HALAMA
1 -N
198
Kajian Tentang Industri Kreatif Sebagai
Pengembangan UMKM Unggulan Kota Medan
(Kustoro Budiarta, Thamrin, Zulkarnain) ( 1 – 30 )
Abstrak
Lingkup kegiatan dari ekonomi kreatif mencakup 14 sektor yang termasuk
dalam ekonomi kreatif, yaitu : (1) periklanan, (2) arsitektur, (3) pasar barang seni, (4)
kerajinan (handicraft), (5) desain, (6) fashion, (7) film, video, dan fotografi, (8)
permainan interaktif, (9) musik, (10).seni pertunjukan, (11) penerbitan dan
percetakan, (12) layanan komputer dan piranti lunak, (13) radio dan televisi, (14)
riset dan pengembangan. Dalam berbagai kegiatan tersebut, di Kota Medan terdapat
beberapa komunitas yang kreatif, produktif dan potensial untuk membangun kota
Medan menjadi Medan Creative City sebelum terealisasinya Kota Medan
Meteropolitan.
Penelitian bertujuan untuk mengetahui profil industri kreatif dan jenis industri
apa yang memungkinkan menjadi unggulan sehingga dapat dirumuskan kebijakan-
kebijakan untuk pengembangannya yang pada gilirannnya dapat meningkatkan
perekonomian daerah.
Data penelitian berupa data primer. Data primer diperoleh secara langsung
dari pelaku industri kreatif yang berjumlah 105 sampel. Penentuan sampel ditentukan
berdasarkan wilayah kecamatan dengan jumlah sampel masing-masing kecamatan
berjumlah 5 orang pelaku industri kreatif. Data penelitian dikumpulkan menggunakan
wawancara mendalam dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah
analisis deskriptif – eksploratif serta SWOT analisis dan Analytical Hierarchy
Proccess (AHP).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa seluruh industri kreatif yang berada
di Kota Medan lemah dalam aspek pemasaran karenanya tidak terdapat industri
kreatif yang dapat diunggulkan. Berdasarkan ketiga aspek (tenaga kerja, produksi, dan
pemasaran) industri kreatif yang menjadi unggulan di Kota Medan adalah industri
kreatif subsektor kerajinan, subsektor fashion, dan subsektor fotographi.
[1]
Abstract
The scope of activities of the creative economy includes 14 sectors included in
the creative economy, namely: (1) advertising, (2) architecture, (3) art market, (4)
crafts (handicraft), (5) design, (6) fashion , (7) movies, video, and photography, (8)
interactive games (9) music, (10). performing arts, (11) publishing and printing, (12)
computer services and software, (13) and radio television, (14) research and
development. In these activities, in the city of Medan there are some communities that
creative, productive and potential to build a city of Medan Medan Creative City
before the realization of Medan Meteropolitan.
The research aims to determine the profile of the creative industries and what
kind of industry that allows a seed so that it can formulate policies for the
development on gilirannnya can boost the regional economy.
The research data in the form of primary data. Primary data were obtained
directly from the creative industries totaled 105 samples. Determination of the sample
is determined by the number of sample districts each district consist of 5 people
creative industries. Data were collected using in-depth interviews and observation.
The data analysis technique used is descriptive analysis - SWOT analysis and
exploratory and proccess Analytical Hierarchy (AHP).
Results of this study indicate that all creative industries in the city of Medan
weak hence there is no marketing aspect of the creative industries that can be seeded.
Based on these three aspects (labor, production, and marketing) is a leading creative
industries in Medan is the craft of creative industries sub-sectors, subsectors fashion,
and sub fotographi.
global merupakan suatu hal yang tidak yaitu kegiatan ekonomi yang berbasis
yang bekembang dengan pesat telah wilayah di dunia terhubung pada era
dengan wilayah lainnya dalam satu Dalam konteks globalisasi, daya saing
[2]
sukses dan bertahan. Daya saing ini Departemen Perdagangan
kreativitas yang tinggi untuk dapat yang lebih jelas disampaikan oleh
distro dan factory outlet-nya. Dalam yang termasuk dalam ekonomi kreatif,
konteks yang lebih luas, pencitraan yaitu : (1). Periklanan (2). Arsitektur
dengan berbagai sektor, di antaranya (7). Film, video, dan fotografi (8).
[3]
(10).Seni pertunjukan (11).Penerbitan memiliki UMKM yang relatif banyak.
tenaga kerja hingga 5,4 juta dengan yang berhasil. Kota yang menarik
tingkat partisipasi 5,8%. Dari segi orang untuk datang dan penduduk yang
satu kota besar di luar Pulau Jawa yang (sebagaimana yang termasuk dalam
[4]
jenis industri kreatif) dengan bakat tempat yang strategis untuk
lembaga lain. Mengenai industri kreatif musisi-musisi dan group band terkenal.
sudah sadar betul akan potensi industri terkenal dengan kota yang
terkandung dalam visi dan misi namun dulu Medan sempat menjadi
industri kreatif di kota Medan sangat merupakan sektor ekonomi yang tidak
bagian barat, Kota Medan adalah jumlah besar. Tidak seperti industri
[5]
kuantitas produk, industri kreatif lebih 2. Mengetahui jenis industri kreatif
produk distro menjadi layak untuk Industri Kreatif Definisi dan Konsep
sama juga berlaku untuk produk sebagai industri yang berfokus pada
dari Jogja atau Joger dari Bali. Kedua kepemilikan intelektual seperti seni
industri kreatif tersebut tidak rupa, film dan televisi, piranti lunak,
berproduksi dalam jumlah besar namun permainan, atau desain fesyen, dan
[6]
dan talenta individu yang berpeluang fotografi, (8) permainan interaktif, (9)
Selanjutnya Howkins (2001) (13) televisi dan radio, dan (14) riset
ekspor sebesar 60,18 miliar dolar dengan kreasi dan produksi iklan
(sekitar 600 triliun rupiah) yang jauh an antara lain: riset pasar,
ini sudah berhasil dipetakan 14 sektor dengan cetak biru bangunan dan
[7]
konservasi bangunan warisan, 6. Fesyen
[8]
9. Music majalah, tabloid, dan konten digital
dan ritel rekaman suara, hak cipta kegiatan kreatif yang terkait
dengan usaha yang berkaitan piranti lunak & piranti keras, serta
[9]
produk baru, proses baru, material penerbitan dan percetakan.
Elka Pangestu mengatakan bahwa pada sumber daya alam yang pada
sumbangan ekonomi kreatif sekitar suatu saat sumber daya alam akan
170 triliun rupiah) dan 7% dari total sumber daya manusia yang tidak
ekonomi kreatif mencapai 7,3% pada nenek moyang kita sebagai bangsa
2006, atau lebih tinggi dari yang artistic, banyak buah karya
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar mereka yang diakui dunia seperti candi
mampu menyerap sekitar 3,7 juta kreatif orang Indonesia yang besar
tenaga kerja setara 4,7% total berasal dari jumlah penduduk yang
[ 10 ]
beberapa alasan mengapa industri baku lokal (3). Pemasaran Produknya
[ 11 ]
1. Ditinjau dari aspek budaya, bangsa ciptaan yang baru, jangka waktu
[ 12 ]
memiliki visi dan misi 8. Medan Polonia 5
9. Medan Baru 5
10. Medan Selayang 5
pembangunan yang jelas. 11. Medan Sunggal 5
12. Medan Helvetia 5
13. Medan Petisah 5
METODE PENELITIAN 14. Medan Barat 5
15. Medan Timur 5
16. Medan Perjuangan 5
Lokasi penelitian ini adalah 17. Medan Tembung 5
18. Medan Deli 5
19. Medan Labuhan 5
Kota Medan, dengan obyek penelitian 20. Medan Marelan 5
21. Medan Belawan 5
Total 105
adalah industri kreatif yang ada di Kota
data primer. Data primer diperoleh sebagai salah satu piranti dengan
[ 13 ]
pencatatan dari dokumen-dokumen 1. Analisis SWOT
berikut :
[ 14 ]
persoalan dengan menggunakan AHP c. Synthesis of Priority, dari setiap
[ 15 ]
1) Tenaga Kerja (X1) industri kreatif yang menjadi
X1
XX 2
2
XX 3 3
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9
Dimana:
[ 16 ]
S5 = Sub sektor layanan komputer
S6 = Sub sektor photographi
S7 = Sub sektor radio
S8 = Sub sektor barang seni
S9 = Sub sektor advertising & periklanan
[ 17 ]
Berdasarkan Tabel 3. di atas
[ 18 ]
periklanan Sesuai data di atas, bahwa
10 Jumlah 51349 100%
sebanyak 20,64%
jenis industri kreatif sektor fashion propinsi dan lokal. Sementara sektor
memiliki wilayah pemasaran yang luas lainnya lokal dan beberapa antar
[ 19 ]
Gambar 5. Industri Kreatif Berdasarkan Wilayah Pemasaran
Berdasarkan analisis AHP dan dengan Hasil analisis SWOT dalam penelitian
[ 20 ]
- Kurangnya kemampuan dalam memasarkan produk
- Belum memiliki merek dagang
Faktor Strategi Eksternal
PELUANG
1. Didukung oleh banyaknya perusahaan, Perguruan Tinggi,
2. Jalur distribusi fisik seperti pasar modern dan tradisional, galeri, toko dan lain-
lain semakin banyak
3. Apresiasi pasar
4. Semakin terbukanya akses terhadap teknologi
5. Potensi pasar domestik masih besar dan potensi pengembangan produk yang
dikemas secara kreatif untuk pasar luar negeri
6. Dukungan pemerintah dalam bentuk kebijakan dan aturan untuk
pengembangan industri kreatif sudah mulai bermunculan
7. Maraknya CSR yang dapat dijadikan alternatif sebagai bentuk bantuan
pembiayaan bagi industri kreatif
ANCAMAN
1. Dinas Pemerintah daerah belum dapat mengoptimalkan potensi parawisata di
sumatera utara
2. Lokasi industri masih jauh dari lokasi bahan bakunya
3. Model rancangan monoton
4. Kekuatan harga, mutu dan inovasi produk asing terutama RRC
5. ketimpangan kondisi TIK yang besar antar daerah
6. Belum ada skema pembiayaan yang sesuai
7. Kurangnya lambaga pembiayaan yang mau membiayai industri kreatif
8. Bahan baku masih berasal dari luar daerah sumatera utara
9. Minimnya budidaya bahan baku alternatif
[ 21 ]
membina hubungan baik dan cara penanaman hubungan yang
mengadakan kerjasama dengan penuh kekeluargaan dengan
pemerintah daerah ( baik dinas memberikan pengertian antar
kopperindag, parawisata, maupun sesama dan membuat suatu sistem
dinas instansi lainnya) reward and punishment agar SDM
2. Membuat business plan untuk lebih termotivasi untuk bekerja
