, 1992dalam Fathurrahman, 2006)

H. Tahapan Berhenti Merokok


1) Tahap pertama (memutuskan untuk berhenti)
Orang yang telah berhenti merokok mengatakan pentingnya kejelasan alasan-
alasan seperti merokok membunuh (satu dari dua orang perokok seumur hidup
akan mati karena kebiasaannya),rokok penuh racun (kandungan dalam rokok),
merokok menimbulkan berbagai macam penyakit (empisema, penyakit paru
-paru, penyakit jantung, dll). Alasan lain untuk berhenti merokok adalah:
 Kepercayaan diri; berhenti dari merokok merupakan suatu tantangan. Sekali
perokok telah berhenti,perokok akan bertambah yakin bahwa perokok tersebut
akan berhasil mengatasi pekerjaan yang sulit dan mengendalikan
kehidupannya Berhenti merokok membantu rasa percaya diri.
 Kebugaran; merokok membuat orang malas berolahraga dan mengurangi
manfaat olahraga bagi tubuh. Perokok lebih banyak mengeluhkan batuk pilek
dan memerlukan waktu yang lebih lama untuk membaik.
 Penampilan; kulit yang kekurangan oksigen akan menjadi kering dan pucat.
Kerut disekitar mata dan mulut akan terbentuk lebih dini,dan tar akan
membuat gigi berwarna gelap.
2) Tahap kedua (Bersiap untuk berhenti)
Perokok yang merencanakan proses berhentinya akan lebih berhasil daripada
perokok yang tidak merencanakannya terlebih dahulu. Ada empat tahap untuk
bersiap yaitu:
 Pahami ketagihan nikotin
 Ketahui apa penyebab utama merokok
 Rencanakan cara mengatasinya
 Tetapkan waktu untuk berhenti

3) Tahap ketiga (Berhenti)


Perokok biasanya akan membayangkan akan kesulitannya dalam berhenti
merokok. Cara berhenti merokok yang baik adalah dengan memilih pende
katan yang akan berhasil untuk perokok tersebut. Berhenti total, artinya adalah
berhenti seketika dan langsung menjadi bukan perokok lagi, tanpa memakai
tahap mengurangi jumlah rokok atau frekuensi merokok. Cara ini merupakan
cara yang paling berhasil untuk sebagian besar perokok. Berhenti bertahap,
dengan cara mengurangi jumlah rokok. Jika perokok memilih berhenti secara
bertahap maka perokok tersebut harus menentukan waktu dimana perokok
tersebut telah benar-benar berhenti merokok. Priyoto, 2015)
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang akan digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan


pendekatan studi fenomenologi. Penelitian deskriptif melakukan analisis
hanya sampai taraf deskripsi yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara
sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang benar mengenai
subyek yang diteliti. Penelitian deskriptif juga bertujuan untuk membuat
deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta (Nurbaeti & Utomo, 2010).

Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan
mengklarifikasikan suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit
yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan
hubungan antarvariabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik
generalisasi yang menjelaskan variabel-variabel anteseden yang menyebabkan
sesuatu gejala atau kenyataan sosial.

Penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan


penemuanpenemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh) dengan
menggunakan prosedurprosedur statistik atau dengan cara-cara lain dari
kuantifikasi (pengukuhan). menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) penelitian
kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati (Salam & Jaenal, 2006).
Penelitian kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan
deduktif dan induktif serta analisis terhadap dinamika hubungan antar
fenomena yang diamati dengan menggunakan logika ilmiah (Irma & Waras,
2010).

Studi fenomenologi yaitu penelitian yang menjelaskan pengalaman manusia


melalui deskripsi dari orang yang menjadi informan penelitian, sehingga
peneliti dapat memahami pengalaman hidup informan. Penelitian ini
menggambarkan pendekatan psikologis terhadap penelitian fenomenologis
(Satori & Komariah, 2009). Metode penelitian ini ditekankan pada
subjektivitas pengalaman hidup dari perokok yang berkaitan dengan kesulitan
berhenti merokok.

B. Informan dalam Penelitian


Sampel dalam penelitian ini disebut informan. Informan dalam penelitian ini
dipilih dengan menggunakan purposive sampling technique yaitu suatu
metode yang digunakan jika penetapan informan didasarkan atas
kriteriakriteria yang sudah ditentukan. Adapun kriteria informan dalam
penelitian ini adalah mahasiswa Teknik USU , perokok dan pernah mencoba
berhenti merokok tetapi mengalami kegagalan. Proses pengambilan sampel
dilakukan dengan cara menetapkan informan sesuai kriteria yang telah
ditentukan dan akhirnya diperoleh dengan jumlah informan sebanyak 12
mahasiswa. Jumlah tersebut ditetapkan setelah data atau jawaban yang
diperoleh dari beberapa informan mengalami kejenuhan.

