Muh. Azhar Ahmad (D 211 05 080) PDF
Muh. Azhar Ahmad (D 211 05 080) PDF
TUGAS AKHIR
OLEH
D21105080
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2011
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Disusun oleh :
Tugas akhir ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
studi guna memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Jurusan Mesin Fakultas Teknik
Universitas Hasanuddin.
Menyetujui
Dosen pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
ABSTRAK
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketebalan lapisan krom keras pada
tegangan 2,4,6,8,10 volt pada lama waktu, 4 menit: 29, 90, 48, 9, 55 µm, lama waktu 8
menit : 15, 143, 133, 81, 46 µm. lama waktu 12: 46, 116, 171, 104, 27 µm menit
Kemudian dapat disimpulkan semakin lama proses electroplating maka akan semakin
tebal hasil pelapisan yang terjadi. Dan arus terbaik untuk hasil pelapisan adalah 4 volt.
Kata kunci: volt, waktu, ketebalan, baja karbon rendah dan electroplating.
iv
KATA PENGANTAR
berkah, rahmat dan hidayah-Nya sehingga tugas akhir ini dapat terselesaikan
dengan baik. Salam dan salawat kepada Rasulullah Muhammad SAW sebagai
tauladan kami yang telah menghantarkan kita selalu menuntut ilmu untuk bekal
Elektroplating sudah ada dihadapan pembaca. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas
orang tua penulis, terima kasih atas doa, dorongan semangat, dan sumber inspirasi
Tak lupa pula penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang
Mesin.
Universitas Hasanuddin.
akhir ini.
10. Dan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan
Akhir kata, terima kasih atas semuanya dan kami sangat berharap, tugas
akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi mahasiswa(i) sub
program Metalurgi. Oleh karena itu, masukan dan kritikan rekan-rekan kiranya
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Daftar Tabel..................................................................................................... xi
I. PENDAHULUAN …………………………………..…………………… . .. 1
D. Manfaat Penelitian……………………………………………….…….. 4
A. Baja …………..…………………………………………………..…... 5
B. Elektroplating ..……………………………………………..………..… 12
C. Elektrokimia ..……………………………………………..………..… 15
D. Larutan elektrolit…………………………………………..………..… 16
E. Anoda……....……………………………………………..………..… 19
vii
F. Air …………..……………………………………………..………..… 23
H. Ketebalan ...………………………………………………………...….. 28
I. Berat ………...…………………………………………………………. 28
F. Spesimen ………...……….……….…………………………………... 40
G. Flow Chart…………………………..………………………………… 41
A. Kesimpulan……………………………………………………….……. 64
B. Saran……………………………………………………………........... 65
VIII.LAMPIRAN
viii
DAFTAR NOTASI
1 V Tegangan Volt
3 m Massa gram
4 t Waktu Menit
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 7 Rectifier 36
Gambar 9 Rak 37
Gambar 14 Spesimen 40
DAFTAR TABEL
DAFTAR GRAFIK
electroplating 4 menit.
electroplating 8 menit.
electroplating 12 menit.
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
proses pengendapan logam pada permukaan suatu logam atau non logam
dalam proses pengerjaan akhir (metal finishing). Fungsi utama dari pelapisan
chromium. Selain itu juga melindungi logam dasar dari korosi baik itu
melindungi dengan logam yang lebih mulia seperti pelapisan platina, emas
dan baja atau melindungi dengan logam dasar yang kurang mulia seperti
pelapisan seng pada baja dan terakhir adalah meningkatkan ketahanan produk
prosesnya mudah serta biaya yang relatif terjangkau juga bahan-bahan yang
electroplating juga mencakup beberapa ilmu dasar seperti kimia dan elektro.
Salah satu hal yang menjadi pemicu bagi penulis adalah penelitian mengenai
listrik dan lama proses electroplating, dimana variabel inilah yang mampu
sangat mempengaruhi hasil akhir dari pelapisan juga lama waktu proses
Proses Elektroplating.
3
B. Batasan Masalah
2. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah chrome cair (CrO3)
4. Besar tegangan listrik yang dipilih adalah 2 volt, 4 volt, 6 volt, 8 volt, 10
volt.
