Anda di halaman 1dari 201

HALAMAN

HALAMA
1 -N
198
Kajian Tentang Industri Kreatif Sebagai
Pengembangan UMKM Unggulan Kota Medan
(Kustoro Budiarta, Thamrin, Zulkarnain) ( 1 – 30 )

Pengembangan Situs Bersejarah Kota Cina Dan


Pemberdayaan Masyarakat Sekitarnya Untuk
Mendorongusaha Ekonomi Kreatif Dan Pengembangan
Pariwisata Di Kota Medan
(Restu,Ikhwan Azhari,Kustoro Budiarta) ( 31 – 61 )

Kajian Kesesuaian Penempatan Kerja Terhadap


Latar Belakang Pendidikan Dan Prestasi Pegawai
(Isfenti Sadalia, Kustoro Budiarta, Ahmad Hidayat) ( 62 – 93 )

Peranan Pemko Medan Dalam Upaya


Pengendalian Inflasi Daerah Di Kota Medan
(Prawidya Hariani, Lailan Safina Hsb, Jasman Syarifuddin Hsb) ( 94 – 122 )

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat


Investasi Penanaman Modal Asing (PMA)
Di Kota Medan
(Prawidya Hariani, Lailan Safina Hsb, Jasman Syarifuddin Hsb) ( 123 – 147 )

Perilaku Supir Angkutan Kota (Angkot)


Di Kota Medan
(Muba Simanuhuruk,Robinson Sembiring) ( 148 – 198 )

Efektivitas Pemberian Dana BOS Tingkat SD dan SMP


Negeri Di Kota Medan Tahun 2012
(Irsan, Eddiyanto, Darwin) (201 – 230 )
No. 01 Tahun 01
Januari – Juni 2013
Pengarah : Walikota Medan
Wakil Walikota Medan

Penanggung Jawab : Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kota


Medan

Koordinator : Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan Kota


Medan

Ketua / Pimpinan Redaksi : Ismunandar, SH

Mitra Bebestari : Prof. Dr. Badaruddin, M.Si


Ir. Dwira Nirfalini Aulia, MSc. Ph. D
Ir. Meuthia Fadila, M. Eng. Sc

Sekretaris : Ir. Netti Efridawati Purba

Dewan Redaksi : Kabid Pemerintahan dan Pembangunan Balitbang


Kota Medan
Kabid Ekonomi dan Keuangan Daerah Balitbang
Kota Medan
Kabid Hukum dan Politik Balitbang Kota Medan
Kabid Sosial dan Budaya Balitbang Kota Medan

Staf Redaksi : Titri Suhandayani, S.Sos


Wiwit Suryani, S.IP
Yuni Rahma Astuti Ritonga

Editor & Design : Budi Hariono, SSTP


Drs. Hendra Tarigan

Distributor : Juliana Pasaribu, SE

Alamat Redaksi : Jalan Kapten Maulana Lubis No. 2 Medan


Email : balitbangmedan@yahoo.co.id
KAJIAN TENTANG INDUSTRI KREATIF SEBAGAI PENGEMBANGAN
UMKM UNGGULAN KOTA MEDAN

Kustoro Budiarta, Thamrin, Zulkarnain


Universitas Negeri Medan
arwahreik@yahoo.co.id

Abstrak
Lingkup kegiatan dari ekonomi kreatif mencakup 14 sektor yang termasuk
dalam ekonomi kreatif, yaitu : (1) periklanan, (2) arsitektur, (3) pasar barang seni, (4)
kerajinan (handicraft), (5) desain, (6) fashion, (7) film, video, dan fotografi, (8)
permainan interaktif, (9) musik, (10).seni pertunjukan, (11) penerbitan dan
percetakan, (12) layanan komputer dan piranti lunak, (13) radio dan televisi, (14)
riset dan pengembangan. Dalam berbagai kegiatan tersebut, di Kota Medan terdapat
beberapa komunitas yang kreatif, produktif dan potensial untuk membangun kota
Medan menjadi Medan Creative City sebelum terealisasinya Kota Medan
Meteropolitan.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui profil industri kreatif dan jenis industri
apa yang memungkinkan menjadi unggulan sehingga dapat dirumuskan kebijakan-
kebijakan untuk pengembangannya yang pada gilirannnya dapat meningkatkan
perekonomian daerah.
Data penelitian berupa data primer. Data primer diperoleh secara langsung
dari pelaku industri kreatif yang berjumlah 105 sampel. Penentuan sampel ditentukan
berdasarkan wilayah kecamatan dengan jumlah sampel masing-masing kecamatan
berjumlah 5 orang pelaku industri kreatif. Data penelitian dikumpulkan menggunakan
wawancara mendalam dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif – eksploratif serta SWOT analisis dan Analytical Hierarchy
Proccess (AHP).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh industri kreatif yang berada
di Kota Medan lemah dalam aspek pemasaran karenanya tidak terdapat industri
kreatif yang dapat diunggulkan. Berdasarkan ketiga aspek (tenaga kerja, produksi, dan
pemasaran) industri kreatif yang menjadi unggulan di Kota Medan adalah industri
kreatif subsektor kerajinan, subsektor fashion, dan subsektor fotographi.

Kata kunci : industri kreatif Kota Medan.

[1]
Abstract
The scope of activities of the creative economy includes 14 sectors included in
the creative economy, namely: (1) advertising, (2) architecture, (3) art market, (4)
crafts (handicraft), (5) design, (6) fashion , (7) movies, video, and photography, (8)
interactive games (9) music, (10). performing arts, (11) publishing and printing, (12)
computer services and software, (13) and radio television, (14) research and
development. In these activities, in the city of Medan there are some communities that
creative, productive and potential to build a city of Medan Medan Creative City
before the realization of Medan Meteropolitan.
The research aims to determine the profile of the creative industries and what
kind of industry that allows a seed so that it can formulate policies for the
development on gilirannnya can boost the regional economy.
The research data in the form of primary data. Primary data were obtained
directly from the creative industries totaled 105 samples. Determination of the sample
is determined by the number of sample districts each district consist of 5 people
creative industries. Data were collected using in-depth interviews and observation.
The data analysis technique used is descriptive analysis - SWOT analysis and
exploratory and proccess Analytical Hierarchy (AHP).
Results of this study indicate that all creative industries in the city of Medan
weak hence there is no marketing aspect of the creative industries that can be seeded.
Based on these three aspects (labor, production, and marketing) is a leading creative
industries in Medan is the craft of creative industries sub-sectors, subsectors fashion,
and sub fotographi.

Keywords : creative industries in Medan.

PENDAHULUAN informasi di era tersebut kemudian

Globalisasi dan perdagangan menimbulkan ekonomi informasi,

global merupakan suatu hal yang tidak yaitu kegiatan ekonomi yang berbasis

terelakkan dari kemajuan teknologi. pada penyediaan informasi.

Teknologi informasi dan komunikasi Setelah hampir sebagian besar

yang bekembang dengan pesat telah wilayah di dunia terhubung pada era

mengaburkan batas-batas wilayah ekonomi informasi, tantangan

karena satu wilayah dapat terhubung globalisasi menjadi semakin nyata.

dengan wilayah lainnya dalam satu Dalam konteks globalisasi, daya saing

waktu yang sama. Pentingnya merupakan kunci utama untuk bisa

[2]
sukses dan bertahan. Daya saing ini Departemen Perdagangan

muncul tidak hanya dalam bentuk Republik Indonesia (2008)

produk dalam jumlah banyaknamun merumuskan ekonomi kreatif sebagai

juga berkualitas. Kualitas produk upaya pembangunan ekonomi secara

tersebut dapat diperoleh melalui berkelanjutan melalui kreativitas

pencitraan ataupun menciptakan dengan iklim perekonomian yang

produk-produk inovatif yang berbeda berdaya saing dan memiliki cadangan

dari wilayah lainnya. Diperlukan sumber daya yang terbarukan. Definisi

kreativitas yang tinggi untuk dapat yang lebih jelas disampaikan oleh

menciptakan produk-produk inovatif. UNDP (2008) yang merumuskan

Berangkat dari poin inilah, ekonomi bahwa ekonomi kreatif merupakan

kreatif menemukan eksistensinya dan bagian integratif dari pengetahuan

berkembang (Salman, 2010). yang bersifat inovatif, pemanfaatan

Pencitraan wilayah muncul teknologi secara kreatif, dan budaya.

ketika suatu wilayah menjadi terkenal Lingkup kegiatan dari ekonomi

karena produk kreatif yang kreatif dapat mencakup banyak aspek.

dihasilkannya. Sebagai contoh, Kota Departemen Perdagangan (2008)

Bandung yang saat ini terkenal karena mengidentifikasi setidaknya 14 sektor

distro dan factory outlet-nya. Dalam yang termasuk dalam ekonomi kreatif,

konteks yang lebih luas, pencitraan yaitu : (1). Periklanan (2). Arsitektur

wilayah dengan menggunakan (3). Pasar barang seni (4). Kerajinan

ekonomi kreatif juga terkoneksi (handicraft) (5). Desain (6). Fashion

dengan berbagai sektor, di antaranya (7). Film, video, dan fotografi (8).

sektor wisata. Permainan interaktif (9). Musik

[3]
(10).Seni pertunjukan (11).Penerbitan memiliki UMKM yang relatif banyak.

dan percetakan (12). Layanan Kota Medan yang sedang berkembang

komputer dan piranti lunak (13). Radio menuju “Medan Metropolitan”

dan televisi (14).Riset dan membuat aktifitas dan mobilitas

pengembangan mayarakatnya menjadi tinggi dan

Industri kreatif mampu beragam. Dalam keberagaman aktivitas

memberikan kontribusi positif yang tersebut, di Kota Medan terdapat

cukup signifikan terhadap beberapa komunitas yang kreatif,

perekonomian nasional. Departemen produktif dan potensial untuk

Perdagangan (2008) mencatat bahwa membangun kota Medan menjadi

kontribusi industri kreatif terhadap Medan Creative City sebelum

PDB di tahun 2002 hingga 2006 rata- terealisasinya Kota Medan

rata mencapai 6,3% atau setara Meteropolitan.

dengan 152,5 trilyun jika dirupiahkan. Creative City identik dengan

Industrikreatif juga sanggup menyerap kota yang bercita-cita menjadi kota

tenaga kerja hingga 5,4 juta dengan yang berhasil. Kota yang menarik

tingkat partisipasi 5,8%. Dari segi orang untuk datang dan penduduk yang

ekspor, industri kreatif telah betah tinggal di dalamnya. Kota yang

membukukan total ekspor 10,6% dapat membuat seluruh warganya

antara tahun 2002 hingga 2006. mengekspresikan bakat dan potensinya

(Simposium Nasional 2010: Menuju di bidang apapun khususnya seni

Purworejo Dinamis dan Kreatif). budaya, teknologi, arsitektur, design,

Kota Medan merupakan salah musik, film dan lain sebagainya

satu kota besar di luar Pulau Jawa yang (sebagaimana yang termasuk dalam

[4]
jenis industri kreatif) dengan bakat tempat yang strategis untuk

yang akan membawa pembelajran dan pengembangan industri kreatif.

riset dan pengembangan inovasi Industri kreatif di bidang

produk yang memenuhi kebutuhan teknologi informasi di Medan banyak

pasar global. diminati oleh kalangan muda. Web

Salah satu upaya yang developer adalah salah satu usaha di

dilakukan pemerintah kota untuk bidang IT yang berkembang di kota

mengembangkan industri kreatif di Medan.

Medan adalah dengan memediasi Industri musik di kota Medan

pelaku usaha dengan pemilik modal, sedang berusaha untuk bangkit

baik melalui perbankan, maupun melanjutkan kembali untuk melahirkan

lembaga lain. Mengenai industri kreatif musisi-musisi dan group band terkenal.

di Medan Pemerintah kota Medan Walaupun sekarang kota Medan tidak

sudah sadar betul akan potensi industri terkenal dengan kota yang

kreatif di kota Medan. Pengembangan menghasilkan musisi-musisi (pelaku

ekonomi kreatif di kota Medan kreatif di bidang music) terkenal,

terkandung dalam visi dan misi namun dulu Medan sempat menjadi

pembangunan kota Medan yang barometer musik Indonesia.

diejawantahkan pada program kerja Bila dilihat cakupan ekonomi

pembangunan kota Medan. Potensi kreatif tersebut, sebagian besar

industri kreatif di kota Medan sangat merupakan sektor ekonomi yang tidak

besar. Sebagai pintu gerbang Indonesia membutuhkan skala produksi dalam

bagian barat, Kota Medan adalah jumlah besar. Tidak seperti industri

manufaktur yang berorientasi pada

[5]
kuantitas produk, industri kreatif lebih 2. Mengetahui jenis industri kreatif

bertumpu pada kualitas sumber daya yang menjadi unggulan di Kota

manusia. Industri kreatif justru lebih Medan.

banyak muncul dari kelompok industri 3. Memberikan informasi tentang

kecil menengah. Sebagai contoh, industri kreatif yang perlu mendapat

adalah industri kreatif berupa distro prioritas untuk di kembangkan di

yang sengaja memproduksi desain kota Medan dalam rangka

produk dalam jumlah kecil. Hal mendukung pembangunan ekonomi

tersebut lebih memunculkan kesan daerah, penciptaan dan penyerapan

eksklusifitas bagi konsumen sehingga lapangan kerja.

produk distro menjadi layak untuk Industri Kreatif Definisi dan Konsep

dibeli dan bahkan dikoleksi. Hal yang Industri kreatif didefinisikan

sama juga berlaku untuk produk sebagai industri yang berfokus pada

garmen kreatif lainnya, seperti Dagadu kreasi dan eksploitasi karya

dari Jogja atau Joger dari Bali. Kedua kepemilikan intelektual seperti seni

industri kreatif tersebut tidak rupa, film dan televisi, piranti lunak,

berproduksi dalam jumlah besar namun permainan, atau desain fesyen, dan

ekslusifitas dan kerativitas desain termasuk layanan kreatif antar

produknya digemari konsumen. perusahaan seperti iklan, penerbitan,

Kajian ini difokuskan pada dan desain. Pemerintah Inggris

berbagai aspek yang bertujuan untuk : melalui Kementrian Budaya, Media,

1. Mengetahui bagaimana profil dan Olahraga memberikan lingkup

Industri kreatif di Kota Medan industri kreatif sebagai kegiatan yang

bersumber dari kreativitas, keahlian,

[6]
dan talenta individu yang berpeluang fotografi, (8) permainan interaktif, (9)

meningkatkan kesejahteraan dan musik, (10) seni pertunjukan, (11)

lapangan kerja melalui penciptaan dan penerbitan dan percetakan, (12)

komersialisasi kekayaan intelektual. layanan komputer dan piranti lunak,

Selanjutnya Howkins (2001) (13) televisi dan radio, dan (14) riset

menemukan kehadiran gelombang danpengembangan. Empat belas

ekonomi kreatif setelah menyadari subsektor yang di anggap merupakan

untuk pertama kalinya pada tahun industri kreatif, yaitu ;

1996 karya hak cipta Amerika 1. Periklanan

Serikat mempunyai nilai penjualan Kegiatan kreatif yang berkaitan

ekspor sebesar 60,18 miliar dolar dengan kreasi dan produksi iklan

(sekitar 600 triliun rupiah) yang jauh an antara lain: riset pasar,

melampaui ekspor sektor lainnya perencanaan komunikasi iklan,

seperti otomotif, pertanian, dan iklan luar ruang, produksi material

pesawat. iklan, promosi, kampanye relasi

Pemerintah Indonesia dalam publik, tampilan iklan di media

hal ini Departemen Perdagangan RI cetak dan elektronik.

lebih dekat dengan klasifikasi yang 2. Arsitektur

digunakan oleh Howkins (2001). Saat Kegiatan kreatif yang berkaitan

ini sudah berhasil dipetakan 14 sektor dengan cetak biru bangunan dan

industri kreatif antara lain: (1) informasi produksi antara lain:

periklanan, (2) arsitektur, (3). pasar arsitektur taman, perencanaan kota,

seni danbarang antik, (4) kerajinan, (5) perencanaan biaya konstruksi,

desain, (6) fesyen, (7) video, film, dan

[7]
konservasi bangunan warisan, 6. Fesyen

dokumentasi lelang, dll. Kegiatan kreatif yang terkait

3. Pasar Barang Seni dengan kreasi desain pakaian,

Kegiatan kreatif yang berkaitan desain alas kaki, dan desain

dengan kreasi dan perdagangan, aksesoris mode lainnya, produksi

pekerjaan, produk antik dan hiasan pakaian mode dan aksesorisnya,

melalui lelang, galeri, toko, pasar konsultansi lini produk fesyen,

swalayan, dan internet. serta distribusi produk fesyen.

4. Kerajinan 7. Film, Video & Fotografi

kegiatan kreatif yang berkaitan Kegiatan kreatif yang terkait

dengan kreasi dan distribusi produk dengan kreasi produksi Video,

kerajinan antara lain barang film, dan jasa fotografi, serta

kerajinan yang terbuat dari: batu distribusi rekaman video,film.

berharga, aksesoris, pandai emas, Termasuk didalamnya penulisan

perak, kayu, kaca, porselin, kain, skrip, dubbing film, sinematografi,

marmer, kapur, dan besi. sinetron, dan eksibisi film.

5. Desain 8. Permainan Edukatif

Kegiatan kreatif yang terkait Kegiatan kreatif yang berkaitan

dengan kreasi desain grafis, dengan kreasi, produksi, dan

interior, produk, industri, distribusi permainan komputer dan

pengemasan, dan konsultasi video yang bersifat hiburan,

identitas perusahaan. ketangkasan, dan edukasi.

[8]
9. Music majalah, tabloid, dan konten digital

Kegiatan kreatif yang berkaitan serta kegiatan kantor berita.

dengan kreasi, produksi, distribusi, 12. Software

dan ritel rekaman suara, hak cipta kegiatan kreatif yang terkait

rekaman, promosi musik, penulis dengan pengembangan teknologi

lirik, pencipta lagu atau musik, informasi termasuk jasa layanan

pertunjukan musik, penyanyi, dan komputer, pengembangan piranti

komposisi musik. lunak, integrasi sistem, desain dan

10. Seni Pertunjukan analisis sistem, desain arsitektur

Kegiatan kreatif yang berkaitan piranti lunak, desain prasarana

dengan usaha yang berkaitan piranti lunak & piranti keras, serta

dengan pengembangan konten, desain portal.

produksi pertunjukan, pertunjukan 13. Radio dan Televisi

balet, tarian tradisional, tarian kegiatan kreatif yang berkaitan

ontemporer, drama, musik dengan usaha kreasi, produksi dan

tradisional, musik teater, opera, pengemasan, penyiaran, dan

termasuk tur musik etnik, desain transmisi televisi dan radio.

dan pembuatan busana 14. Riset dan Pengembangan

pertunjukan, tata panggung, dan Kegiatan kreatif yang terkati

tata pencahayaan. dengan usaha inovatif yang

11. Penerbitan dan Percetakan menawarkan penemuan ilmu dan

kegiatan kreatif yang terkait teknologi dan penerapan ilmu dan

dengan dengan penulisan konten pengetahuan tersebut untuk

dan penerbitan buku, jurnal, koran, perbaikan produk dan kreasi

[9]
produk baru, proses baru, material penerbitan dan percetakan.

baru, alat baru, metode baru, dan Pangestu menjelaskan bahwa

teknologi baru yang dapat ide yang mendasari Industri kreatif

memenuhi kebutuhan pasar. diaplikasikan di Indonesia bersumber

Menteri Perdagangan Mari dari tiga hal: (1). Tidak tergantung

Elka Pangestu mengatakan bahwa pada sumber daya alam yang pada

sumbangan ekonomi kreatif sekitar suatu saat sumber daya alam akan

4,75% pada PDB 2006 (sekitar Rp berkurang, tetapi pada pembangunan

170 triliun rupiah) dan 7% dari total sumber daya manusia yang tidak

ekspor pada 2006. Pertumbuhan pernah akan habis (2). Peninggalan

ekonomi kreatif mencapai 7,3% pada nenek moyang kita sebagai bangsa

2006, atau lebih tinggi dari yang artistic, banyak buah karya

pertumbuhan ekonomi nasional sebesar mereka yang diakui dunia seperti candi

5,6%. Sektor ekonomi itu juga Borobudur misalnya (3). Potensi

mampu menyerap sekitar 3,7 juta kreatif orang Indonesia yang besar

tenaga kerja setara 4,7% total berasal dari jumlah penduduk yang

penyerapan tenaga kerja baru. banyak.

Kontributor tujuh terbesar adalah (1) Industri Kreatif dan Pengembangan

fesyen dengan kontribusi sebesar UMKM Unggulan

29,85%, (2) Kerajinan dengan Industri kreatif sangat potensial

kontribusi sebesar 18,38%, dan (3) dan penting untuk dikembangkan di

periklanan dengan kontribusi sebesar Indonesia. Mari Elka Pangestu dalam

18,38%, (4) televisi dan radio, (5) Konvensi Pengembangan Ekonomi

arsitektur, (6) musik, dan (7) Kreatif 2009-2015 menyebutkan

[ 10 ]
beberapa alasan mengapa industri baku lokal (3). Pemasaran Produknya

kreatif perlu dikembangkan di dapat mendorong tumbuhnya kegiatan

Indonesia, antara lain : ekonomi lainnya (4). Memiliki

1. Memberikan kontibusi ekonomi dukungan SDM yang memadai (5).

yang signifikan Memiliki kelayakan ekonomi dan

2. Menciptakan iklimbisnis yang financial untuk tetap bertahan (6).

positif Daya saing produk tinggi.

3. Membangun citra dan identitas


Peluang dan Tantangan Industri
bangsa
Kreatif
4. Berbasis kepada sumber daya yang
Perkembangan industri kreatif
terbarukan
tergantung kepada perubahan sikap
5. Menciptakan inovasi dan kreativitas
hidup masyarakat, kemajuan ekonomi,
yang merupakan keunggulan
globalisasi dan perubahan budaya.
kompetitif suatu bangsa
Perubahan sikap dan perilaku
6. Memberikan dampak sosial yang
berkembang sebagai akibat kemajuan
positif
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pemilihan jenis industri kreatif
Hal ini menjadi peluang yang
yang menjadi unggulan UMKM
sangat besar terhadap pengembangan
mengacu pada Ditjen Bangda
industri kreatif. Namun jika dikaitkan
Depdagri yang dimodifikasi dengan
dengan kondisi aktual Indonesia, ada
penentuan Industri Kreatif yang
sejumlah tantangan yang perlu diatasi
menjadi unggulan UMKM diukur
dalam pengembangan IK dan EK
melalui indikator : (1). Penyerapan
sebagai berikut:
tenaga kerja lokal (2). Produksi/bahan

[ 11 ]
1. Ditinjau dari aspek budaya, bangsa ciptaan yang baru, jangka waktu

Indonesia belum sepenuhnya perlindungannya dibatasi, dan

mengalami proses perpindahan dari ciptaan dalam konteks tradisi. Hal

setiap tahap pembangunan, yaitu ini disebabkan oleh karakter ciptaan

tahap agraris, industri, informasi tradisional yang kepemilikannya

dan saat ini, ekonomi kreatif. bersifat komunal.

Bangsa Indonesia cenderung 3. Diperlukan kebijakan Pemerintah

“menjadi korban” perasaan gengsi yang bersifat komprehensif dan

ketika muncul sebuah fenomena terintegrasi dalam rangka

baru yang sifatnya mengglobal. “memelihara” SDM kreatif

Oleh karena itu, diperlukan suatu sehingga mereka bersedia untuk

proses pengenalan ke dalam tetap tinggal dan berkarya di

kebudayaan masyarakat Indonesia Indonesia. Kebijakan brain drain

mengenai konsep HKI secara yang sebenarnya telah lama

sistemik dan dimulai dari proses dilakukan oleh negara-negara yang

pendidikan yang menjadi lebih maju, yaitu “mencuri” SDM

kewenangan Departemen berkualitas dari negara sedang

Pendidikan dan Kebudayaan. berkembang – termasuk Indonesia

2. Dikaitkan dengan kearifan lokal – harus dapat dihentikan. Jika

masyarakat, akan terjadi conflict Pemerintah tidak mampu

of interest antara konsep mempertahankan SDM kreatif (yang

perlindungan HKI yang dasarnya memiliki kompetensi) maka

adalah kepemilikan yang bersifat birokrasi akan terisi oleh para

individual, berkenaan dengan suatu pembuat kebijakan yang tidak

[ 12 ]
memiliki visi dan misi 8. Medan Polonia 5
9. Medan Baru 5
10. Medan Selayang 5
pembangunan yang jelas. 11. Medan Sunggal 5
12. Medan Helvetia 5
13. Medan Petisah 5
METODE PENELITIAN 14. Medan Barat 5
15. Medan Timur 5
16. Medan Perjuangan 5
Lokasi penelitian ini adalah 17. Medan Tembung 5
18. Medan Deli 5
19. Medan Labuhan 5
Kota Medan, dengan obyek penelitian 20. Medan Marelan 5
21. Medan Belawan 5
Total 105
adalah industri kreatif yang ada di Kota

Medan. Waktu penelitian dilaksanakan Data dalam penelitian akan

pada bulan Oktober sampai dengan dikumpulkan dengan beberapa metode

bulan Desember 2012. diantaranya adalah sebagai berikut :

Data yang dikumpulkan berupa a. Observasi, metode ini digunakan

data primer. Data primer diperoleh sebagai salah satu piranti dengan

secara langsung kepada pelaku industri melakukan pengumpulan data

kreatif yang berjumlah 105 sampel. berdasarkan pengamatan secara

Penentuan sampel ditentukan langsung

berdasarkan wilayah kecamatan b. Wawancara, melakukan dialog

dengan jumlah sampel masing-masing secara langsung dengan responden

kecamatan berjumlah 5 orang pelaku untuk memperoleh informasi dari

industri kreatif. Adapun jumlah sampel responden terpilih. Pengumpulan

berdasarkan wilayah dapat dilihat pada data primer dilakukan berdasarkan

tabel sebagai berikut: wawancara langsung dengan para

pelaku Industri Kreatif sebagai


Tabel 1. Penentuan Sampel
No Kecamatan Jumlah Sampel
1. Medan Tuntungan 5
pengambil keputusan/kebijakan.
2. Medan Johor 5
3. Medan Amplas 5 c. Dokumentasi, aktivitas untuk
4. Medan Denai 5
5. Medan Area 5
6. Medan Kota 5 memperoleh data melalui evaluasi
7. Medan Maimun 5

[ 13 ]
pencatatan dari dokumen-dokumen 1. Analisis SWOT

yang terdapat pada lokasi Analisis SWOT digunakan

penelitian. untuk mengidentifikasi faktor-faktor

Penelitian ini menggunakan yangdipertimbangkan sebagai penentu

analisis deskriptif eksploratif serta strategi pengembangan industri kreatif.

SWOT analisis dan Analytical Analisis ini didasarkan pada logika

Hierarchy Process atau Proses Hierarki yang dapat memaksimalkan

Analitik (AHP), untuk kekuatan(strengths) dan peluang

mengindentifikasi subsektor industri (opportunities) suatu kegiatan umum

kreatif unggulan dengan analisis secara bersamaandapat meminimalkan

program Expert Choice. Pengambilan kelemahan (weaknesses) dan ancaman

keputusan dengan multikriteria (threats) dan untuklebih jelasnya dapat

dilakukan melalui beberapa tahapan pada Tabel 2 berikut ini :

berikut :

Tabel 2. Matrik Analisis SWOT

2. Analisis Hirarki Proses (AHP) yang terjadi sehingga mendapatkan

AHP merupakan suatu subsektor industri kreatif unggulan

pendekatan yang digunakan yang tepat dan optimal bagi

berdasarkan analisis kebijakan yang pengembangan potensi ekonomi

bertujuan untuk memecahkan konflik daerah. Dalam menyelesaikan

[ 14 ]
persoalan dengan menggunakan AHP c. Synthesis of Priority, dari setiap

ada beberapa prinsip yang harus matriks pairwise comparason

dipahami, diantaranya adalah: kemudian dicariu eigen vector-nya

a. Decomposition, setelah persoalan untuk mendapatkan local priority.

didefinisikan, maka perlu Prosedur melakukan sintesis

dilakukan dekomposisi yaitu berbeda dengan bentuk hirarki.

memecahkan persoalan yang utuh Pengurutan elemen-elemen

menjadi unsur-unsur, jika ingin menurut kepentingan relatif

mendapatakan hasil yang lebih melalui sintesis dinamankan

akurat, pemecahan juga dilakukan priority setting.

terhadap unsur-unsurnya sampai d. Logical Consistency, konsistensi

tidak mungkin dilakukan pemecaan memiliki dua makna, pertama

lebih lanjut, sehingga didapatkan adalah bahwa obyek-obyek yang

beberapa tingkatan persoalan tadi. serupa dapat dikelompokan sesuai

b. Comparative Judgement, prinsip dengan keseragaman dan relevansi,

ini berarti membuat penilaian kedua adalah tingkat hubungan

tentang kepentingan relatif dua antara obyek didasarkan pada

elemen pada suatu tingkat tertentu kriteria tertentu.

dalam kaitannya dengan tingkat


3. Variabel yang diamati
diatasnya. Hasil penilaian akan
Variabel yang diamati untuk
lebih baik jika disajikan dalam
mengetahui scenario yang optimal
bentuk matriks yang dinamakan
dalam mencari industri kreatif
matriks pairwise comparason.
unggulan adalah:

[ 15 ]
1) Tenaga Kerja (X1) industri kreatif yang menjadi

2) Produksi (X2) responden.

3) Pemasaran(X3) b) Penyusunan Hirarki, dilakukan

Adapun tahapan / langkah- dengan mengelompokkan elemen-

langkah dalam analisis data menurut elemen sistem atau alternatif

Saaty (1993) adalah sebagai berikut: keputusan ke dalam suatu abstraksi

a) Identifikasi Sistem, dilakukan sistem hirarki keputusan,

dengan cara melakukan indepth sebagaimana ditunjukkan dalam

interview dengan pelaku (pemilik) gambar berikut:

Mencari Industri Kreatif


Unggulan

X1
XX 2
2
XX 3 3

X11 X21 X31

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9

Gambar 1. Hierarki Operasional

Dimana:

X1 = Tenaga Kerja X11 = Jumlah Tenaga Kerja


X2 = Produksi X21 = Volume Produksi
X3 = Pemasaran X31 = Wilayah Pemasaran
S1 = Sub sektor fesyhen
S2 = Sub sektor design
S3 = Sub sektor kerajinan
S4 = Sub sektor percetakan & penerbitan

[ 16 ]
S5 = Sub sektor layanan komputer
S6 = Sub sektor photographi
S7 = Sub sektor radio
S8 = Sub sektor barang seni
S9 = Sub sektor advertising & periklanan

c) Komparasi Berpasangan Dalam penelitian ini

Penentuan tingkat kepentingan karakteristik responden dianalisis

pada setiap tingkat hirarki atas secara deskriptif dan dikelompokkan

pendapat dilakukan dengan teknik berdasarkan wilayah usaha

komparasi berpasangan (pair (kecamatan), jumlah tenaga kerja dan

comparison). produksi. Hasil analisis deskriptif

HASIL PENELITIAN DAN karakteristik responden tersebut, dapat

PEMBAHASAN dilihat pada Tabel di bawah ini.

Tabel 3. Deskripsi Data Industri Kreatif Berdasarkan Wilayah dan Jenis


Industri Kreatif di Kota Medan
Jenis Industri Kreatif
Adverti
Percetakan
No Kecamatan Layanan Photograp Barang sing &
Fesyen Design Kerajinan & Radio
Komputer hi Seni Perikla
Penerbitan
nan
1 Medan Amplas 3 2
2 Medan Area 5 1
3 Medan Denai 5
4 Medan Deli 2 3
5 Medan Belawan 1 3 1
6 Medan Baru 1 1 1 1 1
7 Medan Barat 1 4 1
8 Medan Marelan 2 2 1
9 Medan Labuhan 3 1 1
10 Medan Kota 2 3
11 Medan Timur 1 3 1
12 Medan Perjuangan 5
13 Medan Tembung 3 2
14 Medan Polonia 1 5
15 Medan Selayang 3 1 1
16 Medan Petisah 1 4
17 Medan Johor 2 2 1
18 Medan Maimun 2 1
19 Medan Helvetia 1 1 1 2 1
20 Medan Sunggal 3
21 Medan Tuntungan
Jumlah 36 1 43 6 3 3 1 7
Persentase Terhadap
36% 1% 43% 6% 3% 3% 1% 7%
Industri Kreatif

[ 17 ]
Berdasarkan Tabel 3. di atas

diketahui bahwa jenis industri kreatif

di Kota Medan, sebesar 43% jenis

industri kreatif berusaha di bidang

kerajinan dan diikuti oleh bidang


Gambar 3. Industri Kreatif
fashion sebesar 36% sedangkan yang
Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja
paling kecil industri kreatif di bidang
Sesuai data tersebut di atas
design sebesar 1% dan radio 1%.
diketahui bahwa berdasarkan aspek

tenaga kerja, diketahui bahwa industri

kreatif sektor kerajinan merupakan

industri kreatif yang paling banyak

menyerap tenaga kerja yaitu sebesar

33%, selanjutnya diikuti dengan sektor

fashion sebanyak 27% dan advertising


Gambar 2. Industri Kreatif
dan perikalanan sebanyak 13% dan
Berdasarkan Jenis Usaha
sektor lainnya yang masing-masing
Tabel 4. Industri Kreatif
Berdasarkan Tenaga Kerja kurang dari 10%.
No Jenis Industri Jumlah persentase
Kreatif Tenaga Kerja Tabel 5. Industri Kreatif
1 Fashion 206 27%
2 Desain 11 1% Berdasarkan Jumlah Produksi
3 Kerajinan 258 33%
4 Percetakan dan No. Jenis Industri Volume persentase
penerbitan 63 8% Kreatif Produksi
5 Layanan 1 Fashion 10600 20,64%
Komputer 50 6% 2 Desain 11000 21,42%
6 Fotografi 66 9% 3 Kerajinan 1823 4%
7 Radio 18 2% 4 Percetakan dan
8 Barang seni 0% penerbitan 10800 21,03%
9 advertising dan 5 Layanan
periklanan 103 13% Komputer 270 1%
10 Jumlah 775 100% 6 Fotografi 750 1%
7 Radio 15400 30%
8 Barang seni 0 0%
9 advertising dan 706 1%

[ 18 ]
periklanan Sesuai data di atas, bahwa
10 Jumlah 51349 100%

berdasarkan jumlah produksi, diketahui

industri kreatif sektor radio merupakan

industri kreatif yang paling produktif

yaitu sebesar 30%, selanjutnya diikuti

dengan sektor design sebesar 21,42%,

sektor percetakan dan penerbitan


Gambar 4. Industri Kreatif

Berdasarkan Jumlah Produksi sebanyak 21,03% dan fashion

sebanyak 20,64%

Tabel 6. Industri Kreatif Berdasarkan Wilayah Pemasaran


Antar Antar
Jenis Industri Kreatif Lokal Nasional Ekspor Lokal Nasional Ekspor
Propinsi Propinsi
Fashion 11564 2549 1254 25 56% 59% 59% 100%
Desain 960 140 0 0 5% 3% 0% 0%
Kerajinan 5545 1053 881 0 27% 24% 41% 0%
Percetakan dan
565 60 0 0 3% 1% 0% 0%
penerbitan
Layanan Komputer 360 80 0 0 2% 2% 0% 0%
Fotografi 520 230 0 0 3% 5% 0% 0%
Radio 960 140 0 0 5% 3% 0% 0%
Barang seni - - - - 0% 0% 0% 0%
advertising dan
189 97 0 0 1% 2% 0% 0%
periklanan
20663 4349 2135 25 100% 100% 100% 100%

Berdasarkan data yang samping pemasaran lokal. Demikian

ditampilkan di atas, diketahui bahwa juga sektor kerajinan, wilayah

berdasarkan wilayah pemasarannya, pemasarannya adalah nasional, luar

jenis industri kreatif sektor fashion propinsi dan lokal. Sementara sektor

memiliki wilayah pemasaran yang luas lainnya lokal dan beberapa antar

yaitu ekspor, nasional, luar propinsi di propinsi.

[ 19 ]
Gambar 5. Industri Kreatif Berdasarkan Wilayah Pemasaran

Berdasarkan analisis AHP dan dengan Hasil analisis SWOT dalam penelitian

memperhatikan hasil analisis SWOT ini seperti ditunjukkan pada tabel

maka dapat diketahui alternatif berikut.

unggulan industri kreatif Kota Medan.

Tabel 7. Hasil Analisis SWOT


Faktor Strategi Internal
KEKUATAN
1. Sumber Daya Manusia
- Memiliki SDM kreatif
- Mandiri
- Memiliki relasi yang luas
- Kemampuan mempertahankan hubungan baik dengan pelanggan
- Hubungan baik dengan pekerja
2. Manajemen
Usaha sudah berbadan hukum dan dipimpin seorang profesional
KELEMAHAN
1. Sumber Daya Manusia
- Jumlah dan kualitas SDM kurang memadai
- Kurangnya loyalitas, ketekunan, dan daya konsentrasi saat bekerja
- Perginya SDM ke bidang usaha lain dengan upah yang lebih tinggi
- Inovasi produk rendah
- Mesin/alat dan peralatan (sebagian bahan baku) masih didatangkan dari Jawa
2. Permodalan
- Jumlah modal masih kecil/ terbatas
3. Manajemen
- Kemampuan pengelolaan pembukuan masih belum baik
- Pengelolaan organisasi kurang baik karena masih terdapat beberapa
kendala manajemen seperti kurangnya perencanaan dan koordinasi
4. Pemasaran

[ 20 ]
- Kurangnya kemampuan dalam memasarkan produk
- Belum memiliki merek dagang
Faktor Strategi Eksternal
PELUANG
1. Didukung oleh banyaknya perusahaan, Perguruan Tinggi,
2. Jalur distribusi fisik seperti pasar modern dan tradisional, galeri, toko dan lain-
lain semakin banyak
3. Apresiasi pasar
4. Semakin terbukanya akses terhadap teknologi
5. Potensi pasar domestik masih besar dan potensi pengembangan produk yang
dikemas secara kreatif untuk pasar luar negeri
6. Dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan aturan untuk
pengembangan industri kreatif sudah mulai bermunculan
7. Maraknya CSR yang dapat dijadikan alternatif sebagai bentuk bantuan
pembiayaan bagi industri kreatif

ANCAMAN
1. Dinas Pemerintah daerah belum dapat mengoptimalkan potensi parawisata di
sumatera utara
2. Lokasi industri masih jauh dari lokasi bahan bakunya
3. Model rancangan monoton
4. Kekuatan harga, mutu dan inovasi produk asing terutama RRC
5. ketimpangan kondisi TIK yang besar antar daerah
6. Belum ada skema pembiayaan yang sesuai
7. Kurangnya lambaga pembiayaan yang mau membiayai industri kreatif
8. Bahan baku masih berasal dari luar daerah sumatera utara
9. Minimnya budidaya bahan baku alternatif

Berdasarkan beberapa analisis SWOT Strategi S-O, Strategi W-O, Strategi S-

tersebut di atas, maka langkah T dan Strategi W-T. Keempat strategi

selanjutnya adalah melakukan tersebut selanjunta dipaparkan melalui

identifikasi strategi atau kebijakan. tabel berikut ini.

Strategi yang dilakukan dengan

Tabel 8. Strategi Pengembangan Industri Kreatif


Strategi S-O Strategi W-O
1. Memanfaatkan dukungan dan 1. Lakukan berbagai upaya dalam
komitmen dari pemerintah dengan perbaikan kualitas SDM dengan

[ 21 ]
membina hubungan baik dan cara penanaman hubungan yang
mengadakan kerjasama dengan penuh kekeluargaan dengan
pemerintah daerah ( baik dinas memberikan pengertian antar
kopperindag, parawisata, maupun sesama dan membuat suatu sistem
dinas instansi lainnya) reward and punishment agar SDM
2. Membuat business plan untuk lebih termotivasi untuk bekerja
memperluas usaha (ekspansi) 2. Memanfaatkan dukungan
dengan membuka cabang baru di pemerintah untuk dapat
daerah lain memberikan pembinaan yang baik
3. Meningkatkan citra bisnis dengan dari segi mental dan kualitas
cara promosi yang memanfaatkan 3. Lakukan inovasi dalam produk,
perkembangan IT differensiasi produk dan
4. Memperluas Link kerjasama modifikasi produk, sehingga
maupun bisnis dengan daerah lain produk lebih bervariasi dan
5. Memanfaatkan pola konsumtif tersedia untuk segala segmen
masyarakat dengan membuat konsumen
berbagai macam inovasi produk 4. Melakukan berbagai upaya dalam
6. Mengadakan kerjasama dengan hal penambahan modal
pemerintah, perguruan tinggi untuk 5. Memanfaatkan IPTEK maupun
menyelenggarakan suatu event kondisi telekomunikasi untuk
budaya dengan mengangkat tema memperluas pemasaran produk
industri kreatif 6. Meningkatkan kualitas produk,
7. Meningkatkan kualitas produk, melindungi produk dan
lebih berkreasi dalam warna, pola, meningkatkan kepercayaan
model serta motif produk konsumen dengan mendaftarkan
produk ( terkait dengan merek dan
paten)
7. Membangun hubungan antar
industri terkait (cluster Industry)
8. Membentuk komunitas industri
agar dapat lebih memudahkan
penyediaan bahan baku (tergabung
dalam satu kelompok tertentu)
9. Mengupayakan pembentukan suatu
komunitas atau wadah komunikasi
bisnis dan kompeten di bidangnya
dalam bidang industri agar dapat
menjadi wadah bisnis

Strategi S-T Strategi W-T


1. Memberikan suatu pembinaan mental 1. Meningkatkan dan memperbaiki
dan pengertian secara personal kualitas SDM yang ada saat in i
terhadap generasi penerus akan dengan membina hubungan yang
pentingnya kelanjutan usaha baik dengan karyawan agar
2. Melakukan koordinasi dengan tercipta loyalitas karyawan dan
pemerintah dalam pengambilan terbina hubungan yang penuh
kebijakan mengenai masuknya dengan unsur kekeluargaan.

