Anda di halaman 1dari 3

I.

Pengantar

Seperti tulang daun Nyiur, tunggal tidak berarti tetapi manunggal akan
kokoh tegap berdiri. Begitulah ikatan akan memperkuat sebuah ketunggalan.
Komunitas profesi adalah bentuk kemanunggalan itu. Komunitas dengan
nama Pegiat Arsitektur di Nusa Utara dibentuk dengan maksud untuk
mempertemukan insan-insan yang lahir dari disiplin ilmu arsitektur dengan
agenda yaitu duduk bersama membicarakan persoalan-persoalan aktual
mencakup UU Nomor 6 Tahun 2017, tentang Arsitek, dan perkembangan
arsitektur di Nusa Utara serta segala permasalahannya ketika bersinggungan
dengan perencanaan di ranah pembuat kebijakan dan implementasinya di
ranah praktisi.

II. Tema Lokakarya

Bedah UU Arsitek: Eksistensi Arsitek dan Biro Arsitek di Daerah Perbatasan

III. Latar Belakang

Seiring dengan derap pembangunan yang terjadi di pusat-pusat


pertumbuhan ekonomi, jasa konstruksi mengalami juga perkembangan yang
begitu drastis. Jasa konsultan termasuk bagian dalam jasa konstruksi juga turut
merasakan dampak dari perkembangan itu. Sayangnya dampak itu terlepas
dari sis-sisi negatif, hanya tumbuh sehat di kawasan yang dekat dengan
daerah yang pertumbuhan ekonominya berlangsung cepat dan dinamis.
Daerah-daerah ini sebagian besar terkonsentrasi di pulau Jawa.

Jasa konstruksi khususnya jasa konsultan yang ada di pusaran


pertumbuhan ekonomi yang cepat dan dinamis cenderung akan lebih aktif
dan konsisten dalam melahirkan produk-produk jasanya. Akibatnya eksistensi
dari jasa konsultan atau biro arsitek ini menjadi lebih diterima dan diapresiasi
oleh masyarakat luas dengan begitu positif. Bukti akan hal ini dapat diamati
pada beberapa kasus yang terjadi di masyarakat yang ada di kota-kota
besar(di pusaran pertumbuhan ekonomi yang cepat dan dinamis), khususnya
dari lapisan masyarakat menengah ke atas yang cenderung “mempercayai”
arsitek atau biro arsitek untuk merancang suatu bangunan meski hanya skala
hunian atau rumah tinggal. Kondisi ini berbanding terbalik dengan eksistensi
arsitek dan biro arsitek yang berkarya di luar pulau Jawa.

Bagaimana dengan perkembangan dunia konstruksi lebih khusus lagi


penyedia jasa konsultan yang ada di daerah-daerah di luar pulau Jawa?
Daerah hinterland? Daerah perbatasan?

Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, tak pelak lagi bahwa


eksistensi arsitek dan biro arsitek di luar pulau Jawa lebih khusus lagi di daerah
perbatasan cenderung kurang mendapat apresiasi dari masyarakat pada
umumnya. Selain karena pemahaman masyarakat yang belum begitu
mengenal dunia arsitektur, di lain pihak meskipun tidak terasa, hal ini
disebabkan juga oleh dampak pertumbuhan ekonomi yang tidak secepat dan
sedinamis seperti yang tengah terjadi di pulau Jawa. Akibatnya arsitek dan biro
arsitek menjadi tidak begitu aktif(bila tidak dikatakan lumpuh) dan menjadi
tidak konsisten dalam melahirkan produk jasanya.

Selain masalah eksistensi, aristek maupun biro arsitek secara langsung


turut bertanggung jawab terhadap penciptaan lingkungan binaan, dalam hal
ini adalah pembangunan fisik sebagai wujud implementasi dari perencanaan
kebijakan yang telah disetujui dan ditetapkan. Bentuk tanggung jawab arsitek
dan biro arsitek terhadap lingkungan binaan diantaranya adalah
perancangan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, melakukan
studi pendahuluan sebagai input untuk dijadikan kerangka acuan
kerja(KAK/TOR), pengkajian atau studi kelayakan untuk bangunan gedung dan
lingkungannya serta kawasan perkotaan, pemugaran dan pelestarian
bangunan gedung dan kawasan, dan lain sebagainya.

Semua masalah di atas, banyak sedikitnya sudah dirumuskan dalam UU


Nomor 6 Tahun 2017, tentang Arsitek. Oleh sebab itu dalam memahami butir
demi butir yang terkandung di dalam UU tersebut, perlu kiranya diadakan
suatu lokakarya yang bertujuan untuk menyingkapkan kepada sidang peserta
segala permasalahan yang ada dengan harapan bersama bahwa semua hal
ihwal beserta solusinya menjadi nyata dan terang bagi akal kita.

IV. Agenda Lokakarya

Lokakarya dipilih sebagai konsep diskusi disebabkan oleh latar belakang


peserta yang sama-sama berasal dari disiplin ilmu arsitektur, baik yang
berprofesi sebagai akademisi, praktisi dan birokrasi. Lokakarya sejatinya adalah
sebuah acara atau pertemuan yang dilakukan oleh para ahli di bidang
tertentu yang bertujuan untuk membahas suatu masalah yang terkait dengan
keahlian mereka, sekaligus untuk mencari solusi bagi permasalahan tersebut.

Adapun lokakarya terdiri dari tahapan agenda berikut ini:

1. Permufakatan dan penanda-tanganan Pakta Integritas


2. Pembahasan UU Arsitek dalam kaitan dengan masalah-masalah yang
sudah diuraikan pada bagian latar belakang.
3. Menyimpulkan hal-hal penting mencakup solusi, pandangan-
pandangan baru berupa terobosan-terobosan yang diharapkan ikut
mewarnai arah pembangunan(fisik) di daerah Nusa Utara serta
langkah-langkah selanjutnya yang perlu dilakukan oleh komunitas.
4. Penutup

Waktu Pelaksanaan Kegiatan: Pukul 14.00-16.00

Tempat Pelaksanaan Kegiatan: Dinas PERKIMTAN


PAKTA INTEGRITAS

Kami yang bertanda-tangan di bawah ini, menyatakan bahwa:

1. Menjunjung tinggi nilai Panca Sila dalam komunitas.


2. Menjadi anggota yang aktif dan peduli terhadap permasalahan
arsitektur dan tata ruang di daerah Nusa Utara.
3. Menjunjung tinggi nilai-nilai kebudayaan di Nusa Utara.
4. Tidak akan membedakan ras, agama dan golongan dalam
menjalankan praktek arsitektur.
5. Tidak akan melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme dalam
menjalankan praktek arsitektur.
6. Tidak menyebarkan isu SARA dalam bersosialisasi dan menjalankan
praktek arsitektur.

Apabila dikemudian hari kami melanggar Pakta Integritas ini, maka kami
siap menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku di Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai