Anda di halaman 1dari 2

1) Hadis sahih :

2) ‫ب ع َْن ُم َح َّم ِد‬ ِ ‫ف قَا َل أَ ْخ َب َرنَا َما ِلكٌ ع َِن ا ْب ِن‬


ٍ ‫ش َها‬ َ ‫َح َّدثَنَا‬
ُ ‫ع ْب ُدهللاِ ْب ُن يُ ْو‬
َ ‫س‬
‫م قَ َرأَ فِي‬.‫س ْو َل هللاِ ص‬ ُ ‫س ِم ْعتُ َر‬َ ‫ْب ِن ُجبَ ْي ِر ْب ِن ُم ْط ِع ِم ع َْن أَ ِب ْي ِه قَا َل‬
)‫ط ْو ِر “(رواه البخاري‬ ُّ ‫ب ِبال‬ِ ‫ا ْل َم ْغ ِر‬
3) “Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin yusuf ia berkata: telah mengkhabarkan
kepada kami malik dari ibnu syihab dari Muhammad bin jubair bin math’ami dari
ayahnya ia berkata: aku pernah mendengar rasulullah saw membaca dalam shalat
maghrib surat at-thur” (HR. Bukhari, Kitab Adzan).
Analisis terhadap hadits tersebut:
1. Sanadnya bersambung karena semua rawi dari hadits tersebut mendengar dari
gurunya.
2. Semua rawi pada hadits tersebut dhobit, adapun sifat-sifat para rawi hadits tersebut
menurut para ulama aj-jarhu wa ta’dil sebagai berikut :
a) Abdullah bin yusuf = tsiqat muttaqin.
b) Malik bin Annas = imam hafidz
c) Ibnu Syihab Aj-Juhri = Ahli fiqih dan Hafidz
d) Muhammad bin Jubair = Tsiqat.
4) e) Jubair bin muth’imi = Shahabat.
5) 3. Tidak syadz karena tidak ada pertentangan dengan hadits yang lebih kuat serta
tidak cacat.

2) Hadis hasan :

‫ان ا ْل َج ْونِي ع َْن‬ ِ ‫ضبَ ِعي ع َْن أَ ِب ْي ِع ْم َر‬ُّ ‫ان ال‬ ُ ‫ح َّدثَنَا قُتَ ْيبَةُ َح َّدثَنَا َج ْعفَ ُر ْب ُن‬
َ ‫سلَ ْي َم‬
ْ ‫س ِم ْعتُ أَبِي بِ َح‬
: ‫ض َر ِة العَ ُد ِّ ِو يَقُ ْو ُل‬ َ : ‫شعَ ِر ْي قَا َل‬ ْ َ‫سي ْاْل‬ َ ‫أَبِي بَ ْك ِر ْب ِن أَبِي ُم ْو‬
‫ الحديث‬..… ‫ف‬ َ ‫ ِإ َّن أَ ْب َو‬: ‫س ْو ُل هللاِ ص م‬
ُّ ‫اب ا ْل َجنَّ ِة تَ ْحتَ ِظالَ ِل ال‬
ِ ‫سيُ ْو‬ ُ ‫قَا َل َر‬

“Telah menceritakan kepada kamu qutaibah, telah menceritakan kepada kamu ja’far
bin sulaiman, dari abu imron al-jauni dari abu bakar bin abi musa al-Asy’ari ia berkata:
aku mendengar ayahku berkata ketika musuh datang : Rasulullah Saw bersabda :
sesungguhnya pintu-pintu syurga dibawah bayangan pedang…” (HR. At-Tirmidzi,
Bab Abwabu Fadhailil jihadi).
3) Hadis dhaif :

1) Hadits Muallaq
4) Hadits muallaq menurut bahasa berarti hadits yang tergantung. Dari segi istilah,
hadits muallaq adalah hadits yang gugur satu rawi atau lebih diawal sanad.
Contoh: Bukhari berkata, kala Malik, dari Zuhri,dari Abu Salamah, dari Abu
Hurairah, bahwa Rasulullah bersabda:
‫التقاضلوابين األنبياء‬ )5
6) Artinya:
7) “Jangan lah kamu melebihkan sbagian Nabi dan sebagian yang lain”. (HR.
Bukhari)[2]
8) Menurut kesimpulan diatas tadi dapat diambil kesimpulan bahwa hadits dha’if
karena gugurnya rawi artinya tidak adanya satu, dua, atau beberapa rawi, yang
seharusnya ada dalam suatu sanad, baik pada permulaan, pertengahan,
maupun diakhir sanad hadits ini terbagi menjadiempat, yaitu: hadits mursal
(melepaskan), hadits muqati’(terputus), hadits mudal (yang sulit dipahami), dan
hadits muallaq (tergantung).

4) Hadis maudhu’ :

‫من صام صبيحة يوم الفطر فكأنما صام الدهر كله‬

“Barangsiapa berpuasa di waktu pagi pada hari ‘Idul Fithri, dia bagaikan puasa
sepanjang waktu”
Ini adalah hadits palsu yang dibuat oleh Ibnu al-Bailami. Ibnu Hibban rahimahullah
berkata : “Dia meriwayatkan hadits dari ayahnya sebanyak kurang lebih 200 hadits,
semuanya palsu dan tidak boleh berhujjah dengan dia dan juga tidak boleh disebut
namanya kecuali hanya untuk menjelaskan keheranan terhadapnya

Anda mungkin juga menyukai