memperluas usaha (ekspansi) 2. Memanfaatkan dukungan
dengan membuka cabang baru di pemerintah untuk dapat
daerah lain memberikan pembinaan yang baik
3. Meningkatkan citra bisnis dengan dari segi mental dan kualitas
cara promosi yang memanfaatkan 3. Lakukan inovasi dalam produk,
perkembangan IT differensiasi produk dan
4. Memperluas Link kerjasama modifikasi produk, sehingga
maupun bisnis dengan daerah lain produk lebih bervariasi dan
5. Memanfaatkan pola konsumtif tersedia untuk segala segmen
masyarakat dengan membuat konsumen
berbagai macam inovasi produk 4. Melakukan berbagai upaya dalam
6. Mengadakan kerjasama dengan hal penambahan modal
pemerintah, perguruan tinggi untuk 5. Memanfaatkan IPTEK maupun
menyelenggarakan suatu event kondisi telekomunikasi untuk
budaya dengan mengangkat tema memperluas pemasaran produk
industri kreatif 6. Meningkatkan kualitas produk,
7. Meningkatkan kualitas produk, melindungi produk dan
lebih berkreasi dalam warna, pola, meningkatkan kepercayaan
model serta motif produk konsumen dengan mendaftarkan
produk ( terkait dengan merek dan
paten)
7. Membangun hubungan antar
industri terkait (cluster Industry)
8. Membentuk komunitas industri
agar dapat lebih memudahkan
penyediaan bahan baku (tergabung
dalam satu kelompok tertentu)
9. Mengupayakan pembentukan suatu
komunitas atau wadah komunikasi
bisnis dan kompeten di bidangnya
dalam bidang industri agar dapat
menjadi wadah bisnis
[ 22 ]
barang-barang impor yang merusak 2. Melakukan berbagai upaya dengan
pasar dalam negeri/lokal pendekatan personal dan
3. Memperbarui hak paten dan emosional untuk mengatasi
mendaftarkan produk yang belum masalah regenerasi
memiliki merek dan hak paten 3. Melakukan strategi pengembangan
4. Melakukan inovasi produk dengan produk
mengikuti selera konsumen agar 4. Mengupayakan perubahan dalam
dapat menyesuaikan diri dengan peralihan teknologi dengan
modernisasi mengadopsi teknologi yang baru
5. Lebih mengunggulkan dan berkembang dalam dunia
menonjolkan kekuatan budaya dan perindustrian
kecintaan akan pekerjaan dalam 5. Mengupayakan keunggulan produk
proses pembuatan produk agar dengan membuat produk menjadi
menjadi produk unggulan yang produk yang ramah lingkungan ,
memiliki keunggulan bersaing dalam memiliki perpaduan warna yang
menghadapi inovasi produk asing unik dan diminati konsumen
serta nyaman untuk dipakai
6. Mengelola manajemen perusahaan
dengan baik secara profesional dan
meninggalkan sistem manajemen
tradisional
7. Memperbaiki sistematika
pembayaran dengan tidak
memperbolehkan sistem hutang
terjadi lagi sehingga tidak
menghambat kelangsungan usaha
[ 23 ]
Model Name: Industri Kreatif
Synthesis: Summary
Fashion ,225
Desain ,022
Kerajinan ,371
Percetakan dan Penerbitan ,067
Layanan Komputer ,032
Fotografi ,142
Radio ,042
Barang Seni ,010
Advertising dan Periklanan ,088
Dynamic Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi
Unggulan di Kota Medan
4,2% Radio
2,2% Desain
0 .1 .2 .3 .4 .5 .6 .7 .8 .9 1 0 .1 .2 .3 .4
Objectives Names
Tenaga Kerja
Produksi
Pemasaran
[ 24 ]
Performance Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi
Unggulan di Kota Medan
Obj% Alt%
,40
,90 Kerajinan
,80
,30
,70
,60
Fashion
,50 ,20
Fotografi
,40
Advertising dan Periklan
Objectives Names
Tenaga Kerja
Produksi
Pemasaran
kepentingan pada setiap tingkat hirarki variabel yaitu tenaga kerja, produksi
Gradient Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di
Kota Medan
Alt%
,40
Kerajina n
,30
Fashion
,20
Fotografi
Objectives Names
Tenaga Kerja
Produksi
Pemasaran
[ 25 ]
Gradient Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang Menjadi Unggulan di
Kota Medan
Alt%
,40
Radio
,30
,20
Desain
Objectives Names
Tenaga Ker ja
Produksi
Pemasaran
Two Dimentional Sensitivity for nodes below: Goal: Industri Kreatif Yang
Menjadi Unggulan di Kota Medan
,40 Produksi
Radio
,30
Desain
,10 Kerajinan
Fotografi
Advertising dan Perikl
Barang Seni
Layanan Komputer
,00 Fashion
,00 ,10 ,20 ,30 ,40
Tenaga Kerja
Objectives Names
Tenaga Kerja
Produksi
Pemasaran
Pemasaran
,40
,30
,20
Objectives Names
Tenaga Kerja
Produksi
Pemasaran
[ 26 ]
Dalam AHP variabel tenaga jenis industri kreatif kerajinan, fashion,
tenaga kerja yan terserap pada industri periklanan merupakan industri kreatif
penerbitan, 6). Jenis industri kreatif industri kreatif yang volume produksi
radio, 7). Jenis industri kreatif layanan paling tinggi dengan jumlah tenaga
komputer dan 8). Jenis industri kreatif kerja yang rendah dan subsektor
berdasarkan aspek tenaga kerja adalah kurang dari 10%. Hal ini menunjukkan
[ 27 ]
bahwa pada subsektor kerajinan rangka meningkatkan kemampuan
[ 28 ]
mendukung penelitian ini, dapat subsektor fashion dan subsektor
[ 29 ]
Salman, Duygu. 2010. “Rethinking of Vol. 8(3) Special Issue 2010-06-
Cities, Culture and Tourism 16.
within a Creative Perspective”
sebuah editorial dari PASOS, UNDP. 2008. “Creative Economy
Report 2008”.
[ 30 ]
PENGEMBANGAN SITUS BERSEJARAH KOTA CINA DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT SEKITARNYA UNTUK
MENDORONG USAHA EKONOMI KREATIF DAN
PENGEMBANGAN PARIWISATA
DI KOTA MEDAN
Oleh:
Restu (FIS Unimed)*
Ikhwan Azhari (FIS Unimed)
Kustoro Budiarta (FE Unimed)
Abstrak
Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan untuk mengetahui potensi situs
bersejarah Kota Cina sebagai objek wisata, usaha yang dapat dikembangkan untuk
mewujudkan program ekonomi kreatif masyarakat sekitar, kebutuhan infrastruktur dan
Informasi spasial berbasis SIG. Penelitian dilakukan dengan analisis dokumen, survey
dan uji coba pelatihan kepada masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan kawasan ini
mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi objek wisata dilihat dari segi
keunikan dan kekhasan sebagai kawasan yang menyimpan kekayaan informasi dan
benda bersejarah. Potensi ini didukung oleh kondisi lingkungan dan kemampuan
masyarakat sekitar dalam pengembangan industri kreatif, sedangkan SIG dapat
memberi nilai tambah dalam pengembangan kawasan ini sebagai objek wisata.
Kata kunci: situs bersejarah, ekonomi kreatif, objek wisata
This study is a preliminary study to investigate the potential of the historical site of
Kota Cina if developed as a tourist attraction, businesses that can be developed to
actualize the creative economy of the surrounding community, the needs of
infrastructure and GIS-based spatial information. The study was conducted by using
document analysis, surveys and training trials to the public. The results showed the
region has the potential to be developed. In can be seen from the uniqueness and
specificity of the area to store the wealth of information and historic objects. This
potential is supported by the environmental conditions and the ability of local
communities in developing creative industries, while GIS can provide added value in
developing this area as a tourist attraction.
Keyword: historical site, creative economy, tourist attraction
[ 31 ]
Utara sangat penting, karena situs- situs-situs sejarah tersebut, sehingga
jejak peradaban masa lalu di Sumatera areal situs bersejarah untuk kegiatan
Utara. Oleh karena itu situs-situs lain yang dinilai lebih menguntungkan.
sejarah. Hal ini disebabkan masyarakat strategis yang berperan penting sejak
langsung tersebut umumnya dinilai sisi selat ini memainkan peran strategis
[ 32 ]
internasional pada zamannya. Salah minimnya kepedulian masyarakat
Cina masuk dalam wilayah Desa Paya Medan. Ekonomi kreatif mempunyai
benda artifisial (artefak) dan benda- dengan pengunjung objek wisata yang
yang hanya dapat digunakan untuk dan terbatasnya objek wisata yang
[ 33 ]
Menurut keterangan warga setempat Bentuk lain pemanfaatan lahan
ramainya permukiman di situs ini situs Kota Cina adalah sebagai tempat
terjadi setidaknya sejak awal tahun wisata, di suatu lokasi yang dikenal
ini pada tahun 1875 ketika Halewijn areal yang dahulu dikenal sebagai Paya
kelapa, pisang, dan duku. Sisa-sisa dari merupakan bagian kapal atau perahu
yang dikenal oleh warga sebagai itulah pada tahun 1989 para peneliti
[ 34 ]
Nasional dan EFEO (Perancis), sekitarnya. Program yang paling
akan datang setidaknya akibat dari tiga Agar situs bersejarah dapat
hal. Pertama, area situs tidak dikuasai diakses dengan baik oleh pengunjung,
dikuasai oleh masyarakat yang makin sekitar situs bersejarah perlu dilakukan
merusak dan melenyapkan bukti dan wisata. Objek wisata akan lebih
nilai sejarah dan nilai ekonomis area souvenir atau barang fungsional lain
Oleh sebab itu perlu dilakukan jasa yang ditawarkan akan lebih
masyarakat di area situs dan dan mempunyai keunikan dan ciri yang
[ 35 ]
khas yang menggambarkan objek 1. Bagaimanakah Potensi situs sejarah
wisata setempat. Oleh sebab itu Kota Cina untuk dijadikan objek
Dengan demikian akan terjadi proses 4. Informasi spasial apa saja yang
[ 36 ]
program ekonomi kreatif Medan beserta penduduk di wilayah
situs sejarah Kota Cina berbasis SIG kreatif di kawasan Situs Bersejarah
ini adalah seluruh wilayah kawasan Kota Cina menjadi objek wisata
Situs Bersejarah Kota Cina yang Suatu wilayah dapat dijadikan objek
[ 37 ]
sesuai tujuan kunjungan para b. Potensi pengembangan industri
seperti untuk tujuan rekreasi yaitu Industri kreatif yang terkait dengan
fisik dan olah raga, tujuan wisata seperti penyediaan barang souvenir
pengalaman rohani, dan tujuan dan jasa hiburan atau atraksi yang
Oleh karena itu potensi suatu kawasan Situs Bersejarah Kota Cina
[ 38 ]
jalan, lahan parkir, listrik, air bersih, Data yang terkumpul dianalisis
serta sarana dan prasarana lain yang secara deskriptif kualitatif dengan
wisata. PEMBAHASAN
terkait.
