Proposal Kualitatif
Proposal Kualitatif
Dosen Pengampu:Dra.Syarifah,MS
Oleh:
Sofiah 151000346
Tahun 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai
denganjumlah perokok yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
WHO mencatatjumlah perokok seluruh dunia tahun 2013 mencapai 1.2 milyar
orang dan 800 jutadiantaranya berada di negara berkembang. Indonesia
menempati urutan ke-3 dengan jumlahperokok terbanyak setelah Cina dan India.
The Southeast Asia Tobacco Control Alliance(SEATCA) menyebutkan bahwa
jumlah perokok di Asia Tenggara tahun 2013 tercatatsebanyak 121.156.804 jiwa,
dimana Indonesia menempati urutan pertama perokok terbanyakdengan persentase
50,68%.
Ada berbagai alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk menjawab mengapa
seseorang merokok. Menurut Levy setiap individu mempunyai kebiasaan
merokok yang berbeda dan biasanya disesuaikan dengan tujuan mereka merokok.
Pendapat tersebut didukung oleh Smet yang menyatakan bahwa seseorang
merokok karena faktor-faktor sosio cultural seperti kebiasaan budaya, kelas sosial,
gengsi, dan tingkat pendidikan. Secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa
perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu, artinya
perilaku merokok selain disebabkan oleh faktor dalam diri, juga disebabkan olah
faktor lingkungan seperti lingkungantempat tinggal (rumah, kost, kontrakan) dan
sarana umum lainnya (pasar, rumah sakit, dan lain-lain).
Global Youth Tobacco Survey (GYTS, 2006) melaporkan 76% perokok ingin
berhenti merokok , 86% telah mencoba berhenti tahun sebelum survei dilakukan
tetapi gagal.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah penelitian adalah
belum diketahuinya faktor yang mempengaruhi kesulitan mahasiswa yang sangat
ingin berhenti merokok. Oleh karena itu melalui penelitian ini, peneliti ingin
mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi mahasiswa teknik usu
kesulitan berhenti merokok.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi
kesulitan mahasiswa teknik usu berhenti merokok.
2. Tujuan Khusus:
a. Untuk menganalisagambaran keinginan dan bentuk upaya
mahasiswa dalam berhenti merokok.
b. Untuk menganalisa gamaran lebih dalam kesulitan mahasiswa dalam
berhenti merokok.
D. Manfaat Penelitian
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai
pihak, diantaranya:
1. Bagi Institusi Kesehatan
Sebagai bahan masukan dan referensi dalam memantu program pendidikan
kesehatan pada pasien degan perilaku merokok.
2. Bagi Instusi Pendidikan yang Terkait (Universitas Sumatera Utara)
Sebagai bahan masukan dalam membantu optimalisasi program kampus
sebagai area Kawasan Tanpa Rokok.
3. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini dapat memerikan gamaran kepada mahasiswa perokok dalam
mengantisipasi kesulitan untuk berhenti merokok.
4. Bagi Peneliti
Untuk memperluas wawasan dalam melaksanakan program pendidikan
kesehatan dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan
perokok berhenti merokok sehingga dapat membantu berlangsungnya program
berhenti merokok.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Merokok
Merokok adalah aktivitas menyalakan api pada rokok sigaret atau cerutu, atau
tembakau dalam pipa rokok. Termasuk juga dengan menggunakan sejenis pipa
khusus yang mengandung air ditengahnya. Walaupun bahannya bukan dari
tembakau atau bahan mirip tembakau yang memberi cita rasa sama seperti
tembakau.
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm
(bervariasi di setiap Negara ) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun
daun tembakau yang telah di cacah dan bahan bahan tambahan lainnya, seperti
cengkeh.
Rokok merupakan salah satu zat adiktif, yang apabila digunakan dapat
mengakibatkan bahaya kesehatan bagi individu dan masyarakat. Sebagaimana
yang tercantum dalam Bab I Ketentuan Umum, pasal 1, Peraturan Pemerintah No.
19 Tahun 2003, rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu
atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana
rustica, dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar
dengan atau tanpa bahan tambahan.
2) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan berpengaruh besar pada niatan seseorang untuk berhenti
merokok. Seseorang yang berada dalam lingkungan perokok tentu saja lebih
sulit berhenti. Sebaliknya, berada dalam lingkungan bukan perokok membuat
seseorang lebih mudah berhenti merokok.(Priyoto, 2015)
3) Faktor pendidikan
Banyak perokok tidak mau berhenti merokok disebabkan mereka tidak
mengerti bahaya merokok. Kebanyakan mereka sulit menerima alasan bahaya
merokok bagi kesehatan. Terbukti mereka yang tetap merokok merasa sehat-
sehat saja. Itulah yang tidak disadari oleh perokok. Bahaya rokok memang
tidak langsung dirasakan oleh perokok saat itu juga. Ada rentan waktu yang
sangat panjang dari seseorang mulai merokok hingga menderita berbagai
penyakit. (Priyoto, 2015)
4) Faktor iklan
Iklan rokok terdapat di berbagai media dengan berbagai macam bentuk
promosinya. Diistilahkan seperti bak jamur dimusim hujan. Kenyataanya,
iklan rokok memberikan kesan positif pada perokok. Iklan rokok yang
bertebaran itu tidak diimbangi dengan iklan antirokok yang mencukupi. Hal
ini membuat perokok kurang menyadari bahaya yang mengancam
kehidupannya dan orang disekitarnya. Akibatnya perokok sulit untuk
berhenti.(Priyoto, 2015)
5) Faktor kemudahan
Rokok merupakan barang yang sangat murah dan mudah didapat. Dari
supermarket sampai warung kecil, rokok selalu tersedia. Parahnya lagi, banyak
penjual yang menjual rokok batangan atau eceran. Hal ini tentu saja
mempermudah anak -anak dan remaja untuk membeli dan menikmati rokok.
Mudahnya mendapatkan rokok membuat anak-anak dan remaja sulit berhenti
merokok. (Priyoto, 2015)
2) Aspek Ekonomi
Merokok juga merugikan di sektor ekonomi. Harga rokok berbungkusnya
sekitar Rp.10.000,-. Seorang perokok setiap harinya mengeluarkan minimal
Rp.10.000,- untuk membeli rokok, kalau dikalkulasikan dalam waktu sebulan
Rp.300.000 ,- mereka habiskan hanya untuk merokok. Seandainya uang itu
iinvestasikan atau ditabung maka dapat terkumpul sekitar Rp.3.600.000,-
pertahun.
3) Aspek Sosial
Asap rokok bukan saja memberikan dampak buruk bagi perokok, tapi juga
orang lain disekitar perokok yang ikut menghisap asap rokok tersebut.
Perokok pasif dewasa mempunyai resiko lebih tinggi untuk
terkena penyakit kardiovaskuler, kanker paru, dan penyakit paru lainya. Suatu
penelitian di Finlandia menunjukan bahwa orang dewasa yang terpapar asap
rokok berpeluang menderita asma dua kali lipat dibanding orang yang tidak
terpapar. Perokok pasif bayi dan anak-anak mempunyai resiko lebih tinggi
untuk terkena infeksi telinga dan sindroma kematian bayi mendadak (SID/
sudden infant death syndrome). (Depkes,2006)
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian deskriptif
merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengeksplorasi dan
mengklarifikasikan suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan
mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit
yang diteliti. Jenis penelitian ini tidak sampai mempersoalkan jalinan
hubungan antarvariabel yang ada, tidak dimaksudkan untuk menarik
generalisasi yang menjelaskan variabel-variabel anteseden yang menyebabkan
sesuatu gejala atau kenyataan sosial.
1. Tahap persiapan
Dalam persiapan penelitian ini, peneliti telah memiliki beberapa topik yang
akan menjadi rencana penelitian. Peneliti mengajukan topik/judul penelitian
kepada pembimbing untuk mendapatkan persetujuan, peneliti mencari bahan
referensi dan menyusun proposal penelitian.
Setelah proposal penelitian direvisi sesuai dengan masukan dan saran dari
pembimbing dan penguji ketika ujian proposal, kemudian peneliti menyiapkan
instrumen dan alat bantu yang digunakan untuk pengambilan data seperti
pedoman wawancara, alatalat tulis dan alat perekam. Selanjutnya peneliti
menentukan mahasiswa sebagai informan dalam penelitian sesuai dengan
kriteria yang sudah ditentukan. Informan didapatkan di sekitar Unit Kegiatan
Mahasiswa (UKM) yakni dimana tempat berbagai kelompok mahasiswa
berkumpul.
2. Tahap pelaksanaan
Tahap ini merupakan tahap pengumpulan data di sekitar UKM. Peneliti
menanyakan kesediaan calon informan dengan menjelaskan tujuan
pengambilan data, waktu yang dibutuhkan dalam pengambilan data dan
memberikan lembar informed consent yang harus ditanda tangani sebagai
bukti kesediaan sebagai informan. Setelah calon informan bersedia sebagai
informan, peneliti menanyakan tempat yang diinginkan informan untuk
pengambilan data, tujuannya supaya informan lebih fokus tanpa adanya
pengaruh dari lingkungan sekitar.