C. Tujuan Penelitian
1. Menentukan pengaruh variasi besar tegangan listrik dan lama waktu proses
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
2. Bagi Akademik
mengenai electroplating.
3. Bagi Industri
baik.
A. Baja
1. Pengertian Baja
Baja adalah logam paduan dengan besi (Fe) sebagai unsur dasar
dan karbon (C) sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon dalam
baja berkisar antara 0,2 % hingga 2,1 % berat sesuai grade-nya. Fungsi
karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengerasan pada kisi kristal atom
besi. Baja karbon adalah baja yang mengandung karbon lebih kecil 1,7 %,
sedangkan besi mempunyai kadar karbon lebih besar dari 1.7 %. Baja
sifat dari baja. Penambahan unsur-unsur dalam baja karbon dengan satu
unsur atau lebih, tergantung dari pada karakteristik baja karbon yang akan
dibuat.
2. Klasifikasi Baja
perdagangan dibuat dalam plat baja, baja strip dan baja batangan
strip.
karbon antara 0,25% - 0,55% C dan setiap satu ton baja karbon
sebagainya.
karbon antara 0,56% -1,7% C dan setiap satu ton baja karbon
material tools. Salah satu aplikasi dari baja ini adalah dalam
seperti: palu, gergaji atau pahat potong. Selain itu baja jenis ini
misalnya : baja HSS (High Speed Steel) atau SKH 53 (JIS) atau
menyebutkan:
≤ 2,5 %
paduannya 2,5 – 10 % C.
> 10 %.
atau lebih unsur, tergantung dari karakteristik atau sifat khsusus yang
dikehendaki.
Unsur-unsur paduan untuk baja ini dibagi dalam dua golongan yaitu :
karbida yang lebih keras dari sementit (misalnya unsure Cr, W, Mo,
baja paduan menambah kekuatan dan ketahanan panas baja paduan itu
baja paduan ini menjadi liat dan tahan tarikan. Penambahan unsur
korosi. Oleh karena itu baja paduan ini biasa digunakan untuk bahan
sebagainya.
lebih meningkat, tahan korosi dan tahan aus. Dengan sifat-sifat itu
membuat baja paduan ini baik untuk bahan poros, dan roda gigi.
nikel.
dan kuat. Baja paduan ini biasanya digunakan sebagai bahan untuk
paduan ini memiliki sifat tahan terhadap suhu tinggi. Oleh sebab itu,
struktur Kristal baja menjadi halus dan tahan aus, terlebih bila
11
kekerasan baja meningkat dan tahan aus serta tetap keras pada suhu
pesawat terbang atau konstruksi yang tahan panas dan tahan aus.
tembaga pada 99,95 – 99,85% Fe. Baja paduan ini disebut Armco
dan lain-lain.
B. Elektroplating
logam) pada suatu logam dasar (katode) melalui proses elektrolisa. Terjadi
ion bermuatan listrik dari anoda dengan perantara larutan elektrolit, yang
logam tertentu sebagai pelapis dan pelindung, misalnya nikel, krom, tembaga,
seng dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya rangkaian dan prinsip kerja proses
3. Elektrolit
1. Pelapisan Tembaga
elektrolit, yaitu :
a. Larutan asam
b. Larutan sianida
c. Larutan fluoborat
d. Larutan pyrophosphate
2. Pelapisan Seng
Seng sudah lama dikenal sebagai pelapis besi yang tahan korosi,
diantaranya:
sering digunakan ada dua macam yaitu larutan asam dan larutan sianida.
asam.
3. Pelapisan Nikel
Pada saat ini, pelapisan nikel pada besi banyak sekali dilaksanakan
Dengan hasil lapisannya yang mengkilap maka dari segi ini nikel adalah
4. Pelapisan Chrom
chromium mulai dikenal secara luas pada industri logam sebagai lapisan
pada tahun 1930 dan merupakan lapisan yang mempunyai sifat yang
Sumber logam krom didapat dari asam krom, tapi perdagangan yang
dasar pelapisan chrom adalah perpindahan partikel dari plat anoda ( yang
terhubung dengan kutub positif (+) sumber arus) dengan plat katoda (
C. Elektrokimia
pelepasan dan penerimaan elektron atau yang dikenal dengan reaksi oksidasi-
reduksi atau reaksi redoks. Reaksi oksidasi merupakan reaksi yang disertai
Contoh :
Zn(s) Zn2+(aq)+2e-
elektron.
Contoh :
Cu2+(aq)+2e- Cu(s)
Reaksi oksidasi selalu disertai dengan reaksi reduksi. Oleh karena itu
elektroda yang dicelupkan ke dalam suatu larutan atau lelehan ionis dan
16
reaksi redoks yang tidak spontan dengan adanya energi listrik luar.
adalah pada sel Daniel jika diterapkan beda potensial listrik dari luar yang
D. Larutan Elektrolit
dari larutan asam, basa dan garam logam yang dapat membentuk muatan ion-
ion negatif dan ion-on negatif. Tiap jenis pelapisan, larutan elektrolitnya
contoh pelapisan tembaga, larutn yang dipakai dibuat dari garam logam
cupper sulfat (CuSO4) dan H2O yang akan terurai seperti berikut :
CuSO4 ↔ Cu 2+ + SO4 2-
H2O ↔ H+ + OH
yang akan dilapis. Garam-garam tersebut sebaiknya dipilih yang mudah larut,
tetapi anionnya tidak mudah tereduksi. Walau anion tidak ikut langsung
dari garam logamnya, derajat disosiasi dan konsentrasi unsur-unsur lain yang
terjadi endapan/lapisan yang terbakar pada rapat arus yang relatif rendah.
power, throwing power dan levelling yang baik. Adanya ion klorida dalam
2. Menaikkan koefisien difusi dari ion logamnya atau menaikkan batas rapat
pada proses lapis listrik adalah garam komplek cyanida, karena cyanid
elektroplating biasanya bisa bertahan lama. Bahan kimia yang digunakan bisa
masih berupa bahan baku maupun senyawa kimia yang dihasilkan selama
proses electroplating.
18
lain pengolahan limbah cair. Suatu kajian terhadap salah satu jenis industri
yakni Industri Kecil (IK) Lapis Listrik telah dilakukan untuk mengetahui
sampai seberapa jauh jenis industri ini telah melakukan upaya pengolahan
limbah cair.
pelapisan
dan larutan
c. Penukaran ion adalah proses lain untuk memperoleh kembali logam yang
d. Penguapan memerlukan modal dan biaya energi yang tinggi, tetapi telah
bahan kimia
pengendapan.
19
partikel padat yang bercampur dengan air limbah dapat mengendap secara
langsung berdasarkan gaya berat ukuran partikel. Ukuran partikel yang sulit
mengendap bisa diatasi dengan menggunakan tawas (alum), feri sulfat, poli
E. Anoda
pelapisan.
20
kedua elektroda, maka pada anoda akan terjadi pelepasan ion logam dan
(soluble anoda), tetapi bila anoda tersebut hanya dipakai sebagai penghantar
arus saja (conductor of current), anoda ini disebut anoda tak larut (unsoluble
anoda). Dari anoda terlarut akan terbentuk ion logam sewaktu atom logam
dalam atom logam, selanjutnya diendapkan pada katoda. Anoda tidak larut
Anoda ini diutamakan selain sebagai penghantar yang baik juga tidak
mudah terkikis oleh larutan dengan atau tanpa aliran listrik. Tujuan
kedalam larutan.
Oleh karena itu anoda jenis ini tidak bisa digunakan dalam larutan
komposisi larutan dari pengaruh unsur-unsur yang larut dari anoda tidak
larut.
d. Bentuk anoda
lapis. Jarak dan luas permukaan anoda di atur sedemikian rupa, sehingga
dapat mengasilkan lapisan yang seragam dan rata. Rapat arus anoda
beberapa macam, ada yang berbentuk balok, bulat, palet, lempengan dan
F. Air
Air merupakan salah satu unsur pokok yang selalu harus tersedia pada
industri pelapisan secara listrik. Biasanya penggunaan air pada proses lapis
pencucian, proses etsa (etching) dan pendingin. Sedangkan air bebas mineral
(aquadest DM) di pakai khusus untuk pembuatan larutan, analisa larutan dan
tidak melebihi dari 50 microhos. Pada proses pelapisan air yang digunakan
harus berkualitas baik, air ledeng/kota yang masih mengandung anion dan
larutan adalah unsur kalsium dan magnesium, karena mudah bereaksi dengan
yang akan dilapisi harus dalam kondisi benar-benar bersih, bebas dari
bermacam-macam pengotor.