C. Tempat dan Waktu penelitian


Penelitian ini dilakukan di Fakultas Teknik USU dengan pengumpulan data
dilakukan di lingkungan universitas. Penelitian ini dilakukan pada bulan
Oktober 2017.
D. Jenis data dalam penelitian
Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer bersifat narasi, uraian,
penjelasan dari informan baik lisan maupun tulisan. Jenis data tersebut berupa
catatan lapangan dan rekaman audio.

E. Prosedur pengumpulan data


Sesuai dengan bentuk pendekatan kualitatif, maka teknik pengumpulan data
yang digunakan adalah wawancara mendalam dan analisis dokumen.
Pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu
persiapan, pelaksanaan, dan penutup.

1. Tahap persiapan
Dalam persiapan penelitian ini, peneliti telah memiliki beberapa topik yang
akan menjadi rencana penelitian. Peneliti mengajukan topik/judul penelitian
kepada pembimbing untuk mendapatkan persetujuan, peneliti mencari bahan
referensi dan menyusun proposal penelitian.

Setelah proposal penelitian direvisi sesuai dengan masukan dan saran dari
pembimbing dan penguji ketika ujian proposal, kemudian peneliti menyiapkan
instrumen dan alat bantu yang digunakan untuk pengambilan data seperti
pedoman wawancara, alatalat tulis dan alat perekam. Selanjutnya peneliti
menentukan mahasiswa sebagai informan dalam penelitian sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan. Informan didapatkan di sekitar Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) yakni dimana tempat berbagai kelompok mahasiswa
berkumpul.

2. Tahap pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data di sekitar UKM. Peneliti
menanyakan kesediaan calon informan dengan menjelaskan tujuan
pengambilan data, waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan data dan
memberikan lembar informed consent yang harus ditanda tangani sebagai
bukti kesediaan sebagai informan. Setelah calon informan bersedia sebagai
informan, peneliti menanyakan tempat yang diinginkan informan untuk
pengambilan data, tujuannya supaya informan lebih fokus tanpa adanya
pengaruh dari lingkungan sekitar.

Selanjutnya, sesuai kontrak dengan informan, peneliti melakukan pengambilan


data dari informan. Teknik yang digunakan adalah melakukan wawancara
mendalam serta merekam wawancara untuk memperoleh data primer sesuai
pedoman wawancara.

3. Tahap penutupan
Pada tahap penutupan ini, peneliti menentukan code setiap informan.
Selanjutnya peneliti membuat kontrak dengan informan bahwa peneliti akan
datang kembali untuk validasi data serta apabila ada data yang belum
diperoleh atau mengulang data apabila ada data yang hilang. Setelah
mendapatkan kesediaan dari informan, peneliti melakukan terminasi dengan
memberikan apresiasi kepada informan atas partisipasi dan kesediaannya
dalam penelitian.

F. Instrumen data
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah yang melakukan penelitian yaitu
peneliti. Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan orang yang membuka
kunci, menelaah dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat, tertib, dan
leluasa. Untuk itu teknik penelitian yang digunakan untuk menggali data
adalah wawancara mendalam.

Wawancara mendalam adalah suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti


mendapatkan keterangan dari informan secara lisan melalui bercakapcakap.
Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya mendalam karena ingin
mengeksplorasi informasi secara holistic dan jelas dari informan. Alat yang
digunakan adalah pedoman wawancara, alat-alat tulis dan alat perekam.
G. Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif narasi. Pengolahan
dilakukan dengan reduksi data, display data, dan analisis data. Proses analisis
data pada penelitian ini dilakukan langsung setelah mengumpulkan data dari
masing-masing informan. Setelah melakukan wawancara dengan informan dan
dianggap sudah menjawab semua tujuan penelitian, maka peneliti segera
melakukan transkripsi hasil rekaman secara simultan untuk selanjutnya
dianalisa.

Setelah semua data dari hasil wawancara dengan informan dan cacatan
lapangan pertama dibuat transkripsi yang dilakukan secara simultan dengan
proses pengumpulan data terhadap informan yang kedua dan seterusnya.
Setelah dibuat semua hasil transkripsi data terhadap semua hasilwawancara,
kemudian peneliti melakukan interpretasi terhadap hasil tersebut. Proses
pengolahan data akan menggunakan matriks untuk membantu proses analisis
data. Analisis data yang digunakan adalah analisis isi atau content analysis
(Burhan Bungin, 2003).