3. Tahap penutupan
Pada tahap penutupan ini, peneliti menentukan code setiap informan.
Selanjutnya peneliti membuat kontrak dengan informan bahwa peneliti akan
datang kembali untuk validasi data serta apabila ada data yang belum
diperoleh atau mengulang data apabila ada data yang hilang. Setelah
mendapatkan kesediaan dari informan, peneliti melakukan terminasi dengan
memberikan apresiasi kepada informan atas partisipasi dan kesediaannya
dalam penelitian.
F. Instrumen data
Instrumen utama dalam penelitian ini adalah yang melakukan penelitian yaitu
peneliti. Peneliti dalam penelitian kualitatif merupakan orang yang membuka
kunci, menelaah dan mengeksplorasi seluruh ruang secara cermat, tertib, dan
leluasa. Untuk itu teknik penelitian yang digunakan untuk menggali data
adalah wawancara mendalam.
Setelah semua data dari hasil wawancara dengan informan dan cacatan
lapangan pertama dibuat transkripsi yang dilakukan secara simultan dengan
proses pengumpulan data terhadap informan yang kedua dan seterusnya.
Setelah dibuat semua hasil transkripsi data terhadap semua hasilwawancara,
kemudian peneliti melakukan interpretasi terhadap hasil tersebut. Proses
pengolahan data akan menggunakan matriks untuk membantu proses analisis
data. Analisis data yang digunakan adalah analisis isi atau content analysis
(Burhan Bungin, 2003).
H. Validasi data
Untuk mendapatkan data yang akurat, peneliti melakukan triangulasi.
Triangulasi adalah pengecekan data dari berbagai sumber informasi
(informan) dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Satori, 2009). Menurut
Kresno dkk (2006) ada tiga tipe triangulasi, yaitu triangulasi sumber,
triangulasi metode, dan triangulasi data. Dalam penelitian ini hanya
menggunakan triangulasi sumber karena penelitian ini hanya bisa
menggunakan satu metode maka tidak menggunakan triangulasi metode
sedangkan triangulasi data sulit dilakukan, biaya mahal, dan membutuhkan
waktu yang lama.
I. Keabsahan data
Dalam peningkatan keabsahan hasil penelitian, peneliti melakukan cek dan
ricek serta croscek pada prosedur penelitian yang sudah ditempuh, serta telaah
terhadap substansi penelitian. Keabsahan data suatu penelitian kualitatif
tergantung pada empat kriteria, yaitu: credibility, dependability, transferability
dan confirmability. Credibility merupakan kriteria untuk memenuhi nilai
kebenaran dari data dan informasi yang dikumpulkan. Artinya, hasil penelitian
harus dapat dipercaya oleh semua pembaca secara kritis dan dari responden
sebagai informan. Dalam penelitian ini, peneliti meningkatkan kualitas
keterlibatan dalam kegiatan di lapangan, pengamatan secara terus-menerus,
triangulasi, melibatkan teman sejawat untuk berdiskusi, menggunakan bahan
referensi akan kebenaran data yang diperoleh dalam bentuk rekaman, tulisan,
gambar,dll.
Dalam penelitian ini, peneliti menguraikan secara rinci hasil temuan yang
diperoleh, kemudian dibuat penjelasan dengan tentang hasil wawancara dalam
bentuk naratif yang menceritakan rekaman wawancara dan catatan lapangan
kemudian dilakukan pembahasan terhadap hasil penelitian menggunakan
jurnal dan literatur yang sesuai dengan topik penelitian (Moleong, 2007).
1. Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
informan penelitian dengan memberikan lembar persetujuan dan diberikan
sebelum penelitian dilakukan. Tujuannya adalah agar informan mengerti
maksud dan tujuan penelitian, serta mengetahui dampaknya. Jika informan
bersedia maka informan akan menandatangani lembar persetujuan tersebut,
dan sebaliknya jika menolak maka peneliti akan tetap menghormati hak
informan.
2. Anonimity
Anonimity merupakan jaminan untuk tidak memberikan atau mencantumkan
nama informan pada penelitian dan hanya menuliskan kode informan pada
lembar pengumpul data atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality
Confidentiality merupakan peneliti menjaminan kerahasiaan identitas serta
semua informasi yang diperoleh dari informan dan tidak akan diungkap di
depan umum, hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Daftar Pustaka:
1. Rifqi Nurbaini,Ahmad. 2012. Analisis Kualitatif Faktor Yang
Mempengaruhi Kesulitan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Berhenti Merokok. Jakarta