terbuat dari kain kanvas, katun atau kulit, prinsipnya sama dengan
b. pH larutan
dan dari fungsi air perlu diketahui tentang kualitas air yang dibutuhkan
bicarbonate, sulfat, chloride dan nitrat serta untuk unsur logam alkali
H. Ketebalan
Pengertian ketebalan menurut ilmu fisika adalah jarak tegak lurus antara
dua bidang sejajar, adapun dalam penelitian ini, cara untuk menentukan
ketebalan adalah dengan mencari selisih ketebalan akhir dan ketebalan awal
specimen yang mana specimen ini diukur dengan micrometer sekrup, metode
ini adalah yang paling mudah dan hasil data yang didapatkan akurat dengan
berikut:
I. Berat
percepatan gravitasi pada suatu tempat dan memiliki satuan newton. Dalam
penelitian ini ditentukan satuan adalah gram, walaupun pada dasarnya alat
ukur atau timbangan yang dipakai memiliki NST 1 miligram, timbangan ini
tertera pada skala nilai dari timbangan, pengambilan data dilakukan dua kali,
yang pertama adalah pengambilan data berat specimen sebelum pelapisan dan
yang ke dua adalah pengambilan data berat specimen setelah pelapisan, dan
dengan rumus :
J. Cacat-Cacat Electroplating
menurunkan adhesifitas. Blister dan peeling disebabkan oleh rapat arus yang
kondisi substrat (logam induk) itu sendiri. Dengan kenaikan rapat arus,
gelembung gas hidrogen (H2). Selain itu juga akan timbul kotoran-kotoran
kecil berupa titik-titik hitam atau buram pada permukaan hasil pelapisan. Hal
ini sering disebut pitting. Kadang juga kotoran akan menempel pada benda
tidak akan menempel pada permukaan benda yang dilapis sehingga tidak akan
ada pitting. Pitting yang disebabkan oleh adanya gas hidrogen tersebut selain
kerapuhan hasil pelapisan. Sifat rapuh ini akan nampak bila benda kerja
berikut.
1. peralatan penelitian
a. Peralataan Electroplating.
c. Mesin bor
d. Mesin polishing
f. Timbangan mikro
2. Bahan Penelitian
C. Metode Penelitian
variabel-variabel bebas dalam hal ini variasi besar arus listrik dan lama
D. Prosedur Penelitian
1. Persiapan Penelitian
a. Mempersiapkan bahan, dalam hal ini pelat baja dan krom cair
electroplating.
gr/ltr dengan volume 500 liter, pada bak dengan dimensi 150 cm x
50 cm x 100 cm.
mm x 40 mm x 4 mm.
f. Polishing specimen.
benar bersih.
dari rectifier.
katoda 30 cm.
rata-ratakan.
E. Instalasi Pengujian
Gambar 7 : Rectifier
Sumber : Photo Scan (2011)
37
Gambar 9 : Rak
Sumber : Asatrio, (2009)
38
F. Spesimen
Gambar 14 : Specimen
Sumber : Photo Scan (2011)
41
G. Flow Chart
Start
Tinjauan Pustaka
Persiapan Penelitian
Proses elektroplating
Analisa/pengujian ketebalan
dan berat spesimen
Hasil
pengujian
tidak
ya
Olah data
Analisa /pembahasan
Kesimpulan
Selesai
BENDA KERJA
PENCELUPAN ASAM
POLISHING
PENGUKURAN BERAT
DAN KETEBALAN AWAL
SPESIMEN
PEMBERSIHAN ALKALIN
MENCATAT TEGANGAN
ELEKTROPLATING DAN LAMA WAKTU YANG
DIBERIKAN
HASIL PRODUK
H. Jadwal Penelitian
Bulan ke-
No. Rencana kerja
I II III IV V
2 Pembuatan / pelapisan
3 Pengambilan data
4 Pengolahan data
5 Pembahasan
7 Seminar
8 Ujian akhir
Keterangan :
I = Januari
II = Februari
III = Maret
IV = April
V = Mei
44
A. Data Hasil
awal yang dilakukan adalah dengan mengkalibrasi alat ukur agar data yang
