Kelompok 3
Nama kelompok:
Banjarmasin
BAB 1
Tujuan
Mempunyai tujuan yang jelas dalam meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan pada klien.
Sistematik
Menggunakan suatu pendekatan yang terorganisasi untuk mencapai suatu
tujuan.
Dinamik
Proses keperawatan ditunjukkan dalam mengatasi masalah-masalah
kesehatan klien yang dilaksanakan secara berkesinambungan.
Interaktif
Hubungan timbal balik antara perawat,klien,keluarga dan tenaga kesehatan
lainnya.
Fleksibel
a. Dapat diadopsi pada praktek keperawatan dalam situasi apapun.
b. Tahapannya bisa digunakan secara berurutan dan dengan persetujuan
kedua belah pihak.
Teorotis
Proses keperawatan selalu didasarkan pada suatu ilmu yang luas.
3. Faktor yang menghambat pengumpulan data
PERSIAPAN ALAT
1. Sarung tangan
Sarung tangan terutama berfungsi sebagai alat proteksi diri dari penularan
mikroorganisme.Beberapa pemeriksaan mungkin tidak menggunakan sarung
tangan
2. Stetoskop
Stetoskop digunakan untuk mendengar (auskultasi) suara dalam tubuh seperti
denyut jantung da bunyi paru dan mengukur tekanan darah.
3. Sfigmomanometer
Berguna untuk mengukur tekanan darah.
4. Senter kecil
Menerangi bagian-bagian yang kurang pencahayaan (lubang hidung dan telinga)
juga memeriksa refleks mata
5. Surat kabar ( atau tulisan huruf cetak dengan ukuran pada tulisan Koran )
Digunakan untuk memeriksa fungsi dari penglihatan
6. Snellen chart
Digunakan untuk memeriksa fungsi dari penglihatan
7. Buku ishihara
Digunakan untuk memeriksa apakah klien mengalami buta warna
8. Kartu gambar (u/ klien anak-anak)
Alat pemeriksa untuk klien anak-anak apabila klien belum dapat membaca
9. Lidi kapas/cotton bud
Digunakan untuk tes rangsang
10. Arloji berjarum detik
Digunakan untuk penghitungan waktu dan terutama untuk memeriksa fungsi
pendengaran
11. Garpu tala
Digunakan untuk memeriksa fungsi pendengaran
12. Spekulum telinga
Digunakan untuk menginspeksi lubang telinga
13. Spekulum hidung
Digunakan untuk menginspeksi lubang hidung
14. Tongue spatel
Digunakan terutama untuk menahan lidah agar bagian dalam mulut dapat
terlihat
15. 2 buah penggaris
Digunaka terutama untuk pengukuran vena jugularis
16. Pelumas
Digunakan sebagai pelicin untuk prosedur invasif seperti pemeriksaan rektal.
17. Beberapa macam zat aroma (minyak kayu putih, kulit jeruk, dl)
Digunakan untuk memeriksa fungsi penciuman
18. Beberapa macam bahan perasa(gula, garam, kopi, dll)
Digunakan untuk memeriksa fungsi pengecap pada lidah
19. Air minum
Untuk menetralisir rasa dari bahan perasa yang dikecap oleh lidah
20. Patela (Termasuk jarum)
Bagian hammer berfungsi untuk memeriksa refleks otot, bagian jarum berfungsi
untuk ter rangsang.
21. Meteran
Digunakan untuk pengukuran bagian-bagian tubuh
22. Termometer ( bila menggunakan raksa, tambahkan 3 botol berisi masing2
larutan klorin/savlon, larutan sabun dan air bersih)
Termometer digunakan untuk mengukur suhu. Termometer raksa masa tunggu
hasil lebih lama dari termometer digital, namun lebih akurat.Untuk termometer
raksa dilakukan pembersihan setelah dipakai dengan urutan larutan klorin, larutan
sabun dan terakhir air bersih.
23. Kapas/kasa
Digunakan untuk tes rangsang dan sebagai alat pembersih
24. Handuk kecil
Digunakan sebagai alat pembersih
25. Wadah spesimen
Digunakan untuk menampung spesimen apakah itu sputum/dahak, urine
maupun feces.
YANG PERLU DI PERHATIKAN PERSIAPAN FISIK PASIEN
TINGKAT KESADARAN
• Secara Kwantitas :
Komposmetis, Apatis, Somnolen, Delirium, Stupor, Supor-koma, Koma
Secara kwantitas Memakai nilai GCS ( Glasgow Coma Scale ) dinilai berdasarkan 3 respon
pasien :
Cara :
– Dekati pasien dan perhatikan respon membuka mata pasien dan beri stimula si
perintah dan nyeri pada pemeriksaan berikutnya :
1. membuka spontan
2. dengan perintah
3. dengan rangsangan nyeri
4. dengan nangsangan nyeri tidak membuka mata
Cara :
Tanyakan kepada pasien dengan pertanyaan mudah dan sederhana :
1. orientasi baik ( sesuai pertanyaan dan kalimat baik )
2. tidak sesuai dengan pertanyaan, struktur kalimat baik
3. struktur kalimat kacau
4. hanya bersuara
5. tidak bersuara
Perintahkan pasien untuk menggerakkan tangan dan beri stimulasi nyeri pada
pemeriksaan berikutnya :
1. dapat menggerakkan tangan sesuai perintah
2. Melokalisir dengan stimulasi
3. Menghindar/ menolak / meronta dengan stimulasi
4. Fleksi dengan stimulasi
5. Ekstensi dengan stimulasi
6. Tidak ada respon
VITAL SIGN
• Tekanan Darah
Dengan mengunakan spignomanometer
Korokrof 1 systolik
Korokrof 4 dyastolik
Normal 100-140/70-90 mmHg
• Nadi / HR
Dilakukan dengan meraba nadi : Radialis, brachialis, karotis, maleolus lateraris,
dorsalis pedis.
Hal yang diperhatikan : Frekwensi, kuat lemah, Irama.
Normal 60 – 100 X/mnt
• RR
– Dengan cara menghitung gerak napas selama 1 menit
– Hal yang perlu diperhatikan : Frekwensi, irama dan kedalaman.
– Normal 16 – 24 X/mnt
• SUHU
– Dengan menggunakan termometer
– Tempat pengukuran : axila, rectar, oral
– Normal 36,5 – 37,5 derajat C
Palpasi ,Dengan perabaan, menggunakan rasa propioseptif ujung jari dan tangan.
Perkusi, Adalah pemeriksaan dengan cara mengetuk permukaan badan dengan cara
perantara jari tangan, untuk mengetahui keadaan organ-organ didalam tubuh.
Dalam proses pemeriksaan kepala kita sebagai tenaga kesehatan perlu melakukan
beberapa tahap diantaranya, kita perlu mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam proses
pemeriksaan, melakukan pemeriksaan fisik pasien, memeriksa keadaan psikologis pasien,
memeriksa keadaan umu pasien, memeriksa vital sign pasien dan melihat dimana bagian-bagian
yang perlu diperiksa. Tujuannya untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, pada
saat proses pemeriksaan dilaksanakan dan hal ini sangat perlu diperhatikan oleh tenaga
kesehatan apabila ingin melakukan pemeriksaan pada kepala pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Moorhouse, dan Burley (1995) Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan: ECG, Jakarta.
http://www.psychologymania.com/
http://head-inspection.blogspot.com/
. http://www.yoursurgery.com/ProcedureDetails.cfm?BR=1&Proc=80