[ 39 ]
1) Artefak timur pekong, sedangkan
[ 40 ]
(Karo) dan Lobu Tua istimewa itu antara lain
[ 41 ]
di masa lalu. Ditinjau dari sebagai fragmen
ini diidentifikasinya
[ 42 ]
(7) Yoni koleksi Museum tampaknya berfungsi
[ 43 ]
adalah pemerian manik-manik c. Logam
[ 44 ]
Namun, aspek gaya menyerupai kerucut). Jika
kiritamukuta (mahkota
[ 45 ]
11,2 cm, lebar 10 cm, permukaan. Ragam jenis
[ 46 ]
bersejarah tersebut dapat lubang penggalin untuk
[ 47 ]
2. Potensi Usaha Ekonomi Kreatif dalam setiap kegiatan yang terkait
[ 48 ]
Hasil uji coba menunjukkan kepuasannya mengikuti pelatihan
Dari Tabel 4.1. terlihat bahwa yang dapat menjadi kekuatan dalam
[ 49 ]
Cina akan menarik untuk tiruan dari motif yang ditemukan
daerah ini. Para pengunjung akan kawasan ini, akan menjadi motif
[ 50 ]
3. Keadaan Infrastruktur Untuk mencapai lokasi situs
[ 51 ]
utama adalah lebar jalan, terjangkau oleh sinyal seluler.
[ 52 ]
di TPA ini setiap harinya. puskesmas, tetapi masyarakat
kawasan ini. Pada saat pasang pusat layanan yang tidak jauh
[ 53 ]
Prasarana ini mencakup; (a) b. Sarana Kepariwisataan
[ 54 ]
2). Sarana pelengkap membelanjakan uangnya di
[ 55 ]
B. Pembahasan Keberadaan site museum
terutama untuk wisata sejarah dan Cina” yang lebih besar dan
diakui secara nasional dan dunia, situs Kota Cina maupun menampilkan
kawasan ini merupakan salah satu dari diorama dari reka peradaban Kota Cina
sedikit tempat yang dapat dijadikan masa lalu. Desain dan penataan
edukasi yang kaya akan informasi Museum Kota Cina akan menjadi daya
sejarah. Informasi sejarah akan lebih tarik bagi pengunjung karena dapat
replikanya dan diletakkan pada area bangunan di area situs maupun dengan
[ 56 ]
ekskavasi secara langsung (live) dari penduduk juga cukup direspon positif,
singkapan lapisan tanah dan benda situs bersejarah Kota Cina menjadi
DKI Jakarta. Potensi wisata air di daerah ini. Infrastruktur dasar yang ada
yang dapat dijadikan tempat Camping informasi spasial perlu dibuat secara
[ 57 ]
geografis) akan sangat bermanfaat 4. Menemukan model pengembangan
[ 58 ]
ini didukung oleh kondisi oleh sebab itu diperlukan kegiatan
[ 59 ]
Borden, Margareth, 1962. The Creative Groeneveldt, W.P., 1960. Historical
Mind, London: Oxford Notes on Indonesia and Malaya
University Press. Compiled
From Chinese Sources.
Chrisman, N. 1997. Exploring Jakarta: Bhratara.
Geographic Information
System. John Wiley & Sons, Howkins, Jhon. 2001. Creative Econo-
Inc. New York. my Make Money from Ideas.
London: Penguin Books.
Chün, Feng Ch’en, 1970. Ma Huan:
Ying-Yai Sheng-lan ‘The Overall Kartono, H., S. Rahardjo & I M.
Survey of The Sandy. 1989. Esensi
Ocean’s Shores’. London: Pembangunan Wilayah dan
Cambridge University Press. Penggunan Tanah Berencana.
Jurusan Geografi FMIPA UI,
Connyer, A.L 1990.Development Plan- Depok.
ning Lessons of
Experience.Baltimore: Jhon Koentjaraningrat dan Emmersen. 1990.
Hopkins Press. Aspek Manusia dalam
Penelitian Masyarakat Jakarta:
Cortesao, Armando, 1967. The Suma Gramedia.
Oriental of Tome Pires and The Book
of Koentowijoyo 1999.Budaya dan Ma-
Fransisco Rodrigues. syarakat.Yogyakarta: Tiara
Nendela/Lichtenstein: Kraus Reprint Waca-na Yogya.
Limited
Korten, M. 1995. Education and Par-
Dusseldorp, van DBWM. 1989. Po- ticipation Development.New
pular Participan in Decision York: Princeton University
Making for Development. New Press.
York: UN Publication.
ESRI. 1990. Understanding GIS: The Lubis, Mochtar. 1970. Manusia Indo-
Arc Info Method. Redlands, nesia. Jakarta: Penerbit Idayu.
CA: Environmental System
Research Institute. Narayana, Deepa. 2002. Voices of the
Poor: Can Everyone Hear Us?
Fishbein, Marten & Ijek Ajzen. 1980. New York: Oxford University
The Reasoned Action Theory. Press
London: Zed Book.
Florida, Richard. 2003. The Rise of The Nisa, Jakiatin. 2007. StudiKelayakan
Creative Class: And how Perkebunan TehGunung Mas
itsTransforming Work, Leisure, Bogor Sebagai Daerah
Community and Everyday Life. TujuanWisata di Jawa
Basic Books Publisher. Barat.Skripsi:
JurusanPendidikanGeografi
UPI Bandung.
[ 60 ]
Paryono, P. 1994. Sistem Informasi Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-
Geografis. Penerbit Andi DasarPariwisata. Yogyakarta:
Offset. Yogyakarta. ANDI
[ 61 ]
KAJIAN KESESUAIAN PENEMPATAN KERJA TERHADAP LATAR
BELAKANG PENDIDIKAN DAN PRESTASI PEGAWAI
Abstrak
Prestasi kerja pegawai senantiasa harus ditingkatkan sesuai dengan program
penempatan kerja yang sudah dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
faktor-faktor ketepatan penempatan dalam jabatan yang terdiri dari kesesuaian
pengetahuan, kesesuaian keterampilan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja, dan
penguasaan teknologi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja
pegawai.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang bekerja di
Pemerintah Kota Medan sebanyak 8.735 orang, sampel penelitian sebesar 5% dari
populasi tersebut yakni 427 orang yang diambil secara stratified random sampling.
Data penelitian dikumpulkan menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang
digunakan adalah statistic deskriptif sedangkan uji hipotesis menggunakan uji t dan
uji F.
Hasil analisis perbandingan berdasarkan jenis kelamin dan faktor usia
menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang nyata dari pegawai negeri sipil
Pemerintah Kota Medan terhadap kesesuaian pengetahuan, kesesuaian keterampilan,
kesesuaian sikap, pengalaman kerja, penguasaan teknologi, dan prestasi kerja.
Hasil analisis perbandingan berdasarkan faktor golongan, masa kerja, dan
jumlah sertifikat yang dimiliki menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata
dari pegawai negeri sipil Pemerintah Kota Medan terhadap kesesuaian pengetahuan,
kesesuaian keterampilan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja, penguasaan teknologi,
dan prestasi kerja.
Hasil analisis perbandingan berdasarkan pendidikan menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang nyata dari pegawai negeri sipil Pemerintah Kota Medan
terhadap kesesuaian pengetahuan, kesesuaian keterampilan, kesesuaian sikap,
pengalaman kerja, penguasaan teknologi, dan prestasi kerja.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial dan simultan
kesesuaian pengetahuan, kesesuaian sikap, pengalaman kerja, dan penguasaan
teknologi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerja pegawai
negeri sipil Pemerintah Kota Medan, sedangkan kesesuaian keterampilan tidak
mempunyai pengaruh terhadap prestasi kerja pegawai negeri sipil Pemerintah Kota
Medan.
[ 62 ]
Abstrack
[ 63 ]
dan turut serta pada pelaksanaan ditempatkan pada posisinya masing-
sesuai dengan dinamika kerja yang pada perusahaan dan pemakai jasa.
dan statis dalam mencapai tujuan ini adalah untuk menempatkan orang
dan etos kerja yang tinggi sesuai Penempatan yang tepat merupakan
Bagi perusahaan yang bergerak prestasi kerja bagi pegawai itu sendiri.
[ 64 ]
demikian pelaksanaanya harus otonomi daerah, yang secara langsung
pegawai yang ada secara ajeg, mereka Hal tersebut diakibatkan oleh
perhatian organisasi terhadap efesiensi pada tugas pokok dan fungsi pegawai
fenomena yang perlu dicermati secara yang perlu dibenahi, diperbaiki dan
negeri Pemerintah Kota Medan dalam pokok dan fungsi pegawai adalah
[ 65 ]
pengetahuan,keterampilan, faktor yang berpengaruh terhadap
[ 66 ]
3. Kualifikasi, keahlian yang bagian penempatan tenaga kerja, baik
[ 67 ]
dikondisikan dengan keadaan variabel yang berpengaruh terhadap
[ 68 ]
berkualitas apabila masa kerjanya menjadi inovasi bagi perkembangan
yang menjai aset investasi individu hasil kerja yang dicapai oleh
yang mampu menguasai IPTEK dan seseorang. Hasibuan (1991, hal 105),
[ 69 ]
prestasi kerja adalah hasil kerja yang komunikasi yang terbuka. Penilaian
[ 70 ]
pengetahuan, kesesuaian Data dalam penelitian akan
[ 71 ]
dianalisis menggunakan statistik secara deskriptif dan dikelompokkan
hipotesis dilakukan dengan uji t dan uji golongan, masa kerja, dan kepemilikan
[ 72 ]
Tabel 4. Statistik Golongan Tabel 6. Statistik Kepemilikan
Sertifikat
Golongan Frekuensi Persentase
2C 1 0,35% Jumlah
Frekuensi Persentase
Sertifikat
3A 5 1,76%
Tdk. Ada 38 11,21%
3B 14 4,93%
1 35 10,32%
3C 87 30,63%
2 31 9,14%
3D 116 40,85%
3 71 20,94%
4A 46 16,20%
4 55 16,22%
4B 12 4,23%
5 46 13,57%
Jumlah 284 100%
>5 63 18,58%
Jumlah 339 100%
Gambar 3. Golongan
Masa
Deskripsi Data
Frekuensi Persentase
Kerja
< 4 tahum 5 1,50% Berikut ini akan dipaparkan
5–8 11 3,29%
9 – 12 24 7,19%
deskriptif data berdasarkan jumlah
13 – 16 44 13,17%
kuesioner yang telah dikumpulkan dan
17 – 20 75 22,46%
[ 73 ]
variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
tinggi yaitu sebesar 13433 dengan Tinggi. Artinya bahwa dari sebanyak
[ 74 ]
dijabarkan dalam karakteristik
Analisis Faktor Jenis Kelamin
responden dianalisi secara deskriptif
Dari kuesioner sebanyak 339,
menggunakan analisi multi
sebanyak 317 responden mengisi item
perbandingan. Dalam analisis multi
jenis kelamin dan 22 orang tidak
perbandingan ini, jumlah sampel yang
mengisi. Dari jumlah tersebut setelah
digunakan disesuaikan dengan jumlah
dilakukan verifikasi data, terjaring 313
data yang layak untuk dianalisis. Hasil
responden yang mengisi lengkap
analisis deskriptif multi perbandingan
kuesioner. Hasil analisis data terlihat
dari seluruh variabel adalah sebagai
pada tabel di bawah ini :
berikut.
Dari tabel tersebut terlihat bahwa probabilitas semua variabel diatas 0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa semua variabel dapat dalakukan analisis lebih lanjut.