[ 22 ]
barang-barang impor yang merusak 2. Melakukan berbagai upaya dengan
pasar dalam negeri/lokal pendekatan personal dan
3. Memperbarui hak paten dan emosional untuk mengatasi
mendaftarkan produk yang belum masalah regenerasi
memiliki merek dan hak paten 3. Melakukan strategi pengembangan
4. Melakukan inovasi produk dengan produk
mengikuti selera konsumen agar 4. Mengupayakan perubahan dalam
dapat menyesuaikan diri dengan peralihan teknologi dengan
modernisasi mengadopsi teknologi yang baru
5. Lebih mengunggulkan dan berkembang dalam dunia
menonjolkan kekuatan budaya dan perindustrian
kecintaan akan pekerjaan dalam 5. Mengupayakan keunggulan produk
proses pembuatan produk agar dengan membuat produk menjadi
menjadi produk unggulan yang produk yang ramah lingkungan ,
memiliki keunggulan bersaing dalam memiliki perpaduan warna yang
menghadapi inovasi produk asing unik dan diminati konsumen
serta nyaman untuk dipakai
6. Mengelola manajemen perusahaan
dengan baik secara profesional dan
meninggalkan sistem manajemen
tradisional
7. Memperbaiki sistematika
pembayaran dengan tidak
memperbolehkan sistem hutang
terjadi lagi sehingga tidak
menghambat kelangsungan usaha

Berdasarkan analisis SWOT sebagai aspek yang dijudgment diberi

tersebut selanjutnya dilakukan Analisis bobot tinggi untuk dianalisis lebih

Hirarki Proses (AHP) dengan variabel lanjut.

tenaga kerja, produksi dan pemasaran

[ 23 ]
Model Name: Industri Kreatif

Synthesis: Summary

Synthesis with respect to:


Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di Kota Medan
Overall Inconsistency = ,51

Fashion ,225
Desain ,022
Kerajinan ,371
Percetakan dan Penerbitan ,067
Layanan Komputer ,032
Fotografi ,142
Radio ,042
Barang Seni ,010
Advertising dan Periklanan ,088

Gambar 6. Alternatif Unggulan Industri Kreatif

Dynamic Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi
Unggulan di Kota Medan

76,2% Tenaga Kerja 37,1% Kerajinan

4,8% Produksi 22,5% Fashion

19,0% Pemasaran 14,2% Fotografi

8,8% Advertising dan Periklanan

6,7% Percetakan dan Penerbitan

4,2% Radio

3,2% Layanan Komputer

2,2% Desain

1,0% Barang Seni

0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 0 .1 .2 .3 .4

Objectives Names

Tenaga Kerja
Produksi
Pemasaran

Gambar 7. Alternatif Unggulan Industri Kreatif

Kinerja keseluruhan dari industri tenaga kerja, variabel produksi dan

kreatif dengan memperhatikan seluruh variabel pemasaran tersebut

variabel yang diamati yaitu variabel ditunjukkan berikut ini.

[ 24 ]
Performance Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi
Unggulan di Kota Medan

Obj% Alt%
,40

,90 Kerajinan

,80
,30
,70

,60
Fashion
,50 ,20
Fotografi
,40
Advertising dan Periklan

,30 Percetakan dan Penerbi


,10
Radio
,20
Layanan Komputer
,10 Desain

,00 ,00 Barang Seni


Tenaga Kerja Produksi Pemasaran OVERALL

Objectives Names

Tenaga Kerja
Produksi
Pemasaran

Gambar 8. Kinerja Keseluruhan Industri Kreatif

Sedangkan penentuan tingkat kombinasi berpasangan dari ketiga

kepentingan pada setiap tingkat hirarki variabel yaitu tenaga kerja, produksi

melalui teknik komparasi berpasangan dan pemasaran secara berturut-turut

(pair comparison) dengan melakukan ditunjukkan melalui gambar berikut.

Gradient Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di
Kota Medan

Alt%
,40
Kerajina n

,30

Fashion

,20

Fotografi

,10 Adve rtising da n Perikl


Pe rce takan da n Pener
Layanan Kompute r
Ra dio
Desa in
,00 Barang Se ni
0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1
Tenaga Kerja

Objectives Names

Tenaga Kerja
Produksi
Pemasaran

Gambar 9. Kinerja Industri Kreatif dari Aspek Tenaga Kerja

[ 25 ]
Gradient Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di
Kota Medan

Alt%
,40

Radio

,30

Percetakan dan Pener

,20

Desain

,10 Kera jinan


Fotografi
Advertising dan Perikl
Barang Seni
Layanan Kompute r
,00 Fashion
0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1
Produksi

Objectives Names

Tenaga Ker ja
Produksi
Pemasaran

Gambar 10. Kinerja Industri Kreatif dari Aspek Produksi

Two Dimentional Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang
Menjadi Unggulan di Kota Medan

,40 Produksi

Radio

,30

Percetakan dan Pener


,20

Desain

,10 Kerajinan
Fotografi
Advertising dan Perikl
Barang Seni
Layanan Komputer
,00 Fashion
,00 ,10 ,20 ,30 ,40
Tenaga Kerja

Objectives Names

Tenaga Kerja
Produksi
Pemasaran

Gambar 11. Kinerja Industri Kreatif Dari Aspek Produksi Terhadap


Tenaga Kerja
Two Dimentional Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi
Unggulan di Kota Medan

Pemasaran
,40

,30

,20

Advertising dan Perikl


Barang Seni
,10 Radio
Fotografi
Layanan Komputer
Percetakan dan Pener
Kerajinan
Desain
,00 Fashion
,00 ,10 ,20 ,30 ,40
T enaga Kerja

Objectives Names

Tenaga Kerja
Produksi
Pemasaran

Gambar 12. Kinerja Industri Kreatif Dari Aspek Pemasaran Terhadap


Tenaga Kerja

[ 26 ]
Dalam AHP variabel tenaga jenis industri kreatif kerajinan, fashion,

kerja diukur dengan indikator jumlah fotographi dan advertising &

tenaga kerja yan terserap pada industri periklanan merupakan industri kreatif

kecil, variabel produksi diukur dengan yang dapat diunggulkan.

indikator volume produksi pada Hasil AHP menunjukkan

industri kecil dan variabel pemasaran kinerja industri kreatif berdasarkan

diukur dengan indikator wilayah aspek produksi adalah jenis industri

pemasaran dari industri kecil tersebut. kreatif radio, percetakan dan

Hasil AHP dengan memperhatikan penerbitan, design, kerajinan dan

ketiga variabel tersebut bagi seluruh fotographi merupakan industri kreatif

industri kreatif menunjukkan bahwa yang dapat diunggulkan.

yang menjadi unggulan adalah : 1). Dengan menggunakan teknik

Jenis industri kreatif kerajinan, 2). komparasi berpasangan (pair

Jenis industri kreatif fashion, 3) jenis comparison), bila dianalisis dengan

industri fotographi, 4) Jenis industri memperhatikan aspek produksi dan

kreatif advertisinng dan periklanan, 5) tenaga kerja maka diketahui bahwa

Jenis industri kreatif percetakan dan subsektor radio merupakan jenis

penerbitan, 6). Jenis industri kreatif industri kreatif yang volume produksi

radio, 7). Jenis industri kreatif layanan paling tinggi dengan jumlah tenaga

komputer dan 8). Jenis industri kreatif kerja yang rendah dan subsektor

design. kerajinan merupakan industri kreatif

Hasil AHP menunjukkan yang menyerap tenaga kerja paling

bahwa kinerja industri kreatif banyak dengan volume produksi

berdasarkan aspek tenaga kerja adalah kurang dari 10%. Hal ini menunjukkan

[ 27 ]
bahwa pada subsektor kerajinan rangka meningkatkan kemampuan

produktivitas tenaga kerja belum pemasaran industri kratif.

optimal. Karenanya perlu adanya Dengan memperhatikan ketiga

perhatian terhadap seluruh aktivitas variabel yaitu tenaga kerja, produksi

tenaga kerja pada subsektor kerajinan dan pemasaran, hasil analisis

ini. Adanya ketimpanan antara jumlah perbandingan antara lain; 1) subsektor

tenaga kerja dengan produktivitas kerja fashion dan kerajinan menunjukkan

perlu dilakukan analisis secara bahwa jenis industri kreatif subsektor

mendalam agar dapat diambil kerajinan dapat diunggulkan

kebijakan yang sesuai dalam dibandingkan subsektor fashion, 2)

penyelesaian permasalahan tersebut. subsektor fashion dan fotographi

Teknik komparasi berpasangan menunjukkan bahwa jenis industri

(pair comparison) dengan kreatif subsektor fashion dapat

memperhatikan aspek pemasaran dan diunggulkan dibandingkan subsektor

tenaga kerja maka diketahui bahwa fotographi, 3) subsektor kerajinan

seluruh jenis industri kreatif dengan dengan subsektor fotographi

berbagai tingkat penyerapan tenaga menunjukkan bahwa jenis industri

kerja memiliki wilayah pemasaran kreatif subsektor kerajinan dapat

yang tidak variatif. Hal ini diunggulkan dibandingkan subsektor

menunjukkan bahwa aspek pemasaran fotographi.

menjadi permasalahan bagi industri


KESIMPULAN
kreatif terutama pasar nasional dan
Hasil penelitian yang
pasar ekspor. Karenanya perlu adanya
berdasarkan kepada teori-teori yang
perhatian dan perlakukan khusus dalam

[ 28 ]
mendukung penelitian ini, dapat subsektor fashion dan subsektor

disimpulkan sebagai berikut : fotographi.

1. Berdasarkan aspek tenaga kerja,


DAFTAR PUSTAKA
industri kreatif yang menjadi
Departemen Perdagangan Republik
unggulan di Kota Medan adalah Indonesia. 2008. “Pengembangan
Ekonomi Kreatif Indonesia 2025
industri kreatif subsektor kerajinan, : Rencana Pengembangan
Ekonomi Kreatif Indonesia 2009-
subsektor Fashion dan subsektor 2025”.

Fotographi. Direktorat Penelitian dan Pengabdian


Masyarakat - Universitas Islam
2. Berdasarkan aspek produksi, Indonesia. Simposium Nasional
2010: Menuju Purworejo
industri kreatif yang menjadi Dinamis dan Kreatif.

unggulan di Kota Medan adalah Hawkins, John. 2004. “The Creatif


Economyc: How People Make
industri kreatif subsektor radio, Money From Ideas”. Penguin
Global.
subsektor percetakan dan penerbitan
Pangestu, Mari Elka. 2008.
dan subsektor design. “Pengembangan Ekonomi
Kreatif Indonesia 2025”,
3. Seluruh industri kreatif yang berada disampaikan dalam Konvensi
Pengembangan Ekonomi Kreatif
di Kota Medan lemah dalam aspek 2009-2015 yang diselenggarakan
pada pekan Produk Budaya
pemasaran karenanya tidak terdapat Indonesia 2008, JCC, 4-8 Juni
2008.
industri kreatif yang dapat
Rencana Induk Pengembangan
diunggulkan Pariwisata (RIPP) Purworejo.
1996
4. Berdasarkan ketiga aspek (tenaga
Suparwoko. 2010. “Pengembangan
kerja, produksi dan pemasaran) Ekonomi Kreatif Sebagai
Penggerak Industri Pariwisata”.
industri kreatif yang menjadi Jurusan Arsitektur, Fakultas
Teknik Sipil dan Perencanaan.
unggulan di Kota Medan adalah Universitas Islam
Indonesia.Yogyakarta.
industri kreatif subsektor kerajinan,

[ 29 ]
Salman, Duygu. 2010. “Rethinking of Vol. 8(3) Special Issue 2010-06-
Cities, Culture and Tourism 16.
within a Creative Perspective”
sebuah editorial dari PASOS, UNDP. 2008. “Creative Economy
Report 2008”.

[ 30 ]
PENGEMBANGAN SITUS BERSEJARAH KOTA CINA DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITARNYA UNTUK
MENDORONG USAHA EKONOMI KREATIF DAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA
DI KOTA MEDAN

Oleh:
Restu (FIS Unimed)*
Ikhwan Azhari (FIS Unimed)
Kustoro Budiarta (FE Unimed)

Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mengetahui potensi situs
bersejarah Kota Cina sebagai objek wisata, usaha yang dapat dikembangkan untuk
mewujudkan program ekonomi kreatif masyarakat sekitar, kebutuhan infrastruktur dan
Informasi spasial berbasis SIG. Penelitian dilakukan dengan analisis dokumen, survey
dan uji coba pelatihan kepada masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan kawasan ini
mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata dilihat dari segi
keunikan dan kekhasan sebagai kawasan yang menyimpan kekayaan informasi dan
benda bersejarah. Potensi ini didukung oleh kondisi lingkungan dan kemampuan
masyarakat sekitar dalam pengembangan industri kreatif, sedangkan SIG dapat
memberi nilai tambah dalam pengembangan kawasan ini sebagai objek wisata.
Kata kunci: situs bersejarah, ekonomi kreatif, objek wisata

This study is a preliminary study to investigate the potential of the historical site of
Kota Cina if developed as a tourist attraction, businesses that can be developed to
actualize the creative economy of the surrounding community, the needs of
infrastructure and GIS-based spatial information. The study was conducted by using
document analysis, surveys and training trials to the public. The results showed the
region has the potential to be developed. In can be seen from the uniqueness and
specificity of the area to store the wealth of information and historic objects. This
potential is supported by the environmental conditions and the ability of local
communities in developing creative industries, while GIS can provide added value in
developing this area as a tourist attraction.
Keyword: historical site, creative economy, tourist attraction

PENDAHULUAN masa prasejarah hingga era

modernisasi. Keberadaan Situs-situs


Sumatera Utara memiliki
sejarah berkelas dunia di Sumatera
beberapa situs berkelas dunia baik dari

[ 31 ]
Utara sangat penting, karena situs- situs-situs sejarah tersebut, sehingga

situs tersebut merupakan bukti otentik masyarakat cenderung menggunakan

jejak peradaban masa lalu di Sumatera areal situs bersejarah untuk kegiatan

Utara. Oleh karena itu situs-situs lain yang dinilai lebih menguntungkan.

tersebut perlu dilestarikan sehingga


Situs Kota Cina sebagai salah
bisa dimanfaatkan bagi kepentingan
satu situs sejarah dianggap sebagai
ilmu pengetahuan, kebudayaan dan
salah satu situs berkelas dunia dari
kepariwisataan. Namun kondisi situs-
masa pra Islam di Sumatera Utara. Hal
situs sejarah di Sumatera Utara
ini dapat dilihat dari beragam jenis
umumnya`tidak terawat, menghadapi
artefak yang berasal dari sejumlah
kerusakan akibat eksploitasi penduduk
pusat peradaban kuno khususnya China
dan pemanfaatan lahan untuk kegiatan
dan India, yang juga merefleksikan
budidaya seperti pertanian, perumahan,
kompleksitas aktivitas manusia yang
dan kegiatan penduduk lainnya.
dahulu menghuninya. Posisi sebagian

Ancaman kerusakan situs-situs wilayah Sumatera Utara khususnya

sejarah berawal dari rendahnya kawasan pantai timurnya yang

apresiasi masyarakat dan pemerintah berhadapan langsung dengan Selat

akan pentingnya keberadaan situs-situs Malaka, merupakan bentang alam

sejarah. Hal ini disebabkan masyarakat strategis yang berperan penting sejak

dan pemerintah tidak merasakan lama. Kawasan Selat Malaka adalah

manfaat langsung dari keberadaan jalur sutra melalui laut, sehingga

situs-situs sejarah tersebut. Manfaat bandar-bandar yang terletak di kedua

langsung tersebut umumnya dinilai sisi selat ini memainkan peran strategis

dari manfaat ekonomi dari keberadaan sebagai bandar-bandar niaga

[ 32 ]
internasional pada zamannya. Salah minimnya kepedulian masyarakat

satu bandar internasional di kawasan sekitar untuk menjaga, merawat dan

Selat Malaka yang tampaknya melestarikan peninggalan bersejarah.

memiliki arti penting dalam pelayaran


Di sisi lain pemerintah kota
dan perdagangan internasional di masa
menghadapi masalah dalam
lalu adalah Kota Cina.
pengembangan ekonomi kreatif dan

Secara administratif situs Kota pengembangan pariwisata di kota

Cina masuk dalam wilayah Desa Paya Medan. Ekonomi kreatif mempunyai

Pasir, Kecamatan Medan Marelan, peluang yang lebih besar untuk

Kota Medan. Keberadaan situs sejarah berkembang jika industri pariwisata

Kota Cina sebagaimana halnya situs berkembang dan mampu

sejarah lainnya dan peninggalan membangkitkan aktivitas masyarakat

bersejarah berupa bangunan, benda- daerah tujuan wisata untuk berinteraksi

benda artifisial (artefak) dan benda- dengan pengunjung objek wisata yang

benda koleksi dokumentatif (arsip dan makin meningkat. Sementara

foto) di Kota Medan saat ini tidak pengembangan industri pariwisata di

banyak mendapat perhatian karena kota Medan menghadapi berbagai

dianggap hanya sebagai koleksi sejarah kendala seperti dukungan infrastruktur

yang hanya dapat digunakan untuk dan terbatasnya objek wisata yang

kepentingan ilmu pengetahuan dan dapat menarik perhatian pengunjung.

akademis, khususnya pengembangan


Lahan situs Kota Cina saat ini
ilmu sejarah saja. Hal ini berdampak
didominasi oleh rumah-rumah warga,
pada tidak adanya perhatian
yang beberapa di antaranya didirikan
pemerintah dan berimbas pada
di atas sisa-sisa struktur bangunan bata.

[ 33 ]
Menurut keterangan warga setempat Bentuk lain pemanfaatan lahan

ramainya permukiman di situs ini situs Kota Cina adalah sebagai tempat

terjadi setidaknya sejak awal tahun wisata, di suatu lokasi yang dikenal

1980-an, dengan masuknya para oleh warga sebagai Danau Siombak.

pendatang terutama dari bagian-bagian Danau tersebut adalah danau buatan

padat Kota Medan. Bandingkan yang terbentuk sebagai dampak dari

dengan gambaran kepadatan kawasan aktivitas pengerukan pasir di suatu

ini pada tahun 1875 ketika Halewijn areal yang dahulu dikenal sebagai Paya

(dalam McKinnon, 1984:9) mencatat Pasir. Hasil pengerukan pasir di areal

bahwa Kota Cina adalah suatu tersebut dimanfaatkan sebagai material

kampung kecil yang terdiri dari timbunan jalan tol yang

sepuluh rumah tangga. Ketika Edmund menghubungkan Belawan-Medan-

Edward McKinnon mulai melakukan Tanjung Morawa, yang dibangun pada

penelitian intensif pada situs ini di tahun 1980-an. Menurut penuturan

awal tahun 1970-an, rumah-rumah warga Kota Cina, ketika proses

warga tampaknya masih belum terlalu pengerukan pasir di areal itu

padat, masih banyak lahan kosong berlangsung, para penggali acapkali

milik warga yang difungsikan sebagai menemukan pecahan-pecahan barang-

persawahan dan perkebunan dengan barang keramik dan tembikar, bahkan

beragam jenis tanaman antara lain papan-papan kayu yang diduga

kelapa, pisang, dan duku. Sisa-sisa dari merupakan bagian kapal atau perahu

kondisi tersebut masih terlihat di area kuno. Berdasarkan informasi warga

yang dikenal oleh warga sebagai itulah pada tahun 1989 para peneliti

Keramat Pahlawan. dari Pusat Penelitian Arkeologi

[ 34 ]
Nasional dan EFEO (Perancis), sekitarnya. Program yang paling

melakukan ekskavasi penyelamatan mungkin dilakukan adalah

terhadap sisa-sisa perahu kuno. pengembangan secara terpadu kawasan

Keberadaan situs bersejarah Kota situs sebagai objek wisata dengan

Cina menghadapi kendala dalam pengembangan industri kreatif di

penyelamatan area situs dari kerusakan kalangan masyarakat setempat yang

dan pengembangannya pada masa yang dapat mendukung kegiatan wisata.

akan datang setidaknya akibat dari tiga Agar situs bersejarah dapat

hal. Pertama, area situs tidak dikuasai diakses dengan baik oleh pengunjung,

oleh pemerintah tetapi secara defacto maka pengembangan infrastruktur di

dikuasai oleh masyarakat yang makin sekitar situs bersejarah perlu dilakukan

meningkat populasinya. Kedua, dengan tetap menjaga keaslian dan

aktivitas masyarakat cenderung keasrian lokasi situs sebagai objek

merusak dan melenyapkan bukti dan wisata. Objek wisata akan lebih

peninggalan bersejarah di area situs. menarik bila didukung oleh kegiatan

Ketiga, perhatian masyarakat yang ekonomi kreatif masyarakat sekitar

sangat kurang terhadap pentingnya objek wisata berupa tersedianya barang

nilai sejarah dan nilai ekonomis area souvenir atau barang fungsional lain

situs bagi pengembangan ilmu serta usaha jasa yang dibutuhkan

pengetahuan dan kegiatan ekonomi. pengunjung objek wisata. Barang atau

Oleh sebab itu perlu dilakukan jasa yang ditawarkan akan lebih

program penyelamatan area situs menarik minat pengunjung bila

dengan melibatkan secara penuh berkaitan dengan objek wisata setempat

masyarakat di area situs dan dan mempunyai keunikan dan ciri yang

[ 35 ]
khas yang menggambarkan objek 1. Bagaimanakah Potensi situs sejarah

wisata setempat. Oleh sebab itu Kota Cina untuk dijadikan objek

pemberdayaan masyarakat sekitar, wisata

khususnya dalam menghidupkan 2. Potensi usaha apa saja yang dapat

kegiatan ekonomi kreatif sangat dikembangkan untuk mewujudkan

diperlukan dalam menghidupkan objek program ekonomi kreatif

wisata setempat. Jika masyarakat dapat masyarakat sekitar Situs Bersejarah

merasakan manfaat objek wisata bagi Kota Cina

dirinya, maka dengan sendirinya 3. Kebutuhan infrastruktur apa saja

mereka akan menjaga dan merawat yang dibutuhkan untuk

objek wisata tersebut, termasuk situs pengembangan situs sejarah Kota

bersejarah yang selama ini terabaikan. Cina sebagai objek wisata

Dengan demikian akan terjadi proses 4. Informasi spasial apa saja yang

simbiosis mutualistis antara dapat dituangkan dalam bentuk peta

pengembangan industri pariwisata, situs sejarah Kota Cina berbasis SIG

ekonomi kreatif masyarakat, dan (sistem informasi geografi)

pengembangan situs bersejarah Kota Penelitian pendahuluan ini

Cina. bertujuan untuk mencari informasi

Sehubungan dengan permaslahan awal dalam hal:

di atas, maka masalah dalam penelitian 1. Identifikasi Potensi situs sejarah

pendahuluan ini dapat dirumuskan Kota Cina untuk dijadikan objek

sebagai berikut: wisata

2. Identifikasi potensi usaha yang dapat

dikembangkan untuk mewujudkan

[ 36 ]
program ekonomi kreatif Medan beserta penduduk di wilayah

masyarakat sekitar Situs Bersejarah tersebut. Sedangkan sampel penduduk

Kota Cina diambil secara purposive sebanyak 120

3. Identifikasi Kebutuhan infrastruktur orang untuk dilatih dalam kegiatan

yang dibutuhkan untuk industri kreatif.

pengembangan situs sejarah Kota Variabel penelitian ini meliputi:

Cina sebagai objek wisata 1. Potensi kawasan Situs Bersejarah

4. Identifikasi Informasi spasial yang Kota Cina menjadi objek wisata

dapat dituangkan dalam bentuk peta 2. Potensi pengembangan industri

situs sejarah Kota Cina berbasis SIG kreatif di kawasan Situs Bersejarah

(sistem informasi geografi) Kota Cina

3. Ketersediaan infrastruktur dasar

METODE PENELITIAN untuk mendukung pengembangan

Penelitian pendahuluan ini kawasan Situs Bersejarah Kota Cina

dilakukan di kawasan Situs Bersejarah sebagai objek wisata

Kota Cina yang terletak di Kelurahan 4. Data spasial kawasan Situs

Paya Pasir Kota Medan. Penelitian Bersejarah Kota Cina

dilakukan selama 3 (tiga) bulan Definisi Operasional Variabel

September sampai dengan bulan dalam penelitian ini adalah sebagai

November 20012. berikut:

Populasi penelitin pendahuluan a. Potensi kawasan Situs Bersejarah

ini adalah seluruh wilayah kawasan Kota Cina menjadi objek wisata

Situs Bersejarah Kota Cina yang Suatu wilayah dapat dijadikan objek

terletak di Kelurahan Paya Pasir Kota wisata karena beberapa alasan

[ 37 ]
sesuai tujuan kunjungan para b. Potensi pengembangan industri

wisatawan. Tujuan wisatawan dapat kreatif di kawasan Situs Bersejarah

digolongkan dalam beberapa hal Kota Cina

seperti untuk tujuan rekreasi yaitu Industri kreatif yang terkait dengan

mencari suasana dan tempat yang objek wisata adalah usaha

dapat menimbulkan relaksasi, rasa memproduksi barang dan jasa yang

nyaman, tenang, dan dapat mendukung kegiatan

menyenangkan, tujuan petualangan pariwisata di suatu objek wisata

fisik dan olah raga, tujuan wisata seperti penyediaan barang souvenir

pengalaman rohani, dan tujuan dan jasa hiburan atau atraksi yang

wisata ilmu pengetahuan. Suatu dapat menghibur wisatawan.

perjalan wisata dapat mencapai Potensi pengembangannya dapat

salah satu atau berbagai tujuan dilihat dari kemauan dan

tersebut dalam suatu objek wisata. kemampuan masyarakat untuk

Hakikat tujuan wisata tersebut melakukan usaha kreatif serta

akhirnya akan mencari kepuasan dukungan sumberdaya yang tersedia

batin dan meninggalkan kesan yang untuk industri kreatif tersebut.

mendalam atas pengalaman c. Ketersediaan infrastruktur dasar

melakukan kegiatan wisata tersebut. untuk mendukung pengembangan

Oleh karena itu potensi suatu kawasan Situs Bersejarah Kota Cina

wilayah untuk dijadikan objek sebagai objek wisata

wisata dapat dilihat dari berbagai Infrastruktur dasar untuk

parameter yang dapat memenuhi mendukung pengembangan suatu

tujuan wisata di atas. kawasan objek wisata meliputi

[ 38 ]
jalan, lahan parkir, listrik, air bersih, Data yang terkumpul dianalisis

serta sarana dan prasarana lain yang secara deskriptif kualitatif dengan

terkait dengan kebutuhan objek didukung oleh gambar-gambar yang

wisata. Ketersediaan infrastruktur terkait dengan objek wisata dan

tersebut dapat dilihat dari kegiatan penelitian.

kesesuaian dan kemampuannya

dalam mendukung kebutuhan objek HASIL PENELITIAN DAN

wisata. PEMBAHASAN

d. Data spasial kawasan Situs A. Hasil Penelitian

Bersejarah Kota Cina 1. Potensi Situs Sejarah Kota Cina

Data spasial yang dibutuhkan oleh Sebagai Objek Wisata

kawasan objek wisata meliputi batas


Berikut adalah sejumlah data
lokasi, peta jalan dan sarana di area
arkeologis yang ditemukan di situs
objek wisata, serta lokasi situs yang
Kota Cina, yang didapat melalui
akan menjadi objek yang akan
survei permukaan, ekskavasi
dikunjungi wisatawan.
sistematis, maupun hasil temuan
Pada penelitian ini data primer
warga Kota Cina yang diserahkan
dikumpulkan melalui survei di lokasi
ke site museum Kota Cina PUSSIS
situs bersejarah Kota Cina dan
UNIMED, Museum Daerah
wawancara terhadap penduduk yang
Sumatera Utara, maupun yang
dijadikan sampel. Sedangkan data
masih menjadi milik warga Kota
sekunder diambil melalui studi literatur
Cina.
dan dokumen dari berbagai instansi

terkait.

[ 39 ]
1) Artefak timur pekong, sedangkan

a. Batu yang satu lainnya rebah di

sisi barat pekong


(1) Pilar batu granit hitam
(klenteng) Cina. Benda
koleksi site museum Kota
ini tampaknya berfungsi
Cina PUSSIS UNIMED,
sebagai semacam batas
bersisi 4, dengan tinggi
areal tertentu, boleh jadi
91 cm, dengan sisi-sisi
suatu tempat sakral,
bagian bawahnya
mengingat di areal ini
berukuran 30 cm,
pernah ditemukan 2 arca
sedangkan sisi-sisi bagian
logam yang kini dijadikan
atasnya berukuran 23 cm.
objek pemujaan di
Merupakan hasil temuan
pekong (klenteng) Cina
anggota masyarakat,
tersebut.
tepatnya di lahan yang
(2) Fragmen batu silindrik
ditanami pohon pisang di
koleksi site museum Kota
belakang pekong
Cina PUSSIS UNIMED,
(klenteng) Cina di situs
bahan batuan granit
Kotacina pada tahun
kelabu kekuningan;
2008. Saat ini masih ada
diameter atas 6 cm,
2 (dua) benda sejenis di
diameter bawah 8 cm,
areal yang sama, satu
tinggi tersisa 7 cm.
masih tegak berada dekat
Fragmen batu sejenis juga
sebatang pohon tua di sisi
ditemukan di Sukanalu

[ 40 ]
(Karo) dan Lobu Tua istimewa itu antara lain

serta Bukit Hasang berupa pemberian sesaji

(Barus). Guillot oleh peziarah terhadap

(2008:291) benda berbahan batu ini

mengidentifikasi benda dan benda lain berbahan

ini sebagai batu logam yang dianggap

penggiling yang diimpor sebagai pecahan meriam

dari India Selatan, Putri Hijau. Bukan tidak

sementara Perret mungkin, perlakuan

(2009:466) tidak istimewa masyarakat saat

memastikan fungsi dari ini terhadap benda-benda

benda ini selain beberapa tersebut disebabkan oleh

kemungkinan fungsi peran istimewanya di

seperti lingga, batu nisan, masa lalu. Khusus untuk

dan batu penggilingan. batu silindrik tersebut,

Jika ditilik dari perlakuan boleh jadi sedari dulu

istimewa masyarakat fungsinya terkait dengan

terhadap artefak batu dari aktifitas religi seperti

Sukanalu ini -yang upacara keagamaan,

mereka sebut sebagai dalam hal ini ritus Hindu

“peluru” meriam Putri yang dibawa bersamaan

Hijau- maka benda ini dengan intrusi orang-

tentu memiliki nilai lebih orang Tamil ke

tertentu. Perlakuan pedalaman (Tanah Karo)

[ 41 ]
di masa lalu. Ditinjau dari sebagai fragmen

morfologinya yang bangunan, yang asalnya

menyerupai phallus kemungkinan berasal dari

(kemaluan laki-laki), India Selatan. Sementara

benda ini bisa jadi adalah Perret (2009:466) masih

lingga, yang merupakan ragu-ragu

salah satu perwujudan mengidentifikasinya

Siwa. sebagai landasan pilar.

(3) Fragmen umpak (4) Arca Dhyani Budha

(landasan tiang) batu Amitaba berbahan batu

koleksi site museum Kota granit putih koleksi

Cina PUSSIS UNIMED, Museum Negeri Provinsi

bahan batuan granit Sumatera Utara (no. inv.

kelabu; panjang 15 cm, 593.1)

lebar 13 cm, tinggi 9,5 (5) Arca Wisnu berbahan

cm. Permukaan sisi batu granit koleksi

bawahnya diupam, Museum Negeri Provinsi

sedangkan bagian atasnya Sumatera Utara (no. inv.

telah patah. Benda sejenis 04.7/703)

juga ditemukan di situs (6) Arca Laksmi, koleksi

Lobu Tua dan Bukit Museum Negeri Provinsi

Hasang (Barus). Oleh Sumatera Utara (no. inv.

Guillot (2008:292) benda 04.7/703).

ini diidentifikasinya

[ 42 ]
(7) Yoni koleksi Museum tampaknya berfungsi

Negeri Provinsi Sumatera sebagai cerat. Benda ini

Utara; bentuk bulat ditemukan di suatu

berdiameter 56 cm, tinggi tempat yang disebut oleh

28 cm di tengah terdapat warga Kota Cina sebagai

lubang persegi berukuran Keramat Pahlawan.

14 cm x 13 cm dengan b. Bentuk lain artefak batu yang

kedalaman lubang 2 cm, ditemukan di situs Kota Cina

terdapat sisa-sisa cerat adalah manik-manik berbahan

(tempat keluar air) di batuan setengah mulia yakni,

salah satu sisinya, bahan kornelian. Situs-situs lain di

batuan andesit berwarna Indonesia yang juga

kelabu. mengandung temuan manik-

(8) Batur/landasan arca manik kornelian antara lain

koleksi Museum Negeri adalah situs Tri Donorejo

Provinsi Sumatera Utara, (Demak, jawa Tengah)

bentuk persegi berukuran dengan konteks temuan

panjang 80 cm, lebar 76 berupa keramik Dinasti Tang

cm, dan tinggi 30 cm; hingga Dinasti Sung (VII—

lingkaran di sisi XIII M); sedangkan di situs

dalamnya berdiameter 60 Air Sugihan (Palembang)

cm berkedalaman 4 cm; konteks temuannya berupa

di salah satu sisinya keramik Cina masa Dinasti

terdapat rekahan yang Sui (589—618 M). Berikut

[ 43 ]
adalah pemerian manik-manik c. Logam

kornelian dari situs Kota Cina: (1) Arca Buddha logam,

(1) Manik-manik kornelian tinggi ± 12 cm. Objek ini

kerucut ganda bersisi hingga kini masih

enam hasil ekskavasi dari dimanfaatkan sebagai

sektor Keramat objek pemujaan di

Pahlawan, warna jingga, pekong Cina situs Kota

tembus cahaya; panjang Cina. Digambarkan

1,9 cm; tebal ujung 0,5 dalam posisi berdiri

cm; tebal tengah 1,1 cm. samabhanga (kedua kaki

(2) Manik-manik kornelian tegak sejajar), sikap

kerucut ganda bersisi tangan kanan tidak jelas,

enam hasil ekskavasi dari mungkin vitarkamudrā

sektor Keramat (memberi pengajaran atau

Pahlawan, warna jingga, berdebat), sedangkan

tembus cahaya; panjang 1 tangan kiri mulai

cm; tebal ujung 0,5 cm; pergelangan hingga

tebal tengah 0,8 cm. telapaknya sudah hilang.

(3) Manik-manik kornelian Mengenakan jubah yang

bulat hasil ekskavasi dari memanjang mulai bahu

sektor Keramat kiri hingga hampir ke

Pahlawan, warna jingga, mata kakinya. Terdapat

tembus cahaya; ushņīsha (tonjolan) di

berdiameter 0,9 cm. bagian puncak kepalanya.

[ 44 ]
Namun, aspek gaya menyerupai kerucut). Jika

seninya masih belum arca ini ditemukan

dapat ditentukan memang sekonteks

mengingat objek ini dengan arca Buddha

masih dimanfaatkan dan logam tersebut,

kondisi arcanya yang kemungkinan arca ini

tertutup jelaga pedupaan. adalah Tara, salah

(2) Arca perempuan, tinggi ± seorang dewi dalam

6 cm. Objek ini hingga agama Buddha.

kini masih dimanfaatkan (3) Mata palu berujung

sebagai sarana pemujaan runcing koleksi site

di pekong Cina situs Kota museum Kota Cina

Cina. Tangan kanan PUSSIS UNIMED.

mungkin digambarkan Panjang 11,6 cm, lebar

dalam sikap pangkal 1,7 cm, lebar

abhayamudra (menolak tengah ± 3 cm (karena

bahaya) atau tertutup karat yang cukup

vitarkamudra (memberi tebal), lebar ujung 0,6

pengajaran atau cm.

berdebat); sedangkan (4) Gumpalan terak besi

tangan kiri terjuntai ke koleksi site museum Kota

sisi pinggulnya. Cina PUSSIS UNIMED.