H. Validasi data
Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti melakukan triangulasi.
Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber informasi
(informan) dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Satori, 2009). Menurut
Kresno dkk (2006) ada tiga tipe triangulasi, yaitu triangulasi sumber,
triangulasi metode, dan triangulasi data. Dalam penelitian ini hanya
menggunakan triangulasi sumber karena penelitian ini hanya bisa
menggunakan satu metode maka tidak menggunakan triangulasi metode
sedangkan triangulasi data sulit dilakukan, biaya mahal, dan membutuhkan
waktu yang lama.

I. Keabsahan data
Dalam peningkatan keabsahan hasil penelitian, peneliti melakukan cek dan
ricek serta croscek pada prosedur penelitian yang sudah ditempuh, serta telaah
terhadap substansi penelitian. Keabsahan data suatu penelitian kualitatif
tergantung pada empat kriteria, yaitu: credibility, dependability, transferability
dan confirmability. Credibility merupakan kriteria untuk memenuhi nilai
kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian
harus dapat dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden
sebagai informan. Dalam penelitian ini, peneliti meningkatkan kualitas
keterlibatan dalam kegiatan di lapangan, pengamatan secara terus-menerus,
triangulasi, melibatkan teman sejawat untuk berdiskusi, menggunakan bahan
referensi akan kebenaran data yang diperoleh dalam bentuk rekaman, tulisan,
gambar,dll.

Dependability merupakan suatu kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan


data, membentuk, dan menggunakan konsep-konsep ketika membuat
interpretasi untuk menarik kesimpulan. Dalam penelitian ini, peneliti
melakukan kegiatan auditing (pemeriksaan) dengan pembimbing penelitian.
Transferability merupakan cara membangun keteralihan untuk menilai
keabsahan data penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menguraikan secara rinci hasil temuan yang
diperoleh, kemudian dibuat penjelasan dengan tentang hasil wawancara dalam
bentuk naratif yang menceritakan rekaman wawancara dan catatan lapangan
kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian menggunakan
jurnal dan literatur yang sesuai dengan topik penelitian (Moleong, 2007).

Confirmability merupakan kriteria untuk menilai mutu tidaknya hasil


penelitian. Confirmability adalah suatu proses untuk memperoleh obyektifitas
data. Dalam penelitian ini, peneliti menyerahkan dokumen temuan data dalam
bentuk transkrip untuk dibaca oleh partisipan pada tahap validasi data sebagai
upaya untuk memperoleh kepastian atau obyektifitas data yang diperoleh.
J. Etika penelitian
Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting
dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan langsung dengan
manusia, maka peneliti memperhatikan masalah etika penelitian, antara lain:

1. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
informan penelitian dengan memberikan lembar persetujuan dan diberikan
sebelum penelitian dilakukan. Tujuannya adalah agar informan mengerti
maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika informan
bersedia maka informan akan menandatangani lembar persetujuan tersebut,
dan sebaliknya jika menolak maka peneliti akan tetap menghormati hak
informan.

2. Anonimity
Anonimity merupakan jaminan untuk tidak memberikan atau mencantumkan
nama informan pada penelitian dan hanya menuliskan kode informan pada
lembar pengumpul data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality
Confidentiality merupakan peneliti menjaminan kerahasiaan identitas serta
semua informasi yang diperoleh dari informan dan tidak akan diungkap di
depan umum, hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

Daftar Pustaka:
1. Rifqi Nurbaini,Ahmad. 2012. Analisis Kualitatif Faktor Yang
Mempengaruhi Kesulitan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Berhenti Merokok. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai

  • Metopel 2
    Metopel 2
    Dokumen48 halaman
    Metopel 2
    aldita ronariski
    Belum ada peringkat
  • Pos Ukk
    Pos Ukk
    Dokumen10 halaman
    Pos Ukk
    aldita ronariski
    Belum ada peringkat
  • Selai Nanas
    Selai Nanas
    Dokumen6 halaman
    Selai Nanas
    aldita ronariski
    Belum ada peringkat
  • K3 Tugas
    K3 Tugas
    Dokumen4 halaman
    K3 Tugas
    aldita ronariski
    Belum ada peringkat
  • Paradigma Sehat
    Paradigma Sehat
    Dokumen18 halaman
    Paradigma Sehat
    aldita ronariski
    Belum ada peringkat
  • Poa
    Poa
    Dokumen3 halaman
    Poa
    aldita ronariski
    Belum ada peringkat