[ 75 ]
demikian dapat dinyatakan bahwa verifikasi data, terjaring 311 responden
sebanyak 319 responden mengisi item analisis data terlihat pada tabel di
bahwa probabilitas variabel C,D, dan F variabel lain dapat diproses. Namun
variabel lainnya diatas 0,05. Hal ini diproses, karena analisis dengan SPSS
[ 76 ]
Tabel 10. Analisis Varian
Sum of Mean
Variabel Squares df Square F Sig.
A 181,2493 6 30,2082 0,94 0,47
B 130,5474 6 21,7579 0,82 0,56
C 246,6614 6 41,1102 1,42 0,21
D 201,9081 6 33,6513 1,10 0,36
E 159,1729 6 26,5288 0,73 0,63
F 411,1996 6 68,5333 2,06 0,06
berdasarkan faktor usia, tidak ada data yang diolah sebanyak 279, satu
[ 77 ]
Tabel 12. Analisis Varian
Mean
Variabel Sum of Squares df F Sig.
Square
A 1083,3849 6,0000 180,5641 6,14 0,00
B 738,4591 6,0000 123,0765 4,89 0,00
C 922,1638 6,0000 153,6940 5,83 0,00
D 935,4794 6,0000 155,9132 5,47 0,00
E 1357,8618 6,0000 226,3103 6,72 0,00
F 1076,4609 6,0000 179,4101 5,91 0,00
[ 78 ]
Berdasarkan hasil analisis Tabel 16. Analisis Varian
Dari kuesioner sebanyak 339, Kerja dan Prestasi Kerja memiliki nilai
usia dan 5 orang tidak mengisi. Dari demikian dapat dinyatakan bahwa
[ 79 ]
verifikasi data, terjaring 295 responden Tabel 18. Analisis Varian
Var
Levene
df1 df2 Sig.
Berdasarkan hasil analisis
Statistic
A 3,416 6 288 ,003 tersebut di atas, diketahui bahwa
B 3,535 6 288 ,002
C 3,961 6 288 ,001 keenam variabel memiliki nilai
D 3,734 6 288 ,001
E 1,605 6 288 ,146 signifikansi di bawah 0,05. Dengan
F 2,713 6 288 ,014
demikian dapat dinyatakan bahwa
Uji Hipotesis
Hasil uji hipotesis penelitian dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
b Dependent Variable: Y
[ 80 ]
Berdasarkan tabel tersebut diketahui kesesuaian keterampilan, kesesuaian
test sebesar 246,013 dengan kerja pegawai digunakan uji t. Hasil uji
dan penguasaan teknologi mempunyai prestasi kerja seperti tampak pada tabel
[ 81 ]
a Dependent Variable: Y berpengaruh terhadap prestasi kerja,
atas, diketahui bahwa nilai uji t untuk memiliki pengaruh terhadap prestasi
memiliki nilai signifikansi > 0,05 daya dukung keenam variabel tersebut
yaitu sebesar 0,060. Sedangkan untuk terhadap prestasi kerja digunakan uji
variabel yang lain memiliki nilai < determinasi. Hasil uji determinasi
0,05. Dengan demikian hanya variabel dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
a Predictors:
PEMBAHASAN
(Constant), X5, X1, X2, X4, X3
Berdasarkan analisis deskriptif,
Berdasarkan data pada tabel
variabel kesesusian pengetahuan
tersebut di atas, diketahui bahwa nilai
memiliki skor pada kategori sangat
uji determinasi sebesar 0,787. Hasil ini
tinggi yaitu sebesar 80,68. Sedangkan
mengindikasikan bahwa keenam
variabel yang lainnya pada kategori
variabel tersebut mendukung
tinggi, masing-masing kesesuaian
pencapaian prestasi kerja sebesar
sikap sebesar 79,69, prestasi kerja
78,7%.
sebesar 79,09, pengalaman kerja
[ 82 ]
sebesar 78,95, kesesuaian ketrampilan perbedaan yang nyata dari Pegawai
Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan analisis varian antar golongan yang
bahwa tidak terdapat perbedaan yang antara golongan IIIc : IVa sebesar
nyata dari Pegawai Negeri Sipil 0,0000, antara golongan IIId : IVa
teknologi dan prestasi kerja. golongan IIIb, IIIc dan IIId dengan
[ 83 ]
variabel kesesuaian ketrampilan kesesuaian sikap antara golongan IIIb,
menunjukkan bahwa nilai signifikansi IIIc dan IIId dengan golongan IVa.
golongan IIIb, IIIc dan IIId dengan Hasil ini menunjukkan adanya
[ 84 ]
Hasil ini menunjukkan adanya sedangkan terhadap variabel
IIIb, IIIc dan IIId dengan golongan tidak terdapat perbedaan yang nyata.
Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kota sebesar 0,0333, antara pegawai yang
antara golongan IIIc dan IIId dengan 0,0003, antara pegawai yang
Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan yang berpendidikan S1 dan SLTA serta
[ 85 ]
dengan pegawai yang berpendidikan tahun dengan pegawai yang memiliki
perbedaan yang nyata dari Pegawai perbedaan yang nyata dari Pegawai
Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan Negeri Sipil Pemerintah Kota Medan
dengan hasil analisis varian pada dengan hasil analisis varian antar
seluruh sampel. Tetapi bila analisis jumlah sertifikat yang dimiliki pegawai
dilakukan pada tiap sampel antar masa dengan nilai signifikansi < 0,05 pada
kerja maka yang memiliki nilai seluruh variabel. Hasil analisis varian
kerja 5-8 tahun dengan pegawai yang pegawai yang tidak memiliki sertifikat
memiliki masa kerja > 24 tahun. Hasil dengan yang memiliki 3 sertifikat
pegawai yang memiliki masa kerja 5-8 memiliki 4 sertifikat sebesar 0,0367,
[ 86 ]
pegawai yang tidak memiliki sertifikat sertifikat dengan yang memiliki
dengan yang memiliki 5 sertifikat sertifikat > 5 sebesar 0,0019. Hasil ini
pegawai yang tidak memilliki sertifikat Hasil analisis varian terhadap variabel
pada perbedaan antara pegawai yang tidak memiliki sertifikat dengan yang
dengan yang memiliki 4 sertifikat sertifikat > 5 sebesar 0,0009. Hasil ini
dan pegawai yang tidak memiliki antara pegawai yang tidak memilliki
[ 87 ]
sertifikat dengan pegawai yang Selain itu perbedaan antara pegawai
memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0002. yang tidak memilliki sertifikat dan
pengalaman kerja antara pegawai yang perbedaan antara pegawai yang tidak
pegawai yang memiliki sertifikat > 5. Selain itu perbedaan antara pegawai
memiliki sertikat > 5 sebesar 0,0351. prestasi kerja antara pegawai yang
[ 88 ]
tidak memilliki sertifikat dan pegawai pengaruh yang dominan terhadap
pegawai yang memiliki sertifikat > 5. dalam bekerja maka akan semakin
memiliki nilai koefisien yang paling menunjukkan bahwa nilai thitung untuk
[ 89 ]
sebesar 0,000. Hasil ini Hasil analisis data
[ 90 ]
kesesuaian sikap, pengalaman kerja, 3. Kesesuaian ketrampilan tidak
variabel lain yang tidak diteliti dalam pengaruh yang signifikan terhadap
[ 91 ]
Berdasarkan hasil penelitian dibangun budaya sharing informasi
[ 92 ]
Suaib. 2000. Pengembangan Sumber Jakarta.
Daya Manusia. Rienika Cipta.
[ 93 ]
PERANAN PEMKO MEDAN DALAM UPAYA
PENGENDALIAN INFLASI DAERAH
DI KOTA MEDAN
Prawidya Hariani*
Lailan Safina Hsb
Jasman Syarifuddin Hsb
ABSTRAK
[ 94 ]
dan tetap stabil. Laju inflasi selain Pemerintah Pusat sampai dengan
yang akan dicapai pemerintah, karena laju inflasi , terutama pada kondisi
salah satu asumsi dasar dalam peak season (Bulan Ramadhan dan
menyusun nota keuangan negara dalam Hari Raya) dimana laju inflasi menjadi
bentuk APBN pada tiap tahunnya juga lebih cepat naik dan selalu terjadi pada
mengacu pada seberapa besar target setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan
inflasi yang akan dicapai pada tahun adanya gap expectation di pasar antara
tersebut. Jadi laju inflasi harus dapat konsumen di satu sisi dengan pedagang
No. 23 Tahun 1999 tentang Tugas dan keseluruhan yang sering kita sebut
hanya Bank Indonesia yang dapat harga barang dapat disebabkan karena
lebih penting lagi adalah apa yang uang yang beredar di masyarakat
maka Bank Indonesia harus dapat daya yang akan menyebabkan naiknya
menjaga stabilitasnya. Oleh karena itu impor barang tersebut, dan masih
[ 95 ]
Kebijakan Bank Indonesia di dalam pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan
beredar dan menaikkan tingkat suku besar yakni sebesar 73 persen dari
(supply side) dan berada di luar kendali kontribusinya serta dalam rangka
diambil oleh Bank Indonesia tidak jawab Bank Indonesia melainkan juga
adalah kebijakan lain yakni kebijakan inflasi yang disebabkan oleh gangguan
Inflasi yang rendah dan stabil memiliki peranan yang cukup penting
[ 96 ]
untuk mengendalikan laju inflasi yang perekonomian. Dari sisi penawaran
Medan khususnya sektor ekonomi riil. laju inflasi karena adanya kenaikan
Pemerintah Kota Medan dan Propinsi harga yang pada gilirannya merupakan
dapat mengendalikan laju inflasi secara merasa sangat dirugikan apabila laju
Bank Sentral, melalui instrumen rendah dan relatif stabil dari waktu ke
[ 97 ]
acuan dalam mentukan perencanaan dan perekonomian berada dalam
faktor -faktor penyebab timbulnya output dan kesempatan kerja. Jadi tidak
[ 98 ]
juga besarnya impor barang yang Berdasarkan pada asal
inflasi merupakan sesuatu yang tidak (b) Imported Inflation, yaitu inflasi
yang sedang berkembang. Artinya luar negri. Kenaikan harga di luar negri
[ 99 ]
berlangsung secara perlahan-lahan, b. Inflasi sedang, yaitu inflasi dengan
(b) Galloping inflation, yaitu inflasi antara lebih dari 10-20% per
berlangsung sedikit lebih cepat, karena c. Inflasi berat, yaitu inflasi dengan
(c) Hyper Inflation atau, yaitu inflasi penyebab terjadinya laju inflasi,
yang terjadi dengan laju pertumbuhan maka dapat dibedakan atas 2 (dua
pada posisi satu digit atau dibawah permintaan agregat maka akan terjadi
[ 100 ]
agregat sudah mendekati bahkan sudah mengendalikan laju infalsinya dalam
(b) Cost Push Inflation, yaitu pendapatan riil. Jadi ada prinsip
[ 101 ]
memberi stimulasi bagi produsen III. METODE PENELITIAN
yang dibutuhkan masyarakat, dan data, maka pada penelitian kali ini
yang akan terjadi secara rutin. yang diperoleh dengan survey dan
[ 102 ]
triwulan. Berdasarkan data tersebut Investasi dan pengeluraran pemerintah
fluktusasi harga yang terjadi dalam memandang inflasi dari sisi sektor riil,
dianalisis pola inflasi yang terjadi di yang paling cepat memacu laju inflasi.
sehingga nantinya dapat diketahui jenis dibangun dalam penelitian ini adalah
[ 103 ]
Ct = Total Pengeluaran disebarkan kepada masyarakat dan
[ 104 ]
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN Namun pada tahun 2008, kembali
besarnya laju inflasi yang terjadi di kenaikan harga BBM yang dipicu
kota Medan dalam kurun waktu antara secara eksternal yakni adanya kenaikan
fluktuatif, secara rata-rata dalam kurun menjadi lebih tinggi. Kondisi ini
ini, justru yang paling tinggi inflasi lokal kota Medan. Jika dilihat dari rata-
terjadi pada tahun 2005 yakni rata angka inflasi Medan, tetap berada
mencapai 22,91%, dimana pada tahun diatas inflasi nasional yang berkisar
harga BBM sampai 100%, akibatnya masih kurang bagus, karena angka
barang dan jasa yang ada di pasar inflasi harus lebih rendah dari laju
Namun pada tahun berikutnya ekonomi secara riil dalam kondisi yang
yang lebih moderat dan sesuai dengan inflasi , maka pola inflasi berdasarkan
[ 105 ]
kelompok barang adalah sebagai tersebut hanya sensistif dan
[ 106 ]
pendidikan, justru inflasinya tapi ada kondisi yang sangat
terjadi sangat fluktuatif. Hal ini berbeda pada tahun 2005 yakni
[ 107 ]
pemerintah (G) sebesar 92,4% dengan INFt = 22,110 + 2,741E-6 Ct +
1,879E-5 It + 9,180E-6
laju inflasi di kota Medan, sedangkan
Gt + εt
Artinya bahwa tingkat
sisanya sebesar 7,6% memiliki
konsumsi (C) berpengaruh secara
hubungan diluar model yang
positif dan signifikan atau (t=3,492
dibangun. Dengan kata lain
pada α= 5%) terhadap laju inflasi,
hubungannnya sangat kuat. Dilihat
atau jika konsumsi berubah yakni naik
dari koefisien determinasi (R²) yang
sebesar 10% maka laju inflasi akan
di adjusted sebesar 0,708. Artinya
naik sebesar 0,03 %, maka
70,8% variabel C, I dan G mampu
elastisitasnya termasuk jenis yang in-
menjelaskan variabel inflasi kota
elastik (E<1) karena nilainya kurang
Medan, sedangkan sisanya akan
dari satu, berarti perubahan pada
dijelaskan oleh variabel diluar model.
tingkat konsumsi menjadi kurang
Dengan kata lain model Keynes ini
sensitif mempengaruhi laju inflasi
secara empirik sudah sesuai antara
kota Medan.
teori dengan kenyataan yang terjadi di
Sedangkan untuk variabel
kota Medan.
investasi (I) berpengaruh secara
Dari model regresi untuk inflasi
positif dan signifikan (t=3,917 pada
kota Medan yang dibangun
α= 5%) terhadap laju inflasi, atau jika
berdasrkan model dari Teori Keynes
investasi kota Medan naik sebesar
yang melihat inflasi dari sisi
10% maka laju inflasi akan naik juga
permintaan (demand-side)
sebesar 0,02 %, maka elastisitasnya
menghasilkan persamaan regresi dari
termasuk jenis yang in-elastik juga
model inflasi kota Medan yaitu :
(E<1) karena nilainya kurang dari
[ 108 ]
satu, berarti perubahan pada tingkat parameter yag dihasilkan tidak ada
(G) berpengaruh secara positif dan terletak pada data yang sangat sedikit,
terhadap laju inflasi, atau jika tahun ditambah, maka nilai dari
naik sebesar 10% maka laju inflasi korelasinya tidak akan terlalu tinggi
hanya akan naik sebesar 0,01 %, sampai lebih dari 90%, secara
kurang sensitif mempengaruhi laju 2,143. Model ini juga dapat diperbaiki
[ 109 ]
menggunakan daftar pertanyaan - Dari 251 responden rumah
- Dari 251 responden rumah barang dan jasa terhadap inflasi di kota
tidak percaya.
[ 110 ]
dan sisanya yang menyatakan menyatakan tidak ada kenaikan.
- Jasa Pendidikan, rekreasi dan pada masa 6 bulan yang akan datang
[ 111 ]
- Perumahan, Air, Listrik dan 26,42% yang menyatakan tidak
menyatakan tidak hanya 7,19% yang menyatakan tetap seperti saat ini
[ 112 ]
tinggi sehingga laju inflasi yang optimis bahwa Pemko Medan
sisanya hanya 8,91% yang pada saat ini dibanding 6 bulan yang
[ 113 ]
- Perumahan, Air, Listrik dan 13,13%. Sedangkan prediksi tentang
sisanya yang menyatakan tidak mereka jalani saat ini, jika dilihat dari
bahwa untuk 6 bulan yang akan datang cukup tinggi pada masa 6 bulan yang
laju inflasi masih tinggi yakni sebesar akan datang di kota Medan, adalah
[ 114 ]
- Bahan makanan mencapai - Transportasi, Komunikasi
menyatakan tidak hanya 8,20%. Medan untuk 6 bulan yang kan datang,
10,10%
V. KESIMPULAN DAN
- Jasa Pendidikan, rekreasi dan SARAN
[ 115 ]
lebih tinggi dari inflasi rata-rata yang - Kelompok makanan
2005 juga lebih tinggi dari inflasi rata- stabil (8,88%) . Inflasi
[ 116 ]
(9,85%) dan inflasi terendah tahun 2009
[ 117 ]
signifikan (t=3,917 pada α= 5%) membantu mengendalikan
[ 118 ]
- Hanya 50,41% dari responden - 44,76% dari responden
[ 119 ]
mengalami inflasi, diurutan kelompok transportasi dan
kesehatan kesehatan.
[ 120 ]
keagaman). Oleh karena itu perlu harga yang terjangkau dan
[ 121 ]
Sarjana, Unniversitas Sumatera Inflasi di Indonesia”, Skripsi
[ 122 ]
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT
INVESTASI PENANAMAN MODAL ASING (PMA) DI KOTA
MEDAN
ABSTRAK
modal merupakan satu dari sekian kerja yang dapat akhirnya dapat
[ 123 ]
Kebanyakan negara berkembang laju pembentukan modal uang sangat
modal membawa akibat pada Laju tabungan yang rendah seperti itu
terus berlangsung sampai ada upaya modal yang ada. Usaha memobilisasi
modal sehingga dapat tercipta investasi dan pinjaman masyarakat hampir tidak
ekonomi sampai pada tingkat yang pembentukan modal yang ada melalui
modal yang sangat kecil tetapi juga tabungan domestik melalui pemasukan
[ 124 ]
peralatan modal dan bahan mentah dan investasi juga rendah, dan bersama
mengakibatkan investasi juga rendah, dan modal yang rendah, karena tenaga
pertumbuhan ekonomi dari investasi yaitu untuk membuat satu unit output
memiliki multiplier effect yang besar diperlukan modal yang lebih banyak.
menyediakan lapangan kerja dan salah satu cara yang ditempuh dalam
[ 125 ]
modal asing merupakan salah satu kesenjangan antara tabungan dengan
biasanya juga memiliki sifat khusus Asing dikota Medan, masih didominasi
Propinsi Sumatera Utara sekaligus kota properti. Karena kota Medan secara
terbesar diluar Pulau Jawa setelah geografis menjadi pusat jasa keuangan
investasi baik yang berasal dari dalam Propinsi Sumatera Utara khususnya
negeri maupun luar negeri. Ketika Kota Medan akan menjadi supplier
investasi di dalam negeri tidak baik barang maupun jasa bagi daerah
[ 126 ]
Studi ini digunakan untuk II. TINJAUAN TEORITIS
gambaran yang nyata tentang sektor- bisa terdiri dari pabrik, mesin, kantor
sektor bisnis apa saja yang dan produk-produk tahan lama lainnya
[ 127 ]
yang belum selesai diproses permintaan dan pertambahan
dan barang jadi.
permintaan terjadi karena adanya
[ 128 ]
bendungan irigasi, jalan raya, memiliki faktor produksi modal
faktor produksi alam namun tidak bentuk kegiatan menanam modal, baik
[ 129 ]
oleh penanam modal dalam negeri masuk ke perusahaan yang
[ 130 ]
Penanaman Modal Asing di tingkat kesulitan dalam pengambilan
e. Ada hubungan yang positif atau maka responden dari PMA yang
[ 131 ]
e. Kantor Kamar Dagang dan Buku Medan Dalam Angka
data kwantitatif dan kwalitatif yang akan dibangun dalam penelitian ini
[ 132 ]
- GOVSPND = Belanja bersifat survey, dengan membuat
- β0 = Konstanta
sebagai alat bantu pengambilan data. dalam hal ini tingkat investasi PMA di
[ 133 ]
21,3% dapat dijelaskan oleh variabel Hasil fungsi regresi dari model
lain di luar model yang dibangun. Nilai yang dibangun tentang Faktor-faktor
[ 134 ]
dinivestasikan oleh investor di kota pada penelitian ini di Bab II, maka
Sedangkan variabel inflasi (INF) dan - Ada hubungan yang positif dan
dan E=0,463 untuk KURS , atau sangat dalam kurun waktu 10 tahun
inflasi serta nilai KURS kurang - Ada hubungan yang positif dan
(UMK) naik 10%, maka PMA akan Medan dalam kurun waktu 10
Diagnostik berupa uji-t atau uji parsial Kota Medan dengan nilai
[ 135 ]
(2001-2010) karena mencapai KURS dengan nilai invstasi
mungkin juga menambah nilai pertama terjadi karena data yang diolah
[ 136 ]
(INF) memiliki hubungan yang positif, positif dan tidak signifikan. Hal seperti
artinya jika Belanja Pemerintah ini juga akan terjadi karena dipicu oleh
(GSPND) naik 10%, maka nilai kurangnya data yang dianalisis dalam
investasi PMA akan naik juga sebesar bentuk tahunan. Karena inflasi itu
30,2% dan signifikan pada α = 5%, dapat menugur daya beli masyarakat
diperhitungkan oleh investor asing Artinya makin tinggi laju inflasi, maka
dimiliki kota Medan, baik secara fisik daerah tersebut. Tapi dapat juga
amaupun secara pasar (size of market). dianalisis secar fakta ekonomi, bahwa
naik juga sebesar 0,266%. Dengan dengan kata lain tinggi rendahnya laju
mengacu pada uji-t dan hipotesa dari inflasi yang terjadi sama sekali tidak
penelitian ini di Bab II, maka ada yang mempengaruhi laju investasi asing.
negatif dan tidak signifikan menjadi yakni 11,117 > 0,045, yang berarti
[ 137 ]
bahwa variabel bebas POP, investor untuk menanamkan
atau pelaku usaha PMA yang ada di sama dengan yang menjawab ada
Kota Medan secara random yang pada kemudahan yakni sebesar 31,25%.
lebih dari yang direncanakan yakni Perekonomian Medan yang cukup baik
menyatakan ya, bahwa memilih Medan baik dan tidak stabil perekonomian
Medan menjadi daya tarik utama bagi yang baik. Sisanya yang menyatakan
[ 138 ]
tidak mencapai 28,13%, dan sisanya berinvestasi di Medan yakni sebesar
menyataka ya, bahwa ada kemudahan dan yang ragu-ragu hanya 3,13% saja.
Bisnis dan Ekonomi sehingga memilih menyatakan ya, bahwa memilih Medan
yang menyatakan tidak, mencapai luar Pulau Jawa sebanyak 71,88%, dan
[ 139 ]
46,88% bahwa memilih Medan untuk Dari 32 responden yang
tidak rendah PUNGLI justru mencapai seperti saat ini sebesar 43,75%, dan
40,63%. Dan yang menyatakan Kota sisanya yang menyatakan akan turun
mencapai 53,13%, yang merasa ragu- Kota Medan 6 bulan sampai 1 tahun
ragu kondisi ekonomi Medan mencapai kedepan antara yang menjawab naik
40,63% dan sisanya 6,25% sebesar 50% dan yang menjawab tetap
[ 140 ]
yang menjawab turun pertumbuhan V.KESIMPULAN DAN SARAN
tidak akan naik ataupun turun (tetap) 21,3% dapat dijelaskan oleh
mencapai 56,25%, yang merasa masih dari model secara teori dan
ragu-ragu dengan kondisi Sosial Politik fakta tidak jauh berbeda dan
[ 141 ]
tinggi atau hubungannya dan signifkan, sedangkan untuk
[ 142 ]
menunjukkan size of region khususnya asing tidak akan
PMA di Kota Medan akan naik elastisitas lebih dari satu (E>1)
[ 143 ]
V.2 Saran pada kepentingan yang lebih
[ 144 ]
POPULIS yang lebih bernuansa larinya investor tersebut
Medan. kondusif.
retribusi yang lebih tinggi, atau baik lagi, dan bahkan akan
[ 145 ]
6. Sedangkan untuk kondisi sosial tepat lokasi, jadi bukan hanya
[ 146 ]
orang dapat dengan mudah Hill,Hal , 2001, “Ekonomi
Indonesia”, PT RajaGrafindo Persada,
mengaksesnya, seperti investor Jakarta
[ 147 ]
PERILAKU SUPIR ANGKUTAN KOTA (ANGKOT) DI KOTA
MEDAN
(Muba Simanihuruk dan Robinson Sembiring, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Sumatera Utara, Medan)
Abstract
Population growing ultimately increase in traveling demands such as working
and lessure purposes. Nowadays, Indonesia faces an explosive growth in vehicle
ownership and utilization of public transportation. The increase of population and
public transportation needs unfortunately contributes to accidents case in Indonesia
generally and in Medan particularly due to irregular public transportation’s (known as
‘angkot’ or angkutan kota) driver habit.
This research is a descriptive quantitative type. The total of samples are 300
drivers which selected accidently in the bush station (Pinang Baris and Amplas) and
interviewed the main informants consist of supervisor in the station (mandor) and staf
of public transportation management (armada). Instrument that used in gathering data
are questionnaires, open-ended interview, and participation observation where the
researcher for some extent observed the behavior of the driver.
Data were analyzed using descriptive and correlation analysis. One main
finding founded that most of the drivers abuse a public transportation regulation such
as driving in high speed when get out of station, rush driving to pick the passanger
up, and have no respect to the bycyle rider. Sum up, the bad behaviour of the driver
not morely forced by internal factors such as education, ethnicity affiliation, but for
most extent imposed by external factors out side of the drivers such as the struggle to
afford the payment to the car owner (known setoran) and the daily wage, the tough
competition among the drivers, and number of public transportation which excedeed
designated number (plafon).
ABSTRAK
Perilaku berlalu lintas di Indonesia umumnya, dan di Kota Medan khususnya,
sangat memprihatinkan. Buruknya perilaku berlalu lintas ini tampak dari
kesemrawutan berlalu lintas sehari-hari seperti menerobos lampu merah, menaikkan
dan menurunkan penumpang di sembarang tempat. Dampak lanjutan perilaku
berlalulintas ini adalah meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas. Menurut Kapolri,
pada 2007 terdapat 20.000 orang korban kecelakaan lalulintas. Angka itu naik
menjadi 20.188 orang pada 2008. Tahun 2009, lebih tinggi lagi angkanya, mendekati
21.000 orang. Sedangkan di Medan sendiri, berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas
Polda Sumut, sejak Januari hingga April 2012, korban tewas kecelakaan lalu lintas
mencapai 749 orang. Korban tewas ini merupakan bagian dari 2.992 kecelakaan yang
terjadi sepanjang periode itu. Kecelakaan tertinggi terjadi Januari, yakni 847 kasus
sedangkan Februari menurun hanya 715 kasus. Selanjutnya Maret terjadi 719 kasus
kecelakaan dan terakhir April terjadi 711 kasus.
[ 148 ]
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Responden dalam penelitian ini ditetapkan secara purposif dari setiap
armada/kesatuan yang jumlahnya 300 orang yang dipilih secara proporsional dari
setiap armada. Sedangkan informan utama adalah supir, direksi armada, dan mandor.
Alat pengumpul data yang dipakai adalah kuessioner, observasi partisipasi (menaiki
mobil angkot), dan wawancara mendalam yang tidak terstruktur. Sedangkan analisa
dan interpretasi data digunakan dengan bantuan program SPSS untuk menampilkan
tabel tunggal (pola-pola perilaku mengemudi) dan analisis korelasi (variabel
pendidikan, etnisitas, lama kerja, dan armada dan perilaku mengemudi).
Studi ini menunjukkan bahwa pola-pola perilaku mengemudi supir angkot di
kota Medan kurang tertib. Ini tampak seperti ngebut begitu keluar stasiun atau
pangkalan, ngebut mencari penumpang dan ngebut sesama angkot. Pelanggaran lain
yang dilakukan misalnya seperti menyalip dari jalur kiri, mengabaikan hak-hak
pengguna jalan seperti pesepeda, dan tidak memasang segitiga pengaman ketika
berhenti dalam keadaan darurat. Temuan lain menunjukkan, bahwa pendidikan tidak
memengaruhi perilaku mengemudi di kalangan supir. Dapat disimpulkan pula,
ternyata tidak hanya faktor internal dari dalam diri supir (pendidikan dan pengalaman)
yang memengaruhi perilaku tetapi lebih karena tekanan eksternal dari luar yang
memaksa seperti tekanan memenuhi setoran dan penghasilan, trayek yang tumpang
tindih, dan menurunnya jumlah penumpang.
budaya bangsa kita secara umum, dan perilaku berlalu lintas yang tidak aman
dan macet, sudah menjadi pandangan lalu lintas dari tahun ke tahun
[ 149 ]
meningkat seiring dengan tingginya yakni 847 kasus sedangkan Februari
angka kecelakaan lalu lintas itu sendiri. menurun hanya 715 kasus. Selanjutnya
Menurut Kapolri, pada tahun Maret terjadi 719 kasus kecelakaan dan
2007 terdapat 20.000 orang korban terakhir April terjadi 711 kasus.
2008. Tahun 2009, lebih tinggi lagi ditemukan. Pada tahun 1910, 65 persen
Lima persen dari jumlah korban inti atau sentra kota. Namun ketika
kecelakaan lalu lintas adalah pelajar mobil ditemukan Henry Ford pada
hingga April 2012, korban tewas penjualan mobil pada Maret 2012
kecelakaan lalu lintas mencapai 749 mencapai 87.761 unit. Jumlah itu
bagian dari 2.992 kecelakaan yang Februari 2012 yang sebesar 86.407 unit
terjadi sepanjang periode itu. dan Januari 2012 76.365 unit. Adapun
[ 150 ]
tahun 2012 adalah 250.533 unit, atau umum ketika berhenti telah dilakukan
lebih besar dibandingkan periode sama oleh Aniek QS (1999) dengan studi
tahun lalu sebesar 225.739 unit. kasus jalan Jendral A. Yani, Kota
sementara ketersediaan jalan relatif angkutan kota dan bis kota, karena
umum di Indonesia memiliki karakter antara lain dari sisi ukuran dan
karakteristik khas angkutan umum di bis kota sebesar 46.191 detik dan
Indonesia antara lain (Dwi Handoko, tundaan angkutan kota sebesar 6.227
a. Kecepatan tidak teratur, terkadang faktor rata-rata lama berhenti bis kota
b. Berhenti di sembarang tempat, dan angkutan kota, kecepatan bis kota yang
dalam waktu yang tidak teratur. lebih rendah dan batas headway
[ 151 ]
diperlukan oleh kendaraan lain untuk umum. Hasil penelitian ini
Ahmad Yani (arah dalam dan luar Semakin lama angkutan umum
bis dan angkutan kota (angkot), dengan lebar efektif dan waktu henti
dan sore hari dan pada jam bukan efektif jalan tidak berpengaruh
[ 152 ]
Balitbang Provinsi Jawa Timur 3. Situasi problematik utama yang
tentang perilaku supir dalam berlalu sikap dan perilaku pemakai atau
kendaraan bermotor.
[ 153 ]
umumnya secara simultan b. Bagaimana hubungan tingkat
utama dalam berlalu lintas di kalangan lintas supir angkutan kota Medan di
Medan?
[ 154 ]
di kalangan supir angkutan kota yang ada pada saat penelitian
[ 155 ]
Populasi dan Sampel informasi dari lapangan diperoleh
penelitian ini adalah keseluruhan supir adalah sebagian atau wakil populasi
Ijin Trayek yang dikeluarkan oleh dikemukakan oleh Isaac dan Michael
Dinas Lalu Lintas Jalan Raya (dalam Sugiyono, 2008: 126), sebagai
[ 156 ]
atau 10% Michael selanjutnya menyusun sebuah
Tabel 3.1
N S N S N S
[ 157 ]
100 80 500 217 6000 361
Catatan: N= Populasi
S= Sampel
[ 158 ]
Tabel 1 Nama dan Jumlah Armada Angkutan Kota di Medan.
Ceria
Eksprss
Sejahtera
TOTAL 16.736
[ 159 ]
Informan Penelitian teknik yaitu :
dalam penelitian ini juga berasal dari Pengumpul data dalam penelitian ini
pemiliki angkutan umum (toke) dan adalah kuesioner semi terbuka (semi-
ini, akan digali lebih dalam informasi disebarkan kepada para supir angkutan
terkait dengan perilaku berlalu lintas umum yang ada di Kota Medan.
lebih dalam dari informan ini, akan pewawancara dan dipandu langsung
[ 160 ]
dilakukan langsung oleh peneliti. biasa dengan memilih duduk di bangku
perjanjian sebelumnya. Karena itu, dianalisa dalam tabel tunggal dan tabel
catatan. korelasi.