Kepalanya dihiasi Kondisi berkarat, panjang

kiritamukuta (mahkota

[ 45 ]
11,2 cm, lebar 10 cm, permukaan. Ragam jenis

tebal 4,2 cm. benda-benda keramik yang

(5) Koin-koin Cina, yang ditemukan antara lain terdiri

ditemukan di situs Kota dari guci, mangkuk, piring,

Cina terdiri dari beragam cepuk, vas, dan buli-buli.

ukuran, besaran satuan,


Temuan benda bersejarah
dan masa.
Kota Cina saat ini tersimpan di

d. Tembikar berbagai lokasi seperti Museum

Sejumlah besar benda temikar Negeri Sumatera Utara, Site

telah ditemukan di areal situs Museum Kota Cina, sebagian

Kotacina, yang diperoleh masih terpendam dalam tanah,

melalui penelitian sistematis dan beberapa benda bersejarah

maupun hasil temuan berada di Eropa untuk

permukaan. Ragam jenis kepentingan penelitian.

benda-benda tembikar yang


2) Museum
ditemukan antara lain terdiri
Saat ini di lokasi Situs Bersejarah
dari berbagai fragmen.
Kota Cina telah berdiri sebuah

e. Keramik museum yang merupakan site

museum Kota Cina yang dikelola


Sejumlah besar benda keramik
PUSSIS UNIMED. Museum ini
telah ditemukan di areal situs
memiliki koleksi hasil temuan
Kotacina, yang diperoleh
berbagai benda bersejarah dari
melalui penelitian sistematis
Situs Kota Cina. Koleksi benda
maupun hasil temuan

[ 46 ]
bersejarah tersebut dapat lubang penggalin untuk

dijadikan daya tarik dari situs menghindari kerusakan dan

bersejarah Kota Cina. Museum gangguan dari masyarakat.

juga menyediakan jasa informasi Bangunan dan benda bersejarah

yang dapat menjelaskan seputar tersebut dapat disingkap untuk

Situs Bersejarah Kota Cina. melihat wujud utuhnya, atau

Museum ini dilengkapi ruang dapat dibuat replikanya di

audio visual dan tempat diskusi. permukaan sehingga mejadi

Dengan demikian museum ini objek wisata yang menarik.

dapat dijadikan tempat wisata


4) Lingkungan
sejarah yang sangat representatif.
Lingkungan sekitar situs
3) Situs
bersejarah Kota Cina yang dapat
Sebahagian besar benda
mendukung pengembangan
peninggalan bersejarah masih
objek wisata adalah keberadaan
terpendam dalam tanah di areal
Danau Siombak yang berbatasan
situs bersejarah Kota Cina.
langsung dengan kawasan situ
Beberapa benda bersejarah
bersejarah Kota Cina. Dengan
berupa candi, dinding bangunan
demikian keberadaan danau ini
dan perahu ditemukan dalam
dapat dijadikan satu kesatuan
tanah saat penduduk menggali
dalam pengembangan kawasan
sumur atau pondasi bangunan.
Kota Cina ini sebagai objek
Sebahagian benda tersebut saat
wisata.
ini masih berada di tempatnya

karena penduduk menutup

[ 47 ]
2. Potensi Usaha Ekonomi Kreatif dalam setiap kegiatan yang terkait

Masyarakat di sekitar dengan pengembangan kawasan ini

lokasi situs bersejarah Kota Cina sebagai situs bersejarah. Mereka

cukup terbuka untuk menerima umumnya bersedia untuk

perubahan. Mereka mulai berpartisipasi dalam setiap kegiatan

memahami bahwa kawasan sekitar yang dilakukan untuk memajukan

hunian mereka merupakan situs kawasan situs bersejarah.

bersejarah yang mempunyai nilai Pada penelitian pendahuluan

penting untuk pengembangan ilmu ini dilakukan uji coba pelatihan

pengetahuan. Mereka semakin industri kreatif pada masyarakat.

yakin tentang tingginya nilai lokasi Pelatihan dilakukan untuk melihat

di lingkungan tempat tinggal potensi usaha kreatif yang mungkin

mereka setelah berdirinya museum untuk dikembangkan dan melihat

yang dikelola PUSSIS-Unimed. bagaimana antusiasme dan tingkat

Masyarakat dan pemerintah partisipasi mereka dalam mengikuti

kelurahan Paya Pasir mendukung kegiatan pelatihan. Pelatihan yang

keberadaan museum ini terutama diujicobakan meliputi:

setelah kunjungan beberapa pejabat 1. Pembuatan tembikar replikasi

ke museum ini, seperti Wali Kota temuan tembikar Kota Cina

Medan dan anggota DPD Sumatera 2. Pemanfaatan kulit kerang untuk

Utara. barang souvenir

Kepercayaan masyarakat ini 3. Daur ulang sampah untuk barang

menjadi modal penting untuk kerajinan dan kompos

mengajak mereka berpartisipasi 4. Pembuatan batik motif Kota Cina

[ 48 ]
Hasil uji coba menunjukkan kepuasannya mengikuti pelatihan

bahwa masyarakat cukup antusias tersebut seperti ditunjukkan pada

mengikuti kegiatan pelatihan dan Tabel 4.2.

berharap mereka dapat dilatih lebih Tabel. 4.2. Kepuasan Mengikuti


Pelatihan
intensif agar memperoleh
Pelatihan SP P KP Jlh
Gerabah 15 14 1 30
keterampilan yang lebih baik lagi. Souvenir 17 13 0 30
Daur Ulang 12 18 0 30
Batik 19 11 0 30
Dari 120 orang penduduk
Ket.: SP: Sangat puas
yang mengikuti pelatihan P : Puas
KP: Kurang Puas
menyatakan minatnya sebagai
Hasil penilaian instruktur
ditunjukkan tabel berikut berikut:
untuk masing-masing pelatihan
Tabel. 4.1. Minat Masyarakat
Mengikuti Pelatihan menyatakan bahwa masyarakat
Pelatihan SBM BM KBM Jlh
mempunyai potensi yang besar
Gerabah 11 14 5 30
Souvenir 24 6 0 30
Daur Ulang 9 18 3 30 untuk dikembangkan
Batik 21 7 2 30

Ket.: SBM : Sangat berminat keterampilannya dalam kegiatan


BM : Berminat
KBM : Kurang Berminat industri kreatif. Keunggulan lain

Dari Tabel 4.1. terlihat bahwa yang dapat menjadi kekuatan dalam

penduduk umumnya berminat pengembangan usaha ekonomi

mengikuti paket pelatihan yang kreatif di daerah ini adalah:

ditawarkan kepada mereka. 1) Untuk kerajianan pembuatan

Meskipun pelatihan yang dilakukan gerabah/ tembikar, model

masih pada tahap pengenalan untuk tembikar merupakan replika dari

menjajaki potensi dan bakat mereka, tembikar yang ditemukan di

namun mereka menyatakan kawasan situs bersejarah Kota

[ 49 ]
Cina akan menarik untuk tiruan dari motif yang ditemukan

dijadikan cenderamata dari pada keramik dan tembikar di

daerah ini. Para pengunjung akan kawasan ini, akan menjadi motif

melihat tembikar (tiruan) Kota batik yang khas yang dapat

Cina yang berasal dari abad IX – menarik minat pembeli.

abad XI. Usaha ekonomi kreatif lain

2) Untuk kerajinan souvenir, yang belum diujicobakan tetapi

pemanfaatan kulit kerang akan dinilai mampu untuk dikembangkan

memberikan niai tambah dari di sekitar kawasan situs bersejarah

limbah kulit kerang yang banyak Kota Cina adalah:

tersedia di daerah ini. 1) Pengembangan industri hiburan

3) Untuk kerajinan daur ulang rakyat berupa kesenian melayu

sampah, penduduk akan lokal dalam bentuk group tari

memperoleh manfaat ganda dan musik yang dapat

berupa terpeliharanya kebersihan dimanfaatkan untuk menghibur

lingkungan dan manfaat ekonomi pengunjung.

dari hasil daur ulang yakni 2) Pengembangan jasa wisata air di

kompos yang dapat dijadikan kawasan perairan danau

pupuk untuk tanaman pertanian Siombak.

dan tanaman pekarangan, serta 3) Usaha makanan/jajanan lokal

industri kerajinan dengan bahan 4) Usaha cetak sablon

baku limbah plastik dan kertas. 5) Paket wisata edukasi dan

4) Untuk kerajinan batik, motif kegiatan out bonds

batik Kota Cina yang merupakan 6) Fotografi

[ 50 ]
3. Keadaan Infrastruktur Untuk mencapai lokasi situs

bersejarah Kota Cina dapat


Hasil pengamatan lapangan
ditempuh dengan
menunjukkan bahwa infrastruktur
menggunakan angkutan
dasar di lokasi situs, khususnya
umum dan kendaraan pribadi.
jalan dan lahan parkir masih sangat
Angkutan umum yang
minim dan kondisi eksisting saat ini
tersedia tidak sampai ke lokasi
tidak dapat mendukung aktivitas
situs melainkan hanya
wisata di daerah tersebut. Gambaran
melintasi jalan umum yang
umum kondisi sarana dan prasarana
berjarak sekitar 1 km dari
di lokasi situs bersejarah Kota Cina
lokasi situs. Sedangkan
adalah sebagai berikut:
kendaraan pribadi dapat
a. Prasarana Kepariwisataan
mencapai lokasi situs.
Prasarana wisata adalah
Meskipun kendaraan pribadi
sumber daya alam dan sumber
dapat mencapai lokasi situs
daya manusia yang mutlak
namun jalan menuju lokasi
dibutuhkan oleh wisatawan dalam
masih sangat sempit sehingga
perjalanannya di daerah tujuan
di beberapa ruas jalan mobil
wisata seperti ; jalan, listrik, air,
tidak dapat berselisih jalan
telekomunikasi, terminal,
dengan mobil lainnya.
jembatan, dan lain sebagainya
Kondisi jalan cukup baik
(Suwantoro, 2004).
karena sebahagian diaspal dan
1) Jalan dan Pengangkutan
sebahagian lagi diperkeras
(Transportation)
dengan cor beton. Kendala

[ 51 ]
utama adalah lebar jalan, terjangkau oleh sinyal seluler.

sehingga angkutan bus sangat Siaran radio, TV, surat kabar,

sulit untuk mencapai lokasi internet, kantor pos cukup

situs. Kondisi jembatan yang tersedia

tersedia juga sangat sempit 3) Listrik dan Air bersih

dan kondisinya memerlukan Jaringan listrik telah tersedia

penggantian karena di area situs bersejarah Kota

sebahagian pondasi jembatan Cina. Penduduk telah

sudah mulai amblas dan menikmati layanan listrik di

jembatan bahagian tengah rumah-rumah mereka.

sudah turun sehingga Perluasan jaringan sangat

membentuk cekungan. dimungkinkan mengingat

Kendala lain yang cukup kecilnya hambatan geografis

penting adalah tidak adanya di daerah ini.

terminal dan area parkir, Berbeda dengan layanan

sehingga pengunjung listrik, layanan air bersih

kesulitan untuk memakirkan masih minim. Sebahagian

mobil, apalagi bus. penduduk memanfaatkan

sumur bor karena air sumur

2) Komunikasi (Comunication dangkal bersifat payau. Selain

Infrastructures) itu lokasi situs bersejarah

Prasarana komunikasi di Kota Cina ini tidak jauh dari

lokasi situs bersejarah Kota lokasi TPA dimana berton-ton

Cina cukup tersedia karena sampah kota Medan dibuang

[ 52 ]
di TPA ini setiap harinya. puskesmas, tetapi masyarakat

Limbah TPA ini mencemari daerah ini masih dapat

air tanah dan terbawa air memperoleh layanan

hujan ke perairan “paluh” di pendidikan dan kesehatan dari

kawasan ini. Pada saat pasang pusat layanan yang tidak jauh

naik, air yang tercemar dari rumah mereka.

berwarna pekat dan beraroma Meskipun demikian, jika

kurang sedap ini masuk ke kawasan ini akan

sungai dan anak sungai di dikembangkan menjadi objek

daerah ini mengalir ke hulu wisata maka pembangunan

memasuki kawasan fasilitas kesehatan harus

permukiman dan dilakukan untuk melayani

meninggalkan sampah dan kondisi emergensi di

lumpur saat air kembali surut lapangan.

ke laut. Kondisi ini tidak 5) Layanan keamanan

memungkinkan penduduk Hasil wawancara dengan

untuk memanfaatkan air penduduk menunjukkan

sumur untuk kebutuhan bahwa tingkat keamanan di

sehari-hari mereka. daerah ini cukup baik. Belum

4) Layanan pendidikan dan pernah terjadi kasus penting

Kesehatan yang menimbulkan perasaan

Meskipun di lokasi situs tidak aman (unsafe) di

bersejarah Kota Cina tidak kalangan penduduk.

ada bangunan sekolah dan 6) Prasarana kepariwisataan

[ 53 ]
Prasarana ini mencakup; (a) b. Sarana Kepariwisataan

Receptive Tourist Plan, yakni Sarana wisata secara

segala bentuk badan usaha kuantitatif menunjuk pada

atau organisasi yang jumlah sarana wisata yang haruss

kegiatannya khusus untuk disediakan, dan secara kuantitaif

mempersiapkan kedatangan yang menunjukkan pada mutu

wisatawan pada suatu daerah pelayanan yang diberikan dan

tujuan wisata, (b) Recidental yang tercermin pada kepuasan

tourist Plan, yakni semua wisatawan yang memperoleh

fasilitas yang dapat pelayanan.

menampung kedatangan para 1). Sarana pokok kepariwisataan,

wisatawan untuk menginap termasuk ke dalam

dan tinggal untuk sementara kelompok ini adalah: travel

waktu di daerah tujuan wisata, agent dan tour operator,

dan (c) Recreative and perusahaan-perusahaan

Sportive Plan, yakni semua angkutan wisata, hotel dan

fasilitas yang dapat digunakan jenis akomodasi lainnya, bar

untuk tujuan rekreasi dan dan restoran, serta rumah

olahraga. makan lainnya, objek wisata,

Ketiga prasarana tersebut di dan atraksi wisata lainnya.

atas belum tersedia di lokasi Seluruh sarana ini adanya di

situs bersejarah Kota Cina kota Medan, belum tersedia

karena belum menjadi objek di lokasi situs bersejarah

wisata. Kota Cina

[ 54 ]
2). Sarana pelengkap membelanjakan uangnya di

kepariwisataan, termasuk tempat yang dikunjungi.

kedalam kelompok ini Seluruh sarana ini belum

adalah sarana olah raga tersedia di lokasi situs

seperti lapangan tenis, bersejarah Kota Cina karena

lapangan golf, kolam belum menjadi objek wisata

renang, permainan bowling,


4. Informasi Spasial Kawasan Situs
daerah perburuan, berlayar,
Bersejarah Kota Cina
berselancar, serta sarana
Informasi spasial tentang
ketangkasan seperti kawasan situs bersejarah Kota Cina
permainan bola sodok,
belum tersedia. Peta lokasi, batas-
Jackpot,Pachino,dan
batas area situs, peta sebaran titik-
amusement lainnya. Seluruh
titik lokasi penemuan benda
sarana ini belum tersedia di bersejarah, dan peta tentang dugaan
lokasi situs bersejarah Kota sebaran benda atau bangunan
Cina karena belum menjadi bersejarah yang masih terpendam
objek wisata
dalam tanah belum tersedia.
3). Sarana penunjang
Beberapa dokumen seperti literatur
kepariwisataan, termasuk ke
dan laporan penelitian Kota Cina
dalam kelompok ini adalah
hanya mencantumkan peta manual
nigth club, steambath, dan
yang sangat tidak akurat dari segi
lain lain yang bertujuan agar
skala, ukuran dan bentuknya,
wisatawan lebih banyak
sehingga lebih tepat masih
mengeluarkan atau
berbentuk sketsa.

[ 55 ]
B. Pembahasan Keberadaan site museum

Kawasan situs bersejarah PUSSIS Unimed untuk sementara

Kota Cina berpotensi untuk dapat menjadi cikal bakal

dikembangkan menjadi objek wisata, dikembangkannya “Museum Kota

terutama untuk wisata sejarah dan Cina” yang lebih besar dan

budaya. Sebagai kawasan yang banyak representatif sehingga dapat

menyimpan benda bersejarah yang menampung koleksi benda bersejarah

diakui secara nasional dan dunia, situs Kota Cina maupun menampilkan

kawasan ini merupakan salah satu dari diorama dari reka peradaban Kota Cina

sedikit tempat yang dapat dijadikan masa lalu. Desain dan penataan

objek penelitian sekaligus tempat lingkungan museum yang menarik dari

edukasi yang kaya akan informasi Museum Kota Cina akan menjadi daya

sejarah. Informasi sejarah akan lebih tarik bagi pengunjung karena dapat

menarik minat masyarakat umum jika memberikan fungsi rekreatif disamping

dapat disampaikan dalam bahasa fungsi utamanya sebagai sarana

populer dan disajikan dalam kemasan edukasi.

wisata. Benda-benda bersejarah dapat Situs bersejarah Kota Cina

ditampilkan sebagaimana adanya pada yang memendam banyak benda

situs ditemukannya benda bersejarah bersejarah dapat dijadikan objek wisata

tersebut, dapat juga dibuatkan lapangan dengan membangun replika

replikanya dan diletakkan pada area bangunan di area situs maupun dengan

situs maupun dipajang diruang menjadikan kegiatan ekskavasi sebagai

museum di area situs. atraksi yang menarik bagi pengunjung

yang dapat mengamati kegiatan

[ 56 ]
ekskavasi secara langsung (live) dari penduduk juga cukup direspon positif,

tempat yang disediakan secara khusus. sehingga diperkirakan penduduk secara

Kegiatan ini memungkinkan simbiosis mutualisis dapat mengambil

pengunjung dapat melihat langsung manfaat dari pengembangan kawasan

singkapan lapisan tanah dan benda situs bersejarah Kota Cina menjadi

bersejarah yang ditemukan di objek wisata. Penduduk akan

dalamnya. memperoleh manfaat ekonomi dan

Lingkungan sekitar situs situs bersejarah akan dijaga

bersejarah Kota Cina juga mendukung kelestariannya oleh penduduk karena

pengembangan kawasan ini menjadi dapat memberikan manfaat ekonomi

objek wisata dengan adanya Danau kepada mereka.

Siombak yang jika dikelola dengan Kendala utama dalam

baik dapat menjadi destinasi kegiatan pengembangan kawasan ini sebagai

wisata di kawasan Kota Medan bagian objek wisata adalah penyediaan

Utara, seperti halnya kawasan Ancol di prasarana dan sarana kepariwisataan di

DKI Jakarta. Potensi wisata air di daerah ini. Infrastruktur dasar yang ada

perairan Danau Siombak sangat perlu dikembangkan agar dapat

mungkin untuk dikembangkan, memenuhi kebutuhan kegiatan

demikian juga daerah tepian danau kepariwisataan. Demikian juga

yang dapat dijadikan tempat Camping informasi spasial perlu dibuat secara

Ground, Taman Margasatwa, maupun cermat untuk mendukung informasi

Play Ground. sejarah tentang letak, sebaran, dan

Hasil uji coba pengembangan formasi benda bersejarah di kawasan

usaha ekonomi kreatif di kalangan ini. Penggunaan SIG (sistem informasi

[ 57 ]
geografis) akan sangat bermanfaat 4. Menemukan model pengembangan

untuk mendukung rencana usaha ekonomi kreatif di kalangan

pengembangan kawasan ini sebagai masyarakat sekitar situs bersejarah

objek wisata. SIG juga akan lebih Kota Cina

menarik perhatian pengunjung, karena 5. Mempelajari kebutuhan prasarana

dan sarana kepariwisataan yang


dapat disajikan di ruang audio visual
tepat untuk dikembangkan di
secara menarik dan interaktif.
kawasan situs bersejarah Kota
Oleh karena itu kegiatan
Cina dari segi jumlah, kualitas dan
penelitian yang lebih luas dan intensif
lokasi penempatannya
perlu dilakukan untuk menindaklanjuti
6. Menghasilkan informasi spasial
penelitian pendahuluan ini. Penelitian
berupa peta tematik kawasan
lanjutan diperlukan untuk:
wisata untuk situs bersejarah Kota
1. Menggali lebih luas lagi informasi
Cina
kesejarahan kawasan situs

bersejarah Kota Cina


KESIMPULAN DAN SARAN
2. Penelusuran dan pencatatan benda
A. Kesimpulan
bersejarah hasil temuan dari lokasi
Kawasan situs bersejarah
situs bersejarah Kota Cina
Kota Cina mempunyai potensi untuk
3. Menelaah model pengintegrasian
dikembangkan menjadi objek wisata
kawasan situs bersejarah Kota
dilihat dari segi keunikan dan
Cina dengan lingkungan sekitar,
kekhasan sebagai kawasan yang
khususnya danau Siombak,

sebagai kesatuan kawasan objek menyimpan kekayaan informasi dan

wisata benda bersejarah yang sudah diakui

secara nasional dan dunia. Potensi

[ 58 ]
ini didukung oleh kondisi oleh sebab itu diperlukan kegiatan

lingkungan dan kemampuan penelitian yang lebih luas dan

masyarakat sekitar dalam intensif untuk menindaklanjuti

pengembangan industri kreatif. penelitian pendahuluan ini. Hasil

Selain itu pemanfaatan teknologi penelitian lanjutan tersebut dapat

SIG dapat memberi nilai tambah digunakan sebagai dasar untuk

dalam pengembangan kawasan ini penyusunan studi kelayakan

sebagai objek wisata pengembangan situs bersejarah

Kendala utama yang harus Kota Cina sebagai objek wisata

diatasi adalah belum tersedianya yang dapat mendorong munculnya

informasi spasial tentang kawasan industri kreatif masyarakat di

ini, serta tidak adanya prasarana dan sekitarnya.

sarana kepariwisataan di lokasi ini.


DAFTAR PUSTAKA
Penyediaan prasarana dan sarana
Abdullah, Irwan. 2007. Pembangunan
memerlukan perencanaan yang Manusia, Filosofi &
Pembangunan Mariusia Yang
matang serta penyediaan modal Bermartabat. Jurnal Populasi,
Nomor 18 Januari, 2007.
yang besar, terutama dalam Yogyakarta: Buletin PPK
UGM.
pembebasan lahan untuk
Abimanyu, U., & D. Sudjito. 1994.
pembangunan dan pengembangan Operasionalisasi Rencana Tata
Ruang Jakarta. Makalah.
infrastruktur. Jurusan Geografi FMIPA UI.
Jakarta.
B. Saran
Aronoff, S. 1989. Geographic
Penelitian pendahuluan ini Information System – A
Management Perspective.
sesuai sifatnya masih menghasilkan WDL Publication, Ottawa,
Canada.
informasi yang umum dan terbatas,

[ 59 ]
Borden, Margareth, 1962. The Creative Groeneveldt, W.P., 1960. Historical
Mind, London: Oxford Notes on Indonesia and Malaya
University Press. Compiled
From Chinese Sources.
Chrisman, N. 1997. Exploring Jakarta: Bhratara.
Geographic Information
System. John Wiley & Sons, Howkins, Jhon. 2001. Creative Econo-
Inc. New York. my Make Money from Ideas.
London: Penguin Books.
Chün, Feng Ch’en, 1970. Ma Huan:
Ying-Yai Sheng-lan ‘The Overall Kartono, H., S. Rahardjo & I M.
Survey of The Sandy. 1989. Esensi
Ocean’s Shores’. London: Pembangunan Wilayah dan
Cambridge University Press. Penggunan Tanah Berencana.
Jurusan Geografi FMIPA UI,
Connyer, A.L 1990.Development Plan- Depok.
ning Lessons of
Experience.Baltimore: Jhon Koentjaraningrat dan Emmersen. 1990.
Hopkins Press. Aspek Manusia dalam
Penelitian Masyarakat Jakarta:
Cortesao, Armando, 1967. The Suma Gramedia.
Oriental of Tome Pires and The Book
of Koentowijoyo 1999.Budaya dan Ma-
Fransisco Rodrigues. syarakat.Yogyakarta: Tiara
Nendela/Lichtenstein: Kraus Reprint Waca-na Yogya.
Limited
Korten, M. 1995. Education and Par-
Dusseldorp, van DBWM. 1989. Po- ticipation Development.New
pular Participan in Decision York: Princeton University
Making for Development. New Press.
York: UN Publication.
ESRI. 1990. Understanding GIS: The Lubis, Mochtar. 1970. Manusia Indo-
Arc Info Method. Redlands, nesia. Jakarta: Penerbit Idayu.
CA: Environmental System
Research Institute. Narayana, Deepa. 2002. Voices of the
Poor: Can Everyone Hear Us?
Fishbein, Marten & Ijek Ajzen. 1980. New York: Oxford University
The Reasoned Action Theory. Press
London: Zed Book.

Florida, Richard. 2003. The Rise of The Nisa, Jakiatin. 2007. StudiKelayakan
Creative Class: And how Perkebunan TehGunung Mas
itsTransforming Work, Leisure, Bogor Sebagai Daerah
Community and Everyday Life. TujuanWisata di Jawa
Basic Books Publisher. Barat.Skripsi:
JurusanPendidikanGeografi
UPI Bandung.

[ 60 ]
Paryono, P. 1994. Sistem Informasi Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-
Geografis. Penerbit Andi DasarPariwisata. Yogyakarta:
Offset. Yogyakarta. ANDI

Prahasta, E. 2001. Konsep-konsep Y. Slamet 1990. Konsep-konsep Dasar


Dasar Sistem Informasi Partisipasi Sosial Yogyakarta:
Geografis. Penerbit PAU-Studi Sosial.
Informatika. Bandung.
Yoeti, Oka A, dkk. 2006. Pariwisata
Roothmann, K. 1990. Understanding Budaya Masalah dan
in Attitude and Predicting Solusinya. Bandung: Angkasa
Behaviour. New Jersey:
Prentice Hall. Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar llmu
Pariwisata.Bandung: Angkasa
Sujatmoko. 1983. Dimensi Manusia
dalam Pembangunan Jakarta:
LP3ES

[ 61 ]
KAJIAN KESESUAIAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN DAN PRESTASI PEGAWAI

Isfenti Sadalia (FE USU)


Kustoro Budiarta (FE UNIMED)
Ahmad Hidayat (FE UNIMED)

Abstrak
Prestasi kerja pegawai senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan program
penempatan kerja yang sudah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor ketepatan penempatan dalam jabatan yang terdiri dari kesesuaian
pengetahuan, kesesuaian keterampilan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja, dan
penguasaan teknologi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja
pegawai.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di
Pemerintah Kota Medan sebanyak 8.735 orang, sampel penelitian sebesar 5% dari
populasi tersebut yakni 427 orang yang diambil secara stratified random sampling.
Data penelitian dikumpulkan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang
digunakan adalah statistic deskriptif sedangkan uji hipotesis menggunakan uji t dan
uji F.
Hasil analisis perbandingan berdasarkan jenis kelamin dan faktor usia
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata dari pegawai negeri sipil
Pemerintah Kota Medan terhadap kesesuaian pengetahuan, kesesuaian keterampilan,
kesesuaian sikap, pengalaman kerja, penguasaan teknologi, dan prestasi kerja.
Hasil analisis perbandingan berdasarkan faktor golongan, masa kerja, dan
jumlah sertifikat yang dimiliki menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata
dari pegawai negeri sipil Pemerintah Kota Medan terhadap kesesuaian pengetahuan,
kesesuaian keterampilan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja, penguasaan teknologi,
dan prestasi kerja.
Hasil analisis perbandingan berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang nyata dari pegawai negeri sipil Pemerintah Kota Medan
terhadap kesesuaian pengetahuan, kesesuaian keterampilan, kesesuaian sikap,
pengalaman kerja, penguasaan teknologi, dan prestasi kerja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan
kesesuaian pengetahuan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja, dan penguasaan
teknologi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja pegawai
negeri sipil Pemerintah Kota Medan, sedangkan kesesuaian keterampilan tidak
mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja pegawai negeri sipil Pemerintah Kota
Medan.

Kata kunci : Penempatan kerja, pendidikan, dan prestasi pegawai.

[ 62 ]
Abstrack

Employee work performance continues to be improved in accordance with job


placement program that has been done. This study was conducted to determine the
factors in the placement accuracy of positions consisting of conformity of knowledge,
skills appropriateness, suitability attitude, work experience, and mastery of
technology has a significant influence on employee job performance.
The population in this study were all employees who work in the City field as
much as 8,735 people, the study sample of 5% of the population of the 427 people
taken by stratified random sampling. Data were collected using questionnaires. The
data analysis technique used is the descriptive statistics while the hypothesis test using
the t test and F test.
Comparative analysis of results by sex and age showed no significant
differences from civil servants Medan City Government of the appropriateness of
knowledge, skills appropriateness, suitability attitude, work experience, mastery of
technology, and job performance.
Results of factor analysis based comparison group, years of service, and the
number of certificates held shows that there is a marked difference from the civil
servants of the appropriateness of Medan City Government of knowledge, skills
appropriateness, suitability attitude, work experience, mastery of technology, and job
performance.
Results of comparative analysis is based education indicate that there are
significant differences within the civil government of the appropriateness of Medan
knowledge, skills appropriateness, suitability attitude, work experience, mastery of
technology, and job performance.
Results of this study indicate that partial and simultaneous knowledge
suitability, suitability attitude, work experience, and mastery of technology has a
significant influence on the performance of civil servants working Medan City
Government, while conformity skill has no effect on performance of the civil servants
Medan City Government.

Key word : Job placement, education, and employee performance.

PENDAHULUAN berkaitan dengan manajemen


Dinamika kerja dan birokrasi
sumberdaya manusia. Saat ini dunia
pemerintahan dewasa ini, telah
kerja semakin menuntut adanya
mengalami pembenahan dalam
pelayanan prima kepada masyarakat
berbagai aspek manajemen
dan juga semakin kompetitif dalam
pemerintahan, khususnya yang
pengembangan manajemen organisasi

[ 63 ]
dan turut serta pada pelaksanaan ditempatkan pada posisinya masing-

manajemen kerja modern. masing. Hal ini erat hubungannya

Karakteristik dunia kerja moderen dengan kinerja pegawai dalam

adalah memperlihatkan kinerja yang memberikan pelayanan yang terbaik

sesuai dengan dinamika kerja yang pada perusahaan dan pemakai jasa.

terus mengalami perubahan dinamis Selain itu tujuan penempatan pegawai

dan statis dalam mencapai tujuan ini adalah untuk menempatkan orang

organisasi. yang tepat dan jabatan yang sesuai

Kebutuhan sumberdaya dengan minat dan kemampuannya,

manusia yang potensial dalam sehingga sumber daya manusia yang

dinamika kerja modren saat ini, ada menjadi produktif. Penempatan

membutuhkan adanya sumberdaya pegawai mengandung arti pemberian

manusia sebagai pegawai yang tugas tertentu kepada pekerja agar ia

memiliki kemampuan handal, mandiri, mempunyai kedudukan yang paling

dan profesional dalam mengemban baik dan paling sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya sebagai didasarkan pada rekruitmen, kualifikasi

pegawai negeri yang memiliki dedikasi pegawai dan kebutuhan pribadi.

dan etos kerja yang tinggi sesuai Penempatan yang tepat merupakan

dengan kompetensi kerja untuk cara untuk mengoptimalkan

menunjukkan prestasi kerja optimal. kemampuan, keterampilan menuju

Bagi perusahaan yang bergerak prestasi kerja bagi pegawai itu sendiri.

dibidang jasa terdapat hubungan Hal ini merupakan bagian dari

langsung antara perusahaan dan proses pengembangan pegawai

pemakaian jasa, melalui Pegawai yang (employer development) dengan

[ 64 ]
demikian pelaksanaanya harus otonomi daerah, yang secara langsung

memperhatikan prinsip efesiensi atau tidak langsung memainkan

(kesesuaian antara keahlian yang peranan yang strategis dalam

dipersyaratkan dengan dimiliki oleh pengambilan kebijakan-kebijakan yang

pegawai) sebagaimana yang ditulis berkenaan dengan tujuan organisasi.

oleh Milkovich dan Boudreau (1994) Peningkatan prestasi kerja secara

sebagai berikut : oleh karena optimal bagi pegawai negeri

penempatan pegawai dari dalam dan Pemerintah Kota Medan tidaklah

orientasi / pelatihan Pegawai mudah untuk diaplikasikan secara

dipusatkan pada pengembangan utuh.

pegawai yang ada secara ajeg, mereka Hal tersebut diakibatkan oleh

harus memelihara keseimbangan antara adanya kendala eksternal dan internal

perhatian organisasi terhadap efesiensi pada tugas pokok dan fungsi pegawai

yaitu kesesuaian optimal antara skill yang terjadi dalam melaksanakan

dan tuntutan serta dengan keadilan berbagai pembenahan dan perbaikan

yaitu melalui persepsi bahwa kegiatan terhadap kualitas sumberdaya manusia

tersebut adalah adil, sah dan dari pegawai tersebut, khususnya

memberikan kesempatan merata. dalam kesesuaian penempatan kerja

Sehubungan dengan hal dan latar belakang pendidikan terhadap

tersebut di atas, terdapat suatu prestasi kerja pegawai. Kendala utama

fenomena yang perlu dicermati secara yang perlu dibenahi, diperbaiki dan

seksama, mengenai keberadan pegawai ditingkatkan dalam pelaksanaan tugas

negeri Pemerintah Kota Medan dalam pokok dan fungsi pegawai adalah

keterlibatannya sebagai pelaksana peningkatan

[ 65 ]
pengetahuan,keterampilan, faktor yang berpengaruh terhadap

pengalaman kerja serta penguasaan kelangsungan hidup perusahaan.

teknologi. Manajer tenaga kerja profesional harus

Tujuan penelitian ini adalah bisa melihat karakteristik dan

sebagai berikut : kualifikasi yang dimiliki para tenaga

a. Untuk mengetahui faktor-faktor kerja yang akan ditempatkan dalam

ketepatan penempatan dalam suatu tugas atau pekerjaan tertentu.

jabatan yang terdiri dari kesesuaian Oleh karena itu, sebelum

pengetahuan, kesesuaian menempatkan tenaga kerja ditempat

keterampilan, kesesuaian sikap, mereka harus bekerja, perlu

pengalaman kerja, dan penguasaan dipertimbangkan beberapa faktor

teknologi mempunyai pengaruh antara lain :

yang signifikan terhadap prestasi 1. Keahlian, merupakan kesanggupan,

kerja pegawai kecakapan seseorang untuk

b. Untuk mengetahui Faktor mana melaksanakan tugas dan pekerjan

yang paling dominan pengaruhnya yang dibebankan kepadanya. Setiap

terhadap prestasi kerja pegawai. pekerjaan menuntut pengetahuan,

keterampilan dan sikap tertentu.


Faktor-Faktor Yang
2. Keterampilan, merupakan
Dipertimbangkan Dalam
kemampuan dan penguasaan teknis
Penempatan Tenaga Kerja
operasional mengenai bidang
Untuk tenaga kerja yang lulus
tertentu, yang bersifat kekaryaan.
seleksi, manajer sumber daya manusia
Keterampilan diperoleh melalui
harus mempertimbangkan beberapa
proses belajar dan berlatih.

[ 66 ]
3. Kualifikasi, keahlian yang bagian penempatan tenaga kerja, baik

diperlukan untuk menduduki suatu yang telah diambil berdasarkan

jabatan tertentu. Persyaratan pertimbangan rasional maupun

kualitas minimum orang yang bisa obyektif. Pertimbangan rasional dalam

diterima agar dapat menjalankan pengambilan keputusan untuk

satu jabatan dengan baik dan menempatkan tenaga kerja, baik

kompeten. pengambilan keputusan yang

didasarkan atas fakta keterangan


Prosedur Penempatan Tenaga Kerja
maupun data yang dianggap
Setiap kegiatan memerlukan
respresentatip. Artinya, pengambilan
tahapan yang harus dilalui dalam
keputusan dalam penempatan tenaga
pelaksanaannya. Tahapan tersebut
kerja tersebut atas dasar hasil seleksi
harus dilaksanakan tahap demi tahap
yang telah dilakukan oleh manajer
(step by step) tanpa meninggalkan
tenaga kerja. Pertimbangan obyek
prinsip dan azas yang berlaku.
ilmiah berdasarkan data dan
Prosedur penempatan tenaga kerja
keterangan tentang pribadi tenaga
merupakan urutan untuk menempatkan
kerja, baik atas dasar referensi dari
tenaga kerja yang tepat pada posisi
seseorang maupun atas hasil seleksi
yang tepat (the right man on the right
tenaga kerja yang pelaksanaannya
place). Prosedur penempatan karyawan
tanpa mengesampingkan metode-
yang diambil merupakan bagian dari
metode ilmiah. Pelamar yang lulus
pengambilan keputusan (decision
seleksi harus segera diberi informasi,
making) yang dilakukan oleh manajer
begitu juga bagian penempatan tenaga
sumberdayamanusia , khususnya
kerja perlu mengetahui agar

[ 67 ]
dikondisikan dengan keadaan variabel yang berpengaruh terhadap

perusahaan sehingga tenaga kerja dapat prilaku dan prestasi.

ditempatkan berdasarkan kualifikasi Menurut Mitslee dalam

yang bersangkutan. Cahyono (1999, hal 119), pada Jurnal

of Human Resource, menyatakan


Pengalaman Kerja
bahwa pengalaman kerja bagi individu
Pengalaman kerja yang
sumberdaya manusia ditentukan
dimiliki oleh individu sumberdaya
berdasarkan masa kerja, kesenioran,
manusia sangat mempengaruhi
jabatan kerja dan kepemimpinannya.
aktivitas kerjanya. Makin
Teori Mc Gregor , menyatakan bahwa
berpengalaman dalam menjalankan
pengalaman adalah guru yang paling
tugas pokoknya, maka makin mudah
behaga. Interpretasi tersebut didasari
dalam memberikan kecepatan,
banyaknya permasalahan yang dapat
kemudahan, ketepatan dan
dipecahkan, tidak terlepas dari peranan
keterpaduan dalam memberikan
pengalaman yang menuntun untuk
pelayanan. Tentu ini berbeda dari
mampu mengatasi permasalahan
masing-masing individu sumberdaya
tersebut.
manusia tanpa memiliki pengalaman
Menurut Joseph dalam
kerja. Unsur yang menentukan
Handayani (2002,hal 241), pada jurnal
pengalaman kerja yang dikembangkan
Human Resource menyatakan bahwa
selama ini meningkatkan pencapaian
peningkatan kualitas sumberdaya
tujuan organisasi. Gibson dkk (1996,
manusia banyak dipengaruhi oleh
hal 54), menyebutkan bahwa
pengalaman kerja seseorang pegawai.
pengalaman kerja adalah salah satu
Mustahil pegaai atau karyawan dapat

[ 68 ]
berkualitas apabila masa kerjanya menjadi inovasi bagi perkembangan

masih baru, masih junior, belum dunia pendidikan dan teknologi.

mempunyai posisi jabatan strategis Suaib (2000, hal 14-15) dalam

dan belum memiliki kemampuan bukunya mengenai pengembangan

dalam memimpin suatu organisasi. sumberdaya manusia, menjaddikan

salah satu pilar kemajuan suatu bangsa


Penguasaan Teknologi
bertumpu pada teknologi. Suatu bangsa
Teknologi merupakan suatu
yang mampu menguasai teknologi,
kesatuan yang integral di dalam
maka akan menjadi bangsa yang maju
menciptakan kualitas sumberdaya
dan berkembang. Ini diakibatkan
manusia. Pentingnya menguasai
karena penguasaan sarana kemajuan,
transformasi terlepas dari indikator
mampu melakukan suatu peralihan
teknologi berupa sarana kemajuan,
transformasi teknologi dengan akses
transformasi (pemindahan suatu
cepat, menjadi aset bagi yang memiliki
perubahan yang maju), aset dalam
teknologi serta menjadi inovasi bagi
pencapaian tujuan dan inovasi dalam
pengembang teknologi dalam
kemajuan. Intinya yaitu menekankan
melakukan berbagai rekayasa
bahwa teknologi merupakan suatu
teknologi guna menghadapi berbagai
sarana dalam memajukan kualitas
persaingan kompetitif.
sumberdaya manusia, sesuai dengan

kemampuan melakukan transformasi Prestasi kerja

teknologi (alih teknologi modern), Prestasi kerja merujuk pada

yang menjai aset investasi individu hasil kerja yang dicapai oleh

yang mampu menguasai IPTEK dan seseorang. Hasibuan (1991, hal 105),

[ 69 ]
prestasi kerja adalah hasil kerja yang komunikasi yang terbuka. Penilaian

dicapai seseorang dalam melaksanakan Prestasi Keja.

tugas-tugas yang dibebankan Menurut Mangkunegara (2001,

kepadanya yang didasarkan atas hal 62), pengertian penilaian prestasi

kecakapan, pengalaman dan kerja adalah suaru proses yang

kesungguhan setiap waktu. Pengertian digunakan pimpinan untuk mentukan

lain yang dikemukakan oleh Simamora eseorang pegawai melakukan

(1997, hal 485), memberikan pekerjaannya sesuai dengan yang

pengertian tentang prestasi kerja dimaksud. Pretasi kerja adalah hasil

sebagai sesuatu yang dapat kerja secara kuantitas dan kualitas

didayagunakan untuk mempromosikan yang dicapai oleh seseorang pegawai

beranneka rupa tujuan dan sasaran dalam melaksanakan tugasnya sesuai

manajemen yang secara sistematis dengan tanggungjawab yang diberikan

mendoorong tingkat kinerja karyawan kepadanya. Penilaian prestasi kerja

dalam mencapai tujuan organisasi. Hal scara konkrit untuk pegawai

ini dikemukakan bahwa penilaian bedasarkan penilaian pimpinan.

prestasi kerja dapat dilakukan dengan Pimpinan memberikan penilaian

beberapa karakteristik yaitu hal yang kepada pegawai sesuai dengan

berkaitan dengan pekerjaan, kecakapan, ketepatan dan pengetahuan

pengharapan kerja, fokus pada pegawai mengenai dunia keja.

perilaku, snsitivitas, standarisasi,


Hipotesis
sokongan manajemen dan karyawan,
a. Ketepatan penempatan dalam
keandalan dan validitas, serta
jabatan yang terdiri dari kesesuaian

[ 70 ]
pengetahuan, kesesuaian Data dalam penelitian akan

keterampilan, kesesuaian sikap, dikumpulkan dengan beberapa metode

pengalaman kerja, dan penguasaan diantaranya adalah sebagai berikut :

teknologi mempunyai pengaruh a. Observasi: yaitu metode ini

yang signifikan terhadap prestasi digunakan sebagai salah satu

kerja pegawai. piranti dengan melakukan

b. Variabel kesesuaian pengetahuan pengumpulan data berdasarkan

merupakan variabel lebih dominan pengamatan secara langsung

pengaruhnya terhadap prestasi kerja pengaruh kompetensi terhadap

pegawai. prestasi kerja.

b. Wawancara: yaitu melakukan


METODOLOGI PENELITIAN
dialog secara langsung dengan
Lokasi penelitian ini adalah
responden untuk memperoleh
Pemerintah Kota Medan, dengan
informasi dari responden terpilih.
waktu penelitian berlangsung pada
c. Kuesioner: Yaitu teknik
bulan Oktober sampai dengan bulan
pengumpulan data yang dipakai
Desember 2012. Populasi dalam
untuk mengumpulkan data primer.
penelitian ini adalah seluruh pegawai
d. Dokumentasi: adalah aktivitas
yang bekerja di Pemko Kota Medan
untuk memperoleh data melalui
sebanyak 8.735 orang, maka sampel
evaluasi pencatatan dari dokumen-
dalam penelitian sebanyak 5% dari
dokumen yang terdapat pada lokasi
populasi tersebut sebanyak 427 orang,
penelitian.
dengan teknik pengambilan sampel
Data yang berhasil
secara stratified random sampling.
dikumpulkan menggunakan kuesioner,

[ 71 ]
dianalisis menggunakan statistik secara deskriptif dan dikelompokkan

deskriptif. Sedangkan untuk menguji berdasarkan jenis kelamin, usia,

hipotesis dilakukan dengan uji t dan uji golongan, masa kerja, dan kepemilikan

F. sertifikat. Hasil analisis deskriptif

karakteristik responden dapat dilihat di


HASIL DAN PEMBAHASAN
bawah ini.
Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini

karakteristik responden dianalisis

Tabel 1. Karakteristik Responden


Jenis Usia Golongan Jabatan Masa Sertifikat Pengisian
Kelamin kerja Kuesione
r
Lengkap 319 317 284 126 334 301 333
Tidak
20 22 55 213 5 38 6
Lengkap
Jumlah 339 339 339 339 339 339 339

Tabel 2. Statistik Jenis Kelamin 26 - 30 10 3,15%


Kelamin Frekuensi Persentase 31 – 35 23 7,26%
Laki-laki 208 65%
36 – 40 25 7,89%
Perempuan 110 34%
41 – 45 71 22,40%
Jumlah 319 100%
46 – 50 90 28,39%

> 50 tahun 90 28,39%

Jumlah 317 100%

Gambar 1. Jenis Kelamin

Tabel 3. Satistik Usia


Usia Frekuensi Persentase
< 20 tahun 1 0,32%
Gambar 2. Usia
21 – 25 7 2,21%

[ 72 ]
Tabel 4. Statistik Golongan Tabel 6. Statistik Kepemilikan
Sertifikat
Golongan Frekuensi Persentase
2C 1 0,35% Jumlah
Frekuensi Persentase
Sertifikat
3A 5 1,76%
Tdk. Ada 38 11,21%
3B 14 4,93%
1 35 10,32%
3C 87 30,63%
2 31 9,14%
3D 116 40,85%
3 71 20,94%
4A 46 16,20%
4 55 16,22%
4B 12 4,23%
5 46 13,57%
Jumlah 284 100%
>5 63 18,58%
Jumlah 339 100%

Gambar 3. Golongan

Gambar 5. Kepemilikan Serifikat


Tabel 5. Statistik Masa Kerja

Masa
Deskripsi Data
Frekuensi Persentase
Kerja
< 4 tahum 5 1,50% Berikut ini akan dipaparkan
5–8 11 3,29%

9 – 12 24 7,19%
deskriptif data berdasarkan jumlah
13 – 16 44 13,17%
kuesioner yang telah dikumpulkan dan
17 – 20 75 22,46%

20 – 24 89 26,65% data yang layak untuk dianalisis.