di lima bagian berbeda dari specimen seperti data yang dicontohkan sebagai
berikut:
ketebalan 3.639
Kode tegangan
waktu Rata - rata
Hasil Uji Ketebalan Spesimen (mm)
(mm)
Material (menit) (volt)
Kode tegangan
waktu Rata - rata
Hasil Uji Ketebalan Spesimen (mm)
(mm)
Material (menit) (volt)
berat awal dan berat akhir maka kemudian dikurangkan antara berat awal di
kurang dengan berat akhir untuk mengetahui selisah berat material , seperti
pada tabel yang telah disajikan. Sebagai contoh berat awal specimen A1
electroplating adalah 53.65 mg, maka selisih berat awal dan akhir specimen
berat Spesimen
Selisih berat
kode waktu Tegangan Sebelum Sesudah Spesimen
Sampel (menit) (Volt) dichrom dichrom
(gram) (gram) (gram)
A1 2 53.62 53.65 0.03
A2 4 54.32 54.42 0.10
A3 4 6 55.76 55.81 0.05
A4 8 54.35 54.36 0.01
A5 10 55.94 56.00 0.06
B1 2 56.03 56.05 0.02
B2 4 55.06 55.24 0.18
B3 8 6 54.92 55.07 0.15
B4 8 54.86 54.95 0.09
B5 10 54.53 54.58 0.05
C1 2 55.72 55.77 0.05
C2 4 55.66 55.79 0.13
C3 12 6 55.92 56.11 0.19
C4 8 56.02 56.14 0.12
C5 10 56.21 56.24 0.03
49
tebal Spesimen
Selisih berat
kode waktu Tegangan Sebelum Sesudah Spesimen
Sampel (menit) (Volt) dichrom dichrom
(mm) (mm) (mm)
A1 2 3.633 3.662 0.029
A2 4 3.554 3.644 0.090
A3 4 6 3.693 3.741 0.048
A4 8 3.680 3.689 0.009
A5 10 3.697 3.752 0.055
B1 2 3.765 3.780 0.015
B2 4 3.624 3.767 0.143
B3 8 6 3.628 3.761 0.133
B4 8 3.621 3.702 0.081
B5 10 3.636 3.682 0.046
C1 2 3.738 3.783 0.045
C2 4 3.531 3.647 0.116
C3 12 6 3.548 3.719 0.171
C4 8 3.662 3.766 0.104
C5 10 3.747 3.774 0.027
50
B. Analisis Grafik
Data yang diperoleh dapat dilihat dari grafik dengan lama waktu
spesimen yang paling tebal lapisannya, dan dilihat dari tabel berat
dari specimen.
tidak akan terjadi lapisan krom atau sangat tipis sekali, yang tampak hanya
µm
180 4 menit
160
140
120
Tebal
100
80
60
90
40
48 55
20 29
9
0
2 4 6 8 10
Tegangan (Volt)
grafik 1: Besar perubahan selisih tebal specimen dengan variasi tegangan yang
berbeda dengan lama waktu proses electroplating 4 menit.
gram
0.20 4 menit
0.18
0.16
0.14
Berat
0.12
0.10
0.08
0.06 0.1
0.04 0.06
0.05
0.02 0.03
0.01
0.00
2 4 6 8 10
Tegangan (Volt)
grafik 2: Besar perubahan selisih berat specimen dengan variasi tegangan yang
berbeda dengan lama waktu proses electroplating 4 menit.
52
Grafik dengan lama waktu proses electroplating 8 menit dapat kita lihat
spesimen dengan 6 volt, kemudian 8 volt dan 10 volt, dan yang paling tipis
lapisannya adalah spesimen dengan tegangan 2 volt. Dari table berat juga
menunjukkan grafik yang serupa spesimen yang selisih berat terbesar adalah
menit, spesimen dengan lama waktu 8 menit memiliki nilai tebal dan berat
yang lebih tinggi, kita ambil sampel berat specimen 4 volt pada grafik lama
volt dengan lama waktu electroplating 8 menit adalah 143 mikron (B2). Ini
menunjukkan bahwa hasil pelapisan dengan lama waktu 8 menit lebih tebal
waktu yang cukup untuk pengendapan pada katoda (specimen) pada proses
electroplating.
baik bahkan terdapat cacat pada daerah batas konsentrasi penebalan, hal ini
terjadi pada specimen dengan tegangan paling besar yaitu 10 volt (B5).