[ 161 ]
penelitian berlangsung. lain.
a. Perilaku dalam penelitian ini adalah dengan supir adalah orang yang
baik yang dilakukan karena tekanan dengan ciri tersendiri untuk setiap
dari luar (eksternal) maupun karena armada (kesatuan) baik yang tidak
[ 162 ]
1) Kepatuhan terhadap peraturan 1) Lingkungan etnis tempat
armada bermukim
5) Frekuensi berdiskusi
indikator:
[ 163 ]
HASIL PENELITIAN Jumlah kenderaan bermotor
berikut:
Tabel 2
Jenis Kenderaan
rata-rata per tahun (sebesar 3,91) dan memberikan pelayanan dalam trayek
juga pertumbuhan mobil barang tetap dan teratur di Kota Medan terdiri
(sebesar 5,29 %). Tetapi pertumbuhan dari jenis mobil penumpang umum,
tertinggi terjadi pada sepeda motor bus kecil, bus sedang dan bus besar
[ 164 ]
dengan perincian sebagaimana tertera dalam tabel berikut.
Tabel 3
Kecil
sedang
Besar
Jaringan trayek dan detail data untuk beroperasi di Kota Medan dapat dilihat
[ 165 ]
Tabel 4
[ 166 ]
Tabel 5
M.)
[ 167 ]
22 CV.Laju Deli S. Beca Bermotor 1.000 1.000 100,00 50
Tabel 6
Almunawarrah
[ 168 ]
Kebijaksaan angkutan umum di Kota 5. Meningkatkan pelayanan angkutan
jaringan jalan yang ada, faktor umum yang lebih sesuai dengan
angkutan umum agar kisi pada daerah pusat kota dan bentuk
bersifat lokal dengan regional agar Yamin. Sedang koridor luar yang
[ 169 ]
Sudarso, Jalan Putri Hijau, dan Jalan lingkar Selatan yaitu Jalan Bunga
Krakatau sebagai jalan yang Sedap Malam, Jalan AH. Nasution dan
pusat kota, Jalan Letda Sujono sebagai Selain itu juga terdapat jalan
dengan pusat kota, Jalan S.M. Raja dan dengan daerah bagian Utara Kota
Jalan Brigjend katamso serta Jalan Medan yaitu Belawan yang dibangun
Jamin Ginting merupakan jalan yang memanjang pada daerah bagian Barat.
pinggiran kota secara langsung, tanpa yang melaui pusat kota, sehingga
jalan lingkar Utara, yaitu Jalan Kapten lintas dalam kota serta merangsang
Hitam, Jalan Industri, dan Jalan Untuk memperlancar arus lalu lintas
menghubungkan daerah bagian Utara lintas seperti jalan satu arah terutama
dengan bagian Timur, sedangkan pada daerah pusat kota yaitu pada Jalan
daerah bagian Selatan dengan daerah Ahmad Yani, Jalan Balai Kota, Jalan
bagian Timur dihubungkan oleh jalan Putri Hijau, Jalan Diponegoro, Jalan
[ 170 ]
Imam Bonjol (sebagian), Jalan Kartini, Sutomo, Jalan Pandu, Jalan Cirebon,
Jalan Teuku Daud, Jalan Maulana Jalan Gaharu, dan hampur seluruh
Lubis, Jalan Haryono MT, Jalan Gajah jaringan jalan dalam wilayah pusat
Mada (sebagian), Jalan Zainul Arifin, kota. Kota Medan memiliki jalan
Tabel 7
Penanggung Jawab
Kondisi Jumlah
Negara Provinsi Kab./Kota
[ 171 ]
Tabel 8
Penanggung Jawab
Permukaan Jumlah
Negara Provinsi Kab./Kota
Kerikil
Terminal sebagai salah satu sifat dan syarat lokasi dari terminal.
dalam suatu kota. Pengaturan lokasi yang besar menuntut pelayanan fungsi
[ 172 ]
jaringan tingkat tinggi (arteri) dan puluh) unti bus, dan 120
(seratus enam puluh) unit mobil umum dengan luas 2.600 m².
[ 173 ]
Tabel 9
Kota Medan.
penelitian ini adalah supir tetap (66 %) senantiasa menetapkan regulasi yang
diikuti kemudian supir tembak (19%) ketat dalam menetapkan supir di dalam
pemilik (15%). Ini merupakan Kartu Pengenal Supir bagi setiap supir
[ 174 ]
yang mengemudi dan menyimpan data dasar supir di kantor.
Supir Sekaligus
Pemil ik
15%
Supir Tembak
19%
Supir Tetap
66%
yang biasanya relatif lebih taat lalu lintas. Supir tembak ini, selama
mereka tidak terlalu ditekan untuk kalangan supir dan mondor, memiliki
mereka juga menjaga mobilnya agar raun (memutar), supir kain lap atau
tidak cepat rusak kalau dikemudikan supir door-smeer, dan supir pocokan.
sembrono untuk menjaga daya tahan Supir raun adalah supir yang
suku cadang mobil yang harganya mengambil alih kemudi angkot begitu
[ 175 ]
Sedangkan supir kain lap lain, ketika dia menaikkan penumpang
relatif muda dan biasanya bekerja di Ginting) dan mengajak berduel dengan
tempat pencucian mobil (door-smeer) sang supir. Saling kejar dan saling
sebelumnya untuk mencuci dan melap potong sambil zig-zag dari lajur kiri-
mobil biasanya mereka ikut yang tiada henti terjadi mulai dari
supir kain lap yang masih muda dan memohon, agar sang supir jangan
mengurus SIM tembak inilah yang terlalu nekat, tapi sang supir tak peduli
Ini terbukti suatu ketika peneliti memang selalu cemburu kalau kita
perjalanan. Pria berusia 20 tahun yang bisa sesuka hatinya” ujar si supir
kata-kata kotor kepada supir angkot tatkala si supir ‘mengoceh’ lagi dengan
[ 176 ]
pengendara sepeda motor perempuan Pertama, pergantian supir dalam satu
motor. Supir yang lima tahun menjadi yang penting setoran disetor rutin
kenek (kondektur) Borneo ini saling setiap hari. Kedua, mental supir yang
dan Monginsidi, nyaris saja angkot ini menarik terkait perilaku ini. Ia
mengendarai sepeda motor tadi dari putaran ban angkot itu sendiri. Supir
belakang. Peneliti yang tadi hanya itulah yang memutar otak untuk
lambat dan hati-hati. Apalagi pemilik. Pada hal tertentu sang supir
itu ada anak perempuan yang masih pertama. Kenapa? Karena begitu si
supir ini menurut para direksi armada dan sarapannya oleh pemilik warung di
[ 177 ]
angkot belum dapat apa-apa. Karena setoran ‘belah jengkol’ (bagi dua
itu, si supir disebut sebagai toke secara merata antara pendapatan supir
rumah, dia lebih dulu memikirkan uang Begitu juga kalau mobil rusak,
yang akan dibawanya pulang, bukan supir kadang malah bertingkah. Ketika
setoran kepada pemilik. Ambil misal, angkot telah diperbaiki dan siap jalan,
sementara setoran 80 ribu. Kalau sehat, supir sakit. Direksi armada ini
gajinya belum cukup, setoran yang mengaku, memiliki mobil tiga tapi
dikurangi. Padahal kalau ada tidak pernah jalan semua karena ada
kerusakan sedikit pun tidak menjadi saja supir yang tidak masuk. “Kita
tanggungan supir. Beda dengan supir pecat supir yang tidak masuk, datang
dulu. Supir dulu lebih memikirkan lagi supir yang lebih buruk” tuturnya
sering memberi lebih dari setoran yang 4.2.4 Keberlakuan Surat Ijin
Tidak
6%
Berlaku
94%
[ 178 ]
Sebagian besar responden (94 SIM melalui calo (lihat Grafik di
memiliki Surat Ijin Mengemudi (SIM) dari calo ini pulalah yang kerap
yang masih berlaku, hanya sebagian dilakukan supir-supir muda atau supir
yang tidak berlaku ini biasanya adalah dalam mengemudikan angkutan umum,
jenis supir raun yang biasanya hanya baik dari segi usia dan persyratan
Cara lain
Calo 0%
19%
Resmi
81%
[ 179 ]
Selanjutnya, jika dilihat dari jenis (berlaku untuk mengemudikan mobil
SIM yang dimiliki supir, sebagian penumpang dan barang umum dengan
besar (44 %) adalah A Umum (berlaku jumlah berat yang diperbolehkan lebih
Tidak pernah
4%
Kadang-kadang
9% Sangat sering
34%
Sering
53%
juga tampak dari tindakan ngebut ngebut dan hanya sedikit sekali (4 %)
mereka begitu keluar dari stasiun. yang tidak pernah ngebut begitu keluar
sering ngebut. Hanya sebagian kecil (9 ngebut sudah menjadi perilaku setiap
[ 180 ]
supir angkot di kota Medan. Ketika bersinggungan ini terjadi karena semua
besar supir mengatakan bahwa mereka dari terminal yang sama. Misalnya,
sepanjang jalan trayek baik antar Karena nyatanya pada trayek tersebut,
maupun intra armada saling ‘tabrakan’ memang itu satu-satunya jalan. Jadi
mandi’, yakni trayek yang dibicarakan mungkin karena armada yang lain
dan diputuskan di luar prosedur, antara membuka trayek yang sudah dilalui
petugas Dishub Kota Medan dengan armada yang lain. Ini dimungkinkan
penyalur mobil. Trayek jenis ini yang ini adalah yang utama sehingga
membuat kelebihan armada di sebagian sudah dilalui armada yang lain. Ini
trayek ‘kamar mandi’ ini dibantah tersebut, tapi membuka trayek secara
informan yang lain. Tidak ada tabrakan bertahap dan membuka trayek yang
trayek, yang ada ada adalah trayek lebih menguntungkan dulu, yang
[ 181 ]
yang lain. Mitra dan Rahayu misalnya sama. Jalur Medan-Siantar misalnya,
memiliki 5 ijin trayek, tapi memulai bisa dilalui 5 merek seperti Intra,
trayek pertama dari trayek x menuju y, trayek Medan Kaban Jahe yang awal
sementara Nitra mulai trayek dari A titik berangkat dan tujuan akhirnya
membuka trayek baru lagi dari A seperti Sinabung Jaya, Borneo, Sutra,
tidak.
Tidak pernah
5% Sangat sering
Kadang-kadang 23%
15%
Sering
57%
penumpang juga diakui sebagian besar sangat sering ngebut dan 57 % sering
[ 182 ]
ngebut. Hanya sebagian (15 %) yang keluarga memiliki sepeda motor. Satu
baik dari kalangan supir maupun Angkutan Jalan Bab X Bagian Kesatu
motor dengan kredit mudah dan bunga memenuhi persyaratan teknis dan
[ 183 ]
Faktor keempat, yakni dan terminal liar atau terminal
Sangat sering
Tidak pernah 5%
17%
Sering
31%
Kadang-kadang
47%
angkot juga terjadi ketika mereka dan hanya sebagian kecil (17%) yang
[ 184 ]
Grafik VII Perilaku Supir Terhadap Pesepeda
Sanga t
menguta ma kan
Tida k 2%
menguta ma ka n
s a ma s eka l i Menguta ma ka n
28% 10%
Kura ng
menguta ma ka n
60%
dalam pasal 131 ayat 2, berhak mencerminkan bahwa badan jalan pada
[ 185 ]
kaki. Ini tampak dari trotoar yang malah dilalui pengendara sepeda
Sangat sering
2%
Sering
Tidak pernah 15%
31%
Kadang-kadang
52%
kendaraan di depan dari jalur kiri, yang ditegaskan dalam UU Nomor 22 Tahun
untuk kondisi tertentu, memang hanya jalan pasal 109, pengemudi Kendaraan
kadang-kadang menyalip dari jalur kiri lajur atau jalur jalan sebelah kanan dari
menyalip dari jalur kiri ini juga relatif mempunyai jarak pandang yang bebas,
tinggi. Dengan kata lain, perilaku dan tersedia ruang yang cukup.