> 24 tahun 86 25,75%

Jumlah 334 100% Jumlah sampel dalam penelitian ini

sebanyak 425 responden. Jumlah

kuesioner yang terkumpul sebanyak

339 dan dari jumlah tersebut yang

Gambar 4. Masa Kerja layak untu dianalisis sebanyak 333.

Data tingkat ketercapaian untuk setiap

[ 73 ]
variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. Tingkat Ketercapaian


No. Variabel Skor Ketercapaian Kategori
Sangat
1. Kesesuaian Pengetahuan 13433 80,68%
Tinggi
2. Kesesuaian Ketrampilan 12776 76,73% Tinggi
3. Kesesuaian Sikap 13268 79,69% Tinggi
4. Pengalaman Kerja 13145 78,95% Tinggi
5. Penguaasan Teknologi 11722 70,40% Tinggi
6. Prestasi Kerja 13168 79,09% Tinggi

Gambar 6. Tingkat Ketercapaian

Berdasarkan data tersebut di rendah diantara variabel yang diukur

atas, diketahui bahwa kesesuaian yaitu sebesar 11722 dengan

pengetahuan memiliki skor yang paling ketercapaian 70,40% pada kategori

tinggi yaitu sebesar 13433 dengan Tinggi. Artinya bahwa dari sebanyak

ketercapaian 80,68% pada kategori 333 sampel penelitian, 70,40%

sangat tinggi. Artinya bahwa dari memiliki penguasaan teknologi yang

sebanyak 333 sampel penelitian, tinggi.

80,68% memiliki pengetahuan yang Deskripsi data penelitian yang

sangat tinggi. Sedangkan penguasaan mengungkapkan perbedaan antar

teknologi memiliki skor yang paling variabel berdasarkan indikator yang

[ 74 ]
dijabarkan dalam karakteristik
Analisis Faktor Jenis Kelamin
responden dianalisi secara deskriptif
Dari kuesioner sebanyak 339,
menggunakan analisi multi
sebanyak 317 responden mengisi item
perbandingan. Dalam analisis multi
jenis kelamin dan 22 orang tidak
perbandingan ini, jumlah sampel yang
mengisi. Dari jumlah tersebut setelah
digunakan disesuaikan dengan jumlah
dilakukan verifikasi data, terjaring 313
data yang layak untuk dianalisis. Hasil
responden yang mengisi lengkap
analisis deskriptif multi perbandingan
kuesioner. Hasil analisis data terlihat
dari seluruh variabel adalah sebagai
pada tabel di bawah ini :
berikut.

Tabel 8. Tes Homogenitas


Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig.
A 0,0021 1 311 0,96
B 2,3887 1 311 0,12
C 0,2060 1 311 0,65
D 1,0979 1 311 0,30
E 2,4043 1 311 0,12
F 0,7482 1 311 0,39

Dari tabel tersebut terlihat bahwa probabilitas semua variabel diatas 0,05. Hal

ini menunjukkan bahwa semua variabel dapat dalakukan analisis lebih lanjut.

Tabel 10. Analisis Varian


Mean
Sum of Squares df F Sig.
Square
A 12,1189 1 12,1189 0,37 0,55
B 13,1590 1 13,1590 0,48 0,49
C 13,6671 1 13,6671 0,46 0,50
D 1,3296 1 1,3296 0,04 0,84
E 102,5745 1 102,5745 2,71 0,10
F 11,6666 1 11,6666 0,34 0,56

Berdasarkan hasil analisis keenam variabel memiliki nilai

tersebut di atas, diketahui bahwa signifikansi di atas 0,05. Dengan

[ 75 ]
demikian dapat dinyatakan bahwa verifikasi data, terjaring 311 responden

berdasarkan faktor jenis kelamin, tidak yang mengisi lengkap kuesioner.

ada perbedaan yang nyata. Namun demikian, data yang diolah

Analisis Faktor Usia sebanyak 310, satu responden yang

Dari kuesioner sebanyak 339, usianya dibawah 20 tahun. Hasil

sebanyak 319 responden mengisi item analisis data terlihat pada tabel di

usia dan 20 orang tidak mengisi. Dari bawah ini :

jumlah tersebut setelah dilakukan

Tabel 9. Tes Homogenitas


Levene
Variabel df1 df2 Sig.
Statistic
A 1,5840 6 303 0,15
B 1,3754 6 303 0,22
C 2,3796 6 303 0,03
D 3,1472 6 303 0,01
E 1,4945 6 303 0,18
F 2,2557 6 303 0,04

Dari tabel tersebut terlihat tersebut berbeda nyata. Sedangkan

bahwa probabilitas variabel C,D, dan F variabel lain dapat diproses. Namun

lebih kecil dari 0,05 sedangkan demikian keseluruhan variabel dapat

variabel lainnya diatas 0,05. Hal ini diproses, karena analisis dengan SPSS

menunjukkan bahwa variabel C, D, menggunakan metode Brown-Forsythe

dan F tidak seharusnya di proses lebih (Pitono, 293 : 2011).

lanjut, karena variasi dari variabel

[ 76 ]
Tabel 10. Analisis Varian

Sum of Mean
Variabel Squares df Square F Sig.
A 181,2493 6 30,2082 0,94 0,47
B 130,5474 6 21,7579 0,82 0,56
C 246,6614 6 41,1102 1,42 0,21
D 201,9081 6 33,6513 1,10 0,36
E 159,1729 6 26,5288 0,73 0,63
F 411,1996 6 68,5333 2,06 0,06

Berdasarkan hasil analisis golongan kepangkatan dan 55 orang

tersebut di atas, diketahui bahwa tidak mengisi. Dari jumlah tersebut

keenam variabel memiliki nilai setelah dilakukan verifikasi data,

signifikansi di atas 0,05. Dengan terjaring 280 responden yang mengisi

demikian dapat dinyatakan bahwa lengkap kuesioner. Namun demikian,

berdasarkan faktor usia, tidak ada data yang diolah sebanyak 279, satu

perbedaan yang nyata. responden golongan II/c tidak diproses.

Analisis Golongan Hasil analisis data terlihat pada tabel di

Dari kuesioner sebanyak 339, bawah ini :

sebanyak 284 responden mengisi item

Tabel 11. Tes Homogenitas


Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig.
A 0,002 1 311 0,963
B 2,389 1 311 0,123
C 0,206 1 311 0,650
D 1,098 1 311 0,296
E 2,404 1 311 0,122
F 0,748 1 311 0,388

[ 77 ]
Tabel 12. Analisis Varian
Mean
Variabel Sum of Squares df F Sig.
Square
A 1083,3849 6,0000 180,5641 6,14 0,00
B 738,4591 6,0000 123,0765 4,89 0,00
C 922,1638 6,0000 153,6940 5,83 0,00
D 935,4794 6,0000 155,9132 5,47 0,00
E 1357,8618 6,0000 226,3103 6,72 0,00
F 1076,4609 6,0000 179,4101 5,91 0,00

Berdasarkan hasil analisis Analisis Faktor Pendidikan


Dari kuesioner sebanyak 339,
tersebut di atas, diketahui bahwa
sebanyak 319 responden mengisi item
keenam variabel memiliki nilai
pendidikan dan 20 orang tidak mengisi.
signifikansi di bawah 0,05. Dengan
Dari jumlah tersebut setelah dilakukan
demikian dapat dinyatakan bahwa
verifikasi data, terjaring 319 responden
berdasarkan faktor golongan, terdapat
yang mengisi lengkap kuesioner. Hasil
perbedaan pegawai yang signifikan
analisis data terlihat pada tabel di
pada pegawai terhadap seluruh
bawah ini :
variabel.

Tabel 13. Tes Homogenitas


Variabel Levene Statistic df1 df2 Sig.
A 0,968 4 314 0,425
B 0,525 4 314 0,717
C 1,524 4 314 0,195
D 0,609 4 314 0,657
E 1,899 4 314 0,110
F 0,499 4 314 0,737

Tabel 14. Analisis varian


Sum of Mean
Var Df F Sig.
Squares Square
A 196,971 4 49,243 1,531 ,193
B 157,301 4 39,325 1,457 ,215
C 167,661 4 41,915 1,429 ,224
D 286,563 4 71,641 2,317 ,057
E 799,829 4 199,957 5,546 ,000
F 254,699 4 63,675 1,890 ,112

[ 78 ]
Berdasarkan hasil analisis Tabel 16. Analisis Varian

tersebut di atas, diketahui bahwa Var


Sum of
df
Mean
F Sig.
Squares Square

variabel Penguasaan Teknologi A 433,319 6 72,220 2,286 0,036


B 400,288 6 66,715 2,577 0,019

memiliki nilai signifikansi di bawah C 361,805 6 60,301 2,118 0,051


D 462,764 6 77,127 2,545 0,020
0,05. Dengan demikian dapat E 151,971 6 25,329 ,684 0,663
F 561,974 6 93,662 2,861 0,010
dinyatakan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikansi pada pegawai Berdasarkan hasil analisis

terhadap variabel penguasaan tersebut di atas, diketahui bahwa

teknologi. variabel Penguasaan Pengetahuan,

Analisis Faktor Masa Kerja Penguasaan Ketrampilan, Pengalaman

Dari kuesioner sebanyak 339, Kerja dan Prestasi Kerja memiliki nilai

sebanyak 334 responden mengisi item signifikansi di bawah 0,05. Dengan

usia dan 5 orang tidak mengisi. Dari demikian dapat dinyatakan bahwa

jumlah tersebut setelah dilakukan terdapat perbedaan yang signifikansi

verifikasi data, terjaring 328 responden pada pegawai terhadap variabel

yang mengisi lengkap kuesioner. Hasil Penguasaan Pengetahuan, Penguasaan

analisis data terlihat pada tabel di Ketrampilan, Pengalaman Kerja dan

bawah ini : Prestasi Kerja.

Tabel 15. Tes Homogenitas Analisis Faktor Jumlah Sertifikat

Levene yang Dimiliki


Statistic df1 df2 Sig.
A 2,598 6 321 0,018 Dari kuesioner sebanyak 339,
B 2,547 6 321 0,020
C 3,259 6 321 0,004 sebanyak 301 responden mengisi item
D 4,923 6 321 0,000
E 2,405 6 321 0,027 usia dan 38 orang tidak mengisi. Dari
F 2,914 6 321 0,009

jumlah tersebut setelah dilakukan

[ 79 ]
verifikasi data, terjaring 295 responden Tabel 18. Analisis Varian

yang mengisi lengkap kuesioner. Hasil Var


Sum of
Df
Mean
F Sig.
Squares Square

analisis data terlihat pada tabel di A 772,474 6 128,746 4,129 0,001


B 602,833 6 100,472 3,987 0,001

bawah ini : C 752,937 6 125,489 4,558 0,000


D 679,388 6 113,231 3,833 0,001
E 648,660 6 108,110 2,869 0,010
Tabel 17. Tes Homogenitas F 691,858 6 115,310 3,591 0,002

Var
Levene
df1 df2 Sig.
Berdasarkan hasil analisis
Statistic
A 3,416 6 288 ,003 tersebut di atas, diketahui bahwa
B 3,535 6 288 ,002
C 3,961 6 288 ,001 keenam variabel memiliki nilai
D 3,734 6 288 ,001
E 1,605 6 288 ,146 signifikansi di bawah 0,05. Dengan
F 2,713 6 288 ,014
demikian dapat dinyatakan bahwa

berdasarkan faktor Jumlah Sertifikat

yang Dimiliki, terdapat perbedaan

pegawai yang signifikan pada pegawai

terhadap seluruh variabel.

Uji Hipotesis

Hasil uji hipotesis penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 19. Hasil Analisis untuk Uji F


Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig.
1 Regression 8789,915 5 1757,983 246,013 ,000(a)
Residual 2336,704 327 7,146
Total 11126,619 332

a Predictors: (Constant), X5, X1, X2, X4, X3

b Dependent Variable: Y

[ 80 ]
Berdasarkan tabel tersebut diketahui kesesuaian keterampilan, kesesuaian

bahwa uji hipotesis dengan sikap, pengalaman kerja, dan

menggunakan uji F diperoleh nilai F penguasaan teknologi terhadap prestasi

test sebesar 246,013 dengan kerja pegawai digunakan uji t. Hasil uji

signifikansi sebesar 0,000. Nilai t untuk mengetahui pengaruh masing-

signifikansi tersebut lebih kecil dari masing variabel kesesuaian

0,05. Dengan demikian kesesuaian pengetahuan, kesesuaian keterampilan,

pengetahuan, kesesuaian keterampilan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja,

kesesuaian sikap, pengalaman kerja, dan penguasaan teknologi terhadap

dan penguasaan teknologi mempunyai prestasi kerja seperti tampak pada tabel

pengaruh yang signifikan terhadap di bawah ini.

prestasi kerja pegawai.

Teknik analisis data untuk

menguji pengaruh masing-masing

variabel, kesesuaian pengetahuan,

Tabel 20. Hasil Analisis Uji t


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
t Sig.
Std.
Model B Error Beta
1 (Constant) 1,436 1,156 1,243 ,215
X1 ,204 ,053 0,199 3,861 ,000
X2 -,116 ,062 -0,103 -1,886 ,060
X3 ,152 ,073 0,140 2,083 ,038
X4 ,612 ,063 0,586 9,716 ,000
X5 ,118 ,035 0,124 3,383 ,001

[ 81 ]
a Dependent Variable: Y berpengaruh terhadap prestasi kerja,

Berdasarkan tabel tersebut di sedangkan variabel yang lainnya

atas, diketahui bahwa nilai uji t untuk memiliki pengaruh terhadap prestasi

mengetahui pengaruh penguasaan kerja.

ketrampilan terhadap prestasi kerja Untuk mengetahui besarnya

memiliki nilai signifikansi > 0,05 daya dukung keenam variabel tersebut

yaitu sebesar 0,060. Sedangkan untuk terhadap prestasi kerja digunakan uji

variabel yang lain memiliki nilai < determinasi. Hasil uji determinasi

0,05. Dengan demikian hanya variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

penguasaan ketrampilan yang tidak

Tabel 21. Hasil Analisis untuk Uji Determinasi


Std. Error
Adjusted of the
Model R R Square R Square Estimate
1 ,889(a) ,790 ,787 2,67318

a Predictors:
PEMBAHASAN
(Constant), X5, X1, X2, X4, X3
Berdasarkan analisis deskriptif,
Berdasarkan data pada tabel
variabel kesesusian pengetahuan
tersebut di atas, diketahui bahwa nilai
memiliki skor pada kategori sangat
uji determinasi sebesar 0,787. Hasil ini
tinggi yaitu sebesar 80,68. Sedangkan
mengindikasikan bahwa keenam
variabel yang lainnya pada kategori
variabel tersebut mendukung
tinggi, masing-masing kesesuaian
pencapaian prestasi kerja sebesar
sikap sebesar 79,69, prestasi kerja
78,7%.
sebesar 79,09, pengalaman kerja

[ 82 ]
sebesar 78,95, kesesuaian ketrampilan perbedaan yang nyata dari Pegawai

sebesar 76,73 dan penguasaan Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan

teknologi sebesar 70,40. terhadap kesesuaian pengetahuan,

Hasil analisis perbandingan kesesuaian ketrampilan, kesesuaian

berdasarkan jenis kelamin sikap, pengalaman kerja, penguasaan

menunjukkan bahwa tidak terdapat teknologi dan prestasi kerja. Perbedaan

perbedaan yang nyata dari Pegawai tersebut ditunjukkan dengan hasil

Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan analisis varian antar golongan yang

terhadap kesesuaian pengetahuan, memiliki nilai signifikansi < 0,05 pada

kesesuaian ketrampilan, kesesuaian masing-masing variabel. Hasil analisis

sikap, pengalaman kerja, penguasaan varian terhadap variabel kesesuaian

teknologi dan prestasi kerja. pengetahuan menunjukkan bahwa nilai

Hasil analisis perbandingan signifikansi pada perbedaan antara

berdasarkan faktor usia menunjukkan golongan IIIb : IVa sebesar 0,0058,

bahwa tidak terdapat perbedaan yang antara golongan IIIc : IVa sebesar

nyata dari Pegawai Negeri Sipil 0,0000, antara golongan IIId : IVa

Pemerintah Kota Medan terhadap sebesar 0,0004. Hasil ini menunjukkan

kesesuaian pengetahuan, kesesuaian adanya perbedaan Pegawai Negeri

ketrampilan, kesesuaian sikap, Sipil Pemerintah Kota Medan terhadap

pengalaman kerja, penguasaan kesesuaian pengetahuan antara

teknologi dan prestasi kerja. golongan IIIb, IIIc dan IIId dengan

Hasil analisis perbandingan golongan IVa.

berdasarkan faktor golongan Hasil analisis varian

menunjukkan bahwa terdapat berdasarkan golongan terhadap

[ 83 ]
variabel kesesuaian ketrampilan kesesuaian sikap antara golongan IIIb,

menunjukkan bahwa nilai signifikansi IIIc dan IIId dengan golongan IVa.

pada perbedaan antara golongan IIIb : Hasil analisis varian

IVa sebesar 0,0052, antara golongan berdasarkan golongan terhadap

IIIc : IVa sebesar 0,0000, antara variabel pengalaman kerja

golongan IIId : IVa sebesar 0,0071. menunjukkan bahwa nilai signifikansi

Hasil ini menunjukkan adanya pada perbedaan antara golongan IIIb :

perbedaan Pegawai Negeri Sipil IVa sebesar 0,0125, antara golongan

Pemerintah Kota Medan terhadap IIIc : IVa sebesar 0,0000, antara

kesesuaian ketrampilan antara golongan IIId : IVa sebesar 0,0011.

golongan IIIb, IIIc dan IIId dengan Hasil ini menunjukkan adanya

golongan IVa. perbedaan Pegawai Negeri Sipil

Hasil analisis varian Pemerintah Kota Medan terhadap

berdasarkan golongan terhadap pengalaman kerja antara golongan

variabel kesesuaian sikap IIIb, IIIc dan IIId dengan golongan

menunjukkan bahwa nilai signifikansi IVa.

pada perbedaan antara golongan IIIb : Hasil analisis varian

IVa sebesar 0,0458, antara golongan berdasarkan golongan terhadap

IIIc : IVa sebesar 0,0000, antara variabel penguasaan teknologi

golongan IIId : IVa sebesar 0,0005. menunjukkan bahwa nilai signifikansi

Hasil ini menunjukkan adanya pada perbedaan antara golongan IIIb :

perbedaan Pegawai Negeri Sipil IVa sebesar 0,0017, antara golongan

Pemerintah Kota Medan terhadap IIIc : IVa sebesar 0,0000, antara

golongan IIId : IVa sebesar 0,0024.

[ 84 ]
Hasil ini menunjukkan adanya sedangkan terhadap variabel

perbedaan Pegawai Negeri Sipil kesesuaian pengetahuan, kesesuaian

Pemerintah Kota Medan terhadap ketrampilan, kesesuaian sikap,

penguasaan teknologi antara golongan pengalaman kerja, dan prestasi kerja

IIIb, IIIc dan IIId dengan golongan tidak terdapat perbedaan yang nyata.

IVa. Perbedaan tersebut ditunjukkan dengan

Hasil analisis varian hasil analisis varian antar tingkat

berdasarkan golongan terhadap pendidikan yang memiliki nilai

variabel prestasi kerja menunjukkan signifikansi < 0,05 pada variabel

bahwa nilai signifikansi pada penguasan teknologi. Hasil analisis

perbedaan antara golongan IIIc : IVa varian terhadap variabel penguasan

sebesar 0,0000, antara golongan IIId : teknologi menunjukkan bahwa nilai

IVa sebesar 0,0008. Hasil ini signifikansi pada perbedaan antara

menunjukkan adanya perbedaan pegawai yang berpendidikan S2 : S1

Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota sebesar 0,0333, antara pegawai yang

Medan terhadap penguasaan teknologi berpendidikan S2 : SLTA sebesar

antara golongan IIIc dan IIId dengan 0,0003, antara pegawai yang

golongan IVa. berpendidikan S1: SLTA sebesar

Hasil analisis perbandingan 0,0371. Hasil ini menunjukkan adanya

berdasarkan faktor pendidikan perbedaan terhadap penguasaan

menunjukkan bahwa terdapat teknologi antara pegawai yang

perbedaan yang nyata dari Pegawai berpendidikan S2 dengan pegawai

Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan yang berpendidikan S1 dan SLTA serta

terhadap penguasaan teknologi, antara pegawai yang berpendidikan S1

[ 85 ]
dengan pegawai yang berpendidikan tahun dengan pegawai yang memiliki

SLTA. masa kerja > 24 tahun.

Hasil analisis perbandingan Hasil analisis perbandingan

berdasarkan faktor masa kerja (tabel berdasarkan jumlah sertifikat

29) menunjukkan bahwa terdapat menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan yang nyata dari Pegawai perbedaan yang nyata dari Pegawai

Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan

terhadap variabel kesesuaian terhadap variabel kesesuaian

pengetahuan, kesesuaian ketrampilan, pengetahuan, kesesuaian ketrampilan,

kesesuaian sikap, pengalaman kerja, kesesuaian sikap, pengalaman kerja,

penguasaan teknologi dan prestasi penguasaan teknologi dan prestasi

kerja. Perbedaan tersebut ditunjukkan kerja. Perbedaan tersebut ditunjukkan

dengan hasil analisis varian pada dengan hasil analisis varian antar

seluruh sampel. Tetapi bila analisis jumlah sertifikat yang dimiliki pegawai

dilakukan pada tiap sampel antar masa dengan nilai signifikansi < 0,05 pada

kerja maka yang memiliki nilai seluruh variabel. Hasil analisis varian

signifikansi < 0,05 terdapat pada terhadap variabel kesesuaian

variabel kesessuaian ketrampilan yaitu pengetahuan menunjukkan bahwa nilai

antara pegawai yang memiliki masa signifikansi pada perbedaan antara

kerja 5-8 tahun dengan pegawai yang pegawai yang tidak memiliki sertifikat

memiliki masa kerja > 24 tahun. Hasil dengan yang memiliki 3 sertifikat

ini menunjukkan adanya perbedaan sebesar 0,0092, pegawai yang tidak

terhadap penguasaan teknologi antara memiliki sertifikat dengan yang

pegawai yang memiliki masa kerja 5-8 memiliki 4 sertifikat sebesar 0,0367,

[ 86 ]
pegawai yang tidak memiliki sertifikat sertifikat dengan yang memiliki

dengan yang memiliki 5 sertifikat sertifikat > 5 sebesar 0,0019. Hasil ini

sebesar 0,0029 dan pegawai yang tidak menunjukkan adanya perbedaan

memiliki sertifikat dengan yang Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota

memiliki sertifikat > 5 sebesar 0,0002. Medan terhadap kesesuaian

Hasil ini menunjukkan adanya ketrampilan antara pegawai yang tidak

perbedaan Pegawai Negeri Sipil memilliki sertifikat dengan pegawai

Pemerintah Kota Medan terhadap yang memiliki sertifikat 3, 4, 5 dan >

kesesuaian pengetahuan antara 5.

pegawai yang tidak memilliki sertifikat Hasil analisis varian terhadap variabel

dengan pegawai yang memiliki kesesuaian sikap menunjukkan bahwa

sertifikat 3, 4, 5 dan > 5. nilai signifikansi pada perbedaan

Hasil analisis varian terhadap antara pegawai yang tidak memiliki

variabel kesesuaian ketrampilan sertifikat dengan yang memiliki 3

menunjukkan bahwa nilai signifikansi sertifikat sebesar 0,0473, pegawai yang

pada perbedaan antara pegawai yang tidak memiliki sertifikat dengan yang

tidak memiliki sertifikat dengan yang memiliki 5 sertifikat sebesar 0,0375

memiliki 3 sertifikat sebesar 0,0010, dan pegawai yang tidak memiliki

pegawai yang tidak memiliki sertifikat sertifikat dengan yang memiliki

dengan yang memiliki 4 sertifikat sertifikat > 5 sebesar 0,0009. Hasil ini

sebesar 0,0353, pegawai yang tidak menunjukkan adanya perbedaan

memiliki sertifikat dengan yang Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota

memiliki 5 sertifikat sebesar 0,0238 Medan terhadap kesesuaian sikap

dan pegawai yang tidak memiliki antara pegawai yang tidak memilliki

[ 87 ]
sertifikat dengan pegawai yang Selain itu perbedaan antara pegawai

memiliki sertifikat 3, 5 dan > 5. yang memiliki 4 sertifikat dengan yang

Hasil analisis varian terhadap memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0223.

variabel pengalaman kerja Hasil ini menunjukkan adanya

menunjukkan bahwa nilai signifikansi perbedaan Pegawai Negeri Sipil

pada perbedaan antara pegawai yang Pemerintah Kota Medan terhadap

tidak memiliki sertifikat dengan yang penguasan teknologi antara pegawai

memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0002. yang tidak memilliki sertifikat dan

Selain itu perbedaan antara pegawai pegawai yang memiliki 4 sertifikat

yang memiliki 2 sertifikat dengan yang dengan pegawai yang memiliki

memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0450. sertifikat > 5.

Hasil ini menunjukkan adanya Hasil analisis varian terhadap

perbedaan Pegawai Negeri Sipil variabel prestasi kerja menunjukkan

Pemerintah Kota Medan terhadap bahwa nilai signifikansi pada

pengalaman kerja antara pegawai yang perbedaan antara pegawai yang tidak

tidak memilliki sertifikat dan pegawai memiliki sertifikat dengan yang

yang memiliki 2 sertifikat dengan memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0023.

pegawai yang memiliki sertifikat > 5. Selain itu perbedaan antara pegawai

Hasil analisis varian terhadap yang memiliki 4 sertifikat dengan yang

variabel penguasan teknologi memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0473.

menunjukkan bahwa nilai signifikansi Hasil ini menunjukkan adanya

pada perbedaan antara pegawai yang perbedaan Pegawai Negeri Sipil

tidak memiliki sertifikat dengan yang Pemerintah Kota Medan terhadap

memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0351. prestasi kerja antara pegawai yang

[ 88 ]
tidak memilliki sertifikat dan pegawai pengaruh yang dominan terhadap

yang memiliki 4 sertifikat dengan prestasi kerja. Semakin berpengalaman

pegawai yang memiliki sertifikat > 5. dalam bekerja maka akan semakin

Hasil uji hipotesis tinggi prestasi kerja pegawai.

menunjukkan bahwa nilai Fhitung Biasanya, semakin tinggi pengalaman

sebesar 246,013 dengan signifikansi kerja seseorang maka akan semakin

sebesar 0,0000. Hasil ini mudah dalam menyelesaikan

mengindikasikan bahwa kesesuaian pekerjaannya. Bila pegawai

pengetahuan, kesesuaian ketrampilan, menghadapi kesulitan dalam bekerja,

kesesuaian sikap, pengalaman kerja, karena pengalaman yang dimiliki maka

dan penguasaan teknologi mempunyai akan semakin cepat menyelesaikan

pengaruh yang signifikan terhadap kesulitan tersebut. Makin

prestasi kerja. Berdasarkan analisis berpengalaman dalam menjalankan

data, model persamaan regresi tugas pokoknya, maka makin mudah

berganda dalam penelitian ini adalah Y dalam memberikan kecepatan,

= 1,436 + 0,204X1 – 0,116X2 + kemudahan, ketepatan dan

0,152X3 + 0,612X4 + 0,118X5. keterpaduan dalam bekerja sama

Dengan melihat besarnya nilai dengan teman sejawat sehingga tujuan

koefisien dari persamaan tersebut, organisasi akan tercapai.

maka variabel pengalaman kerja Hasil analisis data

memiliki nilai koefisien yang paling menunjukkan bahwa nilai thitung untuk

tinggi dibandingkan dengan variabel mengetahui pengaruh kesesuaian

lainnya. Hasil ini mengindikasikan pengetahuan terhadap prestasi kerja

bahwa pengalaman kerja memiliki sebesar 3,861 dengan signifikansi

[ 89 ]
sebesar 0,000. Hasil ini Hasil analisis data

mengindikasikan bahwa kesesuaian menunjukkan bahwa nilai thitung untuk

pengetahuan mempunyai pengaruh mengetahui pengaruh pengalaman

signifikan terhadap prestasi kerja kerja terhadap prestasi kerja sebesar

pegawai. 9,716 dengan signifikansi sebesar

Hasil analisis data 0,000. Hasil ini mengindikasikan

menunjukkan bahwa nilai thitung untuk bahwa pengalaman kerja mempunyai

mengetahui pengaruh kesesuaian pengaruh signifikan terhadap prestasi

ketrampilan terhadap prestasi kerja kerja pegawai.

sebesar -1,886 dengan signifikansi Hasil analisis data

sebesar 0,060. Hasil ini menunjukkan bahwa nilai thitung untuk

mengindikasikan bahwa kesesuaian mengetahui pengaruh penguasan

ketrampilan tidak mempunyai teknologi terhadap prestasi kerja

pengaruh terhadap prestasi kerja sebesar 3,383 dengan signifikansi

pegawai. sebesar 0,001. Hasil ini

Hasil analisis data mengindikasikan bahwa penguasaan

menunjukkan bahwa nilai thitung untuk teknologi mempunyai pengaruh

mengetahui pengaruh kesesuaian sikap signifikan terhadap prestasi kerja

terhadap prestasi kerja sebesar 2,084 pegawai.

dengan signifikansi sebesar 0,033. Hasil analisis data

Hasil ini mengindikasikan bahwa menunjukkan bahwa nilai uji

kesesuaian sikap mempunyai pengaruh determinasi sebesar 0,787. Hasil ini

signifikan terhadap prestasi kerja mengindikasikan bahwa kesesuaian

pegawai. pengetahuan, kesesuaian ketrampilan,

[ 90 ]
kesesuaian sikap, pengalaman kerja, 3. Kesesuaian ketrampilan tidak

dan penguasaan teknologi mempunyai mempunyai pengaruh terhadap

mendukung pencapaian prestasi kerja prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil

sebesar 78,7%, sedangkan sisanya Pemerintah Kota Medan.

yaitu sebesar 21,3% didukung oleh 4. Kesesuaian sikap mempunyai

variabel lain yang tidak diteliti dalam pengaruh yang signifikan terhadap

penelitian ini. prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil

Pemerintah Kota Medan.


KESIMPULAN DAN SARAN
5. Pengalaman Kerja mempunyai
Berdasarkan hasil penelitian dan
pengaruh yang signifikan terhadap
pembahasan maka dapat dirumuskan
prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil
kesimpulan sebagai berikut :
Pemerintah Kota Medan.
1. Kesesuaian pengetahuan,
6. Penguasaan teknologi mempunyai
kesesuaian ketrampilan, kesesuaian
pengaruh yang signifikan terhadap
sikap, pengalaman kerja, dan
prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil
penguasaan teknologi mempunyai
Pemerintah Kota Medan.
pengaruh yang signifikan terhadap
7. Model penelitian dirumuskan
prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil
menggunakan persamaann regresi
Pemerintah Kota Medan.
ganda dengan persamaan Y = 1,436
2. Kesesuaian pengetahuan
+ 0,204X1 – 0,116X2 + 0,152X3 +
mempunyai pengaruh yang
0,612X4 + 0,118X5.
signifikan terhadap prestasi kerja
8. Faktor pengalaman kerja merupakan
Pegawai Negeri Sipil Pemerintah
faktor yang paling dominan
Kota Medan.
mempengaruhi prestasi kerja.

[ 91 ]
Berdasarkan hasil penelitian dibangun budaya sharing informasi

maka beberapa saran yang dapat (sharing knowledge) untuk

disampaikan dalam penelitian ini mencapai efektifitas dan

antara lain : produktivitas kerja.

1. Perlu adanya peningkatan


DAFTAR PUSTAKA
ketrampilan pegawai melalui
Cahyono, Sandro. 1999. Pengalaman
berbagai bentuk pendidikan dan Kerja Dalam Manajemen
Organisasi. Gunung Agung.
latihan, workshop, magang dan lain- Jakarta.

lain yang berhubungan dengan Gibson, Ivancevich, Donnelly. 1996.


Organisasi dan Manajemen :
bidang kerja. Perilaku, Strukur, dan Proses.
Erlangga. Jakarta.
2. Melihat adanya perbedaan yang
Hasan, I. 2003. Pokok-pokok Materi
signifikan pada pegawai terhadap Statistik. Bumi Aksara. Jakarta.

penguasaan teknologi maka perlu Hasibuan, Malayu. 2009. Manajemen


Sumber Daya Manusia. Bumi
dikondisikan pentingnya Aksara. Jakarta.

penguasaan teknologi sebagai Handayani, Sasono. 2002. Menjadi


SDM yang Berpengalaman dan
budaya kerja modern di lingkungan Profesional. Rienika Cipta.
Jakarta.
kerja.
Mangkunegara. 2001. Manajemen
3. Melihat adanya perbedaan yang Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Remaja Rosda.
signifikan pada pegawai terhadap Bandung.

kesesuaian pengetahuan, kesesuaian Milkovich. George T., Boudreau. John


W. 1994. Human Resource
ketrampilan, kesesuaian sikap, Management. Richard D. Irwin,
Sixth Edition. USA.
pengalaman kerja, penguasaan
Simamora. 1997. Manajemen SDM.
teknologi dan prestasi kerja STIE YPKN. Yogyakarta.

berdasarkan golongan, maka perlu

[ 92 ]
Suaib. 2000. Pengembangan Sumber Jakarta.
Daya Manusia. Rienika Cipta.

[ 93 ]
PERANAN PEMKO MEDAN DALAM UPAYA
PENGENDALIAN INFLASI DAERAH
DI KOTA MEDAN
Prawidya Hariani*
Lailan Safina Hsb
Jasman Syarifuddin Hsb

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang pola inflasi yang


terjadi di Kota Medan, mengetahui kelompok barang apa saja yang mendominasi
inflasi di Kota Medan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di kota di
Kota Medan serta mengetahui lebih jauh lagi tentang persepsi masyarakat dan para
stakeholder pelaku ekonomi di Kota Medan tentang peranan dari Pemerintah Kota
Medan dalam mengendalikan laju inflasi di Kota Medan.
Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode
kuantitatif digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inflasi di
kota Medan dengan memasukkan variabel total pengeluaran konsumsi penduduk kota
Medan (C), besarnya pengeluaran Investasi (I) dan besarnya belanja pemerintah kota
Medan dalam APBD kota Medan (G) sebagai variabel bebas dan tingkat inflasi per
tahun sebagai variabel terikat. Pendekatan kualitatif digunakan untuk mengetahui
persepsi persepsi masyarakat dan para pelaku bisnis pelaku ekonomi di Kota Medan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa varabel tingkat konsumsi dan
pengeluaran investasi berpengaruh positip dan signfikan pada α 5% sedangkan
pengeluaran pemerintah berpengaruh positip dan signifikan pada α 10%.Kelompok
rumahtangga dalam 6 bulan terakhir merasakan inflasi yang tinggi dan penurunan
pendapatan riil.Kelompok Pelaku bisnis dalam 6 bulan terakhir merasakan inflasi
yang tinggi dan tingkat keuntungan yang berkurang, Baik kelompok rumahtanggan
maupun pelaku bisnis mempunyai persepsi bahwa pemko Medan dapat membantu
mengendalikan inflasi.
Kata kunci : Pengendalian inflasi, Faktor Penyebab Inflasi, Persepsi Masyarakat

I. PENDAHULUAN ataupun di suatu negara. Fenomena


Inflasi merupakan fenomena atau
ekonomi seperti inflasi, tidak mungkin
peristiwa ekonomi secara makro yang
dihindari, melainkan bagaimana cara
dapat menggambarkan aktivitas dan
pemerintah mampu mengendalikan
pencapaian yang dicapai oleh kegiatan
gejolak inflasi yang tinggi dan tidak
ekonomi, baik di suatu wilayah
stabil, agar menjadi relatif lebih rendah

[ 94 ]
dan tetap stabil. Laju inflasi selain Pemerintah Pusat sampai dengan

merupakan indikator utama untuk Pemerintah Propinsi serta Kota dan

melihat kinerja ekonomi suatu daerah Kabupaten selalu bekerjasama dan

atau negara, juga merupakan target berkoordinasi dalam mengendalikan

yang akan dicapai pemerintah, karena laju inflasi , terutama pada kondisi

salah satu asumsi dasar dalam peak season (Bulan Ramadhan dan

menyusun nota keuangan negara dalam Hari Raya) dimana laju inflasi menjadi

bentuk APBN pada tiap tahunnya juga lebih cepat naik dan selalu terjadi pada

mengacu pada seberapa besar target setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan

inflasi yang akan dicapai pada tahun adanya gap expectation di pasar antara

tersebut. Jadi laju inflasi harus dapat konsumen di satu sisi dengan pedagang

dikendalikan oleh pemerintah dalam barang-barang kebutuhan pokok pada

hal ini Bank Indonesia yang telah sisi lainnya.

diamanahkan dalam undang-undang Kenaikan harga barang secara

No. 23 Tahun 1999 tentang Tugas dan keseluruhan yang sering kita sebut

Tanggungjawab Bank Indonesia. sebagai inflasi memiliki dampak yang

Faktanya, tidaklah mungkin kuat terhadap perekonomian. Kenaikan

hanya Bank Indonesia yang dapat harga barang dapat disebabkan karena

mengendalikan laju inflasi, tapi yang beberapa faktor diantaranya jumlah

lebih penting lagi adalah apa yang uang yang beredar di masyarakat

sudah menjadi target oleh Pemerintah, cukup banyak, kelangkaan sumber

maka Bank Indonesia harus dapat daya yang akan menyebabkan naiknya

menjaga stabilitasnya. Oleh karena itu impor barang tersebut, dan masih

Bank Indonesia bersama-sama dengan banyak lagi sebab yang lainnya.

[ 95 ]
Kebijakan Bank Indonesia di dalam pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan

mengendalikan inflasi diantaranya berkesinambungan. Inflasi daerah yang

dengan mengurangi jumlah uang yang mempunyai kontribusi yang relatif

beredar dan menaikkan tingkat suku besar yakni sebesar 73 persen dari

bunga. inflasi. Sumber tekanan inflasi di

Inflasi non inti (non core daerah sangat tergantung dan

inflation) secara definisi dapat dipengaruhi oleh karakteristik daerah

diartikan bahwa inflasi terjadi karena masing-masing. Dengan

adanya gangguan dari sisi penawaran mempertimbangkan besarnya

(supply side) dan berada di luar kendali kontribusinya serta dalam rangka

otoritas moneter, bersifat sesaat mendukung pencapaian sasaran inflasi

(temporary) atau sering disebut noises nasional, pengendalian inflasi di

inflation. Terhadap inflasi non inti daerah merupakan sebuah keharusan

tersebut, kebijakan moneter yang dan bukan hanya menjadi tanggung

diambil oleh Bank Indonesia tidak jawab Bank Indonesia melainkan juga

akan berdampak apa-apa dalam kebutuhan dari Pemerintah Daerah dan

perekonomian, karena yang diperlukan institusi terkait di daerah, khususnya

adalah kebijakan lain yakni kebijakan inflasi yang disebabkan oleh gangguan

fiskal dan sektor riil. Dimana kebijakan penawaran.

ini sangat responsif terhadap Demikian juga halnya dengan

perekembangan ekonomi yang sedang Pemerintah Kota Medan (selanjutnya

dihadapi. disebut dengan Pemko Medan)

Inflasi yang rendah dan stabil memiliki peranan yang cukup penting

merupakan prasyarat bagi dalam hal membantu Bank Indonesia

[ 96 ]
untuk mengendalikan laju inflasi yang perekonomian. Dari sisi penawaran

terjadi dalam perekonomian kota (supply side), produsen membutuhkan

Medan khususnya sektor ekonomi riil. laju inflasi karena adanya kenaikan

Pemerintah Kota Medan dan Propinsi harga yang pada gilirannya merupakan

Sumatera Utara merupakan stimulasi dalam memproduksi barang

perpanjangan tangan dari pemerintah dan jasa. Sebaliknya dari sisi

pusat di daerah yang secara integratif permintaan (demand side), konsumen

dapat mengendalikan laju inflasi secara merasa sangat dirugikan apabila laju

bersama-sama dengan cakupan inflasi cukup tinggi dan sangat

wilayah didaerah, sehinggga fluktuatif, yang pada gilirannya akan

pengendalian inflasi secara nasional mengurangi pendapatan riil dari

dapat terwujud seperti yang telah konsumen tersebut, sehingga

ditargetkan oleh pemerintah. konsumen merasa tingkat

Sedangkan pengendalian inflasi di kesejahteraannya semakain menurun

sektor moneter merupakan akibat tingginya laju inflasi. Jadi laju

wewenangnya Bank Indonesia sebagai inflasi dibutuhkan pada level yang

Bank Sentral, melalui instrumen rendah dan relatif stabil dari waktu ke

kebijakan moneter yang dipilih oleh waktu sehingga perekonomian dapat

Bank Indonesia sendiri agar mampu berjalan sesuai dengan yang

mengendalikan laju inflasi. diharapkan semua pihak.

Inflasi juga merupakan salah


II. TINJAUAN TEORITIS
target dan indikator utama dalam
Inflasi merupakan masalah
kinerja ekonomi disuatu negara atau
yang selalu dihadapi dalam setiap
wilayah, sehingga inflasi akan menjadi

[ 97 ]
acuan dalam mentukan perencanaan dan perekonomian berada dalam

ekonomi yang akan dijalankan, seperti tingkat kesempatan kerja penuh.

besarnya nilai subsidi, penentuan Hal yang serupa juga

rencana keuangan negara (APBN), dikemukakan oleh kaum Moneteris

pemilihan instrumen kebijakan oleh yang menyatakan bahwa inflasi itu

Bank Indonesia, kebijakan sektor sebagai fenomena moneter dan

perdagangan, bahkan perencanaan kecepatan perputaran uang adalah

bisnis (busisiness plan) oleh pelaku konstan.Perbedaan a ntara kaum

pasar yakni perusahaan-perusahaan. Moneteris dan Klasik adalah bahwa

Ada berbagai teori atau menurut Moneteris pertumbuhan uang

pandangan yang berkembang mengenai beredar berpengaruh juga terhadap

faktor -faktor penyebab timbulnya output dan kesempatan kerja. Jadi tidak

inflasi serta bagamana cara-cara yang hanya berpengaruh terhadap tingkat

ditempuh dalam mengatasi tingginya harga sebagaimana yang dikemukakan

laju inflasi yang terjadi dalam oleh kaum Klasik.

perekonomian. Menurut Keynes, jumlah uang

Kaum Klasik mengatakan beredar bukanlah satu-satunya faktor

bahwa inflasi adalah sama dengan penentu kenaikan tingkat harga.

pertumbuhan uang beredar dkurangi Banyak faktor lain yang dapat

pertumbuhan output.Artinya penyebab mempengaruhi kenaikan tingkat harga,

utama timbulnya inflasi atau kenaikan seperti pengeluaran konsumsi

harga adalah pertumbuhan jumlah uang masyarakat, pengeluaran investasi,

beredar. Hal ini didasarkan asumsi pengeluaran pemerintah dan pajak,

bahwa kecepatan perputaran uang tetap

[ 98 ]
juga besarnya impor barang yang Berdasarkan pada asal

membanjiri pasar domestik. terjadinya inflasi, maka akan dapat

Kelompok aliran rasional dibedakan atas:

ekspektasi memandang inflasi sebagai (a) Domestic Inflation, yaitu inflasi

suatu fenomena ekonomi di bidang yang berasal dari dalam negeri

moneter, namun mereka juga percaya (domestik). Kenaikan harga

bahwa perubahan yang bersifat disebabkan di dalam negeri ini

antisipatif di dalam jumlah uang disebabkan adanya kebijakan

beredar akan memberikan pengaruh pemerintah ataupun bank sentral yang

terhadap tingkat harga dan tidak berdampak inflatoar ataupun dapat

terhadap tingkat output. Sedangkan juga disebabkan karena perubahan

kaum Strukturalis mengatakan bahwa perilaku masyarakat.

inflasi merupakan sesuatu yang tidak (b) Imported Inflation, yaitu inflasi

dapat dihindarkan oleh perekonomian yang berasal dari kenaikan harga di

yang sedang berkembang. Artinya luar negri. Kenaikan harga di luar negri

inflasi merupakan sesuatu yang akan mempengaruhi harga di dalam

melekat di dalam proses pembangunan negeri lewat kegiatan impor.

ekonomi itu sendiri. Inflasi terjadi Ditinjau dari intensitasnya,

karena terdapatnya sejumlah kendala inflasi dapat dibedakan menjadi tiga

atau kekakuan struktural di dalam jenis, yaitu :

perekonomian. Kendala tersebut dapat (a) Creeping Inflation, yaitu inflasi

berupa kendala penawaran bahan yang terjadi dengan laju pertumbuhan

pangan yang bersifat inelastis, kendala berlangsung lambat atau merayap.

devisa maupun kendala fiskal. Artinya kenaikan harga-harga

[ 99 ]
berlangsung secara perlahan-lahan, b. Inflasi sedang, yaitu inflasi dengan

karena ekonomi berkerja lebih stabil. laju pertumbuhan yang berada di

(b) Galloping inflation, yaitu inflasi antara lebih dari 10-20% per

yang terjadi dengan laju pertumbuhan tahun.

berlangsung sedikit lebih cepat, karena c. Inflasi berat, yaitu inflasi dengan

ada shock dalam perekonomian, laju pertumbuhan yang berada di

khususnya sisi permintaan, sehingga antara lebih dari 20-100% per

pergerakannya cenderung musiman tahun

(seasonal). Artinya kenaikan harga- d. Inflasi sangat berat, yaitu inflasi

harga berlangsung sedikit lebih cepat, dengan laju pertumbuhan berada

khususnya dipicu dari harga barang- di atas 100% per tahun

barang kebutuhan pokok. Berdasarkan sumber

(c) Hyper Inflation atau, yaitu inflasi penyebab terjadinya laju inflasi,

yang terjadi dengan laju pertumbuhan maka dapat dibedakan atas 2 (dua

yang tinggi. Artinya kenaikan harga- ) sumber yakni :

harga berlangsung secara cepat. (a) Demand-pull Inflation, yaitu

Dipandang dari sudut bobotnya, inflasi yang terjadi karena adanya

maka inflasi dapat dibedakan menjadi kenaikan permintaan agregat .

4 jenis, yaitu : Kenaikan permintaan ini menyebabkan

a. Inflasi ringan, yaitu inflasi yang kenaikan output (penawaran agregat).,

laju pertumbuhannya berlangsug tetapi karena peningkatan penawaran

secara perlahan-lahan dan berada agregat lebih kecil dari kenaikan

pada posisi satu digit atau dibawah permintaan agregat maka akan terjadi

10% per tahun inflasi. Apalagi kalau penawaran

[ 100 ]
agregat sudah mendekati bahkan sudah mengendalikan laju infalsinya dalam

mencapai kondisi kesempatan kerja waktu tersebut.

penuh (full employment). Menurut Inflasi yang terjadi pada suatu

Keynes terjadinya inflasi disebabkan perekonomian (Nopirin, 2000), akan

oleh permintaan agregat sedangkan memilliki beberapa dampak, seperti :

permintaan agregat ini tidak hanya a. Equity Effect

karena ekspansi bank sentral, namun Inflasi akan mendorong

dapat pula disebabkan oleh terjadinya redistribusi pendapatan

pengeluaran investasi baik oleh diantara anggota masyarakat. Artinya

pemerintah, maupun oleh swasta dan inflasi menyebabkan adanya

pengeluaran konsumsi pemerintah sekelompok masyarakat yang

yang melebihi penerimaan (defisit mengalami penurunan pendapatan riil-

anggaran belanja negara) dalam nya, sedangkan kelompok yang lain

kondisi full employment. justru mengalami peningkatan dalam

(b) Cost Push Inflation, yaitu pendapatan riil. Jadi ada prinsip

inflasi yang terjadi karena adanya berkeadilan secara ekonomi.

kenaikan dalam biaya produksi yang b. Efficiency Effect


Inflasi yang disebabkan
menyebabkan turunnya produksi
kenaikan permintaan akan mendorong
(penawaran agregat). Jadi inflasi ini
peningkatan produksi akan barang-
akan dibarengi dengan kontraksi
barang tersebut. Hal ini menyebabkan
ekonomi yang cukup besar kemudian
berubahnya alokasi faktor produksi
akan diikuti dengan resesi ekonomi
barang-barang tersebut menjadi lebih
jika pemerintah tidak dapat
efisien. Dampak efisiensi ini akan

[ 101 ]
memberi stimulasi bagi produsen III. METODE PENELITIAN

dalam memproduksi barang-barang Berdasarkan atas klasifikasi

yang dibutuhkan masyarakat, dan data, maka pada penelitian kali ini

terkadang produsen dalam meproduksi digunakan data kwantitatif dengan

barang tersebut juga memperhitungkan jenis rasio dan kualitatif. Sedangkan

tingkat ekspektasi yang terjadi di berdasarkan dimensi waktu, maka data

masyarakat sebagai akibat dari yang digunakan adalah data runtun

dorongan permintaan secara musiman waktu (time serries). Data Primer;

yang akan terjadi secara rutin. yang diperoleh dengan survey dan

c. Output Effect wawancara langsung kepada warga


Inflasi dapat meningkatkan
kota Medan dan para stakeholders .
produksi dengan asumsi bahwa
Data Sekunder; diperoleh dari lembaga
produksi akan mengalami kenaikan
pengumpul data baik dari pemerintah
mendahului kenaikan tingkat upah.
dalam hal ini BPS (Biro Pusat Statistik
Kenaikan harga ini akan menyebabkan
) Kota Medan, dan kantor Bank
keuntungan produsen meningkat.
Indonesia Medan, yang dipublikasikan
Selain dampak yang bersifat ekonomi,
kepada masyarakat pengguna data.
inflasi juga menimbulkan dampak
Untuk mengetahui bagaimana
sosial. Kenaikan harga yang
pola inflasi yang terjadi dalam
meyebabkan masyarakat menurun
perkembangan ekonomi di Kota
pendapatan riil nya dapat memicu
Medan maka digunakan analisa
timbulnya masalah-masalah keamanan
kualitatif statistik. Data yang
bahkan bisa sampai merembet ke
dikumpulkan selama periode waktu 10
masalah keamanan negara.
tahun (2002 -2011) dalam bentuk data

[ 102 ]
triwulan. Berdasarkan data tersebut Investasi dan pengeluraran pemerintah

maka digunakan angka pertumbuhan sebagai faktor-faktor yang diduga

harga atau inflasi guna melihat mempengaruhi inflasi. Teori Keynes

fluktusasi harga yang terjadi dalam memandang inflasi dari sisi sektor riil,

perekonomian dan sekaligus dapat walaupun memang sektor moneterlah

dianalisis pola inflasi yang terjadi di yang paling cepat memacu laju inflasi.

kota Medan. Namun dengan pertimbangan bahwa

Untuk mengetahui jenis data moneter untuk tingkat kota tidak

kelompok barang apa yang tersedia, maka digunakan pandangan

mendominasi inflasi di kota Medan, Keynes.

maka digunakan analisis kualitatif. Adapun model regresi untuk

Data inflasi nantinya akan dilihat faktor-faktor yang mempengaruhi

berdasarkan jenis kelompok barang, inflasi di kota Medan yang akan

sehingga nantinya dapat diketahui jenis dibangun dalam penelitian ini adalah

kelompok barang yang sangat Model Persamaan Simultan dengan 3

mendominasi inflasi di kota Medan. (tiga) variabel bebas (independent

Untuk mengetahui faktor-faktor variable) dan 1 satu) variabel terikat

yang mempengaruhi inflasi di kota (dependent variable) yakni :

Medan, maka digunakan analisis


INFt = β0 + β1 Ct + β2 It + β3 Gt
kuantitatif dengan menggunakan + εt
analisa korelasi dan regresi. Model Dimana :
yang digunakan menggunakan teori INFt = Besarnya tingkat inflasi
Keynes, yang memasukkan variabel per tahun (dalam persen)
pengeluaran konsumsi, pengeluaran

[ 103 ]
Ct = Total Pengeluaran disebarkan kepada masyarakat dan

Konsumsi penduduk para pelaku usaha.

kota Medan (dalam Untuk mendapatkan sampel

milyar rupiah) yang dapat menggambarkan populasi,

It = Besarnya Pengeluaran maka dalam penentuan sampel

Investasi (dalam milyar penelitian digunakan tabel penetuan

rupiah) jumlah sampel dan populasi yang

Gt = Besarnya Belanja dikembangkan oleh Isaac dan Michael

Pemerintah kota Medan (Sugiyono, 2003). Jumlah

dalam APBD kota Medan rumahtangga yang ada di kota Medan

(dalam milyar rupiah) sebesar 493.390, sehingga dapat

β0 = Konstanta dibulatkan menjadi 500.000. Dari tabel

β1....3 = Parameter/estimator dari penentuan jumlah sampel, dengan

setiap variabel bebas tingkat kesalahan 5%, maka besarnya

εt = Disturbance error sampel yang diambil adalah sebanyak

345 responden. Jumlah kecamatan


Untuk mengetahui bagaimana
yang ada di wilayah kota Medan
persepsi masyarakat dan stakeholder
sebanyak 21 kecamatan. Dengan
pelaku ekonomi di kota Medan tentang
demikian sampel yang diambil di
peranan Pemerintah Kota Medan
setiap kecamatan adalah sebanyak 17
dalam mengendalikan laju inflasi di
responden. Sedangkan untuk pelaku
pasar maka digunakan analisis
usaha maka ditetapkan 5 responden
kualitatif. Data yang dikumpulkan
untuk setiap kecamatan.
berasal dari daftar pertanyaan yang

[ 104 ]
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN Namun pada tahun 2008, kembali

Dinamika dari perkembangan mengalami kenaikan, karena ada

besarnya laju inflasi yang terjadi di kenaikan harga BBM yang dipicu

kota Medan dalam kurun waktu antara secara eksternal yakni adanya kenaikan

tahun 2000-2011 relatif sangat harga minyak mentah internasional

fluktuatif, secara rata-rata dalam kurun menjadi lebih tinggi. Kondisi ini

waktu 12 tahun terakhir mencapai memukul berat perekonomian

angka 8,48%. Pada periode penelitian Indonesia, termasuk perekonomian

ini, justru yang paling tinggi inflasi lokal kota Medan. Jika dilihat dari rata-

terjadi pada tahun 2005 yakni rata angka inflasi Medan, tetap berada

mencapai 22,91%, dimana pada tahun diatas inflasi nasional yang berkisar

tersebut adalah tahun awal 7,2% (BPS 2011). Jika

pemerintahan kabinet SBY yang diperbandingkan dalam teori ekonomi,

membuat kebijakan untuk menaikkan maka kinerja ekonomi kota Medan

harga BBM sampai 100%, akibatnya masih kurang bagus, karena angka

harga barang-barang kebutuhan sehari- inflasinya berada diatas angka

hari meningkat tajam, sekaligus semua pertumbuhan ekonomi, seharusnya laju

barang dan jasa yang ada di pasar inflasi harus lebih rendah dari laju

mengalami kenaikan yang cukup besar. pertumbuhan ekonomi, sehingga

Namun pada tahun berikutnya ekonomi secara riil dalam kondisi yang

mengalami penyesuaian, dan angka relatif baik.

inflasi kembali menuju pada angka Ditinjau dari kelompok barang

yang lebih moderat dan sesuai dengan inflasi , maka pola inflasi berdasarkan

yang ditargetkan secara nasional.

[ 105 ]
kelompok barang adalah sebagai tersebut hanya sensistif dan

berikut: meningkat pada musim-musim

- Untuk kelompok bahan tertentu, jadi pola aktivitas

makanan inflasinya tidak begitu tinggi untuk

berfluktuatif dengan tingkat transaksi hariannya di pasar,

inflasi tertinggi tahun 2005, karena sifat barangnya yang

sedangkan yang terendah tahun tahan lama (durability), pada

2003. tahun 2002 inflasi naik secara

- Untuk kelompok Makanan Jadi, perlahan tapi fluktuasinya

Minuman, Rokok dan relatif stabil.

Tembakau, inflasi tertinggi - Untuk Kelompok Jasa

terjadi tahun 2001, setelah itu Kesehatan inflasinya juga

mengalami penurunan. sangat fluktuatif dan angkanya

Kemudian meningkat lagi tahun lumayan tinggi, kondisi ini

2005 dan setelahnya relatif menunjukkan bahwa harga

stabil obat-obatan sangat rentan

- Untuk Perumahan, Air, dengan perkembangan nilai

Listrik dan Bahan Bakar kurs atau pergerakan dipasar

inflasi tertinggi terjadi valuta asing, karena banyak

tahun 2001 dan tahun 2005 bahan baku kimia yang

- Untuk kelompok barang diimpor.

sandang, trend nya kurang - Untuk Kelompok Jasa

fluktuatif, hal ini menunjukkan Pendidikan, Rekreasi dan Olah

bahwa kelompok barang raga Bagi kelompok jasa

[ 106 ]
pendidikan, justru inflasinya tapi ada kondisi yang sangat

terjadi sangat fluktuatif. Hal ini berbeda pada tahun 2005 yakni

dapat dilihat dan dirasakan pasca kebijkana pemerintah

karena biaya pendidikan pusat menaikkan harga BBM

semakin mahal pada setiap sebesar 100% mengakibatkan

tahunnya. Naiknya uang angka inflasi pada tahun

sekolah ditambah lagi, harga tersebut untuk kelompok jasa

buku pelajaran naik cukup ini mneyumbang inflasi cukup

signifikan menyumbang angka besar, tapi setelah itu laju

inflasi dari waktu ke waktu, dan inflasi mengalami penyesuaian

buku pelajaran akan berganti dan relatif stabil. Namun pada

setiap tahun karena ada tahun 2009 laju inflasinya

kebijakan sekolah yang justru mengalami negatif yang

mengubah buku pelajaran yang berarti tidak ada pertambahan

dipakai oleh siswanya setiap melainkan terjadi penurunan

tahun. Namun sejak tahun 2009 dalam produksi jasa atau

ada kecenderungannya bahkan menggambarkan daya

mengalami penurunan yang beli masyarakat yang makin

cukup besar. menurun.

- Untuk Kelompok Jasa Dari sisi analisa kuantitatif,

Transportasi dan Komunikasi maka koefisien korelasinya sebesar

Laju inflasi umumnya relatif 0,924, atau artinya ada hubungan

stabil pada kelompok jasa antara konsumsi masyarakat (C),

transportasi dan komunikasi, Investasi (I), dan konsumsi

[ 107 ]
pemerintah (G) sebesar 92,4% dengan INFt = 22,110 + 2,741E-6 Ct +
1,879E-5 It + 9,180E-6
laju inflasi di kota Medan, sedangkan
Gt + εt
Artinya bahwa tingkat
sisanya sebesar 7,6% memiliki
konsumsi (C) berpengaruh secara
hubungan diluar model yang
positif dan signifikan atau (t=3,492
dibangun. Dengan kata lain
pada α= 5%) terhadap laju inflasi,
hubungannnya sangat kuat. Dilihat
atau jika konsumsi berubah yakni naik
dari koefisien determinasi (R²) yang
sebesar 10% maka laju inflasi akan
di adjusted sebesar 0,708. Artinya
naik sebesar 0,03 %, maka
70,8% variabel C, I dan G mampu
elastisitasnya termasuk jenis yang in-
menjelaskan variabel inflasi kota
elastik (E<1) karena nilainya kurang
Medan, sedangkan sisanya akan
dari satu, berarti perubahan pada
dijelaskan oleh variabel diluar model.
tingkat konsumsi menjadi kurang
Dengan kata lain model Keynes ini
sensitif mempengaruhi laju inflasi
secara empirik sudah sesuai antara
kota Medan.
teori dengan kenyataan yang terjadi di
Sedangkan untuk variabel
kota Medan.
investasi (I) berpengaruh secara
Dari model regresi untuk inflasi
positif dan signifikan (t=3,917 pada
kota Medan yang dibangun
α= 5%) terhadap laju inflasi, atau jika
berdasrkan model dari Teori Keynes
investasi kota Medan naik sebesar
yang melihat inflasi dari sisi
10% maka laju inflasi akan naik juga
permintaan (demand-side)
sebesar 0,02 %, maka elastisitasnya
menghasilkan persamaan regresi dari
termasuk jenis yang in-elastik juga
model inflasi kota Medan yaitu :
(E<1) karena nilainya kurang dari

[ 108 ]
satu, berarti perubahan pada tingkat parameter yag dihasilkan tidak ada

investasi menjadi kurang sensitif yang elastik, padahal secara empirik,

mempengaruhi laju inflasi kota bahwa variabel konsumsi sangat

Medan. sensitif terhadap perubahan pada laju

Terakhir, variabel pengeluaran inflasi.

pemerintah pemerintah kota Medan Keterbatasan ini mungkin

(G) berpengaruh secara positif dan terletak pada data yang sangat sedikit,

signifikan (t=3,170 pada α= 10%) hanya 7 tahun terakhir, jika sampel

terhadap laju inflasi, atau jika tahun ditambah, maka nilai dari

pengeluaran pemerintah kota Medan parameter akan berubah, dan koefisien

naik sebesar 10% maka laju inflasi korelasinya tidak akan terlalu tinggi

hanya akan naik sebesar 0,01 %, sampai lebih dari 90%, secara

sehingga elastisitasnya juga termasuk ekonometrik, fakta statistiknya disebut

jenis yang in-elastik juga (E<1) dengan supurious. Seolah-olah begitu

karena nilainya kurang dari satu, sempurna padahal terjadi serial

berarti perubahan pada tingkat autokorelasi dengan ditunjukkan hasil

pengeluaran pemerintah menjadi DW-Test (Durbin Watson Test) sebesar

kurang sensitif mempengaruhi laju 2,143. Model ini juga dapat diperbaiki

inflasi kota Medan. dengan cara mengubah definisi

Jika dilihat secara teori, operasional dari variabel yang

hasilnya sudah sesuai dengan teori digunakan.

yakni hubungan antara variabel bebas Hasil wawancara dengan

(C,I dan G) terhadap variabel terikat responden rumahtangga dengan

(INF), namun elastisitasnya atau

[ 109 ]
menggunakan daftar pertanyaan - Dari 251 responden rumah

memberikan hasil sebagai berikut: tangga, 82,38% yakin bahwa

- Dari 251 responden rumah Program operasi pasar dari

tangga , 95,16% menyatakan Pemko Medan mampu

inflasi ada dan lumayan tinggi mengendalikan laju inflasi di

di kota Medan dibandingkan pasar sedangkan yang

kondisi 6 bulan yang lalu menyatakan tidak percaya

sedangkan sisanya hanya hanya 17,62%.

4,84% yang menyatakan tidak Persepsi resonden rumahtangga

ada inflasi yang cukup tinggi. mengenai sumbangan kelompok

- Dari 251 responden rumah barang dan jasa terhadap inflasi di kota

tangga 90,65% menyatakan Medan saat ini dibandingkan kondisi 6

Inflasi telah menurunkan bulan yang lalu adalah sebagai berikut:

pendapatan riil masyarakat - Bahan makanan mencapai

dibanding 6 bulan yang lalu, 96,61% sisanya yang

dan yang menyatakan tidak menyatakan tidak hanya 3,39%

hanya 9,35% merasa tidak ada - Makanan jadi, minuman, rokok

penurunan pendapatan riil-nya. dan tembakau mencapai

- Dari 251 responden rumah 88,53% sisanya yang

tangga, 83,74% sangat percaya menyatakan tidak hanya

bahwa Pemko Medan mampu 11,48%.

mengendalikan laju inflasi di - Perumahan, Air, Listrik dan

kota Medan, sisanya 16,26% Bahan Bakar mencapai 90,51%

tidak percaya.

[ 110 ]
dan sisanya yang menyatakan menyatakan tidak ada kenaikan.

tidak hanya 9,49% Inflasi

- Barang Sandang mencapai - Sebanyak 50,41% menyatakan

88,89% dan sisanya yang pendapatan rill turun, 32,52%

menyatakan tidak hanya menyatakan tidak berubah atau

11,11% tetap dan hanya 17,07% yang

- Jasa Kesehatan mencapai menyatakan meningkat.

85,25% dan sisanya yang Jika dilihat berdasarkan

menyatakan tidak hanya kelompok barang dan jasa yang

14,75% menyumbangkan inflasi cukup tinggi

- Jasa Pendidikan, rekreasi dan pada masa 6 bulan yang akan datang

olahraga mencapai 82,79% di kota Medan, maka prediksi dari 251

sisanya yang menyatakan tidak responden berdasarkanan kelompok-

17,21% kelompok barang dan jasa seperti

- Transportasi, Komunikasi dan adalah sebagai berikut:

Jasa Keuangan mencapai - Bahan makanan mencapai

95,52% sisanya yang 96,19% sisanya yang

menyatakan tidak hanya 4,48% menyatakan tidak hanya 3,81%

Prediksi responden tentang


- Makanan jadi, minuman, rokok
keadaan pada 6 bulan mendatang
dan tembakau mencapai
adalah sebagai berikut:
86,29% sisanya yang
- Sebanyak 79,27% menyatakan
menyatakan tidak hanya
akan ada kenaikan inflasi
13,71%.
sedang sisanya 20,73%

[ 111 ]
- Perumahan, Air, Listrik dan 26,42% yang menyatakan tidak

Bahan Bakar mencapai 95,73% mampu. Dari 251 responden rumah

dan sisanya yang menyatakan tangga yang berhasil diwawancarai

tidak hanya 4,27% mengenai keadaan perekonomian kota

- Barang Sandang mencapai Medan masa mendatang, maka 44,76%

92,81% dan sisanya yang yang menyatakan cukup baik, diikuti

menyatakan tidak hanya 7,19% yang menyatakan tetap seperti saat ini

- Jasa Kesehatan mencapai sebesar 30,65% dan sisanya hanya

88,62% dan sisanya yang 2,60% yang menyatakan buruk.

menyatakan tidak hanya


Hasil wawancara dengan
11,38%
responden pelaku bisnis dengan
- Jasa Pendidikan, rekreasi dan
menggunakan daftar pertanyaan
olahraga mencapai 89,66%
memberikan hasil sebagai berikut:
sisanya yang menyatakan tidak
- Dari 102 responden bisnis
10,34%
97,06% menyatakan inflasi saat
- Transportasi, Komunikasi dan
ini jika dibandingkan dengan 6
Jasa Keuangan mencapai
bulan yang lalu dirasakan
98,71% sisanya yang
sangat tinggi, sisanya yang
menyatakan tidak hanya 1,29%
menyatakan tidak tinggi hanya
Dari 251 responden rumah
2,94%. Jadi perkembangan
tangga yang berhasil diwawancarai,
harga-harag barang dan jasa di
maka 73,58% menyatakan pemko
pasar pada saat ini sungguh
Medan mampu mengendalikan
terasa kenaikannya yang cukup
mencapai, sedangkan sisanya hanya

[ 112 ]
tinggi sehingga laju inflasi yang optimis bahwa Pemko Medan

dirasakan juga sangat tinggi. mampu mengendalikan laju

- Dari 102 responden bisnis inflasi Medan melalui program

82,65% menyatakan inflasi saat operasi pasar untuk mengurangi

ini dirasakan sangat tinggi, laju inflasi, sedangkan sisanya

sisanya yang menyatkan tidak responden yang masih tetap

hanya 17,35%. pesimis bahwa program ini

- Dari 102 responden bisnis tidak mampu meredam laju

91,09% menyatakan dengan inflasi hanya 18,81%.

tingginya inflasi maka akan Jika dilihat berdasarkan

mengurangi keuntungan dari kelompok barang dan jasa yang

usaha mereka sedangkan menyumbangkan inflasi cukup tinggi

sisanya hanya 8,91% yang pada saat ini dibanding 6 bulan yang

menyatakan tidak mengurangi lalu di kota Medan, maka persepsi dari

keuntungan. 102 responden bisnis terhadap

- Dari 102 responden bisnis kelompok-kelompok barang dan jasa

maka 80,39% yang optimis adalah sebagai berikut:

Pemo Medan mampu - Bahan makanan mencapai

mengendalikan laju inflasi 90,63% sisanya yang

Medan, sedangkan sisanya menyatakan tidak hanya 9,37%

responden yang pesimis hanya - Makanan jadi, minuman, rokok

19,61%. dan tembakau mencapai

- Dari 102 responden bisnis, 83,61% sisanya yang nyatakan

maka 81,19% yang tetap mtidak hanya 16,39%.

[ 113 ]
- Perumahan, Air, Listrik dan 13,13%. Sedangkan prediksi tentang

Bahan Bakar mencapai 92,86% keuntungan dari usaha yang mereka

dan yang menyatakan tidak miliki dominan mengatakan akan

hanya 7,14% mengalami penurunan yakni sebesar

- Barang Sandang mencapai 61,46%, kemudian diikuti oleh prediksi

89,04% dan sisanya yang responden yang mengatakan tetap atau

menyatakan tidak hanya tida ada perubahan dengan saat ini

10,96%. mencapai 25%, sedangkan sisanya

- Jasa Kesehatan mencapai adalah responden yang optomis akan

76,47% dan sisanya yang mendapatkan keuntungan yang lebih

menyatakan tidak hanya baik dari saat ini mencapai 13,54%.

23,53%. Jadi secara umum bahwa responden

- Jasa Pendidikan, rekreasi dan bisnis hampir dominan merasa pesimis

olahraga mencapai 78,85% dengan keuntungan dari usaha yang

sisanya yang menyatakan tidak mereka jalani saat ini, jika dilihat dari

21,15%. perkembangan harga-harga pada saat

- Transportasi, Komunikasi dan ini yang pada gilirannya akan

Jasa Keuangan mencapai mengurangi daya beli masyarakat.

93,44% sisanya yang Prediksi responden kelompok

menyatakan tidak hanya 6,54% bisnis terhadap kelompok barang dan

Responden masih tetap pesimis jasa yang menyumbangkan inflasi

bahwa untuk 6 bulan yang akan datang cukup tinggi pada masa 6 bulan yang

laju inflasi masih tinggi yakni sebesar akan datang di kota Medan, adalah

86,87%, sisanya yang optimis hanya sebagai berikut:

[ 114 ]
- Bahan makanan mencapai - Transportasi, Komunikasi

96,67% sisanya yang dan Jasa Keuangan justru

menyatakan tidak hanya 3,33% mencapai 100%.

- Makanan jadi, minuman, rokok Sebanyak 79,80% responden

dan tembakau mencapai optimis bahwa Pemko Medan mampu

91,80% sisanya yang mengendalikan laju inflasi di kota

menyatakan tidak hanya 8,20%. Medan untuk 6 bulan yang kan datang,

- Perumahan, Air, Listrik dan sedangkan sisanya yang tidak yakin

Bahan Bakar mencapai 95,65% dengan kemampuan Pemko Medan

dan yang menyatakan tidak hanya 20,20%. Prediksi responden

hanya 4,35% tentang perekonomian kota Medan

- Barang Sandang mencapai yang optimis baik mencapai 47%

91,89% dan sisanya yang sedangkan yang menyatakan tetap atau

menyatakan tidak hanya 8,11% perekonomiannnya akan sama dengan

- Jasa Kesehatan mencapai saat ini mencapai 36%, sedangkan

89,80% dan sisanya yang sisanya pesimis bahwa perekonomian

menyatakan tidak hanya Kota Medan akan membaik.

10,10%
V. KESIMPULAN DAN
- Jasa Pendidikan, rekreasi dan SARAN

olahraga mencapai 93,75% V.1 Kesimpulan

sisanya yang menyatakan tidak 1. Laju inflasi di kota Medan dalam

6,25% kurun waktu tahun 2000-2011 relatif

sangat fluktuatif, dengan rata-rata

8,48%. Tingkat inflasi tahun 2001

[ 115 ]
lebih tinggi dari inflasi rata-rata yang - Kelompok makanan

disebabkan masih terasanya pengaruh jadi,minuman, rokok dan

krisis moneter 1998. Inflasi tahun tembakau inflasinya relatif

2005 juga lebih tinggi dari inflasi rata- stabil (8,88%) . Inflasi

rata yang disebabkan terjadinya tertinggi tahun 2001

kenaikan BBM sebesar (20,47%) dan inflasi

100%.Demikian juga halnya dengan terendah tahun 2004 (1,89).

inflasi tahun 2008 yang lebih tinggi - Kelompok perumahan, air,

dari inflasi rata-rata. Hal ini listrik dan bahan bakar

disebabkan naiknya lagi harga BBM. sangat fluktuatif dengan

Bila dibandingkan dengan tingkat rata-rata (10,44%). Inflasi

inflasi secara nasional, maka rata-rata tertinggi tahun 2002

inflasi kota Medan lebih tinggi dari (17,18%) dan inflasi

inflasi nasional (7,2%). terendah tahun 2007

2. Laju inflasi kota Medan periode (3,27%).Hal ini disebabkan

2000 – 2011 berdasarkan kelompok karena terjadinya kenaikan

barang adalah sebagai berikut: harga BBM, kenaikan TDL

- Kelompok bahan makanan, dan juga meningkatnya

inflasinya sangat fluktuatif permintaan akan

dengan rata-rata 9,23% . perumahan.

Inflasi tertinggi tahun 2001 - Kelompok barang sandang,

(18,91%) sedangkan inflasi trend nya kurang fluktuatif

terendah tahun 2003 (- dengan rata-rata 8,32%.

3,14%) Inflasi tertinggi tahun 2007

[ 116 ]
(9,85%) dan inflasi terendah tahun 2009

terendah tahun 2001 (0,72%)

(4,88%). Hal ini - Untuk kelompok barang

menunjukkan bahwa jasa transportasi dan

kelompok barang tersebut komunikasi, tingkat inflasi

hanya sensistif dan rata-ratanya 10,49%. Inflasi

meningkat pada musim- tertinggi than 2005

musim tertentu dan juga (62,25%) dan terendah

karena sandang merupakan tahun 2009 (-4,,92%).

barang tahan lama. Tingginya inflasi tahun

- Kelompok jasa kesehatan 2005 disebabkan kenaikan

tingkat inflasinya harga BBM.

berfluktuatif dengan rata-


3. Persamaan regresi dari model
rata 5,13%. Inflasi tertinggi
inflasi kota Medan yang diperoleh
tahun 2001 (9,74%) dan
yaitu :
inflasi terendah tahun 2007
INFt = 22,110 + 2,741E-6 Ct +
(0,04%).
1,879E-5 It + 9,180E-6
- Kelompok jasa pendidikan,

rekreasi dan olah raga


Gt + εt

tingkat inflasinya sangat Tingkat konsumsi (C) berpengaruh

fluktuatif dengan rata-rata secara positif dan signifikan atau

8,22%. Tingkat inflasi (t=3,492 pada α= 5%) terhadap laju

tertinggi terjadi tahun 2003 inflasi. Variabel investasi (I)

(15,29%) dan inflasi berpengaruh secara positif dan

[ 117 ]
signifikan (t=3,917 pada α= 5%) membantu mengendalikan

terhadap laju inflasi . Variabel inflasi

pengeluaran pemerintah - Bahwa hampir semua

pemerintah kota Medan (G) responden menyatakan program

berpengaruh secara positif dan pemko Medan yang dapat

signifikan (t=3,170 pada α= 10%) . membantu mengendalikan

Nilai koefisien determinasi (R2) inflasi adalah pasar murah

yang di adjusted sebesar 0,708. - Menurut responden, dalam 6

Artinya 70,8% variabel C,I dan G bulan terakhir inflasi yang

mampu menjelaskan variabel paling tinggi dirasakan pada

inflasi kota Medan, sedangkan kelompok bahan makanan,

sisanya dijelaskan oleh variabel di (kedua) kelompok transportasi

luar model. dan komunikasi, (ketiga)

4. Persepsi responden rumahtangga: perumahan, air, listrik dan

- Lebih dari 90% responden bahan bakar, (keempat)

yang merasakan adanya inflasi sandang, (kelima) makanan

dan inflasinya tinggi di kota jadi, minuman rokok dan

Medan tembakau, (keenam) kesehatan

- 90,65% dari responden dan (ketujuh) pendidikan,

merasakan penurunan rekreasi dan olah raga.

pendapatan riil dibanding 6 - 79,27% dari respondenm

bulan yang lalu memprediksi kenaikan inflasi 6

- 83,74% dari responden percaya bulan mendatang.

bahwa pemko Medan dapat

[ 118 ]
- Hanya 50,41% dari responden - 44,76% dari responden

yang menyatakan bahwa menyatakan perekonomian kota

pendapatan riil akan mengalami Medan lebih baik di masa

penurunan, 32,52% mendatang.

menyatakab tetap sedangkan


5. Persepsi responden bisnis
17,07 yang menyatakan akan
- 97,06% merasakan adanya
meningkat.
kenaikan harga barang dan
- Responden memprediksi bahwa
sangat tinggi dalam 6 bulan
dalam waktu 6 bulan ke depan,
terakhir
inflasi yang tertinggi akan
- 91,09% responden
terjadi pada kelompok
menyatakan
transportasi dan komunikasi,
keuntungannya
(kedua) bahan makanan,
berkurang
(ketiga) perumahan, air, listrik
- 80,39% dari responden
dan bahan bakar, (keempat)
menyatakan pemko Medan
sandang, (kelima) pendidikan,
dapat membantu
rekreasi dan olahraga, (keenam)
mengendalikan inflasi
kesehatan, (ketujuh) makanan
- 81,19% dari responden
jadi, minuman, rokok dan
mengatakan bahwa pasar
tembakau.
murah merupakan program
- 73,58 % dari responden
pemko Medan dalam
menyatakan bahwa pemko
mengendalikan inflasi
Medan dapat menanggulangi
- Responden memperkirakan
inflasi
bahwa kelompok barang yang

[ 119 ]
mengalami inflasi, diurutan kelompok transportasi dan

tertinggi adalah (ke satu) komunikasi, (kedua) kelompok

kelompok transportasi dan bahan makanan, (ketiga)

komunikasi, (ke dua) kelompok perumahan, air,

perumahan, air, listrik dan listrik dan bahan bakar,

bahan bakar,(ketiga) bahan (keempat) kelompok

makanan, (keempat) sandang, pendidikan, rekreasi dan olah

(kelima) makanan jadi, raga, (kelima) sandang,

minuman, rokok dan tembakau, (keenam) kelompok makanan

(keenam) pendidikan, rekreasi jadi, minuman, rokok dan

dan olah raga dan (ketujuh) tembakau), (ketujuh) kelompok

kesehatan kesehatan.

- 86,87% dari responden - 79,80% dari responden percaya

memperkirakan akan terjadi bahwa pemko Medan dapat

kenaikan inflasi dalam 6 bulan membantu mengendalikan

mendatang inflasi di kota Medan

- 61,46% dari responden - 47% responden meyakini

memprediksi keuntungan bahwa perekonomian kota

mereka dalam 6 bulan Medan dimasa mendatang akan

mendatang akan menurun menaik.

- Kelompok barang yang V.2 Saran

diprediksi akan mengalami 1. Penyelenggaraan pasar murah

inflasi dalam 6 bulan yang masih bersifat sporadis

mendatang adalah (ke satu ) (hanya menjelang hari-hari besar

[ 120 ]
keagaman). Oleh karena itu perlu harga yang terjangkau dan

diadakan pasar murah yang dilengkapi dengan sarana public

tersistem. utility, kawasan ini juga harus

2. Membentuk badan usaha milik terintegrasi dengan jaringan

daerah (BUMD), yang diberi transportasi publik, serhingga

wewenang untuk menjaga dapat memudahkan masyarakat

kestabilan harga bahan makanan. Medan untuk mengakses sarana

3. Melakukan pemantauan harga dalam aktivitas sehari-hari, jadi

ke pasar-pasar secara rutin dan pendapatan yang diterima

teratur. masyarakat menjadi stimulus

4. Mempercepat pembangunan pasar untuk meningkatkan kesejahteraan

induk bukan hanya untuk komoditi keluarga.

sayuran tetapi juga untuk beberapa


DAFTAR PUSTAKA
komoditi bahan pangan yang lain.
Andrianus, F dan Niko, A, 2006,
5. Mendirikan pusat informasi harga
“Analisis Faktor-Faktor Yang
yang dapat membantu masyarakat
Mempengaruhi Inflasi di
dalam mengetahui informasi harga
Indonesia Periode 1997:3 –
bahan makanan pada berbagai
2005:2”. Jurnal Ekonomi
tempat
Pembangunan Vol 11No 2.
6. Memperbaiki ketersediaan
Gultom danYasnuari, R, 2008,
infrastuktur sehingga dapat
“Faktor-Faktor Yang
mempermudah distribusi barang.
Mempengaruhi Tingkat Inflasi
7. Membangun kawasan perumahan
di Sumatera Utara”, Skripsi
kelas menengah bawah dengan

[ 121 ]
Sarjana, Unniversitas Sumatera Inflasi di Indonesia”, Skripsi

Utara. Sarjana, Universitas Pembangunan

Putong, Iskandar dan Nasional Veteran Jawa Timur.

Andjaswati,ND, 2008, Priono. R dan Setiasih.E, 2009,

“Pengantar Ekonomi Makro”, “Deteksi Faktor Penyebab

Mitra Wacana Media, Jakarta. Inflasi di Purwokerto”, Jurnal

Kuncoro, M 2003,”Metode Riset Ekonomi dan Studi Pembangunan

untuk Bisnis dan Ekonomi”, Vol 10 No 1.