53
µm
180 8 menit
160
140
120
Tebal
100
80 143 133
60
40 81
46
20
15
0
2 4 6 8 10
Tegangan (Volt)
gram
0.20 8 menit
0.18
0.16
Berat
0.14
0.12
0.10 0.18
0.08 0.15
0.06
0.09
0.04
0.05
0.02 0.02
0.00
2 4 6 8 10
Tegangan (Volt)
tegangan 8 volt dan 10 volt, meskipun tegangan bertambah tapi tetap terjadi
µm
180 12 menit
160
140
Tebal
120
100
171
80
60 116 104
40
45
20 27
0
2 4 6 8 10
Tegangan (Volt)
gram
0.20 12 menit
0.18
0.16
0.14
Berat
0.12
0.10 0.19
0.08
0.13 0.12
0.06
0.04
0.05
0.02 0.03
0.00
2 4 6 8 10
Tegangan (Volt)
diberikan 4 volt dengan lama waktu 4 menit (A2), yang mana menunjukkan
berbanding lurus dengan rapat arus yang ditimbulkan, juga hal mendasar
dengan kata lain semakin besar dimensi specimen yang ingin dilapis maka
tegangan yang diberikan juga akan semakin besar, hal ini untuk mengimbangi
kecepatan pelapisan yang dipicu oleh rapat arus yang harus sesuai dengan
dalam proses pelapisan baik itu cacat yang timbul akibat proses sebelum
pelapisan yang kurang baik, ataupun pada saat proses electroplating itu
sendiri. Pada penelitian ini terdapat beberapa cacat pada material, yang
membuktikan bahwa hasil dari pelapisan tidak selalu sempurna terlebih pada
mempengaruhi hasil pelapisan baik itu dari segi ketebalan ataupun dari
lapisan yang merata, setelah dianalisa lebih dalam, dapat disimpulkan bahwa
dilihat dari data maupun mata telanjang bahwa bayang-bayang hitam ini
tebal dibanding daerah yang lainnya, jika diamati lebih cermat, daerah
pinggiran dari material adalah daerah yang kurang terlapisi dengan baik.
dapat kita lihat bahwa pada data pengukuran ke5 atau daerah tengah
kerapatan arus, jika rapat arus terlalu tinggi maka akan mengakibatkan
lapisan kasar dan bersisik dan akan terbakar (hadromi , 2002). Bayang-
3. lapisan terkelupas.
kurang baik untuk terlapisi dan boleh jadi juga bisa diakibatkan faktor
daya rekat pada pelapisan. Cacat ini dapat dilihat pada material dengan
kode C2.
63
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
rapat arus yang tersedia sangat tepat. Dari hasil penelitian juga dapat
3. Cacat yang terjadi pada hasil pelapisan pada penelitian ini adalah cacat
B. Saran
bengkel krom.
DAFTAR PUSTAKA
Bandung.
67
LAMPIRAN
68
3.800
3.750
Ketebalan
(mm) 3.700
3.550
3.500
2 4 6 8 10
3.800
3.750
3.700
Ketebalan Sebelum dilapisi Chrom
(mm) 3.650
Setelah dilapisi Chrom
3.600
3.550
3.500
2 4 6 8 10
69
3.800
3.750
3.700
Sebelum dilapisi Chrom
Ketebalan
3.650
(mm) Setelah dilapisi Chrom
3.600
3.550
3.500
2 4 6 8 10
70
56.5
56
55.5
Berat 55
(gram) 54.5 Sebelum dilapisi Chrom
54 Setelah dilapisi Chrom
53.5
53
52.5
52
2 4 6 8 10
56.5
56
55.5
55
Berat
(gram) 54.5 Sebelum dilapisi Chrom
54 Setelah dilapisi Chrom
53.5
53
52.5
52
2 4 6 8 10
71
56.5
56
55.5
55
Berat 54.5 Sebelum dilapisi Chrom
(gram)
54 Setelah dilapisi Chrom
53.5
53
52.5
52
2 4 6 8 10