[ 186 ]
pada ayat (1) dapat menggunakan lajur sebelah kanan, Pengemudi
Jalan sebelah kiri dengan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
Angkutan Jalan.
Sangat sering
4%
Sering
Tidak pernah 12%
36%
Kadang-kadang
48%
memberi lampu isyarat saat mau menyalip dari jalur kiri dan tanpa
[ 187 ]
lampu isyarat itu belum cukup. Kalau kemacetan lalu lintas justru disebabkan
bisa dan perlu, mobilnya diterbangkan parkir yang berlapis, pelajar yang
di depan untuk mencari penumpang. pedagang kagetan atau kaki lima, dan
Lebih jauh lagi, baik supir maupun meningkatnya jumlah mobil pribadi.
Supir dan direksi ini juga dilakukan melalui aplikasi SPSS R.15
Correlations
PS Pend Et LK Kes
PS Pearson Correlation 1 ,003 ,146* ,208** ,204**
Sig. (2-tailed) ,952 ,012 ,000 ,000
N 300 300 300 300 300
Pend Pearson Correlation ,003 1 ,272** -,023 ,046
Sig. (2-tailed) ,952 ,000 ,696 ,424
N 300 300 300 300 300
Et Pearson Correlation ,146* ,272** 1 ,115* ,233**
Sig. (2-tailed) ,012 ,000 ,047 ,000
N 300 300 300 300 300
LK Pearson Correlation ,208** -,023 ,115* 1 -,001
Sig. (2-tailed) ,000 ,696 ,047 ,989
N 300 300 300 300 300
Kes Pearson Correlation ,204** ,046 ,233** -,001 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,424 ,000 ,989
N 300 300 300 300 300
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
[ 188 ]
Hasil di atas menunjukkan Perilaku kurang tertib ini semakin
supir adalah 0,003. Ini memperlihatkan untuk tidak tertib agar mereka bisa
statistik korelasi, tidak ada hubungan korelasi sebesar 0,208 disertai dengan
antara pendidikan dengan perilaku simbol dua bintang (**) untuk asosiasi
supir dalam berlalulintas di jalan raya. antara variabel lama kerja dengan
seorang supir tidak memengaruhi tertib bahwa hubungan antara lama kerja
tampak dalam pola-pola perilaku betapa lama waktu yang sudah dijalani
[ 189 ]
koefisien tersebut, berarti semakin santun yang ditampilkannya pada saat
Di atas 20 tahun
15% Di bawah 5 tahun
23%
16 – 19 tahun
7%
11 – 15 tahun
20%
5 – 10 tahun
35%
Dilihat dari lama bekerja, kurang taat berlalu lintas. Kedua, masa
sebagian besar (35 %) bekerja antara 5- kerja antara 11-15 tahun dan di atas 20
tahun (20 %). Hanya 14 % yang pekerjaan supir sekarang ini bukan lagi
bekerja di atas 20 tahun. Lama bekerja profesi yang menjanjikan seperti supir-
ini merefleksikan beberapa asumsi. supir dulu. Dalam artian lain, profesi
Pertama, sebagian besar supir masih supir bisa saja ditinggalkan kalau ada
kerja berusia muda. Usia muda ini juga Ini dibuktikan saat wawancara
diperkirakan salah satu faktor yang di kalangan supir dan direksi armada.
[ 190 ]
sekarang ini tak lebih ibarat budak harus menjadi cincu (kernek), ngelap
karena harus bekerja dari pagi sampai ban mobil sampai mengkilap, bahkan
malam, tapi kadang tetap juga kurang kadang-kadang harus mencuci pakaian
setoran. Ini yang membuat supir supir. Ironisnya sekarang, profesi supir
penghasilan. Ini diperkuat lagi lewat pendapatan supir sekarang salah satu
bekerja sebagai supir di Jakarta dulu Medan (tanpa bisa menjelaskan ukuran
Mantan supir yang mengemudikan bus lebih lanjut). Kalau ijin diberikan, kan
Saudaranta pada 1973 di Jakarta ini uang masuk bagi Dishub dan setoran
dulu sangat menjanjikan dan masih unit dan setiap angkot harus setor
Hanya bekerja sehari bisa bulannya. Kami supir ini yang jadi
[ 191 ]
KESIMPULAN DAN SARAN dengan perilaku mengemudi, tapi lebih
dipahami bahwa perilaku seorang supir rumah. Tekanan memenuhi setoran ini
etnis yang dimilikinya, tetapi lebih struktural dalam trayek yang dilalui
diri dengan identitas etnis dan struktural itu adalah tumpang tindih
[ 192 ]
memberikan evaluasi tentang armada yang besar dan armada yang
beban pada satu trayek, tentu Faktor eksternal yang lain adalah
tarikan lalu lintas seluruh kota Medan hand phone (HP) yang membuat
dihasilkan lewat trayek kamar mandi karena cukup dengan mengirim kabar
terjadi karena perilaku pemburu rente lewat hand phone. Faktor kedua adalah
dan pengusaha (penyedia dan penyalur sepeda motor dengan kredit mudah dan
mobil dan direksi armada). Faktor bunga kredit yang rendah, mendorong
eksternal yang lebih kuat ini setiap keluarga memiliki sepeda motor.
2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan perkotaan tanpa sanksi yang tegas.
menurut direksi armada membuat mobil pribadi (plat hitam) dan terminal
kenaikan ongkos.
[ 193 ]
Tekanan eksternal yang demikian Kendati begitu, dalam beberapa
besar membuat sebagian besar supir hal, perilaku supir masih patut dipuji
Pelanggaran lain yang dilakukan ketika baru keluar dari stasiun, tidak
seperti pesepeda, dan tidak memasang terpuji dari para supir angkot di kota
tertentu memaksa supir ‘memutar’ otak angkot di Kota Medan. Sejauh ini,
seperti roda angkot yang berputar kriteria dan standarisasi supir termasuk
itu, jarang sekali angkot yang dikredit pemilik angkot. Manajemen armada
lunas di satu tangan pemilik karena sebagai penyedia jasa merek kadang
cenderung merugi terus. Sebuah mobil belum bisa menetapkan standar dan
angkot yang dikredit biasanya baru kriteria yang ketat karena tekanan
lunas bisa sampai 4 (empat) pemilik. pemilik angkot. Pemilik angkot, pada
[ 194 ]
tingkatan tertentu, masih lebih ‘damai’ di tempat merupakan
[ 195 ]
dengan memperhitungkan load sebaiknya dan harus dimasuki oleh
Undang ini dengan konsisten. 10. Pihak armada dan mandor kurang
[ 196 ]
cadang dan BBM) seharusnya Mobil Penumpang Umum (MPU):
Studi Kasus MPU Trayek 64, Tesis
diberikan oleh pemerintah.
Sekolah Pasca Sarjana USU Medan
12. ‘Monopoli’ penyediaan angkot
Siti Aminah, 2006, Transportasi
sebaiknya dihapuskan. Membuka Publik dan Aksesibilitas Masyarakat
Perkotaan, Jurusan Ilmu Politik FISIP,
kesempatan yang sama bagi semua
Universitas Airlangga, Surabaya
pemilik merek untuk menyediakan
Arikunto, Suharsimi , 1996, Prosedur
armada angkot kemungkinan akan
Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,
Rineka Cipta, Jakarta.
melahirkan beberapa pilihan dan
B.F., Skinner, 1932, Science and
harga yang bersaing. Human Behaviour McGraw Publicaion
Company, California, Amerika
13. Diperlukan penelitian yang
Borgotta F., Edgar, dan Marie L.
komprehensif, kebutuhan armada,
Borgotta, 1992, Encyclopedia of
dan kebutuhan operasional dari Sociology, McMillan Publishing
Company
seluruh trayek, agar dapat
Creswell, Jhon, 1989, Quantitative and
dilakukan penyempurnaan tentang
Qualitative Research, London, Sage
trayek lalu lintas angkutan umum Publication Ltd.
Glaser, Barney G and Anselm L
di kota Medan .
Strauss, 1967, The Discovery of
Grounded Theory: Stategies for
Qualitative Research, Chichago,
DAFTAR PUSTAKA
Aldine Publishing Company.
Aniek QS, 1999, Pengaruh Perilaku
Hadiz, Vedi R & Richard Robison,
Angkutan Umum Terhadap Kinerja
2004, Organizing Power in Indonesia:
Lalu-lintas, Bandung. The Politics of Oligarchy in an Age of
Markets London: Routledge Curzon.
Anonim, Surabaya Macet, Bagaimana
Solusinya?, Tempo Interaktif, 16 Lulie, Johannes, Jhon Tri Handoko,
2005, Perilaku Agresif Menyebabkan
Februari 2006.
Resiko Kecelakaan Saat Mengemudi,
Adrian, Thomas, 2008, Evaluasi JURNAL TEKNIK SIPIL ITB
Kinerja Angkutan Kota Medan, Jenis
[ 197 ]
(Website dikunjungi pada 20 Polhaupessy, Leonard F. 1999,
September 2012)
Perilaku Manusia, Rineka Cipta,
Macionis, 1987, Sociology Of Cities
Jakarta.
McGraw Publication, California,
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian
Amerika
Administrasi, Alfabeta, Bandung.
Nawawi, Hadari ,1990, Metode
Penelitin Sosial, Gajah Mada Press, Swarjono, Warpani, 1985, Rekayasa
Yogyakarta. Lalu Lintas, Bhatara Karya Aksara,
Jakarta.
Notoatmodjo, 2003, Pendidikan dan
Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta, _______________, 1990,
Jakarta. Merencanakan Sistem Pengangkutan,
Ofyar Z. Tamin, 1997, Perencanaan Penerbit ITB
dan Pemodelan Transportasi, ITB,
Triani, Novia, Hendro Prabowo, 2008
Bandung. “Perilaku Agresif Pengemudi
Angkutan Umum di Jalan Raya dengan
Ofyar Z. Tamin, 2007, Pemilihan
Kepadatan Lalu-lintas yang Tinggi”
Moda Angkutan Umum Penumpang dalam JURNAL PENELITIAN
FAKULTAS PSIKOLOGI
(AUP) Puslit Undip, Semarang
UNIVERSITAS GUNA DARMA,
Pelly, Usman, 1984, Urbanisasi dan 2008
Adaptasi Peranan Misi Budaya
Wirantono, Bastian, 1999, Hubungan
Minangkabau dan Mandailing, LP3ES, Panjang Antrian Kendaraan Terhadap
Berhentinya Angkutan Umum, Skripsi
Jakarta.
S1 Teknik Sipil Universitas Petra
Surabaya.
[ 198 ]