Erlangga, Jakarta. Sugiyono, 2003, “Metode

Wahjuanto. M, 2010, “Beberapa Penelitian Bisnis”, Alfabeta,

Faktor Yang Mempengaruhi Bandung

[ 122 ]
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
INVESTASI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI KOTA
MEDAN

Prawidya Hariani RS*


Lailan Safina Hsb
Jasman Syarifuddin Hsb

ABSTRAK

Hasil penelitian secara kwantitatif dengan Model regresi linier dengan


mengggunakan 5 variabel bebas yakni populasi (POP), Belanja Pemerintah Kota
(GSPND), laju inflasi (INF), Upah Minimum Kota (UMK) dan Kurs ,mendapatkan
nilai R Square) sebesar 0,78 sedangkan koefisien korelasi nya sebesar
0,887.Koefisien regeresi yang diperoleh dari setiap variable bebas diatas memiliki
memiliki hubugan yang positif dan signifikan.
Secara kwalitatif yang dilihat dari persepsi investor bahwa alasan mereka
memilih Kota Medan sebagai lokasi berinvestasi karena Medan kota terbesar nomor
3 di Indonesia, memiliki jumlah penduduk yang cukup besar, memiliki daya beli yang
tinggi, juga serta mudah dalam mengakses Pusat Informasi Bisnis dan Ekonomi dan
dianggap kondisi perekonomiannya cukup stabil. Namun untuk layanan birokrasi,
kebijakan Walikota untuk mempermudah Investasi, rendah tingkat PUNGLI nya
(pungutan liar) yang dilakukan oleh institusi non-pemerintah serta sarana
infrastruktur.
Kata Kunci : Investasi, Penanaman Modal Asing,

I. PENDAHULUAN Selain itu adanya investasi akan

Investasi atau penanaman memperluas ketersediaan kesempatan

modal merupakan satu dari sekian kerja yang dapat akhirnya dapat

banyak faktor penting di dalam mengurangi tingkat

perekonomian. Hal ini dikarenakan pengangguran.Berkurangnya jumlah

investasi, melalui proses orang yang menganggur akan dapat

pelipatgandaan (multiplier) dapat mengurangi tingkat kemiskinan.

mendorong peningkatan pendapatan Dana yang dibutuhkan untuk

nasional (pertumbuhan ekonomi). investasi bukanlah jumlah yang sedikit.

[ 123 ]
Kebanyakan negara berkembang laju pembentukan modal uang sangat

menghadapi masalah kekurangan rendah. Rata-rata investasi kotornya

sumber daya modal dalam hanya 5% sampai 6% dari pendapatan

melaksanakan pembangunan nasional kotor, sedangkan di negara

ekonominya. Minimnya ketersediaan maju berkisar antara 15% sampai 20%.

modal membawa akibat pada Laju tabungan yang rendah seperti itu

rendahnya tingkat produktivitas yang hampir tidak cukup untuk menghadapi

akhirnya akan menyebabkan pertumbuhan penduduk yang cepat

rendahnya pula tingkat pendapatan dengan laju 2% sampai 2,5% per

masyarakat. Dengan rendahnya tingkat tahun. Sebenarnya, dengan laju

pendapatan masyarakat maka semakin tabungan yang ada, mereka hampir

terbatas kemampuan menghasilkan tidak dapat menutup penyusutan modal

sumberdaya modal.Keadaan ini akan dan bahkan untuk mengganti peralatan

terus berlangsung sampai ada upaya modal yang ada. Usaha memobilisasi

untuk meningkatkan sumberdaya tabungan domestik melalui perpajakan

modal sehingga dapat tercipta investasi dan pinjaman masyarakat hampir tidak

yang dapat mendorong pertumbuhan cukup untuk menaikkan laju

ekonomi sampai pada tingkat yang pembentukan modal yang ada melalui

tinggi. investasi. Malahan langkah tersebut

Salah satu ciri negara menyebabkan merosotnya standar

terbelakang ialah “modal kurang” atau konsumsi, dan membuat rakyat

“tabungan rendah” dan “investasi semakin menderita. Impor modal asing

rendah”. Tidak hanya persediaan membantu mengurangi kekurangan

modal yang sangat kecil tetapi juga tabungan domestik melalui pemasukan

[ 124 ]
peralatan modal dan bahan mentah dan investasi juga rendah, dan bersama

dengan demikian menaikkan laju dengan itu negara terbelakang juga

tabungan marginal dan laju mengalami keterbelakangan dengan

pembentukan modal (Jhingan, teknologi. Keterbelakangan teknologi

2000:29). terlihat pada biaya rata-rata produksi

Tabungan yang rendah akan yang tinggi dan produktivitas buruh

mengakibatkan investasi juga rendah, dan modal yang rendah, karena tenaga

padahal pertumbuhan ekonomi akan buruh yang tidak terampil dan

berkesinambungan jika investasi usangnya peralatan modal. Yang

tumbuh secara cepat dan terpenting, keterbelakangan itu terlihat

berkesinambungan, karena jalur pada rasio output modal yang tinggi,

pertumbuhan ekonomi dari investasi yaitu untuk membuat satu unit output

memiliki multiplier effect yang besar diperlukan modal yang lebih banyak.

dalam aktivias ekonomi dan sosial. Penanaman modal asing

Artinya aktivitas investasi akan dapat (foreign direct investment) merupakan

menyediakan lapangan kerja dan salah satu cara yang ditempuh dalam

otomatis akan menyerap tenaga kerja upaya pemenuhan kebutuhan akan

sehingga dapat mengurangi tingkat invesatasi di dalam negri. Untuk

pengangguran dan kemiskinan di suatu negara-negara yang belum maju seperti

wilayah ataupun negara. Kekurangan Indonesia, penanaman modal asing

ini mencerminkan kurangnya (selanjutnya disebut dengan PMA)

pembentukan modal karena memiliki kelebihan jika dibandingkan

pendapatan perkapita nya rendah dengan pinjaman komersil untuk

sehingga tabungan menjadi rendah dan pembiayaan pembangunan. Penanaman

[ 125 ]
modal asing merupakan salah satu kesenjangan antara tabungan dengan

sumber dana dan jasa pembangunan di investasi (saving investment gap).

negara sedang berkembang yang Saat ini kehadiran investasi

biasanya juga memiliki sifat khusus Asing dikota Medan, masih didominasi

yaitu berupa paket modal, teknologi, oleh sektor-sektor diluar industri

dan keahlian manajemen yang selektif manufaktur seperti jasa lembaga

serta pemanfaatannya yang dapat keuangan, restoran, properti, hotel,

disinkronkan dengan tahapan retail dan pendidikan. Medan juga

pembangunan negara yang memiliki daya tarik tersendiri bagi

bersangkutan. investor asing, khususnya sektor jasa

Kota Medan sebagai ibukota keuangan, perdagangan, hotel dan

Propinsi Sumatera Utara sekaligus kota properti. Karena kota Medan secara

terbesar diluar Pulau Jawa setelah geografis menjadi pusat jasa keuangan

Jakarta dan Surabaya dalam dan perdagangan di wilayah Pulau

perkembangan dan pembangunan Sumatera, khususnya wilayah

ekonomi sangat membutuhkan aliran Sumatera Bahagian Utara. Jadi

investasi baik yang berasal dari dalam Propinsi Sumatera Utara khususnya

negeri maupun luar negeri. Ketika Kota Medan akan menjadi supplier

investasi di dalam negeri tidak baik barang maupun jasa bagi daerah

mencukupi kebutuhan akan investasi yang ada di wilayah Sumatera bagian

tersebut maka peranan dari invesatsi utara (SUMBAGUT) dalam rangka

asing (PMA) sangat dibutuhkan mendorong kegiatan ekonomi di sektor

sehingga akan dapat mempersempit riil dan sektor keuangan.

[ 126 ]
Studi ini digunakan untuk II. TINJAUAN TEORITIS

mengetahui faktor-faktor apa saja yang Investasi secara umum

mempengaruhi tingkat investasi merupakan kegiatan ekonomi berupa

Penanaman Modal Asing di Kota aktivitas pengeluaran dari produsen

Medan. Selain itu juga untuk sebagai pelaku ekonomi untuk

menganalisis potensi bisnis apa saja manambah kemampuan memproduksi.

yang marketable dan profitable untuk menurut Dornbursch dan Fischer

dijalankan oleh pelaku bisnis asing di (2008) menyatakan investasi sebagai

kota Medan, sehingga akan membawa pengeluaran yang bertujuan untuk

dampak positif dalam perkemabnagan meningkatkan atau mempertahankan

bisnis di Medan. Memberikan stok barang modal. Stok barang modal

gambaran yang nyata tentang sektor- bisa terdiri dari pabrik, mesin, kantor

sektor bisnis apa saja yang dan produk-produk tahan lama lainnya

mendominasi minat investor asing yang digunakan dalam proses

untuk berinvestasi di Kota Medan, produksi.

sehingga pelaku usaha di Medan akan Definisi secara agregat,


investasi meliputi:
dapat mendukung bisnis tertentu yang
a. Seluruh nilai pembelian
akan mendorong perkembangan dari
pengusaha atas barang-barang
investasi tersebut. Serta memberikan modal dan pembayaran untuk
mendirikan industri.
masukan bagi pemerintah Kota Medan,
b. Pengeluaran-pengeluaran
sebagai pembuat kebijakan dan
masyarakat untuk mendirikan
peraturan. rumah-rumah, tempat tinggal.
c. Pertambahan dalam nilai-nilai
stok barang-barang perusahaan
berupa bahan mentah, barang

[ 127 ]
yang belum selesai diproses permintaan dan pertambahan
dan barang jadi.
permintaan terjadi karena adanya

Dalam literatur ekonomi makro, pertambahan pendapatan.

investasi asing dapat dilakukan dalam Jelasnya apabila pendapatan

bentuk, yaitu investasi portofolio dan bertambah maka pertambahan

investasi langsung atau foreign direct pendapatan akan digunakan

investment (FDI). Investasi portofolio untuk menambah konsumsi.

ini dilakukan melalui pasar modal Pertambahan konsumsi

dengan instrumen surat berharga menyebabkan bertambahnya

seperti saham dan obligasi.Secara permintaan.Adanya pertambahan

umum di dalam pembangunan permintaan ini akan mendorong

ekonomi terdapat 4 (empat) jenis timbulnya pabrik-pabrik baru

investasi, yaitu : atau perluasan pabrik lama .

Investasi otonom adalah


a. Investasi yang terdorong
investasi yang yang tidak
(Induced Investment) dan
investasi otonom. (Autonomous dipengaruhi oleh besarnya
Investment)
pendapatan nasional ataupupn
Investasi yang terdorong
daerah. Investasi jenis ini
adalah investasi yang sangat
biasanya dilakukan oleh
dipengaruhi oleh tingkat
pemerintah karena disamping
pendapatan baik itu pendapatan
biayanya sangat mahal juga
nasional ataupun pendapatan
karena investasi jenis ini tidak
daerah. Investasi ini diadakan
memberikan keuntungan.
akibat adanya pertambahan
Contohnya investasi untuk

[ 128 ]
bendungan irigasi, jalan raya, memiliki faktor produksi modal

pelabuhan dan sebagainya yang cukup untuk mengolah

b.Public Investment dan Private sumber-sumber yang dimilikinya,

Investment maka memerrlukan modal asing

Public Investment adalah agar semua yang ada dapat

investasi yang dilakukan dimanfaatkan sepenuhnya.

pemerintah baik pemerintah pusat d.Gross Investment dan Net


Investment
maupun pemerintah daerah yang
Gross Investment adalah total
sifatnya resmi. Dan diarahkan
seluruh investasi yang diadakan
untuk melayani dan menciptakan atau dilaksanakan pada suatu
waktu. Jadi mencakup segala
kesejahteraan bagi rakyat banyak.
jenis investasi, baik itu
Sementara privte investment
autonomous maupun induced
adalah investasi yang dilakukan investment, baik prívate maupun
public.Dengan kata lain seluruh
swasta, dimana keuntungan yang
investasi yang dilakukan di suatu
menjadi prioritas utama
negara (daerah) pada atau selama
c. Domestic Investment dan periode tertentu dinamakan gross
Foreign Investment Investment. Net Investment
Domestic Investment adalah (investasi neto) adalah selisih
antara investasi bruto yang ada
penanaman modal dalam negri
dalam 1 (satu) tahun dengan
sedangkan foreign investment
penyusutan.
adalah penanaman modal Undang-undang PMA No 25

asing.Sebuah negara yang tahun 2007 menjelaskan pengertian

mempunyai banyak sekali faktor- penanaman modal sebagai segala

faktor produksi alam namun tidak bentuk kegiatan menanam modal, baik

[ 129 ]
oleh penanam modal dalam negeri masuk ke perusahaan yang

maupun penanam modal asing untuk menerbitkan surat berharga (emiten),

melakukan usaha di wilayah negara belum tentu membuka lapangan kerja

Republik Indonesia.Sedangkan baru.

pengertian PMA adalah kegiatan Adapun hipotesa yang akan

menanam modal untuk melakukan dirumuskan dalam penelitian ini adalah

usaha di wilayah negara Republik :

Indonesia yang dilakukan oleh a. Ada hubungan yang positif atau

penanam modal asing, baik yang searah antara Jumlah penduduk

menggunakan modal asing sepenuhnya dengan jumlah Penanaman

maupun yang berpatungan dengan Modal Asing di Kota Medan.

penanam modal dalam negeri. b. Ada hubungan yang positif atau

Penanaman Modal Asing lebih searah antara nilai pengeluaran

banyak mempunyai kelebihan pemerintah Kota Medan

diantaranya sifatnya yang permanen dengan jumlah Penanaman

(jangka panjang), banyak memberikan Modal Asing di Kota Medan.

andil dalam alih teknologi, alih c. Ada hubungan yang negatif

keterampilan manajemen, membuka atau terbalik antara tingkat

lapangan kerja baru. Lapangan kerja inflasi (daya beli) dengan

ini, sangat penting bagi negara sedang Penanaman Modal Asing di

berkembang mengingat terbatasnya Kota Medan.

kemampuan pemerintah untuk d. Ada hubungan yang negatif

penyediaan lapangan kerja. Sedangkan, atau terbalik antara tingkat

dalam investasi portofolio, dana yang upah (UMK) dengan jumlah

[ 130 ]
Penanaman Modal Asing di tingkat kesulitan dalam pengambilan

Kota Medan. data di lapangan relatif lebih tinggi,

e. Ada hubungan yang positif atau maka responden dari PMA yang

searah antara Nilai Kurs Rupiah dipilih hanya sebesar 26 perusahaan

terhadap Dolar AS dengan yang telah mewakili 5 sektor utama

jumlah Penanaman Modal yang mendominasi aktivitas

Asing di Kota Medan. produksinya di Kota Medan.

Sedangkan untuk data sekunder sampel


III.METODE
tahun yang diambil dari tahun 2001 –
Metode penelitan ini adalah
2010. Adapun sektor-sektor usaha
metode penelitian korelasional.
yang akan diwakili adalah : Hotel dan
Penelitian ini mengambil tempat di
Restoran ; Lembaga Keuangan ;
wilayah administratif kota Medan dan
Konstruksi, Properti dan Perumahan;
berlangsung selama 3 (tiga) bulan.
Retail dan Hiburan; Industri
Populasi pada penelitian ini adalah
Manufaktur
semua perusahaan PMA yang telah
Sedangkan institusi pemerintah
beroperasi minimal 5 tahun di kota
dan non-pemerintah yang menjadi
Medan. Menurut Buku Direktori
responden adalah :
Penanaman Modal Asing (PMA)
a. Kantor Statistik Kota Medan
Tahun 2011 Kota Medan sebanyak 264
b. Badan Penanaman Modal Kota
perusahaan.
Medan
Pemilihan sampel dengan cara
c. Kantor Dinas perindustrian dan
10 % dari total populasi tersebut.
perdagangan kota Medan
Adapun karena populasinya kecil dan
d. Kantor BAPPEDA Kota Medan

[ 131 ]
e. Kantor Kamar Dagang dan Buku Medan Dalam Angka

Industri Daerah (KADINDA) Kota dari tahun 2002-2010, maupun

Medan. data PMA.

f. Kantor Kawasan Industri Medan Model regresi yang digunakan

(KIM) Mabar. untuk mengetahui faktor-faktor yang

Adapun tehnik pengambilan mempengaruhi investasi asing yang

data kwantitatif dan kwalitatif yang akan dibangun dalam penelitian ini

dipakai dalam penelitian ini : adalah Model Persamaan Simultan

1. Data Primer yang berbentuk dengan 7 variabel bebas (independent

data kwalitatif, berasal dari variable) dan 1 variabel terikat

berbagai institusi terkait dan (dependent variable) yakni :

26 perusahaan PMA yang PMA = β0 + β1 POP + β2


beroperasional di Kota Medan;
GOVSPND + β3 INF
dengan membuat daftar
+ β4UMK +
pertanyaan (quesioner) yang
Β5 KURS + ε
akan digunakan dalam

wawancara terstruktur pada dimana;

orang yang berkompeten di - PMA = Jumlah Investasi

setiap institusi yang disurvei. Penanaman Modal Asing di

2. Data Sekunder yang berasal Medan (dalam jutaan US$)

dari luar institusi maka - POP = Total

pencarian data langsung ke Penduduk Kota Medan (dalam

institusi tersebut untuk jiwa)

pengambilan data, baik dari

[ 132 ]
- GOVSPND = Belanja bersifat survey, dengan membuat

Pemerintah kota Medan dalam daftar responden yang terpilih

APBD (dalam milyar rupiah) berdasarkan direktori PMA yang ada di

- INF = Rata-rata nilai kota Medan, maka diperoleh lah angka

inflasi yang dicapai (dalam 26 responden yang diambil secara acak

persen) berdasarkan sektor bisnis yang sudah

- UMK = Nilai Upah terwakilkan dan sudah memiliki nama

Minimum Kota (dalam perusahaan yang cukup dikenal di Kota

Rupiah) Medan. Data aka ditabulasi

- KURS = perbandingan berdasarkan jawaban yang dipilih oleh

mata uang Rp dengan US$ responden kemudian dianalisis lebih

(dalam rupiah) lanjut oleh Tim peneliti.

- β0 = Konstanta

IV.HASIL DAN PEMBAHASAN


- β1....5 =

Parameter/estimator dari setiap Nilai R Square atau uji

kesesuaian (goodness of fit) sebesar


variabel bebas
0,787 berarti 78,7% variasi dari
- ε = Disturbance
variable bebas berupa jumlah populasi
error
(POP), Belanja Pemerintah Kota

Analisa kualitatif dilakukan (GSPND), laju inflasi (INF), Upah

dengan tehnik wawancara terstruktur Minimum Kota (UMK) dan Kurs

dengan menggunakan kwesioner mampu menjelaskan variable terikat

sebagai alat bantu pengambilan data. dalam hal ini tingkat investasi PMA di

Pengambilan data primer ini lebih Kota Medan, sedangkan sisanya

[ 133 ]
21,3% dapat dijelaskan oleh variabel Hasil fungsi regresi dari model

lain di luar model yang dibangun. Nilai yang dibangun tentang Faktor-faktor

dari R Square yang dicapai seperti yang Mempengaruhi Tingkat Investasi

diatas termasuk kategori sangat besar, Penanaman Modal Asing (PMA) di

berarti model yang dibangun Kota Medan adalah :

berdasarkan pada grand theory


PMA = 234,202 + 1,510 POP +
ternyata mendekati fakta yang ada

karena variasi untuk menjelaskannya


3,02 GOVSPND +

sangat besar. 0,266 INF

Hasil analisis dari koefisien


-1,661UMK + 0,463
korelasi atau R = 0,887 berarti
KURS + ε
hubungan korelasi antara variable
Secara ekonomi variabel
bebas berupa jumlah populasi (POP),
penduduk dan belanja pemerintah
Belanja Pemerintah Kota (GSPND),
bersifat elastis karena angka
laju inflasi (INF), Upah Minimum
elastisitasnya lebih dari satu (E>1)
Kota (UMK) dan Kurs sebesar 88,7%
yakni masing-masing mencapai E=
dengan variabel investasi PMA di Kota
1,51 untuk POPULASI dan E=3,02
Medan . Artinya hubungannya sangat
untuk GOVSPND, artinya
erat sekali, karena variabel bebas yang
menunjukkan bahwa perubahan sedikit
dibangun dari model secara teori dan
saja pada varaibel penduduk dan
fakta tidak jauh berbeda dan tingkat
pengeluaran pemerintah akan
hubungannya sangatlah tinggi atau
berdampak besar secara positif bagi
hubungannya semakin erat.
perubahan nilai PMA yang

[ 134 ]
dinivestasikan oleh investor di kota pada penelitian ini di Bab II, maka

Medan atau sangat responsif. ditemukan :

Sedangkan variabel inflasi (INF) dan - Ada hubungan yang positif dan

KURS yang angka elastisitasnya signifikan antara Variabel

bersifat in-Elastis (E<1)yang masing- POPULASI dengan nilai

masing mencapai E= 0,266 untuk INF invstasi PMA di kota Medan

dan E=0,463 untuk KURS , atau sangat dalam kurun waktu 10 tahun

kecil pengaruhnya terhadap PMA, (2001-2010), dengan tingkat

dengan kata lain perubahan pada laju α= 2,5% yakni 0,10.

inflasi serta nilai KURS kurang - Ada hubungan yang positif dan

resposif mempengaruhi nilai PMA signifikan antara Variabel

yang diinvestasikan di Kota Medan. GOVSPND

Variabel UMK ternyata (belanja/pengeluaran

memiliki hubungan yang negatif, pemerintah di APBD) dengan

artinya jika Upah Minimum Kota nilai invstasi PMA di kota

(UMK) naik 10%, maka PMA akan Medan dalam kurun waktu 10

turun sebesar 16,61%.. Sedangkan tahun (2001-2010), dengan

elastisitas dari variabel UMK bersifat tingkat α= 5% yakni 0,045 .

elastis karena angka elastisitasnya - Ada hubungan yang positif dan

lebih dari satu (E>1) yakni E= 1,661 tidak signifikan antara

Dengan mengacu pada Test Variabel INF (laju inflasi) di

Diagnostik berupa uji-t atau uji parsial Kota Medan dengan nilai

dari hipotesa yang telah dirumuskan invstasi PMA di kota Medan

dalam kurun waktu 10 tahun

[ 135 ]
(2001-2010) karena mencapai KURS dengan nilai invstasi

angka 0,432. Jadi variabel ini PMA di kota Medan dalam

berbeda dengan hipotesa yang kurun waktu 10 tahun (2001-

menyatakan ada hubungan 2010), dengan tingkat α= 5%

negatif, tetapi hasil regresi yakni 0,026.

menujukkan hubungan positif Ada yang berkebalikan tanda

dan signifikan, berati variabel bahwa variabel INFLASI memiliki

ini bukan merupakn indikator hubungan yang positif walaupun di

penting dalam 10 tahun awal hipotesa merujuk pada hubungan

terakhir untuk memutuskan negarif, fakta dari data yang diolah

investor jadi atau tidak, atau ternyata berkata lain. Kemungkinan

mungkin juga menambah nilai pertama terjadi karena data yang diolah

investasinya atau tidak, dalam belum maksimal mungkin menjadi 15

melakukan investasi di Kota tahun, sehingga mendekati hipotesa

Medan yang diturunkan secara teoritis dapat

- Ada hubungan yang negatif terbukti. Walaupun secara korelasi

dan signifikan antara Variabel memiliki hubungan yang sangat erat,

UMK dengan nilai invstasi karena variabel yang dibangun atau

PMA di kota Medan dalam dipilih dalam model sudah sesuai

kurun waktu 10 tahun (2001- dengan teori yang ada.

2010), dengan tingkat α= 5% Sedangkan untuk variabel

yakni 0,027. Belanja Pemerintah Kota

- Ada hubungan yang positif dan Medan/pengeluaran di APBD

signifikan antara Variabel (GSPND) dan laju inflasi kota Medan

[ 136 ]
(INF) memiliki hubungan yang positif, positif dan tidak signifikan. Hal seperti

artinya jika Belanja Pemerintah ini juga akan terjadi karena dipicu oleh

(GSPND) naik 10%, maka nilai kurangnya data yang dianalisis dalam

investasi PMA akan naik juga sebesar bentuk tahunan. Karena inflasi itu

30,2% dan signifikan pada α = 5%, dapat menugur daya beli masyarakat

berarti pengeluaran pemerintah disuatu wilayah atau mengukur income

menjadi faktor yang cukup riil yang ada di masyarakat juga.

diperhitungkan oleh investor asing Artinya makin tinggi laju inflasi, maka

untuk menanamkan investasinya di akan semakin lemah daya beli

Kota Medan. Kondisi ini bisa masyarakat dan turunnya juga

dianalogikan bahwa belanja pendapatan riil masyarakat, sehingga

pemerintah yang besar dan meningkat membuat investor khususnya asing

akan menunjukkan size of region yang tidak akan menambah investasinya di

dimiliki kota Medan, baik secara fisik daerah tersebut. Tapi dapat juga

amaupun secara pasar (size of market). dianalisis secar fakta ekonomi, bahwa

Selanjutnya variabel laju inflasi investasi asing yang produksinya

(INF) naik sebesar 1% maka nilai bertujuan ekspor tidak akan

investasi PMA di Kota Medan akan mempertimbangkan laju inflasi,

naik juga sebesar 0,266%. Dengan dengan kata lain tinggi rendahnya laju

mengacu pada uji-t dan hipotesa dari inflasi yang terjadi sama sekali tidak

penelitian ini di Bab II, maka ada yang mempengaruhi laju investasi asing.

berkebalikan tanda yakni variabel Dalam analisis data ini

INFLASI yang seharusnya bertanda menunjukkan F-Hitung > F-Tabel

negatif dan tidak signifikan menjadi yakni 11,117 > 0,045, yang berarti

[ 137 ]
bahwa variabel bebas POP, investor untuk menanamkan

GSPND,INF,UMK dan KURS investasinya di kota Medan.

memiliki pengaruh secara bersama- Dari 32 responden, yang

sama terhadap variabel investasi asing menyatakan ada kemudahan dalam

PMA di kota Medan. birokrasi di Pemko Medan hanya

Dari hasil tabulasi data yang 31,25%, sedangkan yang menjawab

telah disusun dalam bentuk kwesioner tidaka ada kemudahan mencapai

untuk mendapatakan persepsi investor 37,50%, dan siasanya yang ragu-ragu

atau pelaku usaha PMA yang ada di sama dengan yang menjawab ada

Kota Medan secara random yang pada kemudahan yakni sebesar 31,25%.

awalnya hanya 26 responden Dari 32 responden, yang

(perusahaan), maka yang terealisasi menyatakan ya, bahwa Kondisi

lebih dari yang direncanakan yakni Perekonomian Medan yang cukup baik

sebanyak 32 perusahaan, maka dapat dan stabil untuk berinvestasi sebesar

diambil beberapa kesimpulan penting 50%, sisanya yang menjawab ragu-

berupa : ragu justru mencapai 43,75%, dan

Dari 32 responden, yang yang terakhir yang menjawab tidak

menyatakan ya, bahwa memilih Medan baik dan tidak stabil perekonomian

untuk berinvestasi karena sebagai kota Medan hanya 6,25%.

terbesar no.3 di Indonesia sebanyak Dari 32 responden, yang

90,63%, sisanya yang menjawab tidak menjawab ragu-ragu sebesar 46,88%,

hanya 6,25% dan yang ragu-ragu bahwa Medan memiliki sara

hanya 3,13%. Berarti besarnya kota infrastruktur perkotaan dan ekonomi

Medan menjadi daya tarik utama bagi yang baik. Sisanya yang menyatakan

[ 138 ]
tidak mencapai 28,13%, dan sisanya berinvestasi di Medan yakni sebesar

yang menjawab ya hanya 25%. 62,50%. Sedangkan sisanya yang

Dari 32 responden, yang menjawab tidak, mencapai 34,38%

menyataka ya, bahwa ada kemudahan dan yang ragu-ragu hanya 3,13% saja.

dalam mengakses Pusat Informasi Dari 32 responden, yang

Bisnis dan Ekonomi sehingga memilih menyatakan ya, bahwa memilih Medan

Kota Medan untuk melakukan untuk berinvestasi karena Medan

investasi sebesar 46,88%. Sedangkan sebagai pusat konsentrasi ekonomi di

yang menyatakan tidak, mencapai luar Pulau Jawa sebanyak 71,88%, dan

28,13%, sisanya yang masih ragu-ragu sisanya yang menjawab ragu-ragu

mencapai 25%. mencapai 28,13% dan tidak ada yang

Sebahagian besar responden menjawab tidak.

menyatakan ya, bahwa memilih kota Dari 32 responden, yang

Medan untuk berinvestasi karena ada menjawab ragu-ragu cukup

ketersediaan jaringan transportasi mendominasi yakni sebesar 46,88%,

sebesar 53,13%, sedangkan yang bahwa memilih Kota Medan untuk

menyatakan tidak, mencapai 28,13% berinvestasi karena income per-capita

dan sisanya yang ragu-ragu mencapai nya secara nasional di Indonesia

18,75%. termasuk tinggi. Sisanya yang

Dari 32 responden, yang menjawab ya sebanyak 34,38%, dan

menyatakan ya, bahwa Tingginya yang menjawab tidak hanya 18,75%.

tingkat konsumsi masyarakat dan daya Dari 32 responden, yang

masyarakat Medan menjadi indikator menyatakan ragu-ragu sangat

penting dalam memutuskan untuk mendominasi jawaban yakni sebesar

[ 139 ]
46,88% bahwa memilih Medan untuk Dari 32 responden yang

berinvestasi karena ada Kebijakan menjawab, kondisi Kurs Rp terhadap

Walikota untuk mempermudah US$ akan naik sebesar 50%,

Investasi khususnya PMA, sedangkan sedangkan yang menyatakan tetap

yang menjawab ya sebanyak 34,38%, mencapai 40,63% dan sisanya akan

dan sisanya yang menjawab tidak mengalami penurunan (apresiasi)

hanya 18,75%. sebanyak 9,38%.

Dominan responden menjawab Dari 32 responden yang

ragu-ragu, bahwa Kota Medan rendah menjawab, maka yang menyatakan

tingkat PUNGLI nya (pungutan liar) kondisi suku bunga pinjaman

yang dilakukan oleh institusi non- perbankan secara nasional akan

pemerintah, yakni mencapai 43,75%. mengalami kenaikan sebesar 53,13%,

Sedangkan sisanya yang menyatakan sedangkan yang menyatakan tetap

tidak rendah PUNGLI justru mencapai seperti saat ini sebesar 43,75%, dan

40,63%. Dan yang menyatakan Kota sisanya yang menyatakan akan turun

Medan tingkat PUNGLI nya rendah hanya 3,13%,

hanya 15,63% saja. Dari 32 responden yang

Dari 32 responden yang menjawab kwesioner ini, ternyata

menjawab, maka yang menyatakan memiliki persepsi yang berimbang

kondisi ekonomi Kota Medan Baik tentang prediksi pertumbuhan ekonomi

mencapai 53,13%, yang merasa ragu- Kota Medan 6 bulan sampai 1 tahun

ragu kondisi ekonomi Medan mencapai kedepan antara yang menjawab naik

40,63% dan sisanya 6,25% sebesar 50% dan yang menjawab tetap

menyatakan buruk. juga 50%. Jadi tidak ada responden

[ 140 ]
yang menjawab turun pertumbuhan V.KESIMPULAN DAN SARAN

ekonomi kota Medan, V.1 Kesimpulan

Dari 32 responden yang 1. Nilai R Square atau uji kesesuaian (goodness of

menjawab laju inflasi Kota Medan Medan, sedangkan sisanya

tidak akan naik ataupun turun (tetap) 21,3% dapat dijelaskan oleh

mencapai 56,25%, yang menjawab variabel lain di luar model yang

naik mencapai 37,50% dan sisanya dibangun.

6,25%. 2. Hasil analisis dari koefisien

Sedangkan untuk menjawab korelasi atau R = 0,887 berarti

persepsi tentang tingkat kemanan Kota hubungan korelasi antara

Medan, dari 32 responden yang variable bebas berupa jumlah

menjawab sedang mencapai 53,13%, populasi (POP), Belanja

sedangkan yang menyatakan tingkat Pemerintah Kota (GSPND),

kemanan Kota Medan cukup Baik laju inflasi (INF), Upah

mencapai 28,13% dan sisanya yang Minimum Kota (UMK) dan

menjawab buruk hanya mencapai Kurs sebesar 88,7% dengan

18,75%. variabel investasi PMA di Kota

Secara umum dari 32 Medan . Artinya hubungannya

responden yang menjawab, kondisi sangat erat sekali, karena

Sosial Politik Kota Medan Baik variabel bebas yang dibangun

mencapai 56,25%, yang merasa masih dari model secara teori dan

ragu-ragu dengan kondisi Sosial Politik fakta tidak jauh berbeda dan

di Medan mencapai 34,38% dan tingkat hubungannya sangatlah

sisanya 9,38% menyatakan buruk.

[ 141 ]
tinggi atau hubungannya dan signifkan, sedangkan untuk

semakin erat. variabel INFLASI memiliki

3. Variabel POPULASI, hubungan yang positif dan

GOVSPND, KURS dan INF tidak signifikan atau

memiliki hubugan yang positif, berkebalikan tanda dari

artinya jika Populasi naik 1%, hipotesa yang dirumuskan.

maka PMA akan naik sebesar 5. Variabel Belanja Pemerintah

1,51%. Sedangkan untuk Kota Medan/pengeluaran di

variabel belanja pemerintah APBD (GSPND) dan laju

kota Medan (GOVSPND) naik inflasi kota Medan (INF)

10% akan mengakibatkan PMA memiliki hubungan yang

akan turun sebesar 30,2%. positif, artinya jika Belanja

Kemudian variabel inflasi Pemerintah (GSPND) naik

(INF) jika naik 1% akan 10%, maka nilai investasi PMA

mengakibatkan nilai PMA naik akan naik juga sebesar 30,2%

sebesar 0,266% dan yang dan signifikan pada α = 5%,

terkahir adalah variabel KURS, berarti pengeluaran pemerintah

jika naik 1% maka PMA akan menjadi faktor yang cukup

naik sebesar 0,463%. diperhitungkan oleh investor

4. Dengan mengacu pada uji-t dan asing untuk menanamkan

hipotesa penelitian ini, maka investasinya di Kota Medan.

variabel POPULASI, Kondisi ini bisa dianalogikan

GOVSPND dan KURS bahwa belanja pemerintah yang

memiliki hubungan yang searah besar dan meningkat akan

[ 142 ]
menunjukkan size of region khususnya asing tidak akan

yang dimiliki kota Medan, baik menambah investasinya di

secara fisik amaupun secara daerah tersebut.

pasar (size of market). 7. dari varibel diatas ternyata yang

6. Jika Laju inflasi (INF) naik cukup diperhitungkan adalah

sebesar 1% maka nilai investasi variabel yang meiliki nilai

PMA di Kota Medan akan naik elastisitas lebih dari satu (E>1)

juga sebesar 0,266%. Dengan karena bersifat elastis, artinya

mengacu pada uji-t dan setiap perubahan kecil yang

hipotesa penelitian ini, maka terjadi pada variabel Populasi

ada yang berkebalikan tanda kota Medan, Belanja

yakni variabel INFLASI yang Pemerintah, dan UMK (upah

seharusnya bertanda negatif minimum kota) sangat resposif

menjadi positif dan tidak dengan nilai investasi PMA

signifikan. Karena inflasi itu yang ada di Kota Medan. Jadi

dapat mengukur daya beli dalammengambil kebijakan

masyarakat disuatu wilayah untuk investasi khususnya

atau mengukur income riil yang PMA, sebaiknya Pemko Medan

ada di masyarakat juga. Artinya memperhatikan variabel-

makin tinggi laju inflasi, maka variabel tersebut, sehingga

akan semakin lemah daya beli tidak berdampak negatif yang

masyarakat dan turunnya juga besar bagi investasi PMA di

pendapatan riil masyarakat, Kota Medan.

sehingga membuat investor

[ 143 ]
V.2 Saran pada kepentingan yang lebih

Adapun rekomendasi yang besar lagi untuk nilai

disampaikan kepada para pemangku investasinya, dengan

kepentingan (stakeholder) adalah : memperhatikan kebijakan

1. Pemerintah Kota Medan; harus penduduk sebagai sumber

lebih ramah (friendly) kepada tenaga kerja yang berkualitas,

para investor, agar investasi seharusnya PEMKO Medan

yang dilakukan di kota Medan dapat mensinergikan antara

menjadi lebih efisien dan kebutuhan pasar untuk

efektif, karena Kota Medan kompetensi dan kualifikasi atas

tetap menjadi tujuan utama para kebutuhan tenaga kerja dengan

investor khususnya investor kebijakan pendidikan (link and

asing dengan segala kelebihan match) antara dunia usaha

dan kekurangan yang dengan lembaga pendidikan.

dimilikinya. 3. Keputusan dalam menaikkan

2. Peraturan yang kondusif bagi UMK harus didasari oleh fakta

para investor dan harus empiris dan kondisi ekonomi

konsisten dijalankan serta yang ada, sehingga kebijakan

tersosialisasi dengan baik, tersebut ada harmonisasi antara

sehingga setiap pelaku bisnis pemilik usaha/owner dengan

memperoleh kepastian dalam buruh, melalui diplomasi

melakukan investasi. Peraturan dengan posisi tawar yang

yang diambil dalam bentuk seimbang (bipartit), jadi

kebijakan setidaknya mengacu kenaikan UMK bukan bersifat

[ 144 ]
POPULIS yang lebih bernuansa larinya investor tersebut

POLITIS bagi penguasa Kota kedaerah lain yang lebih

Medan. kondusif.

4. Dalam membuat kebijakan 5. Kebijakan yang diambil oleh

iklim investasi harus mengacu PEMKO Medan, baik dalam

pada kondisi ekonomi yang bentuk regulasi yakni Peraturan

sedang dihadapi, bukan Walikota (PERWALI) maupun

melakukan kebijakan yang yang dibuat bersama-sama

bersebseberangan dengan dengan DPRD Kota Medan

kondisi ekonomi yang sedang sebaiknya mengarah pada

dihadapi, misalnya ketika persepsinya para investor.

sedang mengalami dampak Persepsi ini harus dilihat dari

krisis ekonomi, maka kebijakan yang baik sampai yang kurang

harus menstimulasi arus baik tentang mengapa Kota

investasi agar kondisi ekonomi Medan dipilih mereka menjadi

fluktuasi penurunannya dapat lokasi investasi. Persepsi yang

dijaga, bukan justru menambah negatif harus diperbaiki

beban kepada investor, seperti sehingga tingkat kepuasana

menarik pungutan pajak dan investor akan menjadi lebih

retribusi yang lebih tinggi, atau baik lagi, dan bahkan akan

bahkan meniakkan upah mengundang investor yang

minimum kota, yang justru baru untuk berinvesatsi di Kota

lebih membebani lagi dunia Medan.

usaha yang berujung pada,

[ 145 ]
6. Sedangkan untuk kondisi sosial tepat lokasi, jadi bukan hanya

politik yang merupakan sekedar institusi pelengkap

jaminan diawal orang akan yang sama sekali tidak

melakukan investasi yakni memiliki konsep dan kontribusi

kemanan, harus tetap kondusif dalam penataan kawasan-

dari waktu ke waktu. kawasan tersebut.

7. Sebaiknya Pemko dan DPRD 9. Kepada Balitbang Kota Medan,

serta BKPMD Kota Medan, ada baiknya banyak memiliki

membuat masukan kepada data-data sekunder yang telah

Pemerintah Pusat, agar terinventarisasi secara baik

mensinergikan seluruh dalam kurun waktu yang cukup

kebijakan yang ada dalam lama, dan data-data ini harus

berinvestasi, sehingga peran berhubungan dengan

dari BKPMD di daerah-daerah performance ekonomi, sosial

dapat dioptimalkan, dan tidak dan lain sebagainya, ketika ada

merasa ditinggalkan oleh penelitian yang dilakukan

investor serta Pemerintah Pusat. dimasa yang akan datang, dapat

8. Peran dari manajemen lebih mudah dalam hal

pengelola KIM (Kawasan megakses data.

Industri Medan) baik di Mabar 10. Sebaiknya Pemerintah Kota

mapun Kawasan Berikat Medan memiliki informasi

Nusantara (KBN) dapat tentang sektor bisnis apa saja

dikelola secara profesional, yang sangat profitable dan

efisien, efektif, informatif dan ekonomis, sehingga setiap

[ 146 ]
orang dapat dengan mudah Hill,Hal , 2001, “Ekonomi
Indonesia”, PT RajaGrafindo Persada,
mengaksesnya, seperti investor Jakarta

domestik dan asing, peneliti, Jhingan, M.L, 2000, “Ekonomi


Pembangunan dan
civitas akademika dan pihak- Perencanaan”, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta.
pihak lain yang membutuhkan.
Kuncoro, Mudrajad, 2003,”Metode
DAFTAR PUSTAKA Riset untuk Bisnis dan
Ekonomi”, Erlangga, Jakarta
Algifari, 1997, “Analisis Regresi:
Teori, Kasus dan Solusi, BPFE, Salvatore,Dominick, 2001. ”
Yogyakarta Managerial Economics :
dalam Perekonomian
BKPMD Kota Medan, 2010, Direktori Global”:, Edisi ke-empat, Jilid
Perusahaan Modal Asing di I, Erlangga, Jakarta
Kota Medan Tahun 2010
Sarwoko; 2005, ”Dasar-dasar
Dornbusch, Rudiger dan Stanley Ekonometrika”, Penerbit ANDI,
Fischer, 2008, Yogyakarta
“Makroekonomi”, PT. Media
Global Edukasi, Jakarta Jurnal Penelitian JEJAK, Volume 2
(terjemahan) No 2, September 2009

Hakim, Abdul, 2000,”Analisis UU No 25 tahun 2007. File


Investasi”, Salemba Empat, Jakarta http://www.hukumonline.com,
diakses tanggal 10 Mei 2012

[ 147 ]
PERILAKU SUPIR ANGKUTAN KOTA (ANGKOT) DI KOTA
MEDAN

(Muba Simanihuruk dan Robinson Sembiring, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara, Medan)

Abstract
Population growing ultimately increase in traveling demands such as working
and lessure purposes. Nowadays, Indonesia faces an explosive growth in vehicle
ownership and utilization of public transportation. The increase of population and
public transportation needs unfortunately contributes to accidents case in Indonesia
generally and in Medan particularly due to irregular public transportation’s (known as
‘angkot’ or angkutan kota) driver habit.
This research is a descriptive quantitative type. The total of samples are 300
drivers which selected accidently in the bush station (Pinang Baris and Amplas) and
interviewed the main informants consist of supervisor in the station (mandor) and staf
of public transportation management (armada). Instrument that used in gathering data
are questionnaires, open-ended interview, and participation observation where the
researcher for some extent observed the behavior of the driver.
Data were analyzed using descriptive and correlation analysis. One main
finding founded that most of the drivers abuse a public transportation regulation such
as driving in high speed when get out of station, rush driving to pick the passanger
up, and have no respect to the bycyle rider. Sum up, the bad behaviour of the driver
not morely forced by internal factors such as education, ethnicity affiliation, but for
most extent imposed by external factors out side of the drivers such as the struggle to
afford the payment to the car owner (known setoran) and the daily wage, the tough
competition among the drivers, and number of public transportation which excedeed
designated number (plafon).

Key word: behavior, internal and external behaviour, ethnicity, public


transportation, and driver of public transportation

ABSTRAK
Perilaku berlalu lintas di Indonesia umumnya, dan di Kota Medan khususnya,
sangat memprihatinkan. Buruknya perilaku berlalu lintas ini tampak dari
kesemrawutan berlalu lintas sehari-hari seperti menerobos lampu merah, menaikkan
dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. Dampak lanjutan perilaku
berlalulintas ini adalah meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas. Menurut Kapolri,
pada 2007 terdapat 20.000 orang korban kecelakaan lalulintas. Angka itu naik
menjadi 20.188 orang pada 2008. Tahun 2009, lebih tinggi lagi angkanya, mendekati
21.000 orang. Sedangkan di Medan sendiri, berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas
Polda Sumut, sejak Januari hingga April 2012, korban tewas kecelakaan lalu lintas
mencapai 749 orang. Korban tewas ini merupakan bagian dari 2.992 kecelakaan yang
terjadi sepanjang periode itu. Kecelakaan tertinggi terjadi Januari, yakni 847 kasus
sedangkan Februari menurun hanya 715 kasus. Selanjutnya Maret terjadi 719 kasus
kecelakaan dan terakhir April terjadi 711 kasus.

[ 148 ]
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Responden dalam penelitian ini ditetapkan secara purposif dari setiap
armada/kesatuan yang jumlahnya 300 orang yang dipilih secara proporsional dari
setiap armada. Sedangkan informan utama adalah supir, direksi armada, dan mandor.
Alat pengumpul data yang dipakai adalah kuessioner, observasi partisipasi (menaiki
mobil angkot), dan wawancara mendalam yang tidak terstruktur. Sedangkan analisa
dan interpretasi data digunakan dengan bantuan program SPSS untuk menampilkan
tabel tunggal (pola-pola perilaku mengemudi) dan analisis korelasi (variabel
pendidikan, etnisitas, lama kerja, dan armada dan perilaku mengemudi).
Studi ini menunjukkan bahwa pola-pola perilaku mengemudi supir angkot di
kota Medan kurang tertib. Ini tampak seperti ngebut begitu keluar stasiun atau
pangkalan, ngebut mencari penumpang dan ngebut sesama angkot. Pelanggaran lain
yang dilakukan misalnya seperti menyalip dari jalur kiri, mengabaikan hak-hak
pengguna jalan seperti pesepeda, dan tidak memasang segitiga pengaman ketika
berhenti dalam keadaan darurat. Temuan lain menunjukkan, bahwa pendidikan tidak
memengaruhi perilaku mengemudi di kalangan supir. Dapat disimpulkan pula,
ternyata tidak hanya faktor internal dari dalam diri supir (pendidikan dan pengalaman)
yang memengaruhi perilaku tetapi lebih karena tekanan eksternal dari luar yang
memaksa seperti tekanan memenuhi setoran dan penghasilan, trayek yang tumpang
tindih, dan menurunnya jumlah penumpang.

Kata-kata kunci: Perilaku, faktor internal dan faktor eksternal, transportasi


umum, dan supir angkutan kota

PENDAHULUAN dan perilaku sehari-hari sebagian supir

Perilaku berlalu lintas adalah di Kota Medan.

cermin budaya bangsa. Demikian Salah satu indikator buruknya

motto yang tertulis di sudut-sudut jalan perilaku berlalulintas adalah tingginya

kota Medan sering kita lihat. Membaca pelanggaran terhadap norma-norma

itu, kita bisa menyimpulkan betapa berlalulintas yang ditunjukkan oleh

budaya bangsa kita secara umum, dan perilaku berlalu lintas yang tidak aman

budaya berlalu lintas khususnya sudah dan mengabaikan sopan santun

pada tahap mencemaskan. Saling adu menggunakan jalan raya. Dampak

cepat dan serobot di jalur-jalur padat lanjutannya, angka korban kecelakaan

dan macet, sudah menjadi pandangan lalu lintas dari tahun ke tahun

[ 149 ]
meningkat seiring dengan tingginya yakni 847 kasus sedangkan Februari

angka kecelakaan lalu lintas itu sendiri. menurun hanya 715 kasus. Selanjutnya

Menurut Kapolri, pada tahun Maret terjadi 719 kasus kecelakaan dan

2007 terdapat 20.000 orang korban terakhir April terjadi 711 kasus.

kecelakaan lalulintas. Angka itu naik Sejarah padatnya mobilnya

menjadi 20.188 orang pada tahun dimulai ketika industri otomotif

2008. Tahun 2009, lebih tinggi lagi ditemukan. Pada tahun 1910, 65 persen

angkanya, mendekati 21.000 orang. penduduk di Amerika masih tinggal di

Lima persen dari jumlah korban inti atau sentra kota. Namun ketika

kecelakaan lalu lintas adalah pelajar mobil ditemukan Henry Ford pada

dan mahasiswa. Kecelakaan ini terjadi 1908, komposisi penduduk di sentra

karena perilaku berlalu lintas yang kota kemudian menyebar ke pinggiran

buruk di satu sisi dan meningkatnya kota (suburban) karena mobil

penggunaan kenderaan (roda empat memungkinkan mereka melakukan

dan dua) di sisi lain. mobilitas kerja (Spates dan Macionis,

Sedangkan di Medan sendiri, 1987:298).

berdasarkan data Direktorat Lalu Sedangkan di Indonesia sendiri,

Lintas Polda Sumut, sejak Januari menurut Kompas (14/4/2012),

hingga April 2012, korban tewas penjualan mobil pada Maret 2012

kecelakaan lalu lintas mencapai 749 mencapai 87.761 unit. Jumlah itu

orang. Korban tewas ini merupakan mengalami kenaikan dibandingkan

bagian dari 2.992 kecelakaan yang Februari 2012 yang sebesar 86.407 unit

terjadi sepanjang periode itu. dan Januari 2012 76.365 unit. Adapun

Kecelakaan tertinggi terjadi Januari, total penjualan di tiga bulan pertama

[ 150 ]
tahun 2012 adalah 250.533 unit, atau umum ketika berhenti telah dilakukan

lebih besar dibandingkan periode sama oleh Aniek QS (1999) dengan studi

tahun lalu sebesar 225.739 unit. kasus jalan Jendral A. Yani, Kota

Penjualan yang terus-menerus Bandung. Pergerakan mobil pribadi

meningkat ini pada gilirannya dipelajari dengan membandingkan

membuat arus lalu-lintas meningkat tundaan yang ditimbulkan oleh

sementara ketersediaan jalan relatif angkutan kota dan bis kota, karena

tidak meningkat. kedua jenis kendaraan tersebut

Perilaku lalu-lintas angkutan mempunyai perbedaan karakteristik

umum di Indonesia memiliki karakter antara lain dari sisi ukuran dan

khas dengan pola-pola budaya berlalu kapasitasnya.

lintas di negara-negara maju. Beberapa Tundaan yang ditimbulkan oleh

karakteristik khas angkutan umum di bis kota sebesar 46.191 detik dan

Indonesia antara lain (Dwi Handoko, tundaan angkutan kota sebesar 6.227

2006): detik. Perbedaan ini disebabkan oleh

a. Kecepatan tidak teratur, terkadang faktor rata-rata lama berhenti bis kota

pelan terkadang cepat sekali. yang lebih lama dibandingkan dengan

b. Berhenti di sembarang tempat, dan angkutan kota, kecepatan bis kota yang

dalam waktu yang tidak teratur. lebih rendah dan batas headway

c. Teknik mengemudi yang pindah minimum yang diperlukan oleh

jalur secara tidak teratur. kendaraan lain untuk mendahului bis

Penelitian tentang tundaan kota lebih panjang dibandingkan

pergerakan mobil pribadi (stopping dengan headway minimum yang

delay) yang ditimbulkan oleh angkutan

[ 151 ]
diperlukan oleh kendaraan lain untuk umum. Hasil penelitian ini

mendahului angkutan kota. menunjukkan sebagai berikut (Bastian

Selanjutnya, Bastian Wirantono Wirantono, 1999):

(1999) melakukan penelitian tentang 1. Satu-satunya faktor yang

panjang antrian yang ditimbulkan oleh berpengaruh secara signifikan

angkutan umum ketika berhenti telah pada panjang antrian hanyalah

dilakukan dengan studi kasus Jalan waktu henti angkutan umum.

Ahmad Yani (arah dalam dan luar Semakin lama angkutan umum

kota), jalan Dharmawangsa (depan berhenti semakin panjang antrian

terminal angkot), Jalan Urip kendaraan.

Sumoharjo kota Surabaya. Jenis 2. Tidak ada keterkaitan yang

angkutan umum yang diamati adalah berarti antara volume kendaraan,

bis dan angkutan kota (angkot), dengan lebar efektif dan waktu henti

periode pengambilan data pada siang 3. Volume kendaraan dan lebar

dan sore hari dan pada jam bukan efektif jalan tidak berpengaruh

puncak. terhadap panjang antrian, karena

Metode penelitian yang pengaruhnya terlalu kecil.

digunakan mencakup: Secara teoritik sebenarnya lebar efektif

pengukuran/perhitungan jumlah dan jalan berepangaruh terhadap tundaan,

panjang antrian kendaraan, lebar tetapi dalam penelitian ini

efektif jalan, dan waktu henti. kemungkinan persimpangan yang

Dianalisa hubungan antara panjang diukur mempunyai lebar yang cukup,

antrian terhadap volume kendaraan, sehingga lebar efektif jalan tidak

lebar efektif dan waktu henti angkutan berpengaruh.

[ 152 ]
Balitbang Provinsi Jawa Timur 3. Situasi problematik utama yang

(2006) juga pernah melakukan studi dihadapi berkaitan dengan faktor

tentang perilaku supir dalam berlalu sikap dan perilaku pemakai atau

lintas di Surabaya. Studi ini berupaya pengguna jalan khususnya

mengkaji faktor-faktor internal pengendara kendaraan bermotor

(individu) maupun eksternal yang adalah menyangkut persepsinya

menyebabkan rendahnya kepatuhan tentang peraturan perundangan lalu

masyarakat pemakai atau pengguna lintas yang lebih dilihat dalam

jalan ketika berlalu lintas. perspektif kewajiban yang harus

Temuan pokok dari penelitian dipenuhi, dan belum dilihat sebagai

ini adalah sebagai berikut: kebutuhan riil sehingga mendorong

1. Kepatuhan masyarakat dalam hal ini mereka untuk berupaya

pemakai atau pengguna jalan memenuhinya.

khususnya pengendara kendaraan 4. Persepsi yang keliru tersebut

bermotor terhadap peraturan bukanlah sesuatu yang bersifat

perundangan lalu lintas di Jawa given melainkan sangat dipengaruhi

Timur semakin menurun. oleh pengetahuan dan

2. Berdasarkan jenis pelanggaran yang pemahamannya terhadap peraturan

paling banyak dilakukan, yakni perundangan lalu lintas,

mengendarai kendaraan tanpa surat pengalaman berlalu lintas,

izin mengemudi (SIM), pelanggaran cakrawala, keyakinan, dan proses

rambu-rambu dan marka jalan, serta belajar yang kesemuanya baik

tidak dipenuhinya kelengkapan secara sendiri-sendiri maupun pada

kendaraan bermotor.

[ 153 ]
umumnya secara simultan b. Bagaimana hubungan tingkat

menghasilkan persepsi dimaksud. pendidikan supir angkutan umum

5. Pengetahuan dan pemahaman dengan perilaku berlalu lintas di

pemakai atau pengguna jalan Kota Medan?

khususnya pengendara kendaraan c. Apakah ada hubungan antara lama

bermotor tentang peraturan kerja dengan perilaku berlalu lintas

perundangan lalu lintas pada di kalangan supir angkutan umum di

umumnya masih bersifat superfisial Kota Medan?

karena umumnya merupakan hasil d. Apakah kelompok kerja (Armada)

dari proses belajar secara otodidak, mempengaruhi perilaku berlalu

sehingga dalam implementasinya di lintas di kalangan supir angkutan

lapangan sangat mudah dipengaruhi umum di Kota Medan?

oleh berbagai stimulus eksternal


Tujuan Penelitian
baik secara tunggal maupun

bergabung dalam bentuk imitasi, 1. Memperoleh gambaran tentang pola

sugesti, identifikasi, dan simpati. perilaku berlalulintas supir angkutan

Perumusan Masalah kota Medan di Kota Medan.

Studi ini berupaya 2. Mengukur hubungan antara tingkat

mengeksplorasi beberapa masalah pendidikan dengan perilaku berlalu

utama dalam berlalu lintas di kalangan lintas supir angkutan kota Medan di

supir angkutan kota di Kota Medan. Kota Medan.

a. Bagaimanakah pola perilaku 3. Mengukur hubungan antara lama

berlalulintas supir angkutan kota kerja dengan perilaku berlalu lintas

Medan?

[ 154 ]
di kalangan supir angkutan kota yang ada pada saat penelitian

Medan di Kota Medan. dilakukan atau masalah yang bersifat

4. Mengukur hubungan antara aktual, kemudian menggambarkan

kelompok kerja (Armada) dengan fakta-fakta tentang masalah yang

perilaku berlalu lintas di kalangan diselidiki sebagaimana adanya diiringi

supir angkutan kota Medan di Kota dengan interpretasi yang akurat.

Medan. Deskripsi ini akan menjelaskan

hubungan antara tingkat pendidikan,


Manfaat Penelitian
jenis armada dengan perilaku sopan-
Hasil kajian ini, diharapkan
santun dalam berlalu lintas. Juga akan
dapat menjadi data dasar yang
dieksplorasi lebih jauh faktor-faktor
mendasari pengambilan keputusan
utama yang mempengaruhi perilaku
(better information for better policy)
berlalu lintas di kalangan supir
dalam penanggulangan masalah lalu
angkutan umum di Kota Medan.
lintas di Kota Medan yang lebih baik.
Paradigma kuantitatif ini dalam

banyak hal diupayakan akan mengikuti


METODE PENELITIAN
asumsi, ontologi, epistimologi,
Jenis Penelitian
aksiologi dan metode paradigma
Metode yang digunakan
kuantitatif (Creswell 2001, 12). Meski
dalam penelitian ini adalah metode
dalam metode pengumpulan data,
deskriptif kuantitatif. Nawawi
pendekatan kualitatif juga digunakan.
mengatakan metode deskriptif
Dengan kata lain, penelitian ini lebih
memusatkan perhatian pada masalah-
dominan (more-less dominant)
masalah atau fenomena-fenomena
menggunakan pendekatan kuantitatif

[ 155 ]
Populasi dan Sampel informasi dari lapangan diperoleh

Populasi Penelitian gambaran bahwa dari keseluruhan

Populasi adalah objek/subjek jumlah armada tersebut, maksimal

yang mempunyai kuantitas dan yang beroperasi di lapangan rata-rata

karakteristik tertentu yang disetarakan 80 %, sehingga dengan demikian

oleh peneliti untuk dipelajari, dan banyaknya populasi untuk penelitian

kemudian ditarik kesimpulan. ini diperkirakan 80 % x 16.736=

Sedangkan sample adalah sebagian 13.889 orang.

dari jumlah dan karakteristik yang Sampel Penelitian

dimiliki oleh populasi. Populasi dalam Menurut Arikunto sampel

penelitian ini adalah keseluruhan supir adalah sebagian atau wakil populasi

angkutan kota yang armadanya di yang diteliti. Penarikan sampel dalam

bawah pengaturan Dinas Lalu Lintas penelitian ini menggunakan teknik

Jalan Raya Pemerintahan Kota Medan. Porposive Sampling, dengan

Ini biasanya ditandai dengan menggunakan ketentuan yang

Ijin Trayek yang dikeluarkan oleh dikemukakan oleh Isaac dan Michael

Dinas Lalu Lintas Jalan Raya (dalam Sugiyono, 2008: 126), sebagai

Pemerintahan Kota Medan. Jumlah berikut :

populasi secara keseluruhan 2 N. P. Q

berdasarkan data jumlah armada S= -----------------------

angkutan kota Medan mencapai 16.736 D2 (N-1) + 2. P.Q

armada. Ini berarti bahwa di atas

kertas, setidak-tidaknya terdapat  dengan dk = 1, taraf


16.736 supir. Namun, berdasarkan kesalahan optional 1%, 5%,

[ 156 ]
atau 10% Michael selanjutnya menyusun sebuah

P=Q= 0,5 D=0,05 S= tabel yang memuat jumlah sampel

Ukuran sampel terpillih untuk sejumlah populasi

Berdasarkan rumus di atas, Isaac dan tertentu.

Tabel 3.1

Tabel Isaac dan Michael

Penentuan Jumlah Sampel Berdasarkan

Rumus Isaac dan Michael dengan Taraf Signifikansi 95%

N S N S N S

10 10 220 140 1200 219

15 14 230 144 1300 297

20 19 240 148 1400 306

25 24 250 152 1500 309

30 28 260 155 1600 310

35 32 270 159 1700 313

40 36 280 162 1800 317

45 40 290 165 1900 320

50 44 300 169 2000 322

55 48 320 175 2200 327

60 52 340 181 2400 331

65 56 360 186 2600 335

70 59 380 191 2800 338

75 63 400 196 3000 341

80 66 420 201 3500 346

85 70 440 205 4000 351

90 73 460 210 4500 354

95 76 480 214 5000 357

[ 157 ]
100 80 500 217 6000 361

110 86 550 226 7000 364

120 92 600 234 8000 367

130 97 650 242 9000 368

140 103 700 248 10000 370

150 108 750 254 15000 375

160 113 800 260 20000 377

170 118 850 265 30000 379

180 123 900 269 40000 380

190 127 950 274 50000 381

200 132 1000 278 75000 382

210 136 1100 285 100000 384

Catatan: N= Populasi

S= Sampel

Berdasarkan tabel di atas jumlah akan dipilih secara proporsional

sampel yang disarankan adalah dari setiap arrmada dengan

300. Dengan demikian, penelitian memperhitungkan prosentasenya

ini selanjutnya mengambil sampel terhadap keseluruhan jumlah

sebanyak 300 orang supir yang sampel.

[ 158 ]
Tabel 1 Nama dan Jumlah Armada Angkutan Kota di Medan.

No Perusahaan Jumlah Direktur Ket

1 CV Mitra 750 Drs OK. Khaidir

2 PT Rahayu Medan 2.623 Drs Mont Gomery Munthe

Ceria

3 CV Medan Bus 1.020 Jumongkas Hutagaol

4 PT Kobun 84 Drs B Surbakti

5 Kop Mdn Raya 290 T Ferdinand Simangunsong

Eksprss

6 CV Laju Deli 150 H Khairudinsyah

Sejahtera

7 PT Nasional 605 Drs Baskami Ginting

8 PT Mars 1.055 Daud Sitepu SE

9 CV Hikma 250 H Abdul Hasyim Hasibuan

10 PT Povri 443 Novi Meliala

11 CV Desa Maju 294 Christoper Aritonang

12 KPUM 6.081 T Ferdinand Simangunsong

13 PTU Morina 1.670 J. Sitindaon

14 CV Mekar Jaya 315 Kushendra

15 PT Gajah Mada 310 J. Sitindaon

16 CV Wampu Mini 733 H. NG Brahmana

TOTAL 16.736

[ 159 ]
Informan Penelitian teknik yaitu :

Di samping para supir, informan 1.Penyebaran kuesioner (angket)

dalam penelitian ini juga berasal dari Pengumpul data dalam penelitian ini

pemiliki angkutan umum (toke) dan adalah kuesioner semi terbuka (semi-

pengurus organda. Dari informan kunci open-ended questioner) yang akan

ini, akan digali lebih dalam informasi disebarkan kepada para supir angkutan

terkait dengan perilaku berlalu lintas umum yang ada di Kota Medan.

para supir. Untuk menggali informasi Kuesioner disebarkan oleh para

lebih dalam dari informan ini, akan pewawancara dan dipandu langsung

dilakukan wawancara mendalam pengisiannya karena diasumsikan, para

dengan panduan wawancara terbuka supir akan enggan mengisi sendiri

(open-ended interview guide). karena jam kerja mereka yang tak

Wawancara akan dihentikan sepanjang terduga-duga. Sebelum penyebaran

permasalahan penelitian dianggap telah kuesioner dilakukan, terlebih dahulu

terjawab ditandai dengan pengulangan dilakukan uji kuesioner terhadap 30

jawaban-jawaban responden. Untuk orang responden. Setelah dilakukan

menjaga validitas dalam wawancara ini perbaikan atas sistematika dan

akan dilakukan triangulasi data ke substansi beberapa pertanyaan maka

berbagai informan lain. akhirnya dilakukan penyebaran

Teknik Pengumpulan Data kuesioner.

Sesuai dengan jenis data dan 2.Wawancara

unit analisis yang direncanakan, maka Selain kuesioner, alat

proses penggalian data dalam pengumpul data yang digunakan

penelitian ini menggunakan beberapa adalah wawancara mendalam yang

[ 160 ]
dilakukan langsung oleh peneliti. biasa dengan memilih duduk di bangku

Wawancara ini akan dilakukan di samping supir dengan wawancara

tempat-tempat pangkalan angkutan bebas dan tak terstruktur pada trayek-

kota tempat para supir biasanya trayek tertentu.

mangkal. Wawancara juga mungkin Analisa dan Interpretasi Data

dilakukan di rumah supir dengan Data dari kuesioner akan

perjanjian sebelumnya. Karena itu, dianalisa dalam tabel tunggal dan tabel

penjajakan dan pendekatan dengan silang untuk melihat prosentase dan

para supir juga penting selama proses kecenderungan (median) variabel-

penelitian ini berlangsung. Dalam varibel (pendidikan, armada, lama

melakukan wawancara digunakan kerja jadi supir, misalnya) dari hasil

instrumen penelitian sebagai pedoman olahan statistik (SPSS atau Excell).

wawancara dan alat bantu seperti Juga akan dilihat hubungan

kamera, tape recorder dan buku antarvariabel dengan menggunakan uji

catatan. korelasi.

3.Pengamatan (Observasi Partisipasi) Sedangkan data kualitatif

Pengamatan dalam penelitian yang diperoleh dari wawancara

ini dilakukan secara langsung ke lokasi mendalam akan dikategorisasi dan

penelitian. Pengamatan ini dilakukan dikonseptualisasi untuk melengkapi

dengan melakukan wawancara analisis kuantitatif dari hasil olahan

langsung di pangkalan dan kantor statistik yang merupakan hasil entri

direksi armada. Pengamatan juga data kuesioner. Data ini diharapkan

dilakukan dengan menaiki angkot akan menajamkan analisa sekaligus

sebagaimana layaknya penumpang interpretasi data selama proses

[ 161 ]
penelitian berlangsung. lain.

Definisi Konsep b. Sementara itu, yang dimaksud

a. Perilaku dalam penelitian ini adalah dengan supir adalah orang yang

perilaku berlalu lintas yang mengendarai angkutan kota yang

dilakukan supir yang dapat diamati ditandai dengan merk armada

baik yang dilakukan karena tekanan dengan ciri tersendiri untuk setiap

dari luar (eksternal) maupun karena armada (kesatuan) baik yang tidak

kesadaran sendiri (internal). Dengan memiliki SIM yang berlaku maupun

demikian, perilaku berlalulintas yang berlaku.

didefinisikan sebagai c. Tingkat pendidikan adalah tingkat

kecenderungan yang ditampilkan pendidikan formal dan nonformal

oleh supir angkutan kota dalam yang dicapai.

mengendarai kendaraan sejak dari d. Etnisitas adalah penyebutan suku

pangkalan keberangkatan, dalam yang diakui dan ditandai dengan

perjalanan, hingga pangkalan bahasa, adat-istiadat maupun

tujuan. Perlu ditambahkan, bahwa lingkungan tradisi yang dianut oleh

yang dimaksud dengan angkutan seseorang.

kota dalam penelitian ini adalah e. Kesatuan (aArmada) adalah

terbatas untuk “sudako” (yang organisasi/perusahaan pengelola

berarti taksi, becak bermotor, damri, trayek dimana angkutan kota

ojek tidak masuk dalam penelitian bergabung.

ini). Angkutan kota ini antara lain : Definisi Operasional

KPUM, CV Mitra, PT Rahayu, CV a. Perilaku berlalulintas diteliti melalui

Medan Bus, PT Kobun, dan lain- indikator-indikator sebagai berikut:

[ 162 ]
1) Kepatuhan terhadap peraturan 1) Lingkungan etnis tempat

armada bermukim

2) Kepatuhan terhadap rambu- 2) Lingkungan adat yang diikuti

rambu lalu-lintas 3) Bahasa yang digunakan dengan

3) Kecenderungan dalam hal pasangan

kecepatan d. Lama Kerja diukur dengan

4) Kecenderungan dalam hal indikator:

penggunaan alat isyarat (sign) Durasi waktu (dalam satuan tahun)

kendaraan yang telah dilalui bekerja sebagai

5) Sopan-santun berkendaraan di supir.

antara kedaraan lainnnya e. Kesatuan (Armada) diteliti melalui

b. Pendidikan diteliti melalui indikator-indikator:

indikator-indikator: 1) Ketersediaan peraturan tata-

1) Ijazah terakhir yang tertib

diperoleh 2) Kepatuhan terhadap peraturan

2) Pengalaman mengikuti tata-tertib

pendidikan nonformal 3) Kebijakan organisasi

3) Terpaan media (media menyangkut pengawasan

exposure) 4) Pendidikan sopan-santun

4) Frekuensi membaca buku lalulintas

5) Frekuensi berdiskusi

dengan teman sepergaulan

c. Etnisitas diteliti menurut indikator-

indikator:

[ 163 ]
HASIL PENELITIAN Jumlah kenderaan bermotor

Gambaran Lokasi Penelitian dan pertumbuhannya adalah

Kenderaaan Bermotor sebagaimana ditampilkan pada tabel

berikut:

Tabel 2

Pertumbuhan Kenderaan Bermotor Menurut Jenis Kenderaan

Jenis Kenderaan

No Tahun Penumpang Truck Bus Motor Jumlah

1 2002 128.882 93.989 11.424 558.236 792.531

2 2003 138.179 99.464 11.815 657.460 906.918

3 2004 149.302 104.776 12.108 756.569 1.022.755

4 2005 164.314 112.001 12.406 833.406 1.172.128

5 2006 175.198 116.184 12.619 895.745 1.289.746

Sumber: Satlantas Poltabes MS, Ditlantas Poldasu, 2007

Dari tabel 4.5 dapat dilihat keseluruhan didapat pertumbuhan

bahwa pertambahan jumlah kendaraan kendaraan bermotor sebesar 9,16 % per

bermotor mobil penumpang rata-rata tahun.

per tahun (sebesar 6,51 %) lebih tinggi Angkutan Umum

daripada pertumbuhan angkutan bus Angkutan umum yang

rata-rata per tahun (sebesar 3,91) dan memberikan pelayanan dalam trayek

juga pertumbuhan mobil barang tetap dan teratur di Kota Medan terdiri

(sebesar 5,29 %). Tetapi pertumbuhan dari jenis mobil penumpang umum,

tertinggi terjadi pada sepeda motor bus kecil, bus sedang dan bus besar

yang mencapai 20,92 %. Secara

[ 164 ]
dengan perincian sebagaimana tertera dalam tabel berikut.

Tabel 3

Jenis Angkutan Umum di Kota Medan

Jumlah Trayek Jumlah Armada

Jenis Plafon Realisasi % Plafon Realisasi %

146 98 67,12 8.789 5.283 60,10

MPU 60,08% 60,87% 63,34% 65,90%

83 55 66,26 4593 2517 54,80

Bus 34,16% 34,16% 33,10% 31,40%

Kecil

6 5 83,3 290 155 53,44

Bus 2,47% 3,11% 2,09% 11,93%

sedang

8 3 37,5 204 62 30,4

Bus 3,29% 1,86% 1,47% 0,77%

Besar

Jumlah 243 161 66,25 13.876 8.017 58,0%

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Medan, 2012

Jaringan trayek dan detail data untuk beroperasi di Kota Medan dapat dilihat

masing-masing perusahaan yang pada tabel dibawah ini.

[ 165 ]
Tabel 4

Angkutan Umum dalam Trayek Tetap

Nama Perusahaan Jenis Jumlah Trayek Jumlah Armada

No Armad Plafon Realisasi % Plafon Realisasi %

1 KPUM MPU 93 53 56,98 6.081 2.862 47,06

2 PT.U.Morina MPU 19 11 57,89 1.670 522 31,25

3 PT.Rahayu.MC MPU 23 16 69,56 2.623 1.548 59,01

4 CV.Wampu Mini MPU 8 7 87,50 733 264 36,01

5 CV.Mekar Jaya MPU 4 3 75,00 315 176 55,87

6 PT.Gajah Mada MPU 4 3 75,00 310 193 62,25

7 CV.Mitra B.Kecil 11 6 54,54 750 234 31,20

8 PT.Mars B.Kecil 20 11 55.00 1.055 263 24,92

9 CV.Medan Bus B.Kecil 13 6 46,15 1.020 217 21,27

10 PT.Kobun B.Kecil 4 0 0,00 84 0 0,00

11 CV.Hikma B.Kecil 4 0 0,00 250 0 0,00

12 PT.Nasional MT B.Kecil 10 4 40,00 605 167 27,60

13 PT.Povri B.Kecil 5 3 60,00 443 23 5,19

14 CV.Desa Maju B.Kecil 7 3 52,85 294 137 46,59

15 CV.Laju Deli S B.Kecil 6 1 16,66 150 8 5,33

16 KPUM(MRX) B.Sedan 6 2 33,33 290 137 47,24

17 Damri B.Besar 5 2 40,00 60 20 33,33

Jumlah 242 131 54,13 16.736 6.771 40,45

Sumber: Rekapitulasi Data Dinas Perhubungan Kota Medan, 2012

Sementara itu, untuk trayek tidak tetap

dapat dilihat sebagaimana tertera pada

tabel berikut ini.

[ 166 ]
Tabel 5

Angkutan Umum dalam Trayek Tidak Tetap

Jenis Armada Jumlah Armada

Nama Perusahaan Plapond Realisasi % KPS

1 PT.Mandiri Karya S. Beca Bermotor 5.000 4.968 99,36 632

2 KPUM Beca Bermotor 4.000 4.000 100,00 686

3 YPSA Beca Bermotor 250 250 100,00 25

4 Bahumas Kosgoro Beca Bermotor 300 300 100,00 86

5 CV.Mitra Beca Bermotor 1.300 1.300 100,00 108

6 CV.Batang Gadis Beca Bermotor 300 300 100,00 -

7 KPSM Beca Bermotor 750 750 100,00 10

8 FA.Mekar Jaya Beca Bermotor 500 500 100,00 71

9 Koperasi Opsi SU Beca Bermotor 300 300 100,00 -

10 Kop.HABSU Beca Bermotor 600 600 100,00 36

11 UD.MILTAR Beca Bermotor 750 750 100,00 -

12 CV.Sinar Cahaya Duta Beca Bermotor 3.200 3.200 100,00 50

13 CV.Sinar Cahaya Duta Beca Bermotor 2.000 1.456 72,80 50

14 Yayasan T. Deli Indah Beca Bermotor 300 300 100,00 -

15 CV.Indah Ceria Medan Beca Bermotor 1.000 1.000 100,00 70

16 HABSSU(Sejahtera Beca Bermotor 1.000 1.000 100,00 39

M.)

17 YAPABSU Beca Bermotor 500 500 100,00 33

18 PABM Beca Bermotor 950 950 100,00 40

19 Bestari Transport Beca Bermotor 300 300 100,00 4

20 Serikat Beca Merdeka Beca Bermotor 150 150 100,00 38

21 Perhimpunan A.B Win Beca Bermotor 500 142 28,40 112

[ 167 ]
22 CV.Laju Deli S. Beca Bermotor 1.000 1.000 100,00 50

23 Baja Pulau Samosir Beca Bermotor 200 200 100,00 4

24 HIPKAMSI Trans Beca Bermotor 300 300 100,00 23

25 CV.Permana Putra Beca Bermotor 750 15 1,86 -

Jumlah 26.200 24.531 93,62 2.167

Sumber: Rekapitulasi Data Dinas Perhubungan Kota Medan, 2012

Tabel 6

Angkutan Umum Taksi Kota Medan

Jenis Jumlah Armada

No Nama Perusahaan Kendaraan Plapond Realisasi %

1 PT.Deli Cepat Taksi Taksi 275 76 27,63

2 Kokapura II Taksi 50 50 100,00

3 PT. Angkasa Bhakti Taksi 100 100 100,00

4 PT. Express Limo N. Taksi 500 120 24,00

5 PT. Yuki Taksi 100 21 21,00

6 Kostar Taksi Taksi 170 82 48,23

7 Matra Taksi(KPUM) Taksi 500 131 26,20

8 PT. Karsa Taksi 650 69 10,61

9 PT. Blue Bird Taksi 500 300 60,00

10 PT. Ridha Taksi 50 5 10,00

Almunawarrah

11 CV. Eka Prasetya Taksi 150 6 4,00

Jumlah 3.045 960 31,52

Sumber: Rekapitulasi Data Dinas Perhubungan Kota medan, 2012

[ 168 ]
Kebijaksaan angkutan umum di Kota 5. Meningkatkan pelayanan angkutan

Medan adalah: dalam rangka menarik minat

1. Mengatur kembali sistem angkutan masyarakat untuk lebih

umum yang telah beroperasi dengan menggunakan angkutan umum.

melihat faktor-faktor sistem 6. Mengembangkan jenis angkutan

jaringan jalan yang ada, faktor umum yang lebih sesuai dengan

efisiensi dan dampak yang karakteristik jaringan jalan kota.

ditimbulkan seperti kemacetan, Prasarana

kerusakan jalan dan lain-lain. Jaringan Jalan

2. Menetapkan peraturan-peraturan Kota Medan memiliki pola

yang berkaitan dengan sistem jaringan jalan yang berbentuk grid/kisi-

angkutan umum agar kisi pada daerah pusat kota dan bentuk

perkembangannya dapat lebih radial pada daerah pinggiran kota.

terkendali dan dapat melayani Jalan utama sebagai koridor dalam

penduduk secara efisien serta kota adalah Jalan Thamrin, Jalan

terjangkau oleh masyarakat. Pandu, Jalan Sutomo, Jalan Pemuda,

3. Menyediakan fasilitas-fasilitas Jalan Ahmad Yani, Jalan Balai Kota,

pendukung sistem angkutan umum Jalan Haryono MT, Jalan Cirebon,

seperti tempat pemberhentian, Jalan Raden Saleh, Jalan Guru

shelter dan terminal. Patimpus, dan Jalan Perintis

4. Memisahkan fungsi terminal yang Kemerdekaan, serta Jalan Prof. HM.

bersifat lokal dengan regional agar Yamin. Sedang koridor luar yang

terjamin pelayanan angkutan umum menghubungkan daerah pinggiran kota

yang optimal. degnan pusat kota yaitu Jalan KL. Yos

[ 169 ]
Sudarso, Jalan Putri Hijau, dan Jalan lingkar Selatan yaitu Jalan Bunga

Krakatau sebagai jalan yang Sedap Malam, Jalan AH. Nasution dan

menghubungkan daerah Utara dengan Jalan Karya Jasa.

pusat kota, Jalan Letda Sujono sebagai Selain itu juga terdapat jalan

jalan yang menghubungkan daerah Tol Belmera (Belawan-Medan-

bagian Barat dengan pusat kota, Jalan Tanjung Morawa) yang

Gatot Subroto sebagai jalan yang menghubungkan daerah bagian Selatan

menghubungkan daerah bagian Timur Kota Medan yaitu Tanjung Morawa

dengan pusat kota, Jalan S.M. Raja dan dengan daerah bagian Utara Kota

Jalan Brigjend katamso serta Jalan Medan yaitu Belawan yang dibangun

Jamin Ginting merupakan jalan yang memanjang pada daerah bagian Barat.

menghubungkan daerah bagian Selatan Keberadaan Jalan Lingkar dan Jalan

dengan pusat kota. Tol ini sangat membantu dalam

Untuk menghubungkan daerah mengalihkan arus kendaraan menerus

pinggiran kota secara langsung, tanpa yang melaui pusat kota, sehingga

harus melalui pusat kota disediakan mengurangi kepadatan volume lalu

jalan lingkar Utara, yaitu Jalan Kapten lintas dalam kota serta merangsang

Sumarsono, Jalan Asrama, Jalan Gagak pertumbuhan daerah pinggiran kota.

Hitam, Jalan Industri, dan Jalan Untuk memperlancar arus lalu lintas

Ngumban Surbakti yang dilakukan beberapa manajemen lalu

menghubungkan daerah bagian Utara lintas seperti jalan satu arah terutama

dengan bagian Timur, sedangkan pada daerah pusat kota yaitu pada Jalan

daerah bagian Selatan dengan daerah Ahmad Yani, Jalan Balai Kota, Jalan

bagian Timur dihubungkan oleh jalan Putri Hijau, Jalan Diponegoro, Jalan

[ 170 ]
Imam Bonjol (sebagian), Jalan Kartini, Sutomo, Jalan Pandu, Jalan Cirebon,

Jalan Teuku Daud, Jalan Maulana Jalan Gaharu, dan hampur seluruh

Lubis, Jalan Haryono MT, Jalan Gajah jaringan jalan dalam wilayah pusat

Mada (sebagian), Jalan Zainul Arifin, kota. Kota Medan memiliki jalan

Jalan Sutoyo, Jalan Perintis sepanjang 3.078,94 Km dengan

Kemerdekaan, Jalan HM. Yamin, Jalan perincian sebagai berikut:

Thamrin, Jalan Merbabu, Jalan

Tabel 7

Panjang Jalan(Km) Menurut Kondisi

Penanggung Jawab

Kondisi Jumlah
Negara Provinsi Kab./Kota

Baik 140,70 33,40 2.980,30 3.154,30

Sedang 15,80 15,80

Rusak 20,10 20,10

Rusak Berat 1,30 1,30

Tidak Diperinci 00,00 00,00

Jumlah 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

Sumber: Kota Medan dalam Angka 2011

[ 171 ]
Tabel 8

Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan

Penanggung Jawab

Permukaan Jumlah
Negara Provinsi Kab./Kota

Aspal 56,86 70,70 2.548,89 2.676,45

Kerikil

Tanah 8,95 8,95

Tidak Diperinci 393,54 393,54

Jumlah 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

Jumlah 56,86 70,70 2.951,38 3.078,94

Sumber: Kota Medan dalam Angka 2011

Terminal Penumpang terminal bus ditentukan berdasarkan

Terminal sebagai salah satu sifat dan syarat lokasi dari terminal.

sarana pelayanan kepada masyarakat Untuk terminal bus angkutan

pemakai jasa angkutan umum dan komuter (Kota Medan ke kota-kota

merupakan awal pemberangkatan dan terdekat) lokasinya harus berada pada

akhir perjalanan angkutan umum jalur utama, paling optimal pada

sekaligus tempat pergantian wilayah transisi atau pinggiran

(interchange) moda transportasi sangat (Terminal Terpadu Amplas, Terminal

berperan dalam menentukan tingkat Terpadu Pinang Baris dan Terminal

kinerja dari pelayanan angkutan umum Tuntungan, dimensi kendaraan (bus)

dalam suatu kota. Pengaturan lokasi yang besar menuntut pelayanan fungsi

[ 172 ]
jaringan tingkat tinggi (arteri) dan puluh) unti bus, dan 120

mempunyai kemudahan pencapaian (seratus dua puluh) unit mobil

(accessibility) yang mempunyai paling penumpang umum dengan luas

banyak jalur alternatif ke luar kota. 19.940 m².

Kota Medan telah menyediakan 3. Terminal Sambu, di pusat kota

6 (enam) buah terminal dengan kelas berkapasitas sebesar 200 (dua

pelayanan seperti tabel 4.11, antara ratus) unit mobil penumpang

lain: umum dengan luas 3.000 m².

1. Terminal Terpadu Amplas, di 4. Terminal Veteran, di pusat kota

wilayah Selatan memiliki berkapasitas sebesar 20 (dua

kapasitas sebesar 80 (delapan puluh) unit bus dan 60 (enam

puluh) unit bus dan 160 puluh) unit mobil penumpang

(seratus enam puluh) unit mobil umum dengan luas 2.600 m².

penumpang umum dengan luas 5. Terminal Belawan, di wilayah

sebesar 26.580 m². Utara memiliki kapasitas

2. Terminal Pinang Baris, di sebesar 24 (dua puluh empat)

wilayah barat memiliki unit bus dengan luas 1.080 m²

kapasitas sebesar 60 (enam

[ 173 ]
Tabel 9

Terminal di Kota Medan

No Terminal Kelas Pelayanan

Melayani angkutan umum untuk antar kota antar provinsi

1 Amplas (AKAP), angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP), angkutan

kota dari wilayah Timur/Selatan ke Kota Medan.

2 Pinang Melayani angkutan umum untuk angkutan antar kota dalam

Baris provinsi (AKDP), angkutan kota dari wilayah Barat/Selatan ke

Kota Medan.

3 Sambu Melayani kendaraan umum (mobil penumpang) dalam Kota

Medan ke inti kota.

4 Veteran Melayani kendaraan umum (mobil bus) dalam Kota Medan

yang menuju inti kota.

5 Belawan Melayani kendaraan umum (mobil bus) dalam Kota Medan

yang menuju inti kota (Belawan – Medan).

Sumber : Dinas Perhubungan Kota Medan, 2007

Profil Responden konsekuensi logis karena memang

Klasifikasi Jenis Supir sebagian besar supir (35 %) yang

Sebagian besar jenis atau diteliti merupakan supir KPUM.

kategori supir yang diteliti dalam Karena memang Armada KPUM

penelitian ini adalah supir tetap (66 %) senantiasa menetapkan regulasi yang

diikuti kemudian supir tembak (19%) ketat dalam menetapkan supir di dalam

dan yang terakhir supir sekaligus armadanya, yakni dengan memberikan

pemilik (15%). Ini merupakan Kartu Pengenal Supir bagi setiap supir

[ 174 ]
yang mengemudi dan menyimpan data dasar supir di kantor.

Grafik I Kategori/Jenis Supir

Supir Sekaligus
Pemil ik
15%

Supir Tembak
19%
Supir Tetap
66%

Temuan observasi dan wawancara Selanjutnya, kategori supir

mendalam mengungkapkan, bahwa tembak (supir cadangan) kerap kali

secara umum, supir sekaligus pemilik dianggap kurang mematuhi peraturan

yang biasanya relatif lebih taat lalu lintas. Supir tembak ini, selama

mengikuti peraturan lalu lintas karena proses wawancara mendalam di

mereka tidak terlalu ditekan untuk kalangan supir dan mondor, memiliki

mengejar setoran. Di samping itu, beberapa sebutan lain seperti supir

mereka juga menjaga mobilnya agar raun (memutar), supir kain lap atau

tidak cepat rusak kalau dikemudikan supir door-smeer, dan supir pocokan.

sembrono untuk menjaga daya tahan Supir raun adalah supir yang

suku cadang mobil yang harganya mengambil alih kemudi angkot begitu

terus melonjak di tengah menurunnya tiba di pangkalan untuk mencari sewa

jumlah penumpang. di sekitar pangkalan.

[ 175 ]
Sedangkan supir kain lap lain, ketika dia menaikkan penumpang

adalah supir-supir yang biasanya masih di Jambur Namaken (Jalan Jamin

relatif muda dan biasanya bekerja di Ginting) dan mengajak berduel dengan

tempat pencucian mobil (door-smeer) sang supir. Saling kejar dan saling

sebelumnya untuk mencuci dan melap potong sambil zig-zag dari lajur kiri-

angkot. Karena di tempat pencucian dan kanan ditambah suara klakson

mobil biasanya mereka ikut yang tiada henti terjadi mulai dari

memajukan dan memundurkan angkot, Jambur Namaken sampai ke Sumber

lambat laun mereka menjadi supir USU.

dengan mengurus SIM tembak (SIM Ibu-ibu penumpang di bangku

yang diurus melalui calo). Kategori belakang bahkan berteriak sambil

supir kain lap yang masih muda dan memohon, agar sang supir jangan

mengurus SIM tembak inilah yang terlalu nekat, tapi sang supir tak peduli

cenderung mengemudi di luar aturan- dan mengatakan, “Armada ini

aturan lalu lintas. (menyebut salah satu merek armada)

Ini terbukti suatu ketika peneliti memang selalu cemburu kalau kita

menaiki angkot dari Simpang-Selayang menaikkan penumpang. Walaupun P

menuju Marelan. Sang supir, bermarga Bulan ini ‘dimerahkannya”

Mangunsong mengemudikan (maksudnya cat armada yang

kendaraannya ugal-ugalan sepanjang disebutnya) dan mobilnya banyak, tak

perjalanan. Pria berusia 20 tahun yang bisa sesuka hatinya” ujar si supir

tidak menyelesaikan pendidikan dengan nada memaki.

sampai SMP ini malah ‘memuntahkan’ Kekacauan belum berhenti,

kata-kata kotor kepada supir angkot tatkala si supir ‘mengoceh’ lagi dengan

[ 176 ]
pengendara sepeda motor perempuan Pertama, pergantian supir dalam satu

yang kebetulan menjemput anak angkot sangat tinggi. Kalau

sekolah. Persis lewat Simpang Kampus manajemen direksi armada

sang supir memaki si pengendara menetapkan aturan yang ketat, belum

motor dengan kata-kata “Hai tentu si pemilik angkot setuju. Karena

perempuan bodoh” sambil merapatkan pemilik angkot kadang kurang peduli

angkotnya ke samping pengendara dengan perilaku supir mengemudi,

motor. Supir yang lima tahun menjadi yang penting setoran disetor rutin

kenek (kondektur) Borneo ini saling setiap hari. Kedua, mental supir yang

kejar dan saling potong. Bahkan di cenderung ‘ngakali’ pemilik angkot.

perlimaan lampu merah Iskandar Muda Seorang informan menuturkan cerita

dan Monginsidi, nyaris saja angkot ini menarik terkait perilaku ini. Ia

menubruk perempuan yang mengisahkan, otak supir itu ibarat

mengendarai sepeda motor tadi dari putaran ban angkot itu sendiri. Supir

belakang. Peneliti yang tadi hanya itulah yang memutar otak untuk

diam mengobservasi akhirnya ‘ngolah’ pemilik angkot. Otak si supir

mengingatkan sang sopir agar lebih senantiasa berputar ‘ngakali’ si

lambat dan hati-hati. Apalagi pemilik. Pada hal tertentu sang supir

mengingat di boncengan sepeda motor itu sesungguhnya yang menjadi toke

itu ada anak perempuan yang masih pertama. Kenapa? Karena begitu si

berseragam TK. supir membawa angkot ke pangkalan

Kendala dalam menertiban dia sudah disediakan teh susu, rokok,

supir ini menurut para direksi armada dan sarapannya oleh pemilik warung di

disebabkan oleh beberapa faktor. pangkalan, sementara si pemilik

[ 177 ]
angkot belum dapat apa-apa. Karena setoran ‘belah jengkol’ (bagi dua

itu, si supir disebut sebagai toke secara merata antara pendapatan supir

pertama. dan setoran yang harus diberikan

Begitu juga kalau dia pulang ke kepada pemilik angkot).

rumah, dia lebih dulu memikirkan uang Begitu juga kalau mobil rusak,

yang akan dibawanya pulang, bukan supir kadang malah bertingkah. Ketika

setoran kepada pemilik. Ambil misal, angkot telah diperbaiki dan siap jalan,

kalau gajinya biasanya 60 ribu, si supir malah tidak masuk. Mobil

sementara setoran 80 ribu. Kalau sehat, supir sakit. Direksi armada ini

gajinya belum cukup, setoran yang mengaku, memiliki mobil tiga tapi

dikurangi. Padahal kalau ada tidak pernah jalan semua karena ada

kerusakan sedikit pun tidak menjadi saja supir yang tidak masuk. “Kita

tanggungan supir. Beda dengan supir pecat supir yang tidak masuk, datang

dulu. Supir dulu lebih memikirkan lagi supir yang lebih buruk” tuturnya

setoran dulu kepada pemilik. Bahkan dengan nada kesal.

sering memberi lebih dari setoran yang 4.2.4 Keberlakuan Surat Ijin

telah ditetapkan. Jarang memberi Mengemudi (SIM)

Grafik II Keberlakuan SIM

Tidak
6%

Berlaku
94%

[ 178 ]
Sebagian besar responden (94 SIM melalui calo (lihat Grafik di

%) dalam mengemudikan angkotnya bawah). SIM tembak yang diperoleh

memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) dari calo ini pulalah yang kerap

yang masih berlaku, hanya sebagian dilakukan supir-supir muda atau supir

kecil (6 %) yang memiliki SIM yang door-smeer karena mereka sebenarnya

tidak berlaku. Pengemudi dengan SIM kadang belum memiliki kapasitas

yang tidak berlaku ini biasanya adalah dalam mengemudikan angkutan umum,

jenis supir raun yang biasanya hanya baik dari segi usia dan persyratan

mengemudikan angkot di sekitar khusus seperti ujian teori dan praktik

pangkalan-pangkalan kecil di (lihat UU Nomor 22 Tahun 2009

pinggiran kota Medan. Kendati tentang Lalu Lintas Angkutan Jalan,

sebagian besar supir masih memiliki pasal 77).

SIM yang masih berlaku, namun 4.2.5 Cara Mengurus SIM

sebagian (19 %) supir dalam mengurus

Grafik III Cara Memperoleh SIM

Cara lain
Calo 0%
19%

Resmi
81%

[ 179 ]
Selanjutnya, jika dilihat dari jenis (berlaku untuk mengemudikan mobil

SIM yang dimiliki supir, sebagian penumpang dan barang umum dengan

besar (44 %) adalah A Umum (berlaku jumlah berat yang diperbolehkan lebih

untuk mengemudikan kendaraan dari 3.500 (tiga ribu lima ratus)

bermotor umum dan barang dengan kilogram; dan 12 % B Umum.

jumlah berat yang diperbolehkan tidak Pola Perilaku Mengemudi Supir

melebihi 3.500 (tiga ribu lima ratus) Angkot di Kota Medan

kilogram; disusul 34 % B1 Umum Pola Keluar dari Stasiun

Grafik IVPerilaku Ngebut Keluar Stasiun

Tidak pernah
4%
Kadang-kadang
9% Sangat sering
34%

Sering
53%

Perilaku kurang tertib supir %) yang menjawab kadang-kadang

juga tampak dari tindakan ngebut ngebut dan hanya sedikit sekali (4 %)

mereka begitu keluar dari stasiun. yang tidak pernah ngebut begitu keluar

Lebih dari setengah (53 %) responden dari terminal.

mengaku sering ngebut bahkan Ini menunjukkan sekali lagi, betapa

sebagian (34 %) mengaku sangat perilaku kurang tertib yakni dengan

sering ngebut. Hanya sebagian kecil (9 ngebut sudah menjadi perilaku setiap

[ 180 ]
supir angkot di kota Medan. Ketika bersinggungan ini terjadi karena semua

ditanya mengapa ngebut, sebagian angkot memang berangkat awal (start)

besar supir mengatakan bahwa mereka dari terminal yang sama. Misalnya,

harus adu cepat untuk memperebutkan trayek dari Amplas pasti

penumpang, karena sebagian besar bersinggungan di Jalan Sisingamaraja.

sepanjang jalan trayek baik antar Karena nyatanya pada trayek tersebut,

maupun intra armada saling ‘tabrakan’ memang itu satu-satunya jalan. Jadi

satu sama lain. persinggungan trayek itu mungkin

Trayek tabrakan ini, yang disebut terjadi.

informan lain sebagai trayek ‘kamar Persinggungan ini lebih

mandi’, yakni trayek yang dibicarakan mungkin karena armada yang lain

dan diputuskan di luar prosedur, antara membuka trayek yang sudah dilalui

petugas Dishub Kota Medan dengan armada yang lain. Ini dimungkinkan

Direksi armada tertentu sekaligus karena armada tertentu merasa trayek

penyalur mobil. Trayek jenis ini yang ini adalah yang utama sehingga

disinyalir informan ini kemudian memulai trayek baru di trayek yang

membuat kelebihan armada di sebagian sudah dilalui armada yang lain. Ini

trayek dan sekaligus menyingkirkan terjadi karena setelah mengantongi ijin

armada yang lebih kecil. trayek baru, belum tentu langsung

Namun ‘tabrakan’ trayek dan mengoperasikan semua ijin trayek

trayek ‘kamar mandi’ ini dibantah tersebut, tapi membuka trayek secara

informan yang lain. Tidak ada tabrakan bertahap dan membuka trayek yang

trayek, yang ada ada adalah trayek lebih menguntungkan dulu, yang

‘bersinggungan.’ Trayek mungkin belum dilalui oleh armada

[ 181 ]
yang lain. Mitra dan Rahayu misalnya sama. Jalur Medan-Siantar misalnya,

memiliki 5 ijin trayek, tapi memulai bisa dilalui 5 merek seperti Intra,

operasinya berbeda. Rahayu membuka Sentosa, dan lain-lain. Begitu juga

trayek pertama dari trayek x menuju y, trayek Medan Kaban Jahe yang awal

sementara Nitra mulai trayek dari A titik berangkat dan tujuan akhirnya

menuju B. Kemudian Rahayu akan sama yang dilalui beberapa merek

membuka trayek baru lagi dari A seperti Sinabung Jaya, Borneo, Sutra,

menuju B, ini yang sering disebut dan Murni Exspress.

timpa menimpa. Padahal sebetulnya Pola Perilaku Mencari Penumpang

tidak.

Trayek dikatakan tumpang tindih,

jika dari mulai berangkat sampai ke

tujuan akhir melalui jalur jalan yang

Grafik V Perilaku Ngebut Mencari Penumpang

Tidak pernah
5% Sangat sering
Kadang-kadang 23%
15%

Sering
57%

Perilaku ngebut dalam mencari responden (80 %) yakni 23 % mengaku

penumpang juga diakui sebagian besar sangat sering ngebut dan 57 % sering

[ 182 ]
ngebut. Hanya sebagian (15 %) yang keluarga memiliki sepeda motor. Satu

menjawab kadang-kadang ngebut dan sepeda motor bisa digunakan satu

hanya sebagian kecil 5 % yang tidak keluarga dan bisa melakukan

pernah ngebut. perjalanan dengan cepat di jalan raya

Perilaku ngebut ini disebabkan dan memasuki gang-gang kecil di

terutama oleh dua faktor utama. permukiman padat.

Pertama, sebagaimana dijelaskan Faktor ketiga adalah kehadiran

terdahulu, yakni trayek yang betor (beca bermotor) yang kadang

‘bersinggungan’ baik antar maupun ‘dibiarkan’ berkeliaran memasuki jalur

intra armada. Kedua, menurunnya perkotaan tanpa sanksi yang tegas.

jumlah penumpang. Menurunya jumlah Padahal, dalam UU Nomor 22 Tahun

penumpang ini, menurut responden 2009 tentang Lalu Lintas dan

baik dari kalangan supir maupun Angkutan Jalan Bab X Bagian Kesatu

direksi disebabkan oleh beberapa Angkutan Orang dan Barang Pasal

faktor. Faktor pertama adalah hand 141 tentang Standar Pelayanan

phone (HP). Kalau dulu, sebelum Angkutan Orang disebutkan, bahwa

masyarakat mengenal HP, maka setiap Angkutan Orang harus

kemungkinan besar orang akan memenuhi standar pelayanan minimal

menggunakan jasa angkot, misalnya seperti keamanan, keselamatan,

dalam mengantarkan undangan nikah. kenyamanan, keterjangkauan,

Faktor kedua adalah sepeda kesetaraan, dan keteraturan. Faktanya,

motor. Kemudahan memiliki sepeda betor ini sesungguhnya belum

motor dengan kredit mudah dan bunga memenuhi persyaratan teknis dan

kredit yang rendah, mendorong setiap kelaikan jalan.

[ 183 ]
Faktor keempat, yakni dan terminal liar atau terminal

menjamurnya angkutan umum dengan bayangan di sepanjang jalan

menggunakan mobil pribadi (plat Sisingamangaraja dan Jamin Ginting

hitam). Ketua Organda Kota Medan, tidak ditertibkan.

Montgomery, bahkan mengancam Perilaku Mengemudi dengan Angkot

melakukan mogok massal di kalangan Lain

armada angkot jika armada plat hitam

Grafik VI Perilaku Ngebut dengan Angkot Lain

Sangat sering
Tidak pernah 5%
17%

Sering
31%

Kadang-kadang
47%

Perilaku ngebut di kalangan supir separuh (47 %) kadang-kadang ngebut

angkot juga terjadi ketika mereka dan hanya sebagian kecil (17%) yang

sedang di jalan. Sebagian supir (36 %) tidak pernah ngebut.

mengaku sangat sering dan sering Pola Mengemudi dengan Pesepeda

ngebut sesama mereka dan hampir

[ 184 ]
Grafik VII Perilaku Supir Terhadap Pesepeda

Sanga t
menguta ma kan
Tida k 2%
menguta ma ka n
s a ma s eka l i Menguta ma ka n
28% 10%

Kura ng
menguta ma ka n
60%

Perilaku kurang tertib berlalu lintas dan mengutamakan) yang

ini juga kelihatan saat supir mengutamakan pesepeda. Lebih dari

memperlakukan pengguna jalan lain separuh (60 %) supir kurang

seperti orang yang bersepeda. Hak mengutamakan dan lebih seperempat

pesepeda, sebagaimana dinyatakan (28 %) yang sama sekali tidak

dalam Undang-Undang Lalu Lintas mengutamakan pesepeda.

Angkutan Jalan Nomor 22 Tahun 2009 Kondisi perlalulintasan ini

dalam pasal 131 ayat 2, berhak mencerminkan bahwa badan jalan pada

mendapat prioritas pada saat tingkatan tertentu telah menjadi arena

menyeberang jalan di tempat pertarungan antara yang ‘kuat’ dan

penyeberangan. yang ‘lemah.’ Mobil pribadi dan

Namun sebagaimana terungkap angkot ‘menggusur’ pengguna sepeda

dalam penelitian ini hanya sekitar 12 % motor, sepeda motor selanjutnya

(gabungan yang sangat mengutamakan ‘menggusur’ pesepeda dan pejalan

[ 185 ]
kaki. Ini tampak dari trotoar yang malah dilalui pengendara sepeda

mestinya digunakan oleh pejalan kaki motor.

Pola Menyalip dari Kiri

Grafik VIII Perilaku Nyalip dari Jalur Kiri

Sangat sering
2%
Sering
Tidak pernah 15%
31%

Kadang-kadang
52%

Dalam hal mendahului Padahal, sebagaimana

kendaraan di depan dari jalur kiri, yang ditegaskan dalam UU Nomor 22 Tahun

semestinya tidak dibenarkan kecuali 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan

untuk kondisi tertentu, memang hanya jalan pasal 109, pengemudi Kendaraan

17 % supir yang melakukannya. Bermotor yang akan melewati

Namun bila digabungkan dengan yang Kendaraan lain harus menggunakan

kadang-kadang menyalip dari jalur kiri lajur atau jalur jalan sebelah kanan dari

yang mencapai 52 %, maka perilaku Kendaraan yang akan dilewati,

menyalip dari jalur kiri ini juga relatif mempunyai jarak pandang yang bebas,

tinggi. Dengan kata lain, perilaku dan tersedia ruang yang cukup.

berlalu lintas di kalangan supir kurang Dalam keadaan tertentu,

tertib. Pengemudi sebagaimana dimaksud

[ 186 ]
pada ayat (1) dapat menggunakan lajur sebelah kanan, Pengemudi

Jalan sebelah kiri dengan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

memperhatikan Keamanan dan dilarang melewati Kendaraan tersebut.

Keselamatan Lalu Lintas dan Pola Mengemudi Saat Pindah Jalur

Angkutan Jalan.

Jika Kendaraan yang akan

dilewati telah memberi isyarat akan

menggunakan lajur atau jalur jalan

Grafik IX Memberi Isyarat Saat Berpindah Jalur

Sangat sering
4%
Sering
Tidak pernah 12%
36%

Kadang-kadang
48%

Bahkan ketika pindah jalur, berpindah jalur. Ini lagi-lagi

hanya 16 % (sangat sering dan sering) mencerminkan kurang tertibnya

memberikan isyarat. Hampir setengah perilaku berlalu lintas di kalangan

(48 %) kadang-kadang memberi isyarat ankot di kota Medan. Bahkan dalam

bahkan sebagian (36 %) mengaku tidak wawancara seorang supir mengatakan,

memberi lampu isyarat saat mau menyalip dari jalur kiri dan tanpa

[ 187 ]
lampu isyarat itu belum cukup. Kalau kemacetan lalu lintas justru disebabkan

bisa dan perlu, mobilnya diterbangkan parkir yang berlapis, pelajar yang

untuk mendahului kenderaan yang ada memarkirkan mobilnya di badan jalan,

di depan untuk mencari penumpang. pedagang kagetan atau kaki lima, dan

Lebih jauh lagi, baik supir maupun meningkatnya jumlah mobil pribadi.

direksi armada mengatakan baik supir Pengaruh Pendidikan Terhadap

angkot maupun mobil pribadi sama Perilaku Mengemudi

saja perilaku mengemudinya. Berdasarkan perhitungan yang

Supir dan direksi ini juga dilakukan melalui aplikasi SPSS R.15

menyangkal kalau biang kemacetan diperoleh hasil korelasi sebagaimana

dituduhkan kepada supir angkot yang tercantum pada Grafik di bawah

kurang tertib. Menurut mereka, berikut ini.

Grafik VIII Korelasi Variabel Pendidikan dan Perilaku Mengemudi

Correlations

PS Pend Et LK Kes
PS Pearson Correlation 1 ,003 ,146* ,208** ,204**
Sig. (2-tailed) ,952 ,012 ,000 ,000
N 300 300 300 300 300
Pend Pearson Correlation ,003 1 ,272** -,023 ,046
Sig. (2-tailed) ,952 ,000 ,696 ,424
N 300 300 300 300 300
Et Pearson Correlation ,146* ,272** 1 ,115* ,233**
Sig. (2-tailed) ,012 ,000 ,047 ,000
N 300 300 300 300 300
LK Pearson Correlation ,208** -,023 ,115* 1 -,001
Sig. (2-tailed) ,000 ,696 ,047 ,989
N 300 300 300 300 300
Kes Pearson Correlation ,204** ,046 ,233** -,001 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,424 ,000 ,989
N 300 300 300 300 300
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

[ 188 ]
Hasil di atas menunjukkan Perilaku kurang tertib ini semakin

bahwa koefisien korelasi antara terbentuk, karena dalam keseharian

variabel pendidikan dengan perilaku mengemudi, setiap supir ‘dipaksa’

supir adalah 0,003. Ini memperlihatkan untuk tidak tertib agar mereka bisa

rendahnya korelasi atau asosiasi antara bertahan menjadi supir angkot.

variabel pendidikan dengan perilaku Hubungan Lama Kerja Supir dan

supir. Asosiasi tersebut juga bahkan Perilaku Mengemudi

tidak signifikan. Ini menunjukkan Pada sisi lain, perhitungan

bahwa berdasarkan perhitungan korelasi menemukan angka koefisien

statistik korelasi, tidak ada hubungan korelasi sebesar 0,208 disertai dengan

antara pendidikan dengan perilaku simbol dua bintang (**) untuk asosiasi

supir dalam berlalulintas di jalan raya. antara variabel lama kerja dengan

Dengan kata lain, level perilaku supir. Berdasarkan angka dan

pendidikan apa pun yang dimiliki simbol tersebut dapat diinterpretasikan

seorang supir tidak memengaruhi tertib bahwa hubungan antara lama kerja

tidaknya mereka dalam mengemudi. dengan perilaku supir adalah

Perilaku mengemudi yang kurang signifikan. Hubungan ini setidaknya

tertib di kalangan supir, sebagaimana bisa memberikan penjelasan tentang

tampak dalam pola-pola perilaku betapa lama waktu yang sudah dijalani

mengemudi lebih disebabkan oleh dalam profesi sebagai supir memiliki

tekanan struktural eksternal yang ada hubungan dengan perilaku yang

dalam diri seorang supir, seperti target ditampilkan sehari-hari dalam

kejar setoran, tumpang tindih trayek mengemudikan kenderaan. Dengan

dan menurunya jumlah penumpang. angka positif yang diperoleh oleh

[ 189 ]
koefisien tersebut, berarti semakin santun yang ditampilkannya pada saat

lama seseorang bekerja sebagai supir, mengemudi kenderaan.

maka semakin positif perilaku sopan

Grafik X Lama Kerja Supir

Di atas 20 tahun
15% Di bawah 5 tahun
23%
16 – 19 tahun
7%

11 – 15 tahun
20%
5 – 10 tahun
35%

Dilihat dari lama bekerja, kurang taat berlalu lintas. Kedua, masa

sebagian besar (35 %) bekerja antara 5- kerja antara 11-15 tahun dan di atas 20

10 tahun, disusul masa kerja di bawah tahun kalau digabungkan mencapai

5 tahun (23 %) dan masa kerja 11-15 sekitar 34 % mengasumsikan bahwa

tahun (20 %). Hanya 14 % yang pekerjaan supir sekarang ini bukan lagi

bekerja di atas 20 tahun. Lama bekerja profesi yang menjanjikan seperti supir-

ini merefleksikan beberapa asumsi. supir dulu. Dalam artian lain, profesi

Pertama, sebagian besar supir masih supir bisa saja ditinggalkan kalau ada

baru bekerja dan diasumsikan angkatan pekerjaan yang lebih menjanjikan.

kerja berusia muda. Usia muda ini juga Ini dibuktikan saat wawancara

diperkirakan salah satu faktor yang di kalangan supir dan direksi armada.

melatarbelakangi perilaku supir yang Seorang supir mengatakan, nasib supir

[ 190 ]
sekarang ini tak lebih ibarat budak harus menjadi cincu (kernek), ngelap

karena harus bekerja dari pagi sampai ban mobil sampai mengkilap, bahkan

malam, tapi kadang tetap juga kurang kadang-kadang harus mencuci pakaian

setoran. Ini yang membuat supir supir. Ironisnya sekarang, profesi supir

kurang taat berlalu lintas karena dianggap rendahan dan kurang

semata untuk mengejar setoran dan menjanjikan.

mencari sekaligus menambah Menurut supir ini, menurunnya

penghasilan. Ini diperkuat lagi lewat pendapatan supir sekarang salah satu

pengakuan seorang direksi salah satu faktornya adalah berlebihnya baik

armada, yang sebelumnya pernah plafon maupun trayek angkot di Kota

bekerja sebagai supir di Jakarta dulu Medan (tanpa bisa menjelaskan ukuran

semasa kepemimpinan Ali Sadikin. kuantitatif kelebihannya ketika ditanya

Mantan supir yang mengemudikan bus lebih lanjut). Kalau ijin diberikan, kan

Saudaranta pada 1973 di Jakarta ini uang masuk bagi Dishub dan setoran

menuturkan sekaligus untuk mandor akan berlipat.

membandingkan, penghasilana supir Bayangkan kalau ada armada 7.000

dulu sangat menjanjikan dan masih unit dan setiap angkot harus setor

terpandang. 14.500, berapa per hari dan per

Hanya bekerja sehari bisa bulannya. Kami supir ini yang jadi

membeli 2-3 meter tanah di Jakarta. korbannya.

Karena itu, dulu profesi supir masih

diminati dan dianggap terpandang.

Bahkan untuk menjadi supir dulu

relatif sulit. Sebelum menjadi supir

[ 191 ]
KESIMPULAN DAN SARAN dengan perilaku mengemudi, tapi lebih

Kesimpulan dan Saran kepada kedalaman seseorang dalam

Hasil uji statistik menunjukkan menginternalisasikan identitas etnis

bahwa variabel tingkat pendidikan masing-masing.

tidak memengaruhi perilaku Karena itu, dapat disimpulkan

mengemudi supir angkutan kota di bahwa perilaku kurang tertib para

Medan. Kendati begitu, variabel pengemudi angkot bukan sepenuhnya

armada, lama kerja dan kedekatan dipengaruhi faktor-faktor internal dari

(internalisasi budaya) seorang supir dalam dirinya (seperti antara lain

secara signifikan berpengaruh terhadap pendidikan dan etnisitas) tetapi lebih

perilaku mengemudi. disebabkan faktor eksternal seperti

Terkait dengan variabel tekanan memenuhi setoran dan

etnisitas, perlu ditekankan dan pendapatan yang akan dibawa ke

dipahami bahwa perilaku seorang supir rumah. Tekanan memenuhi setoran ini

tidak berhubungan dengan identitas kian sulit disebabkan tekanan

etnis yang dimilikinya, tetapi lebih struktural dalam trayek yang dilalui

kepada kedekatan atau internalisasi seorang supir baik intra-armada

sekaligus eksternalisasi (identifikasi maupun antar-armada. Tekanan

diri dengan identitas etnis dan struktural itu adalah tumpang tindih

kemudian diekspresikan melalui trayek armada bahkan sampai

tindakan) identitas atau nilai-niali kelebihan plafon di trayek-trayek

tradisi yang disandangnya. Dengan basah yang dimiliki armada tertentu.

demikian, dapat disimpulkan bahwa Masalah ini sebetulnya dapat dianggap

label etnisitas tidak berhubungan sebagai masalah pokok, tetapi untuk

[ 192 ]
memberikan evaluasi tentang armada yang besar dan armada yang

kelebihan angkutan, maupun kelebihan (lebih) kecil.

beban pada satu trayek, tentu Faktor eksternal yang lain adalah

memerlukan suatu penelitian yang menurunnya jumlah penumpang yang

komprehensif yang terkait dengan disebabkan beberapa faktor penting

analisa kawasan bangkitan maupun sebagai berikut. Faktor pertama adalah

tarikan lalu lintas seluruh kota Medan hand phone (HP) yang membuat

. mobilitas manusia berkurang dalam

Trayek tumpang tindih yang menggunakan moda transportasi

dihasilkan lewat trayek kamar mandi karena cukup dengan mengirim kabar

terjadi karena perilaku pemburu rente lewat hand phone. Faktor kedua adalah

(rent seeker) antara penguasa (Dishub) sepeda motor. Kemudahan memiliki

dan pengusaha (penyedia dan penyalur sepeda motor dengan kredit mudah dan

mobil dan direksi armada). Faktor bunga kredit yang rendah, mendorong

eksternal yang lebih kuat ini setiap keluarga memiliki sepeda motor.

sebagaimana diakui para supir Faktor ketiga adalah kehadiran betor

membuat mereka terpaksa mengemudi (beca bermotor) yang kadang

di luar peraturan (UU No 22 Tahun ‘dibiarkan’ berkeliaran memasuki jalur

2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan perkotaan tanpa sanksi yang tegas.

Jalan) dan kadang merasa sudah Faktor keempat, yakni menjamurnya

menjadi ‘budak.’ Kondisi ini juga, angkutan umum dengan menggunakan

menurut direksi armada membuat mobil pribadi (plat hitam) dan terminal

persaingan ‘hukum rimba’ antara bayangan. Dan faktor terakhir adalah

kenaikan ongkos.

[ 193 ]
Tekanan eksternal yang demikian Kendati begitu, dalam beberapa

besar membuat sebagian besar supir hal, perilaku supir masih patut dipuji

mengemudi di luar aturan seperti karena masih tertib. Perilaku

ngebut begitu keluar stasiun atau memprioritaskan penumpang pelajar

pangkalan, ngebut mencari penumpang saat penumpang membludak,

dan ngebut sesama angkot. mengikuti lajur jalan secara umum

Pelanggaran lain yang dilakukan ketika baru keluar dari stasiun, tidak

misalnya seperti menyalip dari jalur menagih ongkos saat mengalihkan

kiri meski melanggar peraturan, penumpang ke angkot yang lain

mengabaikan hak-hak pengguna jalan merupakan beberapa bukti perilaku

seperti pesepeda, dan tidak memasang terpuji dari para supir angkot di kota

segitiga pengaman ketika berhenti Medan.

dalam keadaan darurat. Faktor lain yang berkontribusi

Menghadapi tekanan eksternal dalam kekurangtertiban mengemudi ini

yang demikian berat, pada tingkatan adalah manajemen internal armada

tertentu memaksa supir ‘memutar’ otak angkot di Kota Medan. Sejauh ini,

seperti roda angkot yang berputar kriteria dan standarisasi supir termasuk

‘mengolah’ pemilik angkot dengan standar prosedur operasional belum

mengurangi jumlah setoran. Karena baku antara manajemen armada dan

itu, jarang sekali angkot yang dikredit pemilik angkot. Manajemen armada

lunas di satu tangan pemilik karena sebagai penyedia jasa merek kadang

cenderung merugi terus. Sebuah mobil belum bisa menetapkan standar dan

angkot yang dikredit biasanya baru kriteria yang ketat karena tekanan

lunas bisa sampai 4 (empat) pemilik. pemilik angkot. Pemilik angkot, pada

[ 194 ]
tingkatan tertentu, masih lebih ‘damai’ di tempat merupakan

mementingkan setoran ketimbang langkah yang tidak boleh ditawar

kapasitas dan kualifikasi supir. lagi. Kalau tilang dilakukan

Saran konsisten dan tanpa pandang bulu

(termasuk kepada mobil pribadi),


1. Standar minimum dan standar
pasti pengemudi dan pemilik
operasional dalam mengemudikan
angkot akan jera.
angkot perlu ditetapkan. Regulasi
4. Dinas Perhubungan mestinya
ini perlu dirumuskan antara
memberikan pengarahan langsung
pemilik angkot, manajemen
kepada para supir langsung di
armada, Dishub, dan Satlantas.
pangkalan, termasuk dalam
2. Kerentanan hidup supir perlu
memberikan pelatihan-pelatihan
diatasi dengan memberikan
yang diberikan kepada supir.
jaminan atau asuransi kesehatan
5. Mengoperasionalkan trans Medan
dan perumahan bagi para supir
dengan dukungan infrastruktur
sehingga mereka memiliki
pendukung dan sumber daya yang
kenyamanan dalam bekerja.
memadai. Dari segi sejarah,
3. Memperketat pemberian SIM
Medan lebih dahulu mengenal bus
kepada pengemudi dan
(besar) daripada Jakarta. Dulu ada
menegakkan dengan tegas UU
bus besar namanya Doby.
Nomor 22 Tahun 2009 tentang
6. Menetapkan regulasi pemberian
Lalu Lintas Angkutan Jalan.
ijin trayek dan plafon armada
Mengurangi kalau bukan
dengan transparan dan akuntabel
menghapuskan perilaku tilang atau

[ 195 ]
dengan memperhitungkan load sebaiknya dan harus dimasuki oleh

factor. baik angkot maupun bus AKAP/B.

7. Menyediakan infrastruktur Armada ini tidak boleh beroperasi

pendukung (rambu lalu lintas, permanen di terminal banyangan.

terminal, halte dan sebagainya) 9. Jika petugas menindak supir, maka

untuk mendukung implementasi SIM yang harus disita, bukan

UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang STNK. Karena kalau STNK yang

Lalu Lintas Angkutan Jalan ditahan, supir akan pindah ke

termasuk dukungan sumber daya angkot lain dan akan memberatkan

manusia (Dishub dan Satlantas) pemilik karena mobil tidak akan

sehingga undang-undang ini bisa ‘jalan’ sehingga terkendala

dijalankan. Sebenarnya kita bukan membayar kredit angkotnya.

kekurangan undang-undang Lalu Kalau SIM supir yang ditindak

Lintas Angkutan Jalan yang baik, yang ditandai (misalnya diberi

tapi kekurangan orang-orang yang kode dengan dibolongi), si supir

baik untuk menjalankan Undang- akan jera.

Undang ini dengan konsisten. 10. Pihak armada dan mandor kurang

8. Koordinasi dan harmonisasi antara tepat menindak supir dan pemilik,

Organda Provinsi Sumut dan Kota aparat polantas yang mestinya

Medan harus disinergikan, harus jelas tegas menegakkan

misalnya dalam kasus pengelolaan aturan sesuai dengan UU LLAJ.

terminal, seperti Terminal Amplas. 11. Subsidi untuk moda transportasi

Dalam pandangan Organda Kota umum (apakah dalam bentuk suku

Medan, terminal Amplas

[ 196 ]
cadang dan BBM) seharusnya Mobil Penumpang Umum (MPU):
Studi Kasus MPU Trayek 64, Tesis
diberikan oleh pemerintah.
Sekolah Pasca Sarjana USU Medan
12. ‘Monopoli’ penyediaan angkot
Siti Aminah, 2006, Transportasi
sebaiknya dihapuskan. Membuka Publik dan Aksesibilitas Masyarakat
Perkotaan, Jurusan Ilmu Politik FISIP,
kesempatan yang sama bagi semua
Universitas Airlangga, Surabaya
pemilik merek untuk menyediakan
Arikunto, Suharsimi , 1996, Prosedur
armada angkot kemungkinan akan
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,
Rineka Cipta, Jakarta.
melahirkan beberapa pilihan dan
B.F., Skinner, 1932, Science and
harga yang bersaing. Human Behaviour McGraw Publicaion
Company, California, Amerika
13. Diperlukan penelitian yang
Borgotta F., Edgar, dan Marie L.
komprehensif, kebutuhan armada,
Borgotta, 1992, Encyclopedia of
dan kebutuhan operasional dari Sociology, McMillan Publishing
Company
seluruh trayek, agar dapat
Creswell, Jhon, 1989, Quantitative and
dilakukan penyempurnaan tentang
Qualitative Research, London, Sage
trayek lalu lintas angkutan umum Publication Ltd.
Glaser, Barney G and Anselm L
di kota Medan .
Strauss, 1967, The Discovery of
Grounded Theory: Stategies for
Qualitative Research, Chichago,
DAFTAR PUSTAKA
Aldine Publishing Company.
Aniek QS, 1999, Pengaruh Perilaku
Hadiz, Vedi R & Richard Robison,
Angkutan Umum Terhadap Kinerja
2004, Organizing Power in Indonesia:
Lalu-lintas, Bandung. The Politics of Oligarchy in an Age of
Markets London: Routledge Curzon.
Anonim, Surabaya Macet, Bagaimana
Solusinya?, Tempo Interaktif, 16 Lulie, Johannes, Jhon Tri Handoko,
2005, Perilaku Agresif Menyebabkan
Februari 2006.
Resiko Kecelakaan Saat Mengemudi,
Adrian, Thomas, 2008, Evaluasi JURNAL TEKNIK SIPIL ITB
Kinerja Angkutan Kota Medan, Jenis

[ 197 ]
(Website dikunjungi pada 20 Polhaupessy, Leonard F. 1999,
September 2012)
Perilaku Manusia, Rineka Cipta,
Macionis, 1987, Sociology Of Cities
Jakarta.
McGraw Publication, California,
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian
Amerika
Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Nawawi, Hadari ,1990, Metode
Penelitin Sosial, Gajah Mada Press, Swarjono, Warpani, 1985, Rekayasa
Yogyakarta. Lalu Lintas, Bhatara Karya Aksara,
Jakarta.
Notoatmodjo, 2003, Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, _______________, 1990,
Jakarta. Merencanakan Sistem Pengangkutan,
Ofyar Z. Tamin, 1997, Perencanaan Penerbit ITB
dan Pemodelan Transportasi, ITB,
Triani, Novia, Hendro Prabowo, 2008
Bandung. “Perilaku Agresif Pengemudi
Angkutan Umum di Jalan Raya dengan
Ofyar Z. Tamin, 2007, Pemilihan
Kepadatan Lalu-lintas yang Tinggi”
Moda Angkutan Umum Penumpang dalam JURNAL PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
(AUP) Puslit Undip, Semarang
UNIVERSITAS GUNA DARMA,
Pelly, Usman, 1984, Urbanisasi dan 2008
Adaptasi Peranan Misi Budaya
Wirantono, Bastian, 1999, Hubungan
Minangkabau dan Mandailing, LP3ES, Panjang Antrian Kendaraan Terhadap
Berhentinya Angkutan Umum, Skripsi
Jakarta.
S1 Teknik Sipil Universitas Petra
Surabaya.

[ 198 ]

Anda mungkin